BAB V RTPLP IJOBALIT 2016

(1)

bab

5

KENARIO PENATAAN LINGKUNGAN

PERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) merupakan perencanaan makro skala kelurahan/desa. Rencana penataan makro di Kelurahan Ijobalit ini terdiri dari beberapa rencana yang didasari oleh fakta analisa yang telah dirangkum diawal pada bab sebelumnya. Adapun rencana ini tidak lepas dari urutan-urutan yang ada pada keterangan sebelumnya juga sehingga dapat terlihat benang merah yang telah tercapai. Berikut adalah rencana yang dibahas pada pembahasan pada dokumen ini, diantaranya adalah Rencana Kependudukan Dan Lapangan Kerja, Rencana Pusat-Pusat Kegiatan Lingkungan, Rencana Pola Ruang/Pemanfaatan Ruang, Rencana Penanganan Dan Pencegahan Permukiman Kumuh (7+1 Indikator Kumuh), Rencana Kebutuhan Prasarana Dan Sarana Sosial Ekonomi, Rencana Aksi Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (Ra-P2b) – Konsep Livelihood.

5.1. RENCANA KEPENDUDUKAN DAN LAPANGAN KERJA 5.1.1. RENCANA KEPENDUDUKAN

Bedasarkan analisa yang dijabarkan pada bab sebelumnya, rata–rata laju pertumbuhan penduduk di Kelurahan Ijobalit adalah sebesar 1,59 % pertahun. Dengan demikian jumlah penduduk Kelurahan Ijobalit sampai dengan tahun perencanaan (tahun 2021) diperkirakan sebesar 3.328 jiwa.

S

S


(2)

Adapun kajian dan asumsi yang digunakan sebagai dasar dalam perkiraan jumlah penduduk Kelurahan Ijobalit adalah sebagai berikut :

Pada tahun 2016 - 2021, perkiraan jumlah penduduk disemua lingkungan yang berada di Kelurahan Ijobalit mengalami peningkatan penduduk berdasarkan analisa rata-rata pertumbuhan penduduk setiap tahunnya.

 Di Lingkungan Ijobalit lauk mengalami pertumbuhan sebesar 1.66 %, dari jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 644 jiwa, diproyeksikan akan bertambah menjadi 711 jiwa pada tahun 2021 atau mengalami pertambahan penduduk sebesar 67 jiwa.

 Di Lingkungan Ijobalit Makmur mengalami pertumbuhan sebesar

1.59 %, dari jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 716 jiwa, diproyeksikan akan bertambah menjadi 787 jiwa pada tahun 2021 atau mengalami pertambahan penduduk sebesar 71 jiwa.

 Di Lingkungan Ijobalit Daye mengalami pertumbuhan sebesar 1.73 %, dari jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 858 jiwa, diproyeksikan akan bertambah menjadi 951 jiwa pada tahun 2021 atau mengalami pertambahan penduduk sebesar 93 jiwa.

 Di Lingkungan Ijobalit Selatan mengalami pertumbuhan sebesar 1.4 %, dari jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 809 jiwa, diproyeksikan akan bertamabah menjadi 879 jiwa pada tahun 2021 atau mengalami pertambahan penduduk sebesar 70 jiwa. Untuk lebih jelasnya perkiraan jumlah penduduk perlingkungan Kelurahan Ijobalit sampai tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut.


(3)

5.1.2. RENCANA PENGEMBANGAN LAPANGAN KERJA

Kita perlu menyadari bersama, bahwa pengembangan kesejateraan masyarakat atau upaya penanggulangan kemiskinan bukan hanya semata-mata merupakan tanggung jawab pemerintah saja, namun merupakan bagian dari tanggung jawab diri sendiri (manusia itu sendiri) dan kepedulian terhadap sesama (kemasyarakatan). Adapun rencana rencana pengembangan lapangan Kerja masyarakat Kelurahan Ijobalit difokuskan pada peningkatan sumber daya manusia dan kelompok masyarakat yang memliki peran penting dalam kemajuan perekonomian dan sumber daya manusia Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang.

A. RENCANA PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA

(SDM)

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu wilayah. Kondisi ini dapat kita lihat dari karakteristik, tingkat pendidikan dan kelompok umur masyarakatnya yang dominan. Berdasarkan kajian dan analisa sebelumnya, dimana sebagian besar penduduk lokal Kelurahan Ijobalit berprofesi sebagai petani, buruh tani, pedagang dan pengerajin. Dari sisi tingkat pendidikan sebagian besar masyarakat sudah dapat mengenyam pendidikan minimal tamat SD dan tingkat buta huruf juga masih tinggi serta dari sisi kelompok umur, sebagian besar atau dominan penduduk Kelurahan Ijobalit masuk dalam kategori umur produktif (umur 20 – 49 tahun).


(4)

Dengan melihat kondisi di atas, artinya bahwa Kelurahan Ijobalit memiliki sumber daya dan sesungaigus memiliki kendala atau masalah yang berkaitan dengan sumber daya manusianya. Adapun rencana peningkatan Sumber Daya Manusia Kelurahan Ijobalit adalah sebagai berikut :

1. Rencana Peningkatan dan Pengembangan SDM dari Sisi Profesi (Buruh Tani, Pedagang dan Pengerajin)

 Pengembangan usaha-usaha baru, khususnya bagi

buruh tani (yang sulit untuk meningkatkan kesejahteraanya) yang sekiranya dapat dilaksanakan dan dikembangkan oleh masyarakat, seperti pengembangan peternakan dan perkebunan skala kecil yang dapat dikelola, baik secara individu maupun kelompok.

 Membuka akses dan menjalin kemitraan dengan pihak lain yang berkaitan dengan upaya peningkatan kapasitas pelaku kegiatan ekonomi (pedagang dan pengerajin) dan kelembagaan desa.

 Peningkatan kualitas pelaku dan produk ekonomi masyarakat lokal, melalui pelatihan inovasi dan kreatiitas produk, manajement pengelolaan, pemasaran, dan lainnya.

 Pengembangan jejaring pemasaran (internal & eksternal) melalui promosi produk.

 Menjalin mitra dengan Pemda untuk dapat mengakses kerjasama antara kelompok usaha dengan Lembaga Perbankan, sebagai bagian dari peningkatan modal usaha.

2. Rencana Peningkatan Pendidikan Masyarakat

 Peningkatan SDM masyarakat Kelurahan Ijobalit tidak hanya terfokus pada peningkatan pendidikan formal (Pendidikan SD, SMP, SMU) namun juga direncanakan pendidikan infomal, terutama pengetahuan tentang penyadaran masyarakat untuk dapat hidup pada lingkungan permukiman yang bersih, baik dan produktif.


(5)

 Peningkatan pendidikan secara formal akan disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan serta arah kebijakan program pendidikan yang ada.

 Pengembangan pendidikan sejak dini (PAUD) dan pendidikan lanjutan.

 Peningkatan pendidikan informal dapat direncanakan adanya kerjasama dengan pihak pemda maupun swasta, melalui pengembangan kursus keterampilan bagi pemuda, program penanganan buta aksara dan lainnya.

