Pertumbuhan Permintaan Rokok Tahapan Perilaku Merokok Gerakan Anti Rokok di Indonesia

2.1.4 Pertumbuhan Permintaan Rokok

Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik diri sendiri maupun orang disekelilingnya Komalasari Helmi, 2007 dalam Triastera, 2009 tidak ada yang memungkiri adanya dampak negatif dari perilaku merokok tetapi perilaku merokok bagi kehidupan manusia merupakan kegiatan yang ‘fenomenal’. Artinya, meskipun sudah diketahui akibat negatif merokok tetapi jumlah perokok bukan semakin menurun tetapi meningkat dan usia merokok semakin bertambah muda. Hasil riset lembaga menanggulangi masalah merokok melaporkan bahwa anak – anak di Indonesia sudah ada yang mulai merokok pada usia sembilan tahun. Data WHO mempertegas bahwa seluruh jumlah perokok dunia 30 persen adalah kaum remaja. Seperti yang dikatakan oleh Brigham 1991 dalam Triastera 2009 merokok adalah simbolisasi, simbol dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan dan daya tarik lawan jenis.

2.1.5 Tahapan Perilaku Merokok

Seperti yang diungkapkan oleh Leventhal Clearly dalam Triastera 2009 terdapat empat tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok yaitu : 1 Tahap prepator Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan, hal – hal tersebut menimbulkan minat untuk merokok. 2 Tahap initiation Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan ataukah tidak dalam perilaku merokok. 3 Tahap becoming a smoker Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok. 4 Tahap maintenance of smoking Tahap ini sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri self-regulating. Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

2.1.6 Gerakan Anti Rokok di Indonesia

Di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia saat ini telah muncul gerakan anti rokok atau kampanye anti rokok, hal ini dapat dilihat diberbagai sarana dan fasilitas umum yang melarang adanya perokok atau sering disebut kawasan bebas rokok dengan sanksi yang cukup tegas. Masyarakat juga diperlihatkan mengenai fatwa haram tentang rokok peraturan daerah dan peraturan perundang – undangan yang peduli terhadap bahaya rokok bagi masyarakat. Di negara Eropa gerakan anti rokok sudah mulai diberlakukan dengan tegas. Setiap tahun, tembakau menyebabkan kematian prematur 30.000 orang di Hungaria, dan 2.300 kematian karena asap rokok. Selain itu, tingkat penyakit kanker paru – paru pada pria di Hungaria adalah yang tertinggi di dunia. Parlemen Hungaria memusnahkan undang – undang yang akan membuat tempat – tempat umum, restoran, bar dan tempat kerja lainnya di negara bebas asap. Tindakan tersebut mengindikasikan bahwa suatu negara mempunyai peran besar mengenai suksesnya gerakan anti rokok karena temabakau merupakan faktor resiko utama kematian dini yang menyebabkan 1,6 juta kematian per tahun. Satu diantaranya yang mendukung terhadap bahaya merokok adalah Komunitas Anti Rokok Indonesia KARI. Bahkan komunitas ini telah melakukan berbagai kampanye untuk untuk mengkampanyekan berbagai macam bahaya merokok. Mereka kerap terjun ke jalan membagi – bagikan brosur tentang tidak adanya manfaat merokok dan penyakit apa saja yang diderita bagi perokok dan orang lain. Saat ini KARI telah mendapat dukungan dari berbagai pemerintah daerah khususnya dinas kesehatan di Indonesia, seperti Aceh, Medan, Pekanbaru dan Lampung. Tercatat sudah 19 propinsi yang memberikan dukungan terhadap KARI untuk terus melawan bahaya merokok. Bukan itu saja, saat ini KARI juga telah menjalin kerjasama dengan Komisi Nasional Anak dan Badan Narkotika Nasional BNN untuk melawan bahaya merokok. Anggota KARI yang tercatat saat ini sebanyak 3679 orang. Mereka berasal dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, pelajar dan tokoh agama. Mereka memberikan dukungan dengan cara menuliskan berbagai literatur mengenai bahaya merokok.

2.2 Kemasan