Perancangan Website Sebagai Media Promosi Museum Sangiran IRWAN SUSANTO

(1)

commit to user

i

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN WEBSITE

SEBAGAI MEDIA PROMOSI MUSEUM SANGIRAN

Disusun Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Program Studi DIII Desain Komunikasi Visual

Oleh:

IRWAN SUSANTO NIM. C9506004

PROGRAM STUDI DIII DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Konsep Karya Tugas Akhir dengan Judul

PERANCANGAN WEBSITE

SEBAGAI MEDIA PROMOSI MUSEUM SANGIRAN

Telah disetujui dan disahkan untuk diajukan di hadapan Panitia Penguji Tugas Akhir

Pembimbing Tugas Akhir I Pembimbing Tugas Akhir II

Andreas S. Widodo, S.Sn Anugrah Irfan Ismail, S.Sn NIP. 19751201 200112 1 002

Mengetahui, Koordinator Tugas Akhir

Arief Iman Santoso, S.Sn NIP. 19790327 200501 1 002


(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN

Pengantar Karya Tugas Akhir

Telah diterima dan disetujui oleh Panitia Tugas Akhir Pada tanggal 3 Juli 2009

Panitia Penguji Ketua Sidang Tugas Akhir

Arief Iman Santoso, S.Sn (……….) NIP. 19790327 200501 1 002

Sekretaris Sidang Tugas Akhir

Hermansyah Muttaqin, S.Sn (……….) NIP. 19711115 200604 1 001

Pembimbing Tugas Akhir I

Andreas S. Widodo, S.Sn (……….) NIP. 19751201 200112 1 002

Pembimbing Tugas Akhir II

Anugrah Irfan Ismail, S.Sn (……….)

Mengetahui Ketua Program

Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa DIII Desain Komunikasi Visual

Drs. Sudarno, MA Andreas S. Widodo, S.Sn NIP. 19530314 198506 1 001 NIP. 19751201 200112 1 002


(4)

commit to user

iv

MOTTO

1. Life ends when you stop dreaming, hope ends when you stop believing, so

make your dream comes true and believe that’s it’s true.

2. Don’t be waiting for a miracle but try to make a miracle.

3. Seni yang baik harus berdasar pada etika dan estetika.


(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Kedua orang tua, kakak dan adik tercinta yang telah memberikan segalanya dalam setiap doa, perhatian, dan kasih sayang.


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul

“PERANCANGAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA PROMOSI MUSEUM SANGIRAN”.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Ahli Madya dalam Program Studi DIII Desain Komunikasi Visual, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selesainya Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Sudarno, MA selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

2. Andreas Slamet Widodo, S.Sn selaku Ketua Program Studi DIII Desain Komunikasi Visual dan Pembimbing I Tugas Akhir.

3. Anugrah Irfan Ismail, S.Sn selaku Pembimbing II Tugas Akhir. 4. Hermansyah Muttaqin, S.Sn selaku Penasehat Akademik.

5. Suwoko, SE selaku Kasubid Pelaporan dan Peragaan Data BAPPEDA Kabupaten Sragen.

6. Ir. Simon Nugroho SY selaku Kabag TU BAPPEDA Kabupaten Sragen. 7. S. Ambulanto AS selaku Kasubbid Komunikasi dan Partisipasi Politik

Badan KESBANGPOL dan LINMAS Kabupaten Sragen. 8. Harimidi, selaku Kepala Museum Sangiran.


(7)

commit to user

vii

9. H. Gunawan, S.Pd selaku nara sumber wawancara dan Kepala Laborat Museum Sangiran.

10.Semua pihak yang telah membantu, dalam penyusunan Tugas Akhir yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan Tugas Akhir ini.

Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi banyak orang, baik bagi penulis maupun setiap orang yang membacanya, dan semoga Allah SWT selalu membimbing kita dalam menjalankan kehidupan yang lebih baik.

Surakarta, Juni 2009


(8)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

HALAMAN MOTTO ……… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… v

KATA PENGANTAR ……… vi

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR GAMBAR ……… x

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ……… 3

C. Tujuan Perancangan ……… 3

BAB II IDENTIFIKASI DATA ………. 4

A. Data Fisik ……… 4

B. Promosi yang Pernah Dilakukan ……… 11

C. Target ……… 12

D. Kompetitor ……… 14

BAB III KONSEP PERANCANGAN ……… 18

A. Konsep Karya ……… 18

B. Konsep Perancangan ……… 19

C. Teknik Pelaksanaan ……… 33

BAB IV VISUALISASI KARYA ……… 45

A. Pengertian Joomla ……… 45

B. Perancangan Website Museum Sangiran ……… 45


(9)

commit to user

ix

BAB V PENUTUP ……… 68 A. Kesimpulan ……… 68 B. Saran ……… 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.0 Administration Login ……… 46

Gambar 1.1 Konfigurasi Utama Back-End ……… 47

Gambar 1.2 Halaman Section Manager ……… 47

Gambar 1.3 Halaman Category Manager ……… 48

Gambar 1.4 Halaman Article Manager ……… 48

Gambar 1.5 Penambahan Artikel pada Halaman Article Manager ……… 49

Gambar 1.6 Penambahan Gambar pada Halaman Article Manager ……… 49

Gambar 1.7 Halaman Front-End Website Museum Sangiran ……… 50

Gambar 1.8 Halaman Index Website Museum Sangiran ……… 51

Gambar 1.9 Halaman Galeri Foto ……… 52

Gambar 2.0 Template Manager ……… 53

Gambar 2.1 Menentukan Color Balance ……… 53

Gambar 2.2 Modifikasi File CSS ……… 54

Gambar 2.3 Extension Manager Component ……… 54


(11)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuatu yang ada pada saat ini pasti melalui proses yang mengawalinya, seperti sebuah peradaban dalam kehidupan manusia. Kejadian masa lampau yang akan memberi petunjuk mengenai hubungan yang mempengaruhi masa yang dialami saat ini. Peristiwa yang terjadi pada masa lampau dapat dipelajari melalui peninggalan yang ada pada saat ini. Melalui peninggalan sejarah yang ada, dapat diketahui kejadian masa lampau yang berpengaruh pada masa sekarang dan yang akan datang, dengan demikian dapat diketahui dan dimengerti arti pentingnya peninggalan sejarah, sehingga perlu dilestarikan karena semua peninggalan masa lampau merupakan suatu bukti nyata proses yang mengawali suatu peradaban. Usaha untuk menjaga dan melestarikannya dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya dengan mendirikan museum sejarah.

Pendirian sebuah museum merupakan salah satu bentuk pelestarian benda-benda bersejarah. Pendirian sebuah museum memudahkan untuk mempelajari penemuan-penemuan benda bersejarah yang memberi gambaran tentang kehidupan pada masa lampau. Salah satu museum yang memamerkan peninggalan benda-benda prasejarah adalah Museum Sangiran. Museum ini terletak di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Sangiran Dome menyimpan puluhan ribu fosil. Fosil-fosil purba ini merupakan 65% fosil hominid purba di Indonesia dan 50% di seluruh dunia. Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil. Sebanyak 2.931 fosil dipamerkan di museum, sisanya disimpan di


(12)

commit to user

gudang penyimpanan. Sebagai World Heritage List (Warisan Budaya Dunia), museum ini memiliki fasilitas-fasilitas diantaranya: ruang pameran (fosil manusia, binatang purba), laboratorium, gudang fosil, ruang slide dan kios-kios souvenir

khas Sangiran.

Satu hal yang menjadi pusat perhatian bagi generasi muda adalah kewajiban untuk melestarikan dan mempublikasikannya. Salah satu media promosi yang tepat adalah mempromosikannya melalui dunia maya, yaitu website. Media promosi seperti website dinilai lebih efektif karena dapat diakses masyarakat dari dalam maupun luar negeri. Selain lebih efektif dan efisien dalam penyampaiannya, website juga dapat menyajikan informasi yang lebih lengkap dibanding dengan media promosi lainnya.

Website tidak hanya dibuat dan diluncurkan, namun juga harus dipelihara

agar informasi yang ada didalamnya selalu update sehingga visitor tidak bosan untuk mengunjunginya. Website ini nantinya dapat diakses oleh semua orang tanpa batasan apapun. Adanya website Museum Sangiran diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan serta memacu semangat bagi generasi muda untuk lebih mencintai tanah air dan melestarikan apa yang menjadi warisan nenek moyang bangsa Indonesia.


(13)

B. Rumusan Masalah

Dari uraian-uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa masalah yang dihadapi dalam pembuatan website Museum Sangiran sebagai media promosi sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang media promosi yang efektif dan komunikatif untuk meningkatkan jumlah pengunjung museum?

2. Media apa yang tepat untuk menciptakan suatu komunikasi visual yang memiliki daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Museum Sangiran?

C. Tujuan Perancangan

Media promosi melalui website dijadikan komunikator utama, karena media promosi tersebut dianggap lebih mampu dipahami dan menarik perhatian dari masyarakat. Tujuan perancangan adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan desain website dengan perancangan yang sesuai dengan target

audience melalui navigasi, layout yang baik, content yang menarik dan

kecepatan web saat diakses.

2. Menciptakan media promosi melalui website dengan menyediakan informasi lebih lengkap yang memungkinkan pengunjung selalu mengakses website


(14)

commit to user

BAB II

IDENTIFIKASI DATA

A. Data Fisik

Museum Sangiran adalah museum situs yang dipersiapkan untuk menampung temuan-temuan dari situs Sangiran dengan luas wilayah lebih kurang 56 km2 yang mencakup 2 kabupaten, 4 kecamatan, 22 desa, dan 151 dusun. Wilayahnya berada di dua kabupaten (Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar), sehingga penanganannya sampai saat ini masih menjadi pertanggungjawaban pusat, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata melalui DPT daerah Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah yang berkedudukan di Prambanan.

