IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK ( Studi Tentang Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Maritaing Terhadap Masyarakat di Wilayah Perbatasan Kabupaten Alor )

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH
DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK
( Studi Tentang Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Maritaing
Terhadap Masyarakat di Wilayah Perbatasan Kabupaten Alor )

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Syarat Memperoleh Gelar S-1

Disusun oleh:
Makdura Dusu
08230059

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur alhamdulilahi robbil al-amienpenulis hanturkan kepada Allah

SWT yang telah memberikan kenikmatan yang tidak ada henti-hentinya dari
zaman ke zaman. Tidak lain ini semua berkat hidayah dan inayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Implementasi Kebijakan
Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik ( Studi Tentang
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Maritaing Terhadap
Masyarakat di Wilayah Perbatasan Kabupaten Alor ). Dengan ini penulis
sadari karena dialah semua ini dapat terlaksana dengan sempurna.
Tak lupa shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan junjungan
kepada Nabiullah Muhammad SAW, beserta keluarga, yang senantiasa
memberikan perjuangan untuk menegakkan islam dimuka bumi ini.
Dengan selesainya penulisan Tugas Akhir ini, perkenankanlah penulis
menyampaikan rangkaian terimakasih yang sedalam-dalamnya dan dengan
ketulusan hati kepada orang-orang yang telah berjasa dan senatiasa memberikan
bimbingan dan ilmu pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Malang, diantaranya yakni:
1. Dr. Muhadjir Effendi, M.AP . selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang,berserta jajaran Pembantu Rektor untuk segala bimbingan, nasehat
serta pesan-pesan positif agar penulis dapat menjadi lebih baik selama
menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
2. Dr.Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan FISIP Universitas Muhammadiyah

Malang,beserta jajaran Pembantu Dekan atas segala pengabdiannya
selama penulis menjadi mahasiswa.
3. Hevi

Kurnia

Hardini,S.IP.,

MA.Gov.

selaku Ketua Prodi Ilmu

Pemerintahan, yang tanpa mengenal kelelahan memberikan pengawalan
dan nasehat kepada penulis mulai dari awal perkuliahan sehingga penulis
dapat mengakhiri perkuliahan di Fakultas Ilmu Pemerintahan.

4. Dr.Asep Nurjaman, M.Si. selaku Pembimbing I, dan Drs. Krishno Hadi,
M.A selaku Pembimbing II, yang penuh kesabaran memberikan waktu dan
tenaga dalam membimbing penulis, hingga terselesaikannya Tugas Akhir
ini. Semoga Allah dapat memberikan balasan yang setimpal kepada beliau.

Amin.
5. Dorkas R. Kawangko selaku Kepala Puskesmas Maritaing, yang sudah
bersedia diwawancarai penulis ditengah kesibukan beliau.
6. Afriani Kilaka selaku Pengelola Program Kesehatan, yang telah
meluangkan waktunya dalam menyajikan data yang di inginkan oleh
peneliti.
7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Muhammadiyah Malang, jasa dan pengabdian merekalah,
tidak terlupakan dibenak penulis sampai dengan akhir hayat penulis.
8. Bapak saya yang tercinta, serta keluarga yang ada di Alor dan Namlea,
yang tidak ada henti-hentinya memberikan doa dan pembiayaan yang
cukup besar selama punulis bersekolah.
9. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
Semoga tulisan ini mampu memberikan manfaat bagi kita semua dan atas
segala kekhilafan dan kesalahan penulis yang pernah dilakukan, kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Billahittaufiq wal Hidayah,
Wassalamu’allaikum Wr.Wb


DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul

i

Lembar Persetujuan

ii

Lembar Pengesahan

iii

Lembar Pernyataan

iv

Berita Acara Bimbingan


v

Lembar Persembahan

vi

Motto

viii

Abstrak

ix

Abstract

xi

Kata Pengantar


xiii

Daftar Isi

xv

Daftar Tabel

xviii

Daftar Gambar

xix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

1

B. Rumusan Masalah


8

C. Tujuan Penelitian

8

D. Manfaat Penelitian

8

E. Definisi Konseptual

9

F. Definisi Operasional

10

G. Metode Penelitian


11

1.

