Tanggap Rusa Timor (Rusa timorensis de Blainville, 1822) Terhadap Pemelihara Baru di Penangkaran Rusa IPB Darmaga

TANGGAP RUSA TIMOR (Rusa timorensis de Blainville, 1822)
TERHADAP PEMELIHARA BARU DI PENANGKARAN
RUSA IPB DARMAGA

SINTA AYUNDA PUTRI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Tanggap Rusa Timor
(Rusa timorensis de Blainville 1822) Terhadap Pemelihara Baru di Penangkaran
Rusa IPB Darmaga adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2013
Sinta Ayunda Putri
NIM E34090032

ABSTRAK
SINTA AYUNDA PUTRI. Tanggap Rusa Timor (Rusa timorensis de Blainville,
1822) Terhadap Pemelihara Baru di Penangkaran Rusa IPB Darmaga. Dibimbing
oleh ACHMAD MACHMUD THOHARI dan YANTO SANTOSA.
Rusa timor adalah salah satu satwaliar yang dilindungi dan telah banyak
ditangkarkan sebagai upaya peningkatan populasi. Salah satu faktor keberhasilan
penangkaran adalah kesehatan satwa yang terbentuk dari proses adaptasi pada
lingkungan, pakan dan pemelihara. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
aktivitas tanggap rusa timor terhadap pemelihara baru. Perlakuan yang diberikan
pada rusa timor adalah pemelihara baru dan pemberian pakan rumput, pemelihara
baru dan pemberian pakan tambahan, serta pemelihara baru dan pembersihan
kandang. Rusa timor yang diberi perlakuan dibedakan berdasarkan jenis kelamin
dan kelas umur yaitu betina tua, jantan dewasa, betina dewasa dan anakan. Data
dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Semua rusa yang diamati

tidak menunjukkan perubahan aktivitas tanggap terhadap pemelihara baru yang
memberikan pakan rumput. Pemberian pakan tambahan oleh pemelihara baru
mengakibatkan aktivitas tanggap menjauh pada semua rusa yang diamati kecuali
individu jantan dewasa. Perlakuan pembersihan kandang oleh pemelihara baru
memberikan pengaruh terhadap perubahan aktivitas tanggap semua kategori rusa
yang diamati.
Kata Kunci : Adaptasi, aktivitas tanggap, pemelihara baru, rusa timor

ABSTRACT
SINTA AYUNDA PUTRI. Response of Timor Deer (Rusa timorensis de
Blainville, 1822) to New Keeper in Deer Captivity of IPB Darmaga. Supervised
by ACHMAD MACHMUD THOHARI and YANTO SANTOSA.
Timor deer is one of the protected animal and have been captived many
times as an effort to increase the population. One of the success factor in captivity
is the deer’s health which is formed by adaptation process to the breeding place,
the feed and the keepers. The objective of this study was to identify the response
activities of the Timor deer to the new keeper. The given treatment were the new
keeper with the staple feed, additional feed and cleaning cage. Timor deer that
was given the treatment differentiated based on gender and age, which are the old
female deer, adult male deer, adult female deer and a calf. Data were analyzed by

quantitative descriptive analysis. All the deers which already being observed did
not show any changes in the response activity to the new keeper who gave the
grass as a feed. Supplying an additional feed by the new keeper causing the deers
stayed away unless the individual adult male deer. The cleaning cage treatment by
the new keeper had an influence of changing the response activity all the deers
that being observed.
Key words : Adaption, new keeper, response activity, timor deer

TANGGAP RUSA TIMOR (Rusa timorensis de Blainville, 1822)
TERHADAP PEMELIHARA BARU DI PENANGKARAN
RUSA IPB DARMAGA

SINTA AYUNDA PUTRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata


DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi :Tanggap Rusa Timor (Rusa timorensis de Blainville, 1822)
Terhadap Pemelihara Baru di Penangkaran Rusa IPB Darmaga
Nama
NIM

: Sinta Ayunda Putri
: E34090032

Disetujui oleh

Dr. Ir. Achmad Machmud Thohari, DEA
Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 ini ialah
Tanggap Rusa timor (Rusa timorensis de Blainville, 1822), dengan judul Tanggap
Rusa Timor (Rusa timorensis de Blainville, 1822) Terhadap Pemelihara Baru di
Penangkaran Rusa IPB Darmaga.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Achmad Machmud
Thohari, DEA dan Bapak Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA selaku pembimbing.
Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Muchtar dan
keluarga sebagai pengurus Penangkaran Rusa di IPB Darmaga Bogor, Yuni

Ambar Yekti dan Handy Adrian H sebagai pemelihara baru dalam penelitian yang
telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2013
Sinta Ayunda Putri

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

1

TINJAUAN PUSTAKA

2

Taksonomi dan Morfologi


2

Penyebaran dan Habitat

2

Pakan

2

Perilaku Rusa

3

Penangkaran Rusa Timor

3

METODE


4

Lokasi dan Waktu Penelitian

4

Alat, Bahan, dan Satwa Penelitian

4

Jenis Data

5

Metode Pengumpulan Data

5

Analisis Data


6

HASIL DAN PEMBAHASAN

6

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

6

Tanggap Rusa Timor Terhadap Perlakuan Pemelihara Baru dan Pemberian
Pakan Rumput

6

Tanggap Rusa Timor Terhadap Perlakuan Pemelihara Baru dan Pemberian
Pakan Tambahan
13
Tanggap Rusa Timor Terhadap Perlakuan Pemelihara Baru dan Pembersihan
Kandang

19
SIMPULAN DAN SARAN

21

Simpulan

21

Saran

21

DAFTAR PUSTAKA

22

LAMPIRAN

24

DAFTAR GAMBAR
1 Alur Pelaksanaan Perlakuan
2 Aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap (a) pemelihara lama dan (b)
pemelihara baru dengan pakan rumput
3 Aktivitas tanggap rusa jantan dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan
(b) pemelihara baru dengan pakan rumput
4 Aktivitas tanggap rusa betina dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan
(b) pemelihara baru dengan pakan rumput
5 Aktivitas tanggap rusa anakan terhadap (a) pemelihara lama dan (b)
pemelihara baru dengan pakan rumput
6 Aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap (a) pemelihara lama dan (b)
pemelihara baru dengan pakan tambahan
7 Aktivitas tanggap rusa jantan dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan
(b) pemelihara baru dengan pakan tambahan
8 Aktivitas tanggap rusa betina dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan
(b) pemelihara baru dengan pakan tambahan
9 Aktivitas tanggap rusa anakan terhadap (a) pemelihara lama dan (b)
pemelihara baru dengan pakan tambahan
10 Aktivitas tanggap rusa terhadap (a) pemelihara lama dan (b) pemelihara
baru dengan pembersihan kandang

6
7
9
10
12
14
15
17
18
20

DAFTAR LAMPIRAN
1 Gambar – gambar rusa timor pada saat kehadiran pemelihara lama
2 Gambar – gambar rusa timor pada saat kehadiran pemelihara baru

