RUANG SOSIAL
RUANG SOSIAL
yang terjadi adalah sebuah komentar yang bernada sinis.
Meminjam istilah Henri Levebre
90 Komunikasi, Vol. XI No. 01, Maret 2017: 86-92
mengenai produksi ruang sosial, maka ruang tersebut menciptakan realitas baru yaitu sosial haruslah dirasakan, dipahami, dan identitas. Identitas yang dimaksud tentu saja dihidupi (perceived, conceived, and lived)
didapatkan dengan serangkaian kegiatan yang secara sekaligus dalam keterikatannya dengan
menyatakan seseorang telah eksis di sebuah realitas sosial (Levebre, Henri dalam Schmid,
akun media sosial. Identitas inilah yang saat Christian, 2008:28).
ini sedang ramai dikejar oleh masyarakat Individu dan komunitas yang mem-
kita yang mungkin kurang eksis dalam dunia bentuk keterikatan dengan cyberspace harus
nyata. Pengakuan yang tidak tercapai dalam bisa dideskripsikan dalam bentuk ruang kehidupan sosial nyata maka dituangkan dalam sosial. Ruang ini menjadi sebuah bentuk yang
kehidupan sosial dunia maya dan ‘diakui’ oleh dimaknai sebagai ajang kreatifitas yang diakui
komunitasnya. Sehingga menyebabkan tidak dan dimiliki bersama. Dalam kasus akun
sadarnya seseorang untuk terus melakukan hal media sosial komunitas pedofil, pendiri akun
yang sama.
mengakui kepada pihak kepolisian bahwa Beberapa contohnya mungkin adalah untuk bisa bertahan dalam akun tersebut
berbagai fasilitas video streaming yang saat seseorang yang menjadi anggotanya harus
ini menjamur. Remaja pada usianya yang mampu memposting sebuah foto atau video
sedang mencari jati diri seringkali ingin yang memiliki konten pornografi anak-anak
mendapatkan popularitas secara instan. Maka setiap hari dan baru.
tidak heran kita sering menemukan foto dan Bisa dibayangkan jika akun tersebut
video yang bertebaran di dunia maya dalam telah ada sejak tahun 2014 maka kurang lebih
keadaan yang jauh dari adat ketimuran kita. tiga tahun dia bertahan dalam memproduksi
Hal tersebut bertujuan untuk meraih simpati secara berkala foto maupun video yang dari banyak orang untuk sekedar memfollow berbeda demi tetap berlangsungnya komunitas
dan mendapatkan keuntungan dalam waktu tersebut. Artinya untuk hal yang menyimpang
yang cepat. Berapa banyak orang yang saja media sosial termasuk menjadi sebuah
berusaha menampilkan sesuatu yang berbeda kekuatan yang menyatukan sebuah komunitas
demi di endorse oleh online shop. Sayangnya dengan mengandalkan pembaruan informasi
sesuatu yang berbeda tersebut sering dimaknai dalam sebuah teknologi.
sebagai sebuah tindakan yang merangsang Turkle menerangkan mengenai konsep
orang lain untuk mendukung dengan cara identitas di dunia virtual. Dunia virtual apapun. Maka muncullah tayangan video yang menawarkan suatu bentuk yang berbeda,
bernada pornografi tapi masyarakat kita tidak identitas kelompok yang lebih bebas, tidak
menyatakan bahwa itu adalah pelanggaran. terdesentralisasi, lebih cair, fleksibel dan selalu
Sehingga sebagai ruang sosial yang dihidupi dalam proses (tidak berhenti). Maka dari itu
bersama menjadi sesuatu yang ‘sah’. siapapun di dunia maya ini merasa imajinasi
mereka sungguh telah tertuang dengan NETWORK SOCIETY
sempurna. Deskripsi yang selama ini hanya bisa berputar di otak masing masing manusia
Network society menurut Castell mampu digambarkan sekaligus terwakili oleh
menjadi salah satu bentuk atau lebih tepatnya ‘avatar’ pilihan mereka di dunia cyberspace.
sebuah masyarakat yang memiliki keterikatan Ruang sosial yang harus dihidupi pada bebasnya sebuah informasi dan teknologi
Eksistensi dan Identitas di Media Baru (Dessy Trisilowaty)
itu sendiri. Dalam hal ini masyarakat yang ada akan terdapat pemaknaan yang berbeda pula dalam dunia virtual telah tergantung untuk
terhadap lingkungan sekitar. Dengan kata begitu bebasnya mendapatkan informasi lain, identitas juga memiliki peran di dalam sehingga membentuk komunitas yang baru.
menjelaskan perilaku individu, berkaitan Bell menerangkan bahwa eksistensi dari
dengan keanggotaannya ke dalam komunitas internet sebagai cyberspace sangat essential
sebagai lingkungan sekitarnya. Dalam kasus bagi masyarakat terutama yang membutuhkan
ini, peran komunitas menjadi penting di ruang ekspresi atas hal hal yang tidak dapat
dalam pembentukan identitas individu, karena dilakukan di dunia nyata.
sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Konteks teknologi juga merupakan castell, jenis pemaknaan akan dipengaruhi salah satu hal yang dibahas oleh Baudrillard.
oleh institusi-institusi dominan di dalam Ia melihat lebih pada realitas sosial yang ada
kehidupan individu tersebut. Pembagian sehingga lebih membahas pengaruh teknologi
identitas tersebut terdiri dari atas identitas terhadap masyarakat. Teknologi dianggap legitimasi (legitimizing identity), identitas memberikan hal hal yang baru muncul dari
resisten (resistance identity), dan identitas manusia dan justru mengalienasi manusia.
projek (project identity).