Jenis Penelitian

11

2.

Sumber Data

12

3.

Lokasi Penelitian

13


4.

Subjek Penelitian

13

5.

Teknik Pengumpulan data

14

6.

Analisa Data

17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebijakan

19

B. Kebijakan Publik

20

C. Implementasi Kebijakan

23

D. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

24

E. Standar Pelayanan Minimal

27


F. Pemerintah Daerah

28

G. Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)

29

H. Masyarakat

29

I.

Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK)

30

J.

Landasan Teori

31

1. Model Pendekatan Rasional (Top Down)

31

2. Teori Implementasi Kebijakan

33

BAB III DESKRIPSI WILAYAH
A. Gambaran Umum Puskesmas Maritaing

36

B. Letak Geografis Puskesmas Maritaing

42

C. Struktur Organisasi

44

D. Visi dan Misi Puskesmas Maritaing

48

E. Tugas Pokok Puskesmas Maritaing

49

F. Sejarah Puskesmas Maritaing

50

G. Karakteristik Kecamatan Alor Timur

52

H. Kondisi Ekonomi Sosial Masyarakat Kecamatan Alor Timur

53

I.

54

Sistem Kepercayaan

BAB IV PEMBAHASAN
A. Proses Implementasi Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Maritaing

55

1. Adanya Tujuan atau sasaran Kebijakan

57

2. Adanya Aktivitas Atau Kegiatan Pencapaian Tujuan

60

a. Tahap Perencanaan

62

b. Tahap Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

67

c. Tahap Pelaporan, Monioring, dan Evaluasi

79

3. Adanya Hasil Kegiatan

81

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan

93

B. Saran

95

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1

: Rekapitulasi Puskesmas Kabupaten Kabupaten Alor
keadaan 31 Desember 2013

37

Tabel 2

: Luas Wilayah Kecamatan Alor Timur tahun 2013

39

Tabel 3

: Jumlah Tenaga kerja di Puskesmas Maritaing

44

Tabel 4

: Daftar Jumlah Penderita Penyakit Malaria Di Wilayah Kerja
Puskesmas Maritaing Tahun 2013

Tabel 5

: Jumlah Ibu Hamil Resiko Tinggi (Bumil Risti) di wilayah kerja
Puskesmas Maritaing tahun 2013

Tabel 6

66
67

: Jumlah 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Maritaing
Tahun 2013

69

Tabel 7

: Jumlah Kunjungan Pasien di Rawat Inap

71

Tabel 8

: Jumlah Kunjungan Pasien di Rawat Jalan

73

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

: Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
di Puskesmas Maritaing

Gambar 2

40

: Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur
di Puskesmas Maritaing

41

Gambar 3

: Peta Wilayah Puskesmas Maritaing 2013

42

Gambar 4

: Bangunan Fisik Puskesmas Maritaing

45

Gambar 5

: Loket Pelayanan di Puskesmas Maritaing tahun 2013

46

Gambar 6

: Apotik Di Puskesmas Maritaing Tahun 2014

46

Gambar 7

: Jadwal Piket Harian di Puskesmas Maritaing
tahun 2014

47

DAFTAR PUSAKA

Buku
Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Penerbit Alfabeta
Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Penerbit Kencana Pranada Media
Group
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Peenlitian Dengan Statistik. Bumi Aksara
Jakarta
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Antropologi, Penerbit Rineka Cipta,
Bandung
Keputusan Mentri Kesehatan No.128 Tahun 2004 tentang pengertian dan fungsi
Puskesmas. Jakarta. 2004
Nasution. 2004. Metode Research (Penelitian Ilmiah) “usul,
penelitian, hipotesis,

tesis, desain

validitas, sampling, populasi, observasi,

wawancara, dan angket”. PT. Bumi Aksara Jakarta
Notoatmojo, Soekidjo. 2008. Sosiologi untuk kesehatan. Salemba medika, Jakarta
Parsons, Wayne ,2008. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis
Kebijakan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Peraturan Bupati Kabupaten Alor Nomor 9 tahun 2011 tentang penggunaan biaya
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Kalabahi 2011
Said, Mas’ud. 2004. Arah Baru Otonomi Daerah.UMM Press

