Keadaan Okinawa saat Perang Dunia II

kekhawatiran bahwa kerajaan ryukyu akan menimbukan masalah keamanan Jepang. Sebagai wilayah yg tidak dikuasai pada perbatasan Jepang bagian selatan, hal ini dapat digunakan sebagai titik perhentian bagi pasukan luar yang mengancam Jepang. Komodor Perry dengan armada “kapal hitam” nya yang pernah tiba di Naha pada tahun 1853 dalam perjalanannya ke Edo Bay merupakan salah satunya. Namun, kebijakan ini menarik protes tidak hanya dari orang-orang bekas kerajaan ryukyu, tapi juga dari Cina yang masih diklaim sebagai negara upeti. Selain itu, bangsawan Okinawa juga pernah meminta kerajaan ch’ing dan presiden AS Ulysses S. Grant yang sedang berkunjung ke Asia Timur pada tahun 1879 untuk menengahi permasalahan ini. Negosiasi yang berlarut-larut ini berlangsung selama dua puluh tahun, sampai terjadinya perang Sino-Jepang dari tahun 1894-1895. Setelah menjadi bagian dari negara Jepang, Pada tahun 1912 untuk pertama kalinya masyarakat Okinawa mendapat hak pilih untuk mengirimkan wakil rakyat. Sedangkan untuk bidang perekonomian, awalnya jauh dari makmur dan bukan hanya itu saja, banyak penduduk Okinawa yang pindah ke luar negeri.

d. Keadaan Okinawa saat Perang Dunia II

Pada saat perang dunia II tepatnya tahun 1945, tentara Amerika serikat datang mennyerbu dan merebut pulau Okinawa melalui pertempuran Okinawa. Selama 82 hari sekitar 12.500 tentara Amerika tewas dan 37.000 jiwa terluka, serta mengorbankan seperempat dari total warga sipil Okinawa pada saat itu. Perang ini juga mengakibatkan kehancuran di bidang perekonomian Okinawa. Kedatangan tentara militer AS ini membuat Okinawa berada di antara dua kekuasaan. Di satu sisi, Okinawa dikuasai oleh tentara Amerika, dan di sisi lain dikuasai oleh sisa kedaulatan Jepang. Namun, setelah kedatangan tentara sekutu tersebut, pulau ini dijadikan sebagai pangkalan militer Amerika Serikat untuk rencana invasi ke Jepang. Masa ini disebut periode administrasi Amerika Serikat yang berlangsung selama 27 tahun. Pada masa administrasi AS di Okinawa, seringkali terjadi konflik antara militer AS dengan penduduk lokal. Meskipun sering terjadi konflik, di sisi lain Amerika juga memberikan pengaruh yang positif bagi kemajuan Okinawa. Sebab, Amerika memberikan beasiswa bagi pemuda Okinawa untuk belajar di Amerika, dan mendirikan Universitas Ryukyu dengan dana pemerintah AS pada tahun 1950. Pada tanggal 8 september 1951 pemerintah Jepang dengan tentara sekutu mengadakan perjanjian perdamaian yang lebih dikenal sebagai Perjanjian San Fransisco. Perjanjian ini secara resmi ditandatangani oleh 49 negara di San Fransisco, California. Hal ini menandai berakhirnya Perang Dunia II, dan mengakhiri secara resmi kedudukan Jepang sebagai kekuatan imperialis. Pada pasal 3 dari isi perjanjian tersebut secara resmi memasukkan kepulauan ryukyu, termasuk Okinawa ke dalam perwalian Amerika Serikat. Pada tahun 1969 perundingan antara dua negara ini berakhir dengan dikembalikannnya kepulauan ryukyu kepada Jepang. Akhirnya, pada tahun 1972, Amerika serikat secara resmi menyerahkan kepulauan Okinawa kepada pemerintah Jepang. Sejak saat itu, Okinawa menjadi bagian dari prefektur yang ada di Jepang hingga sekarang. Dari latar belakang sejarah berdirinya Okinawa ini, terlihat bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan pengaruh bagi Okinawa hingga saat ini. kepercayaan terhadap patung singa shisa juga mendapat pengaruh dari kebudayaan Cina yang masuk ke daerah ini pada saat keduanya melakukan hubungan kerjasama di bidang perdagangan.

2.2 Asal-usul Kemunculan Patung