Pemetaan, Identifikasi Dan Transplantasi Famili Lobariaceae Di Upt Balai Konservasi Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat

PEMETAAN, IDENTIFIKASI DAN TRANSPLANTASI FAMILI
LOBARIACEAE DI UPT BALAI KONSERVASI KEBUN RAYA
CIBODAS, JAWA BARAT

LILIS SUPRATMAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul pemetaan, identifikasi
dan transplantasi Famili Lobariaceae di UPT Balai Konservasi Kebun Raya
Cibodas, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, November 2016

Lilis Supratman
G351120381

RINGKASAN
LILIS SUPRATMAN. Pemetaan, Identifikasi dan Transplantasi Famili
Lobariaceae Di UPT Balai Konservasi Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat.
Dibimbing oleh LISDAR IDWAN SUDIRMAN dan OKKY SETYAWATI
DHARMAPUTRA.
Di Indonesia penelitian tentang inventarisasi liken sangat terbatas.
Beberapa famili liken banyak yang memasuki tingkat kritis seperti Lobariaceae.
Penelitian dilakukan dari bulan Juni 2013 sampai dengan Juni 2014 dengan tujuan
untuk :1) mendata dan mengkoleksi famili Lobariaceae sebagai liken langka, 2)
menganalisis data populasi famili Lobariaceae,
3) menginformasikan
pertumbuhan dan perkembangan transplantasi famili Lobariaceae. Pemetaan liken
menggunakan metode jelajah. Liken diperoleh dari seluruh luas batang pohon

dengan ketinggian 0-2 m, kemudian setiap talus dibuat herbarium untuk koleksi.
Identifikasi koleksi liken dari hasil pemetaan dilakukan sampai tahap spesies.
Kunci identifikasi menggunakan Ren et al. (2012) dan Galloway et al.(2001).
Parameter pengamatan identifikasi terdiri dari pengamatan makroskopik,
mikroskopik dan uji reaksi kimia. Pengamatan makroskopik yaitu morfologi talus
yang meliputi warna talus, struktur permukaan talus, struktur vegetatif, dan organ
reproduksi. Pengamatan secara mikroskopik yaitu mengamati struktur internal
talus dan warna medula. Uji reaksi kimia pada medula yaitu dengan indikator
terjadinya perubahan warna. Analisis data terdiri dari penentuan luas permukaan
batang pohon, penentuan jumlah dan tutupan talus, dan frekuensi. Luas tutupan
talus diperoleh dengan menggambar talus pada selembar plastik transparan.
Gambar talus lalu digunting, dan ditimbang menggunakan timbangan analitik, lalu
dikonversi untuk memperoleh luas tutupan talus. Transplantasi dilakukan dengan
menggunakan talus (1 cm x 1 cm). Transplantasi diawali dengan membuat
kuadran dari benang (10 cm x 20 cm), kemudian dibagi dengan benang menjadi
10 kuadran ( 5 cm x 4 cm perkuadran). Batang pohon pada kuadran disemprot
dengan akuades. Sepuluh transplan diletakkan pada masing-masing kuadran dan
ditahan dengan menggunakan benang nilon yang kedua ujungnya dikaitkan pada
paku dan ditutup dengan paranet (15 cm x 25 cm) Perawatan dan pengukuran
transplan dilakukan setiap satu bulan sekali selama 1 tahun. Pengukuran tutupan

lobul dilakukan seperti perhitungan tutupan talus.
Pada penelitian ini diperoleh tiga genus yaitu Lobaria, Pseudocyphellaria
dan Sticta. Lobaria terdiri dari dua spesies yaitu L. pulmonaria dan L. retigera.
Pseudocyphellaria terdiri dari empat spesies yaitu Pseudocyphellaria sp., P.
aurata, P. crocata dan P. argyracea. Sticta terdiri dari tiga spesies yaitu Sticta
sp1, Sticta sp2 dan S. fillicina.
Jumlah talus total Lobaria sebanyak 16 talus yang terdiri dari talus L.
retigera dan L. pulmonaria. L. retigera ditemukan pada 3 blok yaitu blok IA, II,
dan IK pada 4 pohon dengan luas permukaan batang pohon (LPBP) total 13.8 m2 .
L. retigera terdiri dari 11 talus (68.75%) dan tutupan talus (TT) total 176.32 cm2
serta TT per 1 m2 LPBP 79.74 cm2 atau rata-rata TT per 1 m2 LPBP 19.94 cm2
dan frekuensi 0.11%. L. pulmonaria ditemukan pada 1 blok yaitu blok IIIA pada
1 pohon dengan LPBP total 1.72 m2 . L. pulmonaria terdiri dari 5 talus (31.25%)

dan TT total 202.40 cm2 serta TT per 1 m2 LPBP 117.67 cm2 dan frekuensi
0.03%.
Jumlah total talus Pseudocyphellaria sebanyak 340 yang terdiri dari
Pseudocyphellaria sp, P. aurata, P. crocata dan P. argyracea. Pseudocyphellaria
sp ditemukan pada 2 blok yaitu blok IA dan IIA pada 2 pohon dengan LPBP total
9.4 m2 . Pseudocyphellaria sp terdiri dari 61 talus (17.94%) dan TT total 920.873

cm2 serta TT per 1 m2 LPBP 201.32 cm2 atau rata-rata TT per 1 m2 LPBP 100.66
cm2 dan frekuensi 0.06%. P. aurata ditemukan pada 2 blok yaitu blok IA dan
VIC pada 2 pohon dengan LPBP total 3.4 m2 . P. aurata terdiri dari 91 talus
(26.76%) dan TT total 812.672 cm2 serta TT per 1 m2 LPBP 372.58 cm2 atau ratarata TT per 1 m2 LPBP 186.29 cm2 dan frekuensi 0.06%. P. crocata ditemukan
pada 6 blok yaitu blok IA, IK, IVD, IVE, VIB dan VIC pada 6 pohon dengan
LPBP total 26.22 m2 . P. crocata terdiri dari 178 talus (52.36%) dan TT total 2
211.266 cm2 serta TT per 1 m2 LPBP 484.65 cm2 atau rata-rata TT per 1 m2 LPBP
80.77 cm2 dan frekuensi 0.18%. P. argyracea ditemukan pada 2 blok yaitu blok
IK dan IID pada 3 pohon dengan LPBP total 3.84 m2 . P. argyracea terdiri dari 10
talus (2.95%) dan TT total 363.992 cm2 serta TT per 1 m2 LPBP 407.54 cm2 atau
rata-rata TT per 1 m2 LPBP 135.87 cm2 dan frekuensi 0.08%.
Jumlah talus total Sticta sebanyak 64 yang terdiri dari Sticta sp1, Sticta
sp2 dan S. fillicina. Sticta sp1 ditemukan pada 2 blok yaitu IA dan IK pada 3
pohon dengan LPBP total 7.56 m2 . Sticta sp1 terdiri dari 32 talus (50.01%) dan
TT total 517.353 cm2 serta TT per 1 m2 LPBP 300.119 cm2 atau rata-rata TT per
1 m2 LPBP 100.0040 cm2 dan frekuensi 0.081%. Sticta sp2 ditemukan pada 3
blok yaitu IA, IF dan IK pada 4 pohon dengan LPBP total 12.6 m2 . Sticta sp2
terdiri dari 31 talus (48.44%) dan TT total 1 144.319 cm2 serta TT per 1 m2 LPBP
807.2942 cm2 atau rata-rata TT per 1 m2 LPBP 201.8235 cm2 dan frekuensi
0.108% . S. fillicina ditemukan pada 1 blok yaitu IK pada 1 pohon dengan LPBP

