Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Belimbing Dewa di Kota Depok.

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN
TERHADAP PEMBELIAN BELIMBING DEWA
DI KOTA DEPOK

MEGA PERTIWI
H34070099

SKRIPSI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis
Kepuasan Konsumen Terhadap Pembelian Belimbing Dewa di Kota Depok”
adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

tulis yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan oleh penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi
ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014

Mega Pertiwi
H34070099

ABSTRAK
MEGA PERTIWI. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Pembelian
Belimbing Dewa di Kota Depok. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan NETTI
TINAPRILLA).
Indonesia merupakannegara agraris yangmemiliki berbagai macam
komoditas pertanian yang beraneka ragam. Keanekaragaman komoditas
merupakan aset yang potensial untuk dikembangkan, salah satu subsektor yang
sangat potensial untuk dikembangkan adalah subsektor hortikultura. Berdasarkan

data dari hasil produksi buah-buahan di Indonesia dari tahun 2008 sampai tahun
2012, kita dapat melihat secara keseluruhan dan mengambil kesimpulan bahwa
produksi buah-buahan mengalami peningkatan. Untuk komoditas belimbing, total
produksinya pada tahun 2008 adalah 72,397 ton dan meningkat menjadi 130,762
ton pada tahun 2012. Peningkatan total produksi belimbing menunjukan bahwa
belimbing merupakan komoditas buah yang potensial untuk dikembangkan. Kota
Depok di Jawa Barat merupakan sentra produksi belimbing Dewa, oleh karena itu
diperlukan penelitian untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap pembelian
belimbing Dewa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis
kepuasan konsumen terhadap pembelian belimbing Dewa di Kota Depok,
penelitian ini menggunakan 60 responden yang merupakan konsumen belimbing
Dewa di wilayah Depok. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif,
analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut, serta Customer Satisfaction Index
(CSI). Dari hasil analisis menunjukan bahwa para responden dipengaruhi oleh
beberapa faktor dalam proses pembelian belimbing Dewa seperti budaya, anggota
keluarga, situasi dan waktu pembelian, pendapatan, pengetahuan tentang
belimbing Dewa, gaya hidup, dan media informasi. Strategi pemasaran yang tepat
dapat meningkatkan keunggulan kompetitif dan keuntungan penjualan dari
belimbing Dewa, sedangkan rekomendasi dari strategi pemasaran belimbing
Dewa adalah membuat inovasi-inovasi baru dari komoditas belimbing Dewa, tetap

mempertahankan harga belimbing Dewa, mengembangkan saluran distribusi di
Indonesia maupun luar negeri, dan memberikan potongan harga atau diskon untuk
konsumen belimbing Dewa.
Kata kunci: kepuasan konsumen, belimbing Dewa, pembelian, strategi pemasaran.

ABSTRACT
MEGA PERTIWI. Consumers Satisfaction Analysis Towards of The Dewa
Star Fruit Purchasing in Depok City. Undergraduated Essay. Department of
Agribusiness,Faculty of Economic and Management, Bogor Agricultural
University (Supervised by NETTI TINAPRILLA).
Indonesia as an agricultural country having diverse types of agricultural
commodities. Diversity is an asset that has the potential to be developed, one of
the subsectors that have potential is horticultural subsector. Based on data from
the production of fruit crops in Indonesia from 2008 until 2012, we can be seen

that in general the amount of fruit production has increased. For commodity
starfruits, the total production in 2008 was 72,397 tons and increasing up to
130,762 tons in 2012. Increasing in total production of these starfruits showed that
the starfruits is a potential fruit crop to be developed. Depok City in West Java is
one of the Dewa starfruit production center, because of that need the survey for

knowing about the consumers satisfaction towards of the Dewa starfruit
purchasing and its implication to marketing mix strategy. This study is aimed to
review and analyzing consumers satisfaction towards of the Dewa starfruit
purchasing in Depok City. The survey was conduct to 60 respondents of Dewa
starfruit consumers in Depok region. The analysis tools are descriptive analysis,
importance performance analysis, and Customers Satisfaction Index (CSI). The
result of this analysis indicate that the respondents to influence of many factor in
purchasing process of the Dewa starfruit that are the culture, family member,
situation and purchasing time, revenue, knowledge about the Dewa starfruit, life
style, and information media. The marketing mix strategy that should be done to
increase competitive advantages and market share of Dewa starfruit, as well as
recommended the marketing mix strategy are to create inovations from Dewa
starfruit commodity, still preserve the Dewa starfruit price, to develop distribution
channel in Indonesia and other country,and give the discount price for Dewa
starfruit consumers.
Keywords: consumers satisfaction, Dewa starfruit, purchasing,
marketing mix strategy.