Wahab, Solichin Abdul. 2008. Analisis Kebijaksanaan dari formulasi Ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara. PT Bumi Aksara, Jakarta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Dan R&D. Penerbit Alfabeta
Bandung
Suharto, Edi. 2008. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung :
Alfabeta
Suharto,Edi. 2011. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung Penerbit
Alfabeta

Internet
Anonimous, 2014. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
diakses pada tanggal 3 Mei 2014
http://www.google.com/url?saurl=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id
__________, 2014. Keputusan Mentri Kesehatan No.128 Tahun 2004 diakses
pada tanggal 3 Mei 2014
http://bksikmikpikkfki.net/file/download/KMK%20No.%20128%20Th
%202004%20ttg%20Kebijakan%20Dasar%20Puskesmas.pdf
__________, 2014. Pelayanan Kesehatan Dasar di Daerah Tertinggal, Perbatasan
dan

Kepulauan (DTPK) di akses pada tanggal 5 Mei 2014

http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com pelayanan-kesehatandasar-di-daerah-tertinggal-perbatasan-dan-kepulauan&Itemid=140
__________, 2014. Letak Kabupaten Alor diakses pada tanggal 4 januari 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Alor

___________, 2014. Dinas Kesehatan Kabupaten Alor
http://dinkeskabalor.blogspot.com/
Departemen Kesehatan RI. Definisi Pelayanan Keehatan, diakses dari
http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-pelayanankesehatan.html pada tanggal 5 Mei 2014
Haedar Akib. Artikulasi Konsep Implementasi Kebijakan, diakses dari
http://rudisalam.files.wordpress.com/.../artikulasi-konsep-implementasikebijakan jurnal-baca-agustus-20081.doc pada tanggal 5 Mei 2014
William Dunn, Kebijakan Publik, diakses dari
http://id.wikipedia.org/Kebijakanpublik.html, pada tanggal 5 Mei 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Di era modern ini, kesehatan merupakan suatu hal penting yang tidak

terpisahkan dengan kehidupan masyarakat. Sehingga secara tidak langsung hal ini
memacu kepedulian pemerintah dan masyarakat akan pentingnya kesehatan. Oleh
karena itu hal-hal yang menyangkut pembangunan kesehatan perlu ditingkatkan
diantaranya melalui sarana-sarana kesehatan baik dalam hal kualitas maupun
kuantitasnya. Puskesmas merupakan salah satu sarana kesehatan yang disponsori
oleh pemerintah, dimana jumlahnya yang banyak telah menjangkau seluruh
nusantara sehingga dapat dinikmati seluruh bangsa Indonesia.
Pada prinsipnya pemerintahan yang baik dapat dilihat dari efektifitas fungsifungsi pemerintahan itu sendiri. Salah satunya adalah pelayanan publik yang
dilakukan oleh Pemerintahan yang efektif dapat memperkuat demokrasi dan hak
asasi manusia, mempromosikan kemakmuran ekonomi, mengurangi kemiskinan,
meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak dalam pemanfaatan sumber daya
alam, memperdalam kepercayaan pada pemerintahan dan administrasi publik.
Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk
memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang
merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan
penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring

1

dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang
peningkatan pelayanan publik, sebagai upaya untuk mempertegas hak dan
kewajiban setiap warga negara.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan norma hukum yang
memberi pengaturan secara jelas, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan
menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap warga
negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan
pelayanan publik.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai cita-cita bangsa Indonesia. Sesuai dengan amanat
pada Undang-undang tentang Kesehatan, “Pemerintah bertanggung jawab
merencanakan,

mengatur,

menyelenggarakan

membina,

dan

mengawasi

penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat”. 1
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
atau Kota yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pembangunan di
suatu daerah. Di dalam menjalankan peranan sebagai Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota (UPTD), Puskesmas berperan penting
dalam penyelenggaraan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
Kabupaten Kota dan merupakan Unit Pelaksana Tingkat Pertama serta ujung
tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.2

1
2

UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 14 Tentang Kesehatan.
Keputusan Mentri Kesehatan No.128 Tahun 2004.

