Analysis of the level of regional development and land use change in the city Of Sukabumi

ANALISIS TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH DAN
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA SUKABUMI

FITRI YULIANTY

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Tingkat Perkembangan
Wilayah dan Perubahan Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi adalah karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.

Bogor, Mei 2012


Fitri Yulianty
NRP. A156100204

ABSTRACT
FITRI YULIANTY. Analysis of The Level of Regional Development and Land
Use Change in The City of Sukabumi. Under direction of DWI PUTRO TEJO
BASKORO and LA ODE SYAMSUL IMAN
Change in landuse in a city that characterized by dynamic nature and
growth is very reasonable. So that, review of land use change is important enough
to do in urban area that has rapid changes where generally agricultural land was
acquired to meet the needs of land for residential and industrial/service area.
Therefore, the purposes of this study are : 1) To Analyze the level of regional
development and land use in Sukabumi, 2) To analyze the factors that causes land
use changes in Sukabumi City, 3) To analyze land use in Sukabumi City
compared with the land capability and the plan of spatial pattern in the Spatial
Planning, and 4) To provide strategic policy of direction on land use in Sukabumi
City. The result showed that there is only one district that is included in the
Hierarchy I region, that is Cikole district. The form of land use in 2002 was
dominated by paddy fields (35.13 %), residential (25.24 %) and non-agricultural

green space (21.57 %). In the 2007, the dominance of paddy fields and nonagricultural green space are reduced to 34.62 % and 21.09 % accompanied by the
increasing of residential to 26.15 %. Based on the results on Hayashi
Quantification Type II, the distance to the central government, the distance to
arterial roads and the region in Hierarchy II had significantly higher opportunities
compared to other explanatory variables to cause land use changes from moor,
non-agricultural green space, and paddy fields became the city's infrastructure and
residential. From the analysis of land capability, land capability class III is the
most land capability class in Sukabumi city (97.8 %). So it can be concluded that
the land use in Sukabumi City still approriate with the land capability because
land capability class III has a lot of land use options. However, when compared
with the plan of spatial pattern in the Spatial Planning Year 2011-2031, there is a
significant trend of decreasing area of farmlands from 2.321,43 ha to 375.18 ha
and non-agricultural green space from 1.056,37 ha to 485.15 Ha followed by the
trend of increasing area of residential from 1.282,48 ha to 2.661,26 ha and city’s
infrastructures from 199.15 ha to 1.320,13 ha by the end of year 2031. The
priority of strategic policy of direction on land use in Sukabumi City based on
SWOT analysis is to establish area zoning with a set of determining and changing
criteria of the function of urban space on the implementing of Sukabumi City’s
Spatial Planning.
Keyword : Regional Development, Land use change, Land use pattern, Urban

planning

RINGKASAN
FITRI YULIANTY. Analisis Tingkat Perkembangan Wilayah dan Perubahan
Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi. Dibimbing oleh DWI PUTRO TEJO
BASKORO dan LA ODE SYAMSUL IMAN.
Perubahan penggunaan lahan di wilayah perkotaan yang memiliki
karakteristik utama berupa sifat dinamis dan pertumbuhan merupakan hal yang
wajar. Oleh karena itu, kajian perubahan penggunaan lahan di daerah perkotaan
yang memiliki kecepatan perubahan yang tinggi cukup penting dilakukan dimana
secara umum lahan pertanian diakuisisi menjadi lahan pemukiman dan
industri/jasa. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah : 1.) Menganalisis
tingkat perkembangan wilayah dan penggunaan lahan di Kota Sukabumi, 2.)
Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan perubahan pemanfaatan lahan di
Kota Sukabumi, 3.) Mengkaji pemanfaatan lahan di Kota Sukabumi yang
dibandingkan dengan kemampuan lahan dan arahan pemanfaatan lahan dalam
RTRW, dan 4.) Memberikan rekomendasi strategi arahan kebijakan penggunaan
lahan di Kota Sukabumi.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yang diperoleh berasal dari hasil interpretasi data

penginderaan jauh (foto udara tahun 2002 dan citra Quickbird Tahun 2007), data
hasil pengecekan lapang dan hasil kuisioner/wawancara. Data sekunder yang
dikumpulkan adalah Data Potensi Desa Tahun 2003 dan Tahun 2008, peta-peta
tematik, Kota Sukabumi Dalam Angka serta data maupun informasi yang
diperoleh dari literatur-literatur, instansi dan lembaga penelitian.
Penggunaan lahan di Kota Sukabumi tahun 2002 dan 2007 diperoleh dari
hasil interpretasi Foto Udara Tahun 2002 dan Citra Quickbird Tahun 2007.
Perubahan penggunaan lahan yang terjadi diperoleh dari analisa tumpang tindih
peta penggunaan lahan tahun 2002 dan tahun 2007. Tabulasi silang dilakukan
pada data atribut luas penggunaan lahan sehingga diperoleh matriks transformasi
perubahan penggunaan lahan. Lokasi yang menjadi pemusatan dan pergeseran
perubahan penggunaan lahan dianalisis menggunakan metode Location Quotient
(LQ) dan Shift-Share Analysis (SSA). Adapun tingkat perkembangan wilayah
pada 2 (dua) titik tahun tersebut diperoleh dari analisis Skalogram Tipe IV.
Faktor-faktor yang perperan dalam meningkatkan peluang terjadinya perubahan
penggunaan lahan dianalisis menggunakan metode Hayashi Kuantifikasi Tipe II.
Kajian mengenai penggunaan lahan yang dibandingkan dengan kemampuan lahan
dan rencana pola ruang dilakukan dengan menggunakan metode tumpang tindih
peta antara peta penggunaan lahan dengan peta kemampuan lahan dan peta
rencana pola ruang. Selain itu dilakukan pula analisis Analytical Hierarchy

Process (AHP) untuk memperoleh persepsi masyarakat mengenai alokasi
penggunaan lahan. Hasil dari analisis yang dilakukan adalah strategi kebijakan
dalam penggunaan lahan di Kota Sukabumi yang diperoleh dari metode SWOT.

