Penggunaan Internet Sebagai Media Komunikasi Dalam Menciptakan Hubungan Akrab

(1)

Oleh

DEVIS SINGGIH I34061234

Dosen

Ratri Virianita, S.Sos, M.Si

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

ABSTRACT

This research is about relationships that occur in communication conducted via the Internet. The study used a descriptive approach with a survey method. The respondents were users of Internet services in internet cafes. This study focused on the relationship between individual factors (ethnicity, language, origin of birth, last education, occupation, income, and gender), communication via the internet, and intimate relationships. Based on the results obtained, the last education, occupation, gender appear to be associated with communications over the Internet. It is seen from the intensity of use of e-mail that is high by the majority of Internet users has been characterized by graduating college, and has worked, and female gender are a bit more is high in frequency of use of social networking. Meanwhile, although based on research results of internet users feel the trust and openness that is low, but Internet users feel the concern and compassion that is high. It is known to quite fit with the so-called false intimacy by Henline (2006).


(3)

RINGKASAN

DEVIS SINGGIH. Penggunaan Internet Sebagai Media Komunikasi Dalam Hubungan Akrab. Di bawah bimbingan RATRI VIRIANITA.

Kegiatan komunikasi begitu penting aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Secara aplikatif, komunikasi memiliki banyak sekali bentuk. Dewasa ini, berkat makin majunya teknologi, komunikasi telah berkembang dan berubah bentuknya. Media-media komunikasi sudah makin maju, dan mampu memberikan pelayanan dan fungsi-fungsi yang lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi. Salah satu media yang mampu melakukan hal ini adalah komputer. Melalui komputer, kini individu dapat mengakses internet. Internet adalah suatu jaringan yang memungkinkan individu-individu untuk saling berhubungan dan mengadakan kontak melalui komputer. Internet mampu mengatasi hambatan jarak dan waktu yang dahulu dirasakan untuk berkomunikasi.

Sama seperti komunikasi secara langsung, diasumsikan bahwa komunikasi melalui internet juga dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti faktor-faktor individu. Dari berbagai sumber, ditemukan pula terdapat faktor-faktor yaitu anonimitas, kesamaan, dan kecemasan pribadi yang dirasa berhubungan dengan komunikasi melalui internet. Sebagai suatu kegiatan komunikasi, komunikasi melalui internet juga memiliki banyak tujuan dalam aplikasinya. Salah satu tujuan tersebut adalah menjalin suatu hubungan dengan orang lain, atau yang disebut juga hubungan akrab. Hubungan akrab atau intimasi sendiri dapat dilihat dari adanya self-disclosure serta rasa peduli dan sayang antar individu, dan merupakan salah satu wujud hasil dari kegiatan berkomunikasi.

Skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi deskrpsi hubungan antara faktor-faktor baik faktor individu ataupun faktor lainnya terhadap komunikasi melalui internet. Skripsi ini juga bertujuan untuk mengetahui deskripsi hubungan antara komunikasi yang terjadi melalui internet dengan intimasi yang terbentuk. Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan penelitian di warung internet di sepanjang jalan Babakan Raya, Kabupaten Dramaga. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan dilakukan kepada 65 orang responden. Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data primer dan sekunder.


(4)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor individu yang berhubungan dalam penggunaan internet sebagai media komunikasi. Hubungan tersebut terlihat dari deskripsi penggunaan aplikasi komunikasi di internet sebagai wujud penggunaan internet sebagai media komunikasi, dengan karakteristik individu, yakni jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan pekerjaan pengguna internet. Selain itu, dari data yang telah dikumpulkan, diketahui bahwa sifat anonimitas pengguna internet tergolong tinggi dalam penggunaan internet sebagai media komunikasi, adapun tingkat kesamaan dan tingkat kecemasan komunikasi yang dirasakan pengguna internet diketahui tergolong rendah. Dilihat dari polanya, hasil data tingkat anonimitas, kesamaan, dan kecemasan komunikasi tersebut berhubungan dan berpotensi menjadi penyebab rendahnya tingkat penggunaan internet secara umum.

Hasil yang mengejutkan ditemukan dari hasil data mengenai hubungan akrab. Dalam penelitian, hubungan akrab dilihat dari tiga faktor, yakni keakraban, kepercayaan, serta kepedulian dan kasih sayang. Sehubungan dengan hasil sebelumnya, hasil data mengenai keterbukaan dan kepercayaan diketahui rendah, hal ini sesuai dengan teorinya dimana bila tingkat anonimitas tinggi, dan tingkat kesamaan rendah, dapat disimpulkan tingkat kontak dan interaksi melalui internet adalah rendah, sehingga tidak dapat menciptakan keterbukaan dan kepercayaan dari diri pengguna internet kepada orang lain, namun hasil tingkat kepedulian dan rasa sayang pengguna ternyata tergolong tinggi. Semua hasil tersebut ternyata sesuai dengan Henline (2006) yang menyatakan bahwa dalam berkomunikasi melalui internet, bisa terjadi apa yang disebut keakraban palsu, dimana keakraban palsu dapat timbul saat seseorang melakukan kontak atau interaksi melalui internet, dan merasakan keakraban, tapi tidak benar-benar mengenal siapa lawan bicaranya.


(5)

DEVIS SINGGIH

Skripsi

Sebagai Bagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011


(6)

Judul : Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi dalam Menciptakan Hubungan Akrab

Nama Mahasiswa : Devis Singgih Nomor Mahasiswa : I34061234

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ratri Virianita, S.Sos, M.Si NIP 19700617 200501 2 001

Mengetahui,

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Ketua

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1 003


(7)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM MENCIPTAKAN HUBUNGAN AKRAB” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK/LEMBAGA LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Maret 2011

Devis Singgih I34063282


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 11 Desember 1987 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, putra pasangan Susilo Singgih dan Linggawati. Penulis telah menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar Ananda pada tahun 2000, Sekolah Menengah Pertama Ananda pada tahun 2003 serta Sekolah Menengah Umum Ananda pada tahun 2006 yang berada di Kota Bogor. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Insitut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Kemudian, pada tahun berikutnya memasuki Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB setelah melalui seleksi mayor minor.


(9)

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi dalam Menciptakan Hubungan Akrab”.

Skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan yang terjadi antara faktor-faktor individu, dan faktor yang dianggap berhubungan dengan komunikasi melalui internet, khususnya anonimitas, kesamaan dan kecemasan pribadi dengan komunikasi melalui internet. Selain itu, skripsi ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi melalui internet dengan keakraban yang terjalin antar pengguna internet.

Akhirnya, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat menjadi masukan dan bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

 

Bogor, Maret 2011


(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, skripsi yang berjudul “ Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi dalam Menciptakan Hubungan Akrab” ini dapat diselesaikan.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang membantu dalam berbagai hal dari masa awal penulisan hingga akhir penulisan. Untuk itu ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Ratri Virianita, S.Sos, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah menyediakan waktunya untuk memberikan dorongan, bimbingan, arahan, dan masukan sejak awal hingga akhir penulisan.

2. Bapak Ir. Sutisna Riyanto, MS sebagai dosen penguji utama atas kesediaannya untuk menguji skripsi ini dan memberikan masukan, bagi perbaikan skripsi ini.

3. Ibu Siti Sugiah M. Mugniesyiah, MS sebagai dosen penguji wakil Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakarat atas kesediaannya untuk menguji sekaligus memberikan koreksi yang sangat berarti bagi perbaikan isi dan teknik penulisan skripsi ini.

4. Ayah, Ibu dan keluarga tercinta, atas doa, perhatian, senantiasa mengingatkan dan memberi dukungan.

5. Anastacia Ike Verawati, yang selalu mengingatkan, memberikan doa, semangat, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Para operator warung-warung internet serta responden yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis sehingga penulis dapat melakukan penelitian di warung internet.

7. Teman-teman dari KPM 43 khususnya Rinaldy Yusuf, Muhammad Elhaq, Andi Fuad Hakim, Aero Widiarta, Septiani Wesman, Abdillah Apri Sudarmanto, Syaiful Bahri, dan Sri Arma Sepriani atas dukungan semangat, perhatian, dan juga kenangan manis yang semoga tidak akan terlupakan. 8. Teman-teman dari angkatan TPB kelas A11-A12 (Arditha Rukmi, “Ian”


(11)

Niechi) dimanapun kalian berada atas dukungan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Para staf penunjang kependidikan di Departemen Sain Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat yang telah memberikan jasa pelayanan administrasi selama penulis menyelesaikan studi di Departemen Sain Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB. 10. Petugas Perpustakaan Pusat IPB (LSI) yang telah menjaga literatur tetap pada

tempatnya dan menjaga ketenangan di LSI serta atas dedikasi dan keuletan kerjanya.

11. Pihak-pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam hal apapun sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

Bogor, Januari 2011


(12)

DAFTAR TABEL ... 2

DAFTAR GAMBAR ... 3

BAB I PENDAHULUAN ... 4

1.1 Latar Belakang ... 4

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II PENDEKATAN TEORITIS ... 9

2.1 Komunikasi melalui Internet ... 9

2.2 Hubungan Akrab. ... 18

2.3 Remaja Dewasa Awal ... 24

2.4 Kerangka Pemikiran ... 26

2.5 Hipotesis Penelitian ... 28

2.6 Definisi Operasional ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

3.1 Pendekatan Penelitian ... 34

3.2 Lokasi dan Waktu ... 34

3.3 Teknik Penentuan Sampel ... 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.5 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 37

4.1 Deskripsi Jalan Babakan Raya ... 37

4.2 Deskripsi Warung Internet di Sepanjang Jalan Babakan Raya ... 37

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN ... 39

5.1 Usia ... 39

5.2 Etnis ... 39

5.3 Bahasa ... 40

5.4 Asal ... 42

5.5 Pendidikan Terakhir ... 42

5.6 Pekerjaan ... 43

5.7 Pendapatan ... 43

5.8 Jenis Kelamin ... 44

BAB VI KOMUNIKASI MELALUI INTERNET DAN HUBUNGAN AKRAB ... 45

BAB VII PENUTUP ... 52


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Internet dengan Media Klasik dalam Penggunaanya

oleh Komunikator dan Komunikan ... 15 Tabel 2. Penggolongan Pengguna Internet Berdasarkan Usia ... 39 Tabel 3. Penggolongan Etnis Pengguna Internet ... 40 Tabel 4. Deskripsi Jumlah Pengguna Berdasarkan Banyaknya Jumlah

Bahasa yang Dikuasai. ... 41 Tabel 5. Deskripsi Jumlah Pengguna Berdasarkan Bahasa yang Dikuasai. ... 41 Tabel 6. Jumlah Responden Berdasarkan Asal Kelahiran ... 42 Tabel 7. Penggolongan Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir. ... 42 Tabel 8. Penggolongan Pengguna Internet Berdasarkan Pekerjaan ... 43 Tabel 9. Data Pendapatan Pengguna Internet dalam Satu Bulan ... 43 Tabel 10. Jumlah Pengguna Internet yang Menggunakan Aplikasi e-mail,

chat, dan Jejaring sosial Berdasarkan Karakteristik Individu dan

Frekuensi Penggunaan Internet ... 46 Tabel 11. Jumlah Pengguna Internet yang Menggunakan Aplikasi e-mail,

chat, dan Jejaring Sosial Berdasarkan Karakteristik Individu dan Intensitas Penggunaan Internet ... 47 Tabel 12. Jumlah Pengguna Internet yang Menggunakan Aplikasi e-mail,

chat, dan Jejaring Sosial Berdasarkan Anonimitas, Kesamaan, dan Kecemasan Komunikasi ... 48 Tabel 13. Jumlah Pengguna Internet yang Merasakan Keterbukaan,

Kepercayaan, dan Kepedulian dan Kasih Sayang Berdasarkan


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Interaksi Mengacu Pada Ketertarikan ... 19 Gambar 2. Efek Pendorong Mutual Dari Interaksi, Kemiripan, dan Rasa Suka... 21 Gambar 3. Desain Model Kerangka Pemikiran Penggunaan Internet sebagai


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial. Manusia hidup dan berkembang dengan lingkungan sosial mereka. Dalam kehidupan sosialnya, manusia menciptakan suatu hubungan dengan sebagian komunitas atau individu tertentu dengan berbagai alasan melalui proses komunikasi. Komunikasi adalah transmisi (penyampaian) gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol dan sebagainya (Berelson dan Steiner, 1964 dalam Wiryanto, 2004)1.

