ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN MUSTAHIK (Studi Kasus BAZNAS Daerah Istimewah Yogyakarta)

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN MUSTAHIK (Studi Kasus BAZNAS Daerah Istimewah Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu pada Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Oleh:

SUKRI NPM: 20120730149

PRODI EKONOMI DAN PERBANKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN

MUSTAHIK

(Studi Kasus BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta)

SKRIPSI Oleh: SUKRI NPM: 2012073014

PRODI EKONOMI DAN PERBANKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

ii

NOTA DINAS

Lamp. : 3 eks. Skripsi Yogyakarta, 28 Desember2016 Hal : Persetujuan

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Assalamu‟alaikum wr.wb.

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Sukri

NPM : 20120730149

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Mustahik (Studi Kasus di BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta)

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.

Atas Perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing


(4)

iii

PENGESAHAN Judul Skripsi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN MUSTAHIK (Studi Kasus di BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta) Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama : Sukri

NPM : 20120730149

Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 28 Desember 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima:

Sidang Dewan Skripsi

Ketua Sidang :Sutrisno, S.E.I., M.S.I. (...) Pembimbing : Mukhlis Rahmanto, Lc., M.A. (...) Penguji :Dr. Maesyaroh, M.A. (...)

Yogyakarta, 28 Desember 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,


(5)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Sukri

Nomor Mahasiswa : 20120730149

Program Studi : Ekonomi dan Perbankan Islam

Judul Skirpsi : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN MUSTAHIK (Studi Kasus di BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakrta, 28 Desember 2016 Yang membuat pernyataan

Sukri


(6)

v

MOTTO


(7)

vi

PERSEMBAHAN

Terimakasi untuk kedua orang tua saya, bapak

dan ibu yang telah memberikan doa, bimbingan,

dan semangat selama mengerjakan skripsi ini.

Terimakasi juga untuk kakak-kakak dan adek ku,

yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Teman-teman EPI 2012 terimakasi atas

dukungan dan bantuan-bantuan yang kalian

berikan selama pengerjaan skripsi ini.


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alikum Wr.Wb

Alhamdulilah, puji syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penelitian skripsi yang berjudul “Analisis Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Mustahik (Studi Kasus di BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta)” ini dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu pada program studi Ekonomi Perbankan Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakrta. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sosok teladan dalam segala perilaku keseharian yang berorientasi kemuliaan hidup di dunia dan akhirat.

Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, doa dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati peneliti hendak menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A. selaku rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Mahli Zainudin Tago, MSI selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Syarif As‟ad S.E.I., MSI selaku Kepala Program Studi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(9)

viii

4. Bapak Mukhlis Rahmanto Lc., MA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan saran, arahan dan bimbingan kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah membagikan ilmunya kepada peneliti selama duduk dibangku perkuliahan.

6. Keluarga khususnya Bapak dan Ibu yang telah banyak membantu, baik secara materil maupun doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Teman-teman EPI 2012 yang telah memberikan semangat kepada peneliti selama penyusunan skripsi.

8. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannnya skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan maupun dari segi isi. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan dari semua pihak untuk perbaikan.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak. Amin...

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, 28 Desember 2016


(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

NOTA DINAS ...ii

PENGESAHAN SKRIPSI ...iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ...iv

MOTTO ...v

PERSEMBAHAN ...vi

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

ABSTRAK ...xiv

ABSTRAK ...xv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB –LATIN ………xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...7


(11)

x

D. Sistemetika Penulisan ...9

BAB II KAJIAN TEOTI...11

A. Landasan Teori ...11

1. Pendapatan ...11

a. Defenisi Pendapatan ...11

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan ...12

c. Pengaruh Ketimpangan Pendapatan Terhadap Kemiskinan ...14

2. Zakat ...15

a. Defenisi Zakat ...15

b. Tujuan Zakat ...16

c. Golongan yang Berhak Menerima Zakat (Mustahik) ...17

d. Pendayagunaan Zakat ...19

e. Zakat dalam Usaha Produktif ...23

3. Lembaga Pengelola Zakat ...26

a. Defenisi Lembaga Pengelola Zakat ...26

b. Asas Lembaga Pengelola Zakat ...27

c. Sistem Pengelolaan ...28

d. Tujuan Pengelolaan Zakat ...31

B. Penelitian Terdahulu ...32

C. Kerangka Pemikiran ...35

D. Hipotesis ...37


(12)

xi

A. Objek/Subjek Penelitian ...39

B. Jenis Data ...39

C. Teknik Pengambilan sampel ...40

D. Teknik Pengumpulan Data ...41

E. Variabel Penelitian ...42

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data ...46

G. Analisis Data ... ...53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...55

A. Karakteristik Responden ...55

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ...57

C. Pengujian Asumsi Klasik ...59

D. Uji Signifikansi Koefisiensi Regresi ...62

E. Analisi Regresi Berganda ...65

F. Pembahasan ...68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...71

A. Kesimpulan ...71

B. Saran ...73

C. Keterbatasan Penelitian ...74

DAFTAR PUSTAKA...76 LAMPIRAN


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin ...1

żarisKemiskinan Daerah Yogyakarta ………...2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...54

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...55

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...56

Uji Validitas ...57

Uji Reliabelitas ...58

Uji Heteroskedastisitas ...59

Uji Normalitas Data ...60

Uji Multikolinearitas ...60

Uji Autokorelasi ...61

Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ...62

Uji Signifikansi Simultas (Uji F) ...63

Uji Koefisien Determinasi ( ...64


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR


(15)

xiv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dana zakat, lembaga pengelola zakat, pendidikan, usia dan motivasi terhadap peningkatan pendapatan mustahik penerima bantuan dana zakat produktif dari BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis data primer, dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode penyebaran kuesioner. Untuk alat analisis yang digunakan adalah SPSS - v20.

Setelah melakukan penelitian mengenai pengaruh dana zakat, lembaga pengelola zakat, pendidikan, usia, dan motivasi terhadap peningkatan pendapatan mustahik didapat hasil yang menjelaskan bahwa dana zakat, dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan mustahik dengan nilai signifikansi untuk variable dana zakat sebesar 0,000 < 0,05 dan variable motivasi sebesar 0,009 < 0,05. Untuk varibel usia berpengaruh negatif namun signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 < 0,05, sedangkan untuk lembaga pengelola zakat dan pendidikan tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan mustahik dengan nilai signifikansi untuk variable lembaga pengelola zakat sebesar 0,242 > 0,05 dan variable pendidikan sebesar 0,102 > 0,05.Nilai signifikansi determinasi ( ) yang diperoleh adalah 0,960 yang berarti kelima variable berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan sebesar 96% dan untuk 4% lainnya dipengaruhi oleh factor diluar model penelitian. Untuk nilai signifikansi simultan (Uji F) yaitu sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti kelima variable yang digunakan dalam penelitiaan ini secara bersama-sama berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan mustahik.


(16)

xv

ABSTRAK

This study aims to determine the effect of zakat, zakat management institutions, education, age and motivation to increase revenue mustahik productive zakat recipients of BAZNAS Yogyakarta. The type of research used in this thesis is a quantitative study with primary data types, and data collection methods the researchers used questionnaires. For analysis tool used is SPSS. v20.

After doing some research on the influence of zakat funds, institutions zakat, education, age, and motivation to increase revenue mustahik obtained results explain the zakat, and motivation significant effect on the increase in revenue mustahik with significant value for the zakat variable 0,000 < 0,05 and the motivation variable of 0.009 < 0.05, for age variable significant negative effect with a significance value of 0.002 < 0.05, while for zakat and educational institutions do not affect the increased revenue mustahik with significant value for the variable zakat management institutions amounted to 0.242 > 0.05 and a variable level of 0.102> 0.05. Value significance of determination ( ) obtained 0,960, that means the five variables significantly influence the increase in revenues of 96% and to 4% more influenced by factors beyond the research model. For the value of simultaneous significance (F test) is equal to 0.000 < 0.05, that means the five variables which used in this observation jointly affect the increased revenue mustahik.

Keywords: Zakat Fund, Zakat Management Institution, Education, Age, Motivation.


(17)

xvi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata Arab Latin yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No: 158/1987 dan 0543b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

1. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

أ Alif - Tidak dilambangkan

Ba b be

Ta t Te

ث ṡa ṡ es (dengan titik di atas)

ج Jim J Je

ح ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah)

خ Kha Kh Ka dan ha

د dal d de

ذ al zet (dengantitik di atas)

ر Ra r Er

ز Zai z Zet

س sin s Es


(18)

xvii

ص ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)

ض ḍad ḍ de (dengan titik di bawah)

ط ṭa ṭ te (dengan titik di bawah)

ظ ẓa ẓ zet (dengan titik di bawah)

ع „ain „... Koma tebalik di atas

gain g Ge

ف Fa f Ef

Qaf q Ki

Kaf k Ka

ل lam l el

Mim m Em

ن nun n en

Wau w we

ه ha h ha

ء Hamzah ... Apostrof


(19)

xviii

2. Vokal

a. Vokal Tunggal

Tanda Nama Huru Latin Nama

ــــــــــــــــ Fathah A A

ــــــــــــــــ Kasrah I I

ــــــــــــــــ ḍammah U U

b. Vokal Rangkap

Tanda dan Huruf Nama Huru Latin Nama

... َ

. Fathah Ai a dan i

... . َ kasrah au a dan u

Contoh:

تك Ditulis Kataba

ل ف Ditulis fa‟ala

ركذ Ditulis ukira

هذ Ditulis ya habu


(20)

xix

3. Maddah

Harakat dan huruf Nama Huruf dan tanda Nama

... َ ا. .... َ

ى. fathah dan alif

atau ya

a dan garis di atas

.... َ

ى. Kasrah dan ya i dan garis di atas

.... َ

. ḍammah dan

wau

u dan garis di atas

Contoh:

ل Ditulis q la

مار Ditulis R m

ل Ditulis Q la

ل Ditulis Yaq lu

4. Ta Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua yaitu:

1. Ta marbutah hidup

2. Ta marbutah yang hidup atau mendapat harkat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah /t/

3. Ta marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah /h/


(21)

xx

Jika pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbutah itu transliterasinya ha.