total 1.68 m2 . S. fillicina terdiri dari 1 talus (1.55%) dan TT total 471.7990 cm2
serta TT per 1 m2 LPBP 280.8327 cm2 dan frekuensi 0.027%.
Sebanyak 11 transplan (55%) berhasil tumbuh terdiri dari 4 transplan
(20%) untuk L. retigera dan 7 transplan (35%) untuk L. Pulmonaria.
Pertumbuhan transplan meningkat dari bulan Januari sampai dengan Juni 2014.
Peningkatan luas tutupan lobule yang diamati pada L. pulmonaria sebesar
445.89% (0.0852 cm2 menjadi 0.4651 cm2 ) selama 12 bulan, tetapi pada L.
retigera hanya sebesar 33.93% ( 0.3658 cm2 menjadi 0.4899 cm2 ). Peningkatan
luas tutupan talus yang diamati pada L. pulmonaria sebesar 104.03% (1 cm2
menjadi 2.0403 cm2 ) selama 12 bulan, tetapi pada L. retigera hanya sebesar
0.81% (1 cm2 menjadi 1.0081 cm2 ). Pertumbuhan transplan L. pulmonaria
mengalami peningkatan yang sangat pesat pada bulan ke-35 dengan rata-rata
tutupan talus 1.388 cm2 . Transplan Sticta dan Pseudocyphellaria
tidak
memperlihatkan pertumbuhan dalam segi pertambahan tutupan talus.
Perkembangan yang terjadi yaitu transplan mampu menempel dengan baik pada
substrat. Hal ini diduga butuh waktu lebih lama agar talus Sticta dan
Pseudocyphellaria dapat melakukan adaptasi dengan baik terhadap substrat agar
dapat tumbuh dan berkembang. Perkembangan transplan pada P. crocata pada
bulan kesepuluh muncul apotesium.

Kata kunci : Kebun Raya Cibodas, Identifikasi, Lobariaceae, transplantasi

SUMMARY
LILIS SUPRATMAN. Mapping, Identification, and Transplantation of Family
Lobariaceae in Cibodas Botanical Garden Conservation Center, West Java.
Supervised by LISDAR IDWAN SUDIRMAN and OKKY SETYAWATI
DHARMAPUTRA.
Studies on lichen inventory in Indonesia are still scarce. Lobariaceae is
one of the critically endangered lichens. The present study was carried out in June
2013 to June 2014 with aims to 1) keep record and collect family Lobariaceae as
rare lichens, 2) analyze population data of family Lobariaceae, and 3) share
information on the growth and development of family Lobariaceae
transplantation. Lichens were mapped using cruise method and the thalli of which
were obtained from tree trunks of 0-2 m in height before being made into
herbarium for collection purpose. The lichens were identified up to species
following identification key from Ren et al. (2012) and Galloway (2001).
Parameters for identification consisted of macroscopic and microscopic
observations as well as chemical reaction tests. Macroscopic observation,
meaning thallus morphology observation, covered thallus color, thallus surface
structure, vegetative structure, and reproduction organs; while microscopic

observation covered thallus internal structure and medulla color. In addition, color
change indicator was used for chemical reaction test on medulla. Data analyses
comprised determination of tree trunk surface area, thallus number and coverage,
and frequency. Lichen covers were obtained by drawing the whole thalli on a
piece of transparent plastic sheet. The drawing was then cut and weighed using
analytic scale prior to conversion to obtain the data of thallus coverage.
Transplantation was carried out using thallus (1x1 cm) and the process was begun
by making quadrant using yarn (10x20 cm) and each was divided into 10
quadrants (5x4 cm per quadrant). The quadrants on the trunk were first sprayed
with distilled water before transplant was placed in each quadrant, was held using
nylon with both ends attached to nails, and covered by paranet (15x25 cm).
Transplant treatment and measurement was carried out every month for a year.
Lobule coverage also measured following the same method.
This study obtained three genera, i.e. Lobaria, Pseudocyphellaria, and
Sticta. Genus Lobaria comprised two species, namely L. pulmonaria and L.
retigera; Genus Pseudocyphellaria
comprised four species, namely
Pseudocyphellaria sp, P. aurata, P. crocata, and P. argyracea; while Sticta
comprised three species, namely Sticta sp1, Sticta sp2, and S. fillicina.
The total number of Lobaria thallus was 16 and consisted of L. retigera

and L. pulmonaria. L. retigera were found in 3 blocks, namely IA, II and IK on 4
trees with total surface area of tree trunk (SATT) 13.8 m2 . L. retigera had 11
thallus (68.75%) and total thallus coverage (TC) 176.32 cm2 with TC per 1 m2
SATT 79.74 cm2 or average TC per 1 m2 SATT 19.94 cm2 and 0.11% frequency.
L. pulmonaria was found in 1 block, namely IIIA on 1 trees with total SATT 1.72
m2 . L. pulmonaria had 5 thallus (31.25%) and total TC 202.40 cm2 with TC per 1
m2 SATT 117.67 cm2 and 0.03% frequency.
The total number of Pseudocyphellaria thallus was 340 and consisted of
Pseudocyphellaria sp, P. aurata, P. crocata dan P. argyracea. Thallus of

Pseudocyphellaria sp were found in 2 blocks, namely IA and IIA on 2 trees with
total SATT 9.4 m2 . Pseudocyphellaria sp had 61 thallus (17.94%) and total TC
920.873 cm2 with TC per 1 m2 SATT 201.32 cm2 or average TC per 1 m2 SATT
100.66 cm2 and 0.06% frequency. P. aurata were found in 2 blocks, namely IA
and VIC on 2 trees with total SATT 3.4 m2 . P. aurata had 91 thallus (26.76%) and
total TC 812.672 cm2 with TC per 1 m2 SATT 372.58 cm2 or average TC per 1
m2 SATT 186.29 cm2 and 0.06% frequency. P. crocata were found in 6 blocks,
namely IA, IK, IVD, IVE, VIB and VIC on 6 trees with total SATT 26.22 m2 . P.
crocata had 178 thallus (52.36%) and total TC 2 211.266 cm2 with TC per per 1
m2 SATT 484.65 cm2 or average TC per 1 m2 SATT 80.77 cm2 and 0.18%

