ANALISIS RANTAI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN NELAYAN KOMODITAS IKAN LAUT DI KELURAHAN AEK MANIS KECAMATAN SIBOLGA SELATAN KOTA SIBOLGA.

(1)

ANALISIS RANTAI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN NELAYAN KOMODITAS IKAN LAUT DI KELURAHAN AEK MANIS

KECAMATAN SIBOLGA SELATAN KOTA SIBOLGA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

ERWIN NASUTION 7132210005

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

v

ABSTRAK

Erwin Nasution. NIM 7132210005 “Analisis Rantai Distribusi Hasil Tangkapan Nelayan Komoditas Ikan Laut di Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan kota Sibolga”.

Perikanan laut merupakan sub sektor pertanian yang sangat diandalkan di kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan. Dalam kegiatan yang berhubungan dengan perikanan terdapat pihak-pihak yang berperan di dalamnya baik proses produksi dan pendistribusiannya. Rantai distribusi komoditas ikan laut memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan tingkat pendapatan nelayan. Adanya disparitas harga ikan tangkap perikanan laut yang sangat tinggi di kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan menyebabkan kesejahteraan nelayan menurun, mengingat dimana sebagian besar nelayan merupakan produsen sekaligus net consumer. Dalam upaya mempersempit disparitas harga ikan tangkap perikanan laut di kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan, maka diperlukan studi mengenai sistem pendistribusian komoditas ikan tangkap. Secara rinci penelitian ini bertujuan untuk : (1) menggambarkan pola distribusi komoditas ikan tangkap perikanan laut mulai dari nelayan sampai ke konsumen akhir di kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan Kota Siboga. (2) menganalisis Seberapa besar marjin yang diterima setiap pelaku pemasaran dalam rantai distribusi komoditas ikan tangkap perikanan laut di kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga. Sampel dalam penelitian ini yaitu 83 orang nelayan dan 40 orang pelaku lembaga pemasaran yang terdiri dari 15 pedagang pengumpul, 10 pedagang besar dan 15 pedagang pengecer. Melalui teknik Simple Random Sampling dan Total Sampling. Data dianalisis secara deskriptif terhadap pola distribusi dan margin pemasaran ikan tangkap.

Hasil penelitian yaitu terdapat tiga pola distribusi, yaitu pertama : Nelayan (86%) → Pedagang Pengumpul (80%) → Pedagang besar (100%) → Pedagang pengecer (100%) → konsumen. Kedua : Nelayan (86%) → Pedagang Pengumpul (20%) → Pedagang Pengecer (100%) → Konsumen. Ketiga : Nelayan (14%) → Pedagang Besar (100%) → Pedagang Pengecer (100%) → Konsumen. Maka dalam penelitian ini dapat diketahui marjin pemasaran yang paling tinggi berturut-turut untuk jenis ikan Kakap terjadi pedagang pengumpul (7,0%), pedagang pengecer (6,9%), dan pedagang besar (4,3%). Marjin pemasaran (Marketing Margin) untuk jenis ikan kerapu yang paling tinggi berturut-turut terjadi pada pedagang pengecer (11,2%), pedagang besar (4,7%), dan pedagang pengumpul (4,4%). Marjin pemasaran (Marketing Margin) untuk jenis ikan mayung yang paling tinggi berturut-turut terjadi pada pedagang pengecer (12,7%), pedagang besar (9,2%), dan pedagang pengumpul (7,3%).


(6)

vi ABSTRACT

Erwin Nasution. NIM 7132210005 " The Analysis chain Distribution of Catch Fisherman Commodity Seafood in Village Aek Manis, District South of Sibolga, Sibolga City".

Marine fisheries sub-sector is highly dependable farm in the village of South Sibolga Aek Manis Subdistrict. In activities related to fisheries are the parties that play a role in it both the production and distribution process. Chain distribution of commodities seafood with a fairly closely with the fisherman income. Disparity between price of seafood prices so high in the village of Aek Manis, District of South Sibolga to welfare of fisherman is decreasing, given that most fisherman is a producer as well as net consumer of seafood. In detail, this study aims to 1) described chain distribution of commodities seafood from fisherman until the final consumer in the village of Aek Manis, District of South Sibolga, and 2) analyze how much profit margins received by each marketing in the distribution of commodities seafood in the village of Aek Manis, District of South Sibolga. The sample in this study is 83 fishermen and 40 people involved with the marketing agency consisting of 15 traders, 10 wholesalers and 15 retailers. Through simple random sampling technique and total sampling. The Data were analyzed descriptively on the pattern of distribution and marketing margins catching seafood.

The results of research that there are three patterns of distribution, The first: Fisherman (86%) → Traders Gatherer (80%) → Wholesalers (100%) → Retailers (100%) → consumer. Second: Fisherman (86%) → Traders Gatherer (20%) → Merchant Retailers (100%) → Consumer. Third: Fisherman (14%) → Wholesalers (100%) → Merchant Retailers (100%) → Consumer. So in this study can be seen the most high marketing margin in a row for snapper fish species Trader Gatherer (7.0%), retailers (6.9%) and wholesalers (4.3%). Marketing margin (Marketing Margin) for groupers highest occurred successively in retailers (11.2%), wholesalers (4.7%), and Trader Gateherer (4.4%). Marketing margin (Marketing Margin) for the type of fish the most high Mayung successively occur at retailers (12.7%), wholesalers (9.2%), and Trader Gateherer (7.3%).


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT. Atas berkah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Rantai Distribusi Hasil Tangkapan Nelayan Komoditas Ikan Laut di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga”. Penelitian ini dilakukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua ayahanda Ali Nurdin Nasution serta Ibunda Romaida Manalu yang telah

membesarkan, mendidik, dan selalu sabar membimbing penulis dengan penuh kasih sayang yang tulus serta memberikan materi yang tidak sedikit sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dan tidak lupa pula kepada seluruh keluarga besar yang senantiasa selalu memberikan dukungan demi terselesaikannya skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun, penulis menyadari bahwa dalam kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, dan teman-teman penulis sekalian, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kelancaran kegiatan penyusunan skripsi ini, mulai dari pembuatan proposal, observasi hingga penyusunan skripsi. Sangat disadari bahwa dalam penyusun skripsi ini bukanlah hanya kerja dari penulis semata melainkan juga melibatkan berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan untuk penulis menempuh pendidikan di Universitas Negeri Medan.


(8)

viii

2. Bapak Prof. Indra Maipita, M.Si., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

4. Ibu T. Teviana, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan. Sekaligus selaku Dosen Pembimbing Akademik, dan juga selaku Dosen Pembimbing Skripsi, penulis ucapkan beribu-ribu ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas segala pengorbanan tenaga, pikiran dan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran serta memberikan dorongan moral yang kuat sehingga penulis semangat dalam menyelesaikan perkuliahan dan juga skripsi ini.