2

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesehatan, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Hal ini dapat terwujud apabila pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat
merata dengan efektifitas pelayanan yang didukung oleh sarana dan prasarana
yang memadai.
Pelayanan Kesehatan merupakan upaya yang diselenggarakan sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. Jadi pelayanan kesehatan
adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif
(memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok atau masyarakat, lingkungan.
Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu
untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang
berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis
pelayanan, indikator dan nilai. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah standar
pelayanan minimal yang harus didapatkan oleh masyarakat dan menjadi program
yang ditetapkan oleh Pemerintah pusat dan pelaksanaanya diwajibkan kepada
Pemerintah Daerah sesuai dengan sumber daya dan kemampuan daerah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten atau Kota berdasarkan jenis pelayanan kesehatan

3

beserta indikator kinerja maka jenis pelayanan yang wajib diselenggarakan oleh
Kabupaten atau Kota ada 4 (empat) jenis yaitu pelayanan kesehatan dasar
(primer),

pelayanan

kesehatan

rujukan,

penyelidikan

epidemiologi

dan

penanggulangan kejadian luar biasa, serta promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat.3
Kabupaten Alor adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur,
Penduduk di kabupaten Alor berjumlah sekitar 196.179 jiwa dengan jumlah
populasi laki-laki 95.815 jiwa dan perempuan 100.364 jiwa, sedangkan luasnya
wilayah kabupaten alor adalah 2.864,64 km². Kabupaten Alor terdiri dari 3 pulau
besar dan enam pulau kecil yang saat ini ada penghuninya, yang dibagi menjadi
17 kecamatan secara administrasi pemerintahan. Secara geografis daerah ini
merupakan pegunungan tinggi yang dikelilingi oleh lembah. Lebih separuh luas
wilayah (63,94 %) merupakan daerah pegunungan dengan tingkat kemiringan
lebih dari 40°.4
Pembangunan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan
merupakan salah satu program utama Kementerian Kesehatan yang tercantum
dalam Rencana Strategi Kementerian Kesehatan 2010-2014. Masalah kesehatan
masyarakat di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) sampai saat
ini masih memerlukan perhatian khusus agar masyarakat di wilayah tersebut dapat
lebih mudah dijangkau dan menjangkau pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Di setiap wilayah kecamatan di Kabupaten Alor telah memiliki Puskesmas
dan Puskesmas pembantu, namun pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan
3

4

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/ 2008
Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Alor Tahun 2013

4

waktu bekerja petugas kesehatan dan beberapa petugas kesehatan bertempat
tinggal di luar kawasan Puskesmas sehingga pelayanan kesehatan kepada
masyarakat

mengalami

hambatan

dan

masyarakat

mengalami

kesulitan

mengakses pelayanan kesehatan, Sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan
petugas kesehatan sesuai dengan Undang- undang Kesehatan Nomor 36 tahun
2009 belum dapat dilaksanakan secara optimal karena kendala geografis dan
sosial.
Penyusunan Peta Pola Pelayanan Kesehatan di suatu wilayah sangat
tergantung pada akses, persebaran penduduk, pola penyakit, serta sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan. Dengan adanya Peta Pola Pelayanan Kesehatan
akan diketahui sarana prasarana, Sumber Daya Manusia yang diperlukan untuk
melakukan pelayanan yang efektif serta dapat mengembangkan sistem rujukan
yang sesuai dengan kebutuhan daerah setempat.
Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) menjadi prioritas
karena adanya disparitas antar wilayah DPTK dan Non DTPK, kondisi geografi
yang sulit ditempuh dan iklim atau cuaca yang sering berubah, luas wilyah DTPK
yang sangat besar, status kesehatan masyarakat yang masih rendah, sarana dan
prasarana kesehatan terbatas, terbatasnya jumlah, jenis dan mutu SDM kesehatan,
pembiayaan kesehatan terbatas dan tidak koordinir, sumber daya dan kekayaan
alam DTPK yang besar untuk daerah perbatasan terutama kedaulatan negara.
Pelayanan kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan menjadi
lebih sulit karena keterbatasan akses akibat kondisi geografis dan iklim yang
menyebabkan keterbatasan sarana prasarana pelayanan kesehatan maka akses

