d. Pengisian Komponen Rawa
Pada tahap ini dilakukan pengisian rawa dengan material pengisi, yang terdiri dari: batu gamping, lumpur AAT, bahan organik segar dan bahan organik
yang sudah dikeringkan. Pengisian komponen rawa dilakukan setelah konstruksi masing-masing komponen selesai. Komposisi bahan pengisi untuk
masing-masing komponen rawa buatan dapat dilihat pada Gambar 8.
e. Perapihan Konstruksi Rawa
Pada tahap ini dilakukan perapihan terhadap tanggul, meliputi pemeriksaan kondisi tanggul dan perbaikan terhadap tanggul yang berpotensi rusak. Upaya
pencegahan kerusakan tanggul terutama pada tanggul terluar dilakukan dengan pemasangan siring atau pelapisan tanggul terluar dengan
menggunakan kayu ulin Eusideroxylon zwageri
. Pada tahap ini juga dilakukan pemasangan pipa PVC berdiameter 4 inchi sebagai penghubung
antar komponen termasuk pada pintu masuk dari titik inlet ke rawa buatan. Pipa dilengkapi dengan pintu air sederhana sehingga sewaktu-waktu dapat
ditutup dan dibuka.
Batu kapur CaCO
3
Bahan organik segar Bahan organik kering
Lumpur endapan settling pond Kolam
Pertumbuhan satu Kolam
Pertumbuhan dua Organic
Wall satu Organic
Wall dua
Lumpur endapan AAT
10cm
50 cm
20cm 20cm
50cm 30cm
60cm 20cm
30cm 30cm
10cm 10cm
40cm
Permukaan air Pipa
Keterangan :
Gambar 8 Komposisi bahan pengisi pada komponen rawa buatan
Kolam Pertumbuhan
tiga
Inkubasi Anaerob
Inkubasi dilakukan dengan menggenangi seluruh area rawa buatan dalam sistem tertutup. Inkubasi dilakukan dua kali yaitu dengan air hujan dan AAT.
Penggenangan dengan air hujan dilakukan untuk meratakan permukaan substrat padat sebelum penanaman. Sedangkan inkubasi berikutnya dilakukan setelah rawa
buatan lengkap, di mana kolam pertumbuhan telah selesai ditanami. Inkubasi ini dilakukan sampai diperoleh kondisi rawa buatan yang reduktif di bawah cekaman
AAT. Selama proses inkubasi dilakukan pemantauan terhadap nilai potensial
redoks Eh, pH dan konsentrasi sulfat yang terlarut dalam air. Potensial redoks merupakan parameter utama untuk mengukur intensitas reduksi, dan
mengidentifikasi reaksi utama yang terjadi Sanchez 1976. Inkubasi anaerob dilakukan sampai rawa buatan dinyatakan dalam keadaan tereduksi. Mengacu
kepada Patrick dan Mahapatra 1968, nilai Eh untuk keadaan tereduksi adalah kurang dari +100 mV. Pada kondisi tereduksi, pH air genangan akan stabil pada
nilai 6 sampai 7.
Penanaman
Penanaman dilakukan setelah rawa buatan diinkubasi dengan air hujan selama beberapa hari. Kolam pertumbuhan pertama ditanami dengan tumbuhan
ekor kucing Typha sp. dengan jarak tanam 75 sentimeter x 75 sentimeter, kolam pertumbuhan dua ditanami dengan Darendeng Cyperus sp. dengan jarak tanam
30 sentimeter x 30 sentimeter, dan pada kolam pertumbuhan tiga ditumbuhkan Eceng Gondok Eichhornia crassipes yang disebar langsung di atas kolam.
Pengoperasian Sistem Rawa Secara Kontinyu Pengoperasian secara kontinyu dilakukan setelah tahap inkubasi anaerob
dengan AAT selesai. Sebelum pengoperasian, air genangan dari dalam rawa buatan dialirkan melalui titik outlet. Pengoperasian dilakukan dengan mengalirkan
AAT masuk ke sistem rawa melalui titik inlet dan keluar dari titik outlet. Debit AAT dikontrol melalui pintu air di inlet. Monitoring kualitas air dilakukan dua
hari sekali pada titik-titik pengamatan yang telah ditentukan Gambar 9.
Pengambilan contoh dan Pengukuran
Contoh yang diambil dan dilakukan pengukuran meliputi contoh: material overburden, air, substrat padat, dan tanaman. Masing-masing contoh yang telah
diambil kemudian dianalisis di laboratorium, metode pengukuran contoh dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Metode pengukuran contoh Jenis Contoh
Parameter Analisis Metode Pengukuran
Overburden Potensi kemasaman
NAG-test Air
pH dan Eh Elektroda
Sulfat terlarut Turbidimetri
Fe dan Mn terlarut AAS
Substrat padat pH
Elektroda Sulfat
Turbidimetri Fe dan Mn terlarut
AAS Tanaman
Produktivitas Berat biomassa ubinan
Total Sulfur Turbidimetri
Fe dan Mn Total AAS
a. Contoh Material Overburden