Contoh:

ض ر

ل طأا Ditulis rauḍah al-aṭf l

ةر نملا ن دملا Ditulis al-mad nah al-munawwarah

ح ط Ditulis ṭalḥah

5. Syaddah (tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan arab dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, dalam transliterasi tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf sama dengan huruf yang diberi tanda tasydid.

Contoh:

نَبر Ditulis Rabban

ل َزن Ditulis Nazzala

ربلا Ditulis al-birru

جحلا Ditulis al-ḥajju


(22)

xxi

6. Kata sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf alif lam (لا). Namun dalam transliterasi ini, kata sandang dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah.

1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai bunyinya, yaitu huruf /1/ diganti dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.

2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya.

Baik diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sandang.

Contoh:

لج َرلا Ditulis ar-rajulu

ةد َسلا Ditulis as-sayyidatu

سمَشلا Ditulis asy-syamsu

رم لا Ditulis al-qamaru


(23)

xxii

7. Hamzah

Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.

Contoh:

ء َنلا Ditulis An-Nau-u

ء ش Ditulis Syaiun

نإ Ditulis In

رمأ Ditulis Umirtu

لكأ Ditulis Akala

8. Penulisan kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fi‟il, isim maupun huruf, ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata yang lain yang mengikutinya.


(24)

xxiii

Contoh:

ن زا َرلا ر خ ل ه َنإ ditulis -Wa innallāha lahuwa khair ar-r ziq n.

-Wa innall ha lahuwa khairur

-raziqīn.

ناز ملا ل كلا ا ف أف Ditulis -Fa aufū al-kaila wa al-mīzān. -Fa auful-kaila wal-mīz n. سرم هرجم ه سب Ditulis Bismillāhi majrēhāwa murs h ع طتسا نم بلا جح س َنلا ع ه

ا بس ه لإ

Ditulis -Wa lillāhi ‘alan-nāsihijju al-baiti man-istaṭā’a ilaihi sabīlā.

9. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital dikenal, namun dalam transliterasi ini huruf tersebut dipergunakan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya:

Huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf yang nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

Contoh:

سر ََإ دمحم م


(25)

xxiv

كبب ذَ ل س َن ل عض ب ل َ أ َنإ ًكر ب

Ditulis Inna awwala baitin wuḍi‟a linn si lalla i bi Bakkata mubarakan

نأر لا ه ف لزن أ ذَلا ن ضمر ر ش Ditulis -Syahru Ramaḍana al-lazi unzila fīh al-Qur’ān.

-Syahru Ramaḍanal-lazi unzila fīhil

-Qur’ānu.

ن بملا فأ ب هاءر د ل Ditulis -Wa laqad ra’āhu bi al-ufuq

al-mubīni

-Wa laqad ra’āhu bil-ufuqil-mubini. ن مل لا ر ل دمحلا Ditulis Alḥamdulillāhi rabbi al-‘ālamīn


(26)

(27)

(28)

xiv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dana zakat, lembaga pengelola zakat, pendidikan, usia dan motivasi terhadap peningkatan pendapatan mustahik penerima bantuan dana zakat produktif dari BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis data primer, dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode penyebaran kuesioner. Untuk alat analisis yang digunakan adalah SPSS. v20.

Setelah melakukan penelitian mengenai pengaruh dana zakat, lembaga pengelola zakat, pendidikan, usia, dan motivasi terhadap peningkatan pendapatan mustahik didapat hasil yang menjelaskan bahwa dana zakat, dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan mustahik dengan nilai signifikansi untuk variable dana zakat sebesar 0,000 < 0,05 dan variable motivasi sebesar 0,009 < 0,05. Untuk varibel usia berpengaruh negatif namun signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 < 0,05, sedangkan untuk lembaga pengelola zakat dan pendidikan tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan mustahik dengan nilai signifikansi untuk variable lembaga pengelola zakat sebesar 0,242 > 0,05 dan variable pendidikan sebesar 0,102 > 0,05.Nilai signifikansi determinasi ( ) yang diperoleh adalah 0,960 yang berarti kelima variable berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan sebesar 96% dan untuk 4% lainnya dipengaruhi oleh factor diluar model penelitian. Untuk nilai signifikansi simultan (Uji F) yaitu sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti kelima variable yang digunakan dalam penelitiaan ini secara bersama-sama berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan mustahik.


(29)

xv

ABSTRAK

This study aims to determine the effect of zakat, zakat management institutions, education, age and motivation to increase revenue mustahik productive zakat recipients of BAZNAS Yogyakarta. The type of research used in this thesis is a quantitative study with primary data types, and data collection methods the researchers used questionnaires. For analysis tool used is SPSS. v20.

After doing some research on the influence of zakat funds, institutions zakat, education, age, and motivation to increase revenue mustahik obtained results explain the zakat, and motivation significant effect on the increase in revenue mustahik with significant value for the zakat variable 0,000 <0, 05 and the motivation variable of 0.009 <0.05, for age variable significant negative effect with a significance value of 0.002 <0.05, while for zakat and educational institutions do not affect the increased revenue mustahik with significant value for the variable zakat management institutions amounted to 0.242> 0.05 and a variable level of 0.102> 0.05. Value significance of determination ( ) obtained 0,960, that means the five variables significantly influence the increase in revenues of 96% and to 4% more influenced by factors beyond the research model. For the value of simultaneous significance (F test) is equal to 0.000 <0.05, that means the five variables which used in this observation jointly affect the increased revenue mustahik.

Keywords: Zakat Fund, Zakat Management Institution, Education, Age, Motivation.


(30)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Permasalahan yang sering dihadapi oleh negara berkembang dalam upaya membangun perekonomian, salah satunya adalah kemiskinan. Menurut hasil survei Badan Pusat Statistik tercatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2015 mencapai 28,59 juta orang (11,22%). Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada september 2014, maka selama enam bulan tersebut terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin sebesar 0,86 juta orang. Sementara apabila dibandingkan dengan Maret tahun 2014 jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan sebanyak 0,31 juta orang (BPS, 2015).

Tabel 1.1

Jumlah dan Persentase penduduk Miskin Menurut Daerah, Maret 2014-Maret 2015

Daerah/Tahun Jumlah Penduduk Miskin Persentase

(Juta Orang) Penduduk Miskin

(1) (2) (3)

Perkotaan

Mar-14 10,51 8,34

Sep-14 10,36 8,16

Mar-15 10,65 8,29

Perdesaan

Mar-14 17,77 14,17

Sep-14 17,37 13,76

Mar-15 17,94 14,21

perkotaan+Pedesaan

Mar-14 28,28 11,25

Sep-14 27,73 10,96

Mar-15 28,59 11,22


(31)

2

Tabel 1.1 memperlihatkan data jumlah penduduk miskin berdasarkan daerah tempat tinggal pada periode September 2014-Maret 2015, jumlah penduduk miskin didaerah perkotaan mengalami kenaikan sebesar 0,29 juta sedangkan daerah perdesaan mengalami kenaikan sebesar 0,57 juta orang.

Pada table 1.2 diperoleh jumlah penduduk miskin di Kota Yogyakarta tahun 2014-2015. Dalam data tersebut terlihat Garis kemiskinan pada Maret 2015 adalah Rp 335.886,- per kapita per bulan. Jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2014 yang garis kemiskinannya sebesar Rp 313.452,- per kapita per bulan, terjadi kenaikan sebesar 7,16 persen dan jika dibandingkan dengan kondisi September 2014 yang besarnya Rp 321.056,- per kapita per bulan, maka tampak adanya kenaikan garis kemiskinan sebesar 4,62 persen. Terjadinya peningkatan garis kemiskinan ini sejalan dengan terjadinya inflasi Maret 2014 ke Maret 2015 yang sebesar 5,13 persen, serta inflasi September 2014 - Maret 2015 yang mencapai 3,06 persen.

