PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DALAM STRATEGI KOMUNIKASI PERSMA SEBAGAI MEDIA PERGERAKAN MAHASISWA

30

KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012

PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DALAM STRATEGI KOMUNIKASI
PERSMA SEBAGAI MEDIA PERGERAKAN MAHASISWA
Ika Damayanti, Shoqib Angriawan, Ryantono Puji S.
Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT
Pers Mahasiswa (persma) as one of the student movement has played a big role in
Indonesia democracy. However, as the reform movement enable mass media and the press to
cover politic issues, persma back to its nature to cover the issue related to internal campus. The
local interest of persma makes it seem to lose its role in struggling over the marginal interest in
society. Persma in this view point has no power to gain a consensus about certain issue widely,
in this case digital media may play a role in gainning an agreement by spreading the issue
toward many student organizations and general people in the society. LPM Pabelan, in order to
raise the academic culture and to fasilitate the students interest has launched their printed and
online product. By the use of their communication strategy, LPM Pabelan wishes that the
students movement can give a contribution not only for students itself but also for their

environment.
Keywords: Students Movement,Communication Strategy, Digital Media.

PENDAHULUAN

change, di mana dengan pergerakannya,

“Mahasiswa Menggugat”, istilah itu

mereka berusaha untuk memperjuangkan

merupakan istilah yang digunakan dalam

kepentingan rakyat. Bung Karno, Sang

gerakan mahasiswa yang dipelopori oleh

Bapak

Arif Budiman sebagai wujud reaksi terhadap


bahwa cukup dengan sepuluh orang pemuda,

kenaikan harga bahan bakar minyak pada

maka ia akan sanggup membangun dan

tahun 1974. (wikipedia.org) Mahasiswa

mempertahankan

adalah bagian dari pemuda Indonesia yang

Indonesia.

menyebut diri mereka sebagai agent of

banyaknya

Proklamasi


Hal

pernah

bangsa
itu

peran

mengatakan

dan

negara

dibuktikan

dengan


mahasiswa

sebagai

KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012

31

golongan pemuda dalam sejarah perjuangan

(SPMI) yang kemudian bergabung menjadi

nasional dan perubahan iklim politik di

Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI)

Indonesia.

pada tahun tahun 50-an. (ibid: 2)


Sejak tahun berdirinya Boedi Oetomo

Dalam

tulisan

ini,

penulis

ingin

pada tahun 1908 hingga runtuhnya rezim

membahas mengenai perkembangan persma

orde baru pada tahun 1998, para aktivis

khususnya terkait dengan perkembangan


mahasiswa

menyumbangkan

media digital sebagai sarana komunikasi

kemampuan intelektualitas dan idealismenya

pada Lembaga Pers Mahasiswa (LPM)

untuk membebaskan bangsa Indonesia dari

Pabelan. Alasan penulis memilih LPM

ketertindasan,

asing

Pabelan sebagai obyek penelitian adalah


maupun oleh bangsa pemerintah bangsa

karena keterbatasan penulis dalam melacak

sendiri.

dalam

perkembangan persma di Indonesia pada

memperjuangkan idealismenya tidak hanya

masa pasca reformasi. Selain itu, LPM

diwujudkan dengan aksi turun ke jalan, tapi

Pabelan dinilai layak karena ia memiliki

mereka menggunakan kemampuan inteletual


sumbangan yang cukup signifikan bagi

mereka untuk mengawal pemerintahan yang

pergerakan

ada melalui organisasi pers mahasiswa

khususnya pada masa-masa ORBA dan

(persma).

reformasi. Hal tersebut dibuktikan dengan

telah

baik

Peran


oleh

bangsa

mahasiswa

Peran persma di Indonesia pada era

mahasiswa

keikutsertaanya

di

dalam

Surakarta

Solidaritas


sebelum reformasi tidak hanya sebagai

Mahasiswa

penyambung lidah antara rakyat dengan

(SMID) pada tahun 1990-an. Selain itu,

pemerintah

dan

kualitas produk LPM Pabelan juga masih

Namun,

diakui dengan memenangi juara lomba koran

permasalahan


dalam

bidang

umum

politik

lainnya.