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN
TERHADAP PEMBELIAN BELIMBING DEWA

DI KOTA DEPOK

MEGA PERTIWI
H34070099

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi
Nama
NIM


: Analisis Perilaku Konsumen
Belimbing Dewa di Kota Depok.
: Mega Pertiwi
: H34070099

Disetujui oleh,

Dr. Ir. Netti Tinaprilla, MM.
Pembimbing

Diketahui oleh,

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Terhadap


Pembelian

PRAKATA
Puji dan syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkah,
rahmat, kasih sayang, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Pembelian
Belimbing Dewa di Kota Depok” dengan baik. Skripsi ini diajukan sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Departemen Agribisnis, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepuasan konsumen terhadap
pembelian belimbing Dewa di Kota Depok, menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan proses keputusan pembelian
belimbing Dewa di Kota Depok, menganalisis penilaian konsumen terhadap
tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut belimbing Dewa di Kota Depok, serta
menyusun rekomendasi kebijakan strategi pemasaran berdasarkan kepuasan
konsumen terhadap pembelian belimbing Dewa di Kota Depok.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Netti Tinaprilla,
MM. selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih kepada Ibu Tintin Sarianti,
SP, MM. selaku dosen penguji utama pada sidang skripsi penulis dan Ibu Ir. Narni
Farmayanti, MSc. selaku dosen penguji wakil Komisi Pendidikan Departemen

Agribisnis, terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Dwi Rachmina, MSi. selaku dosen
pembimbing akademik, serta terima kasih kepada orang tua dan keluarga tercinta
serta semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Namun
demikian, sangat disadari masih terdapat banyak sekali kekurangan karena
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
memberikan dukungan kontribusi pemikiran bagi semua pihak yang
berkepentingan.

Bogor,April 2014

Mega Pertiwi
H34070099

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Penelitian Mengenai Perilaku Konsumen
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengolahan dan Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gambaran Umum Pertanian Belimbing di Kota Depok
Karakteristik Umum Responden
Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Konsumen
Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut

Belimbing Dewa
Matriks Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut
Belimbing Dewa
Analisis Kepuasan Konsumen
Rekomendasi Kebijakan Strategi Pemasaran
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

x
xi
xii
1
1
5
7
7

7
8
8
10
10
24
27
27
27
28
32
32
39
41
44
46
54
67
72
74
76
76
78
79
82
84

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.

Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Hortikultura di Indonesia
Berdasarkan Harga Berlaku (Milyar Rupiah) Periode 2008-2012
Perkiraan Permintaan Buah-buahan di Indonesia
pada Tahun 1995-2015
Tabel Produksi Buah-buahan (Ton) di Indonesia Tahun 2008-2012
Tabel Produksi Belimbing (Ton) Berdasarkan Provinsi pada
Tahun 2009-2012
Perkembangan Produksi Buah-buahan Unggulan di Kota Depok
Tahun 2006-2012
Jumlah Konsumsi Belimbing Dewa (Ton) di Kota Depok
Tahun 2007-2013
Nilai Bobot Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut
Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index (CSI)
Sebaran Karakteristik Responden Konsumen
Belimbing Dewa
Alasan Mengkonsumsi Belimbing Dewa
Tempat Pembelian Belimbing Dewa
Pertimbangan Dalam Memilih Tempat Pembelian
Belimbing Dewa
Waktu Pembelian Belimbing Dewa
Respon Konsumen Terhadap Kenaikan Harga
Belimbing Dewa
Pengaruh Budaya Dalam Proses Pengambilan Keputusan
Pembelian Belimbing Dewa
Pengaruh Status Sosial Dalam Proses Pengambilan Keputusan
Pembelian Belimbing Dewa
Pengaruh Anggota Keluarga Dalam Proses Pengambilan
Keputusan Pembelian Belimbing Dewa
Pengaruh Teman atau Kenalan Dalam Proses Pengambilan
Keputusan Pembelian Belimbing Dewa
Pengaruh Situasi atau Waktu Pembelian Dalam Proses
Pengambilan Keputusan Pembelian Belimbing Dewa
Pengaruh Pendapatan Dalam Proses Pengambilan Keputusan
Pembelian Belimbing Dewa
Pengaruh Pekerjaan Dalam Proses Pengambilan Keputusan
Pembelian Belimbing Dewa
Pengaruh Pengetahuan Komoditas Dalam Proses Pengambilan
Keputusan Pembelian Belimbing Dewa
Pengaruh Gaya Hidup Dalam Proses Pengambilan Keputusan
Pembelian Belimbing Dewa
Pengaruh Media Informasi Dalam Proses Pengambilan
Keputusan Pembelian Belimbing Dewa
Peran Media Informasi Dalam Proses Pengambilan Keputusan
Pembelian Belimbing Dewa
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Ukuran
Belimbing Dewa

1
2
2
3
4
5
30
32
42
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
51
51
52
52
53
54

27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.

Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Bobot
Belimbing Dewa
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Warna
Belimbing Dewa
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Bentuk
Belimbing Dewa
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Kesegaran
Belimbing Dewa
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Tekstur
Belimbing Dewa
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Rasa
Belimbing Dewa
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Tingkat Kematangan
Belimbing Dewa
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Nilai Gizi atau Nutrisi
Belimbing Dewa
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Khasiat
Belimbing Dewa
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Fungsi Kemasan
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Tanpa
Bahan Pengawet
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Aroma
Belimbing Dewa
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Harga
Belimbing Dewa
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Ketersediaan
Belimbing Dewa
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Pemberian Potongan
Harga atau Diskon
Rata-Rata Skor Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut
Belimbing Dewa
Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) Komoditas
Belimbing Dewa

55
56
57
58
58
59
60
61
62
63
63
64
65
66
67
67
73

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.

Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Tahapan-Tahapan Proses Keputusan Pembelian
Kerangka Pemikiran Operasional
Matriks Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut
(Importance Performance Matrix)
Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut
Belimbing Dewa

24
24
26
29
68

DAFTAR LAMPIRAN
1.

Dokumentasi Penelitian

82

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan
memiliki banyak potensi alam yang dapat terus dikembangkan. Salah satu sektor
yang sangat berkembang di Indonesia adalah sektor pertanian, hal ini disebabkan
karena iklim tropis di Indonesia sangat mendukung untuk berkembangnya sektor
pertanian. Selain itu, sektor pertanian juga merupakan salah satu sumber mata
pencaharian utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Salah satu
subsektor dari sektor pertanian yang paling berkembang adalah subsektor
hortikultura. Hortikultura merupakan subsektor pertanian yang di dalamnya
termasuk sayuran, buah-buahan, biofarmaka, dan tanaman hias. Subsektor ini
mempunyai potensi besar dalam peningkatan pendapatan petani dan pertumbuhan
ekonomi nasional, buah-buahan merupakan salah satu komoditas yang
memberikan kontribusi terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) di
Indonesia dibandingkan dengan produk hortikultura lainnya. Hal ini disebabkan
karena buah-buahan merupakan bagian yang penting dari pangan karena
mengandung banyak serat, air, vitamin, dan mineral yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Berikut nilai Produk Domestik Bruto (PDB) hortikultura di Indonesia
yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Hortikultura di Indonesia
Berdasarkan Harga Berlaku (Milyar Rupiah) Periode 2008-2012.
No.
Komoditas
2008
2009
2010
2011
2012
1. Buah-buahan
47346
45765
47694
49448
52673
2. Sayuran
30573
31749
32630
34694
37862
3. Tanaman hias
8501
10609
10662
11734
12897
4. Biofarmaka
6565
8722
9806
9762
10116
89985
96845
100792
105638
113548
TOTAL
Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura, 2013.
Dilihat dari tingkat produksinya di Indonesia, subsektor hortikultura
khususnya buah-buahan sangat memberikan kontribusi dalam pengembangan
sektor pertanian.Alasan masyarakat mengkonsumsi buah-buahan disebabkan
karena adanya kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti yang kita
ketahui buah-buahan banyak mengandung gizi yang sangat baik bagi kesehatan.
Berkembangnya komoditas buah-buahan di Indonesia hingga saat ini dapat dilihat
dari perkiraan permintaan pasar terhadap komoditas buah-buahan yang cukup
tinggi.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2002
Indonesia memerlukan buah untuk dikonsumsi sebanyak 8,53 juta ton dan selama
periode tahun 2000-2005 diperkirakan terjadi peningkatan konsumsi sekitar 6
persen per tahun. Selain itu, laju peningkatan permintaan buah juga diperkirakan
akan terus bertambah pada tahun-tahun yang akan datang. Berikut data mengenai

2
perkiraan permintaan buah-buahan di Indonesia sampai tahun 2015 yang dapat
dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkiraan Permintaan Buah-buahan di Indonesia pada Tahun 1995-2015.
Peningkatan
Konsumsi
Total
Populasi
No. Tahun
Konsumsi per 5
per Kapita
Konsumsi
(juta)
tahun (%)
(kg)
(ton)
1.
1995
200
30
6 000 000
2.
2000
213
30.5
36.76
7 000 000
3.
2005
227
32.5
45.70
10 375 000
4.
2010
240
34.5
57.92
13 900 000
5.
2015
254
44.5
78.74
20 000 000
Sumber: BPS, 2014.