frequency. P. argyracea were found in 2 blocks, namely IK and IID on 3 trees
with total SATT 3.84 m2 . P. argyracea had 10 thallus (2.95%) and total TC
363.992 cm2 with TC per 1 m2 SATT 407.54 cm2 or average TC per 1 m2 SATT
135.87 cm2 and 0.08% frequency.
The total number of Sticta thallus was 64 and consisted of Sticta sp1,
Sticta sp2 dan S. fillicina. Sticta sp1 were found in 2 blocks, namely IA and IK on
3 trees with total SATT 7.56 m2 . Sticta sp1 had 32 thallus (50.01%) and total TC
517.353 cm2 with TC per per 1 m2 SATT 300.119 cm2 or average TC per 1 m2
SATT 100.0040 cm2 and 0.081% frequency. Sticta sp2 were found in 3 blocks,
namely IA, IF and IK on 4 trees with total SATT 12.6 m2 . Sticta sp2 had 31
thallus (48.44%) and total TC per trees 1 144.319 cm2 with TC per 1 m2 SATT
807.2942 cm2 or average TC per 1 m2 SATT 201.8235 cm2 and 0.108%
frequency. S. fillicina was found in 1 block, namely IK on 1 trees with total SATT
1.68 m2 . S. fillicina had 1 thallus (1.55%) and total TC 471.7990 cm2 with TC per
1 m2 SATT 280.8327 cm2 and 0.027% frequency.
A total of 11 transplants (55%) consisted of 4 transplants (20%) for L.
retigera and 7 (35%) for L. pulmonaria could grow. The transplants growth
increased from January to June 2014. For 12 months, the increasing of lobule
coverage of L. pulmonaria was 445.89% (from 0.0852 to 0.4651 cm2 ); while L.
retigera was only 33.93% (from 0.3658 to 0.4899 cm2 ). In addition, for 12 months

the increasing of thallus coverage of L. pulmonaria was 104.03% (from 1 to
2.0403 cm2 ); while L. retigera was only 0.81% (from 1 to 1.0081 cm2 ). The
growth of L. pulmonaria transplant immensely increased at 35th month with
average thallus coverage of 1.388 cm2 . In contrary, Sticta and Pseudocyphellaria
transplants showed no increasing of thallus coverage but only attached on the
substrate. It requires more time for thallus of Sticta and Pseudocyphellaria to be
well-growth and well-development to substrate. In addition, P. crocata transplant
showed apothecium at 10th month.
Keywords:
Cibodas
Botanical
Garden,
Identification,
Lobariaceae,
transplantation

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan

pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan
kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan
kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PEMETAAN, IDENTIFIKASI DAN TRANSPLANTASI FAMILI
LOBARIACEAE DI UPT BALAI KONSERVASI KEBUN RAYA
CIBODAS, JAWA BARAT

LILIS SUPRATMAN

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Mikrobiologi

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Ibnul Qayim

Judul Tesis
Nama
NIM

: Pemetaan, Identfikasi dan Transplantasi Famili Lobariaceae di
UPT Balai Konsrvasi Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat
: Lilis Supratman
: G351120381

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Prof Dr Lisdar I Sudirman
Ketua

Prof Dr Okky Setyawati Dharmaputra
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Mikrobiologi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof Dr Anja Meryandini

Dr Ir Dahrul Syah, MscAgr

Tanggal Ujian : 1 September 2016

Tanggal Lulus :

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penelitian dan tesis ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan
Juni 2014 ini ialah mikrobiologi lingkungan, dengan judul Pemetaan, Identifikasi
dan Transplantasi Famili Lobariaceae di UPT Balai Konservasi Kebun Raya
Cibodas, Jawa Barat.
Terima kasih dan penghargaan penulis ucapkan kepada Ibu Prof Dr Lisdar
I Sudirman selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Prof Okky Setyawati
Dharmaputra selaku anggota komisi pembimbing yang telah mendidik dan
membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Sekolah Pascasarjana IPB
hingga tahap penelitian tesis dan publikasi. Penulis juga menyampaikan terima
kasih kepada dosen penguji, Bapak Dr Ir Ibnul Qayim, atas waktu dan perhatian
yang telah diberikan pada tesis ini. Di samping itu, penulis juga menyampaikan
terima kasih kepada pihak UPT Balai Konservasi Kebun Raya Cibodas atas
keleluasaan yang diberikan selama melakukan pemetaan dan transplantasi.
Ucapan terimakasih juga dituturkan atas bantuan konsultasi dan konfirmasi
identifikasi spesimen yang diberikan oleh Jae-Seoun Hur (Sunchon National
University, Korea) juga sangat membantu penelitian ini.
Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan
kepada ayahanda Cecep Supratman (alm.), ibunda Uun, suami Syaipul Arif,
ananda Vika Nayla Aulia dan Carlynda Zaura Dzakira dan , serta seluruh keluarga
besar atas perhatian, fasilitas, doa dan kasih sayangnya selama penulis menempuh
perjalanan panjang dalam menyelesaikan tesis ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor,

November 2016

Lilis Supratman

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL.................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... vii
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
Latar Belakang.............................................................................................. 1
Perumusan Masalah...................................................................................... 2
Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2
Manfaat Penelitian ........................................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
Karakteristik Morfologi dan Anatomi Lobariaceae ..................................... 3
Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Pertumbuhan Liken ........................ 5
Uji Reaksi Kimia pada Lobariaceae ............................................................. 6
Transplantasi Liken ...................................................................................... 6
METODE PENELITIAN....................................................................................... 8
Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................... 8
Bahan dan Alat Penelitian............................................................................. 8
Pemetaan Liken ............................................................................................ 8
Identifikasi Liken.......................................................................................... 8
Analisis Data ................................................................................................ 8
Transplantasi ................................................................................................. 9
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................. 10
Lobaria......................................................................................................... 10
Pseudocyphellaria ........................................................................................ 16
Sticta ............................................................................................................ 24
Transplantasi ................................................................................................. 32
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 40
LAMPIRAN ......................................................................................................... 43

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5
6
7
8

Reaksi kimia pada medula Lobariaceae
Studi kajian transplantasi liken
Jumlah talus dan tutupan talus Lobaria
Frekuensi Lobaria dari 3 724 pohon
Jumlah talus dan tutupan talus Pseudocyphellaria
Frekuensi Pseudocyphellaria dari 3 724 pohon
Jumlah talus dan tutupan talus Sticta
Frekuensi Sticta dari 3 724 pohon

6
7
14
14
22
23
30
30

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Irisan melintang talus foliose
4
Empat macam talus liken
4
Morfologi talus Lobaria retigera dan L. pulmonaria
10
Lokasi Lobaria retigera dan L. pulmonaria di blok IA, II, IK dan IIIA
11
Talus L. retigera
12
Irisan melintang talus Lobaria retigera
12
Talus L. pulmonaria
13
Irisan melintang talus L. pulmonaria
13
Rata-rata jumlah talus per 1 m2 LPBP dan rata-rata tutupan talus per 1 m2
LPBP pada Lobaria
15
Batang pohon yang ditumbuhi Lobaria
15
Morfologi talus Pseudocyphellaria sp, Pseudocyphellaria aurata,
P. crocata, dan P. argyracea
16
Lokasi Pseudocyphellaria sp,
Pseudocyphellaria aurata,
P.
crocata, dan P. argyracea
17
Talus Pseudocyphellaria sp
18
Irisan melintang talus Pseudocyphellaria sp
18
Talus P. aurata
19
Irisan melintang talus P. aurata
19
Talus P. crocata
20
Irisan melintang talus P. crocata
20
Talus P. argyracea
21
Irisan melintang talus P. argyracea
21
2
2
Rata-rata jumlah talus per 1 m LPBP dan rata-rata tutupan talus per 1 m
LPBP pada Pseudocyphellaria
23
Batang pohon yang ditumbuhi Pseudocyphellaria
24
Morfologi talus Sticta subtomentella, Sticta sp., dan Sticta fillicina
25
Lokasi Sticta subtomentella, Sticta sp., dan Sticta fillicina
25
Talus Sticta sp1
26
a. Irisan melintang talus Sticta sp1
26
b. Irisan melintang talus Sticta sp1
27
Talus Sticta sp2
27