Table 1.2

Garis Kemiskinan Daerah Yogyakarta Tahun 2014-2015

Daerah/Tahun

Garis kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)

Makanan Bukan

Makanan Total

Perkotaan

Mar-14 227 691 99 582 327 273

Sep-14 230 329 103 232 333 561

Mar-15 238 042 109 745 347 787

Perdesaan

Mar-14 220 412 65 742 286 137


(32)

3

Mar-15 236 342 75 907 312 249

perkotaan+Pedesaan

Mar-14 225 245 88 207 313 452

Sep-14 229 286 91 770 321 056

Mar-15 237 473 98 413 335 886

Sumber: BPS

Kemiskian akan menjadi ancaman yang serius di masa yang akan datang jika hal tersebut dibiarkan dan tidak mendapat perhatian khusus. Yahya et.al (2010) dalam Garry (2011: 1) kemiskinan erat kaitannya dengan ketimpangan distribusi pendapatan, tidak meratanya distribusi pendapatan akan memicu terjadinya ketimpagan pedapatan yang merupakan awal dari muculnya masalah kemiskinan.

Dalam hal mengatasi masalah kesenjangan distribusi pendapatan dan pengurangan kemiskinan tersebut pengembangan usaha produktif seperti UMKM dapat menjadi solusi tepat, karena UMKM dapat menyerap tenaga kerja yang berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik tradisional maupun moderen (Tambunan, 2012). Setiawan (2011) dalam Wulansari (2013: 3) dengan memberikan pinjaman dalam bentuk micro credit merupakan salah satu upaya dalam mengatasi kemiskinan, hal ini didasarkan bahwa masyarakat miskin terbagi pada beberapa klasifikasi yaitu: pertama, masyarakat yang sangat miskin (the extreme poor) adalah mereka yang tidak yang berpenghasilan dan tidak memiliki kegiatan produktif, kedua, masyarakat dikategorikan miskin namun memiliki kegiatan ekonomi (economically active working poor), dan ketiga masyarakat yang berpenghasilan rendah (lower income) mereka


(33)

4

yang berpenghasilan namun tidak banyak. Dalam pemberian bantuan, lebih diprioritaskan kepada orang miskin yang termasuk dalam kelompok near poor yang merupakan orang miskin yang masih memiliki kegiatan produktif tetapi termasuk kelompok yang susah dalam mengakses modal dan ketika terjadi gejolak ekonomi, kelompok ini adalah yang paling rentan terkena dampaknya. Kelompok miskin golongan near poor lebih diproritaskan dalam pemberian bantuan agar dapat mengembangkan usahanya. Mengembangkan kelompok usaha ini secara riil strategis, setidaknya dilihat beberapa alasan yaitu: 1) mereka telah mempunyai kegiatan ekonomi produktif sehingga kebutuhannya adalah pengembangan dan peningkatan kapasitas bukan penumbuhan, sehingga lebih mudah dan pasti; 2) apabila kelompok ini diberdayakan secara tepat, mereka akan secara mudah berpindah menjadi sektor usaha kecil; 3) secara efektif mengurangi kemiskinan yang diderita oleh mereka sendiri, maupun membantu penanganan rakyat miskin kategori fakir miskin, serta usia lanjut dan muda.

Telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah guna mendukung kegiatan usaha produktif masyarakat ini dengan memberikan bermacam kebijakan, dan program-program seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Namun mengingat terbatasnya anggaran untuk bantuan modal usaha dibandingkatn dengan jumlah masyarakat yang membutuhkan menyebabkan tidak memungkinkan untuk semua dapat terlayani. Untuk


(34)

5

itu, diperlukan sumber pendanaan lainnya yang bisa membantu upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah ini.

Zakat sesungguhnya memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan sebagai solusi dalam masalah pendanaan dalam membantu mengembangkan usaha masyarakat menengah kebawah, dikarenakan indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas beragama muslim sehingga diharapkan potensi ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin guna merealisasikan pengentasan kemiskinan. Ketuan Umum Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Didin Hafidhuddin dalam Antara News.com menyatakan potensi zakat Indonesia mencapai Rp 200 triliun lebih dan ini dapat membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan (Antara News.com, 29 Juli 2015).

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang amat vital dalam pembangunan kesejahteraan umat Islam. Zakat memiliki hikma yang dapat dikatagorikan dalam dua dimensi: dimensi vertikan dan dimensi horizontal. Dalam hal ini, zakat menjadi perwujudan dari ketundukan (‘ibadah) seseorang kepada Allah sekaligus sebagai perwujudan dari ungkapan solidaritas-kepedulian sosial (ibadah sosial). Bisa dikatakan, seseorang yang melaksanakan zakat dapat mempererat hubungannya dengan Allah (hablun min Allah) dan hubungan sesama manusia (hablun min annas). Dengan demikian pengabdian sosial dan pengabdian kepada Allah SWT adalah inti dari ibadah zakta (Asnaini, 2008).


(35)

6

Di indonesia, pengelolaan zakat diatur dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2011 yang berisi pedoman teknis pengelolaan zakat yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian, serta pendayagunaan zakat. Pada awalnya dana ZIS terutama zakat lebih sering digunakan dalam hal pemenuhan kebutuhan konsumtif untuk keperluan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari namun saat ini pendistribusian zana zakat sampai pada zakat sebagai sumber dana produktif yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian.

Zakat produktif adalah mendistribusikan dana zakat kepada para mustahik dengan cara produktif. Zakat produktif diberikan untuk modal usaha, agar dengan usahanya itu mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sepanjang hayat (Asnaini, 2008). Secara teoritis, ekonomi mustahik diberdayakan secara produktif biasanya mustahik sudah memiliki usaha sendiri atau kalaupun pada awalnya tidak memiliki usaha sendiri maka dengan program pembinaan yang dilakukan oleh masing-masing lembaga para mustahik didorong untuk memiliki usaha sendiri sehingga mampu menopang kehidupannya dimasa yang akan datang.

Badan Amil Zakat Nasional merupakan lembaga keuangan syariah yang bertugas menghimpun dana masyarakat dan mendistribusikannya kembali. BAZNAS merupakan salah satu lembaga yang telah banyak membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, maupun kesehatan. Dalam program yang membantu


(36)

7

masyarakat dengan zakat produktif Badan Amil Zakat Nasional Daerah Istimewah Yogyakarta mempunyai Program Rumah Makmur BAZNAS yang dimana dana zakat produktif disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan tambahan modal untuk usaha yang sedang dijalanai, atau diberikan sebagai modal untuk membuat suatu usaha yang diharapkan nanti dapat membantu hidup meraka kedepannya.

Dari adanya realistis empirik tentang praktik sosial berupa distribusi dana zakat produktif inilah yang menjadi ketertarikan penulis lebih lanjud untuk melakukan kajian mengenai “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Mustahik (Studi Kasus di Rumah Zakat Yogyakarta) ”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah jumlah dana zakat yang disalurkan berpengaruh pada peningkatan pendapatan mustahik?

2. Apakah lembaga pengelolah zakat memiliki pengaruh terhadap peningkatan pendapatan mustahik?

3. Apakah tingkat pendidikan mustahik berpengaruh pada peningkatan pendapatan mustahik?

4. Apakah usia mustahik berpengaruh pada peningkatan pendapatan mustahik?

5. Apakah motivasi berpengaruh pada peningkatan pendapatan mustahik?


(37)

8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Menganalisis seberapa besar pengaruh jumlah dana zakat yang diterima mustahik terhadap peningkatan pendapatan setelah menerima zakat.

b. Menganalisis seberapa besar pengaruh lembaga pengelola zakat yang memberikan pendampingan, pengawasan, dan pelatihan terhadap peningkatan pendapatan mustahik.

c. Menganalisis pengaruh latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh mustahik terhadap peningkatan pendapatannya setelah menerima zakat.

d. Menganalisis seberapa besar pengaruh usia mustahik terhadap peningkatan pendapatannya setelah menerima zakat modal usaha. e. Menganalisis seberapa besar pengaruh motivasi terhadap

peningkatan pendapatan. 2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Akademis

Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan, rujukan, serta acuan bagi semua pihak yang membutuhkan guna pengembangan lebih lanjud.

b. Kegunaan Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi BAZNAS Daerah Istimewah Yogyakarta,


(38)

9

dengan menjadikan penelitian ini sebagai solusi untuk mengetahui faktor yang dapat membantu meningkatkan pendapan mustahik.

D. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dengan sistematika yang terdiri dari beberapa bab atau bagian yaitu BAB I: Pendahuluan, BAB II: Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori, BAB III: Metode Penelitian, BAB IV: Hasil dan Pembahasan, BAB V: Penutup.

1. BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, sistematika pembahasan.

2. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

Bab ini memuat uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori yang relevan dan terkait dengan tema skripsi yaitu berupa artikel ilmiah, hasil penelitian maupun buku.

3. BAB III: METODE PENELITIAN

Memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti berserta justifikasi/alasannya; jenis penelitian, desain, lokasi, defenisi konsep dan fariabel, serta analisis data yang digunakan.

4. BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi: (1) Hasil Penelitian. Klasifikasi bahasan disesuaikan dengan pendekatan, sifat penelitian, dan rumusan masalah atau fokus penelitiannya. (2) Pembahasan, Sub bahasan (1) dan (2) dapat


(39)

10

digabung menjadi satu kesatuan, atau dipisah menjadi sub bahasan tersendiri.

5. BAB V: PENUTUP

Bab terakhir berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi. Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada hubungannya dengan masalah penelitian. Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisi dan interpretasi data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.