Dalam jurun waktu 2003 hingga tahun 2008, hanya terdapat 1 (satu)
kecamatan yang termasuk ke dalam wilayah Hirarki I yaitu Kecamatan Cikole.
Kecamatan yang termasuk ke dalam wilayah Hirarki II adalah Kecamatan Gunung
Puyuh dan Kecamatan Citamiang. Kecamatan lainnya yaitu Kecamatan
Warudoyong, Kecamatan Baros, Kecamatan Cibeureum dan Kecamatan
Lembursitu termasuk ke dalam wilayah Hirarki III.
Luas penggunaan lahan tahun 2002 hasil interpretasi data penginderaan
jauh adalah infrastruktur kota (208.3 ha), tegalan (468.5 ha), kolam ikan air tawar
(137.1 ha), pemukiman (1,238.1 ha), peternakan (26.4 ha), RTH Non-Pertanian
(1,058.0 ha), sawah (1,723.1 ha) dan sungai (45.4 ha) dengan dominasi
penggunaan lahan di Kota Sukabumi yaitu sawah (35.13 %), pemukiman (25.24
%) dan RTH Non-Pertanian (21.57%). Pada tahun 2007, terjadi pengurangan
lahan sawah, RTH Non-Pertanian, dan tegalan yang diikuti penambahan luas
penggunaan lahan pemukiman dan infrastruktur kota. Pemusatan perubahan
penggunaan lahan dari areal non terbangun yang diiringi pemusatan penambahan
luas areal terbangun terjadi pada wilayah Hirarki II dan Hirarki III. Jumlah desa

terbanyak yang menjadi pemusatan perubahan penggunaan lahan dari areal non
terbangun menjadi areal terbangun terdapat di wilayah Hirarki III.
Berdasarkan hasil analisis Hayashi Kuantifikasi Tipe II, perubahan
penggunaan lahan menjadi infrastruktur kota dan pemukiman dipengaruhi oleh
faktor aksesibilitas (jarak ke pusat pemerintahan dan jarak ke jalan arteri), tingkat
perkembangan wilayah (Hirarki I dan Hirarki II) serta faktor fisik (kemiringan
lereng 2-15 %). Selain itu, perubahan penggunaan lahan menjadi pemukiman juga
disebabkan oleh faktor aksebilitas (jarak ke jalan kolektor), tingkat perkembangan
wilayah (Hirarki III) dan faktor fisik (kemiringan lereng 0-2 %).
Lahan di Kota Sukabumi terdiri dari kelas kemampuan lahan kelas III,
kelas IV dan kelas VI. Secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan lahan di
Kota Sukabumi masih sesuai dengan kondisi kemampuan lahan. Alokasi
penggunaan lahan serta persepsi masyarakat mengenai alokasi penggunaan lahan
yang masih cocok dengan kriteria teknis kemampuan lahan adalah penggunaan
lahan pada kelas kemampuan III dikarenakan lahan kelas III memiliki pilihan
yang luas untuk pertanian maupun penggunaan lain. Kelas kemampuan IV dan
kelas kemampuan VI memiliki faktor pembatas kemiringan lereng > 15% yang
menjadi penghambat dalam penggunaan lahan pertanian secara umum serta
bangunan (infrastruktur kota dan pemukiman). Penggunaan lahan yang cocok
baik berdasarkan penggunaan lahan yang ada maupun berdasarkan persepsi

masyarakat dengan kriteria teknis adalah RTH Non-Pertanian karena memiliki
fungsi konservasi bagi daerah dengan kondisi kemiringan lereng > 15%.
Dari rencana pola ruang, dapat terjadi peningkatan luas lahan infrastruktur
kota dari 199.15 ha menjadi 1.320,13 ha hingga tahun 2031 yang terdiri dari
penggunaan lahan industri, jalan, jalan kereta api, kesehatan, pariwisata,
pemerintahan/perkantoran, pendidikan, perdagangan dan jasa, pergudangan dan

Secapa POLRI. Sedangkan penggunaan lahan pemukiman dapat mengalami
peningkatan luas dari 1.282,48 ha menjadi 2.661,26 ha hingga tahun 2031 yang
terbagi ke dalam pemukiman, pemukiman kepadatan rendah, pemukiman
kepadatan sedang, pemukiman kepadatan tinggi dan rencana pemukiman.
Kecenderungan peningkatan luas penggunaan lahan infrastruktur kota dan
pemukiman diiringi oleh kecenderungan penurunan luas penggunaan lahan
pertanian secara umum (sawah, tegalan, perikanan air tawar dan peternakan) dan
RTH Non-Pertanian. Hingga tahun 2031, luas penggunaan lahan pertanian secara
umum dapat mengalami penurunan dari 2.321,43 ha menjadi 375.18 ha
sedangkan luas penggunaan lahan RTH Non-Pertanian dapat mengalami
penurunan dari 1.056,37 ha menjadi 485.15 ha (sekitar 10 % dari total luas
wilayah Kota Sukabumi).
Metode SWOT digunakan untuk menganalisis strategi dalam penggunaan

lahan di Kota Sukabumi. Pengambilan keputusan dilakukan dengan merujuk
kembali pada matriks internal dan eksternal yang menghasilkan posisi Pemerintah
Kota Sukabumi pada saat ini sehingga dapat diketahui kombinasi strategi yang
tepat. Posisi Pemerintah Kota Sukabumi saat ini berada pada kuadran II, sehingga
strategi yang dipilih adalah strategi diversifikasi yaitu S-T (strategi Strengths
Threats yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman). Berdasarkan
perhitungan nilai kepentingan dan ranking, maka prioritas kebijakan yang
direkomendasikan berturut-turut sebagai berikut menetapkan zonasi wilayah
dengan menetapkan kriteria penentuan dan perubahan fungsi ruang kawasan/lahan
wilayah dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang dan memanfaatkan
investasi di kawasan strategis kota dan kawasan lintas kota bekerjasama dengan
pemerintah daerah.
Kata Kunci : perkembangan wilayah, perubahan penggunaan lahan, pola
penggunaan ahan, perencanaan kota

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

ANALISIS TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH DAN
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA SUKABUMI