28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41

Irisan melintang talus Sticta sp2
28
Talus S. fillicina
28
Irisan melintang talus S. fillicina
29
2
2
Rata-rata jumlah talus per 1 m LPBP dan rata-rata tutupan talus per 1 m
LPBP pada Sticta
31
Batang pohon yang ditumbuhi Sticta
31
Pertumbuhan talus transplan L. pulmonaria
32
Pertumbuhan talus transplan L. retigera
33
Pertumbuhan talus transplan L. pulmonaria selama 35 bulan
33
Rata-rata tutupan lobule dan rata-rata tutupan talus pada Lobaria
33
Rata-rata tutupan talus L. retigera dan L. pulmonaria selama 12 bulan
transplantasi
34
Pertumbuhan transplan P. aurata
34
Pertumbuhan transplan P. crocata
34
Pertumbuhan transplan Sticta sp2
35
Rata-rata suhu dan rata-rata relatif kelembaban di KRC pada tahun
2013-2014
36

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4
5
6
7
8

Glosarium
Jumlah pohon perblok di KRC
Tutupan talus Lobaria
Tutupan talus Pseudocyphellaria
Tutupan talus Sticta
Pertumbuhan transplan L. retigera selama 12 bulan
Pertumbuhan transplan L. pulmonaria selama 12 bulan
Data suhu dan kelembaban

43
44
45
46
53
55
56
57

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Liken merupakan simbiosis antara alga dan cendawan dan atau
sianobakteria. Cendawan pada liken sebagai penyerap air dan unsur mineral untuk
alga. Sedangkan alga pada liken memberikan keuntungan sebagai tempat
melakukan fotosintesis, kemudian hasil fotosintesis digunakan untuk tubuhnya
sendiri dan dialirkan ke cendawan (Sharnoff 2002). Liken dapat tumbuh antara
lain di pohon, bebatuan, tanah dan bangunan yang sudah lapuk. Struktur talus
liken bervariasi yang terdiri dari crustose, foliose, fruticose dan squamulose. Talus
liken tidak memiliki lapisan kutikula, mulut daun dan organ absorptif, sehingga
liken mampu bertahan hidup di bawah cekaman polutan yang terdapat di udara
dan di tanah. Tingkat efisiensi akumulasi polutan pada talus berturut-turut adalah
foliose > crustose > fruticose (Kinaliglou et al. 2010).
Di Indonesia penelitian tentang keragaman liken masih sangat terbatas.
Beberapa famili liken banyak yang memasuki tingkat kritis seperti Lobariaceae
(Pandit dan Sharma 2012). Bahkan Herbarium Bogoriense, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) tidak memiliki koleksi Lobariaceae. Genus yang
termasuk Lobariaceae meliputi Lobaria, Pseudocyphellaria, Sticta dan
Dendriscocaulon (Brodo et al. 2001). Penelitian tentang Lobariaceae diantaranya
dilakukan oleh Solehudin (2014, yang dimuat pada artikel ekowisata taman
nasional Gunung Gede Pangrango) menemukan L. pulmonaria (1 500 mdpl) dan
Pseudocyphellaria sp. (2 200 mdpl) di kawasan Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango. Sulistijono et al. (2012, yang dimuat pada Laporan kuliah kerja
lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang) menemukan L. pulmonaria di Cangar Batu, Malang.
Purvis (2000) dan Brodo et al. (2001) menyatakan bahwa Lobaria,
Pseudocyphellaria dan Sticta merupakan genus liken yang sensitif terhadap
sumber polusi. Ellis dan Coppins (2007) menyatakan hal serupa bahwa Lobaria
sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Pendapat ini diperkuat oleh
Walser et al. (2002) menyatakan bahwa Lobaria merupakan liken yang sensitif
terhadap polutan asam di atmosfer. Di Kebun Raya Cibodas (KRC), berdasarkan
pengamatan secara visual dari tahun 2001 sampai dengan 2011 keberadaan
Lobaria sangat jarang (Sudirman LI 2015, komunikasi pribadi), bahkan di
Perancis pohon yang ditumbuhi Lobaria dilindungi (van Haluwyn 1993). Lobaria
juga sering kali digunakan sebagai bahan obat (Brodo et al. 2001). Berdasarkan
informasi tersebut, maka keberadaan Lobaria sangat kritis sehingga perlu diteliti
secara serius dengan melakukan pelestarian Lobaria melalui transplantasi.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan
masalah-masalah sebagai berikut :
1.

2.

3.

Di Indonesia keanekaragaman hayati sangat tinggi, akan tetapi informasi
mengenai keanekaragaman hayati liken sangat minim, sehingga diperlukan
penelitian tentang liken.
Lobariaceae merupakan famili liken yang sangat langka, hal ini terbukti di
Herbarium Pusat Penelitian Biologi – LIPI tidak terdapat koleksi, sehingga
dibutuhkan informasi data koleksi Lobariaceae sebagai liken langka.
Kelangkaan Lobariaceae memerlukan langkah nyata agar pelestariannya
terjaga, sehingga disarankan peremajaan liken dengan salah satu caranya
yaitu melakukan transplantasi.
Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mendata dan mengkoleksi famili
Lobariaceae sebagai liken langka, 2) menganalisis data populasi famili
Lobariaceae, 3) menginformasikan pertumbuhan dan perkembangan transplantasi
famili Lobariaceae.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat : 1) memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan dan menambah data koleksi keanekaragaman hayati famili
Lobariaceae di UPT Balai Konservasi KRC, 2) memberikan informasi tentang
hasil transplantasi sebagai cara peremajaan liken.

TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Morfologi dan Anatomi Lobariaceae
Liken yang termasuk
kedalam Famili Lobariaceae yaitu :
Dendriscocaulon, Lobaria, Pseudocyphellaria dan Sticta (Brodo et al. 2001).
Struktur talus relatif lebih longgar dan biasanya tidak melekat sepenuhnya pada
substrat. Menurut Misra dan Agrawal (1978) pelekatan talus corticolous yaitu
jenis liken yang hidup pada kulit pohon dapat diamati pada tipe foliose. Foliose
sangat terbatas di daerah tropis dan subtropis yang sebagian besar kondisi
lingkungannya lembab.
Secara umum anatomi jaringan talus liken secara melintang tersusun atas
beberapa lapisan diantaranya sebagai berikut (Misra dan Agrawal 1978):
1. Korteks atas
Lapisan paling atas merupakan lapisan hifa, biasanya pada lapisan ini tidak
terdapat ruang antar sel, walaupun pada umumnya berisi gelatin seperti yang
dijelaskan oleh Kon dan Ohmura (2010) bahwa soredium yang sudah matang
akan memproduksi gelatin. Lapisan korteks atas sangat menentukan pertumbuhan
talus liken karena permukaan talus banyak diisi oleh soredium dan isidium yang
berperan sebagai agen reproduksi.
2. Lapisan alga
Lapisan alga sering dikenal dengan istilah lapisan gonidial. Lapisan ini
merupakan jalinan hifa cendawan yang bercampur dengan alga. Alga sangat
penting bagi pertumbuhan liken untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, karena alga
dapat melakukan fotosintesis (Moore-Landecker 1972). Berdasarkan penyebaran
lapisan alga pada talusnya, liken diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu
homoiomerus dan heteromerous. Pada homoimerus, sel alga tersebar merata pada
jaringan longgar hifa cendawan, sedangkan pada heteromerus sel-sel alga terbatas
pada lapisan atas talus (Misra dan Agrawal 1978).
3. Medula
Menurut Misra dan Agrawal (1978) lapisan medula terdiri dari jalinan longgar
hifa-hifa. Lapisan ini akan memberikan kekuatan dan penghubung antara lapisan
bawah dan atas atau bagian luar dan dalam talus. Menurut Fink (1961) lapisan ini
menyerupai parenkim bunga karang seperti pada struktur jaringan daun.
Pembagian atau pemisahan antara lapisan alga dan lapisan medula tidak selalu
terjadi secara sempurna. Pada lapisan ini hanya terdapat sedikit sel-sel alga. Pada
umumnya lapisan ini relatif tebal dan berwarna atau tidak berwarna (transparan).
4. Korteks bawah
Menurut Fink (1961) lapisan korteks bagian bawah sangat mirip dengan lapisan
korteks bagian atas. Pada lapisan ini akan terbentuk rizoid yang berkembang
masuk ke substrat. Jika rizoid tidak terbentuk, maka fungsinya akan digantikan
oleh hifa cendawan yang merupakan perpanjangan hifa dari lapisan medula.
Lapisan ini terdiri dari miselium yang kompak, berperan dalam pelekatan talus
terhadap substrat. Selain itu lapisan tersebut dapat mengabsorbsi air hujan dan
embun. Anatomi talus foliose dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Irisan melintang talus foliose
Liken adalah organisme yang merupakan simbiosis dari 2-3 organisme,
terdiri atas alga hijau dan atau sianobakteria (fotobion) dan cendawan (mikobion)
yang tergolong Ascomycota, Basidiomycota, atau Deuteromycota. Alga hijau
yang paling umum menjadi fotobion adalah Trebouxia dan Trentepohlia, dan
terdapat banyak genus lain di antaranya Chlorella, Myrmecia, Pleurastrum, dan
Dictyochloropsis. Sianobakteri yang paling sering menjadi fotobion adalah
Nostoc, dan genus sianobakteri yang lainnya yaitu Gloeocapsa dan
Chroococcidiopsis (Purvis 2000, Nash 2008). Pada umumnya liken
dikelompokkan menjadi 4 macam talus, yaitu crustose (seperti kerak), foliose
(seperti daun), fruticose (seperti semak) dan squamulose (seperti sisik). Empat
macam talus liken dan contoh genus dapat dilihat pada Gambar 2. Istilah-istilah
dalam liken disajikan pada glosarium (Lampiran 1).

Gambar 2 Empat macam talus liken : a. crustose (Haematoma), b. foliose
(Pseudocyphellaria), c. fruticose (Teloschistes), dan d. squamulose
(Cladonia) (Sumber : foto diambil di KRC tahun 2013)
Ciri khas Lobaria adalah setiap talus memiliki bentuk lobus yang khas
menyerupai permukaan paru-paru. Pseudocyphellaria memiliki pseudocyphellae.
Sticta memiliki cyphellae. Dengan tidak terdapatnya kutikula memungkinkan
pseudocyphellae dan cyphellae pada Pseudocyphellaria dan Sticta melakukan
fungsi sebagai tempat pertukaran udara.
Menurut Moore-Landecker (1972) dan Brodo et al. (2001) reproduksi
secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara fragmentasi dan penyebaran

soredium dan isidium. Penyebaran soredium dan isidium berkaitan erat dengan
struktur khas yang dimiliki sehingga mudah berpindah ketempat baru melalui
perantara air, angin, serangga atau satwa. Fragmentasi merupakan salah satu cara
penyebaran secara vegetatif yang paling umum dijumpai. Liken yang kering
dengan kondisi yang sangat rapuh, bila terpisah dari talus utamanya maka
potongan talus tersebut akan terbawa oleh angin, air, serangga atau satwa
sehingga akan jatuh pada tempat yang baru. Pada tempat yang baru, potongan
talus tersebut akan tumbuh menjadi talus yang baru.

Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Pertumbuhan Liken
Pertumbuhan liken dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, antara
lain suhu, kelembaban, dan kualitas udara. Liken memiliki kisaran toleransi suhu
yang cukup luas, yaitu dapat hidup baik pada suhu yang sangat rendah, maupun
pada suhu yang sangat tinggi. Liken akan segera menyesuaikan diri bila keadaan
lingkungannya kembali normal (Ahmadjian 1967). Walaupun liken tahan pada
kekeringan dalam jangka waktu yang cukup lama, namun liken tumbuh optimum
pada lingkungan yang lembab (Ronoprawiro 1989). Pada talus, struktur yang
mampu memelihara kelembaban terdapat pada bagian medula. Kelembaban udara
merupakan salah faktor pertumbuhan yang sangat penting dalam keberlangsungan
reproduksi vegetatif.
Liken sebagai organisme perintis memiliki peranan yang sangat penting
dalam ekosistem. Kemampuan dalam mengakumulasi bahan polutan menjadi
keunikan yang dimiliki liken dalam menentukan kualitas udara. Hal ini yang
menjadikan liken dianggap sebagai bahan baku untuk bioindikator pencemaran
udara. Liken hidup secara epifit pada batang kulit pohon, di atas tanah dan
bebatuan.
Setiap jenis liken memiliki batas toleransi terhadap akumulasi bahan
pencemar. Menurut Beaven (2008, yang dimuat pada artikel Epiphytic lichen
growth and diversity as bioindicators of air quality at Watershed Park in Olympia,
WA.), berdasarkan tingkat toleransi terhadap polusi, liken dikelompokkan
menjadi 3 kelompok yaitu: toleran, intermediet, dan sensitif. Jenis yang paling
sensitif diharapkan dapat ditemukan pada jarak yang jauh dari sumber polusi, dan
jenis yang tingkat toleransinya paling tinggi diperkirakan ditemukan pada jarak
yang dekat dengan sumber polusi (Beaven 2008, yang dimuat pada artikel
Epiphytic lichen growth and diversity as bioindicators of air quality at Watershed
Park in Olympia, WA.). Liken dengan fotobion alga hijau dan atau sianobakteria
(sianoliken) sensitif terhadap polusi udara terdiri dari Lobaria, Sticta, dan
Pseudocyphellaria (Purvis 2000). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Ellis dan
Coppins (2007) menyatakan bahwa Lobaria merupakan liken yang sangat sensitif
terhadap perubahan lingkungan.