(40)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 1) Landasan Teori

1. Pendapatan

a. Defenisi pendapatan

Pendapatan merupakan suatu hasil yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga dari berusaha atau bekerja. Jenis masyarakat bermacam ragam, seperti bertani, nelayan, beternak, buruh, serta berdagang dan juga bekerja pada sektor pemerintah dan swasta (Pitma, 2015:38).

Pada konsep ekonomi, menurut Adam Smith penghasilan adalah jumlah yang dapat dikonsumsi tanpa harus mengakibatkan penurunan modal, termasuk modal tetap (fixed capital) dan modal berputar (circulating capital). Hicks mengatakan bahwa penghasilan adalah jumlah yang dikonsumsi oleh seseorang selama jangka waktu tertentu. Sementara itu, Henry C Simon yang memandang dari sudut penghasilan perorangan, mendefenisikan penghasilan sebagai jumlah dari nilai pasar barang dan jasa yang dikonsumsi dan perubahan nilai kekayaan yang ada pada awal dan akhir satu periode (Hafido, 2015:33).

Standar Akutansi Keuangan (2002: 23.2) mendefinisikan pendapatan sebagai berikut: “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan


(41)

12

selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.”

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

Pada hakikatnya pendapatan yang diterima oleh seseorang maupun badan usaha tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tingkat pendidikan dan pengalaman seorang, semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengalaman maka makin tinggi pula tingkat pendapatanya, kemudian juga tingkat pendapatan sangat dipengaruhi oleh modal kerja, jam kerja, akses kredit, jumlah tenaga kerja, tanggungan keluarga, jenis barang dagangan (produk) dan faktor lainya. Pada umumnya masyarakat selalu mencari tingkat pendapatan tinggi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, akan tetapi dibatasi oleh beberapa faktor tersebut (Pitma, 2015:38).

Menurut Miller (1997) dalam Yuliani (2011: 33), ada berbagai faktor yang menjadi penyebab terjadinya ketimpangan pendapatan. Faktor-faktor tersebut adalah :

1) Usia, pekerja muda biasanya masih terbatas keterampilan dan pengalamannya. Produk fisik marjinal mereka lebih rendah daripada rata-rata produk fisik marjinal yang dihasilkan oleh para pekerja yang lebih berumur dan berpengalaman.


(42)

13

2) Karakteristik bawaan, besarnya pendapatan kalangan tertentu besarnya sangat ditentukan oleh karakteristik bawaan mereka. Sejauh mana besar kecilnya pendapatan dihubungkan dengan karakteristik bawaan masih diperdebatkan, apalagi keberhasilan seseorang seringkali dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan masyarakatnya. 3) Keberanian mengambil resiko, mereka yang bekerja di

lingkungan kerja yang berbahaya biasanya memperoleh pendapatan lebih besar. Cetaris Paribus, siapapun yang berani mempertaruhkan nyawanya dibidang kerja akan mendapatkan imbalan lebih besar.

4) Ketidapastian dan variasi pendapatan. Bidang-bidang kerja yang hasilnya serba tidak pasti, misalnya bidang kerja pemasaran, mengandung resiko yang lebih besar. Mereka yang menekuni bidang itu dan berhasil, akan menuntut dan menerima pendapatan yang lebih besar, melebihi mereka yang bekerja di bidang-bidang yang lebih aman.

5) Bobot latihan, bila karakteristik bawaan dianggap sama atau diabaikan, maka mereka yang mempunyai bobot latihan yang lebih tinggi pasti akan memperoleh pendapatan yang lebih besar.

6) Kekayaan warisan, Mereka yang memiliki kekayaan warisan, atau lahir di lingkungan keluarga kaya akan lebih


(43)

14

mampu memperoleh pendapatan daripada mereka yang tidak memiliki warisan, sekalipun kemampuan dan pendidikan mereka setara.

7) Ketidaksempurnaan pasar, monopoli, monopsoni, kebijakan sepihak serikat buruh, penetapan tingkat upah minimun oleh pemerintah, ketentuan syaratsyarat lisensi, sertifikat dan sebagainya, semuanya turut melibatkan perbedaan-perbedaan pendapatan dikalangan kelas-kelas pekerja, 8) Diskriminasi, di pasar tenaga kerja sering terjadi

diskriminasi ras, agama, atau jenis kelamin dan itu semua merupakan penyebab variasi tingkat pendapatan.

c. Pengaruh Ketimpangan Pendapatan terhadap Kemiskinan

Penghapusan kemiskinan dan berkembangnya ketidakmerataan pendapatan merupakan salah satu inti masalah pembangunan, terutama di negara sedang berkembang. Melalui pembahasan yang mendalam mengenai masalah ketidakmerataan dan kemiskinan dapat dijadikan dasar untuk menganalisis masalah pembangunan yang lebih khusus seperti pertumbuhan penduduk, pengangguran, pembangunan pedesaan, pendidikan, dan sebagainya. Todaro (2000) dalam Garry (2011: 50), menyebutkan bahwa pengaruh antara ketimpangan distribusi pendapatan terhadap kemsikinan dipengaruhi oleh adanya pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk cenderung berdampak negatif


(44)

15

terhadap penduduk miskin, terutama yang paling miskin. Kebanyakan keluarga miskin memiliki jumlah anggota keluarga banyak, sehingga memburuknya kemiskinan mereka dengan sendirinya akan dibarengi dengan memburuknya ketimpangan pendapatan atau kesejahteraan.

Salah satu penyebab dari kemsikinan adalah adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang selanjutnya akan menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Secara umum, ketimpangan distribusi pendapatan sejalan dengan tingkat kemiskinan. Ketimpangan distribusi pendapatan yang semakin melebar menunjukkan terjadinya peningkatan kemiskinan di suatu wilayah (Garry, 2011:50). Diketahui bahwa ketimpangan distribusi pendapatan adalah awal terjadinya masalah kemiskinan yang menurun, oleh karena itu dibutuhkan suatu mekanisme pendistribusian pendapatan agar dapat lebih merata.

2. Zakat

a. Defenisi zakat

Kata zakat adalah bentuk dasar (mashdar) dari kata zakaa yang secara bahasa berarti: berkah (al-barakah), tumbuh subur/berkembang (al-nama’), suci (al-thaharah), dan penyucian (al-tazkiyah).


(45)

16

Adapun pengertian zakat menurut istilah fiqih adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada golongan yang berhak menerimanya. Yang dimaksud dengan definisi „tertentu‟ di atas yakni bahwa harta yang diwajibkan Allah untuk dizakatkan itu sudah tentu jenisnya, tertentu jumlahnya, dan tertentu batas waktunya (Syakir, 2010:194).

b. Tujuan Zakat

Tujuan Zakat, antara lain:

1) Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta penderitaan.

2) Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnussabil, dan mustahiq lainnya.

3) Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada umumnya.

4) Menghilangkan sifat kikir pemilik harta.

5) Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-orang miskin.

6) Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin dalam suatu masyarakat.

7) Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama pada mereka yang mempunyai harta.


(46)

17

8) Mendidik manusia untuk berdisplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.10

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Pada BAB II Tentang Tujuan Zakat di jelaskan Pada Pasal 5 Berbunyi :

1) Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama.

2) Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dal upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

3) Meningkatkan hasil guna dan berdaya guna c. Golongan yang berhak menerima zakat (mustahik)

Mustahik adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat. Ada delapan golongan (ashnaf) yang berhak menerima harta zakat berdasarkan pada firman Allah SWT, dalam QS. At-Taubah/9: 60:

قرلا يف م ب لق فّل ملا يلع نيلم علا نيك سملا ءارقفلل قدّصلا مّن نيمِ َلا

ضيرف ليبّسلا نبا ّّا ليبس يف ميكح ميلع ّّا ّّا نم

Artinya:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang-orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang


(47)

18

yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Bijaksana” (QS. At-Taubah/9: 60).

Berdasarkan ayat di atas maka 8 golongan yang berhak menerima zakat (mustahiq) adalah sebagai berikut (Syakir, 2010:217-218):

1) Fakir adalah orang yang melarat hidupnya karena ketiadaan sarana (harta) dan prasarana (tenaga) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

2) Miskin adalah orang yang serba kekurangan, tidak pernah terpenuhi kebutuhan hidupnya, meskipun mungkin sudah berusaha secara maksimal.

3) Amil adalah pengurus atau pengelola zakat yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan harta zakat kepada para mustahik.

4) Mu‟allaf adalah orang yang terbujuk hatinya masuk Islam atau orang yang mempunyai potensi memeluk agama Islam. 5) Riqab adalah budak atau tawanan perang dalam rangka

membebaskan merekadari perbudakan atau penawanan. 6) Gharim adalah orang yang terililit hutang dan dia tidak bisa

melunasi hutangnya kecuali dengan bantuan orang lain. Hutang itu muncul karena usaha atau kegiatan halal yang


(48)

19

kemudian karena salah perhitungan dia kemudian jadi bangkrut dan menjadi banyak hutang. Tidak ada zakat bagi orang yang terlilit hutang akibat kegiatan maksiat, berjudi dan semacamnya.

7) Sabilillah adalah jihad dan dakwa Islam, baik secara individu (perorang) maupun secara kolektif (dalam bentuk lembaga atau organisasi dakwa).