Data dari Tabel 2 tersebut sesuai dengan target Dirjen Hortikultura,
Kementerian Pertanian Republik Indonesia bahwa pada tahun 2014 konsumsi
buah masyarakat Indonesia mencapai 200 gram per kapita per hari. Hal ini akan
memberikan dampak pada peningkatan jumlah konsumsi buah yang sangat besar
di masa yang akan datang, dan pada saat ini target yang ditetapkan oleh Dirjen
Hortikultura tersebut sudah mulai terlihat dampaknya. Tingkat konsumsi buahbuahan di Indonesia diharapkan selalu mengalami peningkatan, hal tersebut
didukung dengan meningkatnya jumlah produksi buah-buahan di Indonesia dari
tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya, peningkatan produksi buah-buahan di
Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Tabel Produksi Buah-buahan (Ton) di Indonesia Tahun 2008-2012.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Nama Buah
Mangga
Jeruk
Pepaya
Pisang
Nanas
Durian
Manggis
Alpukat
Belimbing
Jambu
Buah-buahan
lainnya
TOTAL

2008
2105085
2467632
717899
6004615
1433133
682323
78674
244215
72397
323755

2009
2 243440
2131768
772844
6373533
1558196
797798
105558
257642
72443
325087

2010
1287287
2028904
675801
5755073
1406445
492139
84538
224278
69089
290524

2011
2131139
1818949
958251
6132695
1540626
883969
117595
275953
80853
314992

2012
2446543
2176986
961422
7243784
1642114
923567
125973
296 968
130762
358971

3 332978

3310714

2699035

3358445

4759947

17462706

17949023

15013113

17613467

21067037

Sumber: BPS, 2013.

Pada tahun 2010, total produksi buah-buahan di Indonesia mengalami
penurunan. Hal ini disebabkan karena dalam melakukan budidaya buah-buahan
petani menghadapi risiko yang tidak dapat diprediksi sehingga hasil produksi

3
buah-buahan mengalami fluktuasi. Namun pada tahun 2011, total produksi buahbuahan mengalami peningkatan kembali hingga tahun 2012. Oleh karena itu,
buah-buahan merupakan salah satu komoditi unggulan dalam agribisnis yang
sangat memiliki peluang yang cukup besar untuk terus dikembangkan dan
ditingkatkan.Produksi buah-buahan di Indonesia mempunyai sentra/lokasi
tersendiri untuk setiap jenis buah-buahan. Artinya, buah-buahan tersebut tidak
diproduksi di setiap wilayah di Indonesia melainkan di beberapa daerah tertentu
terutama untuk jenis komoditas buah-buahan lokal yang sifatnya komersil. Hal
tersebut disebabkan karena setiap wilayah di Indonesia mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda sehingga jenis komoditas buah-buahan yang dapat tumbuh pun
berbeda-beda pula.
Seperti yang kita ketahui saat ini, produksi buah-buahan lokal mendapat
persaingan yang cukup tinggi dari buah-buahan impor. Adapun persepsi atau
pandangan yang terbentuk di masyarakat adalah buah-buahan impor mempunyai
nilai kualitas yang jauh lebih baik terutama dari segi rasa, kesegaran, dan warna
apabila dibandingkan dengan buah-buahan lokal. Hal tersebut akan
mempengaruhi perilaku masyarakat (konsumen) dalam memilih jenis buah yang
akan dikonsumsi.
Jawa Barat merupakan salah satu daerah utama yang menjadi sentra
produksi buah-buahan di Indonesia, hal ini dapat terlihat dari beberapa daerah di
Jawa Barat yang menjadi sentra produksi buah-buahan lokal salah satu contohnya
adalah belimbing. Berikutdata mengenai jumlah produksi belimbing berdasarkan
provinsi di Indonesia yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Tabel Produksi Belimbing (Ton) Berdasarkan Provinsi
pada Tahun 2009-2012.
No.
Nama Provinsi
2009
2010
2011
1. Jawa Barat
18342
20345
22811
2. Jawa Timur
12112
13652
16727
3. Jawa Tengah
7568
9875
11186
4. DKI Jakarta
3886
4102
5616
5. Sumatera Utara
3621
3988
5091
6. Lampung
1557
1853
2074
7. Sulawesi Selatan
1315
1542
1835
8. Kalimantan Selatan
1087
1232
1609
9. Banten
1073
1197
1531
10. Aceh
964
1093
1451
Sumber: BPS, 2013.