FITRI YULIANTY

TESIS
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
MAGISTER SAINS
pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012


Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Khursatul Munibah, M.Sc

Karya ini kupersembahkan teristimewa untuk ayahandaku
H. Abdul Halim, S.H (alm.)
yang dengan ketegarannya telah mengantarku menggapai cita-cita
Serta kepada ibundaku Hj. Sri Sumiati, suamiku Andri Setiawan,SP dan
ananda Muhammad Maulana Aquilla yang telah memberikan doa dan
dukungan selama penulis menjalani masa studi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga karya ilmiah dengan judul Analisis Tingkat
Perkembangan Wilayah dan Perubahan Penggunaan Lahan di Kota
Sukabumi dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Ir. Dwi Putro Tejo Baskoro dan La Ode Syamsul Iman, S.P., M.Si selaku
ketua dan anggota komisi pembimbing atas segala motivasi, arahan, dan
bimbingan yang diberikan mulai dari tahap awal hinga penyelesaian tesis ini

2. Dr. Khursatul Munibah, M.Sc. selaku penguji luar komisi yang telah
memberikan koreksi dan masukan bagi penyempurnaan tesis ini
3. Segenap dosen pengajar, asisten dan staf manajemen Program Studi Ilmu
Perencanaan Wilayah IPB
4. Kepala Pusbindiklatren Bappenas beserta jajarannya atas kesempatan
beasiswa yang diberikan kepada penulis
5. Walikota Sukabumi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
mengikuti program tugas belajar ini
6. Rekan-rekan PWL kelas Bappenas maupun Reguler angkatan 2010
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan baik
moril maupun materiil selama studi dan penulisan Tesis ini
Penulis menyadari adanya keterbatasan ilmu dan kemampuan, sehingga
dalam penelitian ini mungkin masih terdapat banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Besar harapan penulis akan adanya kritik dan saran untuk
penyempurnaan karya tulis ini dan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Terimakasih.

Bogor, Mei 2012

Fitri Yulianty

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat pada tanggal 3
Juli 1980 dari pasangan orang tua yaitu Bapak H. Abdul Halim, SH (alm.) dan
Ibu Hj. Sri Sumiati. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Pendidikan dasar hingga menengah penulis tempuh di Kota Sukabumi.
Tahun 1998 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Sukabumi dan kemudian
melanjutkan ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur Penelusuran Minat Dan
Kemampuan (PMDK). Penulis diterima di Program Studi Hortikultura, Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan
menyelesaikan studi pada jenjang sarjana pada Tahun 2003.
Pada Tahun 2005, penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
Dinas Pertanian Kota Sukabumi, instansi Pemerintah Kota Sukabumi. Penulis
mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah pascasarjana
pada tahun 2010 dan diterima pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah
(PWL) IPB dengan bantuan pembiayaan dari Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan
Pelatihan Perencana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Pusbindiklatren
Bappenas).

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
I.

PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah ..............................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................5

II.

TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................6
2.1. Lahan dan Penggunaan Lahan ..............................................................6
2.2. Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor-faktor yang
Menyebabkan Perubahan Penggunaan Lahan ......................................8
2.3. Evaluasi Kemampuan Lahan...............................................................11
2.4. Integrasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi .............12
2.5. Penataan Ruang ..................................................................................14

III. METODOLOGI..........................................................................................17
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ..............................................................17
3.2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................17
3.2.1. Pengumpulan Data ..................................................................18
3.2.2. Analisis Data ............................................................................19
A. Identifikasi Perkembangan Wilayah...................................22
B. Deteksi Perubahan Penggunaan Lahan ...............................23
C. Identifikasi Pemusatan Perubahan Penggunaan Lahan ......24
D. Identifikasi Pergeseran Perubahan Penggunaan Lahan ......25
E. Identifikasi Faktor-faktor Penyebab Perubahan
Penggunaan Lahan ..............................................................26
F. Identifikasi Kemampuan Lahan ..........................................29
G. Analisis Alokasi Penggunaan Lahan Menggunakan
Analytical Hierarchy Process (AHP) ..................................29
H. Analisis Strategi Kebijakan Penggunaan Lahan
Menggunakan SWOT ..........................................................31
IV.

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN ........................................34
4.1. Kondisi Fisik .......................................................................................34
4.1.1. Geografi dan Administrasi ........................................................34
4.1.2. Kondisi Iklim ............................................................................36
4.1.3. Topografi dan Kemiringan Lereng............................................37
4.1.4. Jenis Tanah ................................................................................37
4.1.4. Hidrologi ...................................................................................37

ii

Halaman

4.2. Sosial dan Budaya .............................................................................. 38
4.2.1. Demografi ................................................................................. 38
4.2.2. Pendidikan ................................................................................ 41
4.2.3. Ketenagakerjaan ....................................................................... 44
4.3. Perekonomian ..................................................................................... 45
4.4. Kondisi Penataan Ruang dan Sarana Prasarana Daerah ..................... 47
4.4.1. Kondisi Penataan Ruang ........................................................... 47
4.4.2.Sarana dan Prasarana Daerah..................................................... 49
IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 53
5.1. Perkembangan Wilayah Kota Sukabumi ............................................ 53
5.1.1. Perkembangan Wilayah Kecamatan ........................................ 53
5.1.2. Perkembangan Wilayah Kelurahan ......................................... 58
5.2. Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi................................................ 62
5.2.1. Penggunaan Lahan Tahun 2002 dan Tahun 207 ...................... 64
5.2.2. Pemusatan dan Pergeseran Perubahan Penggunaan Lahan ...... 70
5.3. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Penggunaan Lahan ..... 78
5.3.1. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Penggunaan
Lahan Sawah............................................................................ 79
5.3.2 . Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Penggunaan
Lahan Tegalan ......................................................................... 80
5.3.3. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Penggunaan
Lahan Kolam Ikan Air Tawar .................................................. 81
5.3.4. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Penggunaan
Lahan Peternakan..................................................................... 82
5.3.5. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Penggunaan
Lahan RTH Non-Pertanian ...................................................... 83
5.3.6. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Penggunaan
Lahan Pemukiman ................................................................... 84
5.4. Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi pada Berbagai Kelas
Kemampuan Lahan dan Menurut Rencana Pola Ruang 2011-2031... 87
5.5. Arahan Strategi Kebijakan Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi .... 92
5.5.1. Identifikasi Faktor-faktor Strategis ........................................... 92
A. Identifikasi Faktor Strategis Internal .................................... 92
B. Identifikasi Faktor Strategis Eksternal ................................. 93
5.5.2. Evaluasi Faktor-faktor Strategis ................................................ 93
A. Evaluasi Faktor Internal ....................................................... 93
B. Evaluasi Faktor Eksternal ..................................................... 95

VI.

SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 101
6.1. Simpulan ........................................................................................... 101
6.2. Saran ................................................................................................. 102

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 103

iii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.

Jenis dan Sumber Data yang Digunakan..............................................19

Tabel 2.

Matriks Hubungan Antara Tujuan, Data, Metode, dan Keluran
Pada Setiap Tahap Penelitian ...............................................................20

Tabel 3.

Matriks Transformasi Penggunaan Lahan ...........................................24

Tabel 4.

Format Data Dasar untuk Analisis Kuantifikasi Hayashi II
Menggunakan Pendekatan II ................................................................28

Tabel 5.

Skala Pengisian Matriks Perbandingan Berpasangan ..........................30

Tabel 6.

Matriks SWOT untuk Menentukan Strategi Kebijakan .......................32

Tabel 7.

Kecamatan dan Kelurahan dalam Wilayah Administrasi Kota
Sukabumi .............................................................................................36

Tabel 8.

Nama Sungai yang Melintas di Kota Sukabumi ..................................38

Tabel 9.

Jumlah Penduduk Kota Sukabumi Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2009 ..........................................................................................39

Tabel 10. Angka Partisipasi Sekolah Menurut Usia di Kota Sukabumi
Tahun 2009 ..........................................................................................43
Tabel 11. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Tingkat
Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kota
Sukabumi Tahun 2008-2009 ................................................................43
Tabel 12. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan
Utama dan Jenis Kelamin di Kota Sukabumi Tahun 2009 ..................44
Tabel 13. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Kota Sukabumi Tahun
2009 ......................................................................................................45
Tabel 14. Distribusi Persentase PDRB Kota Sukabumi Atas Dasar Harga
Berlaku dan Konstan Tahun 2006-2009 ..............................................46
Tabel 15. Gambaran Terminal di Kota Sukabumi Tahun 2007 .............................50
Tabel 16. Jumlah Penduduk yang Menggunakan Air Bersih di Kota
Sukabumi Tahun 2003-2007 ................................................................51
Tabel 17. Jumlah Pengguna Jaringan Listrik di Kota Sukabumi Tahun
2003-2007 ............................................................................................52
Tabel 18. Jumlah Prasarana Telekomunikasi di Kota Sukabumi Tahun
2003-2007 ............................................................................................52
Tebal 19. Tingkat Perkembangan Wilayah Kecamatan Tahun 2003 dan
Tahun 2008 ..........................................................................................54
Tabel 20. Tingkat Perkembangan Wilayah Desa Tahun 2003 dan Tahun 2008 ..59

iv

Halaman
Tabel 21. Tipe Penggunaan Lahan yang Teridentifikasi dan Deskripsi
Masing-masing Tipe Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi .............. 63
Tabel 22. Penggunaan Lahan Tahun 2002 dan Tahun 2007 di Kota Sukabumi . 64
Tabel 23. Luas Perubahan Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi Tahun
2002-2007 dalam Hektar (Ha) ............................................................. 68
Tabel 24. Nilai Proportional Shift Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi
Dalam Kurun Waktu 2002-2007 ......................................................... 71
Tabel 25. Lokasi Pemusatan dan Pergeseran Perubahan Penggunaan Lahan
Di Kota Sukabumi ............................................................................... 72
Tabel 26. Jumlah Desa Tiap Hirarki pada Masing-masing Tipe
Perubahan Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi ............................... 77
Tabel 27. Variabel-variabel yang Berpengaruh Nyata Terhadap Perubahan
Penggunaan Lahan Sawah (Axis 1 dan Axis 2) ................................. 80
Tabel 28. Variabel-variabel yang Berpengaruh Nyata Terhadap Perubahan
Penggunaan Lahan Tegalan (Axis 1 dan Axis 2) ................................ 81
Tabel 29. Variabel-variabel yang Berpengaruh Nyata Terhadap Perubahan
Penggunaan Lahan Kolam Ikan Air Tawar (Axis 1 dan Axis 2) ........ 82
Tabel 30. Variabel-variabel yang Berpengaruh Nyata Terhadap Perubahan
Penggunaan Lahan RTH Non-Pertanian (Axis 1 dan 2) ..................... 84
Tabel 31. Variabel-variabel yang Berpengaruh Nyata Terhadap Perubahan
Penggunaan Lahan Pemukiman (Axis 1) ............................................ 85
Tabel 32. Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi pada Berbagai Kelas
Kemampuan Lahan .............................................................................. 87
Tabel 33. Kecocokan Antara Penggunaan Lahan Aktual dengan Kriteria
Teknis Masing-masing Kelas Kemampuan Lahan .............................. 89
Tabel 34. Kecocokan Antara Persepsi Masyarakat Mengenai Alokasi
Penggunaan Lahan dengan Kriteria Teknis Kelas Kemampuan
Lahan ................................................................................................... 90
Tabel 35. Perkembangan Penggunaan Lahan Berdasarkan Rencana Pola
Ruang Tahun 2011-2031 ..................................................................... 91
Tabel 36. Hasil Perhitungan Evaluasi Faktor Internal ......................................... 94
Tabel 37. Hasil Perhitungan Evaluasi Faktor Eksternal ...................................... 96
Tabel 38. Alternatif Strategi Kebijakan Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi . 98
Tabel 39. Pemilihan Alternatif Strategi Kebijakan Penggunaan Lahan di
Kota Sukabumi .................................................................................... 99

v

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.

Peta Lokasi Penelitian .....................................................................17

Gambar 2.

Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian ..................................................21

Gambar 3.