Kegiatan komunikasi begitu penting aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, bahkan pada beberapa jenis pekerjaan, komunikasi menjadi nilai penting dan sangat dibutuhkan; misalnya pada profesi public relations, guru, dan penyuluh. Secara aplikatif, komunikasi memiliki banyak sekali bentuk. Cara penyampaian komunikasi dapat bersifat verbal dan non-verbal. Selain itu, komunikasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu komunikasi secara langsung dan tidak langsung.

Dewasa ini, berkat semakin majunya teknologi, komunikasi telah berkembang dan berubah bentuknya. Media-media komunikasi sudah semakin maju, dan mampu memberikan pelayanan dan fungsi-fungsi yang lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi. Salah satu media yang mampu melakukan hal ini adalah komputer. Melalui komputer, individu dapat mengakses internet, yakni suatu jaringan yang memungkinkan individu untuk saling berhubungan dan mengadakan kontak .. Internet mampu mengatasi hambatan jarak dan waktu yang dahulu dirasakan individu untuk berkomunikasi. Kini individu dapat berkomunikasi seperti berkomunikasi secara langsung dengan menggunakan media komunikasi.

Komunikasi melalui media internet terjadi antar pribadi. Hal ini dikarenakan penggunaan internet (atau komputer itu sendiri) bersifat individual. Jasa-jasa atau aplikasi komunikasi melalui internet biasanya dimiliki oleh seorang individu saja sehingga saat individu menggunakan dan berhubungan dengan

1


(16)

individu lain, komunikasi yang terjadi lebih bersifat komunikasi antar individu/pribadi. Miller dan Steinberg dalam Burgoon dan Ruffner (1978) dalam Wulandari (2004) berasumsi bahwa manusia mempunyai kemampuan menyeleksi strategi komunikasi yang akan memaksimalkan kemungkinan untuk berhasil dalam berkomunikasi. Karenanya manusia perlu melakukan pemahaman terhadap identifikasi tiga data tingkat informasi, yaitu: data tingkat kebudayaan yang terkadang didefinisikan sebagai lokasi geografis, etnis, pola religius, data tingkat sosiologis yang didasarkan pada pertimbangan yang dibuat tentang orang lain dengan mengetahui kelompok tempat orang tersebut termasuk, misalnya usia, dan data tingkat psikologis tidak dapat dipisahkan dari proses keintiman yang terjalin. Dengan perkataan lain, dalam berkomunikasi, individu secara tak langsung akan berusaha mengetahui dan menyeleksi karakteristik lawan bicaranya terlebih dahulu agar komunikasi yang dilakukan dapat berhasil.

Dari berbagai sumber, peneliti menemukan tiga hal yang berhubungan dengan komunikasi melalui internet, yaitu anonimitas (anonymity), kesamaan/kemiripan, dan kecemasan komunikasi. Anonimitas, adalah keadaan dimana antara komunikator dan komunikan tidak saling mengenal sama sekali. Menurut Young et al.,(2000) dalam Henline (2006) anonimitas memungkinkan individu untuk membentuk koneksi cepat dalam berhubungan dengan orang lain dan juga memfasilitasi perilaku yang akrab. Kesamaan merujuk pada sikap individu yang berpikir bahwa orang-orang yang disukainya mirip dengan individu. Condon & Crano (1988) dalam Smith & Mackie (2000) mengasumsikan bahwa orang-orang yang mirip dengan individu akan menyukai individu. Adapun kecemasan komunikasi adalah salah satu jenis hambatan komunikasi berupa kondisi dimana seseorang merasa tegang, khawatir, dan takut saat berkomunikasi antar pribadi dengan orang lain. Namun sejauh ini kecemasan komunikasi yang banyak dikaji terjadi dalam komunikasi secara langsung.

Secara praktis, para pemilik warung-warung internet merupakan salah satu pihak yang memberikan kesempatan bagi banyak pihak untuk menggunakan internet. Masyarakat dari berbagai lapisan baik atas maupun bawah, kini dapat dengan mudah menggunakan internet untuk berbagai alasan, termasuk untuk berkomunikasi. Pengguna internet pun kini merambah ke berbagai tatanan usia,


(17)

baik muda hingga orang tua. Data yang diambil dari internetworldstat.com, suatu situs yang mengukur penggunaan internet, menunjukkan bahwa internet telah digunakan sekitar tujuh ratus enam puluh empat juta orang di Asia. Data tersebut dicatat pada tahun 2009 dan diperbaharui pada 3 juni 2010 (Miniwatts Marketing Group, (2010).

Dilihat dari penggunaannya, internet berbasiskan komputer mengharuskan penggunanya mampu dan mengerti cara penggunaan komputer. Selain itu penggunaan internet sebagai media komunikasi juga sebagian besar bertujuan menjalin hubungan dengan orang lain. Dua kriteria tersebut menjadi dasar pengambilan satu kategori yang mampu menjadi kriteria dasar pengguna internet, yaitu usia dewasa awal. Masa usia dewasa awal adalah masa peralihan individu dari remaja ke dewasa. Havigurst (1961) dalam Darkusno (2010) menyatakan bahwa terdapat tahap-tahap perkembangan dalam kehidupan manusia. Tahap-tahap perkembangan pada usia dewasa awal menurut Havigurst (1961) dalam Darkusno (2010).

Dengan berkomunikasi, manusia dapat menjalin suatu hubungan atau ikatan baik dengan individu lain, suatu kelompok atau bahkan komunitas yang diinginkannya. Hubungan atau ikatan yang merupakan produk hasil dari kegiatan berkomunikasi inilah yang dimaksud dengan hubungan akrab. Dengan banyaknya pengguna internet, serta banyaknya fasilitas-fasilitas yang tersedia dalam penggunaan internet, besar potensi dan harapan bahwa komunikasi melalui internet juga dapat menghasilkan intimasi antar individu. Namun apakah benar komunikasi yang terjadi melalui internet mampu menciptakan hubungan antara komunikator dan komunikan? Hal ini menjadi hal yang menarik untuk dikaji.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, terdapat beberapa pertanyaan rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimanakah karakteristik individu pengguna internet yang menggunakan jasa warnet di sepanjang jalan Raya Babakan Darmaga?


(18)

2. Aplikasi internet apa sajakah yang digunakan pengguna internet tersebut? Apakah jenis fitur/aplikasi tersebut memungkinkan terjadinya komunikasi yang didasari oleh kesamaan, anonimitas dan kecemasan? 3. Dapatkah komunikasi melalui internet memasilitasi terjadinya hubungan

akrab antar pengguna internet , baik dalam keterbukaan, kepercayaan serta kepedulian dam kasih sayang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui karakteristik individu pengguna internet yang menggunakan jasa warnet di sepanjang jalan Raya Babakan Darmaga.

2. Mengetahui aplikasi internet apa sajakah yang digunakan pengguna internet dan Apakah jenis fitur/aplikasi tersebut memungkinkan terjadinya komunikasi yang didasari oleh kesamaan, anonimitas dan kecemasan..

3. Mengetahui apakah komunikasi melalui internet mampu memfasilitasi hubungan akrab antar pengguna internet baik dalam keterbukaan, kepercayaan serta kepedulian dam kasih sayang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembaca ataupun peminat topik komunikasi dan psikologi sosial, yaitu:

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman dalam melakukan penelitian dan menulis tulisan ilmiah, serta memberikan informasi tentang internet sebagai media komunikasi dalam hubungan akrab.

2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan hasil penelitian dapat memberikan gambaran penggunaan internet terkait dengan fungsinya sebagai media komunikasi;

3. Bagi akademisi, penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi penelitian lebih lanjut tentang internet sebagai media komunikasi dalam hubungan akrab; dan


(19)

4. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memperkaya pengetahuan akan adanya keunikan dalam komunikasi melalui media internet, dan hubungannya dengan hubungan akrab mereka.


(20)

BAB II

PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Komunikasi melalui Internet

Berdasarkan Wiryanto (2004), istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu, communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya yaitu communis bermakna umum atau bersama-sama. Komunikasi sendiri memiliki banyak definisi dari berbagai ahli, misalnya Trenholm dan Jensen (1996)2 mendefinisikan komunikasi sebagai, ”A process by which a source transmits a message to a receiver through some channel” (Sebuah proses dimana sebuah sumber mengirimkan pesan ke penerima melalui beberapa saluran); dan Shannon dan Weaver (1949)3 mendefinisikan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.

Miller dan Steinberg (dalam burgoon dan Ruffner, 1978) dalam Wulandari (2004) menyatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan menyeleksi strategi komunikasi yang akan memaksimalkan kemungkinan untuk berhasil dalam komunikasi yang dilakukan. Untuk memprediksi suatu bentuk komunikasi termasuk komunikasi antar pribadi atau bukan perlu dilakukan pemahaman terhadap identifikasi 3 data tingkat informasi, yaitu:

1. Data tingkat kebudayaan (Cultural level-data).

Kebudayaan merupakan sekumpulan keteraturan, norma, institusi sosial, kebiasaan, dan ide-ide yang dimiliki oleh sekumpulan orang. Terkadang kebudayaan didefinisikan sebagai lokasi geografis, etnis, pola religius. Para ahli menganggap bahwa orang yang termasuk kelompok kebudayaan yang sama mempunyai kesamaan cara bertingkah laku dan tampak memiliki sikap dan nilai tertentu. Dengan demikian, kebudayaan dapat memberi petunjuk bagaimana anggota kelompok kebudayaan tertentu akan berkomunikasi satu dengan yang lainnya.

2

dalam Wiryanto (2004),

3


(21)

2. Data tingkat sosiologis (Sociological-level data).

Analisis data tingkat sosiologis didasarkan pada pertimbangan yang dibuat tentang orang lain dengan mengetahui kelompok tempat orang tersebut termasuk. Ada pertimbangan untuk mengelompokkan seseorang ke dalam kelompok tertentu berdasar keanggotaannya pada bentuk kelompok sosial yang dipilihnya. Namun ada juga keanggotaan kelompok yang tidak dipilih sendiri oleh yang bersangkutan, misalnya termasuk ke dalam kelompok orang tua, dewasa, dan remaja. Bagaimanapun juga, anggota yang termasuk kelompok tertentu, baik yang dipilih sendiri maupun tidak mempunyai kesamaan dengan anggota lainnya dalam satu kelompok.