5

masyarakat ke sarana pelayanan kesehatan rendah dan minat tenaga kesehatan
juga rendah. Khususnya di daerah perbatasan dengan negara tetangga terdapat
masalah kesehatan yang berhubungan dengan mobilitas penduduk.
Pemerataan pelayanan yang diidamkan oleh pemerintah Kabupaten Alor
ternyata sampai sekarang belum dirasakan oleh masyarakat khususnya masyarakat
di pedesaan. Di Kecamatan Alor Timur ternyata masih banyak masyarakat di
pedesaan yang belum merasakan pelayanan yang layak dari pemerintah khususnya
layanan kesehatan. Kondisi geografis kecamatan Alor Timur yang begitu sulit
ternyata hanya memiliki 2 Puskemas sehingga warga dari desa-desa tertentu
masih sulit untuk menjangkaunya.
Seperti halnya warga dari desa Mausamang dan desa Elok mereka
mengatakan bahwa mereka harus berjalan kaki sekitar 10 - 15 Km untuk berobat
di Puskesmas Maritaing, seperti yang dikatakan seorang warga desa “kami
biasanya kalau sakit harus jalan kaki, kalau laut tenang baru kami bisa pakai
perahu motor tapi kalau musim gelombang berarti mau tidak mau, sakit tidak
sakit kami harus berjalan kaki”. Masyarakat setempat sangat berharap pada
pemerintah daerah saat ini dalam pelayanan kesehatan.
Di Kecamatan Alor Timur masih ditemui banyak Puskesmas Pembantu
yang sudah dibangun dengan dana daerah yang cukup besar namun dibiarkan
terlantar begitu saja sampai saat ini. Seperti halnya Puskedes desa Elok
Kecamatan Alor Timur yang sudah dibangun sejak tahun 2007 ternyata sampai
dengan saat ini menjadi bangunan tua milik pemerintah yang setiap harinya
dipenuhi dengan kambing. Menurut warga setempat bahwa sejak tahun 2007

6

setelah selesai dibangun sampai dengan sekarang belum difungsikan atau dengan
kata lain belum ada tenaga yang ditempatkan. Hal ini menurut warga setempat
sudah disampaikan kepada pemerintah namun tidak ada tindak lanjut sampai
dengan sekarang. Warga berharap dalam waktu dekat pemerintah bisa
memperhatikan mereka untuk mengatasi masalah layanan kesehatan yang sangat
memprihatinkan ini.
Secara teoritis, tujuan utama otonomi daerah seharusnya untuk memajukan
standar pelayanan pemerintah yang lebih baik. Terutama pasal 11 UU No.22
Tahun 1999, sektor pelayanan kesehatan didevolusikan kepada pemerintah
kabupaten dengan kewajiban untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada masyarakat.5
Pada sisi yang lain, sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang luas
masih ditemukan keterbatasan sarana prasarana pelayanan kesehatan khususnya di
daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan sehingga akses masyarakat ke sarana
pelayanan kesehatan rendah. Di sisi lain, kurangnya minat tenaga kesehatan yang
bersedia ditempatkan di wilayah daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan turut
menyumbang status kesehatan masyarakat yang tergolong rendah.
Upaya pengimplementasian pelayanan kesehatan tersebut secara khusus
akan menjadikan kawasan perbatasan sebagai kawasan beranda depan yang
berinteraksi positif dengan negara tetangga dan secara umum meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK).