Posisi Organisasi dan Strategi Yang Dapat Dipilih .........................33

Gambar 4.

Peta Administrasi Wilayah Kota Sukabumi ....................................35

Gambar 5.

Kepadatan Penduduk Kota Sukabumi Tahun 2009 .........................40

Gambar 6.

Jumlah Penduduk Usia Sekolah Menurut Kecamatan Tahun
2009 .................................................................................................41

Gambar 7.

Jumlah Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan di Kota
Sukabumi Tahun Ajaran 2009/2010 ................................................42

Gambar 8.

Kontribusi Sektor Perekonomian Terhadap PDRB Tahun 2009 .....46

Gambar 9.

Peta Sebaran Hirarki Kecamatan Kota Sukabumi ...........................57

Gambar 10. Grafik Perbandingan Hirarki Kelurahan Tahun 2003 dan
Tahun 2008 ......................................................................................60
Gambar 11. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2002 Kota Sukabumi.....................65
Gambar 12. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2007 Kota Sukabumi.....................66
Gambar 13. Pemusatan dan Pergeseran Perubahan Penggunaan Lahan
Tegalan ............................................................................................73
Gambar 14. Pemusatan dan Pergeseran Perubahan Penggunaan Lahan
Infrastruktur Kota ............................................................................74
Gambar 15. Pemusatan dan Pergeseran Perubahan Penggunaan Lahan
Sawah...............................................................................................75
Gambar 16. Pemusatan dan Pergeseran Perubahan Penggunaan Lahan
RTH Non-Pertanian .........................................................................75
Gambar 17. Pemusatan dan Pergeseran Perubahan Penggunaan Lahan
Pemukiman ......................................................................................76
Gambar 18. Pemusatan dan Pergeseran Perubahan Penggunaan Lahan
Peternakan .......................................................................................77
Gambar 19. Hasil Analisis Matriks Space ...........................................................97

vi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Peta Foto Udara Kota Sukabumi Tahun 2002 ............................. 106

Lampiran 2.

Peta Citra Quickbird Kota Sukabumi Tahun 2007...................... 107

Lampiran 3.

Klasifikasi Kemampuan Lahan dalam Tingkat Kelas ................. 108

Lampiran 4.

Jenis Data yang Dipergunakan dalam Analisis Skalogram ......... 109

Lampiran 5.

Indeks Perkembangan Kecamatan (IPK) dan Hirarki
Kecamatan Tahun 2003 ............................................................... 110

Lampiran 6.

Indeks Perkembangan Kecamatan (IPK) dan Hirarki
Kecamatan Tahun 2008 ............................................................... 112

Lampiran 7.

Indeks Perkembangan Desa (IPD) dan Hirarki Desa Tahun
2003 ............................................................................................. 114

Lampiran 8.

Indeks Perkembangan Desa (IPD) dan Hirarki Desa Tahun
2008 ............................................................................................. 118

Lampiran 9.

Peta Hirarki Wilayah Kota Sukabumi Tahun 2003 ..................... 122

Lampiran 10. Peta Hirarki Wilayah Kota Sukabumi Tahun 2008 ..................... 123
Lampiran 11. Titik Koordinat Lokasi Pengecekan Lapang Penggunaan
Lahan Tahun 2012 ....................................................................... 124
Lampiran 12. Peta Cek Lapang Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi
Tahun 2012 .................................................................................. 126
Lampiran 13. Pemusatan dan Pergeseran Perubahan Penggunaan Lahan
Di Kota Sukabumi ....................................................................... 127
Lampiran 14. Nama Desa Tiap Hirarki pada Masing-masing Tipe
Perubahan Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi ...................... 129
Lampiran 15. Skor Kategori Variabel-variabel dalam Identifikasi Faktor
Penyebab Perubahan Penggunaan Lahan Sawah ........................ 130
Lampiran 16. Skor Kategori Variabel-variabel dalam Identifikasi Faktor
Penyebab Perubahan Penggunaan Lahan Tegalan ...................... 131
Lampiran 17. Skor Kategori Variabel-variabel dalam Identifikasi Faktor
Penyebab Perubahan Penggunaan Lahan Kolam Ikan
Air Tawar .................................................................................... 132
Lampiran 18. Skor Kategori Variabel-variabel dalam Identifikasi Faktor
Penyebab Perubahan Penggunaan Lahan Peternakan ................. 133
Lampiran 19. Skor Kategori Variabel-variabel dalam Identifikasi Faktor
Penyebab Perubahan Penggunaan Lahan RTH Non-Pertanian... 134
Lampiran 20. Skor Kategori Variabel-variabel dalam Identifikasi Faktor
Penyebab Perubahan Penggunaan Lahan Pemukiman ................ 135

1

I.

1.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pola pemanfaatan ruang pada kawasan perkotaan dicirikan dengan

campuran yang rumit antara aktivitas jasa komersial dan permukiman (Rustiadi et
al., 2009). Hal ini sejalan dengan pengertian kawasan perkotaan dalam Undangundang Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penataan Ruang, dimana dalam pasal 1
disebutkan bahwa kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan
utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Sebagai sistem yang kompleks, kota
memiliki 2 (dua) karakteristik utama yaitu sifat dinamik dan pertumbuhan
(Barredo et al., 2003) sehingga perubahan termasuk perubahan penggunaan lahan
merupakan hal yang sangat wajar. Oleh karenanya, kajian perubahan penggunaan
lahan cukup penting dilakukan pada wilayah perkotaan yang memiliki kecepatan
perubahan yang cukup tinggi dimana umumnya perubahan yang terjadi adalah
lahan pertanian diakuisisi untuk memenuhi kebutuhan lahan untuk permukiman
dan industri/jasa (Trisasongko et al., 2009).
Pada dasarnya, perubahan yang terjadi dapat dipandang sebagai suatu
bentuk konsekuensi logis dari adanya pertumbuhan dan transformasi perubahan
struktur sosial ekonomi masyarakat yang sedang berkembang. Perubahan tersebut
tercermin melalui pertumbuhan aktivitas pemanfaaatan sumberdaya alam akibat
meningkatnya permintaan kebutuhan terhadap penggunaan lahan sebagai dampak
peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan per kapita serta adanya pergeseran
kontribusi sektor-sektor pembangunan dari sektor-sektor primer (khususnya
sektor pertanian dan pengolahan sumber daya alam) ke aktivitas sektor sekunder
(manufaktur) dan tersier (jasa).
Menurut Rustiadi et al. (2009), perubahan penggunaan lahan pertanian
menjadi lahan pemukiman atau lahan industri/jasa terkait pula dengan nilai sewa
ekonomi tanah (land rent) dimana fenomena perubahan penggunaan lahan juga
merupakan konsekuensi logis dari perkembangan potensial land rent di suatu
lokasi yang mengarah pada penggunaan lahan dengan land rent tertinggi. Adapun