5. Bapak Hendra Saputra, SE, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan yang telah berperan serta dalam membantu kelancaran kegiatan perkuliahan penulis selama ini. 6. Bapak Dr. Saidun Hutasuhut, M.Si Bapak Drs. Edison Sagala, MS dan

Bapak Dr. Zulkarnain Siregar, ST,MM selaku Dosen Penguji, terima kasih atas kesediaannya telah memberikan saran, arahan dan masukan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan ketelitian, sehingga penulis termotivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar. 7. Bapak/Ibu dan seluruh jajaran Dosen yang telah mengajar di Jurusan

Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membagikan pengalamannya kepada penulis selama proses belajar mengajar di kelas.

8. Kak Umi selaku staff di Jurusan Manajemen yang selama proses penyelesaian skripsi ini banyak penulis repotkan dengan banyak pertanyaan yang cukup mengganggu di saat sibuk.

9. Seluruh responden dan narasumber penulis baik Nelayan, Pedagang Pengumpul, Pedagang Besar, Pedagang Pengecer, dan konsumen, serta Abdul Sukri selaku informan yang turut membantu proses penelitian


(9)

ix

penulis di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan dan daerah sekitarnya.

10.Kepada sahabat-sahabat Penulis TFF. Azwar, Arsinta Yaufi, Raudhatul Hasanah, Syahri Ramadhani, terima kasih atas semangat dan dukungan yang kalian berikan selama kuliah, semoga kita sukses untuk ke depannya. 11.Kepada Adik-adik Penulis tersayang Elsa Novrida Nasution, Erik Ananda

Nasution, Elfrida Amelia Nasution, terima kasih atas segala doa dan jerih payah kalian untuk membantu penulis selama perkuliahan. Semoga jerih payah tersebut berbalas dengan kesuksesan dikemudian harinya.

12.Kepada Pandi Ahmad, penulis ucapkan terima kasih atas segala doa, motivasi, dan waktu luang yang diberikan selama ini. Semoga Allah membalas nya dengan kesuksesan kedepannya.

13.Kepada Teman-teman seperjuangan di Kelas Manajemen A 2013 dan teman-teman diKelas Konsentrasi Manajemen Agribisnis 2013, kalian sahabat yang sangat luar biasa.

14.Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada semua pihak yang telah membantu baik secara materil maupun spiritual kepada penulis. Karena hanya Allah SWT yang mampu membalas kebaikan dari semuanya.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, waktu dan tenaga yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna perbaikan skripsi ini kedepannya. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya dengan fokus kajian yang sama mengenai analisis rantai distribusi hasil tangkapan nelayan komoditas ikan laut. Dan skripsi ini bisa berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi yang membutuhkan.


(10)

x

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa merahmati segala urusan kita.

Medan, April 2017 Hormat Penulis,

Erwin Nasution 7132210005


(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERSETUJUAN PENGESAHAN ... .iii

SURAT PERNYATAAN ... ..iv

ABSTRAK ... ...v

ABSTRACT... ... ..vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... .xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 9

1.3Pembatasan Masalah ... 10

1.4Rumusan Masalah ... 10

1.5Tujuan Penelitian ... 11

1.6Manfaat Penelitian ... 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Kerangka Teoritis ... 13

2.1.1 Distribusi ... 13

2.1.1.1Pengertian Distribusi ... 13

2.1.1.2Saluran Distribusi ... 17

2.1.1.3Fungsi Saluran Distribusi ... 20

2.1.1.4Bentuk-bentuk Saluran Distribusi ... 22

2.1.1.5Faktor–faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran Distribusi ... 27

2.1.1.6Saluran Rantai Distribusi Perikanan ... 32

2.1.2 Biaya dan Keuntungan Pemasaran ... 34


(12)

xii

2.2 Penelitian Yang Relevan ... 42

2.3 Kerangka Berpikir ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

3.1Lokasi dan WaktuPenelitian ... 48

3.2Jenis dan Sumber Data ... 48

3.3Populasi dan Sampel ... 48

3.3.1 . Populasi ... 48

3.2.2 Sampel ... 49

3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 51

3.4.1 Variabel Penelitian ... 51

3.4.2 Defenisi Operasional ... 51

3.4.2.1Rantai Distribusi ... 51

3.4.2.2Biaya dan Keuntungan Pemasaran ... 51

3.4.2.3Margin Pemasaran... 52

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.6 Teknik Analisis Data ... 53

3.6.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 53

3.6.2 Analisis Margin Pemasaran ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Hasil Penelitian ... 57

4.1.1 Gambaran Umum Kota Sibolga ... 57

4.1.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 57

4.1.2.1Demografis ... 58

4.1.3 Deskriptif Responden ... 60

4.1.3.1Karakteristik Nelayan ... 60

4.1.3.2Karakteristik Pedagang Pengumpul ... 65

4.1.3.3Karakteristik Pedagang Besar ... 70

4.1.3.4Karakteristik Pedagang Pengecer ... 73

4.1.4 Analisis Deskriptif Persentase ... 75

4.1.4.1Pendistribusian Ikan Hasil Tangkapan Nelayan ... 77


(13)

xiii

4.1.4.3Pendistribusian Ikan Hasil Pembelian Pedagang Besar ... 79

4.1.4.4Distribusi Ikan Hasil Pembelian Pedagang Pengecer ... 80

4.1.5 Analisis Margin Pemasaran ... 81

4.2 Pembahasan ... 96

4.2.1 Bentuk Rantai Distribusi Ikan Tangkap di Kelurahan Aek Manis ... 96

4.2.2 Nilai Rantai Distribusi Komoditas Ikan Tangkap ...101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...108

5.1Kesimpulan ...108

5.2Saran ...110

DAFTAR PUSTAKA ...112


(14)

xiv

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Kota Sibolga

Tahun 2011-2015 (Ton) ... 3

Tabel 1.2 Harga ikan tangkap laut per bulan Desember 2016 di kota Sibolga ... 6

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama ... 58

Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 59

Tabel 4.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... 59

Tabel 4.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku ... 60

Tabel 4.6 Karakteristik Nelayan Ikan Tangkap di Kelurahan Aek Manis ... 61

Tabel 4.7 Karakteristik Usia Nelayan ... 63

Tabel 4.8 Karakteristik Tingkat Pendidikan Nelayan ... 64

Tabel 4.9 Karakteristik Pedagang Pengumpul di Kelurahan Aek Manis ... 65

Tabel 4.10Karakteristik Usia Pedagang Pengumpul ... 68

Tabel 4.11Karakteristik Tingkat Pendidikan Pedagang Pengumpul ... 69

Tabel 4.12Karakteristik Pedagang Besar di Kelurahan Aek Manis ... 70

Tabel 4.13Karakteristik Usia Pedagang Besar ... 71

Tabel 4.14Karakteristik Tingkat Pendidikan Pedagang Besar ... 72

Tabel 4.15Karakteristik Pedagang Pengecer di Kelurahan Aek Manis ... 73

Tabel 4.16Karakteristik Usia Pedagang Pengecer ... 74

Tabel 4.17Karakteristik Tingkat Pendidikan Pedagang Pengecer ... 75

Tabel 4.18Pendistribusian Ikan Hasil Tangkapan Nelayan ... 77


(15)