24
25

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rusa timor (Rusa timorensis) merupakan salah satu satwa yang dilindungi
berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 tahun 1999 dan termasuk dalam
Red List International Union for the Conservation of Nature and Natural
Resources (IUCN) dengan status “Vulnerable” yaitu rentan dari kepunahan. Status
yang dimiliki rusa timor menandakan kondisi populasi rusa timor menurun di
habitatnya, hal ini dikarenakan adanya perusakan habitat dan perburuan liar.
Perburuan liar terhadap rusa timor banyak terjadi dikarenakan manfaatnya sebagai
sumber protein yang potensial dan banyak diminati oleh masyarakat. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan populasi rusa dan kebutuhan rusa
sebagai satwa hias, serta sebagai satwa penelitian adalah melalui penangkaran.
Penangkaran satwa liar adalah upaya perbanyakan melalui
pengembangbiakan dan pembesaran satwaliar dengan tetap mempertahankan
kemurnian jenisnya (PP No. 8 1999). Faktor penting yang menentukan
keberhasilan pengembangan rusa dengan teknik penangkaran adalah pakan dan
kesehatan satwa. Kesehatan rusa dapat terganggu bila mengalami stres karena rusa
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perubahan lingkungan di sekitarnya.
Perubahan lingkungan yang terjadi pada rusa selalu diawali dengan adaptasi
(Karstan 1974 diacu dalam Sukriyadi et al. 2006) melalui proses pembiasaan
(habituasi) pola hidup dan aktivitas rusa dengan kondisi yang baru terkait dengan
tempat pemeliharaan, pakan dan pemelihara. Selama ini telah banyak dilakukan
penelitian mengenai perilaku rusa terhadap pakan dan perilaku rusa terhadap
pemelihara belum banyak dilakukan, sedangkan disetiap penangkaran selalu
terjadi pergantian pekerja khususnya pemelihara. Mengacu pada prinsip tersebut
maka perlu dilakukan penelitian mengenai tanggap rusa terhadap pemelihara baru
dengan pemberian pakan tambahan.

Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi tanggap rusa timor (Rusa timorensis) terhadap perlakuan
yang diberikan yaitu :
1. Pemelihara baru dan pemberian pakan rumput.
2. Pemelihara baru dan pemberian pakan tambahan.
3. Pemelihara baru dan pembersihan kandang.

Manfaat Penelitian
Data dan informasi hasil penelitian ini dapat menjadi dasar mengenai
aktivitas tanggap dan proses adaptasi rusa timor (Rusa timorensis) terhadap
pemelihara baru, dengan adanya data dan informasi ini pengelola penangkaran
rusa dapat mengurangi dampak stres pada rusa terhadap pemelihara baru dan
mempercepat proses adaptasi.

2

TINJAUAN PUSTAKA
Taksonomi dan Morfologi
Rusa timor merupakan salah satu rusa asli Indonesia dengan nama latin
Rusa timorensis, dengan klasifikasi sebagai berikut :
Phyllum
Sub phylum
Class
Ordo
Familia
Genus

: Vertebrata
: Chordata
: Mammalia
: Artiodactyla
: Cervidae
: Rusa

Species
: Rusa timorensis de Blainville, 1822 (IUCN, 2008)
Morfologi rusa timor menurut Semiadi dan Nugraha (2004) memiliki ciriciri rambut berwarna coklat kemerahan dengan bagian bawah perut dan ekor
berwarna coklat, mempunyai ukuran tubuh yang kecil, tungkai pendek, ekor
panjang, dahi cekung dan gigi seri relatif besar. Rusa jantan memiliki ranggah
yang relatif besar, ramping, panjang dan bercabang.

Penyebaran dan Habitat
Rusa timorensis adalah jenis rusa tropis. Secara alami Rusa timorensis
tersebar hampir di seluruh Indonesia yaitu Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan
Maluku. Selain di Indonesia rusa ini juga disebar keluar dari habitat aslinya antara
lain Papua New Guini, Brazil, Kepulauan Komoro, Madagaskar, Kaledonia Baru,
Malaysia, Thailand dan Selandia Baru. Menurut Semiadi (2006) rusa timor
memiliki habitat asli berupa hutan, dataran terbuka serta padang rumput dan
savana. Padang rumput dan daerah-daerah terbuka merupakan tempat mencari
makan, sedangkan hutan dan semak belukar merupakan tempat berlindung.
Adanya lingkungan yang ternaungi merupakan hal yang paling dibutuhkan oleh
rusa karena sebagai tempat berteduh dan untuk menghindar dari gangguan insekta
(pada jantan yang sedang mengelupas kulit velvetnya) serta sebagai tempat
bersembunyi.

Pakan
Rusa adalah satwa ruminansia yang lebih dominan mengkonsumsi rumputrumputan, jenis rumput yang disukai rusa di penangkaran yaitu setaria, sulanjana
dan alang–alang muda (Garsetiasih dan Takandjandji 2002). Nonokotkotos
(Calopogiunium
mucunoides),
Metbesi
(Agrantum
sp.),
Nabkaret
(Centellaasiatica), Nabkiu (Flamengia sp.) dan Hupiok (Cyperus sp.) adalah lima
jenis rumput dengan nilai kesukaan tertinggi (Siswadi dan Saragih 2011). Selain
rumput–rumputan rusa juga menyukai pakan tambahan berupa biji-bijian, dedak,
jagung, kentang dan buah-buahan. Setiap tingkat konsumsi pakan yang dimiliki
satwa ditentukan oleh faktor internal, eksternal dan lingkungan (Church dan Pond
1988). Faktor internal merupakan kondisi fisiologi dari satwa salah satunya adalah

3
berat badan dan kesehatan. Faktor eksternal berhubungan dengan pakan itu sendiri
yaitu jenis pakan, jumlah pakan, kandungan nutrisi dan sifat mudah tidaknya
pakan dicerna oleh satwa (Wardani 2005). Faktor lingkungan yang mempengaruhi
tingkat konsumsi adalah suhu lingkungan.