2

perbandingan nilai land rent untuk penggunaan pertanian adalah 1 : 500 terhadap
penggunaan lahan untuk sektor industri, 1 : 622 terhadap penggunaan lahan untuk
perumahan, dan 1 : 14 terhadap penggunaan lahan untuk pariwisata sehingga
konversi lahan pertanian ke bentuk lain tidak dapat dihindarkan (Rustiadi dan
Wafda, 2007).
Wilayah administrasi Kota Sukabumi mengalami pemekaran wilayah dari
5 (lima) kecamatan dan 33 (tiga puluh tiga) kelurahan (tahun 1995) menjadi 7
(tujuh) kecamatan dan 33 (tiga puluh tiga) kelurahan berdasarkan Perda No. 15
Tahun 2000. Kecamatan hasil pemekaran tersebut diistilahkan dengan kota baru
sementara kecamatan yang sudah ada (existing) diistilahkan dengan Kota Lama.
Sebagai daerah yang mengalami pemekaran, terdapat tingkat perkembangan
wilayah yang berbeda dimana hal ini mendorong pengembangan wilayah Kota
Baru sehingga perkembangan Kota Sukabumi dapat lebih merata. Dasar
pengembangan wilayah Kota Baru yang terletak di selatan Kota Sukabumi adalah
Urban Development sedangkan dasar pengembangan wilayah Kota Lama yang
terletak di utara Kota Sukabumi adalah Urban Renewal.
Pemekaran wilayah menjadikan Kota Sukabumi memiliki karakteristik
wilayah perkotaan yang dinamis yaitu jumlah penduduk dan perkembangan
ekonomi. Jumlah penduduk Kota Sukabumi tahun 2009 adalah 282.228 jiwa
dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar 2,69% per tahun sedangkan
rata-rata laju pertumbuhan perekonomian Kota Sukabumi adalah sebesar 6,20%
per tahun. Terdapat beberapa sektor perekonomian yang memiliki laju
pertumbuhan diatas laju pertumbuhan ekonomi kota yaitu sektor industri
pengolahan (9,67% per tahun), sektor listrik, gas, dan air bersih (8,76% per
tahun), sektor bangunan (7,52% per tahun), dan sektor pengangkutan dan
komunikasi (8,35% per tahun) (Draft RTRW Kota Sukabumi 2011-2031).
Secara umum, bentang alam Kota Sukabumi didominasi oleh daerah yang
relatif datar atau sedikit bergelombang dan pemanfaatan lahan didominasi oleh
lahan non terbangun dimana lahan sawah/pertanian lahan basah menempati urutan
pertama pemanfaatan lahan non terbangun yaitu sekitar 34,49% dari total luas
wilayah. Berdasarkan Statistik Pertanian Kota Sukabumi Tahun 1996-2007,
terdapat pengurangan luas baku lahan sawah yaitu dari 2316,53 ha (Tahun 1996)

3

menjadi 1858,86 ha (Tahun 2007) dengan laju pengurangan kurang lebih 42 ha
per tahun. Lahan sawah tersebut mayoritas dialihfungsikan menjadi lahan
permukiman.
Dalam konstelasi regional, untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan
pembangunan dan merealisasikan tata ruang yang merupakan salah satu
kebijakan, pengembangan wilayah Provinsi Jawa Barat dilakukan melalui
pembagian 6 Wilayah Pengembangan (WP). Kota Sukabumi termasuk dalam WP
Sukabumi dan sekitarnya, bersama dengan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten
Cianjur yang ditetapkan untuk mendorong perkembangan koridor Sukabumi –
Cianjur dan PKN Pelabuhanratu, serta membatasi perkembangan di bagian
Selatan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur. Adapun sektor unggulan
yang diarahkan di WP Sukabumi dan sekitarnya meliputi pertanian, perkebunan,
perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan dan bisnis kelautan, serta
pertambangan mineral. Selain itu, dalam kebijakan struktur tata ruang Provinsi
Jawa Barat, Kota Sukabumi bersama Pelabuhanratu, Cikampek-CikopoIndramayu, Kadipaten, Tasikmalaya dan Pangandaran diarahkan sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW) dengan peran menjadi pusat koleksi dan distribusi skala
nasional (Draft RTRW Kota Sukabumi Tahun 2011-2031).
Untuk menunjang rencana pengembangan WP Sukabumi, terdapat rencana
pengembangan infrastruktur wilayah di WP Sukabumi dan sekitarnya.
Pengembangan

infrastruktur

wilayah

di

Kota

Sukabumi

terdiri

atas

pengembangan infrastruktur jalan, pengembangan infrastruktur perhubungan,
pengembangan infrastruktur sumberdaya air, pengembangan infrastruktur energi
pengembangan energi mandiri serta pengembangan pengembangan infrastruktur
permukiman yang dapat meningkatkan permintaan terhadap lahan sehingga
memicu perubahan penggunaan lahan. Hal tersebut menunjukkan sumberdaya
lahan menjadi semakin penting seiring bertambahnya jumlah penduduk dengan
laju yang tinggi serta akibat berkembangnya suatu wilayah yang membawa
konsekuensi tekanan terhadap permintaan lahan untuk berbagai keperluan seperti
untuk pemukiman/perumahan, pertambangan maupun untuk lokasi kegiatan
perdagangan/bisnis dan industri serta keperluan pembangunan infrastruktur
(Rustiadi et al., 2009).