3. Data tingkat psikologis (Psychological-level data)

Untuk lebih dapat mengenal perbedaan-perbedaan individu dibutuhkan strategi mengenai data tingkat psikologis. Data tingkat psikologis menuntut adanya saling mengenal antar individu yang terlibat di dalam transaksi komunikasi. Walaupun individu mempunyai sekumpulan data mengenai kebudayaan dan sosiologis seseorang tidak dapat memperkirakan perilaku khusus seseorang yang dihadapinya. Informasi mengenai data tingkat psikologis tidak dapat dipisahkan dari proses keintiman yang terjalin, terkadang seseorang memberikan informasi mengenai dirinya sendiri kepada orang lain, dan mendapatkan informasi balik dari orang lain mengenai dirinya.

Memperoleh informasi data tingkat psikologis sangat dibutuhkan untuk mengembangkan komunikasi yang terjalin. Dapat dibayangkan bila seseorang menggunakan waktunya untuk terlibat dalam komunikasi antar pribadi dengan orang lain dan tetap merasa hanya memiliki data yang sedikit tentang orang tersebut, maka komunikasi yang dilakukannya tidak dapat melibatkan emosi yang mampu mencerminkan kehangatan, keterbukaan, dan dukungan.

Individu cenderung untuk lebih banyak menggunakan data tingkat psikologis dalam mengembangkan transaksi komunikasi. Dengan kata lain, strategi komunikasi yang dilakukan individu didasarkan pada pengetahuan tentang perbedaan individu-individu yang dihadapi. Setiap individu memiliki karakteristik yang unik dan tidak dapat digeneralisasikan begitu saja.


(22)

Ferris (1997) dalam Sosiawan (2008) secara general medefinisikan komunikasi bermedia internet sebagai “interaksi secara interpersonal yang dihubungkan oleh komputer, yang meliputi komunikasi asynchronous dan synchronous melalui fasilitas dalam internet”. December (1997) dalam Sosiawan (2008) mendefinisikannya sebagai “telekomunikasi dengan menggunakan komputer dalam bentuk massa”. Adapun menurut Sosiawan (2008), secara terminologis aplikatifnya, komunikasi bermedia internet adalah “penggunaan komputer beserta fasilitas dan kemampuannya untuk didayagunakan sebagai alat penyampai pesan baik bersifat massa ataupun pribadi”.

Sosiawan (2008) menyatakan bahwa secara rinci komunikasi bermedia internet dalam proses penggunaannya dapat diuraikan menjadi tiga, yaitu:

1. Aktivitas dan proses komunikasi bermedia internet meliputi:

a. Menciptakan pengertian dengan menulis “surat” melalui e-mail, menuliskan kata-kata pada waktu yang sama dalam komunitas chatting, serta menciptakan web sites melalui penciptaan file multimedia.

b. Menyebarkan pengertian melalui komunikasi point to point (e-mail), dan komunikasi point to multi point (IRc, web site).

c. Merasakan arti dalam teks dan multimedia pada web sites, e-mail dan IRC.

d. Berpartisipasi dalam forum untuk berkomunikasi yang merupakan awal penjelajahan karakteristik komunitas seperti tujuan bersama, norma-norma dan tradisi.

2. Level dan konteks komunikasi bermedia internet.

Meskipun dalam aktivitas dan proses komunikasi bermedia internet adalah pertukaran data melalui komputer namun tetap melibatkan manusia sebagai pemberi konteks atau situasi pada aktivitas dan process komunikasi tersebut, yang meliputi konteks individual, group, organisasi, massa dan sosial. Pada level individual, pengguna menggunakan internet tools untuk mencari dan menerima informasi dan berkomunikasi dengan pengguna lain. Electronic mail adalah fasilitas yang paling banyak digunakan pada level ini. Pada tingkatan di atasnya yaitu level group communications, electronic mail masih tetap digunakan dalam


(23)

bentuk listserver atau mailng list serta penggunaan IRc. Tingkatan komunikasi massa adalah fasilitas broadcast on line yaitu Web sites identik dengan komunikasi di level ini.

3. Prespektif lintas budaya

Karena karakteristik yang mampu melintas jarak dan batas benua, maka dimungkinkan komunikasi bermedia internet akan memiliki fenomena terjadinya pertukaran antar budaya. Dalam penggunaanya user internet akan menjadi semakin bertambah partisipasinya dalam pertukaran budaya dan penghubung pertukaran budaya itu sendiri.

Sebagai media komunikasi, internet memiliki beberapa macam aplikasi yang mendukung kegiatan komunikasi. Sebagai contoh, Kadir (2003) dalam Bungin (2006) menyebutkan beberapa contoh aplikasi tersebut antara lain, (1) Surat elektronis; (2) Surat bersuara (voice mail), (3) Forum diskusi, (4) Sistem percakapan tertulis (chat), (5) Konferensi suara, (7) Konferensi video, dan (8) Sistem pertemuan elektronis (GSS)

Selain itu Bungin (2006) juga menambahkan beberapa aplikasi lain yang intinya menjadi aplikasi komunikasi antar sesama masyarakat dunia maya/user/individu, yaitu (1) Teknologi web, (2) E-commerce, (3) Blog, dan (4) Facebook. Menurut Sosiawan (2008) hasil temuan dan observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa internet memiliki tiga fasilitas utama yang digunakan dalam berkomunikasi, yaitu electronic mail (e-mail), web sites serta internet relay chat (chat). Pada penelitian ini, internet relay chat diwakili oleh aplikasi chat berupa messenger (yahoo messenger, msn messenger, dsb) dan aplikasi chat pada facebook; adapun web sites diwakili oleh situs jejaring sosial.

2.1.1 Surat Elektronik (e-mail)

Surat elektronik atau electronic mail (e-mail) adalah fasilitas surat menyurat berbasiskan media web/internet. Berbeda dengan surat secara fisik, pengiriman surat dilakukan secara otomatis dengan software yang sudah disediakan. Sebagai pengganti alamat pengiriman, para pengguna e-mail harus memiliki akun (account) yang menunjukkan diri pengguna. Dewasa ini, banyak penyedia jasa e-mail (provider) di internet, seperti yahoo, google, hotmail, dsb.


(24)

Para penyedia ini memiliki space/ruang di jaringan internet yang disebut dengan domain. Domain diibaratkan sebagai “rumah” bagi para pengguna e-mail. Bila pengguna membuat sebuah akun, maka akun tersebut akan memiliki alamat domain. Contohnya, budi@yahoo.com, “budi” adalah alamat khusus yang menunjukkan (alamat) pengguna, adapun “yahoo” menunjukkan domain dimana user atau pengguna yang menggunakan nama budi itu membuat akun.

Komunikasi yang terjadi melalui e-mail cenderung tidak intim. Hal ini dikarenakan proses komunikasi yang terjadi cenderung tidak pasti (karena ada jeda) responnya. Selain itu, bahasa atau isi dari e-mail sendiri juga cenderung bersifat formal karena berbentuk surat. Hal ini bahkan diperkuat oleh hasil penelitian Cummings et al. (2002) yang meneliti model-model CMC (Computer Mediated Communication) kepada pengguna e-mail.

2.1.2 Chat

Chat adalah sistem percakapan yang memungkinkan para penggunanya berkomunikasi secara langsung seperti tatap muka, namun dengan menggunakan teks atau tulisan. Software yang mendukung fitur chat, misalnya Internet Relay Chat (IRc), Yahoo Messenger, MSN Messenger, dsb. Selain itu fasilitas chat juga tersedia di situs jejaring sosial facebook.

Salah satu syarat khusus dalam chatting adalah baik komunikator dan komunikan harus pada kondisi on-line untuk berkomunikasi (Sosiawan, 2008). Jenis komunikasi yang terjadi dalam chatting adalah synchronouscommunication, dimana pengirim dan penerima pesan berada pada waktu yang sama dalam berkomunikasi. Karena komunikasi yang terjadi adalah synchronous communication, maka proses komunikasi juga berlangsung relatif cepat. Hal inilah yang disebut dengan sifat interaktif (interactivity). Dengan kata lain, interactivity pada proses komunikasi melalui chatting adalah tinggi. Namun proses komunikasi dalam chatting berbeda-beda tergantung pada basis apa proses chat berlangsung.

Pada chat melalui IRc, para pengguna atau user umumnya tidak saling mengenal. Komunikasi terjadi secara spontan dengan motif ingin berkenalan. Pada IRc juga terdapat channel, yaitu suatu ruang maya dimana para user


(25)

berkumpul. Melalui channel, para user dapat berkomunikasi secara berkelompok. Namun komunikasi IRc juga memungkinkan komunikasi privat antar user, dimana, user bebas berkomunikasi dengan user yang on-line pada channel yang berbeda. Bahkan satu orang user dapat berkomunikasi pada beberapa channel dan atau beberapa user lain sekaligus. Berbeda dengan chat melalui IRc, chat melalui mesengger dan jejaring sosial, umumnya terjadi antar user yang saling mengenal. Hal ini karena user harus memiliki akun terlebih dahulu. Bahkan pada jejaring sosial facebook, user harus memiliki status “teman” untuk menggunakan fitur chat. Sehingga sifat anonimitas pada IRc cenderung tidak ada.

2.1.3 Situs Jejaring Sosial

Situs Jejaring sosial (social network service) kini berkembang pada web sites sebagai media komunikasi. Menurut Ajie (2010), situs jejaring sosial adalah sejenis perangkat lunak berbasis web yang memungkinkan pengguna internet saling berhubungan satu sama lain. Dengan adanya situs jejaring sosial akan terbentuk komunitas-komunitas maya, dapat berdasarkan kriteria tertentu. Secara sistematis, situs-situs ini menawarkan akun seperti pada e-mail, namun user nantinya akan memiliki sebuah halaman ibarat ruangan, dimana user diberi kebebasan memberi/memasang foto, biodata, serta info yang berkaitan dengan dirinya.

Komunikasi yang lazim terjadi pada jejaring sosial seperti facebook, adalah melalui pemberian komentar. User dapat memberikan status dan user lain yang sudah terdaftar sebagai “teman” dari user itu dapat memberi komentar-komentar. Bila komentar tersebut direspon secara kontinu, maka terjadi proses komunikasi antar user tersebut. Namun sistem komentar ini menyerupai e-mail, dimana terdapat jeda dalam penerimaan pesan dan respon/pemberian komentar, sehingga komunikasi yang sedang berlangsung dapat terputus.

Selain itu, sistem komentar ini tidak memberi batasan pada satu orang user lainnya, jadi terdapat kemungkinan komunikasi yang terjadi adalah komunikasi kelompok, yang seringkali agak sulit karena respon yang harus direspon kembali semakin banyak. Namun khusus pada facebook, terdapat alternatif fitur chat seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.


(26)

2.1.4 Karakteristik Internet Sebagai Media Komuikasi

Penggunaan internet sebagai media komunikasi, memiliki perbedaan dan karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam berkomunikasi. Menurut Sosiawan (2008) Perbedaan internet dibanding media komunikasi klasik dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi penggunaannya oleh komunikator dan komunikan serta sisi karakteristik internet sebagai media komunikasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada komunikasi melalui media internet penggunanya yaitu komunikator dan komunikan harus mampu mengoperasikan komputer serta software untuk berkomunikasi. Tidak seperti komunikasi langsung dimana individu tidak membutuhkan kemampuan tersebut untuk berkomunikasi. Internet sebagai media komunikasi juga mampu menampilkan beberapa bentuk pesan sekaligus. Misalnya pesan berupa video dengan narasi tulisan.