8) Ibnu sabil musafir yang kehabisan bekal untuk melanjudkan perjalanannya.

d. Pendayagunaan zakat

Pendayagunaan dalam zakat erat kaitannya dengan bagaimana cara pendistribusiannya. Kondisi ini dikarenakan jika pendistribusiannya tepat sasaran dan tepat guna, maka pendayagunaan zakat akan lebih optimal dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, dijelaskan mengenai pendayagunaan adalah:

1) Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.

2) Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi.


(49)

20

Dalam pendayaan dana zakat, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pihak penyalur zakat ataua lembaga pengelola zakat. Hal tersebut termasuk didalam keputusan Menteri Agama RI No. 373 tahun 2003 tentang pengelolaan dana zakat. Adapun jenis-jenis kegiatan pendayagunaan dana zakat:

1) Berbasis Sosial

Penyaluran zakat jenis ini dilakukan dalam bentuk pemberian dana langsung berupa santunan sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan pokok mustahik. Ini disebut juga Program Karitas (santunan) atau hibah konsumtif. Program ini merupakan bentuk yang paling sederhana dari penyaluran dana zakat. Tujuan utama bentuk penyaluran ini adalah antara lain:

a) Untuk menjaga keperluan pokok mustahik.

b) Menjaga martabat dan kehormatan mustahik dari minta-minta.

c) Menyediakan wahana bagi mustahik untuk meningkatkan pendapatan.

d) Mencegah terjadinya eksploitasi terhadap mustahik untuk kepentingan yang menyimpang.

2) Berbasis pengembangan ekonomi

Penyaluran zakat jenis ini dilakukan dalam bentuk pemberian modal usaha kepada mustahik secara langsung


(50)

21

maupun tidak langsung, yang pengelolaannya bisa melibatkan maupun tidak melibatkan mustahik sasaran.penyaluran dana zakat ini diharapkan hasilnya dapat mengangkat taraf kesejahteraan masyarakat.

Naution (2008) dalam Wulansari (2013: 23) dalam pendistribusian dana zakat, pada masa kekinian dikenal dengan istilah zakat konsumtuif dan zakat produktif. Hampir seluruh lembaga pengelola zakat menerapkan metode ini. Secara umum kedua katagori zakat ini dibedakan berdasarkan bentuk pemberian zakat dan penggunaan dana zakat itu oleh mustahik. Masing-masing dari kebutuhan konsumtif dan produktif tersebut kemudian dibagi dua, yaitu konsumtif tradisional dan konsumtif kreatif, adapun penjelasan lebih rinci dari keempat bentuk penyaluran zakat tersebut adalah:

1) Konsumtif Tradisional

Maksud pendistribusian zakat secara konsumtif tradisional adalah bahwa zakat dibagikan kepada mustahik dengan secara langsung untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari, seperti pembagian zakat fitrah berupa beras dan uang kepada fakir miskin setiap idul fitri atau pembagian zakat mal secara langsung oleh para muzakki kepada mustahik yang sangat membutuhkan karena ketiadaan pangan atau


(51)

22

karena mengalami musibah. Pola ini merupakan program jangka pendek dalam rangka mengatasi permasalahan umat. 2) Konsumtif Kreatif

Pendistribusian zakat secara konsumtif kreatif adalah yang diwujudkan dalam bentuk barang konsumtif dan digunakan untuk membantu orang miskin dalam mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut antara lain berupa alat-alat sekolah dan beasiswa untuk para pelajar, bantuan sarana ibadah seperti sarung dan mukenah, bantuan alat pertanian, seerti cangkul untuk petani, gerobak jualan untuk pedagang kecil.

3) Produktif Konvensional

Pendistribusian zakat secara produktif konvensional adalah zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, dimana dengan menggunakan barang-barang tersebut, para muzakki dapat menciptakan suatu usaha, seperti pemberian bantuan ternak kambing, sapi perah atau untuk membajak sawah, alat pertukangan, mesin jahit. 4) Produktif Kreatif

Pendistribusian zakat secara produktif kreatif adalah zakat yang diwujudkan dalam bentuk pemberian modal bergulir, baik untuk permodalan proyek sosial, seperti


(52)

23

pembangunan sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah maupun sebagai modal usaha untuk membantu atau bagi pengembangan usaha para pedagang atau pengusaha kecil. e. Zakat dalam usaha produktif

Implikasi zakat adalah memenuhi kebutuhan masyarakat yang kekurangan, memperkecil jurang kesenjangan ekonomi, menekan jumlah permasalahan sosisal, dan menjaga kemampuan beli masyarakat agar dapat memelihara sektor usaha. Dengan kata lain zakat menjaga konsumsi masyarakat pada tingkat yang minimal, sehingga perekonomian dapat terus berjalan. Zakat menjadikan masyarakat tumbuh dengan baik, zakat dapat mendorong perekonomian.

Sariningrum (2011) dalam Wulansari (2013: 25) Zakat bukanlah pajak, tetapi pungutan khusus yang hanya diwajibkan bagi umat muslim yang mampu. Zakat merupakan pendapatan khusus pemerintah yang harus dibelanjakan untuk kepentingan-kepentingan khusus seperti untuk membantu pengangguran, fakir miskin, dan sebagainya. Zakat membentuk masyarakat untuk bekerja sama bertindak sebagai lembaga penjamin dan penyedia dana cadangan bagi masyarakat muslim.

Tujuan zakat yaitu memperbaiki taraf hidup rakyat Indonesia yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Media transfer pendapatan ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli


(53)

24

orang miskin. Adapun sasaran zakat, yaitu antara lain memperbaiki taraf hidup, pendidikan dan beasiswa, mengatasi masalah ketenagakerjaan atau pengangguran, dan program pelayanan kesehatan.

Zakat terhadap produksi dengan asumsi para muzakki adalah golongan yang umumnya bekerja sebagai produsen, maka manfaat zakat oleh produsen akan dirasakan melalui tingkat konsumsi yang terus terjaga, akibat zakat yang mereka bayarkan dibelanjakan oleh mustahik untuk mengkonsumsi barang dan jasa dari produsen. Jadi semakin tinggi jumlah zakat, maka semakin tinggi pula konsumsi yang dapat mendorong ekonomi. Saat ini zakat tidak hanya dapat dimanfaatkan yang sifatnya hanya konsumtif, akan lebih bermanfaat jika zakat dapat peberdayakan secara produktif. Karena ini yang akan membantu para mustahik tidak hanya dalam jangka pendek tetapi untuk jangka yang lebih panjang. Keberadaan zakat yang memang pada mulanya ditujukan untuk memberantas kemiskinan menimbulkan pemikiran-pemikiran dan inovasi dalam penyaluran dana zakat itu sendiri, salah satunya sebagai bantuan dalam usaha produktif.

Dengan adanya zakat, maka akan adanya distribusi pendapatan dari muzakki dan middle income ke penerima zakat. Pada awalnya mustahik berada pada golongan paling bawah. Dengan adanya modal pihak mustahik dapat meningkatkan


(54)

25

pendapatannya melalui usaha produktif dengan dari dana zakat yang mereka terima. Diharapkan susunan masyarakat akan berubah atau dengan tujuan menjadikan mustahik menjadi seorang muzakki.

Dana zakat produktif diwujudkan dalam bentuk bantuan modal terhadap usaha mustahik. Zakat produktif yaitu zakat yang diberikan oleh lembaga amil kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan modal, bantuan dana zakat produktif sebagai modal untuk menjalankan suatu kegiatan ekonomi yaitu untuk mengembangkan kondisi enonomi dan potensi produktivitas mustahik. Dalam istilah ekonomi, zakat adalah merupakan tindakan tranfer of income (pemindahan kekayaan) dari golongan kaya (agniya/the have) kepada golongan yang tidak berpunya (the have not). Tindakan pengalihan mengubah sifat zakat dari dogmatis menjadi ekonomis, terutama ketika zakat dimobilisasi sedemikian rupa untuk kepentingan ekonomi produktif. Zakat untuk usaha produktif merupakan zakat yang harus diberikan kepada mustahik sebagai modal atau sumber pendapatan bagi mustahik. Dalam pendayagunaan dana zakat untuk aktivitas-aktivitas produktif memiliki beberapa prosedur. Aturan tersebut terdapat dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang pengelola zakat, Bab V pasal 29 yaitu sebagai berikut :


(55)

26

2) Menetapkan jenis usaha produktif. 3) Melakukan bimbingan dan penyuluhan.

4) Melakukan pemantauan pengendalian dan pengawasan. 5) Melakukan evaluasi.

6) Membuat laporan.

3. Lembaga Pengelola Zakat

a. Defenisi Lembaga Pengelola Zakat

Lembaga pengelola zakat adalah sebuah institusi yang bertugas dalam pengelolaan zakat, infaq, shadaqah, baik yang dibentuk oleh masyarakat dan dilindungi oleh pemerintah seperti LAZ. Menurut UU No.23 Tahun 2011 dinyatakan bahwa:

“Pengelola zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.” Berdasarkan peraturan perundangan-undangan, di Indonesia terdapat dua jenis Organisasi Pengelola Zakat, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).

Badan Amil Zakat adalah Lembaga Pengelola Zakat yang dibentuk oleh pemerintah dan terdiri atas pemerintah dan masyarakat, sedangkan Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat yang bergerak dibidang dakwah, pendidikan, sosial, dan kemaslahatan umat yang bertugas mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat.