Sangiran sebenarnya adalah nama kembar dari dua pedukuhan kecil yang teletak di perbatasan antara Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Kedua pedukuhan ini dipisahkan oleh Kali Cemoro yang mengalir dari Kaki Gunung Merapi menuju ke Sungai Bengawan Solo. Dukuh Sangiran sisi utara terletak di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Sedangkan Dukuh Sangiran sisi selatan masuk wilayah Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Namun saat ini, nama kembar dua pedukuhan tersebut yaitu Sangirantelah dijadikan nama dari sebuah kawasan situs manusia purba yang cukup penting di antara jajaran situs-situs manusia purba lain di dunia yang jumlahnya sangat terbatas.

Situs Sangiran secara astronomis terletak antara 110°49' hingga 110°53' BT, dan antara 07°24' hingga 07°30' LS. Situs Sangiran ini dianggap penting


(15)

karena memiliki beberapa keutamaan antara lain, situs ini areal sebaran temuannya sangat luas yaitu sekitar 56 km2, dan mengalami masa hunian oleh manusia purba yang paling lama dibandingkan situs-situs lain di dunia, yaitu dihuni oleh manusia purba selama lebih dari satu juta tahun, dengan jumlah temuan fosil manusia purba yang cukup melimpah, yaitu mencapai lebih dari 50% populasi homo erectus di dunia. Potensi tersebut membuat situs Sangiran sampai sekarang selalu menjadi ajang penelitian dan studi evolusi manusia purba oleh para ahli dari berbagai penjuru dunia.

Perhatian terhadap situs Sangiran sebenarnya sudah diawali sejak tahun 1893 oleh Eugene Dubois yang pada saat itu sedang dalam penelusuran mencari fosil nenek moyang manusia. Namun, karena Dubois kurang serius meneliti di Sangiran maka tidak berhasil mendapatkan temuan yang dicarinya. Temuan yang dicarinya justru didapatkan di Trinil, Ngawi, Jawa Timur. Temuan tersebut berupa sebuah fosil tengkorak dan tulang paha manusia purba yang dinamakan

Pithecanthropus Erectus, artinya manusia kera yang berjalan tegak.

Penelitian yang lebih intensif dilakukan tahun 1930-an oleh J.C. van Es, dilanjutkan oleh GHR von Koenigswald. Tahun 1934 von Koenigswald berhasil menemukan sekitar seribu buah alat batu buatan manusia purba yang pernah hidup di Sangiran. Alat-alat batu tersebut umumnya dibuat dari batuan kalsedon yang dipecah sehingga mempunyai sisi tajam yang dapat digunakan untuk memotong, menyerut, maupun untuk meruncingkan tombak kayu. Bentuk alat batu yang sangat sederhana kadang sulit dibedakan dengan batuan alam. Alat batu jenis ini dalam ilmu


(16)

commit to user

arkeologi dikenal dengan nama alat serpihdan von Koenigswald menyebutnya dengan istilah "Sangiran Flake Industry” (industri serpih dari situs Sangiran).

Tahun 1936 von Koenigswald berhasil menemukan fosil rahang atas manusia purba berukuran besar yang disebut fosil Meganthropus Paleojavanicus. Selanjutnya pada tahun 1937 von Koenigswald berhasil menemukan fosil manusia purba yang dicari oleh Dubois yaitu fosil Pithecanthropus Erectus. Temuan berupa tengkorak oleh von Koenigswald dinamakan Pithecanthropus II (S2). Penemuan spektakuler ini mengundang para ahli untuk mengadakan penelitian lanjutan di situs Sangiran. Tercatat diantaranya adalah Helmut de Terra, Movius, P. Marks, R.W. van Bemmelen, H.R. van Heekeren, Gert Jan Bartstra, Francois Semah, Anne Marie Semah, dan M. Itihara. Sedangkan peneliti-peneliti Indonesia yang serius menangani Sangiran antara lain adalah R.P. Soejono, Teuku Yacob, S. Sartono, dan Hari Widianto.

Lembaga-lembaga penelitian baik luar negeri maupun dalam negeri yang pernah mengadakan penelitian di Sangiran antara lain the American Museum of National History, the Biologisch Archaeologisch Instituut Groningen Netherlands,

Tokyo University, Padova University, National d’Historie Naturelle Paris, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Yogyakarta, dan lain-lain.

Usaha pemerintah untuk melestarikan dan melindungi situs Sangiran diawali pada tahun 1997 melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menetapkan Kawasan Sangiran dan sekitarnya seluas ± 56 km2 sebagai Daerah Cagar Budaya (SK Menteri P dan K No. 070/O/1977, tanggal 15 Maret 1977). Arealnya mencakup


(17)

sebagian wilayah Kabupaten Sragen dan sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar. Wilayah Kabupaten Sragen yang ditetapkan sebagai Daerah Cagar Budaya antara lain sebagian dari Kecamatan Kalijambe, sebagian dari Kecamatan Plupuh, dan sebagian dari Kecamatan Gemolong. Sedangkan wilayah Kabupaten Karanganyar yang ditetapkan sebagai daerah Cagar Budaya Sangiran hanya sebagian dari Kecamatan Gondangrejo.

Selanjutnya untuk meningkatkan status situs Sangiran di mata dunia, maka pada tanggal 25 Juni 1995, situs Sangiran telah dinominasikan ke UNESCO agar tercatat sebagai salah satu warisan dunia. Akhirnya pada tanggal 5 Desember 1996 melalui persidangan yang ketat situs Sangiran secara resmi diterima oleh UNESCO sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia dan dicatat dalam ”World Heritage List”

No. 523 dengan nama ”Sangiran Early Man Site” (dokumen WHC-96/Conf. 2201/21). Ketetapan ini kemudian secara resmi disebarluaskan oleh UNESCO melalui UNESCO-PERS No. 96-215.

Saat ini jumlah koleksi seluruhnya ± 13.809 buah. Berbagai koleksi yang ada sebanyak 10.875 buah disimpan di gudang penyimpanan museum dan 2.934 lainnya disimpan di dalam ruang pameran museum. Jumlah ruang pameran saat ini ada 3 ruang. Ruang Utamaberisi 15 vitrin, Ruang PameranTambahan I berisi 11 vitrin, dan Ruang Pameran Tambahan II berisi 12 vitrin. Sedangkan fosil manusia purba lainnya disimpan di Museum Geologi Bandung dan laboratorium Palaeoanthropologi Yogyakarta. Beberapa koleksi Museum Sangiran antara lain: 1. Ruang Pameran Utama


(18)

commit to user

b. Vitrin 2

1) Rahang dan sirip belakang ikan 2) Gigi ikan hiu

3) Ruas tulang belakang ikan 4) Sirip ikan bagian depan 5) Kepiting

c. Vitrin 3 fosil kayu

d. Vitrin 4 fosil kuda nil (Hippopotamus SP) e. Vitrin 5 fosil tengkorak manusia

1) Australopithecus Africanus

2) Pithecanthropus Modjokertensis

3) Tengkorak Pithecanthropus erecus II

4) Tengkorak Pithecanthropus VIII

5) Tengkorak Pithecanthropus Soloensis

6) Homo Sapien

7) Homo Neanderthal Eropa

8) Homo Neanderthal Asia

9) Homo Sapiens sapiens

f. Vitrin 6 alat-alat batu

g.Vitrin 7 contoh batuan dari Situs Sangiran

h.Vitrin 8 tengkorak kerbau (Bubalus Palaeo Kerabau) i. Vitrin 9 gajah purba


(19)

k. Vitrin 11 Stegodon Trigonocephalus

l. Vitrin 12 fosil rusa (Cervus Sp.) dan domba m.Vitrin 13 fosil babi, harimau, dan badak n. Vitrin 14 rahang atas Elephas Namadicus

o. Vitrin 15 rahang gajah 2. Ruang Pameran Tambahan I

a. Vitrin 1 bola batu

b. Vitrin 2 rahang atas babi, rahang bawah babi, taring babi c. Vitrin 3 rahang bawah badak

d. Vitrin 4 tengkorak banteng (Bibos Palaeosondaicus)

e. Vitrin 5 tulang kaki depan (Radius) gajah, tulang hasta (Ulna) gajah f. Vitrin 6 rahang atas gajah

g. Vitrin 7 tulang pinggul (Pelvis) gajah h. Vitrin 8 rahang bawah gajah

i. Vitrin 9 tulang jari gajah

j. Vitrin 10 rahang atas (Maxilla) rusa, tanduk rusa k. Vitrin 11 tengkorak banteng

3. Ruang Pameran Tambahan II

a. Vitrin 1 rahang bawah kuda nil (Hippopotamus) b. Vitrin 2 kura-kura

c. Vitrin 3 rahang atas dan gigi buaya d. Vitrin 4 kepiting, tulang ikan, gigi hiu e. Vitrin 5 koral atau batu karang & diatome


(20)

commit to user

f. Vitrin 6 Marginellidae, Buccinidae, Canideae

g. Vitrin 7 Tridacna Maxima, Pugillina Cochlidium

h. Vitrin 8 Metraviolacea, Veneridae

i. Vitrin 9 Tonnidalium, Valutidae, Cymbiola

j. Vitrin 10 Turritella, Cantharus Melanasioum

k. Vitrin 11 Pleuraploca Trapizium Pugilina Cochilidium

l. Vitrin 12 fosil kayu

Selain ruang pameran yang luas, Museum Sangiran memiliki berbagai fasilitas lain yang dapat diakses dengan mudah. Bangunan Museum Sangiran ini terletak di sebuah puncak bukit. Sedangkan di bawahnya terdapat kios-kios penjual souvenir yang menjajakan aneka kerajinan batu mirip fosil. Berbagai macam bentuk dan tipe souvenir bisa ditemukan di sini. Bagian depan museum terdapat taman tempat untuk beristirahat, fasilitas toilet, dan para pedagang yang menjual makanan dan minuman. Selain dapat melihat berbagai koleksi Sangiran, para pengunjung juga dapat melihat pemutaran video atau film tentang sejarah Sangiran yang menyingkap adanya situs peninggalan sejarah purbakala. Pengunjung yang ingin melihat film dikenakan biaya tiket Rp 50.000,- tiap sekali pemutaran.

