• agglomerate, aliran bersifat andesitik dan
intrusi-intrusi kecil. Umur relatif dari unit-untit litologi tersebut
diinterpretasikan Tersier Tengah untuk rangkaian batuan gunungapi intermediate basal,
Tersier Atas sampai Kuarter Tengah untuk batuan gunungapi asam dan Tersier Atas untuk
agglomerat. Waktu dan pengikisan ketidak selarasan diinterpretasi terjadi diantara batuan
gunugapi basal, rangkaian batuan gunungapi asam dan agglomerat muda.
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA. 2005
14 - 5
Gambar 2. Geologi daerah Kinandam
7.3.3 Geologi daerah Balimbing
Morfologi daerah Balimbing termasuk satuan morfologi perbukitan terjal, yang
merupakan morfologi umum pada daerah pertambangan di daerah Kabupaten Pasaman.
Batuan yang terdapat di daerah ini adalah rangkaian batuan gunungapi asam terdiri dari
riolit – riodasit, tufa welded tuff fragment terdiri dari kuarsa – biotit feldspar, breksi
piroklastik dan sejumlah kecil andesit porpiritik – andesit basaltik.Secara tidak selaras di atas
rangkaian batuan gunungapi ini pada kaki bukit diendapkan konglomerat polimiktik dan kerikil.
Diperkirakan ini merupakan hasil dari sedimentasi muda di dalam Graben Sumpur
yang diikuti oleh adanya patahan naik. Gambar 3. Geologi daerah Balimbing
7.3.4 Geologi daerah Pamicikan
Daerah ini diduduki oleh batuan gunungapi andesitik, batuan basaltik yang
ditutupi oleh tufa. Beberapa batuan hanyutan yang ditemukan adalah kalsedon dan breksi
dengan kandungan urat-urat kuarsa.
7.3.5 Geologi daerah Salibawan
Litologi yang dominant di daerah ini adalah metasedimen dari Formasi Kuantan terdiri dari
breksi gunungapi asam, piroklastik, genes granitik dan batuan gunungapi andesitik – basal
andesitik. 7.4
Mineralisasi Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera
Barat memiliki potensi bahan galian mineral logam seperti : emas, besi, timah hitam. Emas
umumnya ditemukan pada Group Woyla dan batuan gunungapi, kromit pada batuan
ultramafik terdiri dari Harzburgit, dunit, piroksenit, serpentinit, timah hitam pada batuan
gunungapi. Selain bahan galian logam di daerah ini juga dapat ditemukan batubara pada
Formasi Sihapas dengan ketebalan 1 – 3 m dan bahan galian industri serta bahan bangunan
yang umumnya telah diusahakan oleh penduduk setempat.
Bahan galian penting di daerah ini adalah emas dan perak yang telah di temukan sejak tahun
1907. Pada umumnya mineralisasi logam mulia tersebut berasosiasi dengan urat kuarsa vein
type epithermal dengan ketebalan yang sangat bervariasi.
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA. 2005
14 - 6
7.4.1 . Kinandam
Mineralisasi yang terbentuk berasosiasi setempat dengan batuan riolit. Zona
breksiasi dengan lebar 5 – 40 m terjadi sepanjang kontak batuan riolit dan rangkaian
batuan gunungapi asam. Zona ini mengandung stocwork, “hydraulic breccia” dan rekahan yang
diisi urat kuarsa mikrokristalin sampai kristalin kuarsa 5 – 80 dikenal sebagai Urat
Kinandam dan dikontrol oleh struktur berarah baratlaut-tenggara. Urat yang terdapat pada
batuan riolit, dikenal ada tiga urat utama, yaitu : urat Kring dengan arah 135°, urat Kasai dengan
arah 135° dan urat Tungang dengan arah 25°. Alterasi yang berkembang di daerah ini, adalah
: filik terdiri dari kumpulan kuarsa, lempung dan pirit dan silisifikasi kuarsa-pirit, ± kalsit.
Kedua alterasi ini menunjukan proses hidrotermal temperatur rendah.
Gambar 4. Peta zona mineralisasi daerah Kinandam
Hasil conto bor dengan kandungan emas tinggi di daerah Kinandam diperoleh dari
bor KND 003 pada kedalaman 67.5 m pada urat kuarsa ketebalan 1 m dengan kandungan emas
5.2 gt dan perak 2.0 gt dan kandungan logam dasar rendah 15 ppm Cu, 4 ppm Pb, 6 ppm Zn.
Tabel 1, 2 dan 3 menjelaskan ringkasan hasil bor KND 001, KND 002 dan KND 003.
7.4.2
Balimbing Mineralisasi terbentuk pada batuan andesit,
dasit dan riodasit. Hasil penyelidikan terdahulu di daerah ini dapat diindentifikasi terdapat 2 tipe
mineralisasi, yaitu : Urat kuarsa sulfida rendah : terdiri dari lapisan halus kalsedonik – kuarsa
mikrokristalin, “cockade” dan tekstur breksi.
Interval Ketebalan
Tabel 1. Hasils analisis bor KND 001
Gambar 5. Penampang bor KND 001 Tabel 2. Hasils analisis bor KND 002
Interval m
Ketebalan m
Rata-rata ppm Au Ag Cu Pb Zn
Litologi 49.50–67.00
91–105.00 17.50
14.00 1.70 3.53 14 7 29
1.23 1.30 18 17 26 Stockworked
tuff lapili Stockworked
tuff lapili
Tabel 3. Hasils analisis bor KND 003
Interval m
Ketebalan m
Rata-rata ppm Au Ag Cu Pb Zn
Litologi 44.85-46.85
65.50-70.50 2.00
5.00 0.97 4.00 20 13 73
2.16 0.76 16 4 8 Breksi – urat
kuarsa Urat kuarsa
Urat kuarsa “stockwork” terjadi pada zona rekahan. Kandungan pirit 5, kandungan
emas 30 ppm dan perak 875 ppm ditemukan pada suatu conto urat.
