Laporan Tahunan BKP Kelas II Yogyakarta Tahun 2015 Page 16
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta memiliki beberapa sarana gedung penunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, yang terdiri dari bangunan gedung kantor, bangunan
Laboratorium Karantina Hewan yang sudah beralih fungsi menjadi rumah Dinas berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 78PL-120AI09 Tanggal 28 Januari 2009, bangunan Laboratorium
Karantina Tumbuhan, dan screen house. Bangunan tersebut terletak dan tersebar di sekitar Komplek Bandar Udara Adisutjipto, di Ringinsari, di Cupuwatu dan di Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Adisumarmo Solo. Bangunan Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta seluas 571 m2 di bangun di atas tanah milik TNI Angkatan Udara, dengan cara sewa tanah setiap
5 lima tahun sekali. Besarnya sewa sebesar Rp3.819.240,00Tahun1.000 m2, dan setiap tahun sekali ada penambahan biaya sewa sebesar 3. Selain Kantor Balai, terdapat gedung kantor baru
di jalan Solo KM 8 dengan luas tanah 1.478 M2 dan luas bangunan 2.100 M2 dan ada gedung Instalasi Laboratorium Karantina yang letaknya sekitar 3 km dari Bandar Udara Adisutjipto,
yaitu Instalasi Karantina Tumbuhan seluas 178 m2 dibangun di atas tanah 318 m2 dengan status tanah hak milik dan Instalasi Karantina Hewan seluas 189 m2 dibangun di atas tanah 332 m2
dengan status tanah hak milik. Bangunan Instalasi Laboratorium Karantina Hewan pada saat ini sudah dijadikan sebagai Rumah
Jabatan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta. Bangunan lain yang dimiliki yaitu bangunan di Wilayah Kerja Karantina Pertanian Bandar Udara Adisumarmo Solo yang berlokasi
di sekitar Bandar Udara Adisumarmo, terdiri dari 2 dua bangunan yaitu: bangunan kantor eks Wilayah Kerja Karantina Hewan Adisumarmo dengan luas bangunan 80 m2 di atas tanah seluas
987 m2, dan bangunan eks Wilayah Kerja Karantina Tumbuhan dengan luas bangunan 66 m2 di atas tanah 396 m2. Sarana penunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Karantina
Pertanian Kelas II Yogyakarta, diantaranya kendaraan roda 4 sejumlah 6 unit dan kendaraan roda 2 sejumlah 17 unit.
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana
Dalam Tahun 2015 pengadaan sarana dan prasarana seluruhnya bersumber pada anggaran DIPA 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sebesar Rp4.916.933.000,00 dari pagu
anggaran belanja modal sebesar Rp 11.618.363.000,00 yang direalisasikan dalam: a. Pengadaan alat laboratoriumperalatan teknis 11 unit dan 1 kegiatan yang pagu anggaranya
sebesar Rp293.691.000,00 yang terealisasi sebesar Rp274.370.000,00 atau 93,42. b.
Pengadaan Kendaraan bermotor roda 4 empat 1 unit pagu anggaran sebesar Rp250.000.000,00 yang terealisasi sebesar Rp250.000.000,00 atau 100, kendaraan
bermotor roda 2 dua 3 unit dengan pagu anggaran sebesar Rp45.000.000,00 teralisasi sebesar Rp45.000.000,00 atau 100 dan perbaikan rekondisi kendaraan roda 4 empat 4
unit dengan pagu anggaran sebesar Rp40.000.000,00 terealisasi sebesar Rp40.000.000,00 atau 100.
c. Pengadaan alat pengolah data dan informasi 15 unit yang pagu anggarannya sebesar
Rp96.647.000,00 yang terealisasi sebesar Rp96.350.000,00 atau 99,69.
Laporan Tahunan BKP Kelas II Yogyakarta Tahun 2015 Page 17
d. Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran 30unit dengan pagu anggaranya sebesar
Rp341.766.000,00 yang terealisasi sebesar Rp341.500.000,00 atau 99,92. e.
Pengadaan gedung dan bangunan 840M2 dengan pagu anggaranya sebesar Rp3.849.829.000,00 yang terealisasi sebesar Rp3.845.790.000,00 atau 99,90.
3. Aset Tetap Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 2 Tahun untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum, untuk Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta nilai Aset tetap per 31 Desember 2015
sebesar Rp11.776.187.855,00 yang terdiri dari: a.
Aset Tanah sebesar 1.008.103.000,00
b. Aset Peralatan dan Mesin
4.916.949.180,00 c.
Aset Gedung dan Bangunan 5.785.867.075,00
d. Aset Jalan, Jembatan dan Jaringan
49.302.000,00 e.