Obyek wisata Museum Sangiran semakin lengkap dengan dibangunnya ruang atau bangunan-bangunan baru di area museum, serta pembangunan Menara Pandang yang sangat representatif untuk melakukan pengamatan. Para wisatawan bisa menikmati keindahan dan keasrian panorama di sekitar kawasan Sangiran dari ketinggian lewat Menara Pandang tersebut.


(21)

Para pengunjung juga dimudahkan dari segi transportasi setelah dilakukannya pengaspalan jalan di jalur besar menuju kawasan Sangiran. Bagi rombongan study tour juga disediakan area parkir yang luas.

Tidak jauh dari Menara Pandang, terdapat sebuah wisma penginapan

(Guest House Sangiran) bergaya arsitektur tradisional Jawa. Wisma ini dibangun

untuk menunjang kegiatan para tamu atau wisatawan, khususnya bagi mereka yang melakukan penelitian tentang seluk beluk fosil di kawasan situs.

B. Promosi yang Pernah Dilakukan

Kawasan wisata Museum Sangiran juga telah menggunakan beberapa media promosi yang cukup menunjang pariwisata Museum Sangiran, diantaranya papan penunjuk ruang dan poster indoor yang ada di dalam ruang museum.

Papan Penunjuk Ruang Poster Indoor


(22)

commit to user

Sedangkan yang terdapat di luar museum diantaranya baliho, papan penunjuk arah (traffic sign), papan penunjuk jalan serta adanya gapura atau gerbang memasuki kawasan Sangiran.

Baliho Papan Penunjuk Arah

Papan Penunjuk Jalan Gapura masuk kawasan Sangiran

C. Target

Semakin banyaknya kawasan objek wisata yang menyajikan keindahan, kenyamanan dan berbagai fasilitas yang disediakan untuk dapat menarik para wisatawan domestik maupun mancanegara, maka timbulah persaingan pemasaran dan promosi yang sangat ketat, sehingga masalah pemasaran merupakan salah


(23)

satu masalah yang tidak mudah dihadapi. Maka penting untuk mengetahui dan menentukan target market dan target audience yang dibidik.

Target audience objek wisata Museum Sangiran adalah semua orang yang ada di kawasan Sragen, dan seluruh kota di Jawa mencakup Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Ditujukan bagi semua kalangan baik kelas menengah ke atas maupun kelas menengah ke bawah. Jadi siapa saja bisa menjadi target

audience objek wisata Museum Sangiran. Sedangkan target market objek wisata

Sangiran adalah sasaran yang dibidik dalam promosi Sangiran yang nantinya akan menjadi target dalam perencanaan media promosi untuk menarik minat pengunjung datang ke Museum Sangiran. Target market di sini dibagi menjadi dua kelompok yaitu primer dan sekunder.

1. Target Primer a. Aspek Geografis

1) Daerah sasaran : Karesidenan Surakarta 2) Iklim : tropis, subtropis. b. Aspek Demografis

1) Umur : 10 th – 40 th

2) Jenis kelamin : laki–laki dan perempuan 3) Agama : semua agama

4) Status : sasaran objek wisata ini adalah mulai dari siswa SD (pelajar) hingga orang dewasa dengan segala jenis pekerjaan.


(24)

commit to user

c. Aspek Psikografis

Target market primer objek wisata Museum Sangiran menurut psikografis yaitu orang–orang yang ingin berwisata sambil mempelajari kebudayaan dan kehidupan zaman pra sejarah.

2. Target Sekunder a. Aspek Geografis

1) Daerah sasaran : seluruh wilayah di dunia 2) Iklim : tropis, subtropis

b. Aspek Demografis

1) Umur : 20 th – 60 th

2) Jenis kelamin : laki–laki dan perempuan 3) Agama : semua agama

4) Status : sasaran objek wisata ini adalah semua orang dengan segala jenis pekerjaannya. c. Aspek Psikografis

Target market primer objek wisata Museum Sangiran menurut psikografis yaitu orang–orang yang ingin berwisata sambil mempelajari kebudayaan dan kehidupan zaman pra sejarah.

D. Kompetitor

Kondisi pesaing merupakan hal yang perlu diketahui sebelum melakukan kegiatan promosi. Kompetitor yang dimaksud tidak dianggap benar-benar sebagai pesaing tetapi pembanding saja, karena Museum Sangiran dalam usahanya dibidang pariwisata menurut pengelola (Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen),


(25)

tidak mempunyai kompetitor secara langsung maupun tidak langsung, karena Museum Sangiran tidak berusaha mencari keuntungan. Contoh kompetitor atau pembanding Museum Sangiran adalah Situs Museum Trinil.

Situs Museum Trinil dalam penelitian merupakan salah satu tempat hunian kehidupan purba pada zaman Pleistosen Tengah, kurang lebih 1,5 juta tahun yang lalu. Situs Trinil ini sangat penting karena di situs ini selain ditemukan data manusia purba juga menyimpan bukti nyata tentang lingkungannya, baik flora

maupun faunanya.

Museum Trinil terletak di jalan raya Solo – Surabaya, Dukuh Pilang, Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, kurang lebih 13 kilometer arah barat pusat kota Ngawi. Transportasi untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh dengan semua jenis kendaraan. Namun, di jalan arteri yang bisa menjadi petunjuk utama tidak ada satupun patokan yang bisa mengarahkan pengunjung ke museum tersebut.

Pintu gerbang museum yang sangat sederhana terlihat setelah masuk ke dalam sekitar 1 km dari jalan raya utama. Pengunjung hanya dikenakan biaya masuk seribu rupiah per orang. Ketika masuk ke lokasi parkir, kesan pertama yang timbul adalah bahwa museum ini kurang optimal perawatannya, terutama dalam hal fasilitas dan kebersihan.

Museum Trinil terdapat ruangan yang dipenuhi dengan tulang-tulang manusia purba diantaranya fosil tengkorak manusia purba (Phitecantropus

Erectus Cranium Karang Tengah Ngawi), fosil tengkorak manusia purba

(Pithecantropus Erectus Cranium Trinil Area), fosil tulang rahang bawah macan


(26)

commit to user

Trigonocephalus Upper Molar Trinil Area), fosil tulang paha manusia purba

(Phitecantropus Erectus Femur Trinil Area), fosil tanduk kerbau (Bubalus

Palaeokerabau Horn Trinil Area), fosil tanduk banteng (Bibos Palaeosondaicus

Horn Trinil Area) dan fosil gading gajah purba (Stegodon Trigonocephalus Ivory

Trinil Area).

Selain itu masih ada beberapa fosil tengkorak Australopithecus Afrinacus

Cranium Taung Bostwana South Africa, Homo Neanderthalensis Cranium

Neander Dusseldorf Germany dan Homo Sapiens Cranium. Selain fosil-fosil

tengkorak tersebut, hal menarik lainnya adalah sebuah tugu tempat penemuan manusia purba.

Media promosi yang pernah digunakan Museum Trinil untuk menunjang pariwisatanya adalah melalui blog dan website.

Blog Museum Trinil

(http://kotangawi.com)

WebsiteMuseum Trinil


(27)

Kelebihan dan kekurangan media promosi blog dan website Museum Trinil untuk menunjang kegiatan pariwisatanya:

1. Kelebihan:

a. Blog dan website sebagai salah satu media promosinya cepat saat diakses. b. Jenis huruf yang digunakan terlihat jelas saat dibaca.

2. Kekurangan:

a. Informasi yang disajikan kurang lengkap.

b. Desain website yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik Museum Trinil.

c. Alamat website tidak berdiri sendiri, tetapi masih subdomain dengan


(28)

commit to user

BAB III

KONSEP PERANCANGAN

A. Konsep Karya

Keberadaan Museum Sangiran saat ini masih sangat minim dalam hal publikasi dan promosi. Mengingat target market dan audience Museum Sangiran tidak hanya wisatawan domestik tetapi juga wisatawan mancanegara, maka promosi Museum Sangiran harus segera dilakukan. Saat ini promosi yang pernah dilakukan hanya melalui baliho dan papan penunjuk jalan di sekitar lokasi Museum Sangiran. Hal itu kurang efektif untuk meningkatkan jumlah pengunjung museum, terbukti dengan penurunan jumlah pengunjung. Sehingga sangat dibutuhkan media promosi yang tepat untuk lebih memajukan Museum Sangiran agar dapat menarik minat wisatawan.

Salah satu media promosi yang tepat adalah mempromosikannya melalui internet, yaitu website. Media promosi seperti website dinilai lebih efektif karena dapat diakses masyarakat dari dalam maupun luar negeri. Website juga dapat menyajikan informasi yang lebih lengkap dibanding dengan media promosi lainnya. Website ini nantinya dapat diakses oleh semua orang tanpa batasan apapun. Adanya website Museum Sangiran diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan domestik dan mancanegara.

Promosi yang dilakukan Museum Sangiran diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan intensitas jumlah pengunjung yang datang ke Museum Sangiran. Merubah image bahwa Museum Sangiran bukanlah tempat wisata yang


(29)

menjemukan tetapi tempat wisata atau study yang menyenangkan sekaligus kaya akan ilmu pengetahuan tentang sejarah peninggalan purbakala.