(56)

27

b. Asas Lembaga Pengelola Zakat

Sebagai sebuah lembaga, Lembaga Pengelola Zakat memiliki asas-asas yang menjadi pedoman kerjanya. Dalam UU No. 23 Tahun 2011, disebutkan bahwa asas-asas Lembaga Pengelola Zakat adalah:

1) Syariat Islam. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Lembaga Pengelola Zakat haruslah berpedoman sesuai dengan syariat Islam, mulai dari tata cara perekrutan pegawai hingga tata cara pendistribusian zakat.

2) Amanah. Lembaga Pengelola Zakat haruslah menjadi organisasi yang dapat dipercaya.

3) Kemanfaatan. Lembaga Pengelola Zakat harus mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi mustahik.

4) Keadilan. Dalam mendistribusikan zakat, Lembaga Pengelola Zakat harus mampu bertindak adil.

5) Kepastiam Hukum. Dalam pengelolaan zakat haruslah terdapat jaminan kepastian hukum bagi mustahik dan muzakki.

6) Terintegrasi. Pengelolaan zakat dilaksanakan secara hierarkis dalam upaya ,meningkatkan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat

7) Akuntabilitas. Pengelolaan zakat harus dapat dipertanggungjawabkan dan diakses oleh masyarakat.


(57)

28

c. Sistem pengelolaan

Setiap lembaga pengelola zakat dalam oprasional kegiatannya perlu memiliki sistem-sistem dalam pengelolaan, diantaranya (Ahmad Hasan, 2013: 134):

1) Tersistem dan Prosedural

Sebagai sebuah lembaga, sudah seharusnya jika semua kebijakan dan ketentuan dibuat aturan mainnya secara jelas dan tertulis sehingga keberlangsungan lembaga tidak bergantung pada figur tertentu, tetapi bergantung pada sistem. Jika terjadi pergantian personel, aktivitas lembaga tidak akan terganggu. 2) Manajemen Terbuka

Sebagai suatu lembaga publik, lembaga pengelola zakat sudah selayaknya menerapkan manajemen terbuka, yaitu adanya hubungan timbal balik antara pengelola zakat dan masyarakat. Dengan demikian, akan terjadinya sistem kontrol yang melibatkan unsur luar, yaitu masyarakat sendiri melalui publikasi hasil pengumpulan dan penyaluran di media massa.

3) Mempunyai Rencana Kerja

Rencana kerja disusun berdasarkan kondisi lapangan dan kemampuan sumber daya manusia lembaga. Dengan dimilikinya rencana kerja, aktivitas pengelola lembaga zakat menjadi terarah.


(58)

29

4) Mempunyai Komite Penyaluran

Agar dana dapat tersalur kepada yang benar-benar berhak, harus ada suatu mekanisme yang jelas, salah satunya adalah dibentuknya komite penyaluran. Tugas komite ini adalah menyeleksi setiap penyaluran dana yang akan dilakukan. Apakah dana yang disalurkan telah sesuai dengan ketentuan syariah, priorotas, dan kebijakan lembaga? Prioritas penyaluran perlu dilakukan. Hal ini harus berdasarkan survei lapangan, baik dari sisi asnaf mustahik maupun bidang garapan (ekonomi, pendidikan, dakwah, kesehatan, sosial, dan sebagainya). Prioritas ini harus dilakukan karena terbatasnya sumber daya dan dana dari lembaga.

5) Memiliki Sistem Akutansi dan Manajemen Keuangan

Sebagai sebuah lembaga publik yang mengelola dana masyarakat, lembaga pengelula zakat harus memiliki sistem akutansi dan manajemen keuangan yang baik meskipun sederhana dalam rangka pertanggungjawaban keuanagn lembaga tersebut. Hal ini disebabkan oleh:

a) Akuntabilitas dan transparansi lebih mudah dilakukan karena berbagai laporan keuangan dapat lebih mudah dibuat dengan akurat dan tepat waktu;


(59)

30

b) Keamanan dana relatif lebih terjamin karena terdapat sistem kontrol yang jelas. Semua transaksi akan lebih mudah ditelusuri;

c) Efisiensi dan efektivitas relatif lebih mudah dilakukan. 6) Diaudit

Sebagai bagian dari penerapan prinsip transparansi, diauditnya suatu lembaga pengelola zakat sidah menjadi keniscayaan, baik oleh auditor internal maupun eksternal. Auditor internal diwakili oleh Komisi Pengawas, sedangkan auditor eksternal dapat diwakili oleh kantor akutansi publik, lembaga legislatif, atau lembaga audit independen lainnya. Ruang lingkup audit meliputi:

a) Aspek keuangan;

b) Aspek kinerja (efisiensi dan efektivitas); c) Pelaksanaan prinsip-prinsip syariah Islam; d) Penerapan peratuaran perundang-undangan. 7) Publikasi

Semua yang telah dilakukan harus disampaikan kepada publik sebagai bagian dari pertanggungjawaban dan transparannya pengelola. Caranya dapat melalui media massa, dikirimkan langsung kepada para muzakki, atau ditempel dalam papan pengumuman yang ada di kantor pengelola zakat yang bersangkutan. Hal-hal yangperlu dipublikasikan antara lain


(60)

31

laporan keuangan, laporan kegiatan, nama-nama penerima bantuan, dan sebagainya.

8) Komitmen Perbaikan Terus-menerus

Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah dilakukannya peningkatan dan perbaikan terus-menerus. Oleh karena itu, agar tidak dilindas zaman, perlu diadakan perbaikan manajemen pengelola zakat secara terus-menerus sesuai dengan tuntutan perubahan dan kebutuhan meliputi jasa pelayanan, SDM, dan lingkukan melalui sistem Total Quality Management (TQM) yang berlandaskan pada usaha peningkatan kualitas sebagai strategi usaha dengan berorientasi pada kepuasan pelanggan (muzakki, mustahik, dan masyarakat) dengan melibatkan seluruh unsur pegawai dalam lembaga. Selanjudnya, kualitas organisasi ditentukan oleh masyarakat/pelanggan prioritas utama dalam jaminan kualitas ialah memiliki priranti yang andal dan sahih tentang penilaian pelanggan/masyarakat terhadap badan/Lembaga Pengelola Zakat. Piranti tersebut dapat berupa angket atau publikasi dalam transparansi dalam penggalangan dan pendayagunaan zakat.

d. Tujuan Pengelolaan Zakat

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2011, tujuan pengelolaan zakat adalah :


(61)

32

1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat.

Pengelolaan zakat yang baik akan memudahkan langkah sebuah OPZ untuk mencapai tujuan inti dari zakat itu sendiri, yaitu optimalisasi zakat. Dengan bertindak efisien dan efektif, OPZ mampu memanfaatkan dana zakat yang ada dengan maksimal.

2) Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan

Pengelolaan zakat dimaksudkan agar dana zakat yang disalurkan benar-benar sampai pada orang yang tepat dan menyalurkan dana zakat tersebut dalam bentuk yang produktif sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan zakat untuk hal yang produktif dapat dilakukan dengan mendirikan Rumah Asuh, melakukan pelatihan home industry, mendirikan sekolah gratis, dan sebagainya.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan mustahik diantaranya adalah;

1. Anisa Nur Rakhma (2014) yang meneliti salah satu program penyaluran dana ZIS pada Lazis Baitul Ummah Semarang yang dilakukan melalui pemberian Dana Amanah, yaitu Dana ZIS yang


(62)

33

disalurkan dalam bentuk modal usaha. Dengan hasil penelitian yaitu; variabel jumlah ZIS produktif, pendampingan usaha, jumlah anggota keluarga, frekuwensi ZIS produktif, dan umur mustahik secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Sementara itu, secara parsial hanya variabel frequensi ZIS produktif dan umur mustahik yang berpengaruh signifikan terhadap kesejaterahan mustahik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

2. Stevani Fitria Osika Fajrin (2015) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Dana Zakat Produktif Terhadap Keuntungan Usaha Mikro Mustahik (Studi Kasus LAZ El-Zawa UIN Maliki Malang). Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk mengetahui besarnya variabel-variabel dalam mempengaruhi tingkat keuntungan usaha mikro mustahik. Variabel-variabel yang dianalisis meliputi total output, modal usaha mikro mustahik, dan keaktifan mustahik. Variabel tersebut disusun menjadi sebuah model yang diestimasi menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel yang paling dominan diantara variabel lainnya adalah modal usaha mikro. Hal ini dilihat dari hasil analisis yang lebih tinggi yaitu sebesar 0.191 jika dibandingkan


(63)

34

dengan hasil yang diperoleh variabel total output sebesar 0.182 dan keaktifan mustahik yang sebesar 25709.018. Dan penelitian ini juga menunjukan bahwa variabel keaktifan mustahik tidak berpengaruh positf terhadap keuntungan usaha mikro mustahik. Jadi apabila semakin sering atau besar keaktifan mustahik dalam kelompok tidak mempengaruhi meningkat atau menurunnya keuntungan mustahik. 3. Hafidoh (2015) yang meneliti tentang Pengaruh Pemanfaatan Dana

Zakat Produktif Terhadap Tingkat Penghasilan Mustahik di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Yogyakarta. Yang meneliti mustahik penerima dana zakat produktif melalui pemberian modal usaha mandiri masyarakat PKPU Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian lapangan (Field Research) yakni penelitian dilakukan dengan melakukan survei langsung ke objek penelitian. Variabel yang digunakan yaitu pemanfaatan dana zakat produktif (X), dan tingkat pendapatan mustahik (Y). Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, didapat hasil bahwa pemanfaatan dana zakat produktif yang digunakan sebagai tambahan modal usaha bagi mustahik mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat penghasilan mustahik di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Yogyakarta, dengan nilai t-hitung yang diperoleh sebasar 0,00 < 0,05.