Perilaku Rusa
Perilaku menurut Alikodra (2002) merupakan gerak-gerik satwaliar untuk
memenuhi rangsangan dalam tubuhnya dengan memanfaatkan rangsangan yang
diperoleh dari lingkungannya. Menurut Wirdateti et al. (1997) perilaku harian
rusa timor di penangkaran adalah makan, memamah, beristirahat, berjalan dan
berdiri diam. Sebagai satwa memamahbiak, rusa memiliki perilaku merumput atau
grazing. Rusa timor yang berada di penangkaran lebih banyak melakukan perilaku
makan pada pagi dan sore hari (Widarteti et al. 2005). Perilaku bergerak
dilakukan rusa untuk berpindah tempat dari satu tempat ketempat lain untuk
mencari makan atau tempat berlindung dari gangguan (Pollard dan Littlejohn
1994 diacu dalam Fajri 2000). Tanudimadja dan Kusumamihardja (1996) diacu
dalam Sukriyadi et al. (2006) menyatakan bahwa semua spesies akan mencari
lingkungan yang enak baginya untuk beristirahat dan berlindung. Aktivitas
istirahat biasanya dilakukan sebagai aktivitas yang menyelingi aktivitas makan
yang dilakukan sambil memamahbiak. Aktivitas ini juga dilakukan untuk
berteduh dan berlindung untuk menjaga kestabilan suhu tubuh.
Perilaku memeriksa (investigative) sangat tergantung dengan panca indera
yang meliputi penglihatan, pendengaran dan penciuman (Hart 1985 diacu dalam
Sukriyadi et al. 2006). Perilaku memeriksa dilakukan oleh rusa ketika ada sesuatu
yang mencurigakan, seperti timbulnya suara, bau dan gerakan dari aktivitas
manusia atau pun lainnya. Rusa memiliki kepekaan terhadap rangsangan suara
dan bau (Bruce 1966 diacu dalam Sukriyadi et al. 2006). Jika ada gangguan rusa
betina tua yang lebih cepat tanggap dan memberi isyarat pada rusa lainnya
(Wirdateti et al 2005). Isyarat yang diberikan berupa suara dan mengakibatkan
rusa lainnya segera siap menghadapi segala kemungkinan dengan sering
mengangkat ekor ke atas seperti kijang, lalu seketika menjauhi bahaya atau
gangguan.

Penangkaran Rusa Timor
Penangkaran satwaliar merupakan salah satu program pelestarian dan
pemanfaatan untuk tujuan konservasi dan ekonomi (Takandjandji 2009).
Pemanfaatan rusa sebagai satwa yang dilindungi telah dilakukan berdasarkan PP
Nomor 8 Tahun 1999. Penangkaran rusa pada umumnya terbagi menjadi tiga
sistem, yaitu sistem penangkaran intensif, semi-intensif dan ekstensif. Sistem
intensif atau terkurung merupakan sistem penangkaran yang dilakukan dalam
kandang terbatas dan seluruh kebutuhan rusa diatur oleh manusia. Pada
penangkaran dengan sistem semi-intensif dilakukan dengan membebaskan rusa
pada areal yang luas yang dikelilingi oleh pagar dan dibiarkan merumput sendiri
namun terkadang diberi asupan pakan dari luar. Sedangkan penangkaran dengan

4
sistem ekstensif, rusa dibiarkan bebas dalam suatu areal luas yang dikelilingi
pagar dan dibiarkan merumput sendiri. Adapun campur tangan manusia hanya
untuk mengontrol dan mengatur daya dukung. Perilaku dasar yang perlu
diperhatikan dalam penangkaran adalah perilaku reproduksi, perilaku makan dan
perilaku adaptasi. Adaptasi merupakan penyesuaian rusa terhadap kondisi
lingkungan baru, pada lingkungan manusia dan suara gaduh melalui proses
pembiasaan.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kandang penangkaran rusa kampus IPB Darmaga,
penelitian dimulai dari tanggal 31 Mei sampai dengan 29 Juni 2013.

Alat, Bahan dan Satwa yang Diteliti
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kamera digital dan
kamera video untuk merekam serta mengambil gambar berbagai bentuk tanggap
rusa, tally sheet dan alat tulis digunakan untuk mencatat hasil pengamatan,
timbangan digunakan untuk mengukur banyaknya pakan yang akan diberikan, dan
kalkulator untuk menghitung hasil pengamatan. Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rumput sebagai pakan utama dan sayuran sebagai pakan
tambahan, masing–masing diberikan tiga kali dalam sehari kepada semua individu.
Berdasarkan pada jumlah kebutuhan pakan rusa per ekor per hari yakni 6 kg,
maka pakan diberikan sebanyak 20 kg untuk sepuluh ekor rusa di penangkaran
dalam satu kali pemberian. Pakan tambahan diberikan bersamaan dengan pakan
rumput sebanyak 15 kg rumput dan 5 kg pakan tambahan. Pakan tambahan
berupa :
a. Singkong (Manihot utilisima) sebanyak enam kg/hari yang diberikan dua kg/
pemberian
b. Sawi putih (Brassica chinensis) sebanyak tiga kg/hari yang diberikan satu
kg/pemberian
c. Kol (Brassica oleracea) sebanyak tiga kg/hari yang diberikan satu
kg/pemberian
d. Kulit jagung (Zea mays) sabanyak tiga kg/hari yang diberikan satu
kg/pemberian
Satwa yang diamati dalam penelitian ini adalah rusa timor (Rusa timorensis)
sebanyak empat ekor (satu ekor betina tua, satu ekor jantan dewasa, satu ekor
betina dewasa, dan satu ekor anakan). Diasumsikan semua rusa yang diamati telah
berada di penangkaran sejak lahir dan sering dikunjungi oleh manusia. Perlakuan
yang diberikan pada rusa yang diamati dilakukan oleh pemelihara lama dan
pemelihara baru. Setiap pemelihara memiliki karakter sebagai berikut :
1. Pemelihara lama adalah perempuan yang sudah memelihara rusa selama
sembilan tahun.
2. Pemelihara baru adalah perempuan yang baru hadir saat dan selama perlakuan.

5
Jenis Data
Jenis data yang diambil pada penelitian ini adalah tanggap rusa terhadap
perlakuan pemelihara. Tanggap rusa terhadap aktivitas pemelihara yang diamati
adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas harian rusa timor, yakni frekuensi perilaku makan, beristirahat,
bergerak, bersuara dan saling mendekati.
b. Aktivitas mengawasi, yakni frekuensi rusa memperhatikan perlakuan yang
diberikan dengan diam, gerakan hidung (mengendus) dan gerakan telinga.
c. Aktivitas menjauh, yakni frekuensi rusa menjauh dari perlakuan.
d. Aktivitas mendekat, yakni frekuensi rusa mendekat dari perlakuan.

Metode Pengumpulan Data
Pengamatan tanggap rusa timor terhadap pemelihara baru dilakukan secara
langsung di lokasi penangkaran rusa. Pengamatan perlakuan pemberian pakan
menggunakan metode time sampling yang terdiri dari tiga periode. Tiga periode
waktu tersebut : pukul 07.00 – 09.00 WIB; 11.00 – 13.00 WIB dan 15.00 – 17.00
WIB, dengan interval pengamatan 10 menit. Pengamatan perlakuan pembersihan
kandang dilakukan selama 30 menit dengan interval pengamatan 10 menit.
Perlakuan pemeliharaan yang diberikan terdiri dari tiga kegiatan (Tabel 1)
Tabel 1 Rancangan Pelaksanaan Perlakuan
No.

I

Kegiatan

Pemberian
Pakan
(Rumput)

Petugas
Pemelihara
Pemelihara
Lama
Pemelihara
Baru

II

III

Waktu
Lama Waktu
(hari) (WIB)
7
07.00;
11.00;
15.00
7
07.00;
11.00;
15.00

Pemberian
Pakan
(Tambahan+
rumput)

Pemelihara
Lama

7

07.00;
11.00;
15.00

Istirahat
Pemberian
Pakan
(Tambahan+
rumput)
Pembersihan
Kandang

Pemelihara
Baru

2
7

07.00;
11.00;
15.00

Pemelihara
Lama
Pemelihara
Baru

2

14.00

2

14.00

Pengamatan

Aktivitas harian,
mengawasi,
menjauh
dan
mendekat.