B. Konsep Perancangan

Secara umum, konsep perancangan merupakan perencanaan cara penyampaian pesan dan perencanaan konsep-konsep dasar yang diangkat ke dalam bentuk komunikasi dan visual yang lebih efektif, agar tepat pada sasaran

audience, sehingga pesan dan nilai (materi periklanan) yang terkandung dalam

materi promosi tersebut dapat dipahami dan dimengerti dengan benar oleh masyarakat. Perencanaan ini melalui proses kreatif lewat perangkat komunikasi visual sebagai penyampai pesan dan gambar yang efektif dalam meningkatkan

image kawasan wisata Sangiran. Konsep perancangan ini menggunakan pensil

untuk menggambar konsep, kamera digital untuk menangkap gambar dan komputer untuk mengolah data.

Pembuatan media promosi untuk menghasilkan iklan yang baik selalu menggunakan elemen-elemen dalam sebuah rumus yang dikenal sebagai AIDCA, yang terdiri dari:

1. Perhatian (Attention)

Iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya, baik pembaca, atau pendengar, dengan pemilihan ilustrasi, tipografi, headline, serta warna yang sesuai dengan karakter Museum Sangiran, dan memperkuat kalimat atau


(30)

commit to user

2. Minat (Interest)

Meningkatkan minat dan rasa ingin tahu lebih jauh kepada pengunjung dengan memunculkan ilustrasi atau gambar yang menarik sesuai dengan karakteristik Museum Sangiran, dan diperkuat dengan penyusunan bodycopy

yang sifatnya menarik minat para pengunjung. 3. Kebutuhan/keinginan (Desire)

Menggerakkan keinginan pengunjung untuk datang ke Museum Sangiran dengan memberikan penawaran-penawaran menarik seperti pemberian souvenir dan lain sebagainya.

4. Rasa percaya (Conviction)

Menciptakan keyakinan kepada pengunjung, bahwa Museum Sangiran bukan tempat yang membosankan, tetapi memberikan kesenangan serta banyak ilmu dan manfaat.

5. Tindakan (Action)

Membujuk pengunjung agar segera melakukan suatu tindakan untuk datang mengunjungi Museum Sangiran.

Salah satu gagasan yang paling tepat sebagai penunjang keberhasilan dalam pembuatan strategi promosi Museum Sangiran adalah perencanaan gagasan ide dan tema pokok iklan yang cermat dan efektif dalam membidik sasaran khalayak sesuai tujuan yang diharapkan.

Pembuatan strategi promosi ini direncanakan dengan menggunakan ilustrasi hasil fotografi, tanda-tanda, gambar/simbol, serta tipografi yang menggambarkan karakter Museum Sangiran dengan memperhitungkan dan


(31)

membayangkan bagaimana suatu gambar, kata atau kalimat akan ditampilkan sebagaimana iklan itu dibaca. Adapun konsep strategi kreatif serta unsur-unsur pendukung desain secara keseluruhan meliputi:

1. Strategi Konsep

Strategi konsep dilihat dari segi perkembangan secara global yang semakin semarak berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat terhadap wisata budaya, dalam hal ini penulis menerapkan publikasi lewat media website yang menarik minat pengunjung terhadap kawasan wisata yang disajikan. Tentunya segala sesuatu yang akan diinformasikan atau disampaikan tidak terlepas dari media komunikasi yang terpilih. Perencanaan komunikasi sebagai usaha terhadap rintisan ekspansi lewat media yang tepat, akurat, efisien, dan menarik, membutuhkan analisis yang matang. Melihat kenyataan bahwa pada saat ini intensitas pengunjung mulai menurun perlu adanya promosi lebih lanjut untuk dapat memajukan Museum Sangiran agar tetap bertahan di bidang pariwisata, dan tentu saja meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke kawasan Sangiran.

Promosi merupakan hal yang penting dalam mengatasi suatu persaingan. Promosi pemasaran juga bersifat persuasif atau membujuk konsumen agar dapat menerima pesan yang disampaikan. Berhasil tidaknya suatu promosi tergantung pada kemampuan iklan tersebut dalam menarik minat dan perhatian konsumen, maka hal yang harus diperhatikan dalam promosi pemasaran adalah pemilihan media yang tepat. Adapun strategi konsep dalam perencanan promosi pemasaran Museum Sangiran, yaitu:


(32)

commit to user

a. Memberikan informasi lebih lanjut tentang segala hal mengenai Museum Sangiran.

b. Membuat kesan baru dan berbeda dengan perencanaan media promosi melalui konsep Desain Website.

c. Merancang desain promosi yang tepat bagi Museum Sangiran secara

Simple, Persuasive, dan Entertaining.

2. Strategi Visual

a. Strategi Visual Secara Umum

1) Menggunakan visualisasi konsep desain yang menarik dan berbeda, yang mampu menggugah, dan mengusik emosi, sehingga menjadikan materi promosi yang lain daripada yang lain.

2) Menampilkan desain yang mudah diterima oleh khalayak sasaran. 3) Menampilkan desain yang menarik dan lebih mudah diingat serta tidak

membosankan.

4) Coorporate identity yang jelas, dalam penentuan layout, warna,

tagline, headline, media placements, ilustrasi, image, dan tipografi.

b. Strategi Visual Verbal

Konsep Verbal meliputi naskah kepala berita (Headline), Sub

headline, teks inti (Bodycopy), dan kalimat dasar (Baseline).

1) Kepala Berita (Headline)

Headline seringkali berupa pernyataan yang terdiri dari satu

kalimat atau dua kalimat, dan ditampilkan secara mencolok bahkan


(33)

pada awal tulisan, tetapi merupakan bagian pertama yang dibaca orang. Headline merupakan copy yang paling penting dengan kalimat yang terdiri dari beberapa kata saja dan dibuat agar lebih mudah dibaca, dipahami, dan harus mampu membuat perhatian audience

tertarik pada tema yang disampaikan, bagaimana sebuah kalimat bisa membangun suatu image terhadap materi promosi yang ditujukan kepada masyarakat. Guna meraih hal ini, mungkin diperlukan penyeleksian kata-kata yang cocok dan sesuai dengan panjang ruang yang tersedia untuk memberikan pengaruh yang optimal.

Headline pada materi promosi ini adalah “Warisan Budaya

Dunia”, dengan maksud memberitahukan kepada khalayak bahwa masih banyak tersimpan berbagai warisan sejarah dan kebudayaan dunia pada zaman prasejarah yang perlu diketahui dan tentunya memberikan manfaat pembelajaran yang sangat berarti, serta dengan tujuan membangun nilai edukatif yang mengarah kepada sifat yaitu membangkitkan semangat rasa ingin tahu kehidupan di masa lampau.

2) Sub Headline

Sub headline merupakan kalimat penjelas yang mempersepsi

headline ke arah pesan. Berkaitan dengan hal ini, sub headline akan

menjelaskan tema promosi yaitu “Situs Manusia Purba Terbesar dan Terlengkap di Dunia” bertujuan ingin menunjukkan bahwa di sinilah saat yang tepat untuk mempromosikan Museum Sangiran sebagai museum manusia purba terlengkap di dunia.


(34)

commit to user

3) Mandatories

Mandatories merupakan kalimat di bawah kalimat iklan cetak

yang biasanya dicantumkan nama dan alamat perusahaan yang bersangkutan, dalam hal ini adalah “Museum Sangiran: Desa Sangiran, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen”. Dalam penulisan

mandatories tersebut, penampilan dari nama dan alamat kawasan

terkait akan lebih ditonjolkan sebagai pusat perhatian. c. Strategi Visual Non Verbal

1) Tata Letak (Layout)

Layout merupakan penataan dan penggabungan dari semua

unsur visual yang ada, sehingga membentuk suatu keharmonisan dalam tata ruang sebuah iklan. Pada layout, unsur ketepatan sudah mulai diperhitungkan. Bagaimana unsur-unsur iklan seperti teks

(headline, sub headline, maupun mandatories), ilustrasi, dan elemen

desain lainnya disusun melalui prinsip desain balancing, harmony,

unity, dan sebagainya. Elemen-elemen iklan itu harus dirancang

sedemikian rupa oleh si perancang hingga mampu menarik minat pembaca pada pesan yang disampaikan, dan bukan tertarik pada layout

itu sendiri.

Penyusunan letak-letak unsur website sebagai media promosi ini dapat ditempuh dengan keseimbangan dan komposisi simetris dan asimetris. Simetris terkesan mantap, monoton, antara unsur kiri dan kanan, atas dan bawah sama bila ditarik garis tengah. Sedangkan posisi


(35)

asimetris lebih terkesan dinamis, tidak monoton. Fungsi dari layout itu sendiri adalah untuk mendapatkan suatu komposisi yang menarik dan dapat diterima oleh target market dan audience.

Perpaduan warna dapat dipakai untuk memberi tekanan pada bagian-bagian tertentu di dalam layout. Pertimbangan perencanan

layout digunakan untuk mencapai suatu keseimbangan bentuk yang

menarik perhatian khalayak dengan tidak mengesampingkan karakter dari sasaran yang dipilih.

Layout materi promosi Museum Sangiran ini menampilkan

gaya desain yang sederhana, resmi, jelas maknanya, dan menggunakan warna-warna yang tegas. Serta menampilkan beberapa ilustrasi (gambar, foto, symbol, vector art, graphic, atau pictograf). Jadi dalam penyusunan komposisi layout disesuaikan dengan tipografi, ilustrasi, susunan warna, serta desain pengikatnya.