4

1.2.

Perumusan Masalah
Pemekaran wilayah yang terjadi di Kota Sukabumi pada tahun 2000 telah

menyebabkan adanya tingkat perkembangan wilayah yang berbeda antara wilayah
eksisting (diistilahkan dengan Kota Lama) dan wilayah hasil pemekaran
(diistilahkan dengan Kota Baru) dimana pembangunan fisik kota dilaksanakan
secara terkonsentrasi di wilayah Kota Lama sehingga pemanfaatan ruang di Kota
Sukabumi menjadi tidak optimal (RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2008-2013).
Agar tercipta keberimbangan antar wilayah Kota Lama dan Kota Baru,
Pemerintah Kota Sukabumi melakukan berbagai upaya yaitu dengan menciptakan
pusat kegiatan baru berskala regional di wilayah Kota Baru yang akan
menyebabkan perubahan pada sumberdaya fisik wilayah (lahan), struktur
ekonomi, dan penduduk. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Muiz (2008)
bahwa pemekaran wilayah dapat meningkatkan perkembangan ekonomi maupun
perubahan penggunaan lahan.
Sejalan dengan perkembangan wilayah Kota Sukabumi serta peran Kota
Sukabumi sebagai salah satu pusat koleksi dan distribusi Wilayah Sukabumi dan
Sekitarnya telah mendorong dibangunnya berbagai infrastruktur pendukung.
Pemekaran wilayah, pertumbuhan penduduk dan ekonomi serta kebijakan dalam
pengembangan wilayah Kota Sukabumi dalam konstelasi regional Propinsi Jawa
Barat disamping adanya sifat kelangkaan pada sumberdaya lahan serta nilai sewa
ekonomi lahan (land rent) pada sumberdaya lahan itu sendiri telah menimbulkan
tekanan terhadap lahan dan meningkatkan laju perubahan penggunaan lahan.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sebagai salah satu instrumen yang
mengatur dan mengorganisasikan perencanaan pola dan struktur ruang yang juga
merupakan instrumen yang mengarahkan dan mengendalikan pemanfaatan ruang
wilayah kota diharapkan dapat mengendalikan laju perubahan penggunaan lahan
sehingga perubahan penggunaan lahan yang terjadi tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan.

5

Berdasarkan uraian tersebut, maka terdapat empat pertanyaan penelitian
dalam tesis ini yaitu :
1. Bagaimana tingkat perkembangan wilayah dan penggunaan lahan di Kota
Sukabumi?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di
Kota Sukabumi?
3. Bagaimana penggunaan lahan di Kota Sukabumi apabila dibandingkan dengan
kemampuan lahan dan arahan penggunaan lahan dalam RTRW?
4. Bagaimana strategi arahan kebijakan penggunaan lahan di Kota Sukabumi?

1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :

1. Menganalisis tingkat perkembangan wilayah dan penggunaan lahan di Kota
Sukabumi,
2. Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan perubahan penggunaan lahan
di Kota Sukabumi,
3. Mengkaji penggunaan lahan di Kota Sukabumi dibandingkan dengan
kemampuan lahan dan arahan penggunaan lahan dalam RTRW,
4. Memberikan rekomendasi strategi arahan kebijakan penggunaan lahan di Kota
Sukabumi.

1.4.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian mengenai tingkat perkembangan wilayah dan perubahan

penggunaan lahan di Kota Sukabumi diharapkan dapat menjadi masukan dalam
penataan dan penyusunan kebijakan penggunaan lahan bagi pemerintah daerah.

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Lahan dan Penggunaan Lahan
Konsep lahan memiliki arti yang berbeda untuk setiap orang, tergantung

pada pandangan dan ketertarikan mereka pada suatu waktu. Konsep lahan yang
paling banyak diterima adalah bagian padat dari permukaan bumi, dan secara
lebih luas lagi konsep lahan meliputi semua permukaan bumi termasuk air dan es
sebagaimana tanah yang terdapat pada permukaan bumi (Barlowe, 1986). Lebih
lanjut Hardjowigeno dan Widiatmaka (2007) menyatakan bahwa lahan adalah
suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi, dan vegetasi,
dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya. Termasuk
didalamnya adalah akibat-akibat kegiatan manusia, baik pada masa lalu maupun
sekarang, seperti reklamasi daerah-daerah pantai, penebangan hutan, dan akibatakibat yang merugikan seperti erosi dan akumulasi garam. Faktor-faktor sosial
dan ekonomi secara murni tidak termasuk dalam konsep lahan ini. Terdapat 2
(dua) jenis penggunaan lahan yaitu pengunaan lahan secara umum (major kind of
land use) dan penggunaan lahan secara terperinci (tipe penggunaan lahan atau
land utilization type). Penggunaan lahan secara umum adalah penggolongan
penggunaan lahan secara umum seperti pertanian tadah hujan, pertanian beririgasi,
kehutanan atau daerah rekreasi. Penggunaan lahan secara terperinci adalah tipe
penggunaan lahan yang dirinci sesuai dengan syarat-syarat teknis untuk suatu
daerah dengan keadaan fisik dan sosial ekonomi tertentu.
Pengetahuan tentang penggunaan lahan dan penutupan lahan penting
untuk berbagai kegiatan perencanaan dan pengelolaan yang berhubungan dengan
permukaan bumi. Istilah penutupan lahan berkaitan dengan jenis penampakan
yang ada di permukaan bumi sedangkan istilah penggunaan lahan berkaitan
dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu. Dengan demikian,
pengetahuan tentang penggunaan lahan dan penutupan lahan menjadi hal yang
penting untuk perencanaan lahan dan kegiatan pengelolaan tanah (Lillesand dan
Kiefer, 1990).
Penggunaan lahan (land use) dari suatu lokasi dipengaruhi dari land rent
tertinggi dari lokasi tersebut. Konsep land rent dilahirkan oleh Von Thunen