Uji Reaksi Kimia pada Lobariaceae
Reaksi spot-test yang umumnya digunakan untuk mengidentifikasi
metabolit sekunder liken pertama kali dikenalkan oleh William Nylander pada
tahun 1860, yaitu dengan menggunakan larutan kalium hidroksida dan pemutih
(Purvis 2000). Reaksi kimiawi ini menyebabkan perubahan warna pada medula,
setelah ditetesi bahan kimia secara langsung menggunakan pipet atau syringe.
Pereaksi yang biasa digunakan adalah larutan KOH 10% (K), larutan Natriumhipoklorit (C) yang umumnya menggunakan larutan pemutih segar (Brodo et al.
2001). Perubahan warna medula setelah ditetesi pereaksi dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1 Reaksi kimia pada medula Lobariaceae
Reaksi warna
Tempat Spesies
reaksi
K+(merah), C-(putih), KC-(putih)
Medula
Lobaria pulmonaria
K-(kuning), C-(kuning), KC-(kuning)
Medula
L. retigera
K-(kuning), C-(kuning), KC-(kuning)
Medula
Pseudocyphellaria aurata
K+(kuning), C-(putih), KC-(putih)
Medula
P. crocata
K-(putih)
Medula
Sticta filix
K+(kuning)
Medula
S. fuliginosa
Sumber : Brodo et al. (2001), Galloway et al. (2001), Ren et al. (2012)
Transplantasi Liken
Transplantasi merupakan reproduksi secara vegetatif. Bahan transplantasi
dapat berupa talus (Garty et al. 2001; Kon dan Ohmura 2010; Khaldi et al. 2012)
dan soredium (Werth et al. 2005; Kon dan Ohmura 2010). Transplantasi dapat
digunakan pada semua substrat. Beberapa substrat yang sudah berhasil dilakukan
untuk
transplantasi diantaranya yaitu bebatuan, tanah, kulit batang pohon.
Coppins dan Coppins
(2005) menyatakan bahwa keberhasilan transplantasi
dengan menggunakan substrat bebatuan relatif lebih lama dibandingkan dengan
menggunakan substrat berupa kulit batang pohon. Metode transplantasi yang biasa
digunakan yaitu bark plug method (Garty et al. 2001, Roturier 2009, Khaldi et al.
2012). Perkembangan penelitian transplantasi liken disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Studi kajian transplantasi liken
Liken
Ramalina lacera
Lobaria pulmonaria

Substrat
Pohon Hazorea
Gauze dan cabang

Metode
Bark plug method*
Bark plug method

T ranspla
n
T alus
Soredium

Pustaka

Garty et al. (2001)
Werth et al.
(2005)
Alectoria sarmentosa
Pohon coniferous
Branch plug method**
T alus
Moire (2003)
R. farinacea
Pohon
Bark plug method
T alus
Khaldi et al.
(2012)
Cladina unicialis
Pohon
Huminix method***
T alus
Roturier (2009)
Hypogimia physodes
Pohon Corylus avellana
Bark plug method
T allus
Budka (2002)
Parmotrema
Pohon Castanopsis sieboldii Bark plug method
Soredium Kon dan Ohmura
(2010)
Ramalina
Bebatuan
Bark plug method
T alus
Kon dan Ohmura
(2010)
Usnea amblyoclata
Pohon
Bark plug method
T alus
Mendes et al.
(2011)
T alus liken
Pohon
Bark plug method
T alus
Conti
dan
Ceccheti (2001)
L. pulmonaria
Pohon
Bark plug method
T alus
Werth
et al.
(2005)
Catapyrenium psoromoides Pohon dan
Bark plug method dan
T alus
Coppins
dan
Bebatuan
rubbing method
Coppins (2005)
* Bark plug method
: metode yang menggunakan campuran talus atau soredium dengan ragi dan aquades
** Branch plug method : metode yang menggunakan campuran antara talus liken dan substrat liken alami
*** Huminix method
: metode yang menggunakan campuran dari talus liken, humus dan tanah

Transplantasi merupakan salah satu langkah peremajaan like dan agar
tetap lestari. Hal ini bertujuan agar liken yang sensitif terhadap polutan dapat tetap
lestari. Para peneliti menentukan kisaran pengamatan transplantasi sangat
beragam antara 1 tahun hingga 14 tahun. Dalam melakukan transplantasi liken ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan diantaranya yaitu substrat, iklim, faktor
abiotik (suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya, arah angin, kecepatan angin,
curah hujan, dan lain-lain) (Armstrong dan Bradwell 2000), teknik transplantasi
dan teknik perawatan transplan (Coppins dan Coppins 2005).

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Pemetaan dan transplantasi liken dilaksanakan dari bulan Juni 2013
sampai dengan Juni 2014 di UPT Balai Konservasi Kebun Raya Cibodas (KRC).
Pengamatan makroskopik dan mikroskopik dilakukan di Laboratorium Terpadu
Departemen Biologi, Fakultas MIPA, IPB. Pembuatan preparat permanen
menggunakan metode parafin dilakukan di Laboratorium Morfologi, Anatomi dan
Sitologi, LIPI Bakossurtanal, Cibinong.
Pemetaan Liken
KRC memiliki luas ±125 ha dan terdiri dari 22 blok. Pemetaan liken
dilakukan pada semua blok yang terdiri dari 3 724 pohon, termasuk tanaman
koleksi maupun non-koleksi (Lampiran 2). Pemetaan liken menggunakan metode
jelajah. Liken diperoleh dari seluruh luas batang pohon dengan ketinggian 0-2 m,
kemudian setiap sampel dibuat herbarium untuk koleksi.
Identifikasi Liken
Identifikasi koleksi liken dari hasil pemetaan dilakukan sampai tahap
spesies. Kunci identifikasi menggunakan Galloway et al. (2001) dan Ren et al.
(2012). Untuk mengetahui struktur jaringan internal talus dilakukan pembuatan
preparat jaringan segar dan preparat awetan. Parameter pengamatan identifikasi
terdiri dari pengamatan makroskopik, mikroskopik dan uji reaksi kimia
menggunakan KOH 10%. Pengamatan
makroskopik yaitu morfologi talus
meliputi warna talus, struktur permukaan talus, struktur vegetatif, dan organ
reproduksi. Pengamatan secara mikroskopik yaitu mengamati struktur internal
talus dan warna medula menggunakan mikrotom dan mikroskop cahaya. Uji
reaksi kimia pada medula dengan melihat perubahan warna.
Analisis Data
Data dihitung untuk mendapatkan rata-rata jumlah talus per luas
permukaan batang pohon, rata-rata tutupan talus per luas permukaan batang
pohon, rata-rata tutupan talus hasil transplantasi dan rata-rata tutupan lobul hasil
transplantasi yang selanjutnya dilengkapi dengan Standar Deviasi (SD).
Luas Permukaan Batang Pohon (LPBP)
Luas permukaan batang pohon dihitung berdasarkan rumus luas permukaan
selimut tabung yaitu :
Keterangan : r (jari-jari) = K/2π
LPBP = 2πrt
t
= tinggi pohon
K
= keliling batang pohon (cm)
Keliling batang pohon diperoleh dengan melingkarkan tali rafia pada lingkaran
batang pohon. LPBP dikonversi menjadi satuan m2 .
Jumlah dan tutupan talus
Parameter populasi liken yang diamati antara lain penentuan jumlah talus,
tutupan talus, dan frekuensi talus. Cara menentukan jumlah talus yaitu dengan
menghitung seluruh talus pada permukaan batang pohon pada ketinggian 0-2 m.