5

DR. M. Mas’ud Said. Arah Baru Otonomi Daerah.UMM Press, 2004. Hlm 264.

7

B.

Rumusan Masalah
Agar masih dalam batasan pembahasan untuk memfokuskan penelitian

perlu kiranya dirampungkan rumusan masalahnya yakni, Bagaimana Proses
Implementasi

Pelayanan

Kesehatan

Puskesmas

Maritaing

Terhadap

Masyarakat di Wilayah Perbatasan Kabupaten Alor ?. Dari rumusan masalah
ini diharapkan menemukan data sebagai rujukan untuk menjadi bahan analisa
selanjutnya.
C.

Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian merupakan konsistensi penulis sebagai pertimbangan

rasional supaya memberikan kontribusi. Tujuan merupakan unsur yang
diharapkan sebagai faktor penentu agar orang lain bisa mengetahui apa yang
menjadi keinginan dari peneliti. Adapun hasil yang ingin dicapai dari penilitian
sebagai berikut :
a)

Untuk mengetahui proses implementasi kebijakan pemerintah Kabupaten
Alor dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat daerah
perbatasan di Kabupaten Alor

b) Untuk mendapatkan pengetahuan tentang implementasi

kebijakan

pemerintah dalam pelaksanaan pelayanan publik di aras lokal untuk
mewujudkan good governance
D.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tentang Implementasi Pelayanan Kesehatan

Puskesmas Maritaing Terhadap Masyarakat di Wilayah Perbatasan Kabupaten
Alor adalah sebagai berikut :

8

a.

Secara teoritis memberi sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu
Pemerintahan serta ilmu lain yang terkait dengan hasil penelitian ini.

b.

Secara praktis memberi masukan kepada pemerintah Kabupaten Alor
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di daerah
perbatasan

c.

Memberikan masukan sekaligus menambah ilmu pengetahuan dalam dunia
akademis,

khususnya

tentang

hal-hal

yang

berhubungan dengan

implementasi kebijakan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat di daerah perbatasan.
E.

Definisi Konseptual
Konsep

adalah

istilah,

terdiri dari suatu kata atau

lebih

yang

menggambarkan suatu gajala atau menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu. Bailey
(1982) menyebutnya sebagai persepsi (mental image) atau abstraksi yang
dibentuk dengan mengenaralisasikan hal-hal khusus. Ketentuan ini agar dalam
penulisan ini ada pada batasnya dan tetap pada bahan persoalan judul penelitian
yang diangkat maka peneliti akan mengemukan satu persatu pengertian dari judul
sebagai berikut:
1)

Implementasi kebijakan merupakan tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah dan swasta baik secara individu maupun secara kelompok yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan.

2)

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dalam

Negara

Kesatuan Republik Indonesia

9

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3)

Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk
barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung
jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan.

4)

Daerah Tertinggal, Perbatasan, Dan Kepulauan (DTPK) adalah wilayah
kepulauan di Republik Indonesia yang terpencil dan berada di kawasan
perbatasan dengan negara tetangga. Pelayanan kesehatan di kawasan ini
adalah salah satu program utama Kementerian Kesehatan yang tercantum
dalam Rencana Strategi Kementerian Kesehatan 2010-2014.

F.

Definisi Operasional
Memperoleh data atau indikator-indikator yang menuju pada konsep yang

ingin didapat maka aktifitas penelitan memiliki definisi operasional atau dengan
kata lain, langkah-langkah untuk mencapai hasil data dan metode operasionalnya
sebagai alatnya.
a.

Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Pelayanan Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Maritaing. Indikatornya:

1.

Sarana pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Maritaing

2.

Prasarana pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Maritaing

b.

Penyelengaraan pelayanan kesehatan dasar masyarakat di Puskesmas
Maritaing. Indikatornya:

1.

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

2.

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin

10

3.
c.

Penanganan sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Maritaing
Penyuluhan Kesehatan atau perilaku tenaga kesehatan pada masyarakat di
Puskesmas Maritaing. Indikatornya:

1.

Jumlah pasien yang berkunjung di Puskesmas Maritaing

2.

Promosi Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Maritaing

d.

Pengadaan

Tenaga

Kesehatan dalam

pelayanan

kesehatan

dasar

masyarakat di Puskesmas Maritaing. Indikatornya adalah Strategi
Pemerintah daerah Kabupaten Alor dalam menarik minat tenaga kesehatan
untuk ditempatkan di Puskesmas Maritaing.
G.
1.

Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis Penelitian dalam skripsi ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan

penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu
program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu, tujuannya untuk
memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam serta menggambarkan dan
menelah secara lebih jelas dari beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi,
situasi dan fenomena yang sedang diselidiki
Studi kasus menghasilkan data untuk selanjutnya dianalisis untuk
menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif,
data studi kasus diperoleh dari wawancara, observasi, dan arsip yang berkaitan
dengan Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan
Pelayanan Kesehatan Puskesmas Maritaing Terhadap Masyarakat Di Wilayah
Perbatasan Kabupaten Alor.

11

2.

Sumber Data

a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukakannya. Data primer disebut juga data asli yang merupakan data pokok
dimana data di dapatkan langsung dari narasumber sebagai informan atau subyek
yang di tunjuk secara langsung oleh peneliti. 6
Data primer dalam penelitian ini adalah orang (Pejabat) terkait yang
dianggap kompeten dan dapat dipertanggung jawabkan kapabilitas dirinya untuk
dijadikan nara sumber untuk mendapatkan data. Data primer dari penelitian ini
adalah mencakup Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor, Kepala Puskesmas
Maritaing, dan masyarakat di wilayah Alor Timur sebagai aktor. Data primer
meliputi unsur, element dan faktor-faktor yang dapat mensukseskan ruang lingkup
penelitian. Data primer merupakan sumber penting atau dengan kata lain data
primer adalah data pokok.
b)

Data Sekunder
Sumber data sekunder, diperoleh dari teknik dokumentasi dan kepustakaan.

Hal ini dapat dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan. Hal ini dapat
dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data melalui informasi secara
tertulis atau gambar-gambar yang berhubungan fakta dan kondisi dilapangan.
Data sekunder merupakan data-data pembantu untuk menguatkan sumber
informasi yang didapatkan dari sumber primer. Data sekunder terdiri atas berbagai
6

Iqbal Hasan. Analisis Data Peenlitian Dengan Statistik. Bumi Aksara jakarta, 2004. Hlm. 19.

12

macam, misalnya dari surat menyurat pribadi, buku harian, notula rapat
perkumpulan sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah.
Sifat dari data sebagaimana disinggung di atas dapat berupa berbagai
macam selain itu misalnya data-data sekunder ini dapat berupa arsip-arsip, berupa
catatan tertulis, literatur yang menjadi bahan referensi, buku-buku atau literaturliteratur, berita-berita atau tulisan di internet, perundang-undangan yang terkait
dengan aspek bahan yang diteliti.
3.

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Dinas Kesehatan Kabupaten Alor, Pusat

Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) Maritaing di Kecamatan Alor Timur, dan
masyarakat sekitar wilayah perbatasan yang merasakan pelayanan kesehatan.
Alasan memilih lokasi ini karena selain lokasi penelitan ini berada di wilayah
perbatasan negara, peneliti juga dapat mengetahui pelayanan kesehatan dasar
terhadap masyarakat di Kecamatan Alor Timur. Peneliti dapat melakukan
kegiatan penelitian dan melakukan pengamatan dalam waktu yang cukup lama
untuk mendapatkan hasil penelitian kualitatif yang lebih bermutu dan akurat,
sehingga hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan apa yang
sudah peneliti lakukan di lapangan.
4.

Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan subjek yang dapat secara valid memberikan

data atau informasi sekaligus bahan sesuai dengan objek yang diteliti. Dalam
penelitian ini istilah yang digunakan peneliti untuk menunjuk subjek penelitian
adalah informan.