7

dimana land rent merupakan sewa ekonomi tanah yang ditentukan oleh biaya
angkut produk. Dalam mekanisme pasar, kegiatan yang mempunyai nilai land
rent yang lebih tinggi menggeser kegiatan dengan nilai land rent yang lebih
rendah dikarenakan land rent yang lebih tinggi mempunyai posisi tawar lebih
tinggi pula sehingga terbentuk land rent gradient. Dalam penggunaan lahan, land
rent gradient akan mempengaruhi dinamika penggunaannya. Aktivitas industri
mempunyai nilai land rent paling besar disusul perdagangan, pemukiman,
pertanian internal, pertanian eksternal dan kehutanan (Rustiadi et al., 2009).
Konsep lain yang terkait dengan konsep land rent adalah konsep kapasitas
penggunaan lahan (land use-capacity) yang mengukur potensi produktif setiap
unit lahan yang digunakan untuk penggunaan tertentu pada waktu tertentu dengan
kondisi teknologi dan produksi tertentu. Land use-capacity meliputi kemampuan
relatif pada unit sumberdaya lahan tertentu untuk memproduksi surplus hasil dan
atau tingkat kepuasan di atas biaya dari penggunaan lahan yang memiliki 2 (dua)
komponen utama yaitu aksesibilitas dan kualitas sumberdaya. Aksesibilitas
meliputi kenyamanan, waktu, dan penghematan biaya transportasi terkait dengan
lokasi spesifik yang berkaitan dengan pasar, fasilitas pengiriman, dan sumberdaya
lainnya, dengan kata lain terkait dengan optimasi biaya transportasi dan
komunikasi serta pertimbangan jarak dan waktu. Kualitas sumberdaya meliputi
kemampuan relatif lahan untuk menghasilkan produk yang diinginkan,
keuntungan atau kepuasan dapat berupa kesuburan alami atau kemampuan untuk
merespon input pupuk, iklim dan unsur estetika.
Konsep Land use-capacity digunakan dalam ekonomi lahan untuk
membedakan kemampuan komparatif dari setiap unit sumberdaya lahan untuk
menyediakan keuntungan bersih dan kepuasan lain. Secara keseluruhan, konsep
ini meliputi semua faktor yang mempengaruhi kemampuan sumberdaya lahan
untuk memproduksi keuntungan bersih apabila dibandingkan dengan unit lahan
yang lain. Kerusakan kota atau habisnya sebuah tambang dapat menurunkan land
use-capacity sedangkan program pembangunan dapat meningkatkan land usecapacity. Mengubah peluang dan pergeseran ke penggunaan yang baru seperti
perubahan dari lahan pertanian ke permukiman memiliki dampak terhadap
kapasitas penggunaan relatif dari tanah milik perorangan. Suatu sumberdaya lahan

8

dapat digunakan untuk beragam penggunaan dimana alokasi penggunaannya
didasarkan pada konsep highest and best use yang terdiri dari economic highest
and best use serta social highest and best use sehingga dapat memberikan hasil
yang optimum kepada pengguna atau masyarakat. Economic highest and best use
terkait dengan beragam penggunaan dalam dunia komersial sedangkan social
highest and best use terkait dengan beragam aspirasi, tujuan, dan penilaian dari
individu atau kelompok berbeda (Barlowe, 1986).

2.2.

Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor-faktor yang Menyebabkan
Perubahan Penggunaan Lahan
Salah satu sifat intrinsik yang melekat pada sumberdaya lahan yaitu

struktur kelangkaannya yang terdiri dari dua bentuk yaitu kelangkaan mutlak dan
kelangkaan relatif. Kelangkaan mutlak disebabkan sifat persediaan lahan yang
tetap sedangkan kelangkaan relatif disebabkan adanya distribusi lahan yang tidak
merata. Sifat persediaan lahan yang tetap (fixed) itulah yang dapat menimbulkan
persaingan dalam penggunaannya (Rustiadi dan Wafda, 2007). Selain itu,
Budiyanto

(2011)

menyatakan

bahwa

fenomena

dikorbankannya

suatu

pemanfaatan lahan untuk pemanfaatan lainnya ditimbulkan oleh sifat lahan yang
dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan dimana pola pemanfaatannya dapat
berubah sejalan dengan perkembangan kebutuhan dan kebudayaan manusia.
Proses alih fungsi lahan pada dasarnya suatu bentuk konsekuensi logis dari
adanya pertumbuhan dan transformasi perubahan struktur sosial ekonomi
masyarakat yang sedang berkembang, yang tercermin dari (1) pertumbuhan
aktivitas pemanfaaatan sumberdaya alam akibat meningkatnya permintaan
kebutuhan terhadap penggunaan lahan sebagai dampak peningkatan jumlah
penduduk dan kebutuhan per kapita dan (2) adanya pergeseran kontribusi sektorsektor pembangunan dari sektor-sektor primer (khususnya sektor pertanian dan
pengolahan sumber daya alam) ke aktivitas sektor sekunder (manufaktur) dan
tersier (jasa) (Rustiadi dan Wafda, 2007). Perubahan penggunaan lahan juga dapat
diakibatkan oleh perubahan kualitas sumberdaya lahan, perubahan teknologi dan
perubahan dari permintaan lahan (Barlowe, 1986).
Alih fungsi lahan juga merupakan bentuk dan konsekuensi logis dari
perkembangan potensial land rent di suatu lokasi yang mengarah pada

9

penggunaan lahan dengan land rent tertinggi. Namun konversi atau pergeseran
penggunaan lahan berlangsung searah dan bersifat tidak dapat balik (irreversible).
Sebagai contoh lahan sawah yang sudah terkonversi menjadi pemukiman hampir
tidak mungkin kembali menjadi sawah kembali (Rustiadi et al., 2009).
Selanjutnya Rustiadi dan Wafda (2007) menyatakan bahwa nilai land rent untuk
penggunaan pertanian adalah 1 : 500 terhadap penggunaan lahan untuk sektor
industri, 1 : 622 terhadap penggunaan lahan untuk perumahan, dan 1 : 14 terhadap
penggunaan lahan untuk pariwisata sehingga konversi lahan pertanian ke bentuk
lain tidak dapat dihindarkan.
Kota merupakan sistem kompleks yang dibentuk oleh manusia yang
dicirikan 2 (dua) karakteristik utama yaitu sifat din