- 26 -
4. Perencanaan Penghematan Energi
Dalam melakukan perencanaan usaha penghematan energi dapat dilakukan dengan beberapa tahapan
kegiatan sebagai berikut: 1.
Review Penggunaan Energi 2. Audit Energi
3. Pemilihan Prioritas dan Rencana Aksi Alur diagram tahapan perencanaan penghematan
energi:
4.1. Review Penggunaan Energi Energy Review
Review penggunaan energi biasanya merupakan bagian awal dari pelaksanaan Audit Energi.
Tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui status penggunaan energi dan memahami pola
konsumsi energi yang terjadi di hotel Anda, sehingga dapat membantu Tim Manajemen
Energi dalam menyusun program penghematan energi setiap tahunnya atau pada kurun waktu
yang ditentukan.
Laporan review penggunaan energi dapat
Review penggunaan energi idealnya dilakukan
dan disusun oleh Tim Manajemen Energi sendiri,
dengan tingkat kedetailan analisa disesuaikan dengan
kebutuhan dan ketersediaan sumber daya dan data.
- 27 -
dilakukan setiap tahun sekali di awal tahun untuk mengetahui status pengunaan energinya, misalnya dengan menetapkan
benchmarking Intensitas Konsumsi Energi IKE.
Berbagai informasi berikut dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan
review penggunaan energi: 1. Menghitung total penggunaan atau konsumsi energi bulanan dalam
setahun. Biasanya suatu hotel menggunakan jenis-jenis sumber energi berupa listrik, gas, dan BBM diesel. Untuk mengetahui luktuasi
konsumsi energi bulanan dapat dilihat dengan membandingkan dengan data minimal 2 - 3 tahun berturut turut.
2. Mengetahui luktuasi konsumsi energi harian, mingguan dan bulanan untuk mengetahui waktu-waktu beban puncak
peakload dan waktu beban dasar penggunaan energi
baseload. Analisa ini diperlukan untuk mengetahui beban puncak yang biasanya terjadi pada waktu
tingkat okupansi tertinggi, dan beban dasar yang akan terjadi pada saat okupansi terendah, atau juga dimungkinkan adanya faktor lainnya
yang mempengaruhi luktuasi penggunaan energi seperti faktor suhu udara luar yang dipengaruhi oleh musim.
Pemahaman terhadap kondisi beban dasar dan beban puncak dapat membantu memberikan acuan dalam mengoperasikan peralatan
utama mengikuti luktuasi okupansi atau faktor pendorong lainnya yang berpengaruh sikniikan. Namun prosesnya perlu menggunakan
data yang akurat dan
historical, terkadang eksperimental. 3. Melakukan pemetaan konsumsi energi untuk mengetahui proporsi
penggunaan energi di masing-masing fasilitas atau peralatan pengguna energi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengguna
energi terbesar di suatu hotel. Peralatan-peralatan pengguna energi terbesar misalnya kumulatif hingga 80 dari total konsumsi energi
biasa disebut dengan
Signiicant Energy Uses SEUs. Analisa ini dapat digunakan untuk memprioritaskan program penghematan energi.
Di hotel biasanya peralatan pengguna energi terbesar adalah untuk fungsi pendinginan ruangan, atau untuk fungsi penyediaan air hangat.
4. Mengidentiikasi faktor pendorong utama drivers dari penggunaan
energi di hotel dan menghitung besaran sikniikansi. Analisa ini merupakan opsi analisa lanjutan jika tim energi Anda tertarik untuk
- 28 -
mengetahui faktor-faktor utama pendorong penggunaan energi, sehingga dapat menentukan
Energy Performance Indikators EnPIs khusus bagi setiap SEUs.
Pada prakteknya beberapa hotel menemukan bahwa faktor pendorong berupa suhu udara luar ruangan lebih mempengaruhi konsumsi
penggunaan energi mereka dibandingkan dengan jumlah tamu atau tingkat okupansi, dan sebaliknya. Analisa ini dapat dilakukan secara
manual menggunakan penghitungan program
Ms. Excel analisa regresi maupun dengan program khusus analisa penggunaan energi
seperti program RETScreen Plus
4
. 5. Menghitung Intensitas Konsumsi Energi IKE dari hotel. IKE
merupakan indek yang dapat menjadi indikator status penggunaan energi suatu bangunan hotel. IKE ini dihitung dalam unit kWhm2 per
tahun. Formula penghitungan IKE sebagai berikut:
IKE= Konsumsi energi dalam satuan konversi kWh merupakan total
penggunaan seluruh energi dalam satu tahun berupa penggunaan listrik, gas, minyak diesel, dll. Cara penghitungan konversi gas
dan minyak diesel ke kWh terdapat dalam lampiran buku ini. Luas bangunan yang terkondisikan merupakan luasan area yang
mendapatkan fasilitas pendinginan ruangan termasuk kamar, koridor, lobby, restoran, dapur, dll.
