Efektifitas pemanfaatan TINJAUAN PUSTAKA

Sumber: Direktorat Penataan Ruang Nasional 2008 Gambar 2.3. Kedudukan Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan RTNH dalam RTR Kawasan Perkotaan Penataan ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Berdasarkan wilayah administrasinya, penataan ruang terdiri atas penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, penataan ruang wilayah kabupatenkota. Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka non hijau. Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka non hijau selain dimuat dalam RTRW Kota, RDTR Kota, atau RTR Kawasan Strategis Kota, juga dimuat dalam RTR Kawasan Perkotaan yang merupakan rencana rinci tata ruang wilayah Kabupaten. RTNH memiliki kedudukan yang sederajat dengan RTH dan merupakan keharusan untuk diperhitungkan dalam penyusunan dokumen penataan ruang di kota atau kawasan perkotaan.Hal yang juga di ungkapkan oleh organisasi badan dunia di bawah naungan World Town Planning Day WTPD diperingati setiap tahunnya di 30 negara pada 4 empat benua setiap tanggal 8 november sebagai ajang untuk mengangkat peran penataan ruang dalam menciptakan lingkungan perkotaan yang layak huni livable environment, baik secara lokal maupun global.

2.4. Aspek pendorong dalam kajian efektifitas dalam pemanfaatan Ruang

Terbuka Non Hijau RTNH Menurut Carr et al. dalam Carmona dkk.2003, ruang terbuka dalam suatu permukiman akan berperan efektif dan bermanfaat jika mengandung unsur antara lain : a. Comfort Merupakan salah satu syarat mutlak keberhasilan ruang publik. Lama tinggal seseorang berada di ruang publik dapat dijadikan tolok ukur comfortable tidaknya suatu ruang publik. Dalam hal ini kenyamanan ruang publik antara lain dipengaruhi oleh: environmental comfort yang berupa perlindungan dari pengaruh alam seperti sinar matahari, angin, physical comfort yang berupa ketersediannya fasilitas penunjang yang cukup seperti tempat-tempat duduk sebagai social and psychological comfort. b. Relaxation Merupakan aktifitas yang erat hubungannya dengan psychological comfort. Suasana rileks mudah dicapai jika badan dan pikiran dalam kondisi sehat dan senang. Kondisi ini dapat dibentuk dengan menghadirkan unsur-unsur alam seperti tanaman pohon, air dengan lokasi yang terpisah atau terhindar dari kebisingan dan hiruk pikuk kendaraan disekelilingnya. c. Passive engagement Aktifitas ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Kegiatan pasif dapat dilakukan dengan cara duduk-duduk atau berdiri sambil melihat aktifitas yang terjadi di sekelilingnya atau melihat pemandangan yang berupa taman, air mancur, patung atau karya seni lainnya. d. Active engagement Suatu ruang publik dikatakan berhasil jika dapat mewadahi aktifitas kontak interaksi antar anggota masyarakat teman, famili atau orang asing dengan baik. e. Discovery Merupakan suatu proses mengelola ruang publik agar di dalamnya terjadi suatu aktifitas yang tidak monoton. Aktifitas dapat berupa acara yang diselenggarakan secara terjadwal rutin maupun tidak terjadwal diantaranya berupa konser, pameran seni, pertunjukan teater, festival, pasar rakyat bazaar, serta promosi dagang. Sedangkan faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi lahan dikelompokkan menjadi 3 sistem Kaiser, 1995 yaitu: 1. Sistem aktivitas, berkaitan dengan cara manusia dan institusinya keluarga, perusahaan, pemerintah, dan sebagainya mengorganisasikan kesibukan sehari-harinya dalam memenuhi kebutuhannya dan berinteraksi dengan sesamanya dalam ruang dan waktu. 2. Sistem pengembangan lahan, berkaitan dengan penyediaan lahan yang diubah dari lahan non-perkotaan, pertanian ke lahan perkotaan untuk manusia perkotaan dan kegiatannya seperti pada sistem kegiatan di atas. 3. Sistem lingkungan, berkaitan dengan sumber daya alam: a.Biotik: tumbuhan dan binatang ekosistem b.Abiotik: air, udara, dan zat-zat sistem hidrologis, sistem aerologis, dan sistem geologis.