persma juga memiliki sumbangan positif

Indonesia

untuk

Demokrasi

kampus se-Surakarta pada tahun 2010.

untuk menyuntikkan keberanian pada pers

LPM Pabelan telah berdiri sejak 33

nasional karena banyaknya permasalahan

tahun yang lalu. Saat ini, LPM Pabelan lebih

yang membatasi pers nasional kala itu

mengutamakan isu seputar mahasiswa dalam

(Abdul Rohman.2009:1). Masa kejayaan

pemberitaanya.

persma ditandai dengan berdirinya Ikatan

dihasilkan oleh

Wartawan Mahasiswa Indonesia (IWMI)

Majalah Pabelan, Tabloid Pabelan Pos,

dan Serikat Pers Mahasiswa Indonesia

Koran Pabelan dan Pabelan-online.com.

Produk-produk

yang

LPM Pabelan adalah

32

KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012

Masing-masing produk ini dikoordinasi oleh

mungkin agar informan dapat lebih rileks

seorang pemimpin redaksi. Sehingga, LPM

dan terbuka dalam menyampaikan informasi

Pabelan memiliki empat pemimpin redaksi

yang

yang menduduki struktur organisasi setara.

melakukan interpretasi terhadap catatan-

Sementara secara umum, LPM Pabelan

catatan yang diperoleh dari hasil wawancara

dipimpin oleh seorang pemimpin umum.

dan studi pustaka. (Pawito. 2007:135)

dibutuhkan.

Kemudian,

penulis

Pemilihan isu yang akan diangkat
dalam

produk

LPM

Pabelan

biasanya

berdasarkan data, isu yang disampaikan oleh
mahasiswa

di

luar

organisasi

PERSMA

DALAM

PANDANGAN

KRITIS

atau

Tradisi

kritis

dalam

komunikasi

permasalahan yang sedang hangat terjadi di

berusaha untuk memperjuangkan kaum yang

lingkungan

isu-isu

termarginalisasi akibat adanya ketimpangan

tersebut dibawa ke dalam rapat redaksi

kekuasaan, hegemoni, dan dominasi yang

untuk dipilih dan dtindaklanjuti dalam

terbentuk dalam masyarakat. Dalam hal ini,

bentuk reportase. Masing-masing bidang

pandangan Marxist menganggap bahwa

redaksi memiliki pole kerja yang sama

media sebagai alat yang digunakan oleh

kecuali

kelas

kampus.

pada

Kemudian

Pabelan-online.com

yang

dominan

untuk

mendapatkan

memungkinkan mahasiswa umum untuk

keuntungan dengan menanamkan ideologi

menyampaikan informasi dengan filter dari

tertentu yang menekan kelas minoritas.

gatekeeper atau editor redaksi.

Sementara itu, dalam pandangan politik

Penulis menggali data untuk penelitian

ekonomi media, kepemilikan media oleh

ini dengan menggunakan interview terhadap

sekelompok pemilik modal seperti yang

pengurus

ini

terjadi di Indonesia saat ini berperan dalam

dianggap mampu digunakan untuk melacak

menciptakan ketimpangan yang terjadi di

berbagai gejala tertentu dari perspektif

masyarakat

orang-orang yang terlibat. Selain itu, metode

sebagai komoditas yang dapat dijual dalam

ini juga dapat menggali berbagai informasi

masyarakat. (Littlejohn&Foss. 2005: 292)

LMP

Pabelan.