Aktivitas
harian,
mengawasi,
menjauh dan
mendekat.
Aktivitas harian,
mengawasi,
menjauh
dan
mendekat.
Aktivitas harian,
mengawasi,
menjauh
dan
mendekat.

6

• Pemelihara lama dan
pakan rumput (7
hari)
• pembersihan
kandang (1 hari)

Minggu 1

Minggu 2
• Pemelihara baru dan
pakan rumput (7
hari)
• pembersihan
kandang (1 hari)

• Pemelihara lama dan
pakan
tambahan+rumput (7
hari)
• pembersihan
kandang (1 hari)

Persiapan (2
hari)

Minggu 3

• Pemelihara baru dan
pakan
tambahan+rumput (7
hari)
• pembersihan
kandang (1 hari)

Minggu 4

Gambar 1 Alur Pelaksanaan Perlakuan
Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan analisis
deskriptif kuantitatif terhadap aktivitas tanggap rusa. Analisis deskriptif ini
menggambarkan proporsi frekuensi dari setiap aktivitas tanggap yang disajikan
dalam bentuk tabulasi dan gambar.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Penangkaran rusa di kampus IPB Darmaga merupakan salah satu
laboratorium konservasi eksitu yang didalamnya terdapat 12 ekor rusa yaitu tujuh
ekor jantan dan lima ekor betina. Kandang penangkaran ini memiliki dua bagian
yang luas seluruhnya ± 25 m x 12 m, sekeliling kandang dibatasi oleh pagar besi,
kayu dan bambu. Sebelah utara kandang berbatasan dengan kebun, bagian timur
kandang berbatasan dengan kebun singkong, bagian barat kandang berbatasan
dengan jalan beraspal yang sering dilewati kendaraan dan manusia, sedangkan
bagian selatan berbatasan dengan jalan yang hanya bisa dilewati oleh manusia
dengan berjalan kaki. Lantai di dalam kandang berupa tanah dan terdapat satu
shelter buatan, enam shelter alami berupa pohon puspa, di dalam kandang sebelah
barat terdapat dua tempat minum berbentuk persegi panjang satu tempat terbuat
dari semen dan satu tempat berbahan plastik, serta tempat pakan berbentuk
persegi panjang yang terbuat dari bambu terletak di bagian luar kandang sebelah
selatan. Bila dilihat dari potensi vegetasi sekitar kandang, berdasarkan hasil
penelitian Sumanto et al. (2007) menyatakan bahwa di sekitar penangkaran rusa
IPB Darmaga ditemukan 65 spesies tumbuhan, 42 diantaranya merupakan sumber
pakan rusa dan 22 spesies tumbuhan berfungsi sebagai shelter.

Tanggap Rusa Timor Terhadap Perlakuan Pemelihara Baru dan Pemberian
Pakan Rumput
Hasil pengamatan pada perlakuan pemelihara baru dan pemberian pakan
rumput menunjukkan bahwa seluruh individu rusa lebih banyak melakukan

7
aktivitas makan, mengawasi dan mendekat sebagai bentuk tanggap terhadap
perlakuan yang diberikan. Setiap aktivitas makan, mengawasi dan mendekat yang
dilakukan oleh rusa memiliki proporsi frekuensi yang berbeda berdasarkan jenis
kelamin dan kelas umur.

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Pagi

FREKUENSI

Betina Tua
Hasil pengamatan aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap pemelihara
lama dan baru yang memberikan pakan rumput menunjukkan adanya perubahan
frekuensi dan jenis aktivitas (Gambar 2). Pada saat pemelihara baru memberikan
pakan rumput rusa betina tua menunjukkan aktivitas makan, bergerak, mengawasi
dan mendekat, sedangkan saat pemelihara lama yang memberikan pakan rumput
selain keempat aktivitas tersebut terdapat juga aktivitas menjauh. Namun
perubahan ini tidak menunjukkan pengaruh perlakuan terhadap perubahan
aktivitas rusa betina tua karena aktivitas menjauhi pemelihara lama ini dilakukan
oleh rusa betina tua hanya sekali pada pengamatan.

H7

Ulangan
Makan

Bergerak

Mengawasi

Menjauh

Mendekat

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

5
4
3
2
1
0
Pagi

FREKUENSI

(a)

H7

Ulangan
Makan

Bergerak

Mengawasi

Mendekat

(b)
Gambar 2 Aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap (a) pemelihara lama dan (b)
pemelihara baru dengan pakan rumput
Pada awal pengamatan rusa betina tua menanggapi pemelihara baru dengan
aktivitas makan, mendekat dan mengawasi dengan frekuensi sebesar satu kali
dalam sepuluh menit, namun di sore harinya terjadi peningkatan frekuensi pada
aktivitas mengawasi yaitu tiga kali dalam sepuluh menit dan mendekat yaitu dua