2012
25641
18779
14976
7842
7431
2982
2174
2023
1986
1778

Dari data BPS tersebut dapat terlihat bahwa Jawa Barat merupakan daerah
penghasil belimbing tertinggi di Indonesia diikuti oleh Jawa Timur, Jawa Tengah,
DKI Jakarta, dan Sumatera Utara. Hal ini menyebabkan Jawa Barat menjadi
sentra produksi belimbing nomor satu di Indonesia. Kota Depok merupakan salah
satu kota di Jawa Barat yang memiliki letak sangat strategis untuk dijadikan
sebagai salah satu sentra hortikultura khususnya buah-buahan. Kota Depok
merupakan daerah bentangan dengan dataran rendah perbukitan bergelombang

4
lemah dengan ketinggian antara 50-140 meter di atas permukaan laut, sedangkan
kemiringan lerengnya kurang dari 15 persen. Kondisi lahan Kota Depok tergolong
cukup subur untuk kegiatan tanam-menanam, dengan letaknya yang berdekatan
dengan Kota Jakarta menyebabkan Kota Depok berkembang sangat pesat.
Saat ini pemerintah Kota Depok sedang mengarahkan strategi untuk
pembangunan pertanian perkotaan di kota tersebut. Strategi tersebut adalah
pengembangan agribisnis perkotaan yang memiliki daya saing dan memiliki nilai
tambah yang didukung oleh sumberdaya daerah yang dimiliki dan pemanfaatan
teknologi. Pembangunan pertanian Kota Depok juga diarahkan untuk memelihara
dan mengupayakan peningkatan ketersediaan dan keamanan pangan khususnya
mengantisipasi kompetisi dan diversifikasi permintaan pasar yang selalu menuntut
mutu dan keamanan produk. (Dinas Pertanian Kota Depok, 2012).
Perkembangan produksi hortikultura khususnya buah-buahan di Kota
Depok cenderung mengalami fluktuasi, hal ini disebabkan karena tidak semua
perkembangan produksi tanaman buah-buahan di Kota Depok memiliki tren yang
positif. Perkembangan produksi tanaman biasanya dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang tidak bisa diprediksi oleh manusia, salah satu contohnya seperti faktor
alam.Pengaruh musim atau cuaca dapat membuat perkembangan produksi
tanaman menjadi tidak pasti. Berikut perkembangan produksibuah-buahan
unggulan di Kota Depok yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Perkembangan Produksi Buah-buahan Unggulan di Kota Depok
Tahun 2006-2012.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Komoditi
Belimbing
Jambu Biji
Pisang
Pepaya
Rambutan
Mangga
Nangka

2006
40473
31 766
37 546
37546
12769
1798
6 909

2007
35956.3
11 621
22920
17 064
23007.5
378.5
1168.5

Tahun(Kwintal)
2008
2009
2010
42732 50500
46210
33213 28632
20161
12253 13140
11215
18934 17931
18110
20252 21225
22679
2842
1572
3456
2879
2147
2670

2011
54660
22458
14774
19953
22980
4507
3428

2012
64 350
23 231
16 335
20 123
23 346
4 809
3 993

Sumber: Dinas Pertanian Kota Depok, 2013.

Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa perkembangan produksi komoditas
belimbing meningkat tajam dibandingkan dengan komoditas hortikultura lainnya.
Perkembangan produksi komoditas belimbing di Kota Depok memberikan
kontribusi yang besar pada subsektor hortikultura khususnya belimbing di Jawa
Barat.Komoditas belimbing memiliki potensi yang sangat besar untuk terus
dikembangkan dibandingkan komoditas buah unggulan Kota Depok lainnya, hal
ini disebabkan karena peningkatan produksi buah belimbing yang sangat
signifikan. Belimbing manis khas Kota Depok dengan varietas Dewa sudah cukup
dikenal masyarakat dengan warna buah yang kuning kemerahan dan rasa buahnya
yang manis serta ukuran buahnya yang besar nampaknya cukup banyak diminati
pasar.
Menurut Dinas Pertanian Kota Depok, tingginya tingkat perkembangan
produksi komoditas belimbing disebabkan beberapa hal. Pertama, belimbing