Keberadaan teknologi dalam masyarakat Pentingnya komunitas sering diungkap- adalah di mana mesin (sebagai hasil tekno-
kan oleh Castells dalam ‘network society’ logi) akan mengganti manusia, dimana saat
sebagai suatu pertemuan beberapa jaringan itu manusia sudah tidak siginifikan dan
sekaligus. Dalam hal ini masyarakat jaringan tidak diperlukan (Butler dalam Baudrillard,
adalah masyarakat yang terbentuk dengan 2009:31).
peran dari teknologi informasi sebagai salah Castells melihat beberapa faktor dalam
satu faktor pembentuk struktur masyarakat tulisannya mengenai network society. Ia (Castells, 2004:3). melihat komunitas dan individu yang terepresi
Dengan menggunakan pemikiran oleh interkoneksi global yang melahirkan
castells, maka bentuk dari masyarakat jaringan pemikiran-pemikiran yang berbasiskan akan rentan terhadap perubahan yang baru, jaringan. Individu dipaksa menjalani sebuah
karena jalur-jalur informasi yang terbentuk realitas yang berbeda dengan kondisi seperti
di dalam jaringan ada berdasarkan pada eksklusi dan kemiskinan. Disini kapitalisme
komunikasi yang tersedia bagi masyarakat juga menjadi permasalahan utama mungkin
tersebut. Faktor selanjutnya adalah teknologi juga karena Castells sangat Marxian, tetapi
yang terungkap dalam ‘ network society’. yang jelas dalam penulisannya identitas Castell banyak menekankan pada perubahan dari sudut pandang tertentu terutama pada
dari teknologi yang dapat mempengaruhi ‘the power of identity’ merupakan sumber
struktur dalam masyarakat seperti identitas makna di dalam pikiran individu. Sedangkan
projektif yang mudah berubah atas bentuk pemaknaan (meaning) dikemukakan Castell
kebudayaan tertentu dan mampu merubah (castells, 1997:7) sebagai identifikasi simbolik
struktur sosial yang ada. Dibuktikan dengan (symbolic identification) pada seorang actor
betapa banyak kebudayaan yang saat ini ikut terhadap tindakan-tindakannya.
mempengaruhi masyarakat sekitar yang telah Pemikiran castell ini menyatakan terjangkau oleh informasi dan teknologi. bahwa di dalam identitas yang berbeda,
Budaya lokal menjadi terkikis sedangkan
92 Komunikasi, Vol. XI No. 01, Maret 2017: 86-92
budaya baru sangat mudah diadaptasi.
Salah satu fenomenanya yang mampu merubah struktur masyarakat adalah ber- kuasanya kaum yang memiliki modal tidak hanya uang namun kemampuan yang tidak pada tempatnya sehingga menghasilkan ke- bijakan yang kurang efektif. Masih terjadi beberapa hari yang lalu seorang gubernur yang diangkat dari seorang artis yang pada akhirnya dituntut untuk mengundurkan diri dari kursi politik karena lebih mengutamakan kegiatan keartisannya daripada mensejahterakan rakyat- nya. Pada awalnya hal tersebut terjadi karena ketenaran yang tercipta melalui masyarakat jaringan lebih mampu memberikan kekuatan besar untuk memberikan dukungan pada satu saat yang sama. Namun bersifat sangat singkat jika pelaku tidak mampu mempertahankan ruang sosial dan eksistensi dirinya bersama komunitas.
Dalam konsep komunitas Castell lebih jelas menggambarkan bagaimana masyarakat informasi bekerja dalam membentuk satu jaringan informasi dan nantinya informasi tersebutlah yang membentuk komunitas di dalam cyberspace. Hal ini merujuk pada bentuk komunitas yang khusus menurut castell dimana jaringan informasi menjadi tolak ukur sukses tidaknya suatu komunitas. Dari sekian banyak konsep dan definisi mengenai komunitas, Bell dan Newby (Urry, 2000) mendeskripsikan komunitas terbagi atas tiga yaitu: pertama, komunitas atas wilayah geografis yang berdekatan (dengan kata lain berdekatan secara fisik), kedua, komunitas yang terbentuk karena hubungan sosial walaupun terpisah mereka terbentuk dikarenakan faktor-faktor sosial atau institusi- institusi sosial, ketiga, bentuk komunitas yang tidak terikat pada fisik maupun sosial tetapi lebih kepada keterikatan personal.