8
kali dalam sepuluh menit. Di hari pertama dan ke-2 perubahan aktivitas rusa
betina tua terhadap pemelihara lama dan baru tidak terlalu banyak terjadi hanya
terdapat peningkatan frekuensi di hari pertama yaitu mengawasi sebanyak tiga
kali dalam sepuluh menit dan mendekat sebanyak dua kali dalam sepuluh menit
saat pemelihara baru memberikan pakan rumput, serta penurunan frekuensi
mengawasi, mendekat, makan dan bergerak di hari ke-2. Perubahan terbesar
banyak terjadi di hari ke-3 sampai hari ke-6 yaitu penurunan frekuensi aktivitas
makan, mendekat dan bergerak, serta peningkatan aktivitas mengawasi. Selain itu,
pada Gambar 2 terlihat juga persamaan aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap
pemelihara lama dan baru yaitu pada hari ke-1 dan ke-3 saat siang hari, hari ke-6
di pagi dan siang hari, serta hari ke-7 di pagi hari.
Pada Gambar 2 frekuensi aktivitas terbesar rusa betina tua saat pemelihara
lama terdapat pada aktivitas mengawasi dan makan masing–masing sebesar tiga
kali dalam sepuluh menit, sedangkan saat pemelihara baru frekuensi terbesar
terdapat pada aktivitas mengawasi sebesar empat kali dalam sepuluh menit. Pada
saat pemelihara baru yang memberikan pakan aktivitas mengawasi rusa betina tua
cenderung memiliki nilai frekuensi terbesar disetiap harinya, dan menurunkan
frekuensi aktivitas makan yang saat pemelihara lama memiliki nilai frekuensi
terbesar. Hal ini menjelaskan bahwa perlakuan pemelihara baru ditanggapi oleh
rusa betina tua dengan lebih banyak mengawasi, sehingga menurunkan frekuensi
untuk aktivitas lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa betina tua lebih bersikap
tanggap terhadap permelihara baru yang memberikan pakan, sikap ini dikarenakan
peran rusa betina tua sebagai pemimpin disuatu kelompok rusa. Sesuai dengan
pendapat Wirdateti et al. (2005) bahwa pada umumnya rusa betina tua lebih cepat
tanggap dan akan memberikan isyarat kepada rusa–rusa lainnya ketika terjadi
gangguan di lingkungannya. Berdasarkan perubahan dan persamaan aktivitas
tanggap rusa betina tua terhadap pemelihara lama dan baru, dapat diartikan bahwa
perlakuan pemelihara baru yang memberikan pakan rumput hanya berpengaruh
sementara pada rusa betina tua dengan aktivitas mengawasi lebih banyak dan
untuk selanjutnya rusa betina tua kembali beraktivitas seperti biasanya.
Jantan Dewasa
Hasil pengamatan menunjukkan perubahan tanggap rusa jantan dewasa
terhadap pemelihara lama dan baru hanya terlihat pada jenis aktivitas. Bila dilihat
dari frekuensi, setiap aktivitas rusa jantan dewasa memiliki frekuensi yang sama
yaitu satu kali dalam sepuluh menit (Gambar 3). Pada saat pemelihara lama
memberikan pakan rumput rusa jantan dewasa menunjukkan aktivitas makan,
bergerak, mengawasi, mendekat, beristirahat dan saling mendekat, sedangkan saat
pemelihara baru memberikan pakan rumput aktivitas yang ditunjukkan rusa jantan
dewasa adalah aktivitas makan, mengawasi dan mendekat. Pada awal perlakuan
pemelihara baru yang memberikan pakan rumput rusa jantan dewasa
menanggapinya dengan meningkatkan aktivitas makan sebanyak dua kali dalam
sepuluh menit di pagi hari.
Di hari ke-1 sampai ke-4 rusa jantan dewasa lebih banyak memperlihatkan
persamaan aktivitas tanggap terhadap pemelihara lama dan baru, sedangkan hari
ke-5 sampai ke-7 terlihat perubahan aktivitas tanggap. Perubahan terbanyak
terjadi di hari ke-5 karena saat pengamatan pemelihara lama yang memberi pakan
rumput, rusa jantan dewasa hanya melakukan aktivitas makan sebanyak dua kali

9
dalam sepuluh menit, bergerak dan saling mendekat sebanyak satu kali dalam
sepuluh menit di pagi hari, serta di siang hari hanya melakukan aktivitas saling
mendekat dan beristirahat sebanyak satu kali dalam sepuluh menit. Hal ini
disebabkan oleh aktivitas saling mendekat yang ditunjukkan rusa jantan dewasa
saat perlakuan pemelihara lama yang memberikan pakan rumput dan
menyebabkan penurunan frekuensi aktivitas makan, mengawasi dan mendekati
perlakuan. Sehingga saat pemelihara baru yang memberikan pakan rumput
aktivitas makan, mengawasi dan mendekati pemelihara baru meningkat. Aktivitas
saling mendekat ini hanya dilakukan oleh rusa jantan dewasa selama tiga hari, ini
menunjukkan masa birahi rusa jantan dewasa hanya terjadi selama tiga hari.
Berbeda dengan pendapat Masy’ud (1997) mengatakan bahwa lama birahi rusa
adalah rata–rata 24 jam, sedangkan Rukman (1990) mengatakan bahwa lama
birahi rusa berlangsung 1–2 hari. Perubahan lama birahi ini dipengaruhi oleh
umur, musim dan bobot badan.
2.5

FREKUENSI

2
1.5
1
0.5

H1

H2

H3

H4

H5

Sore

Pagi

H6

Siang

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

0

H7

Ulangan
Makan

Bergerak

Mengawasi

Mendekat

Beristirahat

Saling Mendekat

(a)
FREKUENSI

2.5
2
1.5
1
0.5

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

0

H7

Ulangan
Makan

Mengawasi

Mendekat

(b)
Gambar 3 Aktivitas tanggap rusa jantan dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan
(b) pemelihara baru dengan pakan rumput
Perubahan aktivitas yang ditunjukkan oleh rusa jantan dewasa terhadap
pemelihara lama dan baru merupakan aktivitas tanggap dari rangsangan dalam
yaitu masa birahi, bila dilihat pada Gambar 3 terdapat persamaan aktivitas

10
terhadap pemelihara lama dan baru yang dicapai oleh rusa jantan dewasa pada
hari bukan masa birahi yaitu hari ke-1, hari ke-2, pagi dan siang hari di hari ke-3.
Berdasarkan persamaan tersebut dapat dinyatakan bahwa pemelihara baru yang
memberikan pakan rumput tidak mempengaruhi aktivitas rusa jantan dewasa.

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

2.5
2
1.5
1
0.5
0
Pagi

FREKUENSI

Betina Dewasa
Betina dewasa menunjukkan aktivitas tanggap lebih banyak pada saat
pemelihara lama memberikan pakan rumput yaitu makan, bergerak, mengawasi,
mendekat, beristirahat, saling mendekat dan bersuara. Sedangkan saat pemelihara
baru memberikan pakan rumput betina dewasa hanya menunjukkan empat jenis
aktivitas yaitu makan, mengawasi, mendekat dan beristirahat (Gambar 4).

H7

Ulangan
Makan

Bergerak

Mengawasi

Menjauh

Mendekat

Beristirahat

Saling Mendekat

Bersuara

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Pagi

FREKUENSI

(a)

H7

Ulangan
Makan

Mengawasi

Mendekat

Beristirahat

(b)
Gambar 4 Aktivitas tanggap rusa betina dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan
(b) pemelihara baru dengan pakan rumput
Di saat pemelihara lama memberikan pakan rumput rusa betina dewasa
melakukan aktivitas bergerak dengan gerakan gelisah dan mondar–mandir,
sedangkan bersuara dilakukan selain untuk memanggil pemelihara ketika lapar
tapi dilakukan ketika rusa merasa gelisah. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan
Masy’ud (1997) bahwa terdapat tujuh tanda rusa betina mengalami masa birahi
diantaranya adalah rusa betina terlihat lebih galak, gelisah, mondar mandir dan
mendekatnya rusa jantan pada betina. Aktivitas yang dilakukan rusa betina

