3.2. Gambaran Pengelolaan
Persampahan sebelum Tahun 2001 ditin-jau dari 5 lima aspek Pengelolaan
Sebagaimana diketahui bahwa ada 5 lima aspek yang merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pengelolaan persampahan, yakni : aspek teknik opera-
sional, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek peraturan dan aspek peran serta masyarakat. Dan kelima aspek ini saling berhubungan satu sama lainnya.
3.2.1 Gambaran Pengelolaan dari Aspek Teknik Opera-sional
A. Volume Timbulan Sampah
Sebagaimana diketahui bersama bahwa volume timbulan sampah sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk suatu tem-
pat akan menimbulkan volume timbulan sampah meningkat. Dari data sensus ta- hun 2001 dimana jumlah penduduk kota Tahuna seluruhnya 28.190 jiwa belum
ada pemekaran wilayah kecamatan yakni: Kec. Tahuna Barat dan Tahuna Timur. Sehingga kalau kita asumsikan 1 satu orang penduduk bisa menghasilkan sam-
pah 2 literhari, maka volume timbulan sampah perkotaan bisa dihitung. Dari to- tal jumlah penduduk kota Tahuna sebanyak 28.190 jiwa pada tahun 2001 ini, akan
menghasilkan sampah sebanyak 56.380 literhari atau 56,4 m3hari. Namun dari hasil wawancara bahwa hanya kurang lebih sepertiga 13 saja atau 30 dari
produksi sampah ini yang masuk atau diangkut ke TPA. Sedangkan sebahagian besar masih dikelola sendiri oleh penduduk setempat, baik dengan cara dikumpul
pada lubang-lubang yang sudah disiapkan, dibuang pada saluran selokan sungai atau dimusnakan dengan cara dibakar.
B. Pelayanan Persampahan
Untuk mengukur tingkat pelayanan ada 2 dua hal yang diamati, yakni: laju kecepatan pelayanan dan cakupan pelayanan. Kecepatan pelayanan persam-
pahan sangat tergantung pada beberapa hal, seperti: jumlah personil pengelola, kecakapan pengelola dan jumlah armada yang disediakan. Dari hasil wawancara
di lapangan diperoleh bahwa sampah yang sudah dikumpulkan oleh para pendu- duk baik yang ada di TPS ataupun yang masih berada di rumah-rumah penduduk
yang rumahnya berada di jalan–jalan utama biasanya akan terangkut ke TPA dengan intensitas pengangkutan sebanyak 2 dua kali seminggu yakni hari rabu
dan sabtu. Ini disebabkan karena jumlah armada dan personil yang melayani san- gatlah terbatas. Kemudian menyangkut cakupan pelayanan persampahan hanyalah
terbatas pada perumahanpemukiman penduduk yang kebetulan berada pada ja- lan–jalan utama, sedangkan pemukiman penduduk yang berada pada daerah bela-
kang umumnya pengelolaan sampah hanyalah dikelola secara swadaya oleh para penduduk dengan cara dibuatkan lubang pada pekarangan untuk penampungan
sampah selain itu ada juga yang dimusnakan dengan cara dibakar. Dari data hasil wawancara, bahwa pelayanan persampahan bisa dikatakan hanyalah mencakup
sepertiga dari jumlah penduduk yang ada, selebihnya belum bisa terlayani.
C. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh Dinas Pasar dan Kebersihan guna melancarkan tugas pokok dan fungsinya boleh dikatakan masih belum
mencukupi kebutuhan. Baik armada pengangkutan, gerobak sampah TPS-TPS, ataupun bangunan TPA.
Prasarana jalan yang menuju TPA kondisinya juga belum beraspal. Prasarana ge- dung, baik gedung kantor maupun kantor TPA masih bersifat darurat. Padahal
kondisi sarana dan prasarana yang cukup baik dan terawat akan bisa menjadi fak- tor pendorong pengelolaan sampah.
3.2.2 Gambaran Pengelolaan Persampahan dari Aspek Kelembagaan