Maka masyarakat jaringan saat ini
sangatlah mudah membentuk sebuah dukungan dalam waktu yang singkat diakibatkan memiliki sebuah kesamaan yang telah disebutkan oleh Bell sebelumnya. Begitu kuatnya informasi dan teknologi di masa kini sehingga tidak mudah dibendung oleh kekuatan di dunia nyata. Dukungan bukan merupakan hal yang mustahil lagi saat seseorang dapat menguasai pertukaran informasi dan memiliki teknologi sebagai pendukung untuk menyebarkannya.
Seduksi dan media sosial kini
Komunikasi melalui media baru me- munculkan prinsip komunikasi baru yaitu bujuk rayu. Baik komunikan dan komu- nikator, keduanya memiliki tujuan masing masing dalam media baru. Semakin teradiksi untuk melakukan seduksi demi lancarnya maksud komunikasi sehingga kadang ter- lupakan bahwa tujuan komunikasi itu sendiri adalah pertukaran pesan yang sangat dibuthkan oleh kedua pihak. Bukan lagi sekedar mempertukarkannya, namun dengan munculnya media baru dan cyberspace menjadi sesuatu yang menarik di masayarakat kita yaitu fenomena untuk memberikan stimuli demi tersampaikannya pesan.
Sebagaimana Castell dan Bell mem- berikan gambaran bahwa kekuatan informasi dan teknologi tidak semata pertukaran pesan namun mampu memposisikan sebuah perubahan yang signifikan di dalam mas- yarakat. Informasi yang beredar menjadi sebuah komoditas yang tidak lagi murni untuk mengedukasi masyarakat tentang keadaan yang sebenarnya namun lebih ke sebuah peristiwa yang sudah dikonstruksi demi tujuan segelintir pihak saja.
Simpang siurnya informasi tentang penculikan anak menjadi sebuah keadaan yang meresahkan sekaligus membuat takut dalam waktu yang cepat. Sementara beberapa
93
Eksistensi dan Identitas di Media Baru (Dessy Trisilowaty)
media mengakui bahwa hal tersebut memang ini merupakan kekuatan baru yang berangkat terjadi namun pihak kepolisian justru dari hal sederhana namun mampu memberikan menyanggahnya karena maksud beberapa kekuatan masyarakat yang besar. Bagi pihak ingin menjatuhkan nama pemerintahan
pemiliknya mungkin bisa mendirikan sebuah yang kurang mampu mengendalikan keamanan
institusi yang kuat namun sayangnya media ini di masyarakat.
juga tidak lepas dari kekuatan individu yang Di satu sisi media kurang dapat me-
terjalin satu sama lain namun tidak dikenal. nunjukkan keberpihakan terhadap masya- rakat saat komunitasnya mulai mendukung adanya sebuah project identity seperti
DAFTAR PUSTAKA
yang diungkapkan Castell. Beberapa pihak Bell, D. 2007. Cyberculture Theorist; Manuel cenderung melemparkan isu tidak ber- Castells and Donna Haraway. London: tanggung jawab yang kemudian menjadi
Routlege Press.
sebuah peristiwa yang diinformasikan secara berkala serta didukung oleh komunitasnya
Baudrillard, J. 2007. Fatal Theoriest. Clarke D.B., demi terwujudnya sebuah project bersama.
Doel M. A., Merrin W. Richard G.S (ed), Institusi-institusi yang berada disekitar-
International Library of Sociology. nya lebih mendukung kearah yang aman demi
berlangsungnya sebuah komunitas yang telah Castells, M. 2004. The Network Society A Cross didanai oleh pihak-pihak yang ikut merasakan
cultural Perspective. Cheltenham, Uk project yang dituju harus terwujud. Seperti
Northampton, MA, USA : Edward Elgar diungkapkan juga sebelumnya hal inilah
Publishing, Inc.
menjadi sebuah adiksi yang mengedukasi masyarakat bahwa pertukaran informasi Levinson, Paul. 2009. New New Media . Boston, bukan lagi semata pertukaran pesan namun
MA: Allyn & Bacon. didalamnya mengandung seduksi yang
Manovich, Lev. 2002. The Language of New mengkonstruksi sebuah peristiwa yang
Media. Cambridge, MA: The MIT Press. dijadikan informasi.
Eksistensi di media sosial bukan lagi hal Turkle, S. 1985. Life on The Screen: Identity in the yang biasa dilakukan masyarakat tanpa tujuan
Ageof the Internet. Simon & Schuster, tetapi justru sebaliknya. Awalnya dengan
New York.
tujuan yang sederhana menjadi sesuatu yang menciptakan masyarakat jaringan yang mampu merubah struktur di masyarakat. begitu kuatnya media baru dan ruang sosial yang tercipta tidak lagi memberikan pengalaman baru dalam berkomunikasi saja tetapi akibatnya bisa diluar nalar manusia saat masyarakat kita tidak lai menyadari manakah yang sebaiknya dilakukan dan dikendalikan.
Media baru bukan lagi sesuatu yang baru dan layak untuk dijelajahi tetapi media