Tabel 1. Perbedaan Internet dengan Media Klasik dalam Penggunaanya oleh Komunikator dan Komunikan

No. Perbedaan Media

internet

Media klasik 1 Pengguna media harus memiliki kemampuan khusus. Ya Tidak 2 Memiliki beberapa jenis bentuk pesan (teks, gambar,

dsb). Ya Tidak

3 Memungkinkan perspektif komunikasi lintas budaya.

Ya Tidak semua 4 Memungkinkan komunikasi personal berjumlah banyak

dalam konteks komunikasi massa. Ya Tidak

Sumber: Sosiawan (2008)

Komunikasi melalui internet juga paling memungkinkan terjadinya komunikasi lintas budaya. Orang-orang yang berasal dari daerah dan budaya yang berbeda dapat saling berkomunikasi bahkan secara privat. Adapun media lain pada umumnya menggunakan bahasa nasional untuk mengkomunikasikan pesan ke beberapa wilayah dengan budaya yang berbeda sekaligus (misalnya siaran televisi dan koran). Selain itu, komunikasi melalui internet juga memungkinkan komunikasi personal dalam konteks komunikasi massa. Berarti, meski komunikator berada dalam suatu grup besar, namun komunikator mampu


(27)

berkomunikasi antar pribadi tanpa diketahui komunikan lain yang juga berada di lokasi yang sama4.

Adapun menurut Sosiawan (2008)5 perbedaan karakteristik internet sebagai media komunikasi dengan media komunikasi lainnya, antara lain:

1. Komunikasi melalui internet diharuskan menggunakan komputer, namun dewasa ini konsep penggunaan internet juga sudah merambah melalui telepon genggam,

2. Komunikasi memberikan penawaran yang interaktif. Terdapat timbal balik yang cukup tinggi dalam komunikasi melalui internet (hal ini sangat jelas terdapat pada chatting) baik antara komunikator dengan komunikan, maupun komunikator dengan software atau komputer,

3. Siapa saja mampu menjadi komunikator dalam komunikasi melalui internet. Hal ini jelas berbeda dengan media lain seperti televisi dan koran yang umumnya, komunikasi yang terjadi bersifat satu arah,

4. Komunikasi melalui media internet juga memiliki dampak pada pergeseran pola hidup. Hal ini akibat seringnya penggunaan internet sebagai media komunikasi,

5. Dampak sosial dan ekonomi. Hal ini berhubungan dengan perubahan pola hidup. Dengan bergesernya pola dan cara individu berkomunikasi, tentunya dapat mengakibatkan “kecanduan” dalam penggunaan internet untuk berkomunikasi. Hal ini mampu memberi dampak ekonomi, melihat bahwa dalam penggunaannya internet juga harus dibayar dengan harga tertentu, dan

6. Adanya variasi bentuk komunikasi pada satu media. Internet memiliki banyak fitur dan mampu membuat dan menyampaikan pesan dengan cara yang sangat beragam. Hal ini belum (tidak) mampu ditiru media lain yang biasanya hanya memiliki satu jenis media (misalnya saja pada koran).

Selain itu, sebagai media komunikasi, internet juga memiliki beberapa karakteristik sistem yang baru (Noegroho, 2010), antara lain:

4

Lokasi yang dimaksud adalah internet. Dan karena bisa diasumsikan sebagai tempat tanpa memiliki bentuk fisik, internet disebut juga dunia maya.

5


(28)

1. Interactivity

Interactivity dapat diartikan menjadi dua, yang pertama adalah kemampuan media (disini adalah internet, atau program komputer) untuk “talk back” kepada penggunanya, secara umum hal ini terwujud dalam bentuk peringatan bagi pengguna sebelum ingin menggunakan software tertentu. Berarti, terdapat komunikasi antara pengguna dengan medianya secara otomatis atau “machine assisted interpersonal communication”. Makna kedua mengandung arti mutual responsif yang lebih bertendensi pada human response yang didalamnya terdapat berbagai kemampuan seperti kecakapan untuk mendengar, terus-menerus, dan kecakapan intelegensi dalam merespon pesan yang disampaikan.

2. De-massified

De-massified adalah kemampuan untuk menyampaikan pesan “khusus” antar individu dalam audience yang sangat banyak. Hal ini dapat dilihat dalam proses chat. Saat chatting, pengguna atau user mampu berkomunikasi kepada beberapa orang sekaligus namun komunikasi yang terjadi adalah komunikasi antar individu karena masing-masing komunikan tidak mampu mengetahui apa yang dibicarakan komunikator dengan komunikan lainnya.

3. Asynchronous

Asynchronous adalah kemampuan mengirim dan menerima pesan pada waktu yang tepat sesuai pada individu. Berarti, pengirim pesan dan penerima pesan tidak harus berada pada waktu dan yang bersamaan (Sosiawan, 2008). Berdasarkan definisi tersebut, dalam proses komunikasi melalui e-mail terdapat jeda pada penerimaan dan feedback pesan. Jeda ini menyebabkan interactivity dalam proses berkomunikasi menjadi rendah, sehingga tingkat respon dari penerima pesan juga bervariasi, atau bahkan mungkin tidak ada sama sekali.

2.1.5 Keunggulan dan Kelemahan Internet sebagai Media Komunikasi

Sebagai media komunikasi, internet tak hanya memiliki keunggulan, namun juga kelemahan. Hal ini tentu dapat memicu motivasi individu untuk menggunakan ataupun menghindari internet, sehingga kelebihan dan kekurangan internet sebagai media komunikasi juga harus diteliti kembali sesuai dengan fasilitas apa yang digunakan untuk berkomunikasi.


(29)

Secara aplikatif, keunggulan internet sebagai media komunikasi antara lain: pada e-mail, pesan yang disampaikan cenderung berumur panjang. Pesan-pesan dapat disimpan oleh user hingga pesan dihapus sendiri oleh user. Selain itu, penerima pesan bebas menentukan kapan pesan akan diterima/dibaca. Adapun kelemahannya terletak pada bentuknya yang monoton. Sifat pesan e-mail yang formal, dapat mengurangi minat penggunaan e-mail. Dan terdapat jeda dalam penerimaan dan respon suatu pesan, sehingga keberlanjutan proses komunikasi juga rendah.

Pada fitur chat, penyampaian pesan terjadi dengan cepat. Hal ini menyebabkan komunikasi yang terjadi memiliki kontinyuitas yang tinggi. Adapun kelemahannya terdapat pada prasyarat dimana komunikator dan komunikan harus berada pada kondisi online. Kondisi ini terjadi sesuai waktu di dunia maya. Bila komunikator berada di Jawa Barat dan komunikan berada di Papua, maka saat komunikator online pada pukul tujuh, komunikan harus online pukul sembilan.

Pada jejaring sosial, komunikasi dapat terjadi pada level komunikasi yang bervariasi. Misalnya pada facebook, proses komunikasi melalui komentar yang diterima komunikator dapat bersifat pribadi ataupun kelompok. Namun karena dalam proses komunikasi bersifat terbuka untuk kelompok, komunikan yang ada juga bersifat acak.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi melalui media internet adalah segala macam kegiatan berkomunikasi yang dilakukan melalui aplikasi-aplikasi komunikasi di internet. Aplikasi-aplikasi tersebut secara umum terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: e-mail, chat dan jejaring sosial. Komunikasi melalui media internet didominasi komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok dan memiliki kesamaan dengan komunikasi interpersonal ataupun komunikasi kelompok yang dilakukan secara langsung. Dan sama seperti pada komunikasi secara langsung, komunikasi melalui media internet bertujuan menumbuhkan tali persahabatan, menyampaikan informasi dan mengungkapkan perasaan kasih sayang.


(30)

Hubungan akrab, menurut Hatfield (1988); Reis & Patrick (1996) dalam Smith & Mackie (2000) didefinisikan sebagai ikatan emosional positif dimana didalamnya termasuk saling pengertian dan dukungan. Hubungan akrab tumbuh secara perlahan sepanjang waktu dan dipelihara oleh interaksi, melibatkan keterbukaan diri, dukungan, dan validasi/pembenaran/penerimaan (M. S. Clark & Taraban, 1991; Reis & Patrick, 1996 dalam Smith & Mackie, 2000). Rasa hangat, keterhubungan, dan pengertian sangat penting bagi orang-orang sehingga keintiman psikologi mungkin adalah “hadiah” paling utama dalam hubungan akrab (Reis & Patrick, 1996 dalam Smith & Mackie, 2000). Hubungan akrab tumbuh dan berkembang dalam interaksi dan komunikasi antar manusia. Hal ini tak terkecuali komunikasi melalui media internet.

Gambar 1. Interaksi Mengacu Pada Ketertarikan

Sumber : Smith & Mackie, 2000

Penjelasan tumbuhnya hubungan akrab dalam komunikasi mungkin dapat dijelaskan dengan kesamaan yang dijelaskan Smith & Mackie (2000). Menurut mereka, komunikasi adalah interaksi antar masing-masing individu. Adanya interaksi mengarahkan individu pada rasa kenal, lazim, atau akrab yang meningkatkan rasa suka. Dengan adanya interaksi, maka rasa suka dapat muncul, dan rasa suka mengantarkan individu pada lebih banyak interaksi karena individu cenderung mencari teman dalam hal yang sama, yaitu hal-hal yang mereka sukai.

Individu yang bertemu membutuhkan pengertian melalui perbandingan sosial dan berbagi aktivitas yang

menyenangkan.

Interaksi positif dengan orang lain.

Menciptakan rasa keterhubungan dan kepemilikan.

Menghasilkan ketertarikan pada orang lain.

Menghasilkan rasa familiar/kenal.


(31)

Smith & Mackie (2000), menyatakan bahwa ada tiga alasan yang menyebabkan kesamaan dapat mengantarkan individu pada ketertarikan satu sama lain, yaitu :

1. Kita cenderung berinteraksi dengan orang-orang yang mirip dengan kita. Ketertarikan yang sama, jelas menciptakan kesempatan berinteraksi. Sebagai contoh: secara akademik, siswa dapat bertemu sesama siswa di perpustakaan, pecinta golf dapat bertemu sesama pecinta golf di lapangan golf, dan sebagainya. Kesamaan ini juga membuat interaksi yang terjadi cenderung positif. Kita tidak akan kesulitan mencari topik pembicaraan dengan orang yang memiliki ketertarikan yang sama dengan kita, dan dapat menghindari salah persepsi dalam interaksi.

2. Kita berasumsi bahwa orang-orang yang mirip dengan kita akan menyukai kita. Jika kita mengetahui bahwa seseorang sama dengan kita, biasanya kita berasumsi orang tersebut akan menyukai kita (Aronson dan Worchel, 1966 dalam Smith dan Mackie, 2000). Dan disukai seseorang adalah satu alasan terkuat untuk menyukai orang tersebut. (Condon & Crano, 1988 dalam Smith & Mackie, 2000).

