IMPLEMENTASI FULLDAY SCHOOL SEBAGAI USAHA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Kajian Kebijakan Pendidikan di SMA Negeri 1 Mejayan Kab. Madiun)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberlakuan
Pemerintah

Undang-undang

Otonomi

nomor

Daerah mengingatkan

32

tahun

kemungkinan-


2004

tentang

kemungkinan

pengembangan suatu wilayah dalam suasana kondusif dan dalam wawasan yang
demokratis, termasuk pula di dalamnya berbagai kemungkinan pengelolaan dan
pengembangan bidang pendidikan.
menuntut

Pemberlakuan

undang-undang

tersebut

adanya perubahan pengelolaan pendidikan dari yang bersifat

sentralistik kepada lebih bersifat desentralistik.

Desentralisasi pendidikan merupakan keharusan. Ada tiga hal yang
berkaitan dengan desentralisasi pendidikan yaitu (1) pembangunan masyarakat
demokratis, (2) pengembangan sosial kapital dan (3) peningkatan daya saing
bangsa (Tilaar,2002:20).
Ketentuan otonomi daerah yang dilandasi oleh undang-undang nomor 32
tahun 2004 telah membawa perubahan dalam berbagai kehidupan termasuk
penyelenggaraan

pendidikan. Apabila pada kebijakansebelumnya manajemen

pendidikan merupakan wewenang pusat, dengan berlakunya

undang-undang

tersebut kewenangan dialihkan ke pemerintah kota dan kabupaten. Sehubungan
dengan hal tersebut, kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional yang perlu
direkonstruksi dalam rangka otonomi daerah, berkaitan dengan peningkatan
mutu pendidikan
dengan


seluruh

adalah melalui konsensus
lapisan

masyarakat.

Standar

nasional antara pemerintah
kompetensi

yang mungkin

akan berbeda antara sekolah atau antar daerah akan menghasilkan standar
kompetensi

nasional

dalam


tingkatan

standar

minimal

moral

(main

stream) dan unggulan (Sidi ,2000:6).
Pelaksanaan otonomi pendidikan menuntut adanya perubahan dalam
sistem evaluasi yang bukan saja mengemban pengawasan tetapi juga fungsi
pembinaan

dan

pemberdayaan


Pengurusan dan pembinaan
pendidikan

terhadap

pendidikan

penyelenggaraan

dilakukan

pendidikan.

baik ditingkat

satuan

maupun birokrasi pengelolaan. Undang-undang nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan dasar dan arah

pengembangan, sekaligus membangun sistem

pengendalian mutu pendidikan

melalui empat program yang terintegrasi yaitu standarisasi, evaluasi, akreditasi
dan sertifikasi. Standarisasi pendidikan haruslah dimaknai sebagai upaya
penyamaan arah pendidikan secara nasional yang memiliki keluasan dan
sekaligus keluwesan dalam implementasinya.
Pelaksanaan otonomi pendidikan harus tetap berorientasi pada upaya
peningkatan mutu pendidikan secara nasional yang merupakan salah satu
program yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah

yang diarahkan agar

lembaga pendidikan selalu berupaya untuk memberikan jaminan mutu layanan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau masyarakat. Apabila setiap
satuan pendidikan selalu berupaya untuk memberi jaminan mutu dan upaya
ini secara terus menerus dilakukan maka diharapkan mutu pendidikan
secara nasional akan terus meningkat.
Gerakan


keterunggulan

(excellence

movement)

ini

kemudian

dikembangkan dan diejawantahkan oleh pengelola pendidikan di tingkat satuan

pendidikan (sekolah) dalam bentuk-bentuk sekolah yang mempunyai trademark
di masyarakat, yang corak dan ragamnya kini sedang berkembang dan menjamur.
Misalnya; sekolah plus, sekolah unggulan, sekolah alam, sekolah terpadu, sekolah
eksperimen (laboratorium), sekolah fullday, dan label-label lain yang melekat
pada sekolah yang diasumsikan dengan unggul .
Sekolah fullday secara historis di Indonesia merupakan pengembangan
dari sekolah unggul (excellent school) yang muncul pada pertengahan tahun 1990

an. Pada sekolah fullday memberikan jam tambahan, yang biasanya jam tambahan
tersebut dialokasikan pada jam setelah sholat dhuhur sampai sholat ashar,
sehingga praktis sekolah model ini masuk pukul 06.45 WIB pulang pada pukul
15.30 WIB. Sedangkan pada sekolah-sekolah umum, anak biasanya sekolah
sampai pukul 13.00 WIB.
Sekolah dengan model ini sangat diminati dikalangan masyarakat modern
yang nota bene mempunyai kesibukan di luar rumah sangat tinggi (bekerja),
karena secara umum fullday school didirikan karena beberapa tuntutan ,
diantaranya adalah : pertama, minimnya waktu orang tua di rumah, lebih lebih
karena kesibukan di luar rumah yang tinggi (tuntutan kerja). Hal ini kalau tidak
disiasati dengan tambahan jam sekolah maka akan berimplikasi pada kurangnya
kontrol orang tua terhadap anak di rumah (di luar jam sekolah); kedua, perlunya
penambahan jam pelajaran bagi guru bidang studi, khususnya guru yang
sertifikasi; ketiga, perlunya peningkatan mutu pendidikan sebagai solusi alternatif
untuk mengatasi perkembangan jaman.
Usaha pengembangan sekolah model ini penting dilakukan, seyampang
tidak meninggalkan aspek-aspek peningkatan mutu pendidikan, misalnya: (1)

pembinaan prestasi akademik harus selalu ditingkatkan dengan memberikan
jadwal remedial secara kolektif atau secara individu bagi anak-anak yang kurang

mampu dalam mengikuti pelajaran di kelas, sehingga anak benar-benar sangat
menguasai pelajaran, (2) pembinaan prestasi non akademik melalui berbagai
kegiatan ekstra kurikuler harus terus ditingkatkan. Seluruh potensi siswa sebisa
mungkin dapat digali dan disalurkan serta diasah sehingga kelak setiap siswa
dapat mempunyai bidang ketrampilan (bekal hidup) yang ditekuni secara
profesional sesuai minat dan bakatnya, (3) peningkatan mutu dan kualitas tenaga
pengajar, sarana prasarana belajar termasuk perpustakaan dan laboratorium serta
sumber-sumber belajar lainnya, (4) memberikan teladan dalam melaksakan school
culture sehingga siswa memiliki karakter yang tangguh dalam menjalankan
keyakinan agamanya, dan (5) menjalin kerjasama antara sekolah dan masyarakat
dalam meningkatkan mutu sekolah.
Sejalan dengan Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat (1) menyatakan bahwa Setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu , dan
pasal 11, ayat (1) menyatakan

Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib

memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi , serta

pasal 50, ayat (5) menyatakan Pemerintah kabupaten/kota mengelola pendidikan
dasar dan menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal .
Dalam konteks ini, pada prinsipnya model pengembangan sekolah fullday yang
dikembangkan oleh daerah maupun satuan pendidikan dicetuskan sebagai upaya
untuk meningkatkan pendidikan yang bermutu .

Kebijakan satuan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah untuk
melaksanakan gerakan keterunggulan dengan sistem fullday school juga
terlindungi dengan Peratuan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Bab VIII pasal 49 ayat (1) yang menyatakan
bahwa

Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas , dan pasal 51 :
(1) Pengambilan keputusan pada satuan pendidikan dasar dan menengah di
bidang akademik dilakukan oleh rapat Dewan Pendidikan yang
dipimpin oleh kepala satuan pendidikan,
(2) Pengambilan keputusan pada satuan pendidikan dasar dan menengah

di bidang non akademik dilakukan oleh komite sekolah/madrasah
yang dihadiri oleh kepala satuan pendidikan,
(3) Rapat dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah dilaksanakan
atas dasar musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan
mutu satuan pendidikan
Berdasarkan Undang Undang nomor 32 tentang Pemerintah Otonomi
Daerah, Undang Undang nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di
atas maka sistem fullday school yang dilaksanakan oleh sekolah sebagai satuan
pendidikan yang berbasis keunggulan telah memiliki dasar hukum untuk
dilaksanakan di Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan Rencana Strategis
Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Kebijakan Pokok
Pembangunan Pendidikan Nasional yang salah satu diantaranya adalah
peningkatan mutu pendidikan, relevansi dan daya saing.
Pelaksanaan sekolah full day membutuhkan pemikiran-pemikiran analitis
dalam penyusunan rencana strategis yang membutuhkan kemampuan prediktif
berdasarkan data dan fakta, sehingga kebutuhan-kebutuhan pelaksanaannya dapat

terpenuhi pada saat ini dan masa yang akan datang. Namun kunci keberhasilan
sekolah fullday ini sebenarnya terletak pada kemampuan Sumber Daya Manusia
(SDM) dalam mengejawantahkan konsep-konsep ideal. Dengan kata lain,
reliabilitas personal dan profesional para pengelola sekolah menjadi faktor
dominan bagi tercapainya tujuan sekolah serta memberi kontribusi terbesar bagi
peningkatan akses masyarakat.
Konsep fullday school akhir akhir ini mulai berkembang di Indonesia, dan
telah banyak dilaksanakan di banyak sekolah, namun demikian ada sebagian dari
sekian sekolah yang telah menerapkan konsep fullday school terkesan dipaksakan
dengan tanpa memperhatikan kesiapan-kesiapan seluruh komponen pendidikan di
sekolah, mulai dari sarana prasarana, kesiapan guru, staff, karyawan, sampai pada
kesiapan program-program

dari fullday school itu sendiri. Tentu ini dengan

berbagai alasan, karena kebijakan otoritas pendidikan, karena ikut-ikutan trend,
sampai pada orientasi sebuah proyek pengembangan pendidikan karena mengikuti
program yang dicanangkan oleh pemerintah, tanpa memperhatikan kesiapan dari
berbagai komponen yang ada di sekolah.
Ditambah lagi dengan dijadikannya hari sabtu sebagai student day, dimana
pada hari itu dimaksudkan agar digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya
ekstrakurikuler, namun belum disiapkan bagaimana pengelolaannya pada hari itu.
Tidak

diperhitungkan

secara

matang,

ketersediaan

program-program

ekstrakurikuler, ketersediaan pembina, pelatih, lahan dan lain sebagainya, tentu
akan menjadi masalah besar atau keruwetan jika kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
dipaksakan dilaksanakan dalam satu hari sabtu (student day), karena kenyataan
ada siswa karena aktivis mengikuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler di

sekolahnya. Dan sebaliknya ada banyak siswa yang tidak pernah dan tidak
terbiasa mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.Tentu hal yang demikian
akan

sangat

fatal

bagi

sebuah

investasi

pendidikan

(http://smkn1lmj.sch.id/di/fuldayschool.pdf).
SMA Negeri 1 Mejayan, merupakan salah satu sekolah yang
melaksanakan model fullday school, sebagai konsekuensinya anak anak didik
diberi waktu lebih banyak di lingkungan sekolah, yaitu mulai jam 06.45 WIB
sampai dengan 15.30 WIB. Perpanjangan waktu ini yang kemudian disebut
fullday school (sekolah sepanjang hari), karena siswa menghabiskan waktunya di
sekolah hampir sepanjang hari.
SMA Negeri 1 Mejayan juga menawarkan keunggulan tertentu, yakni
mendidik siswa berakhlakul karimah dan berprestasi akademik secara maksimal.
SMA Negeri 1 Mejayan adalah salah satu lembaga pendidikan yang telah banyak
berprestasi. Hal ini telah terbukti dengan banyaknya prestasi kejuaraan yang
diperoleh SMA Negeri 1 Mejayan.
Hal inilah yang menyebabkan peneliti ingin meneliti lebih dalam tentang
implementasi fullday school sebagai usaha peningkatan mutu pendidikan di SMA
Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun.
Pada penelitian terdahulu yang membahas tentang fullday school telah
dilakukan oleh Sugiyanti, 2005 dengan judul Manajemen Pembelajaran Sistem
Fullday School di MTs Surya Buana Malang di dapat kesimpulan bahwa dalam
penerapan manajemen pembelajaran sistem fullday school di MTs Surya Buana
Malang diperlukan suatu perencanaan yang matang, dimana perencanaan
pembelajaran dipersiapkan dan disusun pada awal tahun ajaran baru yaitu berupa

program tahunan, program semester yang disusun oleh guru bidang studi secara
tim dan untuk satuan pembelajaran dilakukan oleh guru bidang studi secara
individu. Sedangkan untuk pelaksanaan pembelajaran sistem fullday school guru
menggunakan metode atau strategi mengajar yang menyenangkan dan bervariasi
dengan menggunakan setting pembelajaran yang berbeda serta tidak terfokus pada
ceramah dan tanya jawab saja. Peran Kepala Madrasah di sini yaitu memotivasi
guru untuk selalu memperbaiki metode mengajarnya melalui kegiatan supervisi
dan pengarahan pelaksanaan pembelajaran setiap harinya. Dan untuk evaluasi
pembelajaran di MTs Surya Buana Malang mempunyai 3 tujuan utama yaitu
untuk mengukur keberhasilan siswa, untuk diagnostik dan pengembangan
(memperbaiki PBM) serta untuk mengetahui
tujuan

tingkat

pencapaian

mutu

dan

pendidikan. Dan yang menjadi faktor pendukungnya adalah adanya

dukungan dari orang tua siswa, diterapkannya sistem kelas kecil dan lamanya
waktu belajar, sistem penilaian yang kontinyu (raport bulanan), penerapan metode
pembelajaran yang bervariasi, sekolah alam, jalinan kerja sama dengan Perguruan
Tinggi serta adanya boarding School. Sedangkan yang menjadi faktor
penghambat pembelajaran sistem fullday school di MTs Surya Buana Malang
adalah masih kurangnya fasilitas sarana dan prasarana belajar, belum adanya
insentif yang seimbang bagi guru, masih kurangnya jumlah tenaga pengajar, serta
masih kurangnya dana untuk pengembangan madrasah. Dari penelitian tersebut
mempunyai kesamaan dalam membahas fullday school, sedangkan penelitian ini
lebih mengarah pada implementasi fullday scholl sebagai usaha peningkatan mutu
pendidikan yang jelas terdapat perbedaan yang mendasar pada fokus penelitian,
hal ini menunjukkan bahwa belum terdapat peneliti yang mendeskripsikan tentang

implementasi fullday school sebagai usaha peningkatan mutu pendidikan.

B. Fokus Penelitian
Pelaksanaan Fullday school mempunyai beberapa masalah antara lain
masalah mutu pendidikan, manajemen, sarana dan prasarana, sosial dan evaluasi
tetapi dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada implementasi fullday
school sebagai usaha peningkatkan mutu pendidikan. Adapun fokus penelitian
ini dapat dinyatakan dalam rumusan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah kebijakan sistem fullday school di SMA Negeri 1 Mejayan
Kabupaten Madiun?
2. Bagaimanakah implementasi fullday school dalam aspek akademis dan non
akademis sebagai usaha peningkatan mutu pendidikan di SMA Negeri 1
Mejayan Kabupaten Madiun?
3. Apa dampak penerapan fullday school

sebagai usaha peningkatan

mutu

pendidikan di SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun?

C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah memperoleh penjelasan
mengenai implementasi fullday school sebagai usaha peningkatan mutu
pendidikan. Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
deskripsi tentang :
1. kebijakan sistem fullday school di SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun;
2. implementasi fullday school dalam aspek akademis dan non akademis sebagai
usaha peningkatan mutu pendidikan di SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten

Madiun;
3. dampak penerapan fullday school

sebagai usaha peningkatan

mutu

pendidikan di SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun.

D. Kegunaan Penelitian
Secara akademis

penelitian

ini diharapkan

sebagai upaya kritis

terhadap kebijakan fullday school. Melalui fullday school diharapkan dapat
dijadikan sarana dalam memecahkan masalah (problem solving), utamanya
peningkatan kualitas dan mutu pendidikan. Secara teoritis dimaksudkan untuk
pengembangan kualitas pendidikan khususnya standar mutu pendidikan melalui
sistem fullday school, dan secara praktis dapat diterapkan di lembaga-lembaga
sekolah khususnya di tingkat Sekolah Menengah Atas.

E. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi persepsi yang beragam tentang istilah yang dijadikan
fokus dalam penelitian ini, maka diberikan batasan penelitian dalam bentuk
penegasan istilah sebagai berikut.
1. Implementasi adalah penerapan suatu kebijakan yang telah diputuskan sesuai
ketentuan ketentuan yang berlaku dan prosedur yang ditetapkan sebelumnya.
2. Kata fullday school berasal dari bahasa Inggris. Full artinya penuh, day artinya
hari, sedangkan school artinya sekolah. Jadi, fullday school merupakan sekolah
sepanjang hari, atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45
15.00. Dengan demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan
leluasa disesuaikkan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan

pendalaman materi dan kegiatan penunjang lainnya. Dan yang diutamakan
dalam fullday school adalah pengaturan jadwal pelajaran dan pendalaman
(Salim,1998:340).
3. Mutu dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada hasil atau prestasi yang
dicapai oleh sekolah. Jadi, pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang
dapat menghasilkan para lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk
belajar, sehingga dapat mengikuti pelajaran, bahkan menjadi pelopor dalam
pembaharuan dan perubahan dengan cara memberdayakan sumber sumber
pendidikan secara optimal melalui pembelajaran yang baik dan kondusif.
Sekolah yang unggul dan bermutu adalah sekolah yang mampu mengantarkan
para siswanya dari berkemampuan biasa bahkan rendah menjadi siswa yang
mampu bersaing dengan siswa sekolah lain. Selain itu, memiliki akar budaya
dan nilai nilai etika yang baik dan kuat. Alhasil, pendidikan yang bermutu
adalah pendidikan yang mampu menjawab berbagai tantangan dari
permasalahan yang sedang dan akan dihadapi di masa mendatang (Hamalik,
1994: 10). Mutu dalam kamus besar bahasa Indonesia mutu berarti taraf baik
buruknya suatu kualitas, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan)
(Poerwadarminta, 1989: 604). Menurut Philip B. Crosby, kualitas (mutu)
adalah conformance to requirement, yaitu sesuai yang disyaratkan dan
distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas (mutu) apabila sesuai dengan
standar kualitas yang ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses
produksi dan produksi jadi. Sedangkan Deming, menyatakan bahwa kualitas
(mutu) merupakan kesesuaian dengan kebutuhan pasar (Fattah, 2004: 5).

MPLEMENTASI FULLDAY SCHOOL SEBAGAI
USAHA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
(Kajian Kebijakan Pendidikan di SMA Negeri 1 Mejayan Kab. Madiun)

TESIS
✁✂✄☎✂✆✝ ✞✟✠✡☛ ☞✆☎☛✌✟✍✂ K✍✎☛✏✆✑✆✒ ✡✆✒ ✁✍✒☎✍✝✎✆✒☎✆✒ ✁✍✒✡☛✡☛✑✆✒
D☛✆✏✠✑✆✒ ✠✒✟✠✑ ☞✍✝✍✒✠✓☛ ✌✍✎✆☎☛✆✒ ✁✍✂✌✆y✂✆✟✆✒
☞✍✝✔✍✂✄✕✍✓ G✍✕✆✂ ☞✆☎☛✌✟✍✂ ✁✍✒✡☛✡☛✑✆✒

D✖✗✘✙✚✗✛ ✜✢✣✤ ✥
LULUS PUJIARTO
NIM. 09370194

PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MALANG
✦✧★ ✩✪✫✫



MPLEMENTASI FULLDAY SCHOOL SEBAGAI
USAHA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

(Kajian Kebijakan Pendidikan di SMA Negeri 1 Mejayan Kab. Madiun)

Yang diajukan oleh:
LULUS PUJIARTO
Nim: 09370194

Telah disetujui
Tanggal, 15 Mei 2011

Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Drs. Hari Sunaryo, M.Si.

Drs. Soeparto, M.Pd

Direktur
Program Pascasarjana

Ketua Program Studi
Magister KPP

Dr. Latipun, M.Kes.

Akhsanul In am, Ph.D.

✬✬

T SIS


D✰✱✲✳✴✰✵✱✶✵✷ ✸✵✷

✸✰✴✹✴✹✷ ✺✻✲✼✽

Lulus Pujiarto
NIM 09370194

✾✲✻✵✼ ✸✰✱ ✲✳✿✵✼✵✷✶ ✵✷ ✸✰ ✸✲✱ ✵✷

❁✵✸✵ ✾✵✷❂❂✵✻ ❄❅

D✲❀✵✷ ❁✲✷❂✹❃✰

J✹✷✰ ❄❅❆❆

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

K✲✿✹✵



D✳✴❇ H✵✳✰ ❈✹✷✵✳✺y❉ ❊❇❈✰

Sekretaris

: Drs. Soeparto, M.Pd

_______________

Penguji I

: Akhsanul In am, Ph.D.

_______________

Penguji II

: Dr. H. Moch Agus Kresno B, M.Kes

_______________



_______________

✮✮✮

SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama

: LULUS PUJIARTO

NIM

: 09370194

Program Studi : Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:
1. Tesis dengan judul Implementasi Fullday School sebagai Usaha Peningkatan
Mutu Pendidikan (Kajian Kebijakan Pendidikan di SMA Negeri 1 Mejayan
Kabupaten Madiun) adalah hasil karya saya dan dalam Tesis ini tidak terdapat karya
ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik
disuatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagaian ataupun
keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan
dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
plagiasi, saya bersedia Tesis ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya
peroleh dibatalkan, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan hak bebas royalti non
eksklusif.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Malang, ......................
Yang menyatakan

LULUS PUJIARTO
NIM: 09370194

❋●

❍■❏■ ❑▲▼◆■▼❏■❖
DP◗❘❙◗

❚P❚❙◗❯❙❱❲❙◗ ❳❨❯❩ ❬❨y❲❨❭ ❲P❪❙❫❩❭❙❱ A❴❴❙❪ ❵❛❜ ❙❱❙❬ ❬P❘❙❴❙
❴❩❚❳❙❪❙◗ ❭❙❪❚❙❱❝ ❱❙❨❞❩q serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
sebagai Usaha Peningkatan
tesis yang berjudul Implementasi ❡❢❣ lday❤olch
Mutu Pendidikan dengan lancar.
Penulisan Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Magister Kebijakan
dan Pengembangan Pendidikan di Univertas Muhamadiyah Malang
Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak mendapatkan bantuan baik
secara moral maupun secara material yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu. Untuk itu sebagai ungkapan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya
penulis sampaikan kepada yang terhormat Bapak/Ibu :
1. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP, selaku rektor Universitas Muhammadiyah
Malang
2. Dr. Latipun, M.Kes, sebagai Direktur Program Pasca Sarjana Universitas
Muhammadiyah Malang
3. Akhsanul In am, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan Program Pasca Sarjana UMM Malang
4. Drs. Hari Sunaryo,M.Si sebagai pembimbing utama
5. Drs. Soeparto, M.Pd sebagai pembimbing pendamping
6. Drs. Waluyo sebagai Kepala SMA 1 Mejayan Kabupaten Madiun
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.

v

✐❥❦❧♠♥♦ ♣❥❦qrsrt♥ s❥❦✉r❦ ♦❥✈❥❦❧✇ ✇r①♥ ②r✇③r ④❥♦❥♣✈❧t❦rr❦ ✇r❦qr ♣♥♠♥④
A♠♠r✇⑤ ⑥♠❥✇ ♦❥②r② ♥①❧

♦❧sr✇ ②rtr❦✉ ①❥❦①❧ sr♠r♣ ①❥♦♥♦ ♥❦♥ ♣r♦♥✇ ①❥tsr✈r①

④❥④❧tr❦✉r❦ sr❦ ④❥♠❥♣r✇r❦ ry❦✉ s♥♦❥②r②④r❦ ⑥♠❥✇ sr❦✉④r♠❦qr ✈❥❦✉❥①r✇❧r❦
✈❥❦❧♠♥♦ sr❦ ④❥①❥t②r①r♦r❦ ③r④①❧⑦ ⑧❦①❧④ ♥①❧ ♦❥✉r♠r ④t♥①♥④ sr❦ ♦rtr❦ ry❦✉ ②❥t♦♥⑨r①
♣❥♣②r❦✉❧❦ s❥♣♥ ④❥♦❥♣✈❧t❦rr❦ ①❥♦♥♦ ♥❦♥ ♦r❦✉r① ✈❥❦❧♠♥♦ ✇rtr✈④r❦⑦
⑩❧sr✇❶♣❧sr✇r❦ ①❥♦♥♦ ♥❦♥ sr✈r① ②❥t♣r❦⑨rr① ②r✉♥ ✈❥♣②r❷r⑤ ①❥t❧①r♣r ✈rtr
✈❥♣❥t✇r①♥ s♥ ②♥sr❦✉ ④❥②♥❸r④r❦ sr❦ ✈❥❦✉❥♣②r❦✉r❦ ✈❥❦s♥s♥④r❦⑦

⑩r♠r❦✉⑤ A✈t♥♠ ❹❺❻❻
✐❥❦❧♠♥♦

vi

vii

❼❽❾❿❽R ISI
➀➁➀➂➀➃

H
HALAMAN JUDUL ..............................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................

iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................

iv

HALAMAN MOTO .............................................................................

v

HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................

vi

KATA PENGANTAR ...........................................................................

vii

DAFTAR ISI .......................................................................................

ix

DAFTAR TABEL ................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................

xiv

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................

xvi

ABSTRAK ...........................................................................................

xvii

ABSTRAC ............................................................................................

xviii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian ........

....................

1

...............

9

.......

9

.....

10

E. Penegasan Istilah ......................................................................

10

D. Kegunaan Penelitian ......

.

viii

➆➇ ➆ ➈➈➉

T

➊➇➋➈➇ ➌ ➍➎➏➇➊➇

dan KERANGKA TEORI

A. H➐➑➒➑ ➐➓ ➔→➣↔➒↔ ➒➑ ➐➣ ↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕

➙➛

B↕ ➜➓➐➣↔➐➝ ➞ ➐➟➒➠ ➣➐➡ ➔ →➣↔ ➒↔ ➒➑➐➣ ↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕

➙➢

C↕ I➣➠➤➐➟➒ ➔ →➣↔ ➒↔ ➒➑➐➣↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕↕

16

.............

1. Peningkatan Kualitas Pendidikan

..

2. Manajemen Berbasis Sekolah ....
D.

ylda lho

16

.............

18

......

.

.. .............

20

1. Pengertian ➥➦➧lday➨holc

................. .

....

20

➥➦➧ ➨➩

2. Alasan Memilih dan Menggunakan ➥➦➧ylda➨ chol
3. Sistem Pembelajaran ➥➦➧lday➨ chol

...........

21

....................................

25

4. Pengertian Mutu ....................................................................

29

5. ➥➦➧ylda➨ chol

sebagai Usaha Peningkatan Mutu

Pendidikan

.............................................................

6. Kebijakan ➥➦➧ylda➨olch

33

di SMA Negeri 1 Mejayan.........

39

BAB III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .......
B. Lokasi Penelitian

..

.

41

.....

41

C. Jenis Data dan Sumber Data ...................................................

42

D. Teknik Pengumpulan Data ...

42

E. Teknik Analisis Data .......

...

......

....................

46

......

49

G. Sistem Pengkodean Data.........................................................

53

F. Teknik Pengujian Keabsahan Data

➄➅

➫➭➫ ➯V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A➲ K➳➵➸➺➻➼➻➽ ➾➸➚➪➳➶ ➹➘➴dayl➷➬ hol

➱➳➺➻➻y➽

K➻➵❰Ï➻➪➳➽

➮➸ ➾➱A ✃➳❐➳❒➸ ❮

➱➻➮➸❰➽ ➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲

B➲ I➶ÏÒ➳➶➳➽➪➻➚➸ ➹➘➴ ylda➷➬ hol

ÐÑ

D➻Ò➻➶ A➚Ï➳➼ A➼➻➮➳➶➸➚

➮➻➽ ✃Ó➽ A➼➻➮➳➶➸➚ ➚➳➵➻❐➻➸ Ô➚➻Õ➻ Ö➳➽➸➽❐➼➻➪➻➽ ➱❰➪❰
Ö➳➽➮➸➮➸➼➻➽ ➮➸ ➾➱A ✃➳❐➳❒➸ ❮ ➱➳➺➻y➻➽

K➻➵❰Ï➻➪➳➽

➱➻➮➸❰➽ ➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲
C➲ D➻➶Ï➻➼

Ö➳➽➳❒➻Ï➻➽ ➹ ulday➷ chol

××

➚➳➵➻❐➻➸ Ô➚➻Õ➻

Ö➳➽➸➽❐➼➻➪➻➽ ➱❰➪❰ Ö➳➽➮➸➮➸➼➻➽ ➮➸ ➾➱A ✃➳❐➳❒➸ ❮
➱➳➺➻➻y➽ K➻➵❰Ï➻➪➳➽ ➱➻➮➸❰➽ ➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲ ➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲➲

77

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................

92

B. Saran ........................................................................................

94

1. Bagi Sekolah ......................................................................

94

2. Bagi Guru ...........................................................................

94

3. Bagi Peneliti Lain ................................................................

95

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

96

LAMPIRAN

x

DAFØÙÚ LAMPIRAN

Lampiran 1

: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .....................

Lampiran 2

: Piagam Penghargaan Juara Harapan II Lomba Perilaku

98

Budi Pekerti di Sekolah .........................................................

99

Lampiran 3

: Penghargaan Adiwiyata Tingkat Nasional.............................

100

Lampiran 4

: Pembagian Jam Mengajar .....................................................

101

Lampiran 5

: Pedoman Wawancara Kepala Sekolah...................................

102

Lampiran 6

: Pedoman Wawancara Wakasek Kurikulum...........................

104

Lampiran 7

: Pedoman Wawancara Wakasek Kesiswaan...........................

105

Lampiran 8

: Pedoman Wawancara Guru ...................................................

106

Lampiran 9

: Pedoman Wawancara Siswa .................................................. 107

Lampiran 10 : Pedoman Wawancara Komite ................................................ 108
Lampiran 11 : Transkrip Wawancara dengan Kepala SMA 1 Mejayan
Kabupaten Madiun................................................................. 109
Lampiran 12 : Transkrip Wawancara dengan Wakasek Kurikulum SMA 1
Mejayan Kabupaten Madiun.................................................. 113
Lampiran 13 : Transkrip Wawancara dengan Wakasek Kesiswaan SMA 1
Mejayan Kabupaten Madiun.................................................. 115
Lampiran 14 : Transkrip Wawancara dengan Guru SMA 1 Mejayan
Kabupaten Madiun................................................................. 118
Lampiran 15 : Transkrip Wawancara dengan Siswa A SMA 1 Mejayan
Kabupaten Madiun................................................................. 121

xi

Lampiran 16 : Transkrip Wawancara dengan Siswa B SMA 1 Mejayan
Kabupaten Madiun................................................................. 123
Lampiran 17 : Transkrip Wawancara dengan Siswa C SMA 1 Mejayan
Kabupaten Madiun................................................................. 125
Lampiran 18 : Transkrip Wawancara dengan Komite SMA 1 Mejayan
Kabupaten Madiun................................................................. 127
Lampiran 19 : Korpus Data ........................................................................... 129
Lampiran 20 : Korpus Foto ...........................................................................
Lampiran 21 : Panduan Pelaksanaan ÛÜÝldayÞchol

140

di SMA Negeri 1

Mejayan Tahun Pendidikan 2010/2011 .................................. 145

xii

ßàáâàR PUSTAKA
Aãä Kåæãçèãéê ëìíîíïð ñòóåôåõåöè ÷òäòõèóèãä Køãõèóãóèùð Bãäôøäö ú Aõùãûòóã
Açèù

üåéæãäê ëìííýïð Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikanð Yogyakarta :
Laksbang Mediatama

Bloom, H.T. , Yacom. A Fun Alternative: Using Instructional Games to Foster
Student Learning. diakses 25 Pebruari 2011 dari (http:Bloom.com/Fun).
Depdiknas, (2001). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional
Depdiknas, (2004). Kebijakan Akreditasi Sekolah I. Jakarta : Badan Akreditasi
Nasional.Departemen Pendidikan Nasional.
_______, (2004). Kebijakan Akreditasi Sekolah 2. Jakarta : Badan Akreditasi
Nasional. Departemen Pendidikan Nasional.
, ( 2004). Kebijakan Akreditasi Sekolah 3. Jakarta : Badan
AkreditasiNasional. Departemen Pendidikan Nasional.
Fattah, Nanang. (2004). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja
Roesdakarya.
Hamalik, Oemar. (1994). Media Pendidikan. Cet ke-7 Bandung : Citra Aditya
Bakti.
Miles,MB & Huberman. (1984). Qualitative Data Analysis. Beverly Hill: SAGE
Publication, Ltd.

Moleong, L.J (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Roesdakarya.
Muhaimin. (2004). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung : Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan
Implementasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Poerwadarminta. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka
Rencana Strategi (Renstra) Kementrian Pendidikan Nasional 2010-2014.

xiii

þÿ ✁✂✄ ☎✆✝ ✆✞✟ ✠✡☛☛☞✌✟ Advanced English Indonesia Dictonary✟ Jÿ✍ÿ✞✝ÿ ✎ ✏✑✒✆✞✓
E✓✔ ✁✕✖

☎✞✆✕✕

þ✁ ✒✁✄ I✓✒✞ÿ Jÿ✝✁✟

Otonomi Daerah di
✠ ✗✘✘✘✌✟ Kebijakan Penyelenggaraan
Bidang Pendidikan (makalah seminar). Bÿ✓✒✙✓✔ ✎
✚✓✁✛✆✞✕✁✝ ÿ ✕
I
☎✆✓✒✁✒✁✍ÿ✓ ✓✒✑✓✆✕✁ ÿ ✟

þ✙✒✜ ÿ✓ÿ✄

Pembinaan dan Pengebangan
✢✟✄ ✠✡☛☛✣✌✟
Bÿ✓✒✙✓✔ ✎ þ✁✓ ÿ✞ A✔ ✆✕✁✓✒✑✟

Kurikulum di Sekolah.

þ✙✔✁✤ ÿ✓✝✁✄

✢✑✛✁ ✟ ✠✗✘✘✥✌✟ Manajemen Pembelajaran Sistem Fullday School di
MTs Surya Buana Malang✟ þ✍✞✁✦✕✁ ✟ ✚I✢ ✏ÿ ÿ✓✔

þ✙✔✁✤✑✓✑✄

✠✗✘✘☞✌✟

Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D✄

Bÿ✓✒✙✓✔✎ A ✧ÿ★✆✝ ÿ

þ✙✖✆✞✝✁ ÿ✓✄

✠✗✘✘✣✌✟

ÿ

✢ ✕✁✑✓

þ✙✍✙✞✄ B✟✄

ÿ

Dimensi

Administrasi

Pendidikan. þ✙✞ÿ★ ÿyÿ



ÿ ÿ

✚✕ ✖

Fullday School harus Proporsional Sesuai Jenjang dan Jenis
D✁ÿ✍✕✆✕
dari
✠✜✙✞✓ÿ ✌✟

✦✆★✞✙ ÿ✞✁
✗✘✡✡
y✫✖✑✑ ✟✦✒✧
✖✝✝✦✎✪✪ ✕✂✍✓✡ ✂✜✟✕✫✖✟✁ ✒✪✒✁✪ ✧✙ ✒ÿ✕
✠✗✘✘✩✌✟

Sekolah

ÿ ÿ A★✒✙ ÿ✖✄

✬ ✝

✠✗✘✘✣✌✟ Landasan danPrinsip Pendidikan Umum (makalah).
Bandung : Sekolah Pascasarjana UPI Bandung

Tilaar, HAR. (2002). Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta
Tilaar, HAR. (2004). Paradigma
Rineka Cipta.

Baru Pendidikan

Nasional.

Jakarta

:

Undang undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Otonomi Daerah
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(2004). Jakarta : Sinar Grafika

xiv