Metode

karenaisi

media

dianggap

yang tidak bisa diperoleh dengan metode

konglomerasi media merupakan salah

lain. Dalam proses wawancara, penulis

satu bentuk dominasi kapitalisme dalam

menggunakan

namun

menyebarkan

sesantai

masyarakat.

mengusahakan

interview
agar

guied,

suasana

ideologinya
Sedangkan

ideologi

kepada
dan

KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012

33

kreativitas terutama yang menentang para

mengenai tema atau judul yang diangkat

penguasa tidak dapat memperoleh ruang.

tidak dapat terlacak. Contoh pembredelan-

Maka dari itu, persma sebagai media massa

pembredelan yang dialami oleh persma

yang tidak terikat dengan kepentingan

menunjukkan independensi, kebebasan dan

pemilik modal maupun pemerintah dapat

heterogenitas dalam sikap politiknya.
Robert

menjadi sarana counter dominasi untuk

Dardene

mengungkapkan

menyuarakan aspirasi-aspirasi yang tidak

bahwa persma

merupakan laboratorium

tertampung oleh media mainstream.

demokrasi. Sebagai sebuah institusi pers,

Persma tumbuh karena banyak isu

persma berkewajiban untuk menyampaikan

sosial maupun politik yang tidak mampu di-

informasi dan fakta yang memberikan

cover oleh media pers umum. Hal tersebut

kesadaran-kesadaran baru bagi khalayaknya

disebabkan

dan

untuk menentukan pilihan dalam menyikapi

pemerintahan sebelum masa reformasi yang

perkembangan-perkembangan baru dalam

membatasi kebebasan informasi terutama

hidupnya.

oleh

iklim

politik

Berikut

isu-isu yang menyerang pemerintah maupun

adalah

beberapa

fungsi

elit politik di Indonesia. Namun, seperti

persma:

halnya pers umum, persma juga tak lepas

1.

dari belenggu kekuasaan. Misalnya dalam

Persma sebagai sebuah organisasi tidak

skripsi Abdul Rohman disebutkan bahwa

hanya memberikan pembelajaran bagi para

persma telah beberapa kali mengalami

anggotanya

pembredelan akibat pemberitaanya yang

Seperti

menentang

lainnya,

kebijakan

kebijakan
kampus.

pemerintah
Contohnya

atau
adalah

Menyediakan wahana pembelajaran

mengenai

halnya
persma

pengetahuan

dan

skill

jurnalistik.

organisasi

mahasiswa

juga

memberikan

melatih

kemampuan

pembredelan yang dialami oleh Salemba,

mahasiswa dibidang kepemimpinan dan

Gelora Mahasiswa dan Kampus pada tahun

managerial.

1978

2.

yang

mengangkat

isu

mengenai

demokratisasi
Terkait

Memberikan informasi

Sebagai institusi pers, persma berkewajiban
pembredelan,

Salah

satu

untuk

menyampaikan

informasi

yang

produk LPM Pabelan yaitu Tabloid Mentari

dibutuhkan

yang mengangkat isu politik juga pernah

berpegang pada asas kebenaran dan sesuai

dibredel pada tahun 1998. Sayang data

dengan

oleh

fakta.

khalayaknya

Persma

tidak

dengan

hanya

34

KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012

menyampaikan peristiwa yang terjadi dalam

sarana diskusi maupun mendukung tindakan

lingkungan internal kampus saja, melainkan

lain

juga peristiwa umum yang terjadi di

advokasi. (Abdul Rohman. 2009: 29)

yang

lebih

nyata

seperti

proses

lingkungan masyarakat.
3.

Sebagai

katalisator

dalam

proses

demokrasi
Peran persma dalam proses demokrasi
adalah untukmenjadi keterbukaan informasi,
sebagai

sarana

untuk

menyampaikan

argumentasi

dan

memancing

kepekaan

mahasiswa

dan

masyarakat

terhadap

KESADARAN

PERSMA

PASCA

REFORMASI

TERHADAP

NILAI-

NILAI PERGERAKAN
Pada masa pasca reformasi, di mana
kebebasan pers secara umum telah mulai
diperoleh, pergerakan persma justru semakin
tenggelam.