xv

Tabel 4.20Pendistribusian Ikan Hasil Pembelian Pedagang Besar ... 79 Tabel 4.21Pendistribusian Ikan Hasil Pembelian Pedagang Pengecer ... 80 Tabel 4.22Analisis Marjin Pemasaran Jenis ikan Kakap Pada Saluran Distribusi I

di Kelurahan Aek Manis Bulan Februari Tahun 2017 ... 82 Tabel 4.23Analisis Marjin Pemasaran Jenis ikan Kakap Pada Saluran Distribusi II

di Kelurahan Aek Manis Bulan Februari Tahun 2017 ... 84 Tabel 4.24Analisis Marjin Pemasaran Jenis ikan Kakap Pada Saluran Distribusi III

di Kelurahan Aek Manis Bulan Februari Tahun 2017 ... 86 Tabel 4.25Analisis Marjin Pemasaran Jenis ikan Kerapu Pada Saluran Distribusi I

di Kelurahan Aek Manis Bulan Februari Tahun 2017 ... 87 Tabel 4.26Analisis Marjin Pemasaran Jenis ikan Kerapu Pada Saluran Distribusi II

di Kelurahan Aek Manis Bulan Februari Tahun 2017 ... 89 Tabel 4.27Analisis Marjin Pemasaran Jenis ikan Kerapu Pada Saluran Distribusi III

di Kelurahan Aek Manis Bulan Februari Tahun 2017 ... 90 Tabel 4.28Analisis Marjin Pemasaran Jenis ikan Mayung Pada Saluran Distribusi I

di Kelurahan Aek Manis Bulan Februari Tahun 2017 ... 92 Tabel 4.29Analisis Marjin Pemasaran Jenis ikan Mayung Pada Saluran Distribusi II

di Kelurahan Aek Manis Bulan Februari Tahun 2017 ... 93 Tabel 4.30Analisis Marjin Pemasaran Jenis ikan Mayung Pada Saluran Distribusi III


(16)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran – 1 Instrumen Penelitian ... .115

Lampiran – 1.1 Angket untuk Nelayan... .116

Lampiran – 1.2 Angket untuk Pedagang Pengumpul ... .119

Lampiran – 1.3 Angket untuk Pedagang Besar ... .121

Lampiran – 1.4 Angket untuk Pedagang Pengecer ... .123

Lampiran – 2 Karakteristik Responden... .125

Lampiran – 2.1 Karakteristik Nelayan di Kelurahan Aek Manis ... .126

Lampiran – 2.2 Karakteristik Pedagang Pengumpul di Kelurahan Aek Manis ... .129

Lampiran – 2.3 Karakteristik Pedagang Besar di Kelurahan Aek Manis ... .130

Lampiran – 2.4 Karakteristik Pedagang Pengecer di Kelurahan Aek Manis ... .131

Lampiran – 3 Persentase Varietas Ikan di Kelurahan Aek Manis ... .132

Lampiran – 4 Kegiatan Distribusi Komoditas Ikan Laut di Kelurahan Aek Manis ... .133

Lampiran – 4.1 Distribusi Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di Kelurahan Aek Manis ... .134

Lampiran – 4.2 Distribusi Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Komoditas Ikan Kakap ... .137

Lampiran – 4.3 Distribusi Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Komoditas Ikan Kerapu ... .139

Lampiran – 4.4 Distribusi Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Komoditas Ikan Mayung ... .141

Lampiran – 4.5 Distribusi Ikan Hasil Pembelian Pedagang Pengumpul di Kelurahan Aek Manis ... .143

Lampiran – 4.6 Distribusi Ikan Hasil Pembelian Pedagang Besar di Kelurahan Aek Manis ... .143


(17)

xviii

Lampiran – 4.7 Distribusi Ikan Hasil Pembelian Pedagang Pengecer

di Kelurahan Aek Manis ... .144 Lampiran – 5 Margin PemasaranKomoditas Ikan Laut ... .145

Lampiran – 5.1 Margin PemasaranPedagangPengumpul

JenisIkanKakap ... .146

Lampiran – 5.2 Margin PemasaranPedagangPengumpul

JenisIkanKerapu ... .146

Lampiran – 5.3 Margin PemasaranPedagangPengumpul

JenisIkanMayung ... .147

Lampiran – 5.4 Margin PemasaranPedagangBesar

JenisIkanKakap ... .147

Lampiran – 5.5 Margin PemasaranPedagangBesar

JenisIkanKakap ... .148

Lampiran – 5.6 Margin PemasaranPedagangBesar

JenisIkan Kerapu ... .148

Lampiran – 5.7 Margin PemasaranPedagangBesar

JenisIkanKerapu ... .149

Lampiran – 5.8 Margin PemasaranPedagangBesar

JenisIkanMayung ... .149

Lampiran – 5.9 Margin PemasaranPedagangBesar

JenisIkanMayung ... .150

Lampiran – 5.10 Margin PemasaranPedagangPengecer

JenisIkanKakap ... .150

Lampiran – 5.11 Margin PemasaranPedagangPengecer

JenisIkanKerapu ... .151

Lampiran – 5.12 Margin PemasaranPedagangPengecer

JenisIkanMayung ... .152 Lampiran – 6 Identitas Responden ...153


(18)

xix

Lampiran – 6.1 Identitas Responden Nelayan di Kelurahan Aek Manis ...154

Lampiran – 6.2 Identitas Responden Pedagang Pengumpul ...156

Lampiran – 6.3 Identitas Responden Pedagang Besar ...156

Lampiran – 6.4 Identitas Responden Pedagang Pengecer ...157

Lampiran – 7 Sketsa Peta Kota Sibolga Secara Administratif ...158

Lampiran – 8 Dokumentasi Penelitian ...159

1) Nota tugas 2) Surat Permohonan Judul Skripsi 3) Surat Izin Mengadakan Penelitian dari Fakultas 4) Surat Izin Mengadakan Penelitian di Kota Sibolga 5) Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian di Kelurahan Aek Manis Lampiran – 9 Daftar Riwayat Hidup ...167


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada pertumbuhan tanaman, hewan, dan ikan. Pertanian juga berarti kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Dalam arti luas, pertanian mencakup pertanian rakyat, perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan besar), kehutanan, peternakan dan perikanan. Perikanan termasuk kedalan subsistem pertanian. Dimana Perikanan merupakan suatu kegiatan perekonomian, yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hayati perairan guna mendapatkan manfaat yang optimal bagi kesejahteraan hidup manusia.

Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) yang memiliki panjang garis pantai mencapai 104.000 km2 dan total luas lautnya sekitar 3,544 juta km2 atau sekitar 70% dari wilayah Indonesia (Bakosurtanal, dalam Kelautan dan Perikanan dalam angka, 2011). Melihat luas perairan yang dimiliki oleh Indonesia, maka tidak mengherankan jika subsektor perikanan khususnya perikanan laut dijadikan salah satu andalan dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Berdasarkan surat keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep.18/men/2011), Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan tangkap sebesar 6,4 juta ton per tahun dengan produksi perikanan tangkap di laut sekitar 4,7 juta ton dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan maksimum 5,2 juta ton per


(20)

2

tahun. Dengan kondisi seperti ini sangat layak bila Indonesia menjadi center of supply and demand bagi produk perikanan.

Dalam UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari pra-produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pendistribusian, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian, perikanan dapat dianggap sebagai salah satu usaha dalam agribisnis.

Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar yaitu Sumatera Utara, yang memiliki luas total sebesar 71.680,68 km2 serta memiliki garis pantai sepanjang 1300 km2 (Badan Pusat Statistik, 2014). Dari panjang pantai tersebut, tidak heran jika Sumatera Utara termasuk salah satu provinsi yang mengelola kekayaan laut untuk membangun perekonomian di daerahnya. Hasil Perikanan di Sumatera Utara juga didukung dari satu daerah yang terdapat di pantai barat Sumatera, yaitu kota Sibolga. Kota Sibolga merupakan kota yang relief daerahnya berada pada ketinggian yang berkisar antara 0-150 meter diatas permukaan laut. Hal ini lah yang menempatkan bahwa Kota Sibolga berada di topografi daerah pesisir. Dengan kondisi geografis tersebut, menjadikan Kota Sibolga menjadi salah satu kota dengan penduduk yang mayoritas mata pencaharian utamanya sebagai nelayan atau penangkap ikan.

Perikanan di Kota Sibolga hingga saat ini telah memperlihatkan kemajuan yang relatif berarti. Hal ini dibuktikan dengan usaha perikanan tangkap menjadi tumpuan dari sebagian besar penduduk yang menempati di wilayah pesisir Kota Sibolga. Seperti halnya pasang-surut laut, perkembangan produksi perikanan


(21)

3

tangkap Kota Sibolga juga mengalami masa pasang surut. Hal ini dapat kita lihat dalam tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1

Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Kota Sibolga Tahun 2011-2015 (Ton)

Triwulan/Quarter 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Triwulan I 13 138 13 666 13 757 13 623 12 700

Triwulan II 12 219 13 734 13 799 13 654 13 760

Triwulan III 13 807 13 185 13 730 13 684 15 230

Triwulan IV 13 530 13 317 13 593 13 137 13 150

Jumlah/ Total 52 694 53 902 54 880 54 098 54 840

Sumber: BPS Kota Sibolga (2017)

Dari data hasil produksi perikanan tangkap tersebut menunjukkan bahwa jumlah produksi perikanan tangkap di Kota Sibolga mengalami kenaikan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Sementara itu hasil produksi ditahun 2014 mengalami penurunan, meskipun ditahun tersebut terjadi penurunan produksi hal ini tidak membuat hasil produksi ditahun 2015 terus menurun melainkan ditahun berikutnya hasil produksi mengalami peningkatan. Hasil produksi perikanan Kota Sibolga disetiap tahunnya memang mengalami fluktuasi. Hal tersebut terjadi karena adanya kendala dari faktor cuaca yang membuat hasil tangkapan para nelayan tidak menetap. Terjadinya peningkatan produksi perikanan disebabkan semangatnya nelayan untuk meningkatkan produksi dengan menambah armada kapal penangkap ikan. Disamping itu harga ikan dipasaran cukup tinggi yang dibarengi dengan suplay BBM yang semakin stabil.


(22)

4

Dengan demikian, ini membuktikan bahwa potensi perikanan tangkap di perairan pantai Barat Sumatera ini cukup besar dan menjanjikan untuk dikelola dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat. Dari jumlah keseluruhan produksi ikan tersebut, di dalamnya terdapat berbagai jenis ikan hasil tangkapan yang diperoleh para nelayan di Kota Sibolga. Jenis-jenis ikan tersebut antara lain adalah Tuna (Cakalang dan Madidihang), Tongkol, Gembung, Kakap Merah, Kakap Putih, Bawal Putih, Bawal Hitam, Selar, Layang, Manyung, Tembang, Lemuru, Japuh, Beloso, Teri, Kurisi, Swangi (Mata Besar), Banyar, Tenggiri, Kerapu, Layur,Cucut, Pari, Talang-talang, Peperek, Belanak, Lencam, Sotong, Cumi-cumi,dan lain-lain.

Dalam suatu kegiatan yang berhubungan dengan perikanan, pastilah terdapat pihak-pihak yang berperan didalamnya guna memperlancar proses produksi. Dalam sektor perikanan, nelayan merupakan orang yang paling berperan penting dalam berjalannya proses produksi, karena tanpa nelayan maka produsen perikanan tidak akan mungkin mencari sendiri bahan baku ikan yang diperlukan untuk menjalankan usaha guna memenuhi kebutuhan permintaan konsumen.

Setelah kegiatan usaha penangkapan ikan, maka kegiatan yang juga harus diperhatikan ialah kegiatan proses distribusi, mengingat sifat dari hasil perikanan yang mudah rusak (perishable). Oleh karena itu diperlukan penanganan khusus dalam proses pendistribusiannya guna mempertahankan kualitas hasil perikanan tersebut, seperti penyimpanan dan pengangkutan yang harus dilengkapi dengan alat pendingin.


(23)

5

Distribusi merupakan salah satu aspek dari pemasaran, yang dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan. Proses distribusi merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan sebuah usaha perikanan karena distribusi merupakan tindakan ekonomi yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pendapatan nelayan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan diperoleh keterangan mengenai proses penyaluran atau proses pendistribusian hasil tangkapan ikan di Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan Kota Siboga yang diawali ketika para nelayan pulang melaut dan tiba di pelabuhan. Selanjutnya nelayan menjual ikan hasil tangkapannya di tempat pembongkaran ikan (Tangkahan) yang ada di Kelurahan Aek Manis. Proses transaksi dilakukan oleh para pedagang pengumpul yang ada di tempat pembongkaran ikan tersebut. Proses awal dimulai dari tawar menawar para pedagang pengumpul dan nelayan (Ketua kapal nelayan), ketika telah menemukan kesepakatan harga yang sesuai maka nelayan menjual seluruh hasil tangkapan ikannya kepada pedagang pengumpul. Kesepakatan harga yang terjadi seringkali membuat nelayan jatuh pada harga yang ditetapkan oleh pedagang pengumpul. Hal ini dikarenakan sifat ikan yang mudah rusak, volume produksi yang tergantung pada musim, daerah produksi yang terpencar dan jauh dari pasar pusat, kurangnya informasi pasar dan kurang memadainya sarana pemasaran. Dengan kondisi demikian nelayan harus


(24)

6

mengikuti mekanisme pasar, sehingga dalam hal ini nelayan hanya berperan sebagai penerima harga.