Mineralisasi sulfida tinggi, dicirikan dengan kandungan pirit dan sulfida 5 dengan
kandungan emas mencapai 0.8 ppm dan perak 15 ppm.
Pemerconto yang dilakukan oleh PT Mangani Mineral pada lobang tambang menunjukan 10
conto mempunyai kandungan Au 3 ppm dan Ag 108 ppm. Diperkirakan mineralisasi
yang ekonomis terdapat setempat-setempat, conto yang diperoleh dari Lobang Gunjo
pada lokasi 120 cm memberikan nilai Au 45 ppm dan Ag 487 ppm dan 8 meter dari titik
m m
Rata-rata ppm Au Ag Cu Pb Zn
Litologi 31.85–50.50
40.8 –50.50 60.00–66.45
66.45–127.45 76.45–82.45
18.65 9.65
6.45 61.00
6.00 0.75 4.05 5.30 6.40 8.00
1.27 5.91 7550 21.50 35720 0.51 2.70 4.40 10.00 16.40
0.15 0.09 13.47 13.47 78.22 1.20 0.53 15.00 47.00 79.00
Urt kuarsa Urt kuarsa
Urt kuarsa Stockworked
Btn gng.api
tersebut pada urat yang sama nilai Au menurun menjadi 1.9 ppm untuk Au dan 24 ppm untuk
Ag, hal ini juga terjadi pada Lobang Sempit. Daerah yang dianggap menarik di
daerah Balimbing mencakup luas ± 4 km² dan di daerah ini kegiatan penambangan oleh PETI
masih berlangsung sampai saat ini gambar 6.
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA. 2005
14 - 7
Gambar 6. Daerah yang dianggap prospek pada daerah Tambang Balimbing
Di daerah ini juga ditemukan endapan kaolin berupa endapan kaolin residual
dperkirakan hasil dari alterasi dari batuan granit dimana mineral potas alumunium silika dan
feldspar diubah menjadi kaolin. 7.4.3
Pamicikan
Urat kuarsa terbesar yang ditemukan mempunyai lebar 1 meter terdiri dari beberapa
urat kuarsa dengan kandungan oksida mangan 40. Arah utama urat 320° - 300° dengan
kemiringan 35° - 70°. Alterasi yang berkembang adalah serisit. Beberapa conto
batuan hanyutan berupa urat kuarsa pada penyelidikan terdahulu mempunyai kandungan
emas 34.5 ppm, urat kuarsa mangan-besian dengan lebar 1 m dari lobang “adit”
mempunyai kandungan 13.1 ppm Au dan 30 ppm Ag serta semua conto batuan gunungapi
mengandung emas 5 ppm. 7.4.4
Salibawan
Mineralisasi ditemukan pada breksi gunungapi dengan urat-urat tipis kuarsa dan
pirit tersebar dan urat-urat kuarsa pada batuan metasedimen. Alterasi yang berkembang adalah
silisikasi pada batuan breksi gunungapi. 7.5
Hasil analisis Analisis dilakukan terhadap 19 conto :
a Analisis mineral butir : 1 conto berasal dari
S. Muara Tambangan menunjukan tidak ditemukan butiran emas, kromoto magnetit
? 47.60, oksida besi 22.52 , amfibol 7.03, kuarsa 5.38, kromit, epidot,
garnet, biotit, kalkopirit, siderit dan rutil trace.
b Analisis kimia :
• Tabel 4 menjelaskan hasil analisis batuan :
Tabel 4
Kode Conto Sb
ppm Mo
ppm As
ppm Hg
ppm Au
ppm BJR01 2
4 2,5
3,02 0,8
BJR07 10 5
2,5 1062
4,22 KNDR09 12,5 4 15 546 7,36
KNDR13 2 2 2,5
466 0.01
KNDR12 15 2 10 2,66
110 KDOR14 20 4 10
3,07 37
MTF17 12,5 2 30 1,14
0,64 SBLR20 12,5 3 7,5
0,93 74,8
SRNR23 8 4 25 4,84
3,66
Kandungan Cu 6 – 130 ppm , Pb 23 -95 ppm dan Zn 7 – 84 ppm.
• Tailing dilakukan untuk mengetahui
kandungan Hg dan emas, tabel 5 menjelaskan hasil analisis :
Tabel 5
Kode conto
As ppm
Hg ppm
Au ppm
BJTL04 5 1356
11,9 BJTL03 30
666 3,78
KNDTL11 10 489
10,6 KDOTL15 5
594 8,76
SBLTL22 35 550
18,12 SRNTL25 15
372 2,19
• Hasil analisis sedimen sungai aktif tabel 6 :
Tabel 6
Kode Conto Sb
ppm Mo
ppm As
ppm Hg
ppm Au
ppm BJD02 9
3 10
12,72 1,9
BJD06 10 5
20 552
3,39
• Lempung dengan kandungan unsur :
SiO2 78.21, Al2O3 13.79, Fe2O3 0.94, CaO 0, MgO 0.20, Na2O
0.25, K2O 3,48 dan H2O 0.29.
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA. 2005
14 - 8
7.6 Penambanga