Sistem penanggulangan bahaya kebakaran Pengelolaan limbah persampahan

TA 123 PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA Dinitya Laksitha Putri - L2B009044 72 Lain halnya untuk air limbah kamar mandi seperti air yang bercampur kotoran. Saluran air limbah di tanah atau di dasar bangunan dialirkan pada jarak sependek mungkin dan tegak lurus, dialirkan dengan kemiringan 0,5-1 ke dalam penampungan yang disebut septictank. Unit-unit hunian yang bersebelahan dapat dibuat septictank komunal, dimana setiap 10 unit hunian menggunakan 1 septictank sebagai usaha meminimalisir pencemaran ekologis bantaran tepi sungai.

b. Sistem penanggulangan bahaya kebakaran

Dalam mengantisipasi bahaya kebakaran, kawasan inidirancang menggunakan hydrant dan fire estinguisher. Berikut fasilitas yang digunakan dalam industri perkalengan: - Hydrant luar ruangan Hydrant merupakan suatu perangkat pemadam kebakaran dengan bahan baku air. Hydrant yang dimaksud merupakan fasilitas luar ruangan berskala lingkungan untuk memadamkan kebakaran yang terjadi dari luar bangunan. Hydrant ini harus e ggu aka katup pe buka de ga dia eter 4” u tuk 2 kopli g, dia eter 6” untuk 3 kopling dan mampu mengalirkan air 250 galonmenit atau 950 litermenit untuk setiap kopling. - Fire estinguisher Untuk pencegah bahaya kebakaran di dalam fasilitas umum khususnya di bangunan unit usaha, disediakan Fire estinguisher. Berupa tabung yang berisi zat kimia yang bisa memadamkan api, penempatan setiap 20-25 meter dengan jarak jangkauan seluas 200-250 cm.

c. Pengelolaan limbah persampahan

Sistem yang digunakan untuk limbah persampahan yaitu masing-masing unit rumah, sampah telah dibedakan berdasarkan materialnya, yaitu sampah organik dan sampah non-organik. Untuk sampah organik, warga mengolah kembali sampah tersebut hingga a b c a : saluran tersier b : saluran sekunder c : saluran primerkota Gambar 5.4. Skema Alur Jaringan Kotor Sumber :Analisa Pribadi, 2013 TA 123 PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA Dinitya Laksitha Putri - L2B009044 73 menjadi kompos, sehingga nantinya dapat dimanfaatkan kembali oleh warga. Sedangkan untuk sampah non-organik, warga memilah kembali sampah tersebut berdasarkan materialnya, yaitu kacalogam, plastik, dan kertas. Kemudian sampah tersebut didaur ulang menjadi barang yang dapat digunakan kembali. d. Sistem Penghawaan Sistem penghawaan di unit hunian harus dapat memaksimalkan penghawaan alami. Penghawaan alami bisa didapat dengan mendesain cross ventilation untuk mengalirkan udara segar kedalam bangunan.

e. Sistem Pencahayaan