Proses distribusi yang selanjutnya dilakukan oleh pedagang pengumpul kepada pedagang besar. Pedagang besar biasanya menghampiri ke pedagang pengumpul di tangkahan dan membeli ikan dalam jumlah besar. ikan yang dibeli oleh pedagang besar dari pedagang pengumpul selanjutnya akan dijual kepada pedagang pengecer. Pada tahap selanjutnya, pedagang pengecer yang membeli ikan dari pedagang besar dan menjual ikan dagangannya langsung kepada konsumen di pasar-pasar tradisional.

Semakin banyaknya lembaga pemasaran yang terkait dengan pendistribusian ikan, maka akan membentuk mata rantai distribusi yang panjang. Masalah yang sering timbul dari banyaknya lembaga pemasaran tersebut adalah harga yang diterima para nelayan menjadi rendah sedangkan para konsumen harus membayar dengan harga yang mahal. Perbedaan harga beli dan harga jual antara nelayan dan konsumen menunjukkan adanya margin pemasaran. Hal tersebut dapat dilihat jika selisihnya hampir dari seratus persen harga ikan yang dibeli dari nelayan. Selisih harga tersebut ada dapat dilihat dari tabel 1.2 dibawah ini.

Tabel 1.2

Harga ikan tangkap laut

per bulan Desember 2016 di kota Sibolga

No Jenis Ikan Harga Ikan oleh

Nelayan (Rp/kg)

Harga Ikan di Pasar (Rp/kg)

1. Cakalang 20.500 40.000

2. Sisik 25.000 37.000

3. Tongkol 21.000 30.000

4. Tenggiri 28.500 49.000

5. Japuh 17.000 28.000

6. Gembung 33.250 42.000


(25)

7

8. Ayam-ayam 8.500 20.000

9. Tembang 15.167 28.000

10. Alu-alu 22.000 29.000

11. Layang 20.500 30.000

12. Sunglir 21.500 29.500

13. Kakap 38.000 59.000

14. Mayung 23.250 29.500

Sumber : KKP Kota Sibolga (Data diolah, 2017)

Selisih harga ikan yang dijual sampai ke tangan konsumen oleh pedagang ikan bukan karena pedagang bebas menentukan harga jual ikan yang telah dibelinya dari nelayan dengan harga yang murah. Sebelum menentukan harga beli, biasanya para lembaga pemasaran telah mempertimbangkan beberapa pertimbangan. Pertimbangan tersebut berasal dari perhitungan yang berasal dari proses distribusi yang berlangsung, karena dalam proses distribusi para lembaga pemasaran mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk mengangkut ikan dari tempat pembelian ikan hingga sampai ditempat penyimpanannya. Dengan biaya yang cukup banyak tersebut, maka para pelaku lembaga pemasaran berkeinginan untuk mendapatkan keuntungan guna untuk menutupi biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Besarnya keuntungan pemasaran dan biaya pemasaran di tingkat perantara merupakan komponen dalam pembentukan harga akhir (harga eceran) di tingkat konsumen.

Berdasarkan jumlah produksi tangkapan ikan dan perbedaan harga yang cukup besar maka dapat dikatakan pendapatan yang diterima pihak - pihak yang terkait dalam kegiatan pendistribusian perikanan cukup besar. Dengan pendapatan yang cukup besar, maka keadaan ekonomi mereka dapat digolongkan sebagai ekonomi menengah keatas.


(26)

8

Namun pada kenyataannya hal tersebut berbanding terbalik dengan keadaan yang terjadi dilapangan, dimana tidak semua pelaku kegiatan perikanan yang keadaan perekonomiannya dapat dikatakan sebagai golongan ekonomi menengah ke atas, khususnya para nelayan yang sebagian besar masih miskin. Margin pemasaran yang semakin besar akan menyebabkan persentase bagian yang diterima nelayan akan semakin kecil.

Kegiatan usaha penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan di Kelurahan Aek Manis, pada umumnya tidak dikelola dengan sistem manajemen yang baik. Dimana hasil usaha dan keperluan rumah tangga untuk keperluan sehari - hari seringkali disatukan, sehingga pendapatan bersih dari kegiatan usaha penangkapan ikan tidak diketahui dengan jelas. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan pendapatan usaha yang lebih baik guna mengetahui tingkat pendapatan dan efisiensi dari usaha penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga.

Berdasarkan latar belakang tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul “Analisis Rantai Distribusi Hasil Tangkapan Nelayan Komoditas Ikan Laut di Kelurahan Aek Manis,


(27)

9

1.2Identifikasi Masalah

Umumnya pendapatan yang diterima para nelayan belum memadai jika dibandingkan dengan jerih payah yang telah dikeluarkannya ditambah dengan resiko - resiko yang dihadapi dalam berlayar. Rendahnya pendapatan nelayan disebabkan karena para nelayan terbiasa menjadi penerima harga dalam kegiatan jual beli hasil tangkapan mereka, khususnya dalam hal perbedaan (disparatis) harga ikan hasil tangkapan mereka. Dengan diketahuinya disparatis harga tersebut maka diharapkan dapat diketahui permasalahan yang dihadapi dalam pendistribusian ikan laut segar di Kelurahan Aek Manis.

Dari pernyataan yang telah dikemukakan di atas, maka masalah mengenai rantai distribusi hasil tangkapan nelayan komoditas ikan laut di Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga dapat di identifikasikan sebagai berikut :

1. Apakah efisien rantai distribusi hasil tangkapan nelayan untuk komoditas ikan laut dari nelayan sampai konsumen akhir di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga?

2. Apakah wajar marjin keuntungan yang diterima oleh setiap pelaku pemasaran dalam rantai pendistribusian komoditas ikan tangkap perikanan laut di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga?

3. Apakah faktor – faktor yang mempengaruhi besarnya marjin pemasaran ikan tangkap perikanan laut di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga?


(28)

10

1.3 Pembatasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada kegiatan pendistribusian perikanan di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga. Mengingat sering terjadinya disparitas harga ikan yang sangat tinggi menyebabkan kesejahteraan nelayan menurun. Dalam upaya mempersempit disparitas harga ikan di tingkat nelayan, maka diperlukan studi mengenai analisis rantai distribusi hasil tangkapan nelayan komoditas ikan laut.

