Memberdayakan ekonomi masyarakat dalam Kelurahan Cipageran melalui Menghadirkan pengunjung dengan memperhatikan daya dukung lingkungan

26 dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Dengan kadar yang tepat dan distribusi yang baik maka limbah peternakan dapat dikurangi secara bertahap dan petani juga dapat mengurangi beban produksinya.

4. Memberdayakan ekonomi masyarakat dalam Kelurahan Cipageran melalui

peningkatan peran serta dalam kegiatan agrowisata Peran serta masyarakat serta keterlibatannya secara langsung merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam kegiatan pengelolaan lingkungan. Berdasarkan hasil survei diketahui pengelolaan wisata di Kelurahan Cipageran, masih terbatas oleh kelompok bentukan yang dibentuk untuk mengakses dana dari PNPM mandiri wisata. Untuk mencegah adanya kecemburuan dalam pengelolaan, perlu adanya pengembangan kelompok kepada masyarakat yang lain agar sektor-sektor lain yang tidak tercakup dalam kelompok terdahulu lebih merasa terwakili. Petani dan peternak yang menjadi objek dalam pengelolaan lingkungan agrowisata di Kelurahan Cipageran, perlu dilibatkan secara langsung dan aktif sehingga pelaksanaan agrowisata lebih terarah dan terasa oleh masyarakat. Pembentukan divisi-divisi kecil yang ada dalam suatu kelompok juga akan membantu lebih fokusnya pembagian tugas dan fungsi masing-masing dari anggota kelompok tersebut dalam pengelolaan lingkungan agrowisata. Dengan adanya kelompok-kelompok kecil, potensi-potensi yang ada baik yang kecil maupun yang besar lebih fokus dalam pengembangannya. Contohnya dengan pembentukan kelompok susu sapi, disitu lebih terarah dari mulai pengelolaan dan penyediaan segala kebutuhan dan kemungkinan produksi lanjutan dari bahan susu sapi tersebut.

5. Menghadirkan pengunjung dengan memperhatikan daya dukung lingkungan

Menurut data yang diperoleh baik dari instansi yang terkait langsung pembinaan kepariwisataan, Kelurahan Cipageran, bahkan dari masyarakat lokal, disebutkan bahwa belum ada pengunjung yang fokus kunjungannya langsung ke lokasi peternakan maupun pertanian. Mereka biasanya hanya bertujuan untuk ke restoran-restoran terdekat untuk menikmati makanan dengan suasana dan pemandangan yang indah. Hal ini menjadi nilai positif bagi pengembangan agrowisata di kelurahan Cipageran, karena dengan modal dasar ini pengembangan agrowisata akan lebih mudah diarahkan sesuai dengan daya dukung kawasan. Meningkatnya jumlah kunjungan akan berdampak positif pada perekonomian masyarakat sekitar, tetapi hal ini tentunya harus diikuti dengan selalu memperhatikan daya dukung kawasan. Menurut Eagles 2002, daya dukung sebuah kawasan wiata sebagai 27 kehadira wiatawan yang menimbulkan dampak pada masyarakat setempat, lingkungan dan ekonomi, yang masih dapat ditoleransi baik oleh masyarakat maupun wisatawan itu sendiri dan memberikan jaminan keberlanjutan pada masa yang akan datang. Menurut Fandeli 2001, daya dukung kawasan wisata alam adalah 17 oranghahari. Data lainnya daya dukung TWA Tangkuban Parahu adalah 8 oranghahari dan 6 oranghahari untuk objek wisata di kawasan TNGP Garsetiasih, dalam Sopiyudin 2011. Sedangkan untuk Kelurahan Cipageran, jumlah kunjungan yang fokus ke arah sektor agrowisata belum bisa ditentukan. Mengacu pada pernyataan Fandeli 2001, dan beberapa data daya dukung kawasan wisata di atas, maka kunjungan di KWPS masih dapat ditingkatkan dengan tetap mempertimbangkan daya dukung kawasannya. Upaya peningkatan jumlah pengunjung dapat dilakukan dengan melakukan berbagai promosi, penambahan sarana dan prasarana, menambah atraksi dan tujuan wisata dan menambah akses jalan. Upaya-upaya tersebut sudah dilakukan baik oleh Dinas Koperasi UMKM Perindustrian Perdagangan dan Pertanian Kota Cimahi maupun oleh masyarakat sadar wisata Kelurahan Cipageran, namun karena belum adanya koordinasi yang baik, sampai saat ini masing-masing masih melakukan usaha yang tidak sinergi sehingga menimbulkan konflik antara masyarakat itu sendiri. Kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Cimahi juga masih terbatas masalah anggaran, karena anggaran pengembangan desa wisata adalah anggaran yang berasal dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sedangkan anggaran yang bersumber dari Pemerintah Kota Cimahi, baru sekedar untuk mengkajian potensi dan pembuatan Peraturan Daerah. Selain itu, adanya dualisme kebijakan antara Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Pekerjaan Umum masih belum menemukan jalan penyelesaiannya. Namun, Pemerintah Kota Cimahi sudah berupaya untuk melakukan pembenahan dengan mengganti Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah, sehingga apa yang dilakukan oleh dinas instansi dibawahnya, harus mematuhi apa yang tertera dalam aturan tersebut.

6. Meningkatkan kesadaran masyarakat lokal dan bakal calon pengunjung tentang