2) Ilustrasi

Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam komunikasi periklanan yang dapat menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa kata-kata. Ilustrasi dalam sebuah promosi mempunyai posisi yang penting. Fungsinya untuk menarik perhatian, merangsang minat terhadap pesan, memberi eksplanasi atas pernyataan, menonjolkan keistimewaan produk, memenangkan persaingan, menciptakan suasana khas, dramatisasi pesan, menonjolkan merk atau semboyan dan mendukung judul iklan.


(36)

commit to user

Ilustrasi dapat berupa gambar, foto, logo, symbol, vector-art, grafik, ataupun pictograf. Fungsi ilustrasi sendiri sebagai pelengkap tetapi juga menduduki sebagai gambaran dan sifat suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen dan dalam penempatannya ilustrasi juga memperindah komposisi media sehingga terlihat menarik.

Ilustrasi di dalam website sebagai media promosi Museum Sangiran ini menjadi unsur penting dalam menambah pengertian dari Museum Sangiran, tidak hanya menampilkan gambaran dari segi kawasan Sangiran itu saja tetapi juga menampilkan benda-benda koleksi yang ada di museum tersebut, sehingga dengan hanya melihat dari ilustrasi yang diberikan, masyarakat sudah memahami pesan apa yang disampaikan.

Perencanaan materi promosi ini menggunakan ilustrasi berupa fotografi, drawing sebagai ilustrasi iklan. Definisi foto adalah rekaman visual suatu peristiwa yang diambil dengan kamera dan berlangsung secara cepat dan tepat. Ilustrasi yang ditampilkan dalam materi promosi ini adalah visual yang mewakili tentang apa yang terdapat dalam Museum Sangiran, menyangkut koleksi yang ada dalam situs Sangiran, dan gambar dari keadaan area Museum Sangiran sebagai tempat atau alamat kawasan ini.

3) Logo

Logo merupakan identitas suatu perusahaan (Coorporate


(37)

yang meliputi segala hal yang khas atau unik berkenaan dengan perusahaan yang bersangkutan. Secara fisik, desain tersebut memiliki wujud sedemikian rupa sehingga akan dapat diingat khalayak dengan keberadaan perusahaan tersebut. Logo merupakan elemen penting dalam memperkenalkan suatu nama perusahaan ke lingkungan luas, dalam hal ini adalah masyarakat (audience).

Konsep awal dari pembuatan logo Museum Sangiran ini adalah untuk lebih mempromosikan Sangiran kepada khalayak dengan menggabungkan karakter, warna, dan jenis tipografi yang digunakan, agar masyarakat dapat memahami karakter perusahaan.

Logo yang ditampilkan menggunakan logo Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Alasan untuk tetap mengunakan logo tersebut karena Museum Sangiran masih berada di bawah naungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dalam pengelolaan dan publikasinya. Sehingga dalam mempromosikan Museum Sangiran tetap mempertahankan eksistensi logo yang digunakan tanpa merubah konsep logo yang sudah ada, namun dalam hal ini penulis juga membuat logo baru sebagai Coorporate Identity.


(38)

commit to user

1. Configuration

2. Color Guide


(39)

Penambahan efek drop shadow warna putih pada logo saat diaplikasikan pada media bertekstur atau gelap.


(40)

commit to user

4) Tipografi

Tipografi adalah seni memilih jenis huruf dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda dan menandai naskah untuk proses

typesetting. Huruf mempunyai banyak jenis atau style. Masing-masing

jenis tersebut biasanya disebut typeface. Tipografi yang baik mengarah pada kemudahan membaca tulisan dan keunikan desain huruf tertentu sehingga menciptakan gaya dan karakter subjek yang diiklankan.

Perkembangan tipografi saat ini mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan (hand drawn) hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang beragam.

Pada perencanaan periklanan ini, jenis huruf yang digunakan dalam pembuatan materi promosi Museum Sangiran antara lain:

a) Distress

Jenis ini termasuk dalam kategori Fantasy atau dekoratif. Biasanya penggunaan huruf-huruf dekoratif dan script diterapkan untuk keperluan atau tujuan-tujuan tertentu seperti dalam desain logo, label, headline, ataupun judul buku.

Pemilihan tipografi dalam mempromosikan Museum Sangiran cocok menggunakan huruf jenis Distress agar lebih


(41)

menonjolkan citra museum Sangiran, yang digunakan sebagai logo

dan headline dari materi promosi Museum Sangiran.

a b c d e f g h i j k l m n o

p q r s t u v w x y z

A B C D E F G H I J K L M N O

P Q R S T U V W X Y Z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

b) Broadview Regular

Salah satu jenis huruf Bodoni yang berkesan kuat dan

elegant. Penggunaan efek-efek khusus pada huruf memang harus

disesuaikan dengan kebutuhan desain. Penerapan efek-efek yang sesuai akan memperindah estetika dari rancangan desain. Jenis huruf ini akan digunakan pada sub headline materi promosi Museum Sangiran.

a b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V

W X Y Z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

5) Warna

Warna adalah elemen yang mempunyai pengaruh besar terhadap suatu desain, karena elemen warna mampu merangsang mata


(42)

commit to user

manusia sehingga dapat membangkitkan ketertarikan dan emosi pemirsanya.

Warna yang digunakan dalam layout desain media promosi Museum Sangiran adalah warna coklat dan hitam sebagai warna pokok. Warna coklat disesuaikan dengan karakter manusia purba yang identik dengan tanah, sedangkan warna hitam memiliki makna yaitu kokoh, kuat, dan formalitas. Alasan dari pemilihan warna coklat dan hitam, yakni menggambarkan karakter dari keberadaan Museum Sangiran itu sendiri, yaitu Museum Sangiran yang memiliki kesan formal, kokoh, dan mantap untuk terus dilestarikan keberadaannya sebagai kawasan pariwisata di wilayah Kabupaten Sragen.

Sebagai warna tambahan, warna putih digunakan dalam logo, dan warna coklat dalam background. Museum Sangiran merupakan situs yang menyimpan benda-benda purbakala sehingga dalam strategi promosi Museum Sangiran memilih warna coklat dan hitam yang ditempatkan di atas background warna putih ataupun sebaliknya. Setelah strategi kreatif ini disusun dan diketahui ide atau tema pesan apa yang akan disampaikan, maka selanjutnya adalah bagaimana menyampaikan pesan tersebut kepada konsumen sehingga dapat diterima dan


(43)

menghasilkan respon konsumen. Cara penyampaian tema atau pesan iklan ini dapat dilakukan melalui beberapa cara pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan Rasional

Pesan disampaikan dengan menampilkan figure produk, data fungsional, dan menguraikan fakta-fakta dengan informasi yang lugas dan jujur.

2. Pendekatan Emosional

Tema dan pesan disampaikan melalui sentuhan perasaan atau emosi konsumen. Cara pendekatan ini sama sekali tidak mementingkan ciri (figure) atau fakta-fakta tentang produk, tetapi lebih mementingkan pada pesan-pesan yang sedikit berlebihan, dan memanjakan perasaan agar tergiur pada pesan yang disampaikan tersebut.

C. Teknik Pelaksanaan

1. Konsep Perencanaan Media

Media adalah sarana untuk menyampaikan pesan, misalnya untuk komunikasi massa adalah radio, surat kabar, televisi, film, dan lain-lain. Perencanaan media yang tepat berdampak sangat baik bagi penyampaian pesan. Tujuan dari perencanaan media promosi Museum Sangiran adalah: a. Menyampaikan informasi yang efektif dan efisien sekaligus mudah diingat

masyarakat umum.

b. Menjangkau target audience yang diinginkan. c. Memaksimalkan peran media kreatif.


(44)

commit to user

Untuk menyampaikan pesan periklanan, tahapan-tahapan dalam memilih media periklanan adalah sebagai berikut:

a. Memutuskan jangkauan, frekuensi, dan dampak.

Pemilihan media merupakan upaya untuk menemukan media yang paling efektif dan efisien untuk menyampaikan jumlah paparan yang diinginkan kepada audience sasaran. Pengaruh paparan pada kesadaran

audience tergantung pada jangkauan paparan, frekuensi, dan pengaruhnya.

b. Memilih jenis-jenis media utama

Jenis media iklan terdiri atas iklan lini atas (above the line) dan iklan lini bawah (below the line).

Iklan lini atas dikuasai oleh lima media yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi kepada biro-biro iklan, yaitu pers, (koran dan majalah), radio, televisi, lembaga jasa iklan luar ruang, dan sinema/bioskop.

Iklan lini bawah lainnya adalah literatur penjualan seperti leaflet,

folder, brosur/booklet, broadsheet (peta, atlas, poster), catalog, dan

sebagainya; benda-benda pajangan ditempat penjualan seperti alat peraga bergerak, poster, stiker, contoh kemasan, produk sisa, sample, dan sebagainya; iklan di udara seperti pesawat, balon udara, dan sebagainya; kalender; tas iklan; bendera; jepitan kertas; dan lain-lain.

c. Memilih sarana media tertentu

Selanjutnya perencanaan media harus mencari media yang paling efektif dan efisien di antara media-media yang terpilih. Perencanaan media


(45)

dapat mengandalkan jasa pengukuran media yang memberikan perkiraan pengukuran pemirsa, komposisi, dan biaya media.

d. Menentukan waktu media

Dalam menentukan jenis media apa yang akan digunakan, pengiklan menghadapi masalah-masalah penjadwalan makro dan mikro. e. Menentukan alokasi geografis media

Suatu perusahaan harus memutuskan bagaimana mengalokasikan anggaran periklanannya untuk ruang dan waktu.

