Tahun 2010 Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5157;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 9.
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyeleng- garaan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi; 11.
Peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 2013 jo. Peraturan Menteri Agama Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung; 12.
Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2015 tentang Statuta Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung;
13. Keputusan Menteri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat pada Perguruan Tinggi Keagamaan;
14. Keputusan Menteri Agama Nomor B. II331063612015 tanggal 6
Juli 2015 tentang Pengangkatan Rektor; 15.
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 4834 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengabdian Kepada Masyarakat Di
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam; 16.
Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Nomor B-176Un.05II.2Kp.07.6062016 tentang Revisi
Rencana Strategis UIN SGD Bandung Tahun 2015-2019 17.
Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Nomor 117 Tahun 2015 tentang Panduan Pelaksanaan
Kegiatan Akademik; 18.
Surat Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung Nomor Un.05II.2KP.0761522015
tentang Pengangkatan Ketua Lembaga dan Kepala Pusat di LP2M.
19. Surat Keputusan Rektor Nomor 003Un.05?V.2Kp.02.3012017
tentang Pedoman Pengabdian kepada Masyarakat.
K. Ketentuan KKN Sisdamas
1. Pengertian KKN Sisdamas KKN Berbasis Pemberdayaan
Masyarakat
KKN Sisdamas adalah kegiatan pembelajaran yang memadu- kan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di suatu daerah
tertentu yang dilakukan oleh mahasiswa untuk turut melakukan pemberdayaan masyarakat dengan prinsip pembangunan parti-
sipatif, demokratis dan berkelanjutan berlandaskan nilai-nilai luhur kemanusiaan.
2. Sekilas tentang KKN Sisdamas
KKN Sisdamas merupakan kegiatan akademik dengan basis pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dengan
supervisi dosen pembimbing lapangan. Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan
masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mengembangkan masyarakat dari keadaan kurang atau tidak
berdaya menjadi punya daya dengan tujuan agar masyarakat tersebut mencapaimemperoleh kehidupan yang lebih baik.
Dalam program pemberdayaan ini, individu, kelompok maupun komunitas berusaha mengkontrol kehidupan mereka
sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Gagasan ini bermakna bahwa
pemberdayaan sebagai upaya mendorong masyarakat menentukan sendiri apa yang harus dilakukan dalam kaitannya dengan upaya
mengatasi masalah yang sedang dihadapi sehingga masyarakat mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh di dalam menentukan
hari depannya.
Pemberdayaan masyarakat merupakan tujuan akhir dari dharma pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, KKN
mahasiswa dengan basis pemberdayaan masyarakat sisdamas merupakan upaya untuk melatih para mahasiswa bersama
masyarakat menyusun agenda perubahan yang disusun dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan
mahasiswa sebagai fasilitator pemberdayaan dan dosen selaku pembimbing lapangan.
Perlu diakui, capaian hasil pemberdayaan dalam kegiatan KKN bisa jadi menjawab kebutuhan masyarakat tentang problema
kehidupan sosial, ekonomi, agama, pendidikan, teknologi dan sebagainya, baik terbentuk suatu program jangka pendek, seperti
kegiatan pemanfaatan ilmu pengetahuan yang dimiliki mahasiswa KKN maupun program jangka menengah dan panjang yang hasilnya
baru bisa dinikmati setelah mahasiswa pulang dari lokasi KKN. Walupun demikian, KKN sisdamas ini mendorong mahasiswa
merancang suatu rencana aksi pemberdayaan di mana masyarakat bukan sebagai objek tetapi subjek dari pemberdayaan itu sendiri.
Keberhasilan program kegiatan diukur dari sejauh mana mahasiswa mempunyai pemahaman permasalahan yang ada dalam masyarakat,
mencari alternatif solusinya, melakukan sosialisasi, komunikasi, dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk merealisasikan solusi yang
dipilihnya.
Sebagai fasilitator, mahasiswa peserta KKN akan membangun kesadaran kritis masyarakat. Ini menjadi penting, karena selama ini
seringkali dalam berbagai program, masyarakat ditempatkan sebagai ’objek’ pembangunan dan masyarakat acapkali tidak diajak
untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa me- ngetahui serta menyadari masalah yang sebenarnya karena masalah
dirumuskan oleh ’Orang Luar’. Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah masyarakat hanya sekedar melaksanakan
kehendak ’Orang Luar’ atau karena tergiur dengan ’iming-iming’ bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar-benar
menyadari bahwa kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah mereka.
Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide pember- dayaan memiliki dua kecenderungan, antara lain : pertama, kecen-
derungan primer, yaitu kecenderungan proses yang memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan
power kepada masyarakat atau individu menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya membangun asset
material guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi; dan kedua, kecenderungan sekunder, yaitu
kecenderungan yang menekankan pada proses memberikan stimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog. Dua kecenderungan tersebut
memberikan pada titik ekstrem seolah berseberangan, namun seringkali untuk mewujudkan kecenderungan primer harus melalui
kecenderungan sekunder terlebih dahulu.
Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu ; pertama, menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang enabling. Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap
masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika
demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat empowering. Dalam rangka ini diperlukan langkah-
langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan
menyangkut penyediaan berbagai masukan input, serta pem- bukaan akses ke dalam berbagai peluang opportunities yang akan
membuat masyarakat menjadi berdaya. Pemberdayaan bukan hanya
meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti
kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula
pembaharuan institusi-institusi sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di
dalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri
dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat
erat kaitannya
dengan pemantapan,
pembudayaan, pengamalan demokrasi.
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi
bertambah lemah,
oleh karena
kekurangberdayaan dalam
menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam
konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan
mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan
yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi
makin tergantung pada berbagai program pemberian charity. Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan
atas usaha sendiri yang hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak lain.
Dengan demikian tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk
memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.
Guna mewujudkan keberhasilan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan KKN ini, diperlukan berbagai langkah atau metode
pemberdayaan. Siklus pemberdayaan masyarakat merupakan tahapan yang penting dilalui oleh mahasiswa dan dosen pembimbing
lapangan DPL, yaitu: 1.
Transect penelusuran wilayah atau observasi partisipatif. 2.
Soswal RW Sosialisasi Awal Rembug Warga 3.
Refso Refleksi Sosial 4.
Pesos Pemetaan Sosial 5.
Orgamas Pengorganisasian Masyarakat 6.
Cantif Perencanaan Partisipatif 7.
Sipro Sinergi Program 8.
Pepro Pelaksanaan Program 9.
Monev Monitoring Evaluasi
Penjelasan lebih rinci mengenai tahapan KKN Sisdamas ini dapat
diliihat pada Bab III panduan ini. 3.
Status dan Beban SKS
a. Status
KKN merupakan bagian dari kegiatan akademik, yang wajib diikuti oleh mahasiswa program Strata Satu S1 Semester VII
yang telah memenuhi syarat.
b. Beban Kredit
Beban kredit KKN Sisdamas adalah 2 SKS Satuan Kredit Semester sesuai dengan kurikulum yang wajib ditempuh
mahasiswa angkatan bersangkutan. Penghitungan 2 SKS dalam matakuliah KKN setara dengan 5440
menit atau 91 jam dibagi 30 hari = 3 jam sehari minimal selama di lokasi KKN.
4. Tujuan dan Manfaat