Swadaya Tambal Jalan Berlubang
Swadaya Tambal Jalan Berlubang
TRENGGALEK - Ribuan warga Munjungan bergotong-royong memperbaiki jalan utama Munjungan – Kampak kemarin (6/5). Kegiatan tersebut dilakukan warga secara swadaya. Seluruh elemen masyarakat ambil bagian dalam kegiatan itu. Diantaranya, sopir, anggota TNI, polisi, PNS, dan anggota gerakan pemuda.
Sekitar pukul 08.00 mereka berada di jalan yang hendak diperbaiki. Jalan ditambah dengan semen. Kegiatan tersebut dilakukan di jalan Desa Besuki. Ada enam titik yang diperbaiki. Setiap titik berada di tanjakan atau tikungan tajam.
Bukari, 43, koordinator kegiatan tersebut, menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam kegiatan itu. Dana, material, dan tenaga berasal dari swadaya warga Munjungan. “ tujuan kami adalah memperbaiki jalan. Semuanya dilakukan atas kemauan warga Munjungan.”
Bukari menerangakan, kegiatan tersebut merupakan yang kedua. Kegiatan pertama dilakukan minggu lalu dengan tiga titik yang berbeda. “Pertama, jalan berlubang ditutup dengan batu. Kemudian, campuran semen, pasir, dan coral digunakan sebagai penutupnya. Untuk sementara, separuh jalan dulu ditambal. Setelah itu kering, dilanjutkan separuh jalan sisanya sehingga jalan masih bisa dilewati kendaraan,” jelasnya.
Sukadji menuturkan, karena jalan rusak, waktu tempuh Trenggalek – Kampak – Munjungan menjadi lebih lama. Jika jalan bagus, jarak Trenggalek – Munjungan bisa ditempuh dalam 1 – 1,5 jam. “ selama oni waktu tempuhnya dua jam dan kadang lebih. Bahkan ada ibu yang melahirkan di jalan lantaran terlambat dibawa ke RSUD,” katanya.
Sukadji berharap, Pemkab Trenggalek segera merealisasikan proyek perbaikan jalan Kampak – Munjungan.
ANALISA KASUS Telah dibicarakan bahwasannya pemerintah harus campur tangan dalam perekonomian untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber ekonomi karena sistem pasar tidak dapat melaksanakan alokasi sumber-sumber ekonomi secara efisien. Bentuk campur tangan pemerintah ialah barang publik. Barang publik dihasilkan untuk menunjang pertumbuhan dalam perekonomian, seperti jalan, keamanan, kesehatan, dan sebagainya. Artinya, pemerintah menghasilkan barang publik untuk menunjang kenyamanan masyarakat untuk berkembang.
Tapi nyatanya hal ini menyimpang dari pernyataan diatas. Melihat berita yang telah terjadi pada warga Munjungan, Trenggalek, respon pemerintah terhadap barang publik yang rusak sangatlah terlambat. Padahal jalan tersebut selalu menjadi lalu lalang masyarakat sekitar. Justru keterlambatan tersebut masyarakat sekitar beserta TNI, Polisi, dan PNS secara inisiatif memperbaiki jalan tersebut dengan iuran mayarakat sekitar. Bila dipandang secara mendalam hingga sampai masyarakat Munjungan memperbaiki jalan rusak tersebut dengan iuran sendiri tanpa ada campur tangan dari pemerintah dapat dipastikan masyarakat sangat membutuhkan jalan tersebut rapi dan tidak berlubang dan dapat diperkirakan pula manfaat jalan di Munjungan berperan besar dalam perekonomian maupun sosial.
Jelas ini semua merupakan hal yang kurang di dalam model pembangunan ekonomi. Pada model pembangunan yaitu tahap awal perkembangan, pemerintah menyediakan prasarana seperti pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi, dan sebagainya. Kemudian, pada tahap menengah dikarenakan peran sektor swasta sudah semakin besar sehingga memerlukan barang publik yang berkualitas, contohnya jalan. Jalan di daerah Munjungan yang rusak mengakibatkan eksternalitas. Eksternalitas tersebut diakibatkan jalan di daerah Munjungan tersebut sering terjadi longsor dan dilalui oleh kendaraan berat dan aspalnya tidak kuat menahan beban berat sehingga jalan tersebut retak hingga berlubang. Lubang inilah yang mengganggu kenyamanan bagi masyarakat sekitar. Permasalahannya ialah pemerintah belum mampu menyelesaikan tahap menengah tetapi langsung meloncat menuju tahap akhir pembangunan. Pada tahap menengah, pemerintah dituntut untuk turun tangan mengatur Jelas ini semua merupakan hal yang kurang di dalam model pembangunan ekonomi. Pada model pembangunan yaitu tahap awal perkembangan, pemerintah menyediakan prasarana seperti pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi, dan sebagainya. Kemudian, pada tahap menengah dikarenakan peran sektor swasta sudah semakin besar sehingga memerlukan barang publik yang berkualitas, contohnya jalan. Jalan di daerah Munjungan yang rusak mengakibatkan eksternalitas. Eksternalitas tersebut diakibatkan jalan di daerah Munjungan tersebut sering terjadi longsor dan dilalui oleh kendaraan berat dan aspalnya tidak kuat menahan beban berat sehingga jalan tersebut retak hingga berlubang. Lubang inilah yang mengganggu kenyamanan bagi masyarakat sekitar. Permasalahannya ialah pemerintah belum mampu menyelesaikan tahap menengah tetapi langsung meloncat menuju tahap akhir pembangunan. Pada tahap menengah, pemerintah dituntut untuk turun tangan mengatur
Berdasarkan dengan teori hukum Wagner bahwasannya apabila pendapatan masyarakat meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah juga meningkat. Dengan menggunakan analisa berikut berarti jika pemerintah ingin GNP naik maka pemerintah harus mampu menciptakan barang publik yang berkualitas untuk menunjang kenyamanan dalam perekonomian. Intinya, pemerintah harus cepat dalam merespon kerusakan jalan di daerah Munjungan agar aktivitas kegiatan perekonomian yang menggunakan jalan tersebut tetap berjalan lancar.