 Pendidikan kemasyarakatan jangka pendek dalam upaya

Percepatan Perubahan Prilaku kepada masyarakat melalui :

- Pengembangan kapasitas warga melalui kegiatan pelatihan, simulasi, lomba-lomba antar dusun/kawasan dan lainnya.

- Pengembangan media warga melalui media-media yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk menyebarkan informasi, seperti pengajian, buletin, baleho, spanduk dan lainnya.

 Pendidikan kemasyarakatan jangka panjang melalui kerja-kerja Edukasi Kesiapan Masyarakat Menuju Cita-Cita (Visi) Bersama, seperti :

- Sosialisasi gagasan perubahan sosial yang

dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan melalui metode MLM strategy, desiminasi, pameran dan lainnya ditingkat desa atau kawasan.

- Pemulihan modal sosial warga yang dilaksanakan

secara berkala dan berkelanjutan melalui

pengembangan kegiatan-kegiatan yang dapat menggugah kebersamaan, seperti hari gotong royong, hari berniaga, mengadakan bazzar murah dan lainnya.

- Tumbuhnya Lembaga-lembaga dan

kelompok-kelompok sosial yang peduli terhadap upaya pembangunan desa (isik, sosial dan ekonomi).

B. RENCANA PENGEMBANGAN KELOMPOK-KELOMPOK


(6)

Sesuai dengan kajian dan analisa, dimana umumnya kelompok sosial yang ada saat ini lebih fokus bertujuan untuk memajukan anggota kelompok masing-masing dan belum mengarah pada kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial masyarakat Kelurahan Ijobalit, terutama dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan

penanggulangan kemiskinan. Oleh sebab itu untuk

pengembangan kelompok-kelompok sosial Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang direncanakan melalui :

1. Peningkatan

kapasitas kelembagaan desa sebagai penggerak (motor) masyarakat untuk mengembangkan lembaga masyarakat, baik yang ada saat ini maupun kebutuhan pengembangan lembaga lain yang mengarah pada kemajuan sosial, ekonomi dan isik Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang.

2. Mengarahkan

masyarakat-masyarakat yang memiliki kepedulian, terutama pemuda untuk mengembangkan kelembagaan sosial dibidang penanganan masalah sosial lingkungan permukiman, seperti lembaga peduli anak yatim/putus sekolah, penanganan masalah sampah, sanitasi, air bersih, bencana alam dan sebagainya.

3. Peningkatan

kapasitas lembaga-lembaga sosial tersebut di atas, melalui kerjasama kemitraan dengan pihak-pihak yang berkompetent. Membuka akses dengan pihak ketiga sebagai upaya pengembangan sumber daya, terutama berkaitan dengan pendanaan keberlanjutan kegiatan tersebut.

5.2. RENCANA PUSAT-PUSAT KEGIATAN LINGKUNGAN

Berdasarkan kondisi eksisting, analisa kesesuian pusat-pusat kegiatan Lingkungan pada masa mendatang, maka dibutuhkan zonasi pada wilayah perencanaan. Hal ini dimaksudkan agar fungsi masing-masing kawasan/zona yang ada dapat menjadi lebih jelas dimasa mendatang. Adapun rencana zonasi peruntukan berdasarkan 7+1 indikator .


(7)

Berdasarkan kondisi eksisting, analisa kesesuian pemanfaatan lahan dan kecendrungan perubahan peruntukan lahan pada masa mendatang, maka dibutuhkan zonasi pada wilayah perencanaan. Hal ini dimaksudkan agar fungsi masing-masing kawasan/zona yang ada dapat menjadi lebih jelas dimasa mendatang.

Rencana Strukur ruang mencakup rehabilitasi, rekonstruksi dan pengembangan kelurahan. Selain itu juga mampu menampung pertumbuhan ruang di masa yang akan datang secara leksibel dan mampu menampung kebutuhan perbaikan struktur ruang desa melaui konsolidasi lahan (jika diperlukan).

Rencana pembentukan struktur ruang Kelurahan Ijobalit bertujuan untuk menciptakan sistem pelayanan kegiatan secara berjenjang dan berhirarkis. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh tingkat pelayanan dan interaksi kegiatan yang efektif dan eisien. Terdapat beberapa kajian berdasarkan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Lombok Timur dan kondisi eksisting wilayah perencanan yang dijadikan dasar untuk pengembangan struktur ruang Kelurahan Ijobalit, yaitu :

 Kawasan Perkotaan Ijobalit meliputi wilayah administrasi Kelurahan Ijobalit sebagai pendukung pusat perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Korleko, Kelurahan Geres, Desa Bagik Payung Timur, Kelurahan Tanjung, Kelurahan Kelayu Utara.

 Kawasan perkotaan Ijobalit juga merupakan pusat sub satuan wilayah pembangunan (SSWP) pusat maka hinterlandnya juga mencakup wilayah administrasi Kecamatan Selong.

 Terbentuknya permukiman dengan pola kluster yang menyebar di masing-masing lingkungan.

 Pada umumnya jenis permukiman yang ada adalah permukiman campuran (perkampungan).

Berdasarkan kondisi di atas, maka untuk memudahkan dalam merencanakan pembangunan serta kemudahan memberikan pelayanan kepada masyarakat diperlukan perencanaan sesuai dengan fungsi masing-masing kawasan yang ada. Atas dasar hasil pertimbangan analisa dan kondisi eksisting.


(8)

5.4. RENCANA PENANGANAN DAN PENCEGAHAN PERMUKIMAN KUMUH (7+1 INDIKATOR KUMUH)

5.4.1. PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Perkembangan permukiman di Kawasan Kelurahan Ijobalit mengalami perkembangan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena selama ini kebutuhan penduduk akan tempat tinggal semakin tinggi, begitupula dengan perkembangan Kelurahan Ijobalit sebagai daerah utama pendukung kecamatan sendiri perkembangannya cenderung cepat.

Pola perkembangan permukiman di Kawasan Kelurahan Ijobalit cenderung membentuk pola linier dan sebagian lagi mengelompok membentuk perkampungan yang cukup padat, misalnya permukiman yang terdapat di sekitar pusat Kelurahan Ijobalit Induk. Selain itu perkembangan permukiman lainnya berkembang cenderung mengikuti pola jaringan jalan atau pola linier, terutama permukiman-permukiman yang berada di Lingkungan Ijobalit Daye dan lingkungan Ijobalit Selatan, tetapi ada juga yang bersifat mengelompok.

Permasalahan utama didalam penataan Banguan dan Lingkungan yang ada di Kawasan Kelurahan Ijobalit saat ini adalah :

 Pola perkembangan permukiman yang masih menyebar dan membentuk blok-blok perkampungan;

 Jaringan jalan yang menghubungkan antar permukiman,

khususnya permukiman yang ada diluar jalan utama kondisinya buruk dan bahkan sebagian rusak berat. Sehingga mempersulit dan mengganggu hubungan sosial (interaksi) antar masyarakat maupun aktivitas masyarakat sehari-hari.