Pers

nasional

tidak

lagi

berbagai permasalahan yang terjadi di

mengalami kesulitan dalam meng-cover

sekitar mereka.

masalah kemasyarakatan terutama isu-isu

4.

Meningkatkan budaya membaca dan

politik yang dulunya menjadi ranah persma.

tingkat pertisipasi khalayak

Selain

itu,

tuntutan

masa

studi

dan

Produk jurnalistik bisa menjadi bacaan

kebutuhan internal kampus membuat persma

alternatif bagi yang mampu memberikan

akhirnya kembali ke kandang (mengangkat

inspirasi terhadap khalayaknya. Selain itu,

isu-isu seputar mahasiswa)

produk jurnalistik juga menyediakan ruang

Selain tidak lagi mengangkat isu

untuk berpartisipasi dalam menyampaikan

nasional, persma yang saat ini merasa tidak

aspirasi melalui tulisan.

lagi memiliki musuh bersama menjadi

5.

cenderung pragmatis. Salah satu informan

Mendukung budaya akademis
akademik

bahkan secara gamblang mengatakan bahwa

kampus, keberadaan persma juga harus

ia tidak paham mengenai arah pergerakan

mampu berkonribusi dalam meningkatkan

persma yang diikutinya. Padahal ia menjabat

budaya akademis di lingkungan kampus.

sebagai salah satu dari dewan pimpinan dan

Misalnya, meningkatkan budaya diskusi,

membawahi bidang redaksi yang bertugas

berpikir ilmiah, penelitian maupun sharing

mengkoordinir penerbitan melalui media

ide yang kemudian bisa dijadikan sebagai

online.

Sebagai

bagian

dari

civitas

sumber produk jurnalistik. Sebaliknya dari
produk yang mereka hasilkan bisa menjadi

Ryantono, salah satu reporter sekaligus
mantan

pemimpin

redaksi

Pabelan-

KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012

online.com tahun 2011 mengakui bahwa

35

Selain hal-hal yang disebutkan di atas,

sejak tahun 2009, tren isu yang diangkat

keterbatasan-keterbatasan

oleh LPM Pabelan lebih mengarah pada

membatasi pergerakan persma antara lain:

yang

biasa

peningkatan fasilitas dan iklim kompetisi
akademis di lingkungan kampus UMS. Ia
mengatakan, “Sekarang ini mahasiswa sudah
mulai

tidak

kritis

dalam

permasalahan-permasalahan

memandang
di

sekitar

mereka. Selain itu fasilitas yang kurang
memadai dan rendahnya tingkat kompetisi
dikalangan

mahasiswa

membuat

para

1. Pers

mahasiswa

sebagai

aktivitas

sampingan
Tugas utama mahasiswa adalah belajar dan
menyelesaikan studinya, maka dari itu
aktivitas mahasiswa dalamhal ini persma
masih menjadi aktivitas sampingan.
2. Keterbatasan waktu studi

mahasiswa cenderung apatis. Maka dari itu,

Tuntutan untuk segera lulus dan keterbatasan

menurut kami lebih baik membenahi dulu

masa

yang ada di dalam (lingkungan kampus)

kemahasiswaanpun terbatasi oleh waktu.

studi

membuat

aktivitas

daripada mengangkat isu yang besar, tapi
kepentingan mahasiswa sendiri malah tidak

3. Kurangnya

profesionalisme

dalam

kaderisasi

tergarap.”
Apatisme mahasiswa nampaknya tidak

Keterbatasan

mahasiswa

karena

masa

hanya menyerang mahasiswa non aktivis

studinya menyebabkan aktivitas mahasiswa

karena di dalam organisasi mahasiswa

bersifat temporal. Dalam kasus persma,

sendiri banyak kendala yang terkait dengan

proses

apatisme anggota dan pengurusnya. Hal

jurnalis yang matang terbentur oleh masa

tersebut berimbas pada tidak maksimalnya

studi. Sehingga tidak seperti pers umum,

kinerja organisasi dan menurunnya kualitas

persma harus terus berhadapan dengan

produk

Nafas

proses belajar para mahasiswa baru dan

kebebasan di era reformasi ini nampaknya

ditinggalkan oleh jurnalis yang sudah mulai

justru membuai para mahasiswa hingga larut

matang (mahasiswa senior) yang sudah

pada kenyamanan dan menumpulkan sikap

harus lulus.