Hitungan IKE yang didapatkan kemudian dapat dibandingkan dengan benchmark standar yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kementerian
ESDM atau GBCI- green building council Indonesia, untuk mengetahui
apakah penggunaan dan kinerja energi hotel Anda lebih eisien atau lebih boros dibandingkan dengan
benchmark tersebut. 6. Menetapkan acuan-dasar atau
baseline dari penggunaan energi selama setahun yang akan digunakan sebagai pembanding dalam
pelaksanaan penghematan energi yang akan dilakukan. Baseline
penggunaan energi biasanya menggunakan data tahun sebelumnya sebelum implementasi penghematan energi dilakukan.
konsumsi energi kWh dalam 1 tahun luas bangunan yang terkondisikan m2
4 RETScreen Plus merupakan program manajemen energi berbasis windows yang dapat mem bantu melakukan pengawasan, veriikasi, analisa dan pelaporan projek eisiensi energi di
berbagai sektor, termasuk di sektor bangunan.
- 29 -
TIPS: Data apa saja yang perlu dikumpulkan dalam proses
Review Penggunaan Energi?
Empat jenis data dasar perlu dikumpulkan oleh tim energi hotel untuk dapat mengetahui penggunaan dan kinerja energinya, yaitu data
konsumsi energi, data biaya energi, data karakteristik hotel, dan data peralatan dengan konsumsi energi tinggi.
Data Konsumsi Energi
Data Biaya Energi
Data biaya energi perlu dicatat mengikuti detail jenis energi dan unit yang digunakan dalam pencatatan. Misalnya, setiap jenis energi dicatat
pemakaiannya setiap bulan, maka pengeluaran tiap bulan untuk jenis energi tertentu dicatat mengikuti format yang ada.
Dengan pencatatan ini, Anda dapat melihat proil beban energi hotel Anda, serta dapat menentukan prioritas penghematan yang akan dilaksanakan.
Upayakan untuk mencatat konsumsi energi dari semua jenis energi yang digunakan, misalnya listrik, LPG, Diesel, dan sebagainya. Untuk listrik dari
PLN, detail pencatatan dengan membagi Waktu Beban Puncak WBP dan Luar Waktu Beban Puncak LWBP dapat memberikan gambaran
penggunaan energi yang lebih baik. Selain itu, pencatatan konsumsi listrik dapat dilakukan melalui cross-check data yang ditunjukkan pada panel
peralatan listrik di hotel Anda dengan data tagihan listrik dari PLN, guna konsistensi data energi dan biaya yang dikeluarkan.
Lebih lanjut, pencatatan konsumsi energi untuk tiap ruangan di hotel Anda akan memberikan informasi dasar yang lebih akurat sebagai pertimbangan
penyusunan program penghematan energi bertahap. Jika perlu memperbandingkan konsumsi antara jenis energi yang satu
dengan yang lain, sedapat mungkin menyamakan satuan masing-masing, misalnya ke dalam kWh kilo Watt hour. Lihat halaman unit dan konversi
untuk detail faktor konversinya.
- 30 -
Data Karakteristik Hotel
Untuk analisa lebih detail mengenai pola penggunaan energi di hotel Anda, pencatatan mengenai karakteristik hotel tidak hanya terbatas pada data
luas bangunan hotel yang dikondisikan dengan pendingin udara-AC untuk menghitung IKE, tetapi juga dapat dilengkapi dengan data-data lainnya
seperti suhu udara luar, tingkat okupansi kamar dan ruang pertemuan, coverage harian atau bulanan, dan sebagainya.
Data-data tersebut dapat berkembang berdasarkan hasil analisa faktor apa yang mempengaruhi penggunaan energi di hotel Anda secara signiikan
lihat 4 dalam review energi.
Data Peralatan dengan Konsumsi Energi Tinggi
Salah satu kunci utama keberhasilan program penghematan energi adalah mentargetkan penurunan konsumsi energi untuk setiap peralatan yang
mengkonsumsi energi tinggi secara tepat. Untuk itu, pencatatan daya dan spesiikasi peralatan di hotel, seperti boiler,
chiller, cooling tower, chilled water pump, lift, pompa air, AHU, kitchen hood exhaust fan, dll sangatlah penting dalam proses audit energi. Hal ini juga
akan membantu proses monitoring berkala. Lihat Lampiran F sebagai acuan pencatatan monitoring. Silahkan dimodiikasi sesuai dengan situasi dan
keadaan hotel Anda.
4.2. Audit Energi