10
Direktorat Perbenihan Hortikultura
Pedoman Teknis Kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura Tahun 2017
Sewa 522141, danatau akun belanja lainnya yang diperlukan. Komponen perbanyakan benih bawang merah dapat berupa
pengadaan benih yang digunakan untuk perbanyakanproduksi benih, pengadaan saprodi, sewa lahan dan upah pengolahan lahan.
054 MonitoringEvaluasi dan Pelaporan, dilakukan dengan akun Belanja Bahan 521211, danatau Belanja Barang Untuk Persediaan
Barang Konsumsi 521811, danatau Belanja Perjalanan Biasa 524111, danatau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 524113,
danatau akun belanja lainnya yang diperlukan. Monev dilakukan melalui monitoring evaluasi langsung ke lapangan dan penyusunan
laporan. Laporan hasil monitoring evaluasi dikirimkan kepada Direktur Perbenihan Hortikultura secara berkala. Laporan dikirimkan
melalui e-mail : benihhortipertanian.go.id
B. PELAKSANAAN DI
KABUPATEN 1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan di 14 Kabupaten dengan penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten.
2. Output, Sub Output, Komponen
c. Output : 024 Produksi Benih Bawang Merah
d. Komponen : 051 Koordinasi Ketersediaan Bawang Merah 052 Perbanyakan Benih
054 Monitoring Evaluasi dan Pelaporan
3. Pelaksana Kelompok Sasaran
Pelaksana kegiatan adalah Dinas Pertanian Kabupaten dengan Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah produsenpenangkar benih.
4. Pembiayaan
Pembiayaan bersumber dari anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura dan dialokasikan pada Satker Dinas Pertanian Kabupaten melalui dana
Tugas Pembantuan TP TA. 2017.
11
Direktorat Perbenihan Hortikultura
Pedoman Teknis Kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura Tahun 2017
5. Metode
- Metode dilaksanakan melalui bimbingan atau pembinaan, koordinasi serta pengadaan benih sumber benih yang digunakan untuk
perbanyakanproduksi benih. - Perbanyakan benih bawang merah dilakukan oleh penangkar benih
setempat yang kompenten dengan kesepakatan secara tertulis dengan Dinas Pertanian Kabupaten format kesepakatan terlampir serta
memenuhi target output yang telah ditetapkan.
- Benih yang diproduksi dijual dengan harga maksimal Rp.25.000,-. Apabila karena suatu hal tidak bisa menjual dengan harga tersebut
maka harus dibuat analisa usaha tani produksi benih bawang merah yang ditandatangani oleh kepala dinas Kabupaten dan dikirimkan ke
Direktur Jenderal Hortikultura.
- Pengadaan benih sumber harus dari varietas unggul yang telah dilepasdidaftar oleh Menteri Pertanian. Benih tersebut diutamakan
berasal dari produsenpenangkar daerah setempat. - Perbanyakanproduksi benih dapat dilakukan melalui perbanyakan
biasa maupun pemurnian varietas sesuai dengan aturan yang berlaku. - Benih sumber yang digunakan untuk perbanyakanproduksi benih
dapat berupa umbi, biji atau umbi mini. - Kegiatan produksi benih bawang merah harus melibatkan
berkoordinasi dengan dinas pertanian Propinsi bidang hortikultura, BBH, BPSBTPH dan BPTPH, BPTP serta instansi terkait lainnya.
- Untuk menjamin ketersediaan benih secara berkesinambungan maka produksi benih bawang merah dapat dilakuan 3 sd 5 kali dalam tahun
yang sama. - Pemasaran benih hasil produksi tersebut dapat dikerjasamakan
dengan perusahaan swasta maupun BUMN. - Dalam proses pengadaan benih sumber yang digunakan untuk
perbanyakanproduksi benih mengacu pada Perpres no. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya dan surat dari LKPP kepada Direktur
Jenderal Hortikultura nomor 11301D.1.1112016, yang antara lain memuat:
12
Direktorat Perbenihan Hortikultura
Pedoman Teknis Kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura Tahun 2017
a. Spesifikasi teknis pengadaan benih bawang merah perlu memuat kerjasama antara penyedia dengan penangkar untuk menjamin
bahwa benih yang dihasilkan penangkar akan dibeli oleh penyedia. b. Jangka waktu pelelangan dapat dilaksanakan sebelum masa tanam
benih bawang merah untuk menjamin ketersediaan benih bawang merah.
c. Syarat-syarat Umum Kontrak SSUK sebaiknya memuat kriteriakondisi pengiriman benih bawang merah. Kriteriakondisi
pengiriman dimaksud per termin untuk menyesuaikan kebutuhan benih bawang merah di setiap kawasan sentra agar tidak terjadi
penumpukan stok benih bawang merah.
d. Sesuai pasal 26 ayat 2 Perpres No.54 Tahun 2010 maka pengadaan benih bawang merah untuk kegiatan kawasan pun
dapat dilaksanakan melalui SWAKELOLA baik tipe II dengan balai benih sebagai instansi pemerintah lain maupun III dengan
penangkar benih bawang merah sebagai kelompok masyarakat pelaksana swakelola.
Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut: 051 Koordinasi Ketersediaan Benih Bawang merah, dilakukan melalui
pertemuan dengan melibatkan instansi terkait termasuk produsenpenangkar benih bawang merah. Dalam
pelaksanaannya didukung dengan pembiayaan yang dituangkan dalam akun Belanja Bahan 521211, danatau Belanja Barang
Untuk Persediaan Barang Konsumsi 521811,danatau akun Belanja Perjalanan Paket Meeting Dalam Kota 524114, danatau
Belanja Perjalanan Paket Meeting Luar Kota 524119, danatau akun belanja lainnya yang diperlukan.
052 Perbanyakan Benih dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam pelaksanaannya didukung dengan pembiayaan
yang dituangkan ke dalam akun Belanja Bahan 521211 danatau Belanja Honor Output Kegiatan 521213 danatau akun Belanja
Sewa 522141, danatau akun belanja lainnya yang diperlukan. Komponen perbanyakan benih bawang merah dapat berupa
13
Direktorat Perbenihan Hortikultura
Pedoman Teknis Kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura Tahun 2017
pengadaan benih sumber, pengadaan saprodi, sewa lahan dan upah pengolahan lahan.
054 MonitoringEvaluasi dan Pelaporan, dilakukan dengan akun Belanja Bahan 521211, danatau Belanja Barang Untuk
Persediaan Barang Konsumsi 521811,danatau Belanja Perjalanan Biasa 524111, danatau Belanja Perjalanan Dinas
Dalam Kota 524113, danatau akun belanja lainnya yang diperlukan. Monev dilakukan melalui monitoring evaluasi langsung
ke lapangan dan penyusunan laporan. Laporan hasil monitoring evaluasi dikirimkan kepada Direktur Perbenihan Hortikultura
secara berkala. Laporan dikirimkan melalui e-mail : benihhortipertanian.go.id
14
Direktorat Perbenihan Hortikultura
Pedoman Teknis Kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura Tahun 2017
BAB III
INDIKATOR KINERJA
A. MASUKANINPUT