kritis

yang

mereka

mereka

hasilkan.

terhadap

masyarakat yang lebih luas.

kepentingan

belajar

untuk

menjadi

seorang

4. Pendanaan dan independensi
Pendanaan
mengandalkan

persma
dana

yang

masih
universitas

36

KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012

menyebabkan independensi persma terhadap

manajement) untuk mencapai suatu tujuan.

kebijakan kampus. Hal itu juga dapat

Strategi

berpengaruh pada kebijakan organisasi dan

menunjukkan

redaksionalnya. (Abdul Rohman. 2009: 32)

secara praktis harus dilakukan, dalam arti

komunikasi

harus

bagaimana

dapat

operasionalnya

kata bahwa pendekatan (approach) bisa
Berdasarkan

keterangan

dari

para

informan, LPM Pabelan juga mengalami
masalah yang tidak jauh berbeda. Tidak
aktifnya beberapa pengurus menyebabkan
ada beberapa jobdesk yang dikerjakan oleh
satu

orang

dan

membuat

fungsi

berbeda-beda

persma juga terkendala pragmatisme target
dan

deadline

terbitan,

sehingga

isi

pemberitaan terkadang belum menyentuh
esensi permasalahan.

bergantung

pada situasi dan kondisi(Uchjana. 2004: 29).
Tujuan sentral strategi komunikasi itu adalah
untuk

memastikan

bahwa

komunikan

mengerti pesan yang diterimanya, membina
dan memotivasi (Uchjana. 2004: 32).

kepengurusan tidak berjalan lancar. Selain
ketidakaktifan beberapa pengurus, biasanya

sewaktu-waktu

Strategi komunikasi yang digunakan
Lembaga

Pers

Mahasiswa

Pabelan

diantaranya dengan mengggunakan pola
pelaksanaan menjalankan fungsi kontrol
lembaga.

Jika

fungsi

kontrol

lembaga

(intern) sudah menguat maka aktivitas keluar
seperti menyuarakan pergerakan mahasiswa

STRATEGI KOMUNIKASI LEMBAGA

bisa semakin kompak dilakukan.

PERS MAHASISWA PABELAN

Salah satu hal yang menjadikan

Menurut Onong Uchyana E. strategi
pada hakekatnya merupakan perencanaan
(planning) dan manajemen untuk mencapai
suatu tujuan. Namun untuk mencapai tujuan
itu, strategi tidak berfungsi sebagai peta
jalan yang hanya menunjukkan arah saja,
melainkan harus menunjukkan bagaimana
taktik operasionalnya (Uchjana. 2004: 29).
Lebih

lanjut

Onong

strategi

komunikasi merupakan paduan perencanaan
komunikasi (communication planning) dan
manajemen

komunikasi

(communication

Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan berperan
aktif

dalam

menyuarakan

pergerakan

mahasiswa adalah intensitas terbit yang
berkala. Untuk itu, maka Lembaga Pers
Mahasiswa

Pabelan

menyusun

jadwal

redaksi di keempat produk yang terkait.
Selalu mengadakan rapat redaksi yang
dipimpin

oleh

pemimpin

redaksi,

mengontrol kru redaksi, melakukan evaluasi
pra dan pasca cetak produk atau secara
berkesinambungan, serta menertibkan kru

KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012

redaksi

dalam

menjalankan

tugas

redaksional.