11
dewasa cenderung memiliki kesamaan dengan jantan dewasa karena rusa betina
dewasa inilah yang melakukan aktivitas saling mendekat dengan jantan dewasa.
Di awal perlakuan pemelihara baru yang memberikan pakan rumput rusa
betina dewasa menanggapinya dengan meningkatkan aktivitas makan sebanyak
dua kali dalam sepuluh menit di pagi hari dan di sore hari meningkatnya aktivitas
mengawasi sebesar dua kali dalam sepuluh menit, sedangkan saat perlakuan
pemelihara lama yang memberikan pakan rumput ditanggapi dengan
meningkatkan aktivitas mengawasi sebesar dua kali dalam sepuluh menit di pagi
hari. Perubahan terbesar terjadi di hari ke-3 sampai hari ke-7, sama dengan rusa
jantan dewasa pada rusa betina dewasa perubahan terbanyak terjadi di hari ke-5
yang dikarenakan aktivitas saling mendekat, sehingga meningkatkan aktivitas
mendekat, mengawasi dan makan saat perlakuan pemelihara baru. Selain itu
terlihat perubahan aktivitas pada hari ke-3 sampai hari ke-5 yaitu terjadi
peningkatan frekuensi aktivitas beristirahat dan penurunan frekuensi aktivitas
mengawasi pemelihara baru yang memberikan pakan rumput. Perubahan yang
dialami rusa betina dewasa pada hari ke-3 sampai ke-7 dikarenakan adanya
rangsangan dari dalam pada masa birahi, sedangkan bila dilihat dari hari ke-1 dan
hari ke-2 rusa betina dewasa memiliki jenis aktivitas yang sama terhadap
pemelihara lama dan baru yaitu makan, mengawasi dan mendekat. Hal ini
menunjukkan bahwa kehadiran pemelihara baru yang memberikan pakan rumput
tidak mempengaruhi aktivitas rusa betina dewasa, melainkan ditanggapi dengan
sikap acuh tak acuh karena meningkatnya aktivitas beristirahat dan menurunnya
aktivitas mengawasi di hari berikutnya.
Anakan
Saat pemelihara lama memberikan pakan rumput rusa anakan menunjukkan
aktivitas makan, bergerak, mengawasi, menjauh, mendekat dan beristirahat,
sedangkan ketika pemelihara baru memberikan pakan rumput rusa anakan
menunjukkan aktivitas makan, mengawasi, menjauh, mendekat dan beristirahat.
Berdasarkan Gambar 5 aktivitas tanggap rusa anakan terhadap pemelihara lama
setiap harinya banyak mengalami perubahan terutama pada hari ke-3 sampai ke-5,
sedangkan saat kehadiran pemelihara baru aktivitas tanggap rusa anakan setiap
harinya tidak banyak mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan saat pengamatan
aktivitas tanggap terhadap pemelihara lama, rusa anakan baru dua minggu berada
di kandang utama dan masih mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan.
Berdasarkan Departemen Kehutanan (1986) diacu dalam Sukriyadi et al.(2006)
masa adaptasi rusa pada lingkungan baru akan berakhir selama empat minggu,
berbeda dengan Semiadi (1996) diacu dalam Sukriyadi et al. (2006) rusa sambar
memerlukan waktu sekitar 12 bulan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.
Perbedaan waktu adaptasi ini dipengaruhi oleh jenis rusa dan banyaknya
perubahan lingkungan yang terjadi.
Di awal perlakuan pemelihara baru rusa anakan menanggapi dengan
meningkatkan frekuensi aktivitas makan sebanyak dua kali dalam sepuluh menit,
sedangkan saat pemelihara lama memberikan pakan rumput di pagi hari rusa
anakan tidak melakukan aktivitas mendekati pemelihara lama. Aktivitas tanggap
rusa anakan terhadap pemelihara lama dan baru mengalami perubahan terbesar di
hari ke-3 sampai hari ke-5 yaitu tidak dilakukannya aktivitas bergerak,
meningkatnya aktivitas beristirahat sebanyak dua sampai tiga kali dalam sepuluh

12

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Pagi

FREKUENSI

menit, menurunnya aktivitas makan, mengawasi dan menjauh menjadi satu kali
dalam sepuluh menit. Di hari ke-6 dan ke-7 rusa anakan menanggapi pemelihara
baru dengan aktivitas makan, mengawasi dan mendekat sebesar satu kali dalam
sepuluh menit, sedangkan aktivitas tanggap terhadap pemelihara lama di hari ke-6
rusa anakan lebih banyak melakukan aktivitas makan dan mendekat, serta di hari
ke-7 rusa anakan lebih banyak melakukan aktivitas makan, mendekat dan
beristirahat.

H7

Ulangan
Makan

Bergerak

Mengawasi

Menjauh

Mendekat

Beristirahat

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Pagi

FREKUENSI

(a)

H7

Ulangan
Makan

Mengawasi

Menjauh

Mendekat

Beristirahat

(b)
Gambar 5 Aktivitas tanggap rusa anakan terhadap (a) pemelihara lama dan (b)
pemelihara baru dengan pakan rumput
Saat pemelihara lama yang memberikan pakan rumput frekuensi aktivitas
terbesar terdapat pada aktivitas bergerak sebesar tiga kali dalam sepuluh menit,
serta makan dan mengawasi sebesar dua kali dalam sepuluh menit. Sedangkan
saat pemelihara baru memberikan pakan rumput frekuensi terbesar terdapat pada
aktivitas beristirahat sebesar tiga kali dalam sepuluh menit, serta aktivitas makan
sebesar dua kali dalam sepuluh menit. Kondisi ini menjelaskan bahwa rusa anakan
menanggapi pemelihara baru dengan sikap acuh tak acuh, hal ini dikarenakan rusa
anakan ini akan selalu melakukan aktivitias yang sama dengan induknya yaitu
rusa betina dewasa yang melakukan sikap acuh tak acuh. Seperti dinyatakan oleh
Galdikas (1978) diacu dalam Sukriyadi et al. (2006) pembiasaan anak yang masih
bergantung pada induknya hampir sepenuhnya ditentukan oleh reaksi induk

13
tersebut terhadap manusia. Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat diketahui
bahwa kehadiran pemelihara baru yang memberikan pakan rumput tidak
mempengaruhi aktivitas rusa anakan.
Secara keseluruhan pembahasan di atas menjelaskan bahwa pemelihara baru
dan pemberian pakan rumput tidak mempengaruhi aktivitas tanggap dari semua
individu rusa yang diamati. Hal ini karena rusa terbiasa diberikan pakan rumputrumputan oleh pengunjung yang datang ke penangkaran. Kondisi ini juga terjadi
pada rusa timor di penangkaran HP Darmaga yaitu, rusa menanggapi pengunjung
dengan aktivitas mengawasi dan mendekati pengunjung yang membawa atau tidak
membawa makanan (Amiati 2013). Pembiasaan yang terjadi merupakan proses
habituasi rusa terhadap perubahan di lingkungannya (Karstan 1974 diacu dalam
Sukriyadi et al. 2006). Selain itu letak kandang dan tempat pakan yang dekat
dengan aktivitas manusia meningkatkan intensitas interaksi manusia dengan rusa,
sehingga mempercepat pembiasaan atau penjinakan rusa terhadap manusia.
Kondisi ini sesuai dengan pendapat Sukriyadi et al. (2006) bahwa semakin intens
dan seringnya manusia berinteraksi maka semakin cepat rusa memberikan respon
adaptif.