2. Strategi Media

Strategi media adalah bagaimana memilih dan menentukan media yang tepat untuk menjangkau sasaran sehingga menunjang keberhasilan promosi ini berdasarkan kebutuhan akan pemilihan karakteristik media yang informatif, kreatif, praktis, dan efisien, maka media-media yang akan direncanakan meliputi:

a. Media Lini Bawah (Below the line media)

Media lini bawah adalah media yang tidak mengharuskan adanya pembayaran komisi kepada pihak-pihak tertentu, misalnya stationary, poster, souvenir, dan sebagainya sebagaimana sesuai apa yang telah dijabarkan di atas. Berikut adalah media lini bawah yang direncanakan dalam pembuatan materi promosi Museum Sangiran, diantaranya :

1) Kartu Nama (Name Card)

Kartu nama selain berfungsi sebagai identitas pengelola dari Museum Sangiran juga difungsikan sebagai media komunikasi untuk


(46)

commit to user

berpromosi atau beriklan pada khalayak umum. Kartu nama ini akan dibagikan kepada khalayak umum.

Bentuk kartu nama ini sama seperti yang sering dijumpai, yaitu kartu nama berbentuk persegi panjang, berukuran 9 cm x 5.5 cm. Desainnya sendiri merupakan dasar dari media promosi yang lainnya. Bagian depan kartu nama ini terdapat headline dan logo di bagian atas, nama dan jabatan pengelola di bagian tengah dan alamat rumah, kantor, dan website di bagian bawah kartu nama. Sedangkan pada bagian belakang hanya menampilkan warna putih.

2) Kop Surat (Letter Head)

Kop surat yang berada dalam kertas surat akan didesain sedemikian rupa agar dapat diingat dengan ditambahkan sedikit

headline sebagai point of interest mengingat fungsinya yang sangat

penting sebagai media mengirimkan pesan kepada perorangan ataupun lembaga yang lain, jadi kertas surat sangat efektif untuk menyebarkan nama Museum Sangiran.

Konsep desain kop surat Museum Sangiran ini sederhana seperti kop surat yang dimiliki oleh lembaga lain pada umumnya, dan dibuat dalam kertas berukuran kwarto. Desain dari item ini cukup sederhana, yaitu pada bagian atas terdapat logo dan alamat kantor Museum Sangiran. Sedangkan pada bagian tepi bawah kertas surat mencantumkan headline dan alamat website Museum Sangiran.


(47)

Amplop memiliki fungsi yang sama seperti kertas surat, yang nantinya akan digunakan sebagai salah satu item materi promosi Museum Sangiran. Amplop berfungsi untuk menempatkan kertas surat guna mengirimkan informasi kepada perorangan atau lembaga lain.

Bentuk amplop ini sama seperti amplop yang sering dijumpai, yaitu ukuran amplop yang berbentuk persegi panjang, berukuran 23 cm x 11 cm. Sedangkan desainnya sendiri menyesuaikan dengan kop surat agar tidak terlihat kontras. Pada bagian depan amplop ini terdapat

headline dan logo dibagian atas, dan tempat penulisan alamat yang

dituju di bagian sudut kanan bawah serta alamat websitenya. Sedangkan pada bagian belakang hanya menampilkan alamat Museum Sangiran.

4) Tiket Masuk (Entrance ticket)

Tiket masuk memiliki fungsi yang sangat vital bagi keberadaan Museum Sangiran. Tarif tiket masuk bagi wisatawan domestik berbeda dengan wisatawan mancanegara.

Tiket masuk yang akan dibuat berukuran 15 cm x 5 cm. Media ini didesain dengan cukup sederhana dan menarik, yaitu menampilkan logo, ilustrasi tengkorak fosil, dan headline dan mandatories dengan tampilan tiga warna dasar yaitu hitam, putih, dan coklat.

5) Stiker (Sticker)

Merupakan media yang sangat disukai oleh sebagian masyarakat dan mempunyai daya tahan yang cukup lama dibanding


(48)

commit to user

dengan media yang lain. Selain itu media ini sangat fleksibel, dalam artian media ini dapat ditempatkan di manapun tergantung selera, dan memungkinkan orang dapat selalu melihat ilustrasi/pesan yang disampaikan lewat stiker tersebut, sehingga stiker memiliki kemampuan sebagai media promosi yang sangat efektif. Jadi, hanya dengan menempelkan stiker ini, secara langsung masyarakat juga ikut mempromosikan Museum Sangiran.

Sticker dibuat dengan ukuran 14 cm x 5 cm. Stiker didesain dengan cukup sederhana dan menarik, yaitu menampilkan logo, ilustrasi vektor patung Museum Sangiran, headline, sub headline dan

mandatories dengan tampilan tiga warna dasar yaitu hitam, putih, dan

coklat. 6) Pin

Pin dapat juga digunakan sebagai salah satu media promosi Museum Sangiran. Menampilkan konsep desain Sangiran dan dibuat dengan ukuran 5.8 cm x 5.8 cm, pin dapat menjadi point of interest

tersendiri bagi para pengunjung. Pin bisa dipakai di mana saja tergantung selera, dan memungkinkan akan menjadi perhatian khalayak bagi yang melihatnya. Jadi, pin sangat efektif sebagai media promosi Museum Sangiran.

Desain dalam item promosi ini yaitu menggunakan warna dasar hitam dan coklat, menampilkan logo, headline, dan mandatoris. Pin


(49)

tersebut akan dibagikan kepada tamu khusus sebagai cinderamata dari Museum Sangiran.

7) Poster

Poster merupakan media promosi dan periklanan yang persuasif dan informatif. Poster dapat ditempatkan di berbagai tempat yang strategis, memungkinkan dapat dilihat dan dibaca oleh masyarakat umum yang luas dan beragam. Bila diletakkan pada tempat yang tepat, akan mampu menarik perhatian. Poster dibuat dengan ukuran 29.7 cm x 42 cm, dilengkapi elemen dasar penggunaan logo,

headline, sub headline, mandatoris, serta ilustrasi foto patung tiruan

manusia purba.

8) Papan Penunjuk Ruang (Sign Board)

Sign board atau papan penunjuk ruang memang diperlukan

bagi para pengunjung museum, karena di dalam Museum Sangiran terdapat beberapa tempat atau ruangan penyimpanan benda-benda koleksi Museum Sangiran yang sampai saat ini masih bertambah ruang-ruang baru lagi, maka sign board cukup menunjang materi promosi Museum Sangiran. Berukuran 12 cm x 36 cm, papan penunjuk akan ditempatkan di bagian atas pintu masuk masing-masing ruangan yang ada di Museum.


(50)

commit to user

Mug yang lebih dikenal sebagai cangkir memiliki fungsi sebagai media periklanan yang cukup efektif. Kegunaan primernya sebagai tempat untuk minum, sedangkan kegunaan sekundernya yaitu sebagai media promosi.

Konsep pembuatan mug ini pada sisinya terdapat logo,

headline dan mandatories. Warna dasar mug yaitu putih disesuaikan

dengan konsep yang ada. Mug digunakan sebagai pilihan merchandise

yang ditampilkan dalam Museum Sangiran, akan ditempatkan pada

display yang terdapat di dalam beberapa ruang pameran Museum

Sangiran. Selain itu mug juga akan diberikan kepada tamu khusus saat

event-event tertentu.

10)Gantungan Kunci

Gantungan kunci juga dapat digunakan sebagai salah satu media promosi Museum Sangiran. Media ini dibuat dengan ukuran 5.8 cm x 5.8 cm yang seukuran dan serupa dengan pin. Gantungan kunci dapat menjadi point of interest tersendiri bagi para pengunjung. Media ini sangat diminati oleh pengunjung khususnya kalangan remaja.

Desain dalam media promosi ini menggunakan warna dasar putih dan coklat, menampilkan logo, headline, dan mandatoris. Gantungan kunci akan diberikan kepada pengunjung sebagai souvenir

dari Museum Sangiran.


(51)

X-banner merupakan salah satu media promosi yang cukup efektif, karena sangat menonjolkan konsep desain yang memang penting dalam sebuah materi promosi. X-banner dibuat dengan ukuran 60 cm x 160 cm dengan menampilkan ilustrasi foto-foto patung tiruan manusia purba yang didukung dengan gabungan warna dan tipografi.

Penempatan headline dan sub headline di bagian atas menunjang keseimbangan desain. Sebagai media promosi, X-banner

akan ditempatkan di ruang depan dekat dengan pintu masuk di beberapa ruangan yang ada dalam Museum Sangiran.

12)Kaos (T-shirt)

Kaos yang lebih dikenal dengan sebutan T-shirt ini juga dapat dijadikan sebagai media iklan berjalan. Media ini sangat efektif untuk menyampaikan sebuah pesan ataupun materi promosi periklanan.

Konsep desain kaos ditujukan bagi para pengunjung yaitu pada bagian depan menampilkan ilustrasi vektor tengkorak fosil pada bagian kiri atas dan mandatories alamat website di bagian bawah, sedangkan pada bagian belakang terdapat logo dan alamat website di bagian atas. b. Media Lini Atas (Above the line media)

Media lini atas adalah sebuah media yang digunakan oleh jenis iklan yang mengharuskan pembayaran komisi kepada pihak-pihak tertentu, atau merupakan media yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi kepada biro-biro iklan, diambil contoh seperti iklan-iklan yang


(52)

commit to user

terdapat pada website, majalah, koran, tabloid, billboard, baliho, dan sebagainya sesuai apa yang telah dijabarkan di atas.