1.4 Rumusan Masalah

Potensi besar yang dimiliki Kota Sibolga di sektor perikanan tentunya harus didukung oleh sistem pendistribusian yang baik. Salah satu pemasalahan dalam pendistribusian ikan laut segar di Kelurahan Aek Manis adalah marjin pemasaran. Marjin pemasaran merupakan selisih harga ditingkat konsumen akhir dengan harga di tingkat nelayan. Dengan diketahuinya mekanisme pembentukan marjin pemasaran diharapkan dapat diketahui permasalahan yang dihadapi dalam pemasaran ikan laut di Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga. Secara rinci dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk saluran rantai distribusi hasil tangkapan nelayan untuk komoditas ikan laut sampai ke konsumen akhir di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga?

2. Berapa besar marjin keuntungan yang diterima oleh setiap pelaku pemasaran dalam rantai pendistribusian komoditas ikan tangkap perikanan laut di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga?


(29)

11

1.5Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bentuk saluran rantai distribusi hasil tangkapan nelayan komoditas ikan laut di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga.

2. Untuk mengetahui besar marjin keuntungan yang diterima oleh setiap pelaku pemasaran dalam rantai pendistribusian komoditas ikan tangkap perikanan laut di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga.

1.6Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama dalam mengaplikasikan ilmu dari bangku kuliah ke masyarakat atau lapangan. 2. Bagi Pemerintah Setempat

Sebagai bahan pertimbangan pemerintah daerah setempat pada khususnya dan pemerintah pusat agar dapat mengetahui informasi tentang pola rantai distribusi dari hasil tangkapan nelayan untuk komoditas ikan laut di Kota Sibolga sehinggga dapat membantu dari segi fasilitas dan mengevaluasi dalam menetapkan kebijaksanaan yang berkaitan dengan masalah perikanan khususnya pemasaran ikan laut.


(30)

12

3. Bagi Universitas Negeri Medan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk memperkuat penelitian sebelumnya, serta menambah informasi dan sumbangan serta bahan kajian bagi peneliti selanjutnya khususnya mengenai ekonomi pertanian yang berkaitan dengan Manajemen Argibisnis.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.


(31)

108 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab-bab sebelumnya dapat diperoleh beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Bentuk Rantai distribusi komoditas ikan tangkap di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga dari nelayan sampai ke konsumen akhir ditemukan tiga saluran, yaitu:

a) Nelayan (86%) → pedagang pengumpul (80%) → pedagang besar (100%) → pedagang pengecer (100%) → konsumen.

b) Nelayan (86%) → pedagang pengumpul (20%) → pedagang pengecer (100%) → konsumen.

c) Nelayan (14%) → pedagang besar (100%) → pedagang pengecer (100%) → konsumen.

2. Secara garis besar bentuk saluran rantai distribusi yang sering digunakan oleh pelaku-pelaku tata niaga komoditas ikan tangkap dominan yaitu ikan Kakap, ikan Kerapu, ikan Mayung di Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga adalah saluran rantai distribusi yang pertama (I), yaitu dari nelayan ke pedagang pengumpul ke pedagang besar ke pedagang pengecer ke konsumen.

3. Marjin pemasaran yang paling tinggi berturut-turut untuk jenis ikan yang dominan seperti ikan Kakap terjadi pedagang pengumpul (7,0%), pedagang pengecer (6,9%), dan pedagang besar (4,3%). Berdasarkan nilai


(32)

109

marjin keuntungan (net benefit marjin), pedagang pengumpul memperoleh keuntungan sebesar Rp. 2.436,- per kilogram. Pedagang besar memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.235,- per kilogram, sedangkan pedagang pengecer memperoleh keuntungan sebesar 2.047,- per kilogram. Marjin pemasaran (Marketing Margin) untuk jenis ikan kerapu yang paling tinggi berturut-turut terjadi pada pedagang pengecer (11,2%), pedagang besar (4,7%), dan pedagang pengumpul (4,4%). Berdasarkan nilai marjin keuntungan (net benefit marjin), pedagang pengumpul memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.169,- per kilogram. Pedagang besar yang memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.332,- per kilogram, sedangkan pedagang pengecer memperoleh keuntungan sebesar Rp. 3.817,- per kilogram. Marjin pemasaran (Marketing Margin) untuk jenis ikan mayung yang paling tinggi berturut-turut terjadi pada pedagang pengecer (12,7%), pedagang besar (9,2%), dan pedagang pengumpul (7,3%). Berdasarkan nilai marjin keuntungan (net benefit marjin), pedagang pengumpul memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.469,- per kilogram. Pedagang besar memperoleh keuntungan sebesar Rp. 2.052,- per kilogram, sedangkan pedagang pengecer memperoleh keuntungan sebesar Rp. 2.764,- per kilogram.

4. Dari keseluruhan bentuk rantai distribusi tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh nelayan dalam pendistribusian ikan hasil tangkapan. Permasalahan pada umumnya ditemui ialah tidak berjalan dengan maksimalnya kelompok nelayan (koperasi) dilokasi penelitian


(33)

110

sehingga ini akan berdampak kepada kesejahteraan nelayan. Selain itu permasalahan yang ditemui pada nelayan adalah terbatasnya informasi harga ikan ketika nelayan menjual ikan hasil tangkapannya.

1.2Saran

Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Nelayan dan Pemerintah setempat diharapkan mengoptimalkan peran kelompok nelayan (Koperasi) dalam kegiatan pasca melaut dan pemasaran hasil ikan tersebut secara terpadu dan terkoordinir. Bersatunya nelayan dalam kelompok akan memperkuat bargaining power terhadap pelaku tata niaga ikan. Dengan berfungsinya kelompok nelayan tersebut, maka rantai pemasaran dapat diperpendek sehingga akan menguntungkan bagi nelayan maupun konsumen.

2. Ketidak terlibatan nelayan secara langsung ke dalam pasar membuat nelayan tidak akan mampu menangkap insentif dari nilai tambah perdagangan ikan. Dalam jangka pendek hendaknya ada inisiatif sendiri dari para nelayan untuk menjual ikan langsung kepada konsumen. Salah satunya yaitu ada peran dari istri atau keluarga untuk ikut dalam pemasaran ikan ini. Selain karena harga jual yang tinggi dibandingkan jika harus melaui pelelangan, hal ini dapat menambah pemasukan untuk keluarga nelayan tersebut.

3. Berdasarkan analisis margin pemasaran dapat diketahui bahwa nilai tambah pemasaran ikan dari nelayan yang melalui pedagang


(34)

111

pengumpul, pedagang dan pengecer berkisar Rp. 9.838,- per kilogram ikan. Keuntungan yang seharusnya diperoleh nelayan jika menjual ikannya langsung ke konsumen. Sehingga salah satu alternatif agar nelayan dapat memperoleh nilai tambah dalam pemasaran hasil panen ikan adalah dengan menjual ikan secara langsung ke konsumen.