Tanggap Rusa Timor Terhadap Perlakuan Pemelihara Baru dan Pemberian
Pakan Tambahan
Pada perlakuan pemelihara baru yang memberikan pakan tambahan aktivitas
menjauh lebih banyak ditunjukkan oleh rusa dari pada saat pemelihara lama yang
memberikan pakan tambahan. Aktivitas menjauh banyak dilakukan oleh rusa
betina tua, betina dewasa dan anakan. Setiap individu rusa memiliki proporsi
frekuensi menjauhi pemelihara baru yang berbeda–beda.
Betina tua
Aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap pemelihara lama dan baru yang
memberikan pakan tambahan mengalami perubahan jenis dan frekuensi aktivitas.
Saat kehadiran pemelihara baru rusa betina tua memiliki jenis aktivitas lebih
banyak yaitu bertambahnya aktivitas bergerak, menjauh dan bersuara. Aktivitas
bergerak dan bersuara merupakan bentuk tanggap dari serangan yang dilakukan
oleh rusa jantan dewasa terhadap rusa betina tua. Sedangkan aktivitas menjauh
merupakan bentuk tanggap rusa betina tua terhadap pemelihara baru yang
memberikan pakan tambahan yang dilakukan pada hari ke-1 sampai ke-4. Pada
hari pertama pengamatan rusa betina tua menanggapi pemelihara baru yang
memberi pakan tambahan dengan meningkatkan frekuensi aktivitas mengawasi
sebanyak tiga sampai lima kali dalam sepuluh menit dan menjauhi pemelihara
baru dua sampai empat kali dalam sepuluh menit. Sedangkan saat pemelihara
lama yang memberikan pakan tambahan betina tua meningkatkan aktivitas
mengawasi dan mendekat sebanyak dua kali dalam sepuluh menit (Gambar 6).
Perubahan terbanyak yang dialami rusa betina tua terlihat di hari pertama
dan ke-2 yaitu munculnya aktivitas menjauh dengan frekuensi satu sampai empat
kali dalam sepuluh menit diikuti meningkatnya aktivitas mengawasi satu sampai
lima kali dalam sepuluh menit, dan menurunnya aktivitas mendekat menjadi satu
kali dalam sepuluh menit. Kondisi ini dapat menjelaskan bahwa betina tua pada

14
awal pengamatan menanggapi perlakuan ini dengan sikap negatif yaitu lebih
waspada dan menjauh. Sikap waspada yang dilakukan betina tua ini dikarenakan
dari empat jenis pakan tambahan hanya satu jenis pakan yang pernah diberikan
sebelumnya oleh pemelihara lama dan pengunjung, serta terdapat pakan yang
memiliki aroma khas, kandungan air yang tinggi dan rasa yang tawar yaitu sayur
kol dan sawi putih. Bau, rasa dan kandungan air kedua pakan ini mempengaruhi
perilaku pakan rusa karena kandungan air yang banyak akan membuat rusa cepat
kenyang (Sinaga 2011 diacu dalam Rihatni 2013) dan rusa lebih menyukai rasa
manis (Simamora 2009 diacu dalam Rihatni 2013).

FREKUENSI

2.5
2
1.5
1
0.5

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

0

H7

Ulangan
Makan

Mengawasi

Mendekat

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

6
5
4
3
2
1
0
Pagi

FREKUENSI

(a)

H7

Ulangan
Makan

Bergerak

Mengawasi

Menjauh

Mendekat

Bersuara

(b)
Gambar 6 Aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap (a) pemelihara lama dan (b)
pemelihara baru dengan pakan tambahan
Pada ke hari-4 dan hari ke-5 perubahan aktivitas yang dialami rusa betina
tua adalah menurunnya frekuensi aktivitas mendekat menjadi satu kali dalam
sepuluh menit dan munculnya aktivitas menjauh, sedangkan di hari ke-6 dan hari
ke-7 aktivitas mendekat dan makan mengalami peningkatan frekuensi menjadi
dua kali dalam sepuluh menit. Perubahan yang dialamai rusa betina tua di hari ke1 sampai ke–7 ini menunjukkan bahwa rusa betina tua mulai terbiasa dengan
pakan tambahan yang diberikan pada hari ke-5. Perlakuan pemelihara baru dengan
pakan tambahan ini memberikan pengaruh pada aktivitas rusa betina tua dan

15
pakan tambahan menjadi pengaruh terbesar pada perlakuan ini.
Jantan Dewasa
Rusa jantan dewasa memiliki aktivitas tanggap yang sama terhadap
pemelihara baru dan lama yang memberikan pakan tambahan, yaitu aktivitas
makan, bergerak, mengawasi dan mendekat. Setiap aktivitas yang ditunjukkan
oleh rusa jantan dewasa cenderung dilakukan sebanyak satu kali dalam sepuluh
menit (Gambar 7).

FREKUENSI

2.5
2
1.5
1
0.5

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

0

H7

Ulangan
Makan

Bergerak

Mengawasi

Mendekat

(a)
FREKUENSI

2.5
2
1.5
1
0.5

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

0

H7

Ulangan
Makan

Bergerak

Mengawasi

Mendekat

(b)
Gambar 7 Aktivitas tanggap rusa jantan dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan
(b) pemelihara baru dengan pakan tambahan
Di hari pertama pengamatan rusa jantan dewasa menanggapi pemelihara
baru yang memberikan pakan tambahan dengan meningkatkan aktivitas mendekat
menjadi dua kali dalam sepuluh menit dan munculnya aktivitas bergerak sebanyak
satu kali dalam sepuluh menit, sedangkan saat kehadiran pemelihara lama rusa
jantan dewasa hanya meningkatkan aktivitas mendekat menjadi dua kali dalam
sepuluh menit. Pada hari ke-2 perubahan frekuensi aktivitas yang terjadi adalah
meningkatnya frekuensi aktivitas mengawasi dan munculnya aktivitas bergerak,
sedangkan hari ke-3 dan ke-4 terjadi peningkatan frekuensi aktivitas makan
menjadi dua kali dalam sepuluh menit. Pada hari ke-6 dan ke-7 rusa jantan dewasa