4. Penelitian lainnya adalah Dewi Ariani (2014) dengan penelitianyang berjudul Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Pendapatan Penerima Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Pada LKM Balai Gadang


(64)

35

Mandiri di Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tengah. Sampel penelitian menggunakan purposive sampling, dengan kriteria penerima pinjaman bergulir yang menerima pinjaman hingga beberapa tahap berjumlah 110 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket, pengamatan, dan dokumentasi. Dari haril pengolahan data yang telah dilakukan variabel motivasi kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan pendapatan penerima pinjaman bergulir pada LKM Balai Gadang Mandiri, Kelurahan Gadang Tengah. Dengan nilai konstanta atau intersep garis regresi sebesar 0,548, nilai koefisien regresi sebesar 0,012, dan nilai

sebesar 0,014.

Penelitian ini mempunyai beberapa perbadaan dengan penelitian yang sebelumnya. Perbedaannya yakni yang pertama adalah pada tempat penelitian yakni BAZNAS Daerah Istimewah Yogyakarta. Kedua, terletak pada variabel-variabel penelitiannya.

C. Kerangka Pemikiran

Adapun model konseptual yang dikembangkan dalam penelitian ini yang dibangun berdasarkan rumusan masalah dan variabel yang digunakan, yaitu sebagai berikut:


(65)

36

Gambar Skema Model penelitian 2.1 Keterangan:

Variabel dependent (variabel yang dipengaruhi) dalam hal ini pendapatan mustahik (Y).

Variabel independent (variabel yang mempengaruhi) dalam hal ini dana zakat produktif (X1)

Variabel independent (variabel yang mempengaruhi) dalam hal ini lembaga pengelola zakat (X2)

Variabel independent (variabel yang mempengaruhi) dalam hal ini pendidikan (X3)

Variabel independent (variabel yang mempengaruhi) dalam hal ini motivasi (X4)

Variabel independent (variabel yang mempengaruhi) dalam hal ini usia (X5)

X1 Dana Zakat

X2

Lembaga Pengelola Zakat

X3 Pendidikan

X5 Usia X4

Motivasi

Y Pendapatan


(66)

37

D. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan toeritis atau sementara dalam penelitian. Berdasarkan skema di atas, hipotesis susunan untuk menjawab pertanyaan penelitian atas permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dana zakat.

Ho: Dana zakat yang diberikan tidak mempengaruhi peningkatan pendapatan mustahik.

H1: Dana zakat yang diberikan mempengaruhi peningkatan pendapatan mustahik.

2. Lembaga Penyalur Zakat

Ho: Lembaga penyalur bantuan tidak mempengaruhi peningkatan pendapatan mustahik.

H1: Lembaga penyalur bantuan mempengaruhi peningkatan pendapatan mustahik.

3. pendidikan

Ho: Latar belakang pendidikan tidak mempengaruhi peningkatan pendapatan mustahik.

H1: Latar belakang pendidikan mempengaruhi peningkatan pendapatan mustahik.


(67)

38

4. Motivasi

Ho: Motivasi tidak mempengaruhi peningkatan pendapatan mustahik.

H1: Motivasi mempengaruhi peningkatan pendapatan mustahik.

5. Usia

Ho: Usia tidak mempengaruhi peningkatan pendapatan mustahik.


(68)

39

BAB III

METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Badan Amil Zakat Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah mustahik penerima bantuan zakat produktif yang disalurkan oleh Badan Amil Zakat Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini menggukan sumber data primer. Sumber data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013: 193). Sedang teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner. Adapun sumber data dalam penelitian ini ialah responden yaitu mustahik penerima zakat produktif dari Badan Amil Zakat Daerah Istimewa Yogyakarta yang diambil secara acak. Data tersebut akan peneliti olah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atau berpengaruh tidaknya terhadap pendapatan mustahik. Instrumen penelitian yaitu dengan menggunakan angket daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan oleh peneliti.


(69)

40

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2013: 118). Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling yaitu pemilihan sampel yang dilakukan secara bebas atau random, artinya semua populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

Penentuan sampelnya dicari dengan memakai rumus Slovin yaitu:

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang diteliti N = Jumlah populasi

e = Tingkat kelonggaran (10%)

persentase kelonggaran ketidaktelitian menggunakan 10 persen karena dari hasil sampel yang didapat diaggap sudah mewakili populasi. Maka besarnya sampel adalah:


(70)

41

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara kerja yag akan ditempuh untuk memahami dan mendalami objek yang akan diteliti.

Teknik dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara

Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara secara tidak terstruktur karena hanya ingin mendapatkan informasi tambahan sebagai pelengkap data untuk penelitian ini. Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2013: 197) wawancara tidak berstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik yang menggunakan beberapa pertanyaan yang akan diberikan kepada responden untuk dijawab. Seperti yang dinyatakan Sugiyono (2013: 199) bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Kuesioner seringkali dikenal sebagai angket. Dimana instrumen pengumpulan data atau informasi yang digunakan peneliti kedalam bentuk item atau pertanyaan. Pertanyaan yang akan digunakan untuk memperoleh


(71)

42

data dari sumber secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan.

E. Variabel Penelitian 1. Dana zakat

Dalam upaya meningkatkan pendapatannya, setiap rumah tangga selalu membutuhkan modal tambahan karena setiap adanya tambahan modal akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja (Case dan fair, 2007: 179). Dana zakat merupakan tambahan modal bagi mustahik, maka modal akan berpengaruh terhadap peningkatan usaha yang dilakukan. Sehingga penambahan modal sampai dengan jumlah tertentu dapat mendorong mustahik untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan usaha sehingga pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan pendapatan.seperti yang dikatakan Putra dkk (2014) dalam Rohana (2016: 25) pendapatan yang diterima oleh masing-masing individu atau kelompok masyarakat bergantung dari kepemilikan faktor produksi. Semakin besar modal atau faktor produksi yang dimiliki semakin maka cenderung pendapatan yang diterima semakin tinggi.

2. Lembaga Pengelola Zakat

Lembaga penyalur bantuan merupakan lembaga yang membantu mustahik, selain menyalurkan dana zakat dan dana


(72)

43

lainnya, juga melakukan pendampingan, pengawasan, dan pelatihan terhadap mustahik untuk meningkatkan kemampuan mustahik. Menurut Raymond Noe dan Bernardin yang dikutip oleh Sudarmanto (2009: 226). Pelatihan merupakan usaha yang direncanakan oleh perusahaan untuk memfasilitasi pembelajaran kompetensi karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan. Sedangkan menurut Bernardin mendefinisikan pelatihan (training) merupkan segala kegiatan untuk meningkatkan kinerja individu/pegawai sesuai dengan pekerjaan atau jabatan yang dipengangnya atau berhubungan dengan tugas saat. ini. Dalam teori produksi salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi produksi adalah keahlian, peningkatan keahlian akan mendorong peningkatan output yang dihasilkan atau menambah keuntungan yang didapat.

3. Pendidikan

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 menyatakan bahwa “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini berarti tujuan pendidikan itu sangat luas karena menyangkut perbaikan sikap dan perilaku anak


(73)

44

didik. Manfaatnya terkait dengan seluruh kehidupan manusia itu sendiri baik sebagai pribadi mau-pun sebagai anggota masyarakat.

Sagir (1989) dalam Robinson Tarigan (2006: 2) melihat adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pendapatan. Beliau mengatakan sumber daya manusia mampu meningkatkan kualitas hidupnya melalui suatu proses pendidikan, latihan, dan pengembangan yang akan menjamin produktivitas kerja yang semakin meningkat. Sehingga akhirnya menjamin pula pendapatan yang cukup dan kesejahteraan hidupnya yang semakin meningkat.

4. Usia

Masloch (1982) dalam Tuti (2003: 24) pekerja lebih muda cenderung mengalam ketidakberdayaan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pekerja yang lebih muda cenderung rendah pengalaman kerjanya jika dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua, ataupun disebabkan karena faktor lain seperti pekerja lebih tua lebih stabil, lebih matang, mempunyai pandangan yang lebih seimbang terhadap kehidupan sehingga tidak mudah mengalami tekanan mental atau ketidak berdayaan dalam pekerjaan.

5. Motivasi

Motivasi adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan dan mengarahkan perilakunya


(74)

45

untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Merujuk teori Abraham H. Maslow dengan teori hirarchy of needs bahwa motivasi dipengaruhi oleh adanya dorongan kebutuhan fisiologis, dorongan kebutuhan keselamatan kerja, dorongan kebutuhan sosial, dorongan kebutuhan penghargaan, dan dorongan kebutuhan aktualisasi diri, sedangkan kemampuan (ability) secara psikologis terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowladge + skill). Seberapa besar pengaruh dorongan dan kemampuan seseorang terhadap kinerjanya.