4. Perlu adanya sosialisasi dari lembaga institusi publik untuk membantu para nelayan dalam hal permodalan, seperti memfasilitator antara nelayan dengan lembaga permodalan baik itu bank, koperasi atau lembaga lain sehingga para nelayan tidak lagi meminjam bantuan dari non Bank, dalam hal ini adalah rentenir.


(35)

112

DAFTAR PUSTAKA

Anindita, R. 2003. “Dasar – dasar Pemasaran Hasil Pertanian”. Malang :

Universitas Brawijaya.

Anggara, W. 2016. “Analisis Rantai Distribusi Komoditas Padi dan Beras (Studi Kasus pada Desa Purwodadi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli

Serdang)”. Medan : Universitas Negeri Medan

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rinka Cipta

Arinong, R., 2008. “Analisis Saluran dan Hasil Margin Pemasaran Kakao di Desa

Timbuseng, Kecamatan Pattalasang, Kabupaten Gowa”. Gowa. Jurnal Agrisistem. Vol. 4 No. 2 ISSN 1858-4330 : Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP).

Ariwibowo, Agus. 2013. “Analisis Saluran Pemasaran Komoditas Padi dan Beras di Kecamatan Pati Kabupaten Pati”. Semarang. Jurnal Ekonomi

Pembangunan. Vol. 2 No. 2 ISSN 2252-6560: Universitas Negeri Semarang.

Basu Swastha. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Penerbit Liberty.

Badan Pusat Statistik. 2017.Kota Sibolga Dalam Angka.

Dewayanti, Noviayana Citra. 2003. “Analisis pemasaran ikan laut segar di

Kabupaten Cilacap (Studi Kasus di Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap)”.

Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Djaslim Saladin. 2004. “Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan,

Pelaksanaan dan Pengendalian”. Edisi Ketiga. Bandung : CV. Linda Karya

Ekasari dkk, 2007. “Analisis Margin Pemasaran Telur Itik di Kelurahan Borongloe Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa”. Gowa. Jurnal

Agrisistem, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330 : Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP).

Istiyanti, Eni. 2010. “Efisiensi Pemasaran Cabai Merah Keriting di Kecamatan

Ngemplak Kabupaten Sleman”. Jurnal Pertanian Mapeta, Vol. 12 No.2

ISSN 1411-2817 : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

KKP. 2017. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka. Kementrian Kelautan dan Perikanan.


(36)

113

Kotler dan Amstrong. 2001. Prinsip – prinsip Pemasaran. Jilid 1, Alih Bahasa Damos Sihombing dan Wisnu Chandra Kristiaji. Jakarta : Erlangga

Lakasana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Martodireso, S dan Suryanto, AW. 2002. Agribisnis Kemitraan. Yogyakarta : Usaha Bersama

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi ke lima. Yogyakarta : Salemba Empat.

Nilawati, Iyut. 2015. “Analisis Pemasaran Tempe Pada Industri Rumah Tangga

“Multi Barokah” Di Kota Palu”. Palu. Jurnal Agrotekbis. Vol. 3 No. 4

ISSN : 2338-3011: Universitas Tadulako

Pamungkas, Septian Bagas. 2013. “Analisis Rantai Distribusi Komoditas Ikan Tangkap Perikanan Laut di Kota Tegal”. Semarang. Jurnal Ekonomi

Pembangungan. Vol. 2 No. 2 ISSN 2252-6560 : Universitas Negeri Semarang

Pearce dan Robinson. 2011. Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Purwanto dan Sulistyastuti. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media.

Rahayu, Endang. 2009. “Mereposisi Peran Pemasaran Pertanian dalam

Revitalisasi Pertanian”. Surakarta: Universitas Negeri Surakarta.

Sudiyono, A. 2001. “Pemasaran Pertanian”. Malang : Universitas Muhamadyah Malang.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutarno. 2014. “Analisis Efisiensi Pemasaran Kedelai di Kabupaten Wonogiri”.

Jurnal Agrineca, Vol. 14 No. 1 : Universitas Tunas Pembangunan.

Sutrisno. 2009. “Upaya Peningkatan Pendapatan Petani melalui Pemasaran Beras”. Pati : Kantor Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Pati

Umar, Husein. 2005. Metode Riset Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Widiyanto, Ibnu. 2008. Pointers: Metodologi Penelitian. Semarang: BP Undip

Zubaidi, A. 2008. “Analisis Usaha Tani dan Pemasaran Kedelai Di Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampang”. Jurnal Buana Sains, Vol. 8 No. 2 ISSN 131-136 : Universitas Tribhuwana Tunggadewi.


(1)

108 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab-bab sebelumnya dapat diperoleh beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Bentuk Rantai distribusi komoditas ikan tangkap di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga dari nelayan sampai ke konsumen akhir ditemukan tiga saluran, yaitu:

a) Nelayan (86%) → pedagang pengumpul (80%) → pedagang besar (100%) → pedagang pengecer (100%) → konsumen.

b) Nelayan (86%) → pedagang pengumpul (20%) → pedagang pengecer (100%) → konsumen.

c) Nelayan (14%) → pedagang besar (100%) → pedagang pengecer (100%) → konsumen.

2. Secara garis besar bentuk saluran rantai distribusi yang sering digunakan oleh pelaku-pelaku tata niaga komoditas ikan tangkap dominan yaitu ikan Kakap, ikan Kerapu, ikan Mayung di Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga adalah saluran rantai distribusi yang pertama (I), yaitu dari nelayan ke pedagang pengumpul ke pedagang besar ke pedagang pengecer ke konsumen.

3. Marjin pemasaran yang paling tinggi berturut-turut untuk jenis ikan yang dominan seperti ikan Kakap terjadi pedagang pengumpul (7,0%), pedagang pengecer (6,9%), dan pedagang besar (4,3%). Berdasarkan nilai


(2)

109

marjin keuntungan (net benefit marjin), pedagang pengumpul memperoleh keuntungan sebesar Rp. 2.436,- per kilogram. Pedagang besar memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.235,- per kilogram, sedangkan pedagang pengecer memperoleh keuntungan sebesar 2.047,- per kilogram. Marjin pemasaran (Marketing Margin) untuk jenis ikan kerapu yang paling tinggi berturut-turut terjadi pada pedagang pengecer (11,2%), pedagang besar (4,7%), dan pedagang pengumpul (4,4%). Berdasarkan nilai marjin keuntungan (net benefit marjin), pedagang pengumpul memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.169,- per kilogram. Pedagang besar yang memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.332,- per kilogram, sedangkan pedagang pengecer memperoleh keuntungan sebesar Rp. 3.817,- per kilogram. Marjin pemasaran (Marketing Margin) untuk jenis ikan mayung yang paling tinggi berturut-turut terjadi pada pedagang pengecer (12,7%), pedagang besar (9,2%), dan pedagang pengumpul (7,3%). Berdasarkan nilai marjin keuntungan (net benefit marjin), pedagang pengumpul memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.469,- per kilogram. Pedagang besar memperoleh keuntungan sebesar Rp. 2.052,- per kilogram, sedangkan pedagang pengecer memperoleh keuntungan sebesar Rp. 2.764,- per kilogram.