 Permukiman penduduk yang terdapat di Pusat Kelurahan Ijobalit cendrung menjadi permukiman padat.

 Pembangunan jalan biasanya dilakukan setelah permukiman berdiri, bukan prasarana jalan yang dibangun terlebih dahulu.

 Jarak antar bangunan di Kelurahan Ijobalit bervariasi dari 1 s.d. 2 meter. Di Zona I Pusat Kelurahan kerapatan bangunan mencapai 1 meter berada pada Lingkungan Ijobalit Daye, sedangkan di


(9)

Lingkungan lainnya kerapatan bangunan berkisar antara 2 s.d. 3 meter.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan diatas yang berkaitan dengan pengembangan permukiman beserta rencananya adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan Permukiman Baru

 Perkembangan permukiman direncanakan pada lahan-lahan kosong yang membentuk kantong-kantong dan penyatuan permukiman antar blok-blok yang ada, sehingga permukiman berkembang secara linier. Upaya-upaya tersebut disertai dengan pengembangan aksesibilitas, ditunjang dengan fasilitas-fasilitas pendukung dan faktor penting lainnya adalah faktor pertambahan jumlah penduduk Kelurahan Ijobalit, dalam kaitannya dengan penyediaan permukiman;

 Perlu adanya peningkatan jaringan jalan, terutama jalan yang menghubungkan antar permukiman, agar aktivitas masyarakat baik aktivitas sehari-hari maupun aktivitas hubungan sosial masyarakat (interaksi) menjadi lebih lancar dan terus tetap terjaga.

 Pengaturan jalan gang sebagai awal penataan bangunan di lokasi kepadatan tinggi.

 Langkah selanjutnya adalah penanaman tanaman hijau di pinggir jalan gang maupun tanah kosong yang berlebih dipinggir jalan selain untuk memperindah lingkungan juga menghindari pelanggaran terhadap aturan jarak bangunan di permukiman.

 Adanya pengendalian dan kontrol sosial agar kawasan tidak semakin padat melalui penerapan awiq-awiq (aturan bersama).

 Pengembangan dan pembangunan rumah harus memperhatikan

bangunan yang ada di sekitarnya, minimal terdapat ruang antar bangunan.

 Pengembangan dan pembangunan isik rumah dapat dilakukan

minimal secara sederhana dengan melihat kelayakan standar kesehatan, seperti sirkulasi udara dan penyinaran.


(10)

 Penataan permukiman padat dengan program revitalisasi yang khusus menangani penataan sempadan bangunan (jarak antar bangunan maupun jarak bangunan dengan jalan lingkungan sebagai upaya peningkatan akses jalan lingkungan). Penertiban lebar jalan gang di permukiman padat menjadi 1,5 meter dan diharapkan setidaknya dapat mempengaruhi jarak antar bangunan menjadi minimal 1,5 meter.

 Penataan jalan lingkungan dimaksudkan untuk peningkatan kualitas dan keasrian lingkungan permukiman, melalui rehabilitasi perkerasan jalan lingkungan (rehab paving blok), peningkatan perkerasan jalan lingkungan (dari jalan tanah ditingkatkan menjadi perkerasan paving atau rabat), penyediaan penerang jalan, gapura, RTH koridor jalan & jaringan drainase.

 Diperlukan kesepakatan bersama tentang reorientasi bangunan rumah dan lebar jalan gang sebagai bentuk kepentingan bersama.

 Pemberlakuan pola insentif dan disentif dalam pengaturan jarak bangunan dengan jalan gang sebagai acuan. Salah satu bentuk insentif bagi rumah tidak layak huni yang terlalu menjorok ke jalan akan diprioritaskan untuk dilakukan renovasi sebagai bentuk kepentingan bersama. Sedangkan pola disentif adalah pemberlakuan sanksi sosial bagi masyarakat yang tidak mau menerima kesepakatan bersama masyarakat.

 Selain penertiban lebar jalan gang, sejalan dengan itu maka jaringan drainase permukiman dan SPAL dilengkapi disisi kiri kanan jalan gang, sehingga saluran drainase dan SPAL akan terintegrasi satu sama lain.

 Penanganan jalan dan drainase difokuskan pada permukiman padat yang tidak teratur agar menjadi contoh untuk permukiman – permukiman yang lain yang tidak begitu padat.

5.4.2. PENATAAN JALAN LINGKUNGAN


(11)

Pengembangan jaringan jalan merupakan pendukung untuk mewujudkan strurktur ruang suatu wilayah yang lebih efektif dan eisien dari sisi sistem pelayananya karena dengan adanya rencana pengembangan jalan ini akan sangat mempengaruhi penyebaran dan distribusi berbagai kegiatan yang ada di wilayah tersebut, seperti penyebaran penduduk, fasilitas (perumahan, perkantoran, perdagangan dan lainnya) serta pengembangan utilitas permukiman.

5.4.2.2. RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN

Berdasarkan kajian dan analisa yang dilakukan sebelumnya, dimana jaringan jalan yang terdapat di Kelurahan Ijobalit membentuk pola linier dengan asumsi bahwa kecendrungan perkembangan akan dominan mengikuti jaringan jalan tersebut saja. Selain pola jaringan jalan tersebut, terdapat juga pengaruh lain dalam rencana pengembangan jaringan jalan dimasa mendatang, yaitu :

 Rencana pembangunan jalan baru.

 Rencana Pelebaran Jalan.

 Rencana pengembangan permukiman.

Berdasarkan issue startegis yang berkembang di atas dan kondisi ideal yang diharapkan, maka konsep pengembangan jaringan jalan di Kelurahan Ijobalit adalah :

A. Rencana Penataan Jalan

Jalan Arteri Primer (Jalan Kabupaten)

- Secara umum jaringan jalan yang baik harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pergerakan pejalan kaki dan pengendara kendaraan bermotor.

- Penataan koridor jalan kabupaten yang merupakan peningkatan dan pengembangan identitas Kelurahan Ijobalit sebagai Kelurahan pendukung Kecamatan, melalui penataan sempadan jalan, terutama penertiban bangunan dan PKL yang berada di Daerah Milik Jalan (Damija) penyediaan jalur pedestrian, penerang jalan dan RTH koridor jalan.

- Penataan, penertiban dan pengendalian bangunan yang berada di wilayah Daerah Milik Jalan (Damija) dan Daerah Pengawasan Jalan (Dawasja).


(12)

- Penataan pedagang kaki lima.

- Penyediaan jalur pedestrian (trotoar).

- Penyediaan pengaman jalan pada bahu jalan berupa rabat yang berfungsi juga sebagai jalur pedestrian/pejalan kaki.

- Penyediaan atribut jalan berupa rambu-rambu lalu lintas, penerang jalan dan lainnya.

- Penanaman pohon sebagai upaya penghijauan koridor jalan dan pengembangan identitas desa, seperti penanaman pohon palem dan lainnya.