37

digital pulalah ia berhasil memperoleh
simpatidari masyarakat. Gerakan 1.000.000
facebooker pendukung Prita ditindaklanjuti

MEDIA DIGITAL SEBAGAI SARANA

dengan gerakan di dunia nyata dalam bentuk

ALTERNATIF PERSMA

‘koin untuk Prita’. Bahkan pada 2009, Prita

Revolusi dalam media digital adalah

akhirnya dibebaskan dari tuntutan dan bisa

konvergensi antara teknologi komunikasi,

menghirup udara kebebasan. (Dewi Kartika

data-data

dan

sari. 2011:177) Contoh gerakan lain yang

sekaligus komunikasi massa dalam sabuah

dilakukan melalui dunia maya di Indonesia

sarana komunikasi (Jan A.G.M. Van Dijk.

adalah 1.000.000 facebooker mendukung

2006), sebuah kombinasi antara computing

kebebasan Bibit-Chandra dan yang terakhir

and information technology, communication

adalah 1.000.000 facebooker mendukung

network, digitizied media and information

Briptu Norman Kamaru.

dalam

berkomunikasi,

Dengan

Di mesir, seorang eksekutif Google

digital

bernama Wael Ghonim yang sempat ditahan

memungkinkan kita untuk menggunakan

karena tuduhan menggerakkan massa untuk

media audio, video, teks dan gambar dalam

menggulingkan

percakapan atau pengiriman pesan. Hal

melalui facebook pada 25 Januari 2011,

tersebut semakin menambah kompleksitas

mengatakan bahwa revolusi yang terjadi di

dalam berinteraksi melalui media digital

Mesir

dibanding dengan media komunikasi yang

Ikhwanul Muslimin, melainkan oleh pemuda

lain.

facebook, sehingga ia menyebut revolusi

content
demikian

(Terry
media

Flew.
digital

2005)
media

Kita bisa melihat bagaimana kekuatan
media digital dalam membentuk opini publik

Mesir

bukan

itu

rezim

Hosni

dipelopori

sebagai

oleh

revolusi

Mubarak

pemuda

facebook.

(Turnomo Haharjo: 2011)

sehingga bisa memberikan kontribusi nyata

Berdasarkan contoh di atas media

pada perubahan kebijakan pada kasus Prita

digital nampaknya mampu memberikan

Mulyasari pada tahun 2008. Keluhan yang ia

alternatif baru bagi pergerakan mahasiswa.

sampaikan melalui mailing list tentang

Apalagi berdasarkan hasil penelitian yang

pelayanan di Rumah Sakit Omni Internasinal

dilakukan oleh Pew Internet and American

telah berbuah tuntutan yang menyebabkan

Life pada tahun 2005 manunjukkan bahwa

dirinya harus di bui. Namun, melalui media

lebih

dari

setengah

remaja

Amerika

38

KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012

merupakan pengguna internet dan 57 persen

dari kalangan mahasiswa umum, bahkan ada

diantaranya

adalah

kreator.

babarapa isu pemberitaan yang diperoleh

segmentasi

remaja

yang

antaranya

adalah

Sehingga,

sebagian

mahasiswa

di
bisa

dari mahasiswa yang tidak ter-cover oleh
pengurus.
Hal tersebut

memanfaatkan media digital sebagai sarana
dalam mendukung pergerakan mahasiswa.
Media digital yang masih digunakan

membuktikan

media digital dalam hal ini facebook mampu
menggalang massa dengan lebih cepat

oleh sebagian remaja hanya sebagai sarana

ketimbang

media

mencari

gunakan

sebelumnya.

informasi,

bermain

dan

bahwa

cetak

yang

mereka

Pada

proses

bersosialisasi dapat juga digunakan sebagai

selanjutnya,

sarana

memberikan akses bagi setiap mahasiswa

dalam

berpartisipasi

sosial.

Pabelan-online.com

Menyadari potensi yang dimiliki oleh media

untuk

digital ini, LPM Pabelan pada tahun 2008

menyampaikan

meluncurkan Web Pabelan sebagai salah

demikian, tetap ada proses gatekeeping yang

satu strateegi komunikasi yang isinya sama

dilakukan

dengan berita-berita yang ditulis dalam versi

menjaga agar informasi yang disampaikan

cetak. Melalui web tersebut, LPM Pabelan

dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

berharap agar isu yang mereka angkat tidak

Setiap isu yang dinilai memiliki nilai

hanya menjadi wacana mahasiswa UMS

berita akan segera ditindaklanjuti oleh para

saja. Melainkan juga dapat diakses oleh

reporter utnuk digali lebih dalam dan

mahasiswa

disamapaikan dalam bentuk berita baik

dari

universitas

lain

atau

memberikan

informasi

aspirasi.

oleh

bidang

dan

Walaupun

redaksi

untuk

masyarakat luas agar wacana tersebut bisa

dalam

ditidaklanjuti dengan aksi nyata.

Partisipasi mahasiswa melalui facebook ini

Pada

tahun

2009,

LPM

media

cetak

maupun

online.

Pabelan

semakin mempermudah proses pencarian isu

melihat bahwa keberadaan web itu ternyata

yang biasanya hanya dilakukan oleh para

tidak cukup untuk

pengurus LPM Pabelan.

menarik partisipasi

mahasiswa non pengurus dan masyarakat.

Sebagai media komunikasi, pabelan-

Maka, melihat peluang facebook yang

online.com mampu menjadi media yang

semakin diminati para remaja LPM Pabelan

strategis untuk mencapai tujuan pergerakan

meluncurkan facebook Pabelan-online.com.

organisasi

Akun ini mendapat respon yang cukup tinggi

kepentingan mahasiswa. Sehingga untuk

dalam

memperjuangkan

KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012

39

masa yang akan datang melalui media ini,

kendala lain. Untuk menyuarakan lagi

LPM Pabelan diharap mampu memberi

semangat pergerakan dikalangan mahasiswa,

konstribusi yang lebih luas bagi kepentingan

LPM Pabelan mangatur strategi komunikasi

khalayaknya.

yang seefktif mungkin yang salah satunya
dengan
media

KESIMPULAN
Organisasi pers mahasiswa memiliki
kontribusi

Walaupun

informasi
masih

dari
belum

demokratisasi di Indonesia. Namun, seiring

kritis dan kompetitif dikalangan mahasiswa,

terbukanya

informasi,

namun setidaknya akun ini dapat menjadi

kembali

sarana alternatif bagi para mahasiswa yang

mengolah isu lokal seputar mahasiswa.

membutuhkan media untuk menyampaikan

Keberadaan persma semakin tenggelam

aspirasinya.

justru

dalam

mahasiswa.

menggali

sepenuhnya mampu meningkatkan sikap

keran

besar

untuk

facebook sebagai

proses

persma

yang

menggunakan

kebebasan

memilih

untuk

akibat apatisme mahasiswa dan berbagai

DAFTAR PUSTAKA
Dijk Van Jan M. G. A. The Network Society: Social Aspect of New Media. London: Sage
Publication
Flew Terry. 2005. New Media: An Introduction. New York: Oxford University Press
Littlejohn W Stephen dan Karen A Foss, 2005. Theories Of Human communication. Thomson
Wadsworth, Canada.
Efendi, Onong Uchjana. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Rahardjo Turnomo. Isu-isu Teoritis Media Sosial. Dalam buku “Komunikasi 2.0 Teoritisasi dan
Implikasi” hal 2-28. 2011. ASPIKOM
Rohman Abdul. Skripsi dengan judul Posisi dan Peran Pers Mahasiswa Pasca Reformasi 1998
(Studi Deskriptif Kualitatif tentang Posisi dan Peran Pers Mahasiswa di Universitas
Sebelas Maret Pasca Reformasi 1998). 2009. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Sari Kartika Dewi. Peran Media Online dalam Membentuk Opini Publik pada Kasus Arga Tirta
Kirana. Dalam buku “Komunikasi 2.0 Teoritisasi dan Implikasi” hal 174-194. 2011.
ASPIKOM.