Media yang akan direncanakan dalam materi promosi Museum Sangiran adalah website. Item ini didefinisikan sebagai media luar ruang. Media ini dipilih karena memiliki kelebihan sebagai berikut :

1) Jangkauan

Kemampuan media menjangkau sangat luas, tidak hanya lokal daerah namun jangkauannya sampai ke seluruh dunia. Sehingga, media ini dinilai sangat efektif mengingat target market dan audience

Museum Sangiran berasal dari dalam dan luar negeri. 2) Frekuensi

Kemampuan media mengulang pesan iklan yang sama terhadap khalayak sasaran saat mulai dilupakan.

3) Kontinuitas

Kesinambungan media menyampaikan pesan iklan sesuai dengan tuntutan strategi periklanan.

4) Ukuran

Kemampuan media memberikan ukuran yang dituntut oleh pesan iklannya. Memiliki kemampuan tampil dengan mencolok dan sesuai dengan karakter Museum Sangiran.

5) Warna

Kemampuan media menyajikan tata warna yang dituntut oleh suasana yang dikehendaki pada saat pesan iklan disampaikan.


(53)

6) Pengaruh

Kekuatan pesan iklan yang kreatif dengan tata letak yang fungsional dalam hal menjual dirinya kepada khalayak sasaran.

Website yang dibuat menampilkan informasi secara lengkap dan

jelas. Pembuatan website menggunakan CMS (Content Management

System) Joomla. Menggunakan huruf yang mudah terbaca, gambar foto

yang menarik dan pemilihan warna yang tepat. Website ini dibuat dengan ukuran lebar 980 px.

Penulis sangat memperhatikan segi keunggulan dan benefit yang diperoleh dalam pembuatan website menggunakan Joomla daripada menggunakan teknik konvensional dengan tabel. Berikut beberapa keunggulan Joomla:

1) Dapat melakukan update halaman utama, halaman berita, halaman artikel, maupun halaman arsip secara cepat.

2) Dapat menambah item menu baru pada main menu, other menu, maupun top menu dengan mudah dan cepat.

3) Dapat mengatur weblink dan iklan dengan mudah. 4) Dapat mengatur FAQ dan Newsflashes.

5) Dapat mencetak, mengirim artikel lewat mail, dan membaca artikel dalam format PDF.

6) Dapat mengatur pengguna (user) dengan tingkat akses level yang berbeda.


(54)

commit to user

7) Dapat menambah komponen, modul, plugin, template dari pihak ketiga (seperti: gallery, forum, calendar, video player, slide show,

antiflood, block IP, agenda, shoutbox, games, guestbook, shopping

cart, dan sebagainya).

8) Dapat menambah file multimedia tanpa harus membuat script sendiri. 9) Mudah melakukan instalasi.

10)Memiliki tampilan administrator sederhana untuk mengatur website. 11)Mudah digunakan untuk mengedit (menambah, mengubah,

menghapus) materi dan gambar.


(55)

commit to user

BAB IV

VISUALISASI KARYA

A.Pengertian Joomla

Joomla Open Source atau lebih sering dikenal dengan Joomla merupakan

salah satu Content Management System (CMS) yang bersifat open source, ialah sebuah software gratis yang dapat digunakan untuk membuat website yang paling sederhana hingga paling kompleks sekalipun, seperti web portal. Open source

karena pengguna dapat memodifikasi, menghapus, maupun menambah script

yang disertakan dalam software tersebut asal tetap mencantumkan hak cipta dan mentaati peraturan yang telah disepakati bersama-sama.

Software open source berbeda dengan software gratis (free use) karena

software yang bersifat gratis tidak menyertakan file-file aslinya (script) dari

software tersebut sehingga pengguna tidak dapat mengetahui bagaimana dan apa

isi yang terkandung di dalamnya. Intinya, kode (script) dibuka untuk pengguna agar dapat dimodifikasi sendiri sesuai keinginan.

B. Perancangan Website Museum Sangiran

Tampilan utama sebuah website sangat berpengaruh pada feedback

pengunjung terhadap website tersebut dalam menyajikan informasi yang beragam. Tidak jarang pengunjung hanya beberapa saat saja mengunjungi website tersebut meskipun sebenarnya informasi yang disajikan sangat penting untuk diketahui. Hal ini dikarenakan pengaturan dan tata letak menu kurang dipahami pengguna. Padahal, layout sebuah web justru berfungsi sebagai pemandu (guide) pengunjung


(56)

commit to user

dalam menelusuri informasi di dalamnya. Menu dan navigasi dalam web juga harus memiliki sifat cerdas dalam menyiasati pengunjung yang memiliki berbagai macam latar belakang pendidikan, budaya, maupun bahasa.

Tampilan menu dan navigasi harus berpenampilan menarik. Menu dan navigasi dalam web harus pula menyertakan pilihan bahasa sesuai dengan kemampuan bahasa yang dipahami pengunjung. Pada pembuatan website ini penulis menggunakan 6 menu yaitu: Main Menu, User Menu, Top Menu, Koleksi Museum, Informasi Terkini, dan Link Terkait. Berikut ini adalah bagian terpenting dari website Museum Sangiran.

1. Back-End Website

Back-End merupakan halaman yang digunakan oleh admin untuk

mengelola websitenya. Admin memasukkan dan merubah artikel, merancang tampilan yang akan ditampilkan di Front-End. Ketik pada URL

http://localhost/sangiran-id/administrator untuk menuju ke halaman Back-End

website Museum Sangiran.


(57)

Selanjutnya atur parameter Global Configuration yang berhubungan dengan site, system dan server yang digunakan.

Gambar 1.1 Konfigurasi Utama Back-End

Tahap awal dari konfigurasi pada Back-End website adalah menentukan Section, Category dan artikel.

a. Section

Tingkatan tertinggi dalam pengelolaan artikel pada sistem administrasi Joomla adalah Section. Section memiliki Category yang tidak terbatas. Section yang digunakan antara lain Museum Sangiran, Sejarah dan Berita.


(58)

commit to user

b. Category

Category dapat memiliki beberapa artikel (content) dengan jumlah

tak terbatas. Penentuan nama category harus disesuaikan dengan nama

Section yang diikutinya dan tema-tema artikel berada di bawahnya yang

akan ditulis.

Gambar 1.3 Halaman CategoryManager

c. Artikel

Artikel adalah bagian terkecil dari lingkup Section dan Category

yang terdapat pada Joomla. Article Manager menjadi pusat pengaturan artikel-artikel yang jumlahnya tidak terbatas.


(59)

Penambahan artikel dapat dilakukan dengan cara klik New

sehingga halaman akan terlihat seperti gambar di bawah ini.

Gambar 1.5 Penambahan Artikel pada Halaman ArticleManager

Selanjutnya untuk menambah gambar dapat dilakukan dengan cara klik tab image yang ada di bawah area teks, kemudian pilih gambar pada

directory stories, isi Image URL, Image Description dan Title. Setelah itu

klik Start Upload.


(60)

commit to user

2. Front-End Website

Front-End adalah halaman yang dapat dilihat langsung oleh

pengunjung website. Front-End merupakan hasil jadi dari proses pembuatan

website melalui Back-End Joomla. Administrator juga dapat mengubah isi

artikel melalui Front-End dengan cara klik edit di bagian tab icon atas. Pada halaman Front-End terlihat jelas bagian-bagian yang ada pada website.


(61)

Bagian utama dari website tersebut antara lain header dan top menu

yang berada pada bagian paling atas, navigasi hyperlink yang berada di bagian kiri, content merupakan isi web di bagian tengah. Pada bagian kanan terdapat

modul-modul penting antara lain polling, statistik website, pengunjung online

dan form chat. Sedangkan bagian terbawah dari website terdapat footer.

Gambar 1.8 Halaman Index Website Museum Sangiran

Sebelum menuju ke halaman front end pengunjung terlebih dahulu harus melewati halaman index yang merupakan halaman pertama dari website

Museum Sangiran. Halaman index ini dibuat dengan gambar-gambar yang menunjukkan karakter dari Museum Sangiran, yaitu bertekstur tanah.

Beberapa component yang menjadi daya tarik dari website ini adalah adanya video, galeri foto dan form chat. Penambahan modul chat

dimaksudkan untuk menarik para remaja usia sekolah untuk mengunjungi dan menjadi member dari website Museum Sangiran. Gambar pada galeri foto


(62)

commit to user

memiliki fasilitas yang cukup menarik karena ditampilkan seperti album foto digital. Sedangkan video yang berformat file FLA dapat dilihat langsung seperti video pada websiteportal youtube.

Gambar 1.9 Halaman Galeri Foto

Pada galeri foto terdapat fasilitas download, form comment, slide show

dan zoom image. Namun, fasilitas download hanya dapat dinikmati

pengunjung yang sudah menjadi member.

3. Template

Tampilan sebuah website sangat mempengaruhi emosi pengunjung dalam menikmati informasi yang disajikan. Penempatan navigasi yang serasi, warna yang sesuai dengan tema, berita yang informatif dan tata bahasa yang


(63)

lugas akan mengundang semua pengguna internet untuk mengunjungi website

tersebut. Template yang penulis gunakan adalah free template yang diambil dari http://www.webhostingart.com. Selanjutnya dimodifikasi menyesuaikan karakteristik Museum Sangiran.

2.0 Template Manager

Pada bagian template inilah penulis mengubah tampilan dasarnya.

Free template yang diambil dari webhostingart memiliki warna dominan

hitam dan grayscale. Sehingga penulis mengubah dan menyesuaikannya dengan karakteristik Museum Sangiran yaitu coklat tanah.

Tahap awal dari modifikasi template yaitu mengambil salah satu bagian image template dan mengubah warnanya menggunakan program Adobe Photoshop CS2. Klik image kemudian adjustments dan tentukan color

balancenya. Selanjutnya cari nilai warna RGB pada navigasi objek.


(64)

commit to user

Selanjutnya buka program Macromedia Dreamweaver 8 untuk memodifikasi file CSS pada template. Atur parameter untuk mengubah warna

container pada body website.

