Konsep Dasar Pengembangan Diri
1. Konsep Dasar Pengembangan Diri
Materi pengembangan diri ini menguraikan mengenai konsep program pengembangan diri; prinsip, ruang lingkup dan prosedur pelaksanaan program pengembangan diri; serta pelaksanaan program pengembangan diri.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
KP
a. Pengertianprogram pengembangan diri
Program pengembangan diri bagi anak tunagrahita yang terdiri atas tiga konsep dasar, yaitu merawat diri (self care), menolong diri (self help), dan kegiatan sehari-hari (activities of daily living) atau ADL. Aktivitas mengurus atau merawat diri merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki anak tunagrahita seperti membersihkan badan (mandi, mencuci tangan, mencuci kaki, menggosok gigi, menyisir rambut, mengenakan pakaian, makan, minum, dan lain sebagainya.
b. Tujuan program pengembangan diri
Tujuan program pengembangan diri bagi anak tunagrahita pada dasarnya upaya agar anak tunagrahita dapat melakukan kegiatan sehari-hari sesuai dengan potensi dan kemampuannya. Secara rinci tujuan program
pengembangan diri adalah sebagai berikut:
1) Agar anak dapat hidup wajar dan mampu menyesuaikan diri di dalam keluarga, teman sebaya baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
2) Agar anak dapat menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya sendiri
tanpa bantuan orang lain.
3) Agar anak dapat mengurus keperluannya sendiri dan dapat
memecahkan masalahnya sendiri.
4) Agar anak dapat membantu orang tua dalam mengurus rumah tangga, baik kebersihan, ketertiban, dan pemeliharaan rumah.
5) Agar anak mampu berpartisipasi dalam menciptakan kehidupan
keluarga yang sejahtera.
c. Pendekatanprogram pengembangan diri
Pendekatan dalam pelaksanaan program pengembangan diri adalah perbaikan tingkah laku melalui modifikasi perilaku (behavior modification). Dalam melakukan pendekatan program pengembangan diri ini diperlukan baseline, kriteria, dan penguatan (reinforcement).
1) Baseline adalah kemampuan awal yang dimiliki anak sebelum memperoleh perlakukan dari program pengembangan diri. Kemampuan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
KP
awal ini diperlukan untuk mengetahui adanya peningkatan setelah mendapat perlakukan dari program pengembangan diri. Peningkatan kemampuan ini diperoleh setelah kepada anak yang bersangkutan dilakukan asesmen.
2) Kriteria adalah penetapan sejumlah standar yang harus dicapai dalam satu pertemuan atau satu kali treatment. Dalam pelaksanaan teratment anak akan melakukan sesuatu yang “betul” dan mungkin sesuatu yang “salah” yang disebut sebagai trial dan eror. Jika pada sebuah pertemuan guru menetapkan kriteria “betul” lima buah untuk kriterian memakai dan menanggalkan baju dan anak tersebut juga bisa mencapainya, maka treatment pada pertemuan tersebut dinyatakan berhasil. Dengan kata lain, pada setiap pertemuan guru akan menetapkan trial-trial pada kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan guru pada setiap pembelajaran.
3) Reinforcement, adalah penguatan yang diberikan berupa “rangsangan” yang diberikan guru kepada anak segera setelah anak melakukan sesuatu yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Pemberian penguatan harus segera dilakukan setelah anak selesai melakukan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Hal ini penting untuk meningkatkan kepercayadirian anak yang bersangutan dan terdorong untuk melakukan lagi dengan baik dan benar.
d. Teknik program pengembangan diri Terdapat beberapa teknik yang sering digunakan dalam membelajarkan
program pengembangan diri bagi anak tunagrahita, antara lain modelling, promting, fading, dan shaping.
1) Modelling atau memberikan contoh, yaitu teknik memberikan contoh- contoh apa yang karus dikerjakan oleh anak. Misanya mencontohkan menggunakan sikat dan pasta gigi agar anak mengerti bagaimana menyikat gigi dengan baik.
2) Prompting, menuntun atau mendorong yaitu melakukan atau mengatakan sesuatu untuk membantu anak agar mengerti dan dapat melakukan.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
KP
3) Fading, mengurangi tuntunan yaitu mengurangi tuntunan secara bertahap sejalan dengan peningkatan kemampuan yang dicapai oleh peserta didik.
4) Shaping, pentahapan yaitu membagi kegiatan dalam berbagai tahapan. Prinsip pentahapan dimulai dengan tahapan yang paling mudah (sederhana) mengarah ke tahapan yang lbih sulit (kompleks).