Pencapaian konsep motivasi dalam penelitian ini adalah berangkat dari kebutuhan pengembangan usaha ekonomi produktif dalam keluarga dari dana zakat yang diperoleh mustahik. Kebutuhan tersebut muncul dalam diri mustahik karena adanya dorongan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga. Munculnya dorongan berusaha yang ada pada mustahik disebabkan adanya tujuan yaitu peningkatan pendapatan ekonomi keluarga, penetapan tujuan tersebut penting sebab tujuan akan mengarah ke pemenuhan kebutuhan, sedangkan yang dapat memenuhi kebutuhan adalah tindakan. Dengan demikian, perlu dibuktikan seberapa besar pengaruh dari motovasi terhadap peningkatan pendapatan mustahik.


(75)

46

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data

Pada penelitian ini instrumen yang akan diuji kualitasnya adalah kuesioner atau angket yang berisi pertanyaan untuk diisi oleh responden yaitu para mustahik penerima zakat produktif dari BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta. Instrumen ini digunakan untuk mengukur tingkat pengaruh terhadap pendapatan mustahik penerima zakat produktif. Kuesioner yang digukan tertutup yang peneliti susun berdasarkan aspek penilaian dalam mengukur tingkat pendapatan mustahik.

1. Uji Validitas dan Reliabelitas a. Uji Validitas

Uji validitas yaitu suatu ukuran yang digunakan untuk menentukan valid atau tidak item-item pertanyaan yang terangkum dalam kuesioner (Sugiyono, 2013: 172). Valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dimana uji validitas dengan syarat korelasi 0.30, hal ini dilakukan dengan pendapat Sugiyono (2013: 178) kriteria atau syarat suatu intem tersebut dinyatakan valid adalah bila korelasi tiap faktor tersebut bernilai positif dan besarnya 0,30 keatas. Uji validitas dapat digunakan menggunakan SPSS. Dalam uji validitas setiap item pertanyaan membandingakan r hitung dengan r tabel.


(76)

47

1) Jika r hitung > r tabel (degree of freedom) maka instrumen dianggap valid.

2) Jika r hitung < r tabel (degree of freedom) maka instrumen dianggap tidak valid (drop), sehingga instrumen tidak dapatdigunakan dalam penelitian.

b. Uji Reabilitas

Menurut Husein Umar (2000: 135) reabilitas adalah suatu angka indeks untuk menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama ( dikutip dari Priyandika dkk, 2015). Untuk melihat reabilitas masing-masing instrumen yang digunakan maka, mengemukakan koefisien

cornbach’s alpa dengan menggunakan fasilitas SPSS. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai (degree of freedom) lebih besar dari 0.5 yang dirumuskan:

Keterangan:

A = Koefisien reabilitas K = Jumlah item reabilitas r = Rata-rata korelasi antara item 1 = bilangan konstanta

Pemberian interpretasi terhadap reabilitas variabel dapat dikatakan reabel jika koefisien variabelnya lebih dari 0.60 (Nunnaly, 1976 dalam Imam Ghozali, 2007: 42)


(1)

C. Asumsi Klasik

1. UJI Heteroskodastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 10,184 2,483 4,101 ,000

Dana_Zakat ,128 ,133 ,182 ,962 ,343

LPZ ,043 ,158 ,052 ,272 ,788

Pendidikan ,011 ,113 ,020 ,098 ,922

Usia -,092 ,096 -,185 -,965 ,342

Motivasi -,037 ,168 -,045 -,218 ,829

a. Dependent Variable: Pendapatan

2. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 37

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation ,63749024

Most Extreme Differences

Absolute ,144

Positive ,118

Negative -,144

Kolmogorov-Smirnov Z ,875

Asymp. Sig. (2-tailed) ,429

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(2)

3. Uji Multikoloniaritas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 10,184 2,483 4,101 ,000

Dana_Zakat ,128 ,133 ,182 ,962 ,343 ,852 1,174

LPZ ,043 ,158 ,052 ,272 ,788 ,824 1,214

Pendidikan ,011 ,113 ,020 ,098 ,922 ,746 1,340

Usia -,092 ,096 -,185 -,965 ,342 ,822 1,216

Motivasi -,037 ,168 -,045 -,218 ,829 ,724 1,382

a. Dependent Variable: Pendapatan

4. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,245a ,060 -,091 ,687 1,833

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Usia, Dana_Zakat, LPZ, Pendidikan b. Dependent Variable: Pendapatan

D. Uji Signifikansi Koefisiensi Regresi

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression ,937 5 ,187 ,397 ,000b

Residual 14,630 31 ,472

Total 15,568 36

a. Dependent Variable: Pendapatan


(3)

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,965a ,960 ,960 5,687

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Usia, Dana_Zakat, LPZ, Pendidikan

3. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 10,184 2,483 4,101 ,000

Dana_Zakat ,128 ,133 ,182 ,962 ,000

LPZ ,092 ,096 ,185 ,665 ,242

Pendidikan ,043 ,158 ,052 ,272 ,102

Usia -,118 ,113 ,120 -,898 ,002

Motivasi ,037 ,168 ,045 ,218 ,009


(4)

E. Koesioner

Kode penelitian :

Tanggal penelitian : / / 2016

Nama :………

Alamat :………

Jenis Kelamin :………

Usia :………

Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/PT *)

*coret yang tidak perlu

1. Modal awal membangun usaha ini ?

a. < 5juta

b. Antara 5 juta-10 juta c. Antara 10 juta-15 juta d. > 15 juta

2. Pendapatan (omset) rata-rata perbulan ?

a. < 2 juta

b. Antara 2 juta-5 juta c. Antara 5 juta-10 juta d. > 10 juta

Mohon pernyataan-pernyataan berikut ini dijawab dengan melingkari atau memberi

tanda (√) atau tanda silang (X) pada alternative jawaban dengan ketentuan sebagai

berikut:

Jawaban SS = Sangat setuju Jawaban S = Setuju

Jawaban TS = Tidak setuju Jawaban STS = Sangat tidak setuju


(5)

No PERNYATAAN DANA ZAKAT

SS S TS STS

1 Dana zakat yang diberikan membantu menabah modal usaha yang saya lakukan

2 Dengan bertambahnya modal usaha saya dapat meningkatkan produksi usaha saya

3 Tambahan modal usaha dari dana zakat yang diberikan sangat bermanfaat untuk keberlangsungan dan perkembangan usaha saya

LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT SS S TS STS

4 Pendampingan yang dilakukan oleh lembaga zakat memberikan pengaruh positif pada usaha yang sedang saya jalani

5 Lembaga zakat memberikan pembelajaran kepada anggota penerima zakat bagaimana cara berwirausaha yang baik dan benar

6 Lembaga zakat selalu membantu kesulitan yang sedang saya dihadapi dalam berlangsungnya kegiatan usaha

PENDIDIKAN SS S TS STS

7 Rendahnya tingkat pendidikan membuat anggota penerima zakat kurang memiliki pengetahuan yang cukup untuk meningkatkan usaha

8 Kurangnya pendidikan merupakan salah satu alasan bagi anggota penerima zakat tidak memiliki kriatifitas

9 Anggota penerima zakat tidak memiliki bekal keterampilan bisnis yang cukup dalam meningkatkan usaha yang dijalani

USIA SS S TS STS

10 Usia merupakan salah satu faktor yang membuat anggota penerima zakat menjadi orang yang kurang kreatifitas


(6)

produktif

12 Dalam usia yang produktif, para anggota penerima zakat kurang pengetahuan dan keinginan dalam meningkatkan penghasilan

MOTIVASI SS S TS STS

13 Dengan adanya bantuan dari zakat produktif ini saya bisa mengembangkan usaha yang sedang saya jalani

14 Dengan adanya pendampingan dan pengawasan dari lembaga zakat saya lebih tekun dalam mengembangkan usaha

15 Bimbingan dan pendampingan yang dilakukan oleh lembaga pengelola zakat bermanfaat bagi perkembangan usaha saya

PENDAPATAN SS S TS STS

16 Pendapatan usaha saya mengalami peningkatan setelah mendapatkan bantuan tambahan modal dari zakat produktif 17 Pendampingan yang dilakukan lemaga zakat dapat memejukan

usaha saya sehingga pendapatan saya juga meningkat 18 Semakin banyak jumlah bantuan dari zakat produktif yang


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (Pad) (Studi Kasus pada DPPKAD, BAPPEDA, dan BPS Kabupaten Boyolali tahun 2006-2015).

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI YOGYAKARTA TAHUN 2010-2015 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah Di Provinsi Yogyakarta Tahun 2010-2015.

1 5 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI MALUKU Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku Tahun 1990–2010.

0 2 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI MALUKU TAHUN 1990–2010 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku Tahun 1990–2010.

0 0 16

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Boyolali tahun 1990 – 2009.

0 0 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN TENAGA KERJA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

1 9 115

TAP.COM - ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ... 1604 6090 1 PB

0 11 20

TAP.COM - ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN ... 22245 47675 1 PB

1 4 3

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD ANALISIS FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN ...

0 6 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA PEMBUATAN TAHU (Studi Kasus: Kabupaten Batang)

2 3 18