5
manis merupakan salah satu jenis tanaman potensial yang mudah dibudidayakan.
Kedua, di Kota Depok banyak terjadi alih fungsi lahan yang sebelumnya
merupakan lahan pertanian sawah dan sayuran berubah fungsi menjadi
perkebunan belimbing manis. Ketiga, adanya keputusan Wali Kota Depok No. 18
Tahun 2003 yang berisi tentang peningkatan produktivitas pertanian,
pengembangan kelembagaan pertanian, peningkatan pemasaran produk,
peningkatan pelayanan di sektor pertanian, dan pengembangan potensi unggulan
pertanian pada tingkat pencapaian target suatu produk potensial yang berkembang.
Keputusan ini sangat mendukung perkembangan belimbing manis varietas Dewa
khas Kota Depok karena pemerintah Kota Depok berencana menjadikan
Belimbing Dewa sebagai icon Kota Depok dan pada tahun 2009 rencana tersebut
sudah berhasil dilaksanakan. Selain itu, Kota Depok juga berhasil menjadi sentra
produksi belimbing manis nomor satu di Indonesia sejak tahun 2005 dan buah
belimbing juga merupakan salah satu buah tropika unggulan Indonesia.
Faktor terakhir yang juga berpengaruh terhadap tingkat perkembangan
belimbing manis di Kota Depok adalah karena adanya pergeseran pemahaman
atau perilaku konsumen terhadap komoditas tersebut. Sekarang ini banyak
konsumen yang menjadikan buah belimbing bukan hanya sebagai buah meja atau
makanan untuk pencuci mulut melainkan diminati karena khasiatnya yang sangat
baik untuk kesehatan. Selain bagian buahnya, daun dan bunga belimbing juga
bermanfaat bagi kesehatan. Buah belimbing manis berkhasiat untuk meredakan
rasa sakit, mengatasi radang, mengatasi batuk rejan, mengatasi sariawan,
mengatasi gusi berdarah, mengatasi jerawat, menghilangkan rasa sakit pada gigi
berlubang, menurunkan darah tinggi, menurunkan kolesterol, membantu
memperbaiki pencernaan, serta mengurangi dampak negatif diabetes. Daun
belimbing dapat digunakan untuk mengobati sakit perut, rematik, serta
gondongan. Sedangkan bunga belimbing dapat digunakan untuk mengatasi batuk
dan sariawan.Konsumen buah belimbing manis varietas Dewa rata-rata adalah
golongan ekonomi menengah ke atas, hal ini disebabkan karena belimbing manis
varietas Dewa berbeda dengan belimbing varietas lainnya. Jika dibandingkan
belimbing varietas Dewa ukurannya lebih besar dari belimbing varietas lainnya,
ukuran buahnya yang cukup besar dan panjang buahnya dapat mencapai lebih dari
15 cm dengan diameter lebih dari 10 cm. Berat rata-rata per buah adalah 250
hingga 450 gram bahkan ada yang mencapai hingga 500 gram, rasa manis dan
daging buahnya yang padat juga lebih terasa enak dibandingkan belimbing
varietas lain. Selain itu, belimbing varietas Dewa memiliki tajuk daun yang
rimbun dan kemampuan berbuah yang lebat dibandingkan belimbing varietas lain.

Perumusan Masalah
Konsumen belimbing Dewa di pasar domestik khususnya di Kota Depok
saat ini mulai meningkat, belimbing Dewa yang dikehendaki konsumen saat ini
adalah belimbing Dewa segar yang bermutu dan mempunyai nilai gizi yang tinggi.
Jumlah konsumen yang meningkat ini dapat dilihat dari besarnya konsumsi
belimbing Dewa di Kota Depok yang dapat dilihat pada Tabel 6.

6
Tabel 6. Jumlah Konsumsi Belimbing Dewa (Ton) di Kota Depok
Tahun 2007-2013.
No. Tahun Jumlah Konsumsi
1.
2007
1 789
2.
2008
2 176
3.
2009
2 453
4.
2010
2 788
5.
2011
3 146
6.
2012
3 215
7.
2013
3 352
Sumber: Dinas Pertanian Kota Depok, 2014.

