PENGARUH KONVERSI LAHAN TERHADAP KOEFISIEN AIR LARIAN DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG KOTA MEDAN TAHUN 2005 DAN 2015.

(1)

PENGARUH KONVERSI LAHAN TERHADAP KOEFISIEN

AIR LARIAN DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

KOTA MEDAN TAHUN 2005 DAN 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperolah Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

JENNI OKTAVIANI ANNUR

NIM. 3123131028

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

vii

ABSTRAK

Jenni Oktaviani Annur, NIM 3123131028, Pengaruh Konversi Lahan

Terhadap Koefisien Air Larian di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan Tahun 2005 dan 2015. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2016.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Konversi lahan di Kecamatan Medan Selayang tahun 2005 dan 2015 (2) Koefisien air larian di Kecamatan Medan Selayang tahun 2005 dan 2015 (3) Pengaruh konversi lahan terhadap koefisien air larian di Kecamatan Medan Selayang.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Selayang pada tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah di Kecamatan Medan Selayang yang juga merupakan sampel. Teknik pengumpulan data dengan teknik komunikasi langsung dan teknik interpretasi citra. Teknik pengolahan data secara deskriptif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1)Konversi lahan terjadi di Kecamatan Medan Selayang pada tahun 2005 dan 2015, yang semula penggunaannya terdiri dari (a)permukiman 495,564 ha; (b)sawah 486,559 ha; (c)ladang 401,023 ha; (d)lahan kosong 35,701 ha; dan (e)kawasan perkantoran perdagangan dan jasa 3,186 ha menjadi (a)permukiman 676,038 ha; (b)ladang 499,034 ha; (c)sawah 212,87 ha; (d)kawasan perkantoran perdagangan dan jasa 17,714 ha; dan lahan kosong 16,375 ha (2) Koefisien air larian yang dianalisis dengan menggunakan metoda rasional menunjukkan adanya peningkatan nilai dari yang semula pada tahun 2005 senilai 0,33 meningkat pada tahun 2015 menjadi 0,58. (3) Adanya pengaruh konversi lahan terhadap koefisien air larian dengan perolehan thitung sebesar 6,539 dan ttabel sebesar 4,604 dan α 0,01%. Dengan demikian thitung> ttabel, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wataala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Konversi Lahan Terhadap Koefisien Air Larian di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2005 dan 2015”.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang teleh membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Berkat bantuan dari berbagai pihak serta bimbingan yang diberikan, maka pada kesempatan ini dengan rasa hormat, ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, sebagai Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Drs. Ali Nurman, M.Si, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Geografi.

4. Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah sabar dalam membimbing dan mengarahkan penulis ketika melaksanakan penelitian hingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan rencana.

5. Dra. Elfayetti, M.P, sebagai dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis.

6. Anik Juli Dwi Astuti, S.Si, M.Sc, sebagai dosen ahli yang turut serta membantu penulis dalam berdiskusi dan memberikan banyak solusi untuk penelitian ini.


(7)

iv

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Geografi yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Camat Medan Selayang beserta staf yang telah memberikan kemudahan selama peneliti melakukan penelitian. Serta seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan informasi.

9. Bapak Hajat Siagian yang telah membantu memperlancar proses administrasi.

10. Teristimewa untuk kedua orangtua, Ir, Nuryadin, S.Pd dan Ir. Ningsriani, sungguh penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya doa dan juga dukungan dari keduanya.

11. Adik penulis yang juga turut memberi dukungan dan telah menggantikan banyak tanggungjawab selama proses skripsi ini berlangsung, Ridho Ramadhan Annur dan Dessy Antika, semoga dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik dan tetap berusaha menjadi anak shalih/ah.

12. Sahabat-sahabat seperjuangan yang telah setia menemani selama dalam proses penyusunan skripsi ini berlangsung : Suhaila, Juli Hildayati, Bang Ali, Bang Ansyah, Tri Wandi Januar, M. Rizkiansyah, dan rekan-rekan lainnya di Jurusan Pendidikan Geografi.

13. Terkhusus para sahabat-sahabat kajian sunnah penulis, Utiya Mahfuzha, S.KM, Veffyanda, S.KM, Nurul Huda, dan Junika Purwanti yang telah memberikan semangat dan dukungan hingga akhirnya skripsi ini mampu terselesaikan.

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.


(8)

v

Dalam skripsi ini penulis menyadari banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyajian maupun dalam penulisan. Untuk itu penulis banyak mengharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Agustus 2016

Penulis

JENNI OKTAVIANI ANNUR NIM 3123131028


(9)

viii

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Teori ... 8

B. Penelitian Relevan ... 17

C. Kerangka Berpikir ... 19

D. Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

A. Lokasi Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 23

D. Teknik Pengumpualan Data ... 23

E. Teknik Analisis Data ... 24

F. Prosedur Penelitian ... 26

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 29


(10)

ix

B. Kondisi Non Fisik ... 33

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Penelitian ... 45

B. Pembahasan ... 62

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71


(11)

x

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1 Nilai Koefisien Air Larian C Untuk Persamaan Rasional ... 16 2 Klasifikasi Air Larian Tahunan ... 17 3 Luas Kecamatan Medan Selayang Menurut Kelurahan Tahun 2015 ... 30

4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Medan Selayang

Tahun 2015 ... 35

5 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2015 ... 38

6 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian per Kelurahan di

Kecamatan Medan Selayang Tahun 2015 ... 39

7 Jumlah Sekolah Taman Kanak-Kanak Menurut Kelurahan

di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2015 ... 40 8 Jumlah Sekolah Dasar Menurut Kelurahan di Kecamatan

Medan Selayang Tahun 2015 ... 41 9 Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Menurut Kelurahan

di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2015 ... 41 10 Jumlah Sekolah Lanjutan Menengah Atas (SLTA) Menurut

Kelurahan di Kecamatan Medan Selayang 2015 ... 42 11 Jumlah Rumah Ibadah Menurut Kelurahan di Kecamatan

Medan Selayang Tahun 2015 ... 44 12 Penggunaan Lahan Kecamatan Medan Selayang

Tahun 2005 dan Tahun 2015………. 51 13 Nilai Koefisien Air Larian yang Digunakan Pada


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1 Kerangka Berpikir ... 20

2 Prosedur Penelitian ... 28

3 Peta Wilayah Administrasi Lokasi Penelitian, 2015 ... 31

4 Peta Citra Quickbird di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2005 ... 46

5 Peta Citra Quickbird di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2015 ... 47

6 Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2005 ... 48

7 Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2015 ... 49

8 Peta Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Medan Selayang... 50

9 Kondisi Sawah di Kecamatan Medan Selayang ... 53

10 Lahan yang Beralih Fungsi ... 54

11 Grafik Penggunaan Lahan Kecamatan Medan Selayang Tahun 2005 dan Tahun 2015 ... 54

12 Peta Persebaran Koefisien Air Larian di Kecamatan Medan Selayang... 58


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1 Daftar Wawancara ... 73

2 Data Responden Hasil Wawancara ... 74

3 Analisis Perhitungan Nilai Koefisien Air Larian ... 76

4 Analisis Perhitungan Statistik ... 78

5 Perubahan Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2005 dan 2015 ... 81


(14)

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Aspek yang dikaji dalam kajian Geografi terdiri atas dua, yakni aspek fisik dan aspek sosial. Salah satu kajian dalam aspek geografi yang mengkaji mengenai aspek fisik atau disebut juga lingkungan fisik, yakni lingkungan yang menampakkan gejala-gejala alam secara terlihat. Lingkungan fisik merupakan keadaan atau kondisi fisik lingkungan alam yang terdapat di sekitar individu. Adapun dalam klasifikasinya, lingkungan fisik dikategorikan menjadi tiga aspek yaitu : (1) Aspek topologi, meliputi unsur letak, batas, luas, dan bentuk (morfologi) suatu wilayah ; (2) Aspek biotik, meliputi unsur manusia, tumbuhan (flora), dan binatang (fauna); (3) Aspek abiotik, meliputi unsur kondisi tanah, tata air, dan kondisi iklim di suatu daerah (Suhandini, 2012).

Kondisi lingkungan fisik dari waktu ke waktu rentan mengalami perubahan, hal ini dikarenakan banyak faktor yang ikut mendorong terjadinya perubahan tersebut. Faktor pendorong berubahnya lingkungan fisik bisa berasal dari dalam maupun dari luar. Faktor pendorong yang berasal dari dalam seperti bencana alam, yang tentu akan merubah kondisi lingkungan fisik di suatu wilayah. Selain berasal dari dalam, faktor yang mengubah kondisi lingkungan fisik juga bisa berasal dari luar misalnya dari kegiatan yang dihasilkan manusia, seperti pembangunan.


(15)

2

2

Pembangunan adalah suatu atau serangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation

building). Pembangunan dapat pula dikatakan menaikkan mutu hidup rakyat yang

diartikan sebagai derajat dipenuhinya kebutuhan dasar, maka dengan adanya pembangunan dapat diartikan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat dengan lebih baik (Soemarwoto, 1988).

Pembangunan memberikan konsekuensi terhadap lingkungan, khususnya lingkungan fisik pada aspek abiotik, salah satunya melalui adanya konversi lahan. Konversi lahan sangat diperlukan untuk melakukan aktivitas pembangunan yang pada akhirnya diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Dalam pelaksanaan pembangunan, alih fungsi lahan tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik (Mustopa, 2011).

Terjadinya konversi lahan memberikan konsekuensi bagi kondisi

lingkungan fisik, misalnya terhadap sistem tata air. Lahan yang semulanya berfungsi sebagai lahan bervegetasi akan lebih mudah untuk meresapkan air ke dalam tanah jika dibandingkan dengan lahan yang telah terbangun. Pada lahan yang telah terbangun, air harus menerobos material padat seperti semen, batu, pasir untuk kemudian bisa meresapkan air ke dalam tanah dengan kadar resapan yang tentu berbeda dengan daya resap tanah pada lahan yang masih bervegetasi.


(16)

3

3

Lahan yang beralih fungsi berpengaruh terhadap koefisien air larian. Koefisien air larian atau yang biasa disingkat dengan C merupakan perbandingan antara air larian terhadap besarnya curah hujan. C untuk masing-masing peruntukan lahan akan berbeda tergantung pada bagaimana bentuk penggunaan lahannya, misalnya kadar C untuk hutan senilai 0,10 , artinya dari total curah air hujan yang akan menjadi air larian adalah 10 persen. Berbeda dengan kadar C untuk industri yang mencapai 0,80 , artinya dari total curah hujan yang akan menjadi air larian adalah 80 persen (Asdak, 1995).

Lahan yang semakin dieksplorasi penggunaanya akan meningkatkan nilai C, sebaliknya lahan yang masih banyak ditumbuhi vegetasi maupun lahan yang belum terbangun memiliki nilai C yang relatif rendah. Perbedaan penggunaan lahan pada masing-masing wilayah menjadikan tingkat genangan atau banjir di setiap daerah tidak selalu sama. Pada daerah yang telah banyak terbangun umumnya nilai koefisien air lariannya tinggi sehingga rentan akan genangan bahkan banjir sebab air hujan yang turun banyak terdistribusi sebagai air larian disebabkan tidak adanya vegetasi yang meyerapkan air hujan atau kadar infiltrasi tanah yang telah berkurang.

Genangan atau banjir merupakan fenomena alam yang sering terjadi di kawasan perkotaan, seperti halnya di Kecamatan Medan Selayang. Kecamatan Medan Selayang merupakan salah satu kecamatan dari 21 kecamatan di Kota Medan dengan luas 2.379 ha, terdiri atas enam kelurahan yakni Kelurahan Padang Bulan Selayang I, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kelurahan Beringin, Kelurahan Tanjung Sari, Kelurahan Sempakata, dan Kelurahan Asam Kumbang.


(17)

4

4

Kecamatan Medan Selayang merupakan salah satu kecamatan yang banyak mengalami konversi lahan, dari yang semula merupakan lahan persawahan menjadi lahan permukiman umumnya.

Jumlah penduduk yang selalu bertambah setiap tahunnya di Kecamatan Medan Selayang menyebabkan kebutuhan akan lahan semakin meningkat. Pada tahun 2005, jumlah penduduk di Kecamatan Medan Selayang adalah 82.598 jiwa, dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya hingga pada tahun 2015 jumlah penduduk di Kecamatan Medan Selayang mencapai 104.454 jiwa (Badan Pusat Statistik Kota Medan Tahun 2015). Dalam waktu sepuluh tahun penduduk di Kecamatan Medan Selayang bertambah sebesar 27%, hal ini berkaitan dengan lokasinya yang strategis berada di antara beberapa perguruan tinggi dan dekat dengan pusat kota sehingga mengakibatkan kebutuhan akan lahan di Kecamatan Medan Selayang semakin meningkat dan berdampak pada terjadinya konversi lahan.

Lahan yang beralih fungsi dapat memberikan konsekuensi terhadap kondisi lingkungan yakni dengan berubahnya koefisien air larian. Kenaikan nilai koefisien air larian terpengaruh dengan adanya aktivitas manusia terkait dengan alih fungsi lahan, semakin banyak lahan terbangun maka nilai koefisien air larian akan semakin meningkat. Oleh karena itu perlu dikaji pengaruh konversi lahan terhadap koefisien air larian di Kecamatan Medan Selayang dengan membandingkan dua seri waktu yang berbeda yakni tahun 2005 dan 2015.


(18)

5

5

B.Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Adanya konversi lahan yang didominasi untuk permukiman di Kecamatan Medan Selayang sehingga mengakibatkan berubahnya kondisi lingkungan fisik.

2. Konversi lahan terjadi sebagai konsekuensi dari semakin bertambahnya jumlah penduduk dan tuntutan dari pemenuhan mutu hidup yang mendesak kebutuhan akan lahan ikut meningkat pula.

3. Kondisi lingkungan fisik dapat senantiasa berubah, bisa saja berasal dari faktor yang berasal dari dalam seperti bencana. Selain itu, dapat juga dikarenakan faktor yang berasal dari luar, seperti melalui proses pembangunan.

4. Terjadinya perubahan kondisi lingkungan fisik khususnya aspek abiotik mencakup aspek tata air yakni pada ukuran koefisien air larian atau yang biasa disingkat dengan C.

5. Terjadinya perubahan koefisien air larian atau C berkaitan dengan adanya konversi lahan yang terjadi di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan.

C.Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah, maka yang menjadi pembatasan masalah dipenelitian ini hanya dibatasi menjadi 2, yakni : (1)Konversi lahan di Kecamatan Medan Selayang tahun 2005 dan 2015; (2)Koefisien air larian di Kecamatan


(19)

6

6

Medan Selayang; (3) Pengaruh konversi lahan terhadap koefisien air larian di Kecamatan Medan Selayang.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana konversi lahan di Kecamatan Medan Selayang tahun 2005 dan 2015 ?

2. Bagaimana koefisien air larian di Kecamatan Medan Selayang tahun 2005 dan 2015 ?

3. Bagaimana pengaruh konversi lahan terhadap koefisien air larian di Kecamatan Medan Selayang ?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui :

1. Konversi lahan di Kecamatan Medan Selayang tahun 2005 dan 2015 2. Koefisien air larian di Kecamatan Medan Selayang tahun 2005 dan 2015 3. Pengaruh konversi lahan terhadap koefisien air larian di Kecamatan Medan

Selayang.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan.


(20)

7

7

2. Bahan masukan dan pertimbangan bagi Pemerintah Kecamatan Medan

Selayang dalam mengambil kebijaksanaan untuk hal pembangunan yang akan dilaksanakan.

3. Menambah wawasan penulis mengenai masalah konversi lingkungan dan pengaruhnya terhadap koefisien air larian.

4. Bahan referensi dan perbandingan bagi penulis lain yang ingin melakukan penelitian.


(21)

69

69

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat penulis uraikan beberapa kesimpulan diantaranya :

1. Konversi lahan yang terjadi di Kecamatan Medan Selayang merupakan sebuah upaya pemenuhan kebutuhan akan lahan yang semakin meningkat dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah, sehingga kebutuhan akan lahan juga ikut bertambah. Konversi lahan yang dianalisis pada tahun 2005 dan tahun 2015 menunjukkan adanya perubahan penggunaan lahan yang signifikan, terutama pada penggunaan sawah dan lahan kosong yang penggunaannya menurun pada tahun 2015. Sedangkan penggunaan lahan untuk permukiman, ladang, serta kawasan perkantoran perdagangan dan jasa justru semakin meningkat.

2. Koefisien air larian yang dianalisis menggunakan metoda rasional (U.S. Forest Service, 1980) pada tahun 2005 dan 2015 di Kecamatan Medan Selayang juga menunjukkan terjadinya peningkatan nilai dari yang sebelumnya pada tahun 2005 bernilai 0,33 meningkat pada tahun 2015 menjadi 0,58.

3. Pengaruh konversi lahan terhadap koefisien air larian yang diuji dengan menggunakan rumus statistic t-test dua sampel, dan hipotesis yang diajukan diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai koefisien air larian antara sesudah dan sebelum terjadi konversi lahan, yang berarti bahwa konversi lahan memberikan pengaruh terhadap nilai koefisien air larian.


(22)

70

70

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan maka dapat ditarik beberapa saran yakni

sebagai berikut :

1. Terjadi konversi lahan yang terus meningkat setiap tahunnya di Kecamatan Medan Selayang, sebaiknya diharapkan kepada pemerintah setempat untuk lebih memperhatikan lagi mengenai perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Medan Selayang. Bukan berarti harus menghentikan pembangunan karena hal tersebut sungguh mustahil, tetapi bagaimana menyeimbangkan antara lahan terbangun dengan lahan-lahan yang berfungsi sebagai resapan air agar tetap terjaga sehingga dapat mengurangi dampak dari adanya konversi lahan.

2. Nilai koefisien air larian atau nilai C yang meningkat seiring dengan adanya alih fungsi lahan, maka sebaiknya diharapkan kepada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang agar mampu menjaga keseimbangan terhadap lahan terbangun, selain itu tidak membuang sampah secara sembarangan karena dapat mengganggu kelancaran drainase. Sebab air larian dapat diatasi dengan memberikan celah resapan bagi air tersebut untuk meresap ke permukaan tanah.

3. Ada pengaruh alih fungsi lahan terhadap kenaikan air larian, maka sebaiknya diharapkan kerja sama antara pemerintah setempat dan masyarakat di Kecamatan Medan Selayang untuk menjaga keseimbangan lahan terbanguun dengan daerah celah resapan air dan memelihara lingkungan khususnya pada saluran air agar air hujan yang turun tidak banyak terdistribusi sebagai air larian,


(23)

71

DAFTAR PUSTAKA

Akhadi, Mukhlis. 2014. Isu Lingkungan Hidup Mewaspadai Dampak Kemajuan

Teknologi dan Polusi Lingkungan Global yang Mengancam Kehidupan.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.. Jakarta : Rineka Citra.

Arjana, I Gusti Bagus. 2013. Geografi Lingkungan Sebuah Introduksi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Aryanto. 2010. Pengaruh Perubahan Penutup Lahan Terhadap Debit Aliran Permukaan Di Sub-DAS Keduang Kabupaten Wonogiri (Online). http://digilib.uns.ac.id, diakses pada 08 Februari 2016.

Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Baja, Sumbangan. 2012. Perencanaan Tata Guna Lahan Dalam Pengembangan

Wilayah. Yogyakarta : Penerbit Andi.

BPS Kota Medan. 2014. Potret Usaha Pertanian Kota Medan Menurut Subsektor. Medan : Badan Pusat Statistik.

BPS Kota Medan. 2014. Kecamatan Medan Selayang dalam Angka 2013. Kota Medan : Badan Pusat Statistik.

Daldjoeni. 2003. Geografi Kota dan Desa. Bandung: P. T. Alumni.

Daldjoeni. 2014. Pokok-pokok Klimatologi. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

Dewi, Nurma Kumala. Juni 2014. “Pengaruh Konversi Lahan terhadap Kondisi

Lingkungan di Wilayah Peri-urban Kota Semarang (Studi Kasus: Area Berkembang Kecamatan Gunungpati)”. Biro Penerbit Planologi Undip. Volume 10 (2): 115-126 , Juni 2014, https:// undip.ac.id , diakses pada 12 Januari 2016.

Junun S, dkk. 2012. Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Kodoatie, Robert J. 2013. Rekayasa dan Manajemen Banjir Kota. Yogyakarta :

Penerbit Andi.

Machdar, Izarul. 2010. Ekologi dan Pencemaran Lingkungan. Bandung : Citapustaka Media Perintis.

Manik, Karden Eddy Sontang. 2009. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : Penerbit Djambatan.

Mustopa, Zaenil. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten Demak. http://eprints.undip.ac.id, diakses tanggal 08 Februari 2016.


(24)

72

Muta’ali, Lufti. 2013. Penataan Ruang Wilayah dan Kota. Yogyakarta : Badan

Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Nianto, Bambang dan Suhandini, Purwadi. 2012. Geografi. Solo : Global. Nurrizqi, Ertayudha. 2013. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap

Perubahandebit Puncak Banjir Di Sub DAS Brantas Hulu (Online). https://www.academia.edu/, diakses pada 08 Februari 2016.

Kemenhut. 2014. Peraturan Pemerintah No P. 61 Tahun 2014 Tentang Monitoring Dan Evaluasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Jakarta : Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.

Putra. 2015. Analisis Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Koefisien Limpasan Kota Pekanbaru Berbasis Sistem Informasi Geografis (Online).

http://jom.unri.ac.id, diakses pada 30 Agustus 2016.

Purnaweni. 2015. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Koefisien Runoff Di Das Kemoning Kabupaten Sampang (Online). Volume 7, Nomor 3, http://http://jurnal.pasca.uns.ac.id, diakses pada 24 Maret 2016.

Soemarwoto, Otto. 1988. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Penerbit Djambatan.

Soemarwoto, Otto. 2001. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sosrodarsono. 1995. Hidrologi Teknik. Jakarta : Penerbi Erlangga.

Suparmoko. 2003. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Wesnawa, I Gede Astra dan Christiawan, Putu Indra. 2014. Geografi Bencana. Yogyakarta : Graha Ilmu.


(1)

Medan Selayang; (3) Pengaruh konversi lahan terhadap koefisien air larian di Kecamatan Medan Selayang.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana konversi lahan di Kecamatan Medan Selayang tahun 2005 dan 2015 ?

2. Bagaimana koefisien air larian di Kecamatan Medan Selayang tahun 2005 dan 2015 ?

3. Bagaimana pengaruh konversi lahan terhadap koefisien air larian di Kecamatan Medan Selayang ?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui :

1. Konversi lahan di Kecamatan Medan Selayang tahun 2005 dan 2015 2. Koefisien air larian di Kecamatan Medan Selayang tahun 2005 dan 2015 3. Pengaruh konversi lahan terhadap koefisien air larian di Kecamatan Medan

Selayang.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan.


(2)

7

2. Bahan masukan dan pertimbangan bagi Pemerintah Kecamatan Medan Selayang dalam mengambil kebijaksanaan untuk hal pembangunan yang akan dilaksanakan.

3. Menambah wawasan penulis mengenai masalah konversi lingkungan dan pengaruhnya terhadap koefisien air larian.

4. Bahan referensi dan perbandingan bagi penulis lain yang ingin melakukan penelitian.


(3)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat penulis uraikan beberapa kesimpulan diantaranya :

1. Konversi lahan yang terjadi di Kecamatan Medan Selayang merupakan sebuah upaya pemenuhan kebutuhan akan lahan yang semakin meningkat dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah, sehingga kebutuhan akan lahan juga ikut bertambah. Konversi lahan yang dianalisis pada tahun 2005 dan tahun 2015 menunjukkan adanya perubahan penggunaan lahan yang signifikan, terutama pada penggunaan sawah dan lahan kosong yang penggunaannya menurun pada tahun 2015. Sedangkan penggunaan lahan untuk permukiman, ladang, serta kawasan perkantoran perdagangan dan jasa justru semakin meningkat.

2. Koefisien air larian yang dianalisis menggunakan metoda rasional (U.S. Forest Service, 1980) pada tahun 2005 dan 2015 di Kecamatan Medan Selayang juga menunjukkan terjadinya peningkatan nilai dari yang sebelumnya pada tahun 2005 bernilai 0,33 meningkat pada tahun 2015 menjadi 0,58.

3. Pengaruh konversi lahan terhadap koefisien air larian yang diuji dengan menggunakan rumus statistic t-test dua sampel, dan hipotesis yang diajukan diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai koefisien air larian antara sesudah dan sebelum terjadi konversi lahan, yang berarti bahwa konversi lahan memberikan pengaruh terhadap nilai koefisien air larian.


(4)

70 B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan maka dapat ditarik beberapa saran yakni sebagai berikut :

1. Terjadi konversi lahan yang terus meningkat setiap tahunnya di Kecamatan Medan Selayang, sebaiknya diharapkan kepada pemerintah setempat untuk lebih memperhatikan lagi mengenai perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Medan Selayang. Bukan berarti harus menghentikan pembangunan karena hal tersebut sungguh mustahil, tetapi bagaimana menyeimbangkan antara lahan terbangun dengan lahan-lahan yang berfungsi sebagai resapan air agar tetap terjaga sehingga dapat mengurangi dampak dari adanya konversi lahan.

2. Nilai koefisien air larian atau nilai C yang meningkat seiring dengan adanya alih fungsi lahan, maka sebaiknya diharapkan kepada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang agar mampu menjaga keseimbangan terhadap lahan terbangun, selain itu tidak membuang sampah secara sembarangan karena dapat mengganggu kelancaran drainase. Sebab air larian dapat diatasi dengan memberikan celah resapan bagi air tersebut untuk meresap ke permukaan tanah.

3. Ada pengaruh alih fungsi lahan terhadap kenaikan air larian, maka sebaiknya diharapkan kerja sama antara pemerintah setempat dan masyarakat di Kecamatan Medan Selayang untuk menjaga keseimbangan lahan terbanguun dengan daerah celah resapan air dan memelihara lingkungan khususnya pada saluran air agar air hujan yang turun tidak banyak terdistribusi sebagai air larian,


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadi, Mukhlis. 2014. Isu Lingkungan Hidup Mewaspadai Dampak Kemajuan Teknologi dan Polusi Lingkungan Global yang Mengancam Kehidupan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.. Jakarta : Rineka Citra.

Arjana, I Gusti Bagus. 2013. Geografi Lingkungan Sebuah Introduksi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Aryanto. 2010. Pengaruh Perubahan Penutup Lahan Terhadap Debit Aliran Permukaan Di Sub-DAS Keduang Kabupaten Wonogiri (Online). http://digilib.uns.ac.id, diakses pada 08 Februari 2016.

Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Baja, Sumbangan. 2012. Perencanaan Tata Guna Lahan Dalam Pengembangan Wilayah. Yogyakarta : Penerbit Andi.

BPS Kota Medan. 2014. Potret Usaha Pertanian Kota Medan Menurut Subsektor. Medan : Badan Pusat Statistik.

BPS Kota Medan. 2014. Kecamatan Medan Selayang dalam Angka 2013. Kota Medan : Badan Pusat Statistik.

Daldjoeni. 2003. Geografi Kota dan Desa. Bandung: P. T. Alumni.

Daldjoeni. 2014. Pokok-pokok Klimatologi. Yogyakarta : Penerbit Ombak. Dewi, Nurma Kumala. Juni 2014. “Pengaruh Konversi Lahan terhadap Kondisi

Lingkungan di Wilayah Peri-urban Kota Semarang (Studi Kasus: Area Berkembang Kecamatan Gunungpati)”. Biro Penerbit Planologi Undip. Volume 10 (2): 115-126 , Juni 2014, https:// undip.ac.id , diakses pada 12 Januari 2016.

Junun S, dkk. 2012. Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Kodoatie, Robert J. 2013. Rekayasa dan Manajemen Banjir Kota. Yogyakarta :

Penerbit Andi.

Machdar, Izarul. 2010. Ekologi dan Pencemaran Lingkungan. Bandung : Citapustaka Media Perintis.

Manik, Karden Eddy Sontang. 2009. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : Penerbit Djambatan.

Mustopa, Zaenil. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten Demak. http://eprints.undip.ac.id, diakses


(6)

Muta’ali, Lufti. 2013. Penataan Ruang Wilayah dan Kota. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Nianto, Bambang dan Suhandini, Purwadi. 2012. Geografi. Solo : Global. Nurrizqi, Ertayudha. 2013. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap

Perubahandebit Puncak Banjir Di Sub DAS Brantas Hulu (Online). https://www.academia.edu/, diakses pada 08 Februari 2016.

Kemenhut. 2014. Peraturan Pemerintah No P. 61 Tahun 2014 Tentang Monitoring Dan Evaluasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Jakarta : Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.

Putra. 2015. Analisis Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Koefisien Limpasan Kota Pekanbaru Berbasis Sistem Informasi Geografis (Online).

http://jom.unri.ac.id, diakses pada 30 Agustus 2016.

Purnaweni. 2015. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Koefisien Runoff Di Das Kemoning Kabupaten Sampang (Online). Volume 7, Nomor 3, http://http://jurnal.pasca.uns.ac.id, diakses pada 24 Maret 2016.

Soemarwoto, Otto. 1988. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Penerbit Djambatan.

Soemarwoto, Otto. 2001. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sosrodarsono. 1995. Hidrologi Teknik. Jakarta : Penerbi Erlangga.

Suparmoko. 2003. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Wesnawa, I Gede Astra dan Christiawan, Putu Indra. 2014. Geografi Bencana. Yogyakarta : Graha Ilmu.