4. Dari keseluruhan bentuk rantai distribusi tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh nelayan dalam pendistribusian ikan hasil tangkapan. Permasalahan pada umumnya ditemui ialah tidak berjalan dengan maksimalnya kelompok nelayan (koperasi) dilokasi penelitian


(3)

sehingga ini akan berdampak kepada kesejahteraan nelayan. Selain itu permasalahan yang ditemui pada nelayan adalah terbatasnya informasi harga ikan ketika nelayan menjual ikan hasil tangkapannya.

1.2Saran

Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Nelayan dan Pemerintah setempat diharapkan mengoptimalkan peran kelompok nelayan (Koperasi) dalam kegiatan pasca melaut dan pemasaran hasil ikan tersebut secara terpadu dan terkoordinir. Bersatunya nelayan dalam kelompok akan memperkuat bargaining power terhadap pelaku tata niaga ikan. Dengan berfungsinya kelompok nelayan tersebut, maka rantai pemasaran dapat diperpendek sehingga akan menguntungkan bagi nelayan maupun konsumen.

2. Ketidak terlibatan nelayan secara langsung ke dalam pasar membuat nelayan tidak akan mampu menangkap insentif dari nilai tambah perdagangan ikan. Dalam jangka pendek hendaknya ada inisiatif sendiri dari para nelayan untuk menjual ikan langsung kepada konsumen. Salah satunya yaitu ada peran dari istri atau keluarga untuk ikut dalam pemasaran ikan ini. Selain karena harga jual yang tinggi dibandingkan jika harus melaui pelelangan, hal ini dapat menambah pemasukan untuk keluarga nelayan tersebut.

3. Berdasarkan analisis margin pemasaran dapat diketahui bahwa nilai tambah pemasaran ikan dari nelayan yang melalui pedagang


(4)

111

pengumpul, pedagang dan pengecer berkisar Rp. 9.838,- per kilogram ikan. Keuntungan yang seharusnya diperoleh nelayan jika menjual ikannya langsung ke konsumen. Sehingga salah satu alternatif agar nelayan dapat memperoleh nilai tambah dalam pemasaran hasil panen ikan adalah dengan menjual ikan secara langsung ke konsumen.

4. Perlu adanya sosialisasi dari lembaga institusi publik untuk membantu para nelayan dalam hal permodalan, seperti memfasilitator antara nelayan dengan lembaga permodalan baik itu bank, koperasi atau lembaga lain sehingga para nelayan tidak lagi meminjam bantuan dari non Bank, dalam hal ini adalah rentenir.


(5)

112

Anggara, W. 2016. “Analisis Rantai Distribusi Komoditas Padi dan Beras (Studi Kasus pada Desa Purwodadi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang)”. Medan : Universitas Negeri Medan

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rinka Cipta

Arinong, R., 2008. “Analisis Saluran dan Hasil Margin Pemasaran Kakao di Desa Timbuseng, Kecamatan Pattalasang, Kabupaten Gowa”. Gowa. Jurnal Agrisistem. Vol. 4 No. 2 ISSN 1858-4330 : Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP).

Ariwibowo, Agus. 2013. “Analisis Saluran Pemasaran Komoditas Padi dan Beras di Kecamatan Pati Kabupaten Pati”. Semarang. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 2 No. 2 ISSN 2252-6560: Universitas Negeri Semarang.

Basu Swastha. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Penerbit Liberty.

Badan Pusat Statistik. 2017.Kota Sibolga Dalam Angka.

Dewayanti, Noviayana Citra. 2003. “Analisis pemasaran ikan laut segar di Kabupaten Cilacap (Studi Kasus di Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap)”. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Djaslim Saladin. 2004. “Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian”. Edisi Ketiga. Bandung : CV. Linda Karya

Ekasari dkk, 2007. “Analisis Margin Pemasaran Telur Itik di Kelurahan Borongloe Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa”. Gowa. Jurnal Agrisistem, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330 : Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP).

Istiyanti, Eni. 2010. “Efisiensi Pemasaran Cabai Merah Keriting di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman”. Jurnal Pertanian Mapeta, Vol. 12 No.2 ISSN 1411-2817 : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

KKP. 2017. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka. Kementrian Kelautan dan Perikanan.


(6)

113

Kotler dan Amstrong. 2001. Prinsip – prinsip Pemasaran. Jilid 1, Alih Bahasa Damos Sihombing dan Wisnu Chandra Kristiaji. Jakarta : Erlangga

Lakasana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Martodireso, S dan Suryanto, AW. 2002. Agribisnis Kemitraan. Yogyakarta : Usaha Bersama

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi ke lima. Yogyakarta : Salemba Empat. Nilawati, Iyut. 2015. “Analisis Pemasaran Tempe Pada Industri Rumah Tangga

“Multi Barokah” Di Kota Palu”. Palu. Jurnal Agrotekbis. Vol. 3 No. 4 ISSN : 2338-3011: Universitas Tadulako

Pamungkas, Septian Bagas. 2013. “Analisis Rantai Distribusi Komoditas Ikan Tangkap Perikanan Laut di Kota Tegal”. Semarang. Jurnal Ekonomi Pembangungan. Vol. 2 No. 2 ISSN 2252-6560 : Universitas Negeri Semarang

Pearce dan Robinson. 2011. Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Purwanto dan Sulistyastuti. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media.

Rahayu, Endang. 2009. “Mereposisi Peran Pemasaran Pertanian dalam Revitalisasi Pertanian”. Surakarta: Universitas Negeri Surakarta.

Sudiyono, A. 2001. “Pemasaran Pertanian”. Malang : Universitas Muhamadyah Malang.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutarno. 2014. “Analisis Efisiensi Pemasaran Kedelai di Kabupaten Wonogiri”. Jurnal Agrineca, Vol. 14 No. 1 : Universitas Tunas Pembangunan.

Sutrisno. 2009. “Upaya Peningkatan Pendapatan Petani melalui Pemasaran Beras”. Pati : Kantor Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Pati

Umar, Husein. 2005. Metode Riset Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Widiyanto, Ibnu. 2008. Pointers: Metodologi Penelitian. Semarang: BP Undip Zubaidi, A. 2008. “Analisis Usaha Tani dan Pemasaran Kedelai Di Kecamatan

Ketapang Kabupaten Sampang”. Jurnal Buana Sains, Vol. 8 No. 2 ISSN 131-136 : Universitas Tribhuwana Tunggadewi.