16
meningkatkan aktivitas mendekat sebanyak dua kali dalam sepuluh menit saat
pemelihara baru memberikan pakan tambahan. Bila dilihat secara keseluruhan
rusa jantan dewasa lebih sering melakukan aktivitas bergerak dan mendekati
pemelihara baru yang memberikan pakan tambahan. Aktivitas bergerak selalu
ditunjukkan rusa jantan dewasa sehabis makan sebagai tanda berakhirnya aktivitas
makan dan dilanjutkan dengan kegiatan memamahbiak, sedangkan pada saat
pemberian pakan rumput aktivitas bergerak jarang dilakukan karena waktu lebih
banyak digunakan untuk memakan pakan rumput. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian pakan tambahan dapat mempersingkat lama perilaku makan rusa. Hasil
pengamatan ini sesuai dengan pernyataan Tribe (1950) diacu dalam Hafez ed
(1950) diacu dalam Ismail (2011) bahwa kelompok domba yang diberi konsentrat
menunjukkan bahwa lamanya merumput yang lebih singkat dibandingkan dengan
kelompok domba tanpa diberi makanan konsentrat. Selain itu aktivitas rusa jantan
dewasa yang mendekati pemelihara baru menjelaskan bahwa rusa jantan dewasa
menanggapi pemelihara baru dan pakan tambahan dengan sikap yang positif.
Semiadi (1996) diacu dalam Sukriyadi et al. (2006) juga menyatakan waktu dalam
proses adaptasi dapat dipersingkat dengan pemberian pakan tambahan yang rutin.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa pakan tambahan menjadi
faktor terbesar yang mempengaruhi perubahan aktivitas rusa jantan dewasa.
Betina Dewasa
Rusa betina dewasa mengalami perubahan jenis aktivitas pada saat
kehadiran pemelihara lama dan baru yaitu dengan bertambahnya aktivitas
bergerak, menjauh dan bersuara. Aktivitas tanggap rusa betina dewasa cenderung
memiliki kesamaan dengan betina tua salah satunya adalah aktivitas menjauh
yang dilakukan di hari ke-1 sampai ke-4. Sikap menjauh ini merupakan bentuk
kewaspadaan terhadap pakan baru yang diberikan. Di awal pengamatan rusa
betina dewasa menanggapi pemelihara lama yang memberikan pakan tambahan
dengan mengawasi dan mendekat sebanyak dua kali dalam sepuluh menit,
sedangkan saat pemelihara baru sikap betina dewasa lebih waspada dengan
menjauhi pemelihara baru sebanyak tiga kali dalam sepuluh menit (Gambar 8).
Perubahan terbesar yang dialami rusa betina dewasa terlihat di hari pertama
dan ke dua yaitu munculnya aktivitas bergerak, beristirahat dan menjauh sebanyak
satu sampai tiga kali dalam sepuluh menit, meningkatnya aktivitas mengawasi
satu sampai tiga kali dalam sepuluh menit. Pada hari ke-3 sampai ke–5 perubahan
yang terjadi adalah munculnya aktivitas bergerak, meningkatnya aktivitas makan
dan mengawasi sebanyak dua kali dalam sepuluh menit, serta menurunnya
aktivitas beristirahat. Di hari terakhir perlakuan yaitu hari ke-6 dan hari ke-7
terjadi peningkatan aktivitas mendekat dan makan sebanyak dua kali dalam
sepuluh menit, serta penurunan aktivitas mengawasi yang menandakan bahwa
rusa betina dewasa telah menyesuaikan diri dengan empat jenis pakan yang
diberikan. Penyesuaian diri yang dilakukan rusa betina dewasa merupakan hasil
dari proses belajar meniru atau mengikuti rusa jantan dewasa yang memakan
pakan tambahan tanpa rasa waspada. Perilaku ini disebut sebagai sikap
meniru/mengikuti yang terjadi bila salah satu rusa atau beberapa rusa melakukan
suatu perilaku dan kemudian akan diikuti oleh rusa lainnya (Hafez et al. 1969;
Woodford dan Dunning 1992; Word 1998 diacu dalam Ismail 2011).

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Pagi

FREKUENSI

17

H7

Ulangan
Makan

Mengawasi

Mendekat

Beristirahat

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Pagi

FREKUENSI

(a)

H7

Ulangan
Makan

Bergerak

Mengawasi

Menjauh

Mendekat

Beristirahat

Bersuara

(b)
Gambar 8 Aktivitas tanggap rusa betina dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan
(b) pemelihara baru dengan pakan tambahan
Berdasarkan perubahan aktivitas tanggap rusa betina dewasa terhadap
pemelihara lama dan baru yang memberikan pakan tambahan, betina dewasa
menanggapi perlakuan dengan sikap negatif yaitu dengan aktivitas menjauh dan
mengawasi. Untuk hari berikutnya perubahan aktivitas mengalami penurunan dan
di akhir pengamatan terlihat sikap positif yang ditunjukkan rusa betina dewasa
pada pemelihara baru.
Anakan
Rusa anakan menanggapi pemelihara baru yang memberikan pakan
tambahan dengan sikap waspada pada awal pengamatan, berbeda dengan individu
rusa lainnya rusa anakan menjauhi pemelihara baru dari awal pengamatan sampai
hari ke-7 dan tidak ada peningkatan aktivitas mendekati pemelihara baru (Gambar
9). Bila dilihat dari jenis aktivitas, saat pemelihara baru memberikan pakan
tambahan aktivitas rusa anakan bertambah yaitu aktivitas menjauh yang tidak
dilakukan pada pemelihara lama dan aktivitas ini selalu terlihat selama tujuh hari
pengamatan. Perubahan aktivitas tanggap rusa anakan terhadap pemelihara lama
dan baru di hari pertama perlakuan adalah munculnya aktivitas menjauh dan
beristirahat sebanyak dua kali dalam sepuluh menit.

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

2.5
2
1.5
1
0.5
0
Pagi

FREKUENSI

18

H7

Ulangan
Makan

Bergerak

Mengawasi

Mendekat

Beristirahat

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

Pagi

Sore

Siang

2.5
2
1.5
1
0.5
0
Pagi

FREKUENSI

(a)

H7

Ulangan
Makan

Bergerak

Mengawasi

Menjauh

Mendekat

Beristirahat

(b)
Gambar 9 Aktivitas tanggap rusa anakan terhadap (a) pemelihara lama dan (b)
pemelihara baru dengan pakan tambahan
Hasil pengamatan selama tujuh hari menunjukkan aktivitas tanggap rusa
anakan mengalami perubahan yang berbeda setiap harinya seperti di hari ke-2
menurunnya aktivitas makan dan bergerak; di hari ke-3 menurunnya aktivitas
makan, mengawasi dan mendekat serta meningkatnya aktivitas beristirahat dan
bergerak; di hari ke-4 menurunnya aktivitas makan dan mendekat, hilangnya
aktivitas mengawasi; di hari ke-5 meningkatnya aktivitas bergerak, menurunnya
aktivitas mendekat, dan menghilangnya aktivitas mengawasi; di hari ke-6 terjadi
peningkatan pada aktivitas mengawasi, lalu menurunnya aktivitas beristirahat,
makan, mendekat, serta menghilangnya aktivitas bergerak; di hari terakhir
pengamatan aktivitas mendekat dan beristirahat tidak dilakukan oleh rusa anakan
dan aktivitas mengawasi mengalami peningkatan. Secara keseluruhan penurunan
aktivitas makan cenderung diikuti oleh peningkatan aktivitas beristirahat
dikarenakan rusa anakan tidak terlalu menyukai pakan tambahan yang diberikan,
hal ini terlihat dari sikap rusa anakan yang memilih beristirahat atau bergerak
mencari pakan lain ketika pakan diberikan lalu kembali ketempat pakan untuk
memakan pakan utama (rumput) setelah rusa dewasa memakan semua pakan
tambahan. Rusa anakan yang diamati adalah rusa anakan yang berusia 3 bulan
yang baru dipindahkan ke kandang utama sel