Jalan Lokal Skunder (Jalan Kelurahan)

- Penataan dan pengendalian bangunan yang berada di wilayah Daerah Milik Jalan (Damija) sebagai antisipasi awal pembangunan rumah atau fasilitas lain yang cendrung akan mengambil daerah pemanfaatan jalan.

- Penyediaan pengaman jalan pada bahu jalan berupa rabat yang berfungsi juga sebagai jalur pedestrian/pejalan kaki.

- Penataan jalan desa melalui penyediaan jalur pedestrian, gapura pintu masuk dan keluar, penerang jalan dan RTH koridor jalan.

- Penyediaan penerang jalan dan lainnya.

Jalan Lingkungan dan Gang

- Penataan dan pengendalian bangunan disekitar jalan sebagai antisipasi pembangunan rumah atau fasilitas lain yang cendrung akan mempersempit jalan lingkungan dan gang.

- Peningkatan perkerasan jalan lingkungan (gang) dengan lebar >3 meter dengan jenis aspal hotmix.

- Peningkatan perkerasan jalan lingkungan (gang) dengan lebar <3 meter dengan jenis paving atau rabat beton.

- Rehabilitasi rabat beton dan paving blok yang memiliki kondisi buruk dan sedang.

- Pemanfaatan lahan kosong sekitar jalan melalui penanaman pohon sebagai upaya penghijauan koridor jalan lingkungan dan gang.

- Pembangunan dan penyediaan saluran SPAL dan atau drainase sebagai upaya pengintegrasian sistem pembuangan air limbah maupun air hujan.


(13)

B. Rencana Pengembangan Jalan dan Jembatan

Terdapat beberapa rencana dalam pengembangan/pembukaan jalan baru yang terdapat di Kelurahan Ijobalit adalah :

- Pengembangan infrastruktur jalan baru dapat membentuk fungsi dari Kelurahan Ijobalit sebagai Pusat SSWP tengah, PKL serta menunjang pengembangan kawasan pantai aik anyir dan lembah hijau yang memiliki potensi sebagai kawasan wisata.

- Pengembangan jalan baru sebagai upaya untuk dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses pelayanan publik yang terdapat di Pusat Desa.

- Pengembangan jalan baru direncanakan pada lokasi lahan kosong dan meminimalisir mengenai bangunan warga dan fasilitas umum lainnya.

- Pengembangan jalan baru sebagai upaya meminimalisir perkembangan permukiman hanya berada di sepanjang jalan utama kelurahan atau bersifat linier.

- Pengembangan jalan baru tidak hanya merupakan jalan yang menghubungkan antar lingkungan dalam kelurahan, namun juga yang berfungsi sebagai jalur antar desa disekitar Kelurahan Ijobalit.

- Pengembangan jalan baru (jalan lingkungan) yang dapat dilalui roda 4 sebagai jalan alternatif untuk dapat menuju permukiman dan akses penyelamatan dalam kondisi darurat.

- Rencana Pembangunan jembatan sebagai bagian dari

pengembangan dan memudahkan akses masyarakat menuju keluar masuk wilayah Kelurahan Ijobalit.

C. Rencana Penertiban Dan Pengendalian

Bangunan Sekitar Jalan Kabupaten dan Jalan Utama Kelurahan

Penertiban dan pengendalian bangunan ini dimaksudkan agar adanya kontrol kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa titik, baik pada ruas jalan kabupaten maupun jalan kelurahan telah ada bangunan permanen (pengembangan kios dan toko) dan bangunan semi permanen pedagang kaki lima (PKL) yang cendrung memanfaatkan Daerah Milik Jalan (Damija).


(14)

Adapun rencana penertiban dan pengendalian ini adalah sebagai berikut :

- Pembuatan awiq-awiq tentang aturan daerah sekitar jalan terhadap bangunan permukiman.

- Sosialisasi kepada masyarakat secara berkala standart jarak bangunan dengan jalan (sempadan jalan).

- Menjalin kemitraan dengan Pemda maupun secara partisipatif untuk mengatasi masalah banggunan yang telah terlanjur berada pada Damija dan Dawasja.

5.4.2.3. RENCANA PENGEMBANGAN MODA ANGKUTAN UMUM

Dengan melihat kondisi saat ini dan kemungkinan perkembangan Kelurahan Ijobalit dimasa mendatang maka rencana moda angkutan umum Kelurahan Ijobalit, yaitu :

 Moda angkutan dengan skala pelayanan lokal dikembangan kendaraan roda 2, seperti ojek, becak bermotor. Selain itu juga moda angkutan lokal lainnya yang dapat tetap dipertahankan adalah cidomo.

 Moda angkutan dengan skala pelayanan antar desa dikembangkan kendaraan roda 2 dan roda 4, seperti ojek dan bemo (angkutan desa).

5.4.3. AIR MINUM JARINGAN AIR BERSIH

Sesuai dengan kajian dan analisa, dimana kendala pemanfaatan air bersih yang ada disemua lingkungan Kelurahan Ijobalit tidak terlayani dengan baik karena jaringan perpipaan yang ada masih sangat sederhana, selain itu air sumur yang ada memilki debit yang kecil dan keruh karena aktiitas tambang galian C. Adapun rencana pengoptimalan peran pemerintah dan masyarakat serta pengembangan jaringan air bersih pada kawasan permukiman yang ada di Kelurahan Ijobalit adalah sebagai berikut:

Sosialisasi dan penyadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsusmsi air bersih, karena sebagian besar penduduk yang ada di perkampungan padat menggunakan air


(15)

sumur yang lambat laun akan terindikasi tercemar akibat dari kecendrungan jarak septictank dengan sumur <10 meter.

Kebutuhan masyarakat akan air minum sangat tinggi sehingga diperlukan advokasi dari pihak Pemda untuk mengtasi jaringan PDAM agar terlayani di semua lingkungan di Kelurahan Ijobalit.

Pengembangan kran umum yang dilengkapi bak penampungan (tandon) untuk mengantisipasi minimnya debit air.

Perencanaan kebutuhan jumlah keran umum didasari atas standart pelayanan yang berlaku, yaitu :

 Satu keran umum disediakan untuk jumlah pmakai 250 jiwa.

 Radius pelayanan maksimal 100 meter.

 Kapasitas minum untuk keran umum adalah 30 liter/orang/hari.

 Pengembangan keran umum diprioritaskan pada kawasan permukiman yang mayoritas penduduknya termasuk warga miskin, permukiman padat dan permukiman yang jauh dari sumber air bersih.

 Pengelolaan secara swadaya masyarakat, baik dari iuran pembayaran rekening air maupun pemeliharaan sarana air bersih.

5.4.4. SALURAN DRAINASE LINGKUNGAN

Sesuai dengan kajian dan analisa sebelumnya, jenis limbah cair yang dihasilkan dari wilayah Kelurahan Ijobalit adalah limbah cair yang dihasilkan dari kawasan pemukiman penduduk serta kawasan terbangun dimana ada aktivitas masyarakat. Limbah cair yang terdapat di Kelurahan Ijobalit terdiri dari 2 jenis, yaitu air bekas dan air kotor. Air Bekas adalah air buangan yang bersumber dari bekas mandi, pencucian dan dapur. Sedangkan air kotor adalah buangan berupa limbah pekat/ tinja manusia.

Jika mengacu pada kondisi saat ini, maka asumsi pengelolaan pembuangan limbah pada kawasan permukiman di Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang dibutuhkan pengembangan sarana dan prasarana serta pengembangan sistem pembuangan atau pengelolaan limbah cair.


(16)

Adapun konsep rencana penanganan sanitasi air limbah permukiman dan drainase, yaitu:

 Pengintegrasian, rehabilitasi maupun pembangunan

baru saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang berada dan melintasi kawasan permukiman dan sekaligus berfungsi juga sebagai pembuangan limpasan air hujan.

 Perbaikan dan

penutupan jaringan SPAL

yang terbuka agar tidak menjadi sarang nyamuk dan sumber penyakit.

 Selanjutnya agar penatan lingkungan menjadi asri, pada

SPAL yang telah ditutup akan dilakukan sosialisasi untuk menempatkan pot – pot bunga sebagai penghias lingkungan dan juga agar jaringan SPAL terhindar dari kerusakan akibat kendaraan

 Pengembangan pola penyaringan (bak resapan dan bak

penyaringan limbah cair) yang berfungsi untuk meminimalisir pencemaran aliran sungai kecil sebagai aliran akhir pembuangan limbah cair.


(17)

 Melakukan kerjasama dengan Pemda Kab. Lombok Timur, pihak kecamatan dan masyarakat setempat dalam upaya pemeliharaan jaringan drainase secara berkala, terutama dalam hal normalisasi (pengerukan) aliran air.

 Rehabilitasi drainase skunder yang melintasi jaringan jalan provinsi maupun jalan desa dan peningkatan menjadi jaringan teknis (pentaludan saluran drainase).

5.4.5. PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Sesuai dengan kajian dan analisa sebelumnya, jenis limbah cair yang dihasilkan dari wilayah Kelurahan Ijobalit adalah limbah cair yang dihasilkan dari kawasan pemukiman penduduk serta kawasan terbangun dimana ada aktivitas masyarakat. Limbah cair yang terdapat di Kelurahan Ijobalit terdiri dari 2 jenis, yaitu air bekas dan air kotor. Air Bekas adalah air buangan yang bersumber dari bekas mandi, pencucian dan dapur. Sedangkan air kotor adalah buangan berupa limbah pekat/ tinja manusia.

Adapun konsep rencana penanganan sanitasi air limbah permukiman dan drainase, yaitu:

 Pengintegrasian, rehabilitasi maupun pembangunan

baru saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang berada dan melintasi kawasan permukiman dan sekaligus berfungsi juga sebagai pembuangan limpasan air hujan.

 Perbaikan dan penutupan jaringan SPAL yang terbuka

agar tidak menjadi sarang nyamuk dan sumber penyakit.

 Selanjutnya agar penatan lingkungan menjadi asri, pada

SPAL yang telah ditutup akan dilakukan sosialisasi untuk menempatkan pot – pot bunga sebagai penghias lingkungan dan juga agar jaringan SPAL terhindar dari kerusakan akibat kendaraan

 Pengembangan pola penyaringan (bak resapan dan bak

penyaringan limbah cair) yang berfungsi untuk meminimalisir pencemaran aliran sungai kecil sebagai aliran akhir pembuangan limbah cair.


(18)

5- 18

P

PROGRAM ROGRAM KOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH

5.4.6. PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Permasalahan sampah merupakan permasalah klasik bagi

masyarakat Kelurahan Ijobalit yang sampai saat ini belum ada penanganan maupun pengelolaannya. Berdasarkan kajian dan analisa masalah persampahan di Kelurahan Ijobalit, maka masalah sampah pada dasarnya masalah prilaku dan tingkat kesadaran masyarakat yang rendah serta tidak adanya sarana parasarana penanganan sampah. Adapun rencana penanganan sampah di Kelurahan Ijobalit dibedakan menjadi 2 (dua) tahap, yaitu tahap pengelolaan jangka pendek dan jangka panjang.

TABEL Rencana Penataan & Pengelolaan Sampah Permukiman

Tahapan Penanganan Rencana Rencana Pengelolaan Jangka Pendek

- Adanya awig-awig tentang

kebersihan lingkungan permukiman

- Adanya sosialisasi maupun

pengawasan secara berkelanjutan tentang kebersihan di masing-masing dusun.

- Penyediaan sarana dan

prasarana sampah, seperti tong sampah, gerobak pengangkut, pengangkut bermotor dan TPS

- Membuat sistem pengambilan

dan pengelolaan sampah komunal.

- Melaksanakan kampanye atau

kompetisi kebersihan antar dusun atau antar lingkungan permukiman.

Adanya kemitraan

untuk pembinaan

SDM tentang

pengolahan sampah

yang dilakukan

secara mandiri oleh masyarakat

Kelurahan Ijobalit,

tentunya dengan

adanya wadah

kelembagaan yang menaungi

pengelolaan tersebut,

selanjutnya pihak

swasta dapat menjadi mitra usaha dalam

hasil pengelolaan

tersebut. Jangka

Menengah -Panjang

- Masyarakat dapat

memanfaatkan sampah sebagai komoditi dan tabahan penghasilan ekonomi warga.

- Pengembangan Bank Sampah

Sumber : Hasil Rencana

GAMBAR SKEMA PENGANGKUTAN & PENGELOLAAN SAMPAH KELURAHAN

IJOBALIT

BAK / TEMPAT PENGUMPULAN SAMPAH (MELAYANI 1 LINGKUNGAN / DUSUN/ RW, DAYA

TAMPUNG 6 M3

Pengangkutan Oleh Gerobak Sampah Masa Angkut 3x Seminggu TONG SAMPAH

(MELAYANI 1 KK / 5 JIWA)

Pengangkutan Oleh Mobil Sampah (Dump Truck) Masa Angkut 2x Seminggu

KE TEMPAT PENGUMPULAN SAMPAH AKHIR (TEMPAT PENGELOLAAN SAMPAH MASYARAKAT) OLEH GEROBAK (BILA JANGKAUAN DEKAT) OLEH GEROBAK BERMOTOR/MOBIL SAMPAH (BILA JANGKAUAN JAUH) STANDAR LOKASI : JARAK BEBAS DARI LOKASI HUNIAN

PENGANGKUTAN SAMPAH KE TPA

KONTAINER TPS MASA ANGKUT 3X SEMINGGU Pengangkutan Oleh

Gerobak Sampah Bermotor (Kaisar)

Masa Angkut 3x Seminggu

PERENCANAAN JANGKA PENDEK


(19)

5.4.7. MITIGASI BENCANA

PENGERTIAN BENCANA berdasarkan Undang-Undang No.24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

MITIGASI adalah segala usaha untuk meminimalisasi akibat

terjadinya suatu bencana pada saat bencana terjadi maupun pasca bencana. Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat dimana saja dan kapan saja, disamping itu juga dapat menimbulkan kerugian material dan imaterial bagi kehidupan masyarakat.

ASPEK LEGISLASI penangulangan bencana adalah sebagai berikut :

1. TINGKAT NASIONAL

• Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang


(20)

• Peraturan Pemerintah, Nomor 21 Tahun 2008 ttg

Penyelenggaraan PB

• Peraturan Presiden, No: 54/2010 tth Pengadaan Barang/Jasa.

• Peraturan Menteri Keuangan, No: 37/PMK.02/2012 ttg Standar

Biaya umum 2013

• Peraturan Kepala BNPB, Nomor 27/2010 ttg Pedoman Umum

Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

2. TINGKAT DAERAH

• Peraturan Daerah

• Peraturan Gubernur

• Peraturan Walikota

• Peraturan Bupat

Berdasarkan kondisi eksisting dan kajian bencana alam yang umumnya rawan melanda wilayah Kelurahan Ijobalit adalah bencana tanah longsor dan rawan kebakaran. Adapun secara umum mitigasi bencana tanah longsor dan rawan kebakaran di Kelurahan Ijobalit adalah :

 Rencana rencana secara umum difokuskan untuk penurunan resiko

bencana.

 Bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD

Provinsi NTB dan BPBD Kabupaten Lombok Timur) untuk dapat memberikan penyuluhan pencegahan dan penanggulangan bencana dengan memberikan informasi mengenai bagaimana dan kenapa dapat terjadinya bencana (puting beliung dan kebakaran), gejala dan upaya pencegahan serta penangulangannya kepada masyarakat.

 Pengembangan lembaga kemasyarakatan, khusus lembaga

penangulangan bencana desa.

Adapun secara khusus rencana rencana mitigasi bencana tanah longsor dan rawan kebakaran di Kelurahan Ijobalit dijabarkan sebagai berikut :


(21)

Sesuai dengan kajian sebelumnya, dimana bencana tanah longsor tidak hanya menerjang wilayah Kelurahan Ijobalit saja namun secara umum juga melanda wilayah yang ada disekitarnya. Adapun rencana penurunan resiko bencana tanah longsor adalah sebagai berikut :

Tahap Awal (Preventif).

a. Penghentian aktiitas pertambangan galian C yang di lakukan

secara illegal dan dilakukan di sekitar pemukiman penduduk.

b. Penghijauan dengan menanam pohon pohon disekitar

pemukiman.

c. Reklamasi kembali daerah tambang yang sudah tidak beraktiitas.

Tahap Bencana

Hal penting yang harus dilakukan ketika suatu daerah terkena bencana tanah longsor diantaranya, yaitu :

a. Menyelamatkan warga yang tertimpa musibah

b. Pembentukan pusat pengendlian (Crisis Center).

c. Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.

d. Evaluasi, konsultasi dan penyuluhan.

Tahap Pasca Bencana

Berlalunya bencana tanah longsor bukan berarti permasalahan sudah selesai, masih ada beberapa tahapan yang perlu di lakukan, yaitu :

a. Penyediaan lahan relokasi penduduk yang terkena bencana tanah longsor.

b. Relokasi dan pembangunan kembali permukiman penduduk yang terkena bencana, baik secara sewdaya maupun bantuan dari pihak luar.

c. Menyelenggarakan forum kerjasama antar daerah dalam penanggulangan bencana, minimal forum tingkat kecamatan.

5.4.7.2. MITIGASI BENCANA KEBAKARAN

Bahaya kebakaran cendrung terjadi pada kawasan permukiman padat, demikian juga di wilayah Kelurahan Ijobalit, dimana terdapat beberapa kawasan yang termasuk padat, yaitu di sekitar


(22)

Pusat Kelurahan Ijobalit. Adapun rencana penurunan resiko bencana kebakaran adalah sebagai berikut :

Tahap Awal (Preventif).

a. Bekerjasama dengan dinas terkait dengan penanggulangan kebakaran kabupaten (Dinas PMK) untuk dapat memberikan bimbingan mapun bantuan teknik kepada masyarakat dengan tujuan meningkatkan partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam mengatasi ancaman bahaya kebakaran.

b. Secara umum, masyarakat yang berada di sekitar permukiman

padat harus bisa saling menjaga kemungkinan-kemungkinan yang dapat memicu terjadinya kebakaran.

c. Pada kawasan padat diperlukan penataan jalan lingkungan, terutama untuk memperlancar akses jalan jika terjadi kebakaran serta dapat merencankan hidrant, tandon air serta ruang terbuka.

d. Mengarahkan pelaksanaan kegiatan Rehab Rumah Tidak Layak

Huni (RTLH).

e. Mengarahkan pembangunan permukiman yang tidak saling berdempetan (minimal antar bangunan memiliki jarak 1 – 2 meter).

f. Mengarahkan pembangunan rumah penduduk menggunakan

bahan-bahan yang tidak mudah cepat terbakar, seperti atap menggunakan genteng atau seng, dinding menggunakan bata atau batako.

g. Peyediaan jalur dan ruang evakuasi yang bertujuan sebagai jalur masyarakat untuk dapat menghindari kebakaran melalui pembukaan jalan baru dengan akses yang baik dan menuju tempat yang lebih tinggi dan aman.

Tahap Bencana

Hal penting yang harus dilakukan ketika suatu daerah terkena bencana kebakaran, yaitu:

a. Menyelamatkan warga yang tertimpa musibah

b. Pembentukan pusat pengendlian (Crisis Center).


(23)

d. Pendirian dapur umum, pos-pos kesehatan dan penyediaan air bersih.

e. Evaluasi, konsultasi dan penyuluhan.

Tahap Pasca Bencana

a. Pembersihan permukiman penduduk, baik itu berupa

pembersihan puing-puing bangunan yang terbakar.

b. Penyediaan lahan relokasi penduduk yang terkena bencana.

c. Rehabilitasi permukiman penduduk yang terkena bencana secara permanen, baik secara sewdaya maupun bantuan dari pihak luar.

5.4.8. RUANG TERBUKA PUBLIK

Pengembangan fasilitas ruang terbuka, taman bermain dan lapangan olah raga di Kelurahan Ijobalit diharapkan dapat ditata secara optimal. Rencana penataan ruang terbuka di wilayah perencanaan ini direncanakan menjadi ruang terbuka yang berwawasan lingkungan, mempunyai arti landskape, hardscape dan taman bermain, dimana berfungsi sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis, sarana tempat berkumpul (komunikasi antar warga), penyaluran bakat dan kreatiitas masyarakat dan sebagai penyangga kehidupan wilayah disekitarnya.

Berdasarkan tujuan di atas, maka konsep pengembangan ruang terbuka pada masa mendatang yang terdapat di Kelurahan Ijobalit pada adalah :

 Kelurahan Ijobalit pada dasarnya membutuhkan sarana lapangan olah raga berupa lapangan sepak bola skala kecamatan. Lapangan sepak bola ini direncanakan pada wilayah Lingkungan Ijobalit Selatan.

 Lapangan olah raga yang terdapat di Kelurahan Ijobalit

pada saat ini berupa lapangan lapangan bulu tangkis sebanyak 1 unit yang berada di kantor kelurahan Ijobalit.

 Penataan kawasan makam (kuburan) direncanakan


(24)

menyatu dengan permukiman warga. Adapun rencana penataan tersebut berupa pembangunan batas kuburan (penembokan maupun menggunakan vegetasi), penyediaan gerbang dan gapura serta media penerang di sekeliling pekuburan.

 Pembuatan taman bermain di Kelurahan ijobalit

direncanakan berada di lingkungan Ijobalit Daye atau lingkungan ijobalit Selatan.

 Pengembangan jalur hijau di Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang direncanakan dapat dikembangkan pada koridor jalan kabupaten, jalan kelurahan, jalan lingkungan, dan saluran irigasi dengan penanaman pohon pelindung dan pengarah.

 Penataan lahan-lahan kosong dan sekitar bantaran

sungai secara optimal yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pengembangan tanaman produktif dan sekaligus sebagai kawasan konservasi.

 Penataan dan pemanfaatan lahan kosong yang ada di sekitar permukiman penduduk sebagai tempat pengembangan tanaman produktif, apotik hidup dan sebagainya.

5.5. RENCANA KEBUTUHAN PRASARANA DAN SARANA SOSIAL EKONOMI

Sesuai dengan kajian dan analisa, dimana umumnya kelompok sosial yang ada saat ini lebih fokus bertujuan untuk memajukan anggota kelompok masing-masing dan belum mengarah pada kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial masyarakat Kelurahan Ijobalit, terutama dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan penanggulangan kemiskinan. Oleh sebab itu untuk pengembangan kelompok-kelompok sosial Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang direncanakan melalui :

1. Peningkatan kapasitas kelembagaan desa sebagai penggerak (motor) masyarakat untuk mengembangkan lembaga masyarakat, baik yang ada saat ini maupun kebutuhan pengembangan


(25)

lembaga lain yang mengarah pada kemajuan sosial, ekonomi dan isik Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang.

2. Mengarahkan masyarakat-masyarakat yang memiliki kepedulian, terutama pemuda untuk mengembangkan kelembagaan sosial dibidang penanganan masalah sosial lingkungan permukiman, seperti lembaga peduli anak yatim/putus sekolah, penanganan masalah sampah, sanitasi, air bersih, bencana alam dan sebagainya.

3. Peningkatan kapasitas lembaga-lembaga sosial tersebut di atas, melalui kerjasama kemitraan dengan pihak-pihak yang berkompetent.

4. Membuka akses dengan pihak ketiga sebagai upaya pengembangan sumber daya, terutama berkaitan dengan pendanaan keberlanjutan kegiatan tersebut.

5.6. RENCANA AKSI PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN (RA-P2B) – KONSEP LIVELIHOOD

Jaringan pemasaran ekonomi lokal di Kelurahan Ijobalit terbatas hanya untuk skala kecamatan dan skala desa, beberapa metode jejaring pemasaran yang ada di Kelurahan Ijobalit yaitu :

• Untuk industri rumah tangga jenis olahan makanan seperti

keripik singkong, dll dipasarkan ke pasar Kelurahan Tanjung untuk skala kecamatan dan sebagian dipasarklan di pinggir jalan utama untuk pemasaran skala desa.

• Indutri menengah seperti paving block dan bata merah jejaring

pemasaran dengan skala kabupaten.

• Produk pertanian dipasarkan dengan pola pembeli mendatangi

langsung para petani.

• Tanaman perkebunan seperti pepaya dipasarkan langsung

kepada para pengumpul yang berada di Kelurahan Ijobalit maupun luar Kelurahan Ijobalit


(26)

Berdasarkan kajian diatas, maka terdapat analisa dan perkiraan perkembangan kegiatan industri pada masa mendatang, yaitu :

 Perkembangan kebutuhan pokok berupa makanan olahan dapat berkembang dengan pesat pada wilayah Kelurahan Ijobalit Induk (terutama sekitar koridor jalan kabupaten) yang disesbabkan karena merupakan daerah transit dan dilewati oleh kendaraan umum, seperti truck dan angkutan pribadi lainnya.

 Dibutuhkan sarana tempat penjualan dan pemasaran hasil

produksi pada kawasan tertentu, sehingga dapat lebih teratur, tidak menimbulkan kemacetan dan dapat tertata dengan baik.


(1)

Sesuai dengan kajian sebelumnya, dimana bencana tanah longsor tidak hanya menerjang wilayah Kelurahan Ijobalit saja namun secara umum juga melanda wilayah yang ada disekitarnya. Adapun rencana penurunan resiko bencana tanah longsor adalah sebagai berikut :

Tahap Awal (Preventif).

a. Penghentian aktiitas pertambangan galian C yang di lakukan

secara illegal dan dilakukan di sekitar pemukiman penduduk.

b. Penghijauan dengan menanam pohon pohon disekitar

pemukiman.

c. Reklamasi kembali daerah tambang yang sudah tidak

beraktiitas.

Tahap Bencana

Hal penting yang harus dilakukan ketika suatu daerah terkena bencana tanah longsor diantaranya, yaitu :

a. Menyelamatkan warga yang tertimpa musibah

b. Pembentukan pusat pengendlian (Crisis Center).

c. Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.

d. Evaluasi, konsultasi dan penyuluhan.

Tahap Pasca Bencana

Berlalunya bencana tanah longsor bukan berarti permasalahan sudah selesai, masih ada beberapa tahapan yang perlu di lakukan, yaitu :

a. Penyediaan lahan relokasi penduduk yang terkena bencana

tanah longsor.

b. Relokasi dan pembangunan kembali permukiman penduduk

yang terkena bencana, baik secara sewdaya maupun bantuan dari pihak luar.

c. Menyelenggarakan forum kerjasama antar daerah dalam

penanggulangan bencana, minimal forum tingkat kecamatan.

5.4.7.2. MITIGASI BENCANA KEBAKARAN

Bahaya kebakaran cendrung terjadi pada kawasan permukiman padat, demikian juga di wilayah Kelurahan Ijobalit, dimana terdapat beberapa kawasan yang termasuk padat, yaitu di sekitar


(2)

Pusat Kelurahan Ijobalit. Adapun rencana penurunan resiko bencana kebakaran adalah sebagai berikut :

Tahap Awal (Preventif).

a. Bekerjasama dengan dinas terkait dengan penanggulangan

kebakaran kabupaten (Dinas PMK) untuk dapat memberikan bimbingan mapun bantuan teknik kepada masyarakat dengan tujuan meningkatkan partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam mengatasi ancaman bahaya kebakaran.

b. Secara umum, masyarakat yang berada di sekitar permukiman

padat harus bisa saling menjaga kemungkinan-kemungkinan yang dapat memicu terjadinya kebakaran.

c. Pada kawasan padat diperlukan penataan jalan lingkungan,

terutama untuk memperlancar akses jalan jika terjadi kebakaran serta dapat merencankan hidrant, tandon air serta ruang terbuka.

d. Mengarahkan pelaksanaan kegiatan Rehab Rumah Tidak Layak

Huni (RTLH).

e. Mengarahkan pembangunan permukiman yang tidak saling

berdempetan (minimal antar bangunan memiliki jarak 1 – 2 meter).

f. Mengarahkan pembangunan rumah penduduk menggunakan

bahan-bahan yang tidak mudah cepat terbakar, seperti atap menggunakan genteng atau seng, dinding menggunakan bata atau batako.

g. Peyediaan jalur dan ruang evakuasi yang bertujuan sebagai

jalur masyarakat untuk dapat menghindari kebakaran melalui pembukaan jalan baru dengan akses yang baik dan menuju tempat yang lebih tinggi dan aman.