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa tingkat konsumsi belimbing Dewa
di Kota Depok selalu mengalami peningkatan. Hal tersebut juga mendukung
langkah Kementerian Kesehatan dalam target program “Indonesia Sehat 2010”
menganjurkan agar masyarakat mengkonsumsi vitamin dan mineral dari sayuran
dan buah-buahan sebesar 200 gram per kapita per hari, sementara konsumsi saat
ini baru mencapai 5 gram per kapita per hari. Belimbing Dewa merupakan salah
satu jenis buah yang diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif pemenuhan
kebutuhan akan vitamin, serat, dan mineral. Dari aspek kesehatan, belimbing
dikenal memiliki khasiat sebagai buah penawar berbagai penyakit degeneratif
seperti darah tinggi, asam urat, dan lain-lain. Buah belimbing pada umumnya
dikonsumsi dalam bentuk segar, namun untuk konsumsi segar konsumen
biasanya menghendaki kondisi mutu buah yang prima pada saat buah tersebut
akan dikonsumsi. Konsumen umumnya menentukan mutu buah berdasarkan
kenampakan (ukuran, bobot, warna, dan bentuk), kondisi (kesegaran dan
kerusakan), tekstur, rasa, serta nilai gizi/nutrisi yang terkandung di dalamnya.
Secara ekonomi kontribusi komoditas belimbing Dewa terhadap
pendapatan asli daerah cukup bisa diandalkan, dengan potensi produksi berkisar
2818-3000 ton per tahun diperkirakan perputaran ekonomi dari komoditas
belimbing Dewa ini berkisar 17-18 milyar Rupiah per tahun. Oleh karena itu,
pemerintah Kota Depok sangat gencar menggalakkan pengembangan budidaya
belimbing Dewa di Kota Depok agar kebutuhan konsumen terhadap belimbing
Dewa dapat terpenuhi dengan baik. Selain itu, pemikiran konsumen yang masih
awam terhadap belimbing Dewa menyebabkan pengembangan usaha belimbing
Dewa ini menjadi terhambat. Saat ini masih banyak pelaku usaha belimbing Dewa
yang tidak mengetahui bagaimana tingkat kepuasan konsumennya dalam
mengkonsumsi belimbing Dewa, mengetahui kepuasankonsumen merupakan hal
yang sangat penting karena para pelaku usaha belimbing Dewa dapat terus
mengembangkan usahanya dengan melakukan perbaikan dan inovasi baik dari
segi kualitas maupun kuantitas sesuai dengan yang diharapkan konsumen. Dengan
begitu konsumen akan merasa lebih puas dalam mengkonsumsi belimbing Dewa
sehingga konsumen akan lebih memilih mengkonsumsi buah-buahan lokal seperti
belimbing Dewa dibandingkan mengkonsumsi buah-buahan impor. Dari
penjelasan di atas, maka didapatkan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap pembelian belimbing Dewa
di Kota Depok?

7
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen dalam
melakukan proses keputusan pembelian belimbing Dewa di Kota Depok?
3. Bagaimana penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari
atribut belimbing Dewa di Kota Depok?
4. Bagaimana alternatif kebijakan strategi pemasaran yang sesuai berdasarkan
perilaku konsumen terhadap pembelian belimbing Dewa di Kota Depok?

Tujuan Penelitian
1.
2.

3.
4.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap pembelian belimbing
Dewa di Kota Depok.
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen
dalam melakukan proses keputusan pembelian belimbing Dewa di Kota
Depok.
Menganalisis penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan dan kinerja
dari atribut belimbing Dewa di Kota Depok.
Menyusun rekomendasi kebijakan strategi pemasaran berdasarkan perilaku
konsumen terhadap pembelian belimbing Dewa di Kota Depok.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk
menambah wawasan dan mengaplikasikan teori yang didapatkan dari
perkuliahan. Diharapkan pula penelitian ini dapat menjadi informasi dan
referensi bagi mahasiswa lain untuk penelitian lainnya.
2. Bagi para pelaku usaha belimbing Dewa, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat dalam memberikan data mengenai pasar potensial dan konsumen
sasaran dari produk utama maupun produk turunan belimbing Dewa.
3. Bagi para petani belimbing Dewa, hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan dalam proses pengambilan keputusan mengenai berbagai hal
tentang budidaya belimbing Dewa.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mengkaji kepuasan konsumen
terhadap pembelian belimbing Dewa di Kota Depok dengan menggunakan
analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut, Customer Satisfaction Index
(CSI), serta analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisis karakteristik
umum responden, proses keputusan pembelian konsumen, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sedangkan responden dalam
penelitian ini merupakan konsumen belimbing Dewa yang ada di Kota Depok
khususnya yang membeli belimbing Dewa di Pasar Depok Lama, Toko Buah
Fresh, dan Carrefour Depok.

8

TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Penelitian Mengenai Kepuasan Konsumen