Cara menentukan tutupan talus Y dengan menggunakan plastik transparan
berukuran 30 x 20 cm yang ditempelkan pada kulit batang pohon pada titik
pengambilan sampel liken Y yang telah ditemukan, kemudian talus dijiplak
dengan plastik. Setelah itu, hasil jiplakan talus liken Y digunting berdasarkan pola
yang ada, kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik dan hasil
penimbangan dijadikan sebagai berat talus liken Y. Berat talus liken Y dikonversi
menjadi satuan cm2 berdasarkan berat plastik transparansi berukuran 1 cm2
(0.0149 g). Tutupan talus dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Tutupan talus =

berat talus Y

x 1 cm2

0.0149 g

Jumlah talus dapat dinyatakan dalam persen yaitu dihitung berdasarkan jumlah
talus dibagi dengan jumlah total talus dikalikan 100%. Tutupan Talus (TT) per
pohon (cm2 ) merupakan jumlah TT per pohon (cm2 ). TT(cm2 ) per 1 m2 LPBP
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
TT(cm2 ) per 1 m2 LPBP =

1
X

TT per pohon (cm2 )

LPBP (m2 )

Frekuensi
Frekuensi merupakan jumlah pohon yang ditumbuhi setiap spesies
Lobariaceae per jumlah pohon total. Frekuensi menggunakan rumus modifikasi
(Dietrich dan Scheidegger 1997; Rugayah et al. 2004; Smith dan Smith 2007):
Frekuensi =

Jumlah pohon yang ditumbuhi spesies Lobariaceae
Jumlah pohon total

x 100%

Transplantasi
Transplantasi dilakukan dengan menggunakan talus (1 cm x 1 cm) (Kon dan
Ohmura 2010) yang mengandung isidium, lobul dan atau soredium. Transplantasi
diawali dengan membuat kuadran dari benang (10 cm x 20 cm), kemudian dibagi
dengan benang menjadi 10 kuadran (5 cm x 4 cm perkuadran). Batang pohon pada
kuadran disemprot dengan akuades. Sepuluh transplan diletakkan pada masingmasing kuadran dan ditahan dengan menggunakan benang nilon yang kedua
ujungnya dikaitkan pada paku dan ditutup dengan paranet (15 cm x 25 cm)
Perawatan dan pengukuran transplan dilakukan setiap satu bulan sekali selama 1
tahun.
Pengukuran transplan diukur dengan cara mengukur luas tutupan lobul dan
tutupan talus dengan menggunakan plastik transparan yang ditempelkan pada
lobul dan talus yang kemudian dijiplak. Setelah itu hasil jiplakan lobul dan talus
digunting, kemudian ditimbang dan hasil penimbangan dijadikan sebagai berat
lobul dan berat talus. Tutupan lobul dihitung dengan menggunakan rumus tutupan
talus.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pemetaan famili Lobariaceae diteemukan tiga genus yaitu Lobaria,
Pseudocyphellaria dan Sticta. Lobaria terdiri dari dua spesies yaitu L. pulmonaria
dan L. retigera. Pseudocyphellaria terdiri dari empat spesies yaitu
Pseudocyphellaria sp., P. aurata, P. crocata dan P. argyracea. Sticta terdiri dari
tiga spesies yaitu Sticta sp2, Sticta sp1 dan S. fillicina.
Lobaria
Lobaria yang ditemukan terdiri dari L. retigera dan L. pulmonaria pada empat
blok yaitu blok IA, II, IK dan IIIA yang terdiri dari 164 pohon (Gambar 3 dan 4).

Gambar 3 Morfologi talus Lobaria : a. Lobaria retigera, b. L. pulmonaria
Perbedaan kedua spesies Lobaria dapat dideskripsikan antara lain talus
L. retigera berwarna coklat kehijauan, melekat longgar pada substrat, memiliki
soredium, rizin squarrose, tomentum berwarna hitam, fotobion sianobakteria dan
medula berwarna putih kekuningan, Uji reaksi K-, C-, dan KC- tidak mengalami
perubahan warna pada medula. Talus L. pulmonaria berwarna hijau, melekat erat
pada substrat, soredium tidak terlihat, rizin tidak bercabang, tomentum berwarna
coklat tua, fotobion ganggang hijau dan medula berwarna putih. Uji reaksi K+
pada medula L. pulmonaria menghasilkan warna merah, sedangkan uji reaksi Cdan KC- tidak mengalami perubahan warna. Talus L. retigera dapat dilihat pada
gambar 5, irisan melintang talus L. retigera dapat dilihat pada gambar 6. Talus L.
pulmonaria dapat dilihat pada Gambar 7, irisan melintang talus L. pulmonaria
dapat dilihat pada Gambar 8.

U

Gambar 4 Lokasi Lobaria retigera (
IK dan IIIA

) dan L. pulmonaria (

) di blok IA, II,

Gambar 5 Talus Lobaria retigera. Dilihat menggunakan mikroskop stereo dengan
perbesaran 400x (Gambar a-e) dan 600x (Gambar f) : a. Sepalodium,
b. Isidium, c. Lobul, d. Tomentum, e. Medula, f. Rizoid
Korteks atas
Lapisan
sianobakteria
Medula
Korteks bawah

Gambar 6 Irisan melintang talus L. retigera. Dilihat menggunakan mikroskop
cahaya dan OptiLab Profesional dengan perbesaran 400x (Panjang
irisan melintang= 102.28 m)

Gambar 7 Talus L. pulmonaria. Dilihat menggunakan mikroskop stereo dengan
perbesaran 400x. a. Sepalodium, b. Isidium, c. Lobul, d.Tomentum, e.
Medula, f. Medula (K+)

Korteks atas
Lapisan alga

Medula

Korteks bawah
Gambar 8 Irisan melintang talus L. pulmonaria. Dilihat menggunakan mikroskop stereo
dengan perbesaran 600x (Panjang irisan melintang = 140.67 m)

Jumlah talus total sebanyak 16 talus (Lampiran 3) yang terdiri dari talus L.
retigera dan L. pulmonaria. L. retigera ditemukan pada 3 blok yaitu blok IA, II,
dan IK pada 4 pohon dengan luas permukaan batang pohon (LPBP) 13.8 m2 . L.

