Kebijakan Input-Output a Koefisien Proteksi Efektif
38
Karakteristik Petani Responden
Karakteristik petani responden yang dianggap penting dalam penelitian ini meliputi usia, tingkat pendidikan, pengalaman usahatani, luas lahan, keikutsertaan
dalam pelatihanpenyuluhan, lembaga pemasaran, dan sumber modal. Karakteristik tersebut dianggap penting karena memengaruhi produktivitas serta
efisiensi usahatani anggrek Vanda doughlas di lokasi penelitian.
Aspek Usia
Usia responden mayoritas berada pada kisaran 35-44 tahun sebanyak 9 orang atau sebesar 30 persen dari total responden yang diambil. Sedangkan usia
minoritas responden berada pada kisaran 15-24 tahun sebanyak 1 orang atau 3.33 persen. Hasil penelitian pada Tabel 12 menunjukkan bahwa masih minimnya
minat kaum muda di Kota Tangerang Selatan untuk menekuni usahatani anggrek terutama Vanda doughlas. Meskipun usahatani anggrek sudah mulai dilakukan
turun-temurun sejak tahun 80-an. Tabel 12 Sebaran Responden Berdasarkan Usia
Usia Tahun
Kel. Parakan Jaya
Kel. Parakan Asri
Kel. Bulak Hijau
Total Responden
orang Responden
orang Responden
orang Responden
orang 15-24
1 1
25-34 2
1 3
35-44 2
6 1
9 45-54
2 2
3 7
55-64 1
2 5
8 65-74
1 1
2 Total
9 10
11 30
Usia mayoritas petani Vanda doughlas yang berkisar antara 35-40 tahun tergolong masih usia produktif. Usia produktif akan memengaruhi produktivitas
kerja dan juga hasil keuntungan usahatani yang dipeorleh yang akhirnya akan berdampak terhadap komoditas yang dihasilkan. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa usia mayoritas petani Vanda doughlas antara 35-40 tahun berpotensi bisa meningkatkan daya saing anggrek Vanda doughlas di Kota
Tangerang Selatan. Pengalaman Usahatani
Pengalaman usahatani responden mayoritas berada pada kisaran 0-10 tahun dan 10-20 tahun, masing-masing sebanyak 10 orang atau sebesar 33.33 persen
dari total responden yang diambil. Sedangkan pengalaman usahatani responden minoritas berada pada kisaran 30-40 tahun sebanyak 3 orang atau 10 persen. Hasil
penelitian pada Tabel 13 menunjukkan bahwa petani yang menanam Vanda doughlas
berada pada pengalaman yang cukup lama yaitu 0-20 tahun.
39 Tabel 13 Sebaran Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani
Pengalaman Tahun
Kel. Parakan Jaya
Kel. Parakan Asri
Kel. Bulak Hijau
Total Responden
Responden orang
Responden orang
Responden orang
Responden orang
0-10 3
1 6
10 10-20
3 5
2 10
20-30 3
3 1
7 30-40
2 1
3 Total
9 10
11 30
Pengalaman usahatani mayoritas petani Vanda doughlas antara 0-20 tahun merupakan kisaran waktu yang kompeten untuk berusahatani Vanda doughlas.
Semakin berpengalaman seseorang dalam berusahatani Vanda doughlas, maka semakin tinggi pula kemampuan pengelelolaaan usahatani miliknya. Hal tersebut
juga akan mempengaruhi hasil keuntungan usahatani yang dipeoroleh. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengalaman usahatani petani Vanda
doughlas
antara 0-20 tahun berpotensi bisa meningkatkan daya saing anggrek Vanda doughlas
di Kota Tangerang Selatan.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden mayoritas lulusan SD Sekolah Dasar atau sebesar 33.33 persen dari total responden yang diambil. Sedangkan tingkat
pendidikan responden minoritas merupakan tidak tamat SD dan lulusan SLTP Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama yaitu masing-masing 3 orang atau 10 persen.
Hasil penelitian pada Tabel 14 di bawah ini menunjukkan bahwa petani anggrek Vanda doughlas
bukan merupakan petani yang memilki tingkat pendidikan yang tinggi.
Tabel 14 Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat
Pendidikan Kel. Parakan
Jaya Kel. Parakan
Asri Kel. Bulak
Hijau Total
Responden Responden
orang Responden
orang Responden
orang Responden
orang Tidak Sekolah
1 1
3 5
Tidak Tamat SD 1
2 3
SD 4
3 3
10 SLTP
1 2
3 SLTA
3 6
9 Total
9 10
11 30
Tingkat pendidikan memengaruhi keterbukaan petani dalam mengadopsi teknologi dan pengambilan risiko terhadap usahatani Vanda doughlas. Sehingga,
pendidikan petani Vanda doughlas yang mayoritas SD mengindikasikan bahwa keterbukaan petani dalam mengadopsi teknologi baru seperti peralihan
40 penggunaan pupuk dan pestisida organik menjadi lebih sulit diterapkan.
Penggunaan teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi usahatani akan membantu peningkatan daya saing komoditas. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa pendidikan petani Vanda doughlas yang mayoritas SD berpotensi bisa menurunkan daya saing anggrek Vanda doughlas di Kota
Tangerang Selatan. Luas Lahan
Luas lahan responden mayoritas berada pada kisaran kurang dari 0.25 hektar atau sebesar 73.33 persen dari total responden yang diambil. Sedangkan luas lahan
responden minoritas berada pada kisaran 0.5-1.0 hektar atau sebesar 3.33 persen dari total responden yang diambil. Hasil penelitian pada Tabel 15 menunjukkan
bahwa mayoritas luas lahan petani anggrek Vanda doughlas masih sangat sedikit karena kurang dari 0.25 hektar per petani.
Tabel 15 Sebaran Responden Menurut Luas Lahan
Luas Lahan Ha
Kel. Parakan Jaya
Kel. Parakan Asri
Kel. Bulak Hijau
Total Responden
Responden orang
Responden orang
Responden orang
Respnden orang
0.25 6
10 6
22 0.25 – 0.5
2 1
4 7
0.5 – 1.0 1
1 Total
9 10
11 30
Status Usahatani Status usahatani mayoritas responden merupakan pekerjaan utama yaitu
sebanyak 26 orang atau 86,67 persen. Hal ini bisa dilihat pada Tabel 16 di bawah ini. Dengan demikinan, mayoritas petani anggrek Vanda doughlas di Kota
Tangerang Selatan menjadikan usaha tersebut sebagai sumber penghasilan utama untuk mencari nafkah.
Tabel 16 Sebaran Responden Menurut Status Usahatani
Status Usahatani Kel. Parakan
Jaya Kel. Parakan
Asri Kel. Bulak
Hijau Total
Responden Responden
orang Responden
orang Responden
orang Responden
orang Pekerjaan Utama
7 9
10 26
Pekerjaan Sampingan
2 2
4 Total
9 10
11 30
41 Luas lahan memengaruhi besarnya produksi suatu komoditas. Semakin
besar lahan yang diusahakan, semakin besar jumlah produksi. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mayoritas luas lahan petani Vanda doughlas sebesar
0.21 hektar mengindikasikan bahwa jumlah produksi Vanda doughlas rendah yaitu rata-rata 85 ikat per minggu. Jumlah produksi yang tinggi akan
meningkatkan daya saing suatu komoditas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, luas lahan petani Vanda doughlas yang mayoritas 0.25 hektar berpotensi bisa
menurunkan daya saing anggrek Vanda doughlas di Kota Tangerang Selatan.
Status Lahan
Status lahan mayoritas responden merupakan lahan milik yaitu sebanyak 18 orang atau 60 persen dari total responden. Sedangkan status lahan minoritas
merupakan lahan bagi hasil yaitu sebanyak 1 orang atau 3.33 persen dari total responden. Hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 17 menunjukkan bahwa
lahan yang dimiliki oleh petani anggrek Vanda doughlas di Kota Tangerang Selatan umumnya merupakan lahan milik atau pribadi.
Tabel 17 Sebaran Responden Menurut Status Lahan
Status Lahan Kel. Parakan
Jaya Kel. Parakan
Asri Kel. Bulak
Hijau Total
Responden Responden
orang Responden
orang Responden
orang Responden
orang Milik
7 10
1 18
Garapan 2
1 8
11 Bagi Hasil
1 1
Total 9
10 11
30 Status lahan memengaruhi kemudahan petani dalam mengakses pinjaman.
Pinjaman dibutuhkan petani jika mereka kekurangan modal dalam berusahatani Vanda doughlas
. Modal yang cukup akan membantu kelancaran pengeluaran biaya privat petani. Kondisi keuangan yang stabil akan meningkatkan daya saing
suatu komoditas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa status lahan petani Vanda doughlas
yang mayoritas milik sendiri berpotensi bisa meningkatkan daya saing anggrek Vanda doughlas di Kota Tangerang Selatan.
Keikutsertaan dalam PelatihanPenyuluhan
Sebanyak 30 orang atau 100 persen responden sudah pernah mengikuti pelatihanpenyuluhan mengenai usahatani anggrek Vanda doughlas. Adapun
bentuk pelatihan tersebut berupa sekolah lapang. Sekolah lapang tersebut pernah diadakan pada tahun 2010 hingga 2013 selama 4 bulan. Adapun materi yang
diajarkan berupa budidaya anggrek Vanda doughlas dan pembuatan pestisida dan pupuk organik. Namun sejauh ini petani belum menerapkan materi yang diajarkan
di sekolah lapang tersebut dengan alasan kepraktisan petani tidak mau repot membuat input organik. Keikutsertaan petani responden dalam pelatihan atau
penyuluhan terdapat pada Tabel 18.