Berdasarkan kajian pada penelitian terdahulu, peneliti-peneliti yang
melakukan penelitian dengan topik perilaku konsumen khususnya yang mengkaji
tentang kepuasan dan loyalitas konsumen biasanya ingin mengetahui hubungan
antara kepuasan konsumen dengan loyalitas konsumen serta pengaruh dari
kepuasan dan loyalitas konsumen tersebut terhadap perusahaan. Seperti
Widyaratna, et al. (2001) yang menganalisis tentang kepuasan dan loyalitas
konsumen terhadap tingkat penjualan buah apel lokal di Malang, penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kepuasan dan loyalitas
konsumen serta pengaruhnya terhadap tingkat penjualan buah apel lokal.
Sedangkan pada penelitian ini yang dilakukan adalah menganalisis kepuasan
konsumen tetapi tidak dikaitkan dengan loyalitas,namun dari segi penarikan
sampel penelitian ini sama dengan penelitian Widyaratna yaitu menggunakan non
random sampling dan menggunakan 60 responden.
Menurut Widyaratnakepuasan konsumen adalah hubungan antara kualitas
atau sesuatu yang diterima konsumen sesuai dengan yang diharapkan konsumen.
Kualitas atau sesuatu yang diterima konsumen tersebut setidaknya sama dengan
atau lebih dari yang diharapkan konsumen.Dalam mengukur tingkat kepuasan dan
loyalitas konsumen para peneliti menggunakan alat analisis seperti Importance
Performance Analysis (IPA), Consumer Satisfaction Index (CSI), Structural
Equation Model (SEM), analisis deskriptif, dan alat analisis lainnya yang
berhubungan dengan kepuasan dan loyalitas konsumen.Widyaratnamelakukan
analisis kepuasan konsumen dengan menggunakan rumus Weighted Mean, rumus
ini digunakan untuk mengetahui atribut apa yang paling disukai oleh konsumen.
Setelah mengetahui atribut apa yang paling disukai oleh konsumen, peneliti
melakukan penyebaran kuesioner ke responden untuk mengetahui keterkaitan
antara kepuasan dan loyalitas konsumen serta untuk mengetahui pengaruh
kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap tingkat penjualan apel lokal. Hal
tersebut menjadi acuan bagi penelitian ini untuk mengetahui kepuasan konsumen
terhadap belimbing Dewa. Dari hasil perhitungan rumus Weighted Mean diperoleh
atribut yang paling disukai oleh konsumen secara berturut-turut adalah kesegaran
sebesar 4,4576, rasa 4,3076, tanpa bahan pengawet 4,2058, ukuran 4,1200, dan
warna 4,0434 hal ini menunjukkan bahwa kesegaran merupakan atribut yang
paling disukaii oleh konsumen. Selain itu, penentuan atribut pada penelitian yang
dilakukan oleh Widyaratna juga menjadi acuan sebagai penentuan atribut-atribut
pada penelitian ini.
Samuel, et al. (2005) menganalisis proses keputusan pembelian dan
kepuasan konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor, Hasugian (2009) menganalisis
perilaku konsumen terhadap Warung Bakso Cakman Kota Bogor, sedangkan
Mandasari, et al. (2011) menganalisis kepuasan konsumen terhadap Restoran
Waroeng Taman di Kota Bogor. Penelitian-penelitian yang dilakukan ini
bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan proses keputusan pembelian,
menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kepentingan dan kinerja

9
atribut, dan memberikan alternatif dan rekomendasi strategi bagi restoran. Tujuan
dari penelitian-penelitian tersebut sama dengan tujuan dari penelitian ini dan juga
dijadikan salah satu acuan. Analisis yang dilakukan pada penelitian-penelitian ini
yaitu analisis deskriptif dan alat analisis yang digunakan adalah Importance
Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI).
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan
karakteristik konsumen serta proses keputusan pembelian konsumen, sedangkan
IPA digunakan untuk menganalisis tingkat kepentingan dan pelaksanaan
perusahaan terhadap atribut yang ada. Kemudian untuk menentukan urutan
prioritas atribut dari kinerja dilakukan pengukuran dengan menggunakan CSI.
Dari hasil IPA pada penelitian Samuel, atribut yang memiliki kinerja baik dan
mampu memberikan kepuasan adalah kesesuaian pesanan dengan yang disajikan,
kecepatan pramusaji mengantarkan pesanan, kebersihan makanan restoran,
keramahan pramusaji restoran, keamanan restoran, dan kebersihan restoran.
Kemudian atribut yang dinilai penting namun kinerja masih rendah adalah
ketanggapan restoran merespon keluhan, area parkir, dan promosi Restoran
Bumbu Desa Bogor. Sedangkan atribut yang memiliki tingkat kepentingan rendah
namun dinilai konsumen terlalu berlebih dan memiliki kinerja tinggi adalah
penampilan fashion pramusaji dan dekorasi ruang etnik. Sedangkan dari hasil IPA
pada penelitian Hasugiandan Mandasari diperoleh terdapat empat atribut yang
perlu diperbaiki yaitu kebersihan ruang tempat konsumen makan (dinning room)
dalam restoran, kebersihan wastafel dan toilet, musik dan sound system, dan
sarana parkir yang memadai.
Pada hasil analisis dengan menggunakan CSI diperoleh hasil sebesar 74
persen dengan rentang skala 60 persen