Gambar 2.2 Modifikasi File CSS

4. Component

Secara umum, Component berfungsi untuk menambah fungsionalitas sistem Joomla yang memiliki halaman untuk mengatur beberapa parameter. Jumlah Component yang berkembang saat ini lebih dari ratusan dan akan terus bertambah seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan penggunanya. Proses menginstal Component, terlebih dulu harus mendownloadnya pada

website resmi Joomla. Component ada yang gratis dan berbayar.


(65)

5. Module

Module adalah sebuah aplikasi mini yang ditempatkan di bagian atas,

kanan, kiri, maupun bawah halaman utama website. Module berfungsi untuk menampilkan beberapa component yang telah terinstal. Module memiliki peran sangat penting untuk keindahan tampilan website, karena dapat mengendalikan interface dan component yang terinstal.

Gambar 2.4 Module yang terdapat pada Front-End

6. Plugins/Mambots

Plugins/Mambots adalah aplikasi mini yang disiapkan untuk

memanipulasi, menambah, dan membuat perubahan pada contents atau artikel. Jumlah Plugins/Mambots yang dikembangkan tidak sebanyak component,

module, dan template. Hal ini dikarenakan jangkauan pemanfaatannya tidak


(66)

commit to user

C. Karya Pendukung

1. Kartu Nama (Name Card)

Ukuran : 9 cm x 5.5 cm Format : landscape

Ilustrasi : logo Museum Sangiran, vektor fosil

Tipografi : Distress, Broadview Regular, ZapfHumnst Dm BT Media : kertas glossy laminasi dof

Teknik Pembuatan : printing

Proses : Adobe Photoshop CS2


(67)

2. Kop Surat (Letter Head)

Ukuran : 21 cm x 29.7 cm (A4) Format : portrait

Ilustrasi : logo Museum Sangiran

Tipografi : Distress, ZapfHumnst Dm BT, Tahoma Media : kertas HVS A4 80 gr

Teknik Pembuatan : printing

Proses : Adobe Photoshop CS2


(68)

commit to user

3. Amplop (Envelope)

Ukuran : 23 cm x 11 cm Format : landscape

Ilustrasi : logo Museum Sangiran, vektor fosil Tipografi : Distress, ZapfHumnst Dm BT, Tahoma Media : kertas HVS 80 gr

Teknik Pembuatan : printing

Proses : Adobe Photoshop CS2


(69)

4. Tiket Masuk (Entrance Ticket)

Ukuran : 15 cm x 5 cm Format : landscape

Ilustrasi : logo Museum Sangiran, vektor fosil

Tipografi : Distress, Broadview Regular, ZapfHumnst Dm BT Media : artpaper 100 gr

Teknik Pembuatan : printing

Proses : Adobe Photoshop CS2


(70)

commit to user

5. Stiker (Sticker)

Ukuran : 14 cm x 5 cm Format : landscape

Ilustrasi : logo Museum Sangiran, vektor tugu fosil

Tipografi : Distress, Broadview Regular, ZapfHumnst Dm BT Media : kertas glossy sticker laminasi dof

Teknik Pembuatan : printing

Proses : Adobe Photoshop CS2


(71)

6. Pin

Ukuran : 5.8 cm x 5.8 cm Format : portrait

Ilustrasi : logo Museum Sangiran Tipografi : Distress, Tahoma

Media : kertas inkjet, alumunium, laminasi doff Teknik Pembuatan : printing dan press

Proses : Adobe Photoshop CS2


(72)

commit to user

7. Poster

Ukuran : 29.7 cm x 42 cm (A3) Format : portrait

Ilustrasi : logo Museum Sangiran, foto tiruan manusia purba Tipografi : Distress, Broadview Regular, ZapfHumnst Dm BT Media : kertas artpaper 190 gr

Teknik Pembuatan : printing

Proses : Adobe Photoshop CS2


(73)

8. Papan Penunjuk Ruang (Sign Board)

Ukuran : 12 cm x 36 cm Format : landscape

Ilustrasi : logo Museum Sangiran

Tipografi : Broadview Regular, ZapfHumnst Dm BT, Tahoma Media : acrylic, artpaper

Teknik Pembuatan : printing

Proses : Adobe Photoshop CS2


(74)

commit to user

9. Mug

Ukuran : 22 cm x 8 cm (diameter 8 cm) Format : landscape

Ilustrasi : logo Museum Sangiran

Tipografi : Distress, ZapfHumnst Dm BT, Tahoma Media : glass

Teknik Pembuatan : cetak digital press

Proses : Adobe Photoshop CS2


(75)

10. Gantungan Kunci

Ukuran : 5.8 cm x 5.8 cm Format : portrait

Ilustrasi : logo Museum Sangiran Tipografi : Distress, Tahoma

Media : kertas inkjet, alumunium, gantungan, laminasi doff Teknik Pembuatan : printing dan press

Proses : Adobe Photoshop CS2


(76)

commit to user

11. X-banner

Ukuran : 60 cm x 160 cm Format : portrait

Ilustrasi : logo Museum Sangiran, foto tiruan manusia purba Tipografi : Distress, ZapfHumnst Dm BT, Tahoma

Media : MMT Teknik Pembuatan : digital printing

Proses : Adobe Photoshop CS2


(77)

12. Kaos (T-Shirt)

Ukuran : semua ukuran (S, M, L, XL) Format : portrait

Ilustrasi : logo Museum Sangiran, vektor fosil Tipografi : Tahoma

Media : kain katun Teknik Pembuatan : sablon

Proses : CorelDRAW 12

Distribusi : sebagai souvenir yang diberikan kepada tamu pada saat acara khusus


(78)

commit to user

68

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan dari apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil simpulan bahwa sebagai salah satu perusahaan pemerintah daerah di bidang pariwisata, Museum Sangiran memiliki peluang yang cukup besar untuk dapat berkembang menjadi salah satu kawasan pariwisata bertaraf internasional dan menjadi salah satu aset perekonomian dan budaya bagi Kabupaten Sragen.

Pelaksanaan promosi melalui desain website diharapkan akan membawa dampak yang besar dalam membangun minat masyarakat luas terhadap citra positif Museum Sangiran, terutama dapat meningkatkan intensitas pengunjung Museum Sangiran. Media website menciptakan daya tarik tersendiri yang visualisasinya dapat dengan mudah ditangkap oleh indera penglihatan, sehingga masyarakat dapat langsung mengerti isi pesan yang akan disampaikan.

B. Saran

Pemanfaatan media promosi melalui website yang ditunjang oleh perencanaan sistem grafis yang matang, merupakan media yang sangat efektif dalam meningkatkan promosi Museum Sangiran.

Kegiatan periklanan yang mempunyai tujuan untuk menunjang promosi, hendaknya dilakukan secara bertahap dan konsisten, agar citra Museum Sangiran dapat terpositioning pada target audience masyarakat luas. Media promosi seperti


(79)

commit to user

69

luar negeri. Website juga dapat menyajikan informasi yang lebih lengkap dibanding dengan media promosi lainnya. Adanya website Museum Sangiran diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara.


(1)

9. Mug

Ukuran : 22 cm x 8 cm (diameter 8 cm) Format : landscape

Ilustrasi : logo Museum Sangiran

Tipografi : Distress, ZapfHumnst Dm BT, Tahoma Media : glass


(2)

commit to user

10. Gantungan Kunci

Ukuran : 5.8 cm x 5.8 cm Format : portrait

Ilustrasi : logo Museum Sangiran Tipografi : Distress, Tahoma

Media : kertas inkjet, alumunium, gantungan, laminasi doff Teknik Pembuatan : printing dan press

Proses : Adobe Photoshop CS2


(3)

11. X-banner

Ukuran : 60 cm x 160 cm Format : portrait

Ilustrasi : logo Museum Sangiran, foto tiruan manusia purba Tipografi : Distress, ZapfHumnst Dm BT, Tahoma


(4)

commit to user

12. Kaos (T-Shirt)

Ukuran : semua ukuran (S, M, L, XL) Format : portrait

Ilustrasi : logo Museum Sangiran, vektor fosil Tipografi : Tahoma

Media : kain katun Teknik Pembuatan : sablon

Proses : CorelDRAW 12

Distribusi : sebagai souvenir yang diberikan kepada tamu pada saat acara khusus


(5)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan dari apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil simpulan bahwa sebagai salah satu perusahaan pemerintah daerah di bidang pariwisata, Museum Sangiran memiliki peluang yang cukup besar untuk dapat berkembang menjadi salah satu kawasan pariwisata bertaraf internasional dan menjadi salah satu aset perekonomian dan budaya bagi Kabupaten Sragen.

Pelaksanaan promosi melalui desain website diharapkan akan membawa dampak yang besar dalam membangun minat masyarakat luas terhadap citra positif Museum Sangiran, terutama dapat meningkatkan intensitas pengunjung Museum Sangiran. Media website menciptakan daya tarik tersendiri yang visualisasinya dapat dengan mudah ditangkap oleh indera penglihatan, sehingga masyarakat dapat langsung mengerti isi pesan yang akan disampaikan.

B. Saran

Pemanfaatan media promosi melalui website yang ditunjang oleh perencanaan sistem grafis yang matang, merupakan media yang sangat efektif dalam meningkatkan promosi Museum Sangiran.

Kegiatan periklanan yang mempunyai tujuan untuk menunjang promosi, hendaknya dilakukan secara bertahap dan konsisten, agar citra Museum Sangiran


(6)

commit to user

69

luar negeri. Website juga dapat menyajikan informasi yang lebih lengkap dibanding dengan media promosi lainnya. Adanya website Museum Sangiran diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara.