Program TransisiIndikatif tahun 2009
68
Jawa Timur adalah Jepang; Amerika Serikat, Malaysia; RRC; Thailand; Singapura; Korea Selatan; Taiwan; Australia dan Jerman.
Sedangkan nilai impor Jawa Timur sampai dengan Oktober tahun 2007 tercatat sebesar 5,70 milyar US atau relatif sama
dibandingkan periode yang sama tahun 2006 yaitu 5,69 milyar US. Adapun 10 komoditi utama impor non migas Jawa Timur adalah besi
baja; kimia dasar; makanan minuman; makanan ternak; Pulp kertas; hasil pertanian; pengolahan aluminium; barang-barang kimia;
tekstil dan biji lainnya. Sedangkan 10 negara utama asal impor Jawa Timur meliputi Singapura; RRC; Jepang; Korea Selatan Amerika
Serikat; Australia; Malaysia; Jepang; India dan Taiwan.
4.1.2. Proyeksi Makro Ekonomi Jawa Timur Tahun 2008
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006-2008, ditetapkan target
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2008 adalah 6,30. Untuk dapat mencapai target tersebut kondisi ekonomi Jawa Timur
tahun 2008 akan dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan internal sebagai berikut :
Lingkungan Eksternal Pertama, memburuknya perekonomian dunia yang diawali dengan
adanya krisis ekonomi di Amerika Serikat yang disebabkan oleh jatuhnya pasar surat utang ”subprime mortgage” atau kredit
kepemilikan rumah KPR di Amerika Serikat. Subprime mortgage adalah surat utang yang ditopang jaminan kredit kepemilikan rumah
KPR yang profil debitornya memiliki kemampuan membayar yang rendah golongan menengah ke bawah. Melemahnya ekonomi
Amerika Serikat menyebabkan meningkatnya persentase gagal bayar debitor KPR segmen tersebut. Akibatnya, harga surat utang
subprime mortgage jatuh. Kejatuhan harga surat utang subprime
Program TransisiIndikatif tahun 2009
69
mortgage membawa kerugian bagi bank dan perusahaan pengelola dana fund management yang membeli surat utang tersebut dan
ternyata yang memiliki surat utang subprime mortgage bukan hanya perbankan di Amerika Serikat, tetapi ada juga perbankan di Australia,
Singapura, Taiwan, China, atau di India. Perbankan di benua lain pasti juga memiliki eksposur ke surat utang subprime mortgage yang
akibatnya, harga saham perbankan di seluruh dunia jatuh. Berhubung psikologi pasar selalu cenderung ekstrem, banyak pelaku
pasar percaya bahwa meruginya perbankan besar akan berdampak kepada pelambatan laju pertumbuhan kredit, dan pelambatan
kegiatan ekonomi yang selanjutnya berdampak pada jatuhnya harga saham nonperbankan di seluruh dunia yang tentu saja akan
mempengaruhi nilai perdangangan antar negara.
Kedua, melambungnya harga minyak mentah dunia yang mencapai
US 100 per barrel akan berdampak pada ketidakstabilan ekonomi dunia. Kenaikan harga minyak akan berdampak pada kenaikan
harga-harga komoditi lainnya yang bisa memicu tingginya laju inflasi dunia dan kenaikan suku bunga perbankan.
Ketiga, Adanya gagasan pengembangan kerjasama ekonomi di
kawasan-kawasan regional terutama di Negara-negara tetangga. Hal ini akan sangat mempengaruhi kinerja perekonomian Jawa Timur.
Untuk itu diperlukan upaya keterlibatan Jawa Timur dalam hal kerjasama ekonomi di kawasan-kawasan tersebut.
Keempat : Melambungnya harga bahan baku pangan khususnya biji-
bijian seperti jagung, kedelai di tingkat nasional sebagai akibat lonjakan harga di tingkat dunia akan memberi dampak terhadap
ketahanan pangan di Jawa Timur, sehingga diperlukan upaya untuk tetap menjaga kestabilan harga di tingkat nasional.
Kelima : Membaiknya kondisi ekonomi makro nasional didukung oleh
rendahnya laju inflasi, stabilnya nilai tukar rupiah, dan suku bunga
Program TransisiIndikatif tahun 2009
70
SBI yang makin kondusif bagi percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Lingkungan Internal Pertama, Sering terjadinya bencana alam merupakan faktor internal
yang harus disikapi, khususnya bencana lumpur LAPINDO yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
Kedua, adanya pemilihan kepala daerah yang salah satunya
Pemilihan Gubernur Jawa Timur untuk masa jabatan 2008-2013. Hal ini akan menyebabkan dunia usaha bersikap “wait and see” terhadap
kebijakan-kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Kepala Daerah terpilih, sehingga
penciptaan investasi-investasi baru
akan cenderung stagnan.
Ketiga, Dukungan sektor perbankan untuk bisa mendorong
percepatan pergerakan ekonomi riil masih rendah. Hal ini ditandai dengan tingkat penyaluran kredit perbankan di Jawa Timur masih
rendah. Berdasarkan data dari Bank Indonesia angka Loan to Debt Ratio LDR bank-bank di Jawa Timur hanya mencapai 59,
sehingga masih ada sekitar 41 dana yang dihimpun perbankan dari masyarakat yang belum disalurkan iddle money. Sedangkan dari
plafond kredit yang disalurkan hanya sekitar 7 dalam bentuk kredit jangka panjang, dan 93 kredit jangka pendek yang sebagian besar
untuk kredit konsumsi, sehingga dana yang disalurkan untuk menggerakkan sektor riil masih sangat sedikit;
Keempat : Meningkatnya upaya Pemerintah dalam menata
kebijakanregulasi yang mampu mendorong percepatan tumbuhnya ekonomi riil, sehingga bisa meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam kegiatan ekonomi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
Program TransisiIndikatif tahun 2009
71
Kelima : Membaiknya kondisi makro ekonomi Jawa Timur didukung
dengan tingkat inflasi Jawa Timur yang tetap terkendali, hal ini ditandai dengan masih terkendalinya stabilitas harga-harga di Jawa
Timur bahkan angka inflasi Jawa Timur ini masih lebih rendah dari nasional yang mencapai 6,95, selain itu iklim usaha jawa Timur
yang masih tetap kondusif, menyebabkan kinerja ekspor Jawa Timur masih optimis akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang.
Dengan memperhatikan kondisi ekonomi makro Jawa Timur tahun 2007 dan proyeksi makro ekonomi tahun 2008 seperti yang telah
diuraikan diatas, maka kebijakan ekonomi Jawa Timur tahun 2009 diarahkan pada :
Pertama, memperkuat kualitas pertumbuhan ekonomi yang
berorientasi pada peningkatan produksi bukan lagi konsumsi, sehingga peningkatan pertumbuhan ekonomi juga diiringi dengan
peningkatan penyediaan lapangan kerja baru untuk menampung bertambahnya angkatan kerja baru maupun pengangguran yang
masih ada.
Kedua, peningkatan ketahanan pangan melalui peningkatan
produksi, kelancaran dan efisiensi jaringan distribusi.
Ketiga, perkuatan struktur ekonomi, dengan mengembangkan sektor
industri yang berbasis bahan baku lokal terutama yang didukung oleh sektor pertanian dalam arti luas
Keempat, peningkatan daya saing UMKM dan ekonomi sektor riil
dengan fasilitasi permodalan melalui program subsidi bunga pinjaman agar bisa mendorong perbankan untuk berperan
meningkatkan kinerja UMKM dan menggerakkan ekonomi sektor riil melalui pemberian kredit dengan bunga non komersial
Kelima, peningkatan efisiensi, modernisasi, dan nilai tambah sektor
primer melaui pemberdayaan hasil-hasil produski dibidang pertanian dan kelautan
Program TransisiIndikatif tahun 2009
72
Keenam, mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan dan
kemandirian dalam rangka peningkatan produktivitas melalui inovasi, penguasaan, penelitian, pengembangan dan penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Tekonologi
Ketujuh, penataan kelembagaan ekonomi dengan menciptakan
kerangka regulasi yang bisa menjamin iklim persaingan usaha yang sehat
dan kondusif
serta perlindungan
konsumen serta
pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus KEK di Jawa Timur dalam rangka percepatan investasi baru dengan pemberian insentif
dan disinsentif bagi calon investor baru di kawasan tersebut sehingga industri di Jawa Timur bisa berkembang dengan pesat.
Kedelapan, mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung
ekonomi terutama infrastruktur transportasi dan sumber daya air dalam rangka meningkatkan produksi, kelancaran distribusi maupun
penciptaan investasi-investasi baru.
4.2. Prospek Ekonomi Tahun 2009