13

Subyek penelitian adalah orang yang bermanfaat untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar sebuah penelitian, karena sebagai
subyek yang mampu memberikan informasi yang luas-luasnya, maka dalam
penelitian ini peneliti sangat berhati hati dalam menentukan informan, agar
didapatkan informasi yang valid dan lengkap.
Peneliti menggunakan teknik snowball yaitu penggalian data melalui
wawancara mendalam dari satu informan ke informan lainnya. Informan yang
dimaksud peneliti dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Alor, Kepala Puskesmas Maritaing, dan masyarakat di wilayah Kecamatan Alor
Timur yang menjadi target dari implementasi kebijakan.
5.

Teknik Pengumpulan Data

a)

Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dalam

mengumpulkan data. Pandangan Esterberg mendefinisikan interview sebagai
berikut “a meeting of two persons to exchange information and idea through
question and responses, resulting in communication and join construction of
meaning about a particular topic”.7 Wawancara adalah merupakan pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dilakukan untuk
dapat menemukan permasalahan yang diteliti dan untuk mengetahui hal-hal yang
di teliti secara lebih mendalam.

7

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Dan R&D. Penerbit Alfabeta Bandung. 2011. Hlm 145.

14

Metode wawancara dalam penelitian sering digunakan sebagai sarana untuk
mendapatkan lebih banyak lagi informasi dari narasumber dan yang memiliki
kapabilitas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian terhadap
orang-perorang atau lebih dalam suatu tempat. Wawancara dilakukan dengan
informan yang dianggap mengerti dan mengetahui permasalahan yang hendak
diteliti penulis, teknik wawancara mendalam dalam penelitian ini ditujukan pada
informan peneliti yaitu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor, Kepala
Puskesmas Maritaing, dan masyarakat di wilayah Kecamatan Alor Timur.
Wawancara mendalam ini digunakan untuk mencari informasi tentang; (1)
Bagaimana proses Implementasi Pelayanan Kesehatan Puskesmas Maritaing
Terhadap Masyarakat di Wilayah Perbatasan Kabupaten Alor, (2) Bantuan apa
saja yang diberikan Pemerintah Daerah Kabupaten Alor kepada Puskesmas
Maritaing, (3) Apakah proses Implementasi Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Maritaing Terhadap Masyarakat di Wilayah Perbatasan Kabupaten Alor sudah
sesuai dengan program kerja dari Puskesmas Maritaing.
Wawancara mendalam ini dilakukan pada waktu dan konteks yang tepat
untuk mendapatkan informasi dan data secara valid serta menyeluruh, hal ini
dilakukan sesuai dengan keperluan untuk menjawab fokus masalah penelitian.
Dengan demikian hasil dan tujuan dari wawancara ini adalah untuk memastikan
kebenaran dan aktualitas fakta tentang proses Implementasi Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Maritaing Terhadap Masyarakat di Wilayah Perbatasan Kabupaten
Alor, dan Memperoleh data yang resmi langsung dari informan.

15

b)

Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah cara memperoleh data dengan mengadakan pengamatan

secara langsung di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi
non parstisipatif, karena peneliti hanya mengamati kegiatan pelayanan kesehatan
yang dilakukan petugas kesehatan di puskesmas maritaing terhadap masyarakat di
sekitar wilayah perbatasan tetapi peneliti tidak ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut ( patisipasi pasif ) dan yang menjadi pengamatan peneliti di lapangan
adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan petugas kesehatan di puskesmas
maritaing terhadap masyarakat di sekitar wilayah perbatasan. Tujuan observasi
atau pengamatan adalah

untuk memperoleh berbagai data konkret secara

langsung di lapangan atau tempat penelitian.
c)

Dokumentasi (Documentation)
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi

akan berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang.
Dokumentasi sebagai pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif. 8 Pengumpulan data dengan cara
menggunakan data-data berupa dokumen-dokumen, peraturan perundangundangan, dan dengan