retigera terdiri dari 11 talus (68.75%) dan tutupan talus (TT) per pohon 176.32
cm2 serta TT per 1 m2 LPBP 79.74 cm2 atau rata-rata TT per 1 m2 LPBP 19.94
cm2 dan frekuensi 0.11%. L. pulmonaria ditemukan pada 1 blok yaitu blok IIIA
pada 1 pohon dengan LPBP 1.72 m2 . L. pulmonaria terdiri dari 5 talus (31.25%)
dan TT per pohon 202.40 cm2 serta TT per 1 m2 LPBP 117.67 cm2 dan frekuensi
0.03% (Tabel 3 dan 4). Rata-rata jumlah talus per 1 m2 LPBP dan rata-rata
tutupan talus per 1 m2 LPBP pada Lobaria dapat dilihat pada Gambar 9.
Tabel 3 Jumlah talus dan tutupan talus Lobaria

Blok

IA

II
IK

IIIA

Spesies

LPBP
(m2 )

Jumlah
talus
per
LPBP
(talus)

Jumlah
TT per
talus per
pohon
LPBP
(cm2 )
(%)

TT (cm2 )
per 1 m2
LPBP

Lobaria retigera

4.22

2

12.5

23.99

5.68

L. retigera

1.76

1

6.25

41.53

23.6

L. retigera

1.66

5

31.25

73.78

44.45

L. retigera

6.16

3

18.75

37.02

6.01

Subtotal
Rata-rata TT per 1 m2 LPBP
Araucaria
L. pulmonaria
bidwilli

13.8

11

68.75

176.32

79.74
19.94

1.72

5

31.25

202.40

117.67

Subtotal

1.72

5

31.25

202.40

117.67

Pohon

Prunus
cerasoides
P. cerasoides
P. cerasoides
Yucca
elephantipes

2

Rata-rata TT per 1 m LPBP
TOTAL

117.67
15.52

16

100

378.72

235.34

Keterangan :
LPBP : Luas Permukaan Batang Pohon
TT
: Tutupan Talus

Tabel 4 Frekuensi Lobaria berdasarkan 3 724 pohon
Blok
Liken
Jumlah pohon yang
ditumbuhi Lobaria
IA
Lobaria retigera
2
II
L. retigera
1
IK
L. retigera
1
Subtotal
4
IIIA
L. pulmonaria
1
Subtotal
1
Total
5

Frekuensi Lobaria per
total pohon (%)
0.11

0.03
0.14

160

4

140

3,5

120

3

100

2,5

80
2
60

1,5
1

40

0,5

20

Rata-rata jumlah talus per 1 m2 LPBP

Rata-rata tutupan talus per 1m2 LPBP

4,5

0

0
L. retigera
Rata-rata tutupan talus per 1 m2 LPBP

L. pulmonaria
Rata-rata jumlah talus per 1m2 LPBP

Gambar 9 Rata-rata jumlah talus per 1 m2 LPBP dan rata-rata tutupan talus per 1
m2 LPBP pada Lobaria
Lobaria retigera ditemukan pada batang pohon Prunus cerasoides dan
Yucca elephantipes, sedangkan L. pulmonaria ditemukan pada batang pohon
Araucaria bidwilli (Gambar 10). Karakteristik kulit batang Araucaria
bidwilli,Prunus cerasoides, Yucca elephantipes, dan yaitu berkayu, permukaan
batangnya kasar, lembab, basah dan memiliki gemma (kuncup).

Gambar 10 Batang pohon dengan gemma (tanda panah) : a. Araucaria bidwilli, b.
Prunus cerasoides dan c. Yucca elephantipes yang ditumbuhi Lobaria

Pseudocyphellaria
Pseudocyphellaria yang ditemukan terdiri dari 4 spesies yaitu
Pseudocyphellaria sp., Pseudocyphellaria aurata, P. crocata dan P. argyracea
(Gambar 9) pada delapan blok yaitu blok IA, IK, IIA, IID, IVD, IVE, VIB dan
VIC (412 pohon) dari 22 blok yang diamati (3 724 pohon) (Gambar 11 dan 12).

Gambar 11 Morfologi talus Pseudocyphellaria : a. Pseudocyphellaria sp., b.
Pseudocyphellaria aurata, c. P. crocata, d. P. argyracea
Perbedaan keempat spesies
Pseudocyphellaria dapat dideskripsikan
antara lain Pseudocyphellaria sp. memiliki talus berwarna keperakan, struktur
permukaan talus atas halus, melekat longgar pada substrat, fotobion alga hijau,
medula berwarna putih, pseudocyphellae berwarna kuning, tomentum berwarna
coklat tua. Uji reaksi K+ pada medula menghasilkan warna kuning, sedangkan uji
reaksi C- dan KC-. Secara makroskopik dan mikroskopik banyak data dan
informasi yang kurang cocok antar spesies pada kunci determinasi, sehingga
penamaan belum memiliki kesimpulan hingga tingkat spesies. Talus
Pseudocyphellaria sp. dapat dilihat pada Gambar 13 dan irisan melintang talus
Pseudocyphellaria sp. dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 12 Lokasi pemetaan a.
c.
P. crocata d.

Pseudocyphellaria sp b.
P. argyracea

P. aurata

Gambar 13 Talus Pseudocyphellaria sp.: a. Talus, b. Medula, c. Pseudocyphellae
Dilihat menggunakan mikroskop stereo dengan perbesaran 100x (Gambar b) dan
400x (Gambar c)

Korteks atas
Lapisan alga hijau
Medula

Korteks bawah
Gambar 14 Irisan melintang talus Pseudocyphellaria sp. Dilihat menggunakan
mikroskop cahaya dan OptiLab Profesional dengan perbesaran 400x
(Panjang irisan melintang = 105.67 m)

Pseudocyphellaria aurata memiliki talus berwarna hijau, struktur
permukaan talus atas halus, melekat longgar pada substrat, fotobion alga hijau,
medula berwarna kuning, pseudocyphellae berwarna kuning, memiliki soredium
berwarna kuning dan terletak marginal, tomentum berwarna coklat kehitaman dan
terletak dibagian tengah dan laminal bawah talus. Uji reaksi K-, C- dan KC-.
Anatomi talus P. aurata dapat dilihat pada Gambar 15 dan irisan melintang talus
P. aurata dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 15 Talus P. aurata. Dilihat menggunakan mikroskop stereo dengan
perbesaran 100x (Gambar c) dan 100x (Gambar d) : a. Talus, b.
Apotesium, c. Medula, d. Pseudocyphellae

Korteks atas
Lapisan alga hijau

Medula
Korteks bawah

Gambar 16 Irisan melintang talus P. aurata . Dilihat menggunakan mikroskop
cahaya dan OptiLab Profesional dengan perbesaran 400x)
(Panjang irisan melintang = 120.44 m)
Pseudocyphellaria crocata memiliki talus berwarna coklat, struktur
permukaan talus atas halus, melekat longgar pada substrat, fotobion Nostoc,
medula berwarna putih, pseudocyphellae berwarna kuning, memiliki soredium
berwarna kuning dan terletak marginal, tomentum berwarna coklat tua dan
terletak dibagian tengah pada permukaan bawah talus. Uji reaksi K