Aspek Pengembangan Jarak Pagar

5.3. Aspek Pengembangan Jarak Pagar

Pengembangan Jarak Pagar diprioritaskan terhadap wilayah kesesuaian lahan dengan kriteria sesuai dan tidak terdapat tanaman Jarak Pagar, dimana aspek pengembangan ini dilihat berdasarkan jenis penggunaan tanah yang terdapat pada kriteria lahan sesuai dan tidak terdapat tanaman Jarak Pagar (lihat Tabel 5.6).

Tabel 5.6. Luas Penggunaan Tanah pada Wilayah Kesesuaian Lahan dengan Kriteria Sesuai dan tidak terdapat Tanaman Jarak Pagar di Kabupaten Subang

No. Penggunaan Tanah

Luas Wilayah (Ha)

2. Padang Rumput

5. Sawah Irigasi

6. Sawah Tadah Hujan

8. Sungai/ Danau/Waduk

4 Jumlah

9. Tegalan/Ladang

25.924 100 (Sumber : Pengolahan data, 2009)

Berdasarkan penggunaan tanah yang terdapat pada wilayah kesesuaian dengan kriteria sesuai dan tidak terdapat tanaman Jarak Pagar tersebut, pengembangan Jarak Pagar dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah sebagai berikut:

(a). Padang rumput dan semak

Penutupan lahan padang rumput dan semak belukar di dominasi oleh tumbuhan perdu yang bercampur dengan tumbuhan alang-alang dan rumput gajah. Luas penutupan padang rumput dan semak belukar pada wilayah kesesuaian dengan kriteria sesuai yaitu 328 ha atau hanya 1% dari luas wilayah kesesuaian dengan kriteria sesuai dan tidak ada tanaman Jarak Pagar.

Gambar 5.5. Ilustrasi Penutupan Lahan Padang Rumput dan Semak Belukar di Kecamatan Cibogo (Dok. Pribadi, 27 April 2009 dan 9 Juni 2009)

Dengan melihat kondisi penutupan lahan padang rumput dan semak belukar, aspek pengembangan Jarak Pagar yang dapat dilakukan diantaranya yaitu melalui sistem monokultur atau tanaman sejenis. Melalui sistem monokultur, pengembangan Jarak Pagar pada lahan padang rumput dan semak belukar diuntungkan dengan luas area tanaman yang dapat digunakan seluruhnya. Namun untuk membuka lahan seperti padang rumput dan semak belukar seperti ini membutuhkan pemulihan lahan dengan membersihkan semak belukar dan tumbuhan liar yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman Jarak Pagar itu sendiri dan memperbaiki kondisi tanah, karena tanah yang ditanami oleh tanaman-tanaman liar dapat menyebabkan kondisi menjadi tidak subur atau tandus.

(b). Kebun dan tegalan/ladang

Penutupan lahan kebun dan tegalan/ladang di dominasi oleh tumbuhan tanaman keras rambutan diikuti oleh tumbuhan kelapa dan tubuhan campuran (pohon salam, buni, mangga, cery, dan beberapa jenis lainnya). Selain itu juga diketemukan tumbuhan menaun seperti pisang, pepaya, dan tanaman singkong. Luas areal ini tercatat 4531 ha atau 18% dari luas wilayah kesesuaian dengan kriteria sesuai dan tidak ada tanaman Jarak Pagar.

Gambar 5.6. Ilustrasi Penutupan Lahan Kebun dan Tegalan/Ladang di Kecamatan Cipunagara (Dok. Pribadi, 27 April 2009 dan 9 Juni 2009)

Berdasarkan kondisi penutupan lahan kebun dan tegalan/ladang seperti yang terlihat pada Gambar 5.5 diatas, aspek pengembangan Jarak Pagar yang dapat dilakukan diantaranya yaitu melalui sistem tumpang sari. Dengan menggunakan sistem tumpang sari pada lahan kebun dan tegalan/ ladang ini, mempunyai beberapa keuntungan seperti tidak memakan banyak lahan atau area dalam pengembangannya, memperoleh hasil atau produksi selain dari tanaman Jarak Pagar itu sendiri, serta lebih mudah dalam proses penanamannya karena lahan kebun dan tegalan/ladang tersebut merupakan lahan produktif yang kondisi tanahnya cukup baik.

(c). Penggunaan tanah lainnya (permukiman, rawa, sawah irigasi, sawah tadah hujan, dan sungai/danau/waduk)

Penggunaan tanah lainnya yaitu terdiri dari penutupan lahan yang berupa permukiman, rawa, dan sawah baik beririgasi maupun tadah hujan, serta sungai/danau/waduk secara keseluruhan memiliki luas 21.065 ha atau 81 % dari luas wilayah kesesuaian dengan kriteria sesuai dan tidak ada tanaman Jarak Pagar.

Gambar 5.7. Ilustrasi Kondisi Penutupan Lahan Sawah di Kecamatan Cipeundeuy

(Dok. Pribadi, 9 Juni 2009)

Berdasarkan wilayah kesesesuaiannya, kondisi penutupan lahan yang terdiri dari permukiman, rawa, dan sawah baik beririgasi maupun tadah hujan, serta sungai/danau/waduk masih cukup potensial sebagai wahana pengembangan Jarak Pagar yaitu melalui sistem penanaman pada pekarangan rumah, Berdasarkan wilayah kesesesuaiannya, kondisi penutupan lahan yang terdiri dari permukiman, rawa, dan sawah baik beririgasi maupun tadah hujan, serta sungai/danau/waduk masih cukup potensial sebagai wahana pengembangan Jarak Pagar yaitu melalui sistem penanaman pada pekarangan rumah,