Tahap Bencana

Hal penting yang harus dilakukan ketika suatu daerah terkena bencana kebakaran, yaitu:

a. Menyelamatkan warga yang tertimpa musibah

b. Pembentukan pusat pengendlian (Crisis Center).


(3)

d. Pendirian dapur umum, pos-pos kesehatan dan penyediaan air bersih.

e. Evaluasi, konsultasi dan penyuluhan.

Tahap Pasca Bencana

a. Pembersihan permukiman penduduk, baik itu berupa

pembersihan puing-puing bangunan yang terbakar.

b. Penyediaan lahan relokasi penduduk yang terkena bencana.

c. Rehabilitasi permukiman penduduk yang terkena bencana

secara permanen, baik secara sewdaya maupun bantuan dari pihak luar.

5.4.8. RUANG TERBUKA PUBLIK

Pengembangan fasilitas ruang terbuka, taman bermain dan lapangan olah raga di Kelurahan Ijobalit diharapkan dapat ditata secara optimal. Rencana penataan ruang terbuka di wilayah perencanaan ini direncanakan menjadi ruang terbuka yang berwawasan lingkungan, mempunyai arti landskape, hardscape dan taman bermain, dimana berfungsi sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis, sarana tempat berkumpul (komunikasi antar warga), penyaluran bakat dan kreatiitas masyarakat dan sebagai penyangga kehidupan wilayah disekitarnya.

Berdasarkan tujuan di atas, maka konsep pengembangan ruang terbuka pada masa mendatang yang terdapat di Kelurahan Ijobalit pada adalah :

 Kelurahan Ijobalit pada dasarnya membutuhkan sarana

lapangan olah raga berupa lapangan sepak bola skala

kecamatan. Lapangan sepak bola ini direncanakan pada wilayah

Lingkungan Ijobalit Selatan.

 Lapangan olah raga yang terdapat di Kelurahan Ijobalit

pada saat ini berupa lapangan lapangan bulu tangkis sebanyak 1 unit yang berada di kantor kelurahan Ijobalit.

 Penataan kawasan makam (kuburan) direncanakan


(4)

menyatu dengan permukiman warga. Adapun rencana penataan tersebut berupa pembangunan batas kuburan (penembokan maupun menggunakan vegetasi), penyediaan gerbang dan gapura serta media penerang di sekeliling pekuburan.

 Pembuatan taman bermain di Kelurahan ijobalit

direncanakan berada di lingkungan Ijobalit Daye atau lingkungan ijobalit Selatan.

 Pengembangan jalur hijau di Kelurahan Ijobalit pada

masa mendatang direncanakan dapat dikembangkan pada koridor jalan kabupaten, jalan kelurahan, jalan lingkungan, dan saluran irigasi dengan penanaman pohon pelindung dan pengarah.

 Penataan lahan-lahan kosong dan sekitar bantaran

sungai secara optimal yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pengembangan tanaman produktif dan sekaligus sebagai kawasan konservasi.

 Penataan dan pemanfaatan lahan kosong yang ada di

sekitar permukiman penduduk sebagai tempat pengembangan tanaman produktif, apotik hidup dan sebagainya.

5.5. RENCANA KEBUTUHAN PRASARANA DAN SARANA SOSIAL EKONOMI

Sesuai dengan kajian dan analisa, dimana umumnya kelompok sosial yang ada saat ini lebih fokus bertujuan untuk memajukan anggota kelompok masing-masing dan belum mengarah pada kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial masyarakat Kelurahan Ijobalit, terutama dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan penanggulangan kemiskinan. Oleh sebab itu untuk pengembangan kelompok-kelompok sosial Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang direncanakan melalui :

1. Peningkatan kapasitas kelembagaan desa sebagai penggerak

(motor) masyarakat untuk mengembangkan lembaga masyarakat, baik yang ada saat ini maupun kebutuhan pengembangan


(5)

lembaga lain yang mengarah pada kemajuan sosial, ekonomi dan isik Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang.

2. Mengarahkan masyarakat-masyarakat yang memiliki kepedulian,

terutama pemuda untuk mengembangkan kelembagaan sosial dibidang penanganan masalah sosial lingkungan permukiman, seperti lembaga peduli anak yatim/putus sekolah, penanganan masalah sampah, sanitasi, air bersih, bencana alam dan sebagainya.

3. Peningkatan kapasitas lembaga-lembaga sosial tersebut di atas, melalui kerjasama kemitraan dengan pihak-pihak yang berkompetent.

4. Membuka akses dengan pihak ketiga sebagai upaya

pengembangan sumber daya, terutama berkaitan dengan pendanaan keberlanjutan kegiatan tersebut.

5.6. RENCANA AKSI PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN

BERKELANJUTAN (RA-P2B) – KONSEP LIVELIHOOD

Jaringan pemasaran ekonomi lokal di Kelurahan Ijobalit terbatas hanya untuk skala kecamatan dan skala desa, beberapa metode jejaring pemasaran yang ada di Kelurahan Ijobalit yaitu :

• Untuk industri rumah tangga jenis olahan makanan seperti

keripik singkong, dll dipasarkan ke pasar Kelurahan Tanjung untuk skala kecamatan dan sebagian dipasarklan di pinggir jalan utama untuk pemasaran skala desa.

• Indutri menengah seperti paving block dan bata merah jejaring

pemasaran dengan skala kabupaten.

• Produk pertanian dipasarkan dengan pola pembeli mendatangi

langsung para petani.

• Tanaman perkebunan seperti pepaya dipasarkan langsung

kepada para pengumpul yang berada di Kelurahan Ijobalit maupun luar Kelurahan Ijobalit


(6)

Berdasarkan kajian diatas, maka terdapat analisa dan perkiraan perkembangan kegiatan industri pada masa mendatang, yaitu :

 Perkembangan kebutuhan pokok berupa makanan olahan

dapat berkembang dengan pesat pada wilayah Kelurahan Ijobalit Induk (terutama sekitar koridor jalan kabupaten) yang disesbabkan karena merupakan daerah transit dan dilewati oleh kendaraan umum, seperti truck dan angkutan pribadi lainnya.

 Dibutuhkan sarana tempat penjualan dan pemasaran hasil

produksi pada kawasan tertentu, sehingga dapat lebih teratur, tidak menimbulkan kemacetan dan dapat tertata dengan baik.