Aset Tetap Lainya 15.966.000,00
atau lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 12. 4.
Hasil Inventarisasi dan Penilaian IP Pada hari Kamis tanggal dua puluh tujuh bulan Oktober Tahun dua ribu sebelas, bertempat di
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, Kompleks Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, telah dilakukan inventarisasi atas Barang Milik Negara pada Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta sebagai tindak lanjut temuan BPK atas LKPP 2010, dengan cara membandingkan hasil laporan Barang Milik Negara Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dengan keadaan
sebenarnya di lapangan, dengan hasil sebagai berikut : a.
Nilai Barang Milik Negara Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta
Rp. 348.085.643,00
b. Nilai Hasil Perolehan di Lapangan
Rp. 308.268.953,00
Selisih Rp.
39.816.690,00 Dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Bangunan Gedung Kantor Permanen NUP 3 merupakan pengembangan dari Bangunan
Gedung Kantor Permanen NUP 2 dan sudah dilakukan penilaian berdasarkan Berita Acara Inventarisasi dan Penilaian No BA- 189WKN.9KP.062008 Tanggal 01 Juli 2008.
b. Dalam nilai Bangunan Gedung Kantor Permanen NUP 3, terdapat pengembangan pada Tahun
2007 dan 2008 setelah dilakukan penilaian sebesar Rp63.737.875,00 sehingga nilai tersebut seharusnya ditambahkan pada Bangunan Gedung Kantor Permanen NUP 2.
c. Terdapat Kesalahan Kodefikasi Barang, semula tercatat Tensimeter seharusnya
Thermometer.
Catatan
Laporan Tahunan BKP Kelas II Yogyakarta Tahun 2015 Page 18
Balai karantina Pertanian kls II Yogyakarta tahun 2015 sudah melakukan Verifikasi dan Vasilidasi atau VERVAL yang dilakukan
pada bulan Oktober 2015 Berita acara VERVAL.
BAB III KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA
A. KARANTINA HEWAN
a. Tindakan Karantina Hewan terhadap media pembawa HPHK yang diimpor.
1 Jenis hewan hidup yang masuk ke daerah Yogyakarta dalam tahun 2015 adalah anjing 2 ekor
dari Timor Leste. Hasil bahan asal hewan HBAH non pangan yang diimpor adalah kulit jadi finished leather sebanyak 5.412,59 kilogram dari India, Pakistan, Korea Selatan, dan
United Kingdom dengan frekuensi 19 kali pemasukan tujuan Kabupaten Klaten dan Yogyakarta. Sedangkan Bahan asal hewan BAH dan HBAH yang diimpor nihil. Garfik 6 dan
Lampiran .... 2
Pelaksanaan tindakan 8 P terhadap kegiatan impor karantina hewan berupa 2 ekor Anjing dari Timor Leste dengan frekuensi pemasukan 1 kali tujuan Kabupaten Bantul. Tindakan
karantina di tempat pemasukan dengan setelah pemilik melapor ke karantina selanjutnya medik veteriner bersama paramedik veteriner melakukan pemeriksaan baik secara
administrasi dokumen karantina dan teknis dengan menerbitkan KH-7perintah masuk karantina untuk dilakukan pengasingan serta pengamatan maksimal selama 14 empat
belas hari dan selanjutnya dilakukan pelepasan dengan diterbitkan KH-12 bersama pemilik
dilakukan pengawalan ke tempat pemilik.
3 Sedang tindakan 8 P terhadap kegiatan impor HBAH berupa kulit kambing jadi dan kulit sapi
jadi, setelah pemilik melapor ke karantina selanjutnya medik veteriner bersama paramedik veteriner melakukan pemeriksaan baik secara administrasi dokumen karantina dan teknis
dengan menerbitkan KH-5perintah bongkar dan KH-7perintah masuk karantina untuk dilakukan pengasingan serta pengamatan maksimal selama 3 tiga hari dan selanjutnya
dilakukan pelepasan dengan diterbitkan KH-12 bersama pemilik dilakukan pengawalan ke
tempat pemilik. 4
Pelaksanaan tindakan penahanan untuk kategori hewan hidup berupa burung, BAH daging
segar, bulu, telur tetas dan HBAH bakso, sosis, nugget, daging asap, dan daging olahan lainnya yang dibawa oleh penumpang baik dari Malaysia dan Singapura. Terhadan media
pembawa burung setelah 3 hari pemilik tidak dapat melengkapi dokumen dilakukan penyerahan ke balai konservasi dalam hal ini Gembira Loka Zoo Yogyakarta. Terhadap media
pembawa berupa BAH dan HBAH setelah 3 hari pemilik tidak dapat melengkapi dokumen