3. Orang yang sama dengan kita membenarkan kepercayaan dan sikap kita. Salah satu penelitian tentang ketertarikan menunjukkan bahwa orang-orang menyukai orang-orang-orang-orang yang sama dengan mereka bahkan sebelum mereka bertemu. Penelitian yang dilakukan Donn Byrne (1971) menunjukkan bahwa semakin mirip sikap orang asing dengan sikap kita, maka makin kita menyukai orang asing tersebut. Sebagai contoh, saat kita berada di suatu tempat yang baru, kita cenderung mencari lokasi atau kelompok yang menunjukkan ketertarikan atas suatu hal yang sama dengan ketertarikan kita. Hal ini karena kita mengharapkan bertemu dengan orang-orang yang bersikap sama dengan kita.

Lebih lanjut, Smith dan Mackie (2000) menyatakan bahwa ada hubungan antara interaksi, rasa suka dan kesamaan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat Gambar 4.


(32)

Gambar 2. Efek Pendorong Mutual Dari Interaksi, Kemiripan, dan Rasa Suka.

Sumber : Berscheid & Reis, 1998 dalam Smith & Mackie, 2000

Kesamaan, mendorong terjadinya interaksi, dan saat orang-orang berinteraksi, mereka menemukan adanya kesamaan. Interaksi juga menciptakan rasa suka, dan rasa suka mengarahkan interaksi, karena mencari orang-orang yang cocok dengan kita. Dan dengan mengetahui seseorang menyukai kita, adalah satu alasan kuat untuk tertarik dengan orang tersebut: hal ini mendorong kepercayaan diri dan mendemonstrasikan nilai diri sebagai “seseorang”

Kesamaan dan rasa suka juga berjalan bersama, individu menyukai mereka yang sama dengan individu tersebut; individu berpikir mereka yang disukainya mirip dengan individu; dan kita mengasumsikan bahwa orang-orang yang mirip dengan individu akan menyukai individu (Condon & Crano, 1988 dalam Smith & Mackie, 2000).

Namun, selain kesamaan, dalam komunikasi terdapat pula kecemasan komunikasi. Kecemasan komunikasi, adalah salah satu hambatan dalam berkomunikasi, orang yang mengalami hal ini akan kesulitan saat harus berkomunikasi antar pribadi dengan orang lain, sehingga tidak mampu mencerminkan rasa kehangatan, keterbukaan, dan dukungan dan bahkan membuat menjadi komunikasi tidak menarik, dan cenderung dihindari. Individu yang mengalami kecemasan dalam berkomunikasi akan merasakan adanya perubahan psikis dan fisiologis. Perubahan psikis yang dialami individu yang cemas ditandai

Interaksi

Kemiripan Rasa suka

Kita pikir mereka yang kita suka mirip dengan kita

Kita suka orang-orang yang mirip dengan kita

Kita suka mereka yang berinteraksi dengan kita Kita mencari interaksi dengan mereka yang kita suka Kita menemukan kesamaan saat kita berinteraksi Kita berinteraksi dengan mereka yang mirip kita


(33)

dengan perasaan tegang, khawatir, dan takut. Perubahan fisiologis yang terjadi ketika cemas yaitu denyut jantung, pernafasan, dan tekanan darah yang meningkat (Lazarus 1976; Solomon dan Nevid, 1974; dan Spielberger dalam Post dkk. 1978; dalam Wulandari, 2004). Akan tetapi, Leung (2004) dalam Henline (2006) menemukan bahwa beberapa orang dewasa muda menjadi kecanduan dengan internet ketika mereka secara ekstensif terbuka dengan orang lain secara emosional tanpa rentan terbuka secara tatap muka. Pengguna tersebut menghabiskan waktu secara berlebihan saat berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui dan menemukan kesenangan dalam mengendalikan lingkungan online dan melarikan diri dari masalah hidup mereka.

Hasil temuan Leung (2004) tersebut menarik perhatian peneliti atas dua kesimpulan. Pertama, kecemasan komunikasi, terlepas dari definisinya sebagai hambatan dalam berkomunikasi, dapat memicu penggunaan internet dalam berkomunikasi. Dan kedua, individu menjadi kecanduan dengan internet tersebut senang berkomunikasi dengan orang lain yang tidak diketahui, atau dengan kata lain anonim. Lebih lanjut, Henline juga menyebutkan bahwa sifat anonim dari internet memungkinkan individu untuk membentuk koneksi cepat dan hubungan dengan orang lain...(Young et al, 2000.). Sebagai contoh, seseorang dapat log on ke internet, melihat-lihat gambar dan biodata ribuan orang lain dan kemudian menghubungi dan berinteraksi dengan orang-orang lain tanpa pernah mengungkapkan sedikit pun informasi jujur tentang dirinya. Akibatnya, rasa keintiman palsu dapat dibuat, dimana seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain dan merasakan hubungan dengan mereka, tetapi tidak pernah benar-benar menunjukkan dirinya sebagai peserta dalam hubungan.

Menurut Scharf dan Mayseless (2001) keakraban dapat dinilai dengan menggunakan tiga skala yaitu:

1. Keterbukaan intra-personal, dimana tingkat paling rendah merupakan rendahnya tingkat berbagi dan ketidakpercayaan dan tingkat paling tinggi merupakan mempercayakan rahasia dan berbagi kekhawatiran, masalah dan hal-hal pribadi;


(34)

2. Keterbukaan interpersonal dimana tingkat paling rendah menggambarkan seseorang yang tertutup dan jauh dan tingkat paling tinggi merupakan situasi berbagi perasaan positif dan negatif secara terbuka, dan

3. Peduli dan kasih sayang, dengan tingkat paling rendah mewakili membenci, menghina, atau sikap instrumental terhadap mitra dan tingkat paling tinggi mewakili rasa peduli yang tulus untuk mitra.

Menurut Henline (2006) efek penggunaan teknologi tampaknya ditentukan oleh dinamika interpersonal dan proses digunakan. Pada akhirnya, menggunakan teknologi dapat mempengaruhi dan mencerminkan keintiman dalam hubungan. Hal tersebut dapat dilihat dalam penelitian seperti pada jurnal milik Elizabeth L. Angeli, yang menunjukkan dan menjelaskan perbedaan antara hasil penelitian penggunaan internet sebagai media komunikasi via fasilitas chatting oleh Hu et al. dengan hasil penelitian Cummings et al. terhadap para pengguna e-mail. Menurut jurnal Elizabeth L. Angeli diketahui bahwa perbedaan cara komunikasi yang disebabkan perbedaan fasilitas internet yang digunakan sebagai media komunikasi menyebabkan tingkat keintiman yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa penting untuk menelaah kembali hubungan akrab yang tercipta dari komunikasi melalui media internet

2.2.1 Self-disclosure

Self-disclosure (keterbukaan diri) adalah perilaku individu untuk membuka atau membeberkan sesuatu tentang dirinya sendiri dengan maksud dapat membuat orang lain dan atau teman lebih menyukai individu tersebut (Collins & Miller, 1994 dalam Smith & Mackie, 2000). Canary, Cody & Manusov (2003); dan Dindia (2002) dalam Taylor, Peplau, & Sears (2009) menyatakan bahwa self-disclosure adalah salah satu tipe khusus percakapan di mana kita berbagi informasi dan perasaan pribadi dengan orang lain, karenanya self-disclosure juga merupakan pemicu munculnya hubungan akrab..

Laurenceau, Pietromonaco dan Barret (1998) menyatakan bahwa dalam self-disclosure para peneliti telah membedakan antara pengungkapan diri faktual (yaitu, deskriptif) dan emosional (yaitu, evaluatif) ketika memeriksa dampak mengungkapkan diri dalam hubungan intim (Morton, 1978; Reis & Shaver, 1988).


(35)

Pengungkapan diri faktual adalah pengungkapan fakta-fakta dan informasi pribadi (misalnya, "Aku sudah tiga pasangan romantis dalam hidup saya''). Pengungkapan emosional adalah mereka yang mengungkapkan perasaan pribadi seseorang, pendapat, dan penilaian (misalnya, "Perpisahan yang terakhir begitu menyakitkan, saya tidak yakin mampu mencintai seseorang lagi').

Meskipun keduanya mengungkapkan aspek-aspek pribadi kepada orang lain, pengungkapan yang melibatkan emosi dan perasaan terletak paling dekat dari inti definisi diri seseorang (Greenberg & Safran, 1987; Reis & Patrick, 1996). Pengungkapan diri yang melibatkan emosi yang diyakini menghasilkan keakraban yang lebih besar, karena pengungkapan tersebut membuka jalan bagi pendengar untuk mendukung dan mengkonfirmasi aspek inti dari sudut pandang tentang diri komunikan (Reis & Shaver, 1988; Sullivan, 1953).

Keterbukaan diri dapat memberi efek yang baik dan buruk dalam hubungan. Dengan membuka diri, dapat dibangun kepercayaan, dan rasa aman. Namun mereka yang membuka diri berlebihan demi kedekatan hubungan membuat orang lain tidak nyaman (Wortman, Adesman, Herman, & Greenberg, 1976 dalam Smith & Mackie, 2000). Selain itu individu membeberkan perasaan, kelemahan, dan hal-hal lainnya yang bersifat pribadi. Hal ini menyebabkan self-disclosure hanya dilakukan pada orang-orang yang dekat dengan individu.

2.2.2 Kepedulian dan Rasa Sayang

Variabel kepedulian dan rasa sayang masih sulit untuk dijabarkan, karena merupakan sifat afektif, namun dapat dilihat dari sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh individu kepada individu lain. Berdasarkan pendapat Scharf dan Mayseless (2001) kepedulian dan rasa sayang dapat dilihat dari adanya kebencian, sikap instrumental, hingga rasa peduli. Peneliti merasa bahwa hal ini berhubungan, menunjukkan dan sesuai dengan definisi intimasi yaitu mengacu pada hal-hal afektif yang membentuk intimasi seperti rasa hangat dan pengertian.

2.3 Remaja Dewasa Awal

Teknologi mungkin memiliki pengaruh yang paling terintegrasi dan terfokus pada kehidupan individu dari "generasi net-" (Leung, 2004) dalam


(36)

Henline (2006). Net-geners sekarang dalam berbagai tahap pembangunan mulai dari awal masa remaja sampai dewasa awal. Pengembangan hubungan akrab sangatlah penting selama periode dewasa muda (Erikson, 1959) dalam Henline (2006). Remaja dewasa awal adalah masa dimana individu mulai beralih dari remaja menjadi manusia dewasa, dan merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Berdasarkan pendapat Hurlock (2003) dalam Utami dan Nurfitriyana (2010), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 hingga kira-kira 40 tahun. Masa ini juga dapat dibagi menjadi beberapa fase lagi sesuai dengan pernyataan Levinson dalam Dariyo (2003) sebagaimana dikutip oleh Utami dan Nurfitriyana, yaitu sebagai berikut:

1. Fase memasuki masa dewasa awal (usia 17-33 tahun) a. Early adult transition, usia 17 sampai 22 tahun b. Usia transisi antara 22 tahun sampai dengan 28 tahun. c. Usia transisi 30-an (28 tahun sampai 33 tahun)

2. Fase puncak dewasa awal (usia 33 tahun sampai dengan 45 tahun), terbagi menjadi dua tahap, yaitu:

a. Puncak dewasa awal (usia 33 tahun sampai dengan 40 tahun) b. Transisi dewasa menengah (usia 40 tahun sampai dengan 45 tahun) Havighurst (1961) dalam Darkusno (2010) menyatakan bahwa terdapat tahap-tahap perkembangan yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ke tahap perkembangan selanjutnya. Tapi jika gagal akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan – kesulitan dalam menuntaskan tahap berikutnya. Untuk lebih jelasnya, Havigurst (1961) dalam Darkusno (2010) mengemukakan bahwa pembagian tahap-tahap perkembangan untuk masa dewasa awal antara lain:

1. Mulai bekerja

2. Memilih pasangan hidup

3. Belajar hidup dengan suami/istri 4. Mulai membentuk keluarga 5. Mengasuh anak


(37)

7. Menerima/mengambil tanggung jawab warga negara 8. Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan

2.4 Kerangka Pemikiran

Komunikasi melalui media internet adalah komunikasi secara tidak langsung yang dilakukan melalui media internet, terjadi melalui aplikasi-aplikasi yang berguna untuk menunjang kegiatan komunikasi. Dalam penelitian ini, aplikasi-aplikasi tersebut terdiri atas tiga variabel, yaitu penggunaan fitur e-mail, pengunaan chat, dan penggunaan jejaring sosial. Dalam berkomunikasi melalui internet diduga individu memperoleh pemahaman terhadap identifikasi tiga data tingkat informasi, yaitu: (1) data tingkat kebudayaan (Cultural level-data) yang berhubungan dengan bahasa, etnis dan aturan/norma dari individu, (2) data tingkat sosiologis (Sociological-level data) yaitu data yang berhubungan dengan pertimbangan yang dibuat tentang orang lain dengan mengetahui kelompok tempat orang tersebut termasuk seperti usia, pendidikan, (3) data tingkat psikologis (Psychological-level data) , yang berhubungan dengan perilaku khusus seseorang yang dihadapinya. Tiga data tingkat informasi tersebut dirasa berlaku juga pada komunikasi melalui internet, karenanya peneliti akan melihat bagaimanakah karakteristik pengguna internet, yaitu faktor-faktor individu, berdasarkan deskripsi tingkat kebudayaan dan data tingkat sosiologis, namun peneliti tidak mengkaji data tingkat psikologis. Hal ini dikarenakan data tingkat psikologis dirasa berhubungan langsung dengan tingkat hubungan akrab yang dikaji secara terpisah oleh peneliti.

Sebagaimana komunikasi pada umumnya, berkomunikasi melalui internet, dapat mengantarkan seorang individu kepada suatu hubungan akrab dengan individu lainnya. Merujuk pada hasil temuan Smith dan Mackie (2000) Wulandari (2004), dan Henline (2006) terdapat tiga variabel yang diduga mempengaruhi atau berhubungan dengan penggunaan aplikasi (fitur) internet oleh penggunanya, yaitu : kesamaan, anonimitas dan kecemasan. Kesamaan dapat memicu interaksi, ketertarikan, dan rasa suka antar individu. Peneliti berusaha meneliti, apakah pengguna internet merasakan adanya kesamaan dengan orang-orang yang berinteraksi dengan mereka.


(38)

Anonimitas diketahui dapat memicu kurangnya keterbukaan dan kepercayaan, namun juga dapat mendorong keinginan untuk berinteraksi dalam berkomunikasi melalui internet. Peneliti hendak melihat, apakah pengguna internet memiliki anonimitas yang tinggi atau rendah, sehubungan dengan adanya dua kesimpulan yang saling berlawanan tersebut. Adapun kecemasan komunikasi, diketahui dapat membuat seseorang kesulitan dalam berkomunikasi melalui internet. Dalam penelitian ini akan dilihat apakah pengguna internet termasuk memiliki kecemasan komunikasi atau tidak. Hasil data ketiga variabel tersebut diukur secara deskriptif dan dibandingkan dengan tingkat penggunaan aplikasi maupun hubungan akrab yang dirasakan responden untuk dikaji apakah terdapat hubungan antar variabel.

Hasil yang diharapkan dari adanya komunikasi, terutama komunikasi melalui internet, adalah hubungan akrab. Dari berbagai sumber diketahui hubungan akrab dapat ditlihat dari sikap individu, meliputi self-disclosure serta perasaan afektif lain seperti rasa peduli dan kasih sayang. Self-disclosure umumnya muncul dari adanya rasa suka, dan ditandai dengan adanya keterbukaan dan kejujuran komunikator kepada komunikan baik dalam menyampaikan hal-hal menyangkut fakta diri komunikator atau yang bersangkutan dengan emosi diri komunikator. Sehubungan dengan itu, dengan merujuk pada Scharf dan Mayseless (2001) hubungan akrab diukur melalui tiga hal yaitu keterbukaan intrapersonal, keterbukaan interpersonal, serta kepedulian dan kasih sayang. Keterbukaan intra-personal ditunjukkan dari adanya kepercayaan individu kepada individu lain, sementara keterbukaan interpersonal ditunjukkan dari sikap terbuka individu kepada individu lain.

Berdasar penjelasan di atas, hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.


(39)

Gambar 3. Desain Model Kerangka Pemikiran Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi dalam Menciptakan Hubungan Akrab.

2.5Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pemaparan pendekatan teoritis dan kerangka pemikiran, dapat diambil hipotesis antara lain:

1. Terdapat hubungan antara faktor-faktor individu pengguna internet dengan jenis fitur (aplikasi) yang digunakannya dalam berkomunikasi melalui media internet,

2. Terdapat hubungan antara anonimitas, kesamaan, dan kecemasan komunikasi dalam komunikasi melalui internet dan hubungan akrab, dan 3. Terdapat hubungan antara komunikasi melalui internet dengan hubungan

akrab.

Jenis Aplikasi internet

• Aplikasi e-mail

• Aplikasi chat

• Jejaring sosial

Keterangan: : Berhubungan Anonimitas

Hubungan akrab • Self-Disclosure oKeterbukaan

(Keterbukaan Intrapersonal )

oKepercayaan

(Keterbukaan interpersonal •Peduli & sayang Faktor-faktor individu:

•Suku bangsa (etnik) •Jenis Bahasa •Asal Daerah

•Tingkat Pendidikan •Jenis Pekerjaan •Tingkat Pendapatan •Jenis Kelamin

Kesamaan


(40)

2.6Definisi Operasional 2.6.1 Jenis Aplikasi Internet 2.6.1.1Aplikasi e-mail

Fitur/Aplikasi e–mail adalah deskripsi penggunaan aplikasi e-mail yang diukur melalui frekuensi dan intensitas penggunaan aplikasi e-mail dalam seminggu. Frekuensi dilihat dari berapa kali aplikasi e-mail digunakan dalam seminggu, adapun intensitas penggunaannya adalah berapa lama penggunaannya dalam hitungan menit selama seminggu. Berdasarkan hal tersebut:

1 Frekuensi penggunaan aplikasi e-mail dibedakan ke dalam dua kategori, rendah jika kurang dari sembilan kali dan tinggi jika lebih dari sembilan kali.

2 Intensitas penggunaan aplikasi e-mail dibedakan ke dalam dua kategori, rendah jika kurang dari 45 menit dan tinggi jika lebih dari 45 menit.

2.6.1.2Aplikasi chat

Fitur/Aplikasi chat adalah penggunaan aplikasi chat yang diukur melalui frekuensi dan intensitas penggunaan aplikasi chat dalam seminggu. Frekuensi dilihat dari berapa kali aplikasi chat digunakan dalam seminggu, adapun intensitas penggunaannya adalah berapa lama penggunaannya dalam hitungan menit selama seminggu. Berdasarkan hal tersebut:

1 Frekuensi penggunaan aplikasi chat dibedakan ke dalam dua kategori, rendah jika kurang dari delapan kali dan tinggi jika lebih dari delapan kali. 2 Intensitas penggunaan aplikasi chat dibedakan ke dalam dua kategori,

rendah jika kurang dari 70 menit dan tinggi jika lebih dari 70 menit.

2.6.1.3Jejaring Sosial

Jejaring sosial adalah deskripsi penggunaan jejaring sosial, terutama facebook yang diukur melalui frekuensi dan intensitas penggunaan jejaring sosial dalam seminggu. Frekuensi dilihat dari berapa kali jejaring sosial digunakan dalam seminggu, adapun intensitas penggunaannya adalah berapa lama penggunaannya dalam hitungan menit selama seminggu. Berdasarkan hal tersebut:


(41)

1 Frekuensi penggunaan jejaring sosial dibedakan ke dalam dua kategori, rendah jika kurang dari 13 kali dan tinggi jika lebih dari 13 kali.

2 Intensitas penggunaan jejaring sosial dibedakan ke dalam dua kategori, rendah jika kurang dari 80 menit dan tinggi jika lebih dari 80 menit.

2.6.2 Kesamaan, Anonimitas, dan Kecemasan Komunikasi.

Dari kajian sebelumnya, diketahui bahwa kesamaan, anonimitas, dan kecemasan komunikasi ada kaitannya dengan komunikasi melalui internet dan hubungan akrab. Dalam penelitian ini ketiga hal ini diukur dengan meminta pengguna internet mengisi skala likert sesuai pernyataan yang diberikan, dengan komposisi penilaian skala Likert sebagai berikut:

• Kode 1 : tidak sesuai

• Kode 2 : kurang sesuai

• Kode 3 : cukup sesuai

• Kode 4 : sesuai

• Kode 5 : sangat sesuai

Selanjutnya diberikan pembobotan yang sesuai dengan masing-masing kode tersebut diatas Merujuk pada hasil kuesioner dan hasil studi Henline (2006) dalam penelitian ini dirumuskan definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut:

Anonimitas adalah sikap individu pengguna internet yang merasa nyaman berkomunikasi meski tidak kenal dengan orang yang dia ajak berkomunikasi, jarang menanyakan identitas/biodata teman yang dia temukan melalui internet, jarang/sengaja tidak mengisi biodatanya di layanan internet, suka mencari teman di internet secara acak, serta suka berkenalan dengan seseorang, namun tidak berminat untuk mengenalnya lebih jauh. Selanjutnya tingkat anonimitas dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu rendah jika total skor antara 5 sampai dengan 15, dan tinggi jika total skor antara 16-25.

Kesamaan adalah sikap pengguna internet yang suka membicarakan kejadian-kejadian yang dialaminya kepada temannya, senang menyampaikan opini saat mengobrol, suka menyampaikan masalahnya saya kepada temannya, serta menceritakan masalah yang terjadi di keluarganya kepada temannya.


(42)

Selanjutnya tingkat kesamaan ini dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu rendah jika total skor antara 4 sampai dengan 12, dan tinggi jika total skor antara 13-20

Kecemasan komunikasi diukur melalui pendapat responden berkenaan sikapnya yang mencakup empat hal yaitu suka menghindar saat ada orang yang ingin mengenalnya, mengalihkan pandangannya saat berbicara dengan orang lain, merasa penampilan dirinya yang tidak menarik, dan mengaku sulit mengatakan isi hatinya saat berbicara langsung kepada orang lain. Selanjutnya tingkat kecemasan dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu rendah jika total skor antara 4 sampai dengan 12, dan tinggi jika total skor antara 13-20.

2.6.3 Faktor-faktor Individu.

Adalah faktor-faktor yang melekat pada individu, terdiri atas dua jenis data: (1) Data kebudayaan meliputi Etnis, Bahasa, dan Daerah Asal , (b) Data sosiologis meliputi pendidikan terakhir, Pekerjaan, Pendapatan, dan Jenis Kelamin, dan (c) Data psikologis pada penelitian ini tidak dikaji karena berhubungan dengan intimasi yang dibahas secara terpisah. Penilaian masing-masing variabel antara lain:

1. Etnis, berdasarkan undang-undang tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis dan peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2010, diartikan sebagai penggolongan manusia berdasarkan kepercayaan, nilai, kebiasaan, adat istiadat, norma bahasa, sejarah, geografis, dan hubungan kekerabatan. Adapun menurut Tumin dalam Hidayah (1996) sebagaimana dikutip oleh Waskito (2003), etnis adalah suatu kelompok sosial yang berada pada suatu sistem sosial dan kebudayaan yang lebih besar dan mendasar pengelompokan diri mereka pada status sosial khusus karena suatu penurunan ciri-ciri etnis bawaan yang dianggap ada (ethnic traits). Dan ethnic traits sendiri dijelaskan oleh Waskito (2003) terkait dengan persamaan aspek natalitas (kelahiran atau hubungan darah), bahasa, adat istiadat, kepercayaan (religi), mitologi, dan ikatan totemisme. Penelitian ini mengkaji etnis merujuk kepada penggolongan individu, berdasarkan


(43)

hubungan kekerabatan atau pengelompokan diri terkait dengan persamaan aspek natalitas.

2. Bahasa yang dikuasai menunjukkan jumlah bahasa selain bahasa Indonesia yang dikuasai oleh responden, baik berupa bahasa daerah, maupun bahasa asing. Terdiri atas: Bahasa Inggris, Jepang, Chinese, Sunda, dan Jawa. Selain bahasa tersebut dikategorikan sebagai “bahasa lain”

3. Asal kelahiran adalah lokasi dimana responden dilahirkan, dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu dari Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa.

4. Pendidikan terakhir adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang telah diselesaikan individu, dibedakan ke dalam empat kategori yaitu: SD, SMP, SMA, Sarjana.

5. Pekerjaan adalah jenis pekerjaan individu sesuai yang tertera di kartu tanda penduduk, dibedakan ke dalam lima kategori, yaitu pelajar, mahasiswa, wiraswaasta, pegawai negeri, dan pegawai swasta.

6. Pendapatan adalah jumlah uang (rupiah) yang diterima oleh individu dalam kurun waktu sebulan, darimanapun sumbernya; yang dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu: rendah ,sedang, dan tinggi, dengan pembagian sebagai berikut:

• Antara Rp. 120.000 sampai dengan Rp. 350.000 = Rendah

• Antara Rp. 350.000 sampai dengan Rp. 2.000.000 = Sedang

• Antara Rp. 2.000.000 sampai dengan Rp. 3.600.000 = Tinggi 7. Jenis kelamin adalah informasi jenis kelamin responden, dibedakan ke

dalam dua kategori, yaitu pria dan wanita.

2.6.4 Intimacy/Keakraban

Adalah hubungan yang berkembang antar individu sebagai hasil interaksi mereka melalui komunikasi lewat internet, dalam penelitian ini keakraban akan diukur dengan tiga variabel, yaitu Sikap Keterbukaan Individu terhadap orang lain, Sikap Kepercayaan individu terhadap orang lain, dan Kepedulian dan Kasih Sayang. Merujuk pada hasil kuesioner dan hasil studi Scharf dan Mayseless (2001) dalam penelitian ini dirumuskan definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut


(44)

Keterbukaan adalah tindakan pengguna internet yang suka membicarakan kejadian-kejadian yang dialaminya kepada temannya, senang menyampaikan opininya saat mengobrol, sering menyampaikan sudut pandang pribadinya saat menghadapi masalah bersama dengan temannya. Selanjutnya tingkat kesamaan ini dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu rendah jika total skor antara 5 sampai dengan 10, dan tinggi jika total skor antara 11-15

Kepercayaan adalah tindakan pengguna internet yang suka menyampaikan masalah saya kepada teman, menceritakan masalah yang terjadi dalam keluarganya kepada teman, dan terkadang menceritakan kekurangannya kepada temannya. Selanjutnya tingkat kesamaan ini dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu rendah jika total skor antara 5 sampai dengan 10, dan tinggi jika total skor antara 11-15

Kepedulian dan kasih sayang pengguna internet adalah tindakan pengguna internet yang sering memeriksa bagaimana status/keadaan atau kabar teman-temannya, ingin terus bersahabat dengan teman-teman-temannya, sering merindukan teman-temannya, cenderung panik saat kehilangan kontak dengan temannya, cenderung sulit melupakan kritik dari temannya, cenderung bertanya pendapat temannya saat ingin memutuskan sesuatu, tetap berkomunikasi dengan teman-temannya saat mengalami masalah, dan cenderung terus memikirkan teman-temannya jika membuatnya marah. Selanjutnya tingkat kesamaan ini dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu rendah jika total skor antara 8 sampai dengan 24, dan tinggi jika total skor antara 25-40.


(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu dengan memberikan sejumlah pertanyaan melalui kuisioner kepada responden. Untuk mendukung dan menghindari adanya salah pengertian dan kekeliruan dalam pengisian kuisioner, peneliti juga mendampingi dan memberikan kontak kepada responden dalam mengisi kuisioner.

Penelitian ini termasuk penelitian penjelasan, karena dalam penelitian ini peneliti menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa (Singarimbun, 1989). Secara lebih umum penelitian ini termasuk penelitian survai karena informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuisioner. Pada penelitian, kuisioner digunakan untuk mengetahui bagaimana gambaran dari penggunaan internet sebagai media komunikasi, faktor-faktor yang berhubungan, dan hubungan akrab, serta mencoba melihat bagaimana hubungan antara penggunaan internet, faktor-faktor yang berhubungan dan hubungan akrab.

3.2 Lokasi dan Waktu

Penelitian diadakan di warnet atau warung internet yaitu lokasi penyedia layanan internet di sepanjang Jalan Babakan Raya Dramaga. Dari penelusuran peneliti, diketahui terdapat sepuluh (10) lokasi warung internet penyedia jasa penggunaan internet di sepanjang Jl. Babakan Raya. Peneliti melakukan penyebaran kuisioner secara langsung di ke-sepuluh warung internet tersebut. Ke-sepuluh warung internet tersebut memiliki kemampuan penyediaan internet yang hampir sama, serta jam operasi yang tidak jauh berbeda. Adapun perbedaan hanya terpaut sekitar satu hingga dua jam. Sehingga diasumsikan masing-masing warung internet memiliki kesempatan yang sama, kecuali jumlah unit komputer yang tersedia.

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan asumsi bahwa warung-warung internet yang terdapat di sepanjang Jalan Babakan Raya


(46)

memiliki potensi penggunaan yang tinggi. Hal ini dikarenakan Jalan Babakan Raya merupakan perbatasan antara kampus IPB dengan pemukiman warga. Sehingga warung internet sudah cukup lama menjadi mata pencaharian karena banyak digunakan oleh mahasiswa. Namun seiring berjalannya waktu, penggunaan internet kini sudah semakin umum hingga warga sekitar pun turut menggunakan internet di lokasi ini. Waktu penelitian sendiri dilaksanakan selama bulan Desember 2010.

3.3 Teknik Penentuan Sampel

Responden dalam penelitian ini dipilih secara acak. Responden yang diteliti dipilih adalah pengguna jasa warung internet yang diasumsikan memiliki kemampuan dalam menggunakan komputer serta jaringan internet, serta tergolong usia remaja dewasa awal. Hal ini karena sesuai dengan teori perkembangan yang menunjukkan bahwa dewasa muda adalah waktu yang paling kritis untuk pengembangan keintiman, dan pembangunan keintiman adalah tugas utama dewasa muda Erikson (1959) dalam Henline (2006).

Tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. (Mantra dan Kasto, dalam Singarimbun dan Effendi, 1989). Adapun tiap unit penelitian dalam penelitian adalah para pengguna internet yang menggunakan fasilitas internet di warung internet yang berada di daerah Jl. Babakan Raya.

Berdasarkan penelusuran individual peneliti, dari sepuluh lokasi warung internet penyedia jasa penggunaan internet di sepanjang Jl. Babakan Raya. Terdapat dua ratus dua puluh satu (221) unit komputer yang siap pakai. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini sebanyak 221 orang pengguna unit komputer tersebut, yang diasumsikan bahwa mereka semuanya adalah juga pengguna komputer/internet. Selanjutnya, dari total pengguna internet tersebut ditarik populasi sontoh (sampling population) dengan merujuk pada pendekatan yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael dalam Sarwono (2006), yaitu dengan rumus:

N Dimana: n = sampel


(47)

N (d)2 + 1 d = derajat kebebasan

Penelitian ini menggunakan derajat kebebasan sebesar 0,1, dengan harapan bahwa kesalahan pemilihan jumlah responden dalam penelitian ini sebesar sepuluh persen. Berdasar hasil perhitungan, diperoleh jumlah didapatkan jumlah populasi contoh sebanyak 65 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer terdiri atas semua variabel yang tercakup dalam kerangka pemikiran dalam penelitian ini (Gambar 3). Pengumpulan data primer dilakukan dengan memberikan kuisioner secara langsung kepada responden oleh peneliti. Keunggulan teknik ini ialah peneliti dapat memperoleh informasi yang akurat dan secara langsung dari orang-orang yang kita mintai informasi (Sarwono, 2006). Selain itu pengumpulan data bersifat terbuka, dalam arti bahwa responden diberitahu tujuan dari penelitian ini. Hal ini dilakukan dengan harapan responden dapat mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya tanpa takut akan penyalahgunaan hasil pengisian kuisioner tersebut.

3.5 Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan mengklarifikasi, mengecek kecocokan dan kelengkapan data yang diteliti. Selanjutnya dilakukan pengembangan variabel, dimana peneliti menetapkan spesifikasi semua variabel yang diperlukan oleh peneliti yang tercakup dalam data yang sudah terkumpul atau dengan kata lain apakah variabel yang diperlukan sudah termasuk dalam data (Sarwono, 2006). Teknik analisis hubungan antar variabel dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, dengan bantuan crosstab atau tabulasi silang.


(48)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1Deskripsi Jalan Babakan Raya

Jalan Babakan Raya adalah salah satu jalan yang berada di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Jalan ini berada pada wilayah RW 07, dan merupakan jalan utama yang melintasi RT 01, RT 03, dan RT 04 desa Babakan. Di daerah utara, jalanan ini berhubungan dengan RW 08 dengan jalanan utama Jalan Babakan Tengah, dan di selatan jalan ini berhubungan dengan RW 01 dengan jalan utamanya adalah Jalan Raya Darmaga6. Selain itu, jalan ini juga menjadi perbatasan langsung antara wilayah Kampus IPB Dramaga dengan lingkungan warga sekitar. Pada jalan ini pemukiman warga yang berbatasan langsung dengan kampus IPB sebagian besar sudah digunakan sebagai lokasi berbagai macam usaha dari kuliner, kebutuhan alat tulis, rumah tangga, dan tentunya warung internet. Hal ini menyebabkan jalanan ini menjadi jalan utama dimana civitas kampus IPB beraktifitas terutama diluar kegiatan belajar mengajar. Sehingga banyak aktivitas warga dan civitas kampus IPB terpusat pada jalan ini.

4.2Deskripsi Warung Internet di Sepanjang Jalan Babakan Raya

Warung internet adalah salah satu jenis usaha jasa. Usaha ini menyewakan komputer dan bertujuan memberikan akses internet kepada pelanggannya. Tarif yang diberikan untuk penggunaan komputer untuk mengakses internet biasanya berkisar antara 2.500 rupiah per jam hingga 5.000 rupiah per jam. Penggunaan tarif yang berbasiskan waktu penggunaan, diduga berdasarkan tarif penggunaan internet secara umum yang diberikan oleh penyedia jasa internet seperti Telkom. Terdapat sepuluh warung internet di Jalan Babakan Raya yang digunakan sebagai lokasi penelitan. Warung-warung internet ini pada umumnya memiliki jam operasi antara pukul 08,00 hingga 22,00 WIB.

Pada umumnya terdapat dua jenis cara penghitungan penggunaan internet yang diberlakukan di warnet-warnet di Jalan Babakan Raya. Cara pertama adalah

6

Informasi ini tidak ada data konkritnya. Namun informasi ini didapat langsung oleh peneliti melalui wawancara langsung dengan Bapak Hayib selaku ketua RW 07 pada tanggal 22 Februari 2011.


(49)

dengan menggunakan program penghitungan otomatis (billing) yang sudah terpasang di komputer yang disewakan. Kedua adalah dengan meminta pelanggan mengisi jam awal pemakaian dan jam akhir pemakaian internet disebuah formulir berisi tabel-tabel kosong yang telah disediakan untuk nantinya dihitung berapa lama pemakaian internet pelanggan tersebut.

Komputer yang tersedia di setiap warnet dibagi menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya. Satu komputer disebut dengan komputer operator, adapun komputer lainnya disebut komputer klien. Komputer operator atau disebut juga server adalah komputer yang di khususkan untuk digunakan oleh penjaga atau pemilik warung internet yang bersangkutan. Pada komputer ini biasanya sambungan internet bermula dan diatur. Pada komputer ini pula setiap catatan penggunaan komputer klien dicatat dan disimpan baik secara manual, ataupun otomatis7. Adapun komputer klien jumlahnya bervariasi berdasarkan ruang yang tersedia untuk menaruh unit-unit komputer di masing-masing warung internet. Komputer klien biasanya sudah dilengkapi aplikasi-aplikasi standar seperti aplikasi untuk menjelajah internet seperti Mozilla Firefox, dan aplikasi messenger seperti Yahoo Messenger.

7

Pencatatan penggunaan unit komputer secara otomatis dilakukan oleh program penghitung otomatis, adapun secara manual biasanya diketik sendiri oleh penjaga warung internet pada dokumen Microsoft word atau Microsoft excel.


(50)

BAB V

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Dalam bab ini dideskripsikan karakteristik responden. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dari pengguna internet sebagai pelaku kegiatan berkomunikasi melalui media internet, dalam penelitian ini peneliti melihat beberapa aspek sesuai dengan data tingkat budaya dan data tingkat sosiologis dari pengguna internet. Data-data tersebut antara lain: data mengenai etnis, bahasa, dan asal kelahiran untuk meneliti data tingkat budaya; dan data mengenai usia pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan, dan jenis kelamin untuk mewakili data tingkat sosiologis.

5.1Usia

Karakteristik pengguna internet menurut kategori usia dewasa menurut pembagian fase usia dewasa awal Levinson dapat dilihat pada Tabel 2. Pengguna internet yang diteliti berusia antara 16 sampai dengan 37 tahun. Dilihat dari hasil yang ditunjukkan Tabel 2, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini lebih dari setengah jumlah pengguna termasuk kedalam fase transisi dewasa awal. Tidak ada satu pun responden yang termasuk fase transisi dewasa menengah, sehingga jelas bahwa hampir seluruh pengguna internet dalam penelitian ini termasuk usia masa dewasa awal.

Tabel 2. Penggolongan Pengguna Internet Berdasarkan Usia Fase Usia Jumlah Pengguna

Internet Persentase Transisi Awal (Usia 17 sampai dengan 22 tahun) 45 69.23

Transisi (Usia 23 sampai dengan 28 tahun) 14 21.54 Transisi 30-an (Usia 29 sampai dengan 33 tahun) 4 6.15 Puncak Dewasa Awal (Usia 34 sampai dengan 40 tahun) 2 3.08 Total 65 100.0

5.2Etnis

Karakteristik pengguna internet menurut kategori etnis disajikan pada Tabel 3. Dari hasil perhitungan yang ditunjukkan Tabel 3, penggolongan etnis pengguna internet yang diteliti tampak didominasi oleh etnis Sunda dan etnis


(1)

Nomor Responden (diisi oleh peneliti) : ... Nama Responden : ... Nomor Telefon/e-mail : ……… 2. Kuisioner Akhir

Kuisioner Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi dalam

Menciptakan Hubungan Akrab (Intimasi)

Dengan hormat,

Saya Devis Singgih, selaku Mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor bermaksud untuk meneliti bagaimana penggunaan internet sebagai media komunikasi dalam menciptakan hubungan akrab (intimasi). Dengan demikian saya perlu meminta saudara/i untuk mengisi kuisioner sehubungan dengan tema yang saya akan teliti. Hasil data penelitian ini adalah murni untuk penelitian dan akan dijaga kerahasiaannya. Untuk kelancaran dalam proses penelitian, saya harapkan saudara/i menjawab seluruh pertanyaan yang tersedia.

Berikut ini Saya mengajukan beberapa pertanyaan. Saya harap pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan jujur dan tanpa tekanan apapun. Atas waktu yang disiapkan untuk pengisian saya haturkan banyak terima kasih.

PROGRAM STUDI SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

PERTANIAN BOGOR 2010


(2)

Petunjuk : Jawablah pertanyaan dengan mengisi titik-titik yang tersedia dan berilah tanda (x) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan jawaban Saudara/i.

1. Identitas Responden

Usia : ….. tahun

Jenis Kelamin : [ ] Laki-laki [ ] Perempuan Alamat : ... Asal/tempat kelahiran : ... Etnis : ... Pendidikan Terakhir : ... Pekerjaan : ... Pendapatan/uang saku per minggu : ... Sumber pendapatan : ... Berapa jam waktu anda bekerja/sekolah : ... Bahasa daerah/asing yang dikuasai (boleh lebih dari satu) :

( ) Inggris ( ) Jepang ( ) Chinese ( ) Sunda ( ) Jawa


(3)

II. Penggunaan Media Internet dan Proses Komunikasi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada kolom yang kosong berikut, dengan menggunakan angka, sesuai dengan apa yang anda ingat.

No Pertanyaan Dalam

Sehari

Dalam Seminggu 1 Berapa kali, anda menggunakan/membuka e-mail

2 Berapa kali, anda menggunakan/membuka messenger (misalnya yahoo messenger) , dan chatting pada jejaring sosial/e-mail

3 Berapa kali, anda menggunakan/membuka jejaring sosial (seperti facebook)

2. Proses komunikasi melalui media internet

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan apa yang anda rasakan. 1. Berapa menit paling lama anda menggunakan e-mail dalam sehari? 2. Berapa menit paling singkat anda menggunakan e-mail dalam sehari? 3. Berapa menit paling lama anda menggunakan messenger (misalnya yahoo

messenger) , dan chatting pada jejaring sosial/e-mail dalam sehari?

4. Berapa menit paling singkat anda menggunakan messenger (misalnya yahoo messenger), dan chatting pada jejaring sosial/e-mail dalam sehari?

5. Berapa menit paling lama anda menggunakan jejaring sosial (misalnya facebook, tetapi tidak termasuk melakukan chatting pada facebook) dalam sehari?

6. Berapa menit paling singkat anda menggunakan jejaring sosial (misalnya facebook, tetapi tidak termasuk melakukan chatting pada facebook) dalam sehari?

7. Berapa kali paling banyak anda menceritakan informasi diri seperti biodata anda kepada orang lain dalam sehari?


(4)

8. Berapa kali paling banyak anda menceritakan perasaan anda/kejadian yang anda alami kepada orang lain dalam sehari?

9. Berapa kali paling banyak anda dikenalkan, atau mengenal seseorang dalam sehari?

10.Berapa kali paling sedikit anda menceritakan informasi diri seperti biodata anda kepada orang lain dalam sehari?

11.Berapa kali paling sedikit anda menceritakan perasaan anda/kejadian yang anda alami kepada orang lain dalam sehari?

12.Berapa kali paling sedikit anda dikenalkan, atau mengenal seseorang dalam sehari?


(5)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi melalui internet Isilah kolom dengan tanda silang (x) sesuai dengan yang anda rasakan. Keterangan: Kode 1 : tidak sesuai

Kode 2 : kurang sesuai Kode 3 : cukup sesuai Kode 4 : sesuai Kode 5 : sangat sesuai

No. Pernyataan 1 2 3 4 5

1 Saya lebih suka menghindar saat ada orang yang ingin mengenal saya.

2 Saya suka mengalihkan pandangan saat berbicara dengan orang lain.

3 Saya merasa penampilan saya tidak menarik.

4 Saya sulit mengatakan isi hati saya saat berbicara langsung dengan orang lain.

5 Saya merasa nyaman berkomunikasi meski tidak kenal dengan orang yang saya ajak berkomunikasi.

6 Saya jarang menanyakan identitas/biodata teman yang saya temukan di internet. 7 Saya jarang/sengaja tidak

mengisi biodata saya di layanan internet.

8 Saya suka mencari teman di internet secara acak.

9 Saya suka berkenalan dengan seseorang, namun tidak berminat untuk mengenal mereka lebih jauh.

10 Saya lebih suka mengobrol dengan orang yang sebaya dengan saya.

11 Saya suka mendiskusikan hobi saya dengan teman. 12 Teman-teman saya cenderung

berpikiran sama dengan saya saat menanggapi masalah. 13 Saya senang mencari teman

yang berasal dari tempat kelahiran saya.


(6)

4. Intimasi

Isilah kolom dengan tanda silang (x) sesuai dengan yang anda rasakan. Keterangan: Kode 1 : tidak sesuai

Kode 2 : kurang sesuai Kode 3 : cukup sesuai Kode 4 : sesuai Kode 5 : sangat sesuai

No. Pernyataan 1 2 3 4 5

1 Saya suka membicarakan kejadian-kejadian yang saya alami kepada teman.

2 Saya senang menyampaikan opini saat mengobrol.

3 Saya suka menyampaikan masalah saya kepada teman. 4 Saya menceritakan masalah

yang terjadi di keluarga saya kepada teman.

5 Terkadang saya menceritakan kekurangan saya pada teman. 6 Saya sering menyampaikan

sudut pandang pribadi saat menghadapi masalah bersama dengan teman.

7 Saya sering memeriksa bagaimana status/keadaan atau kabar teman-teman saya. 8 Saya ingin terus bersahabat

dengan teman-teman saya. 9 Saya sering merindukan

teman-teman saya.

10 Saya cenderung panik saat kehilangan kontak dengan teman saya.

11 Saat cenderung sulit

melupakan kritik dari teman. 12 Saya cenderung bertanya

pendapat teman saat ingin memutuskan sesuatu. 13 Saya tetap berkomunikasi

dengan teman-teman saya saat mereka mengalami masalah. 14 Saya cenderung terus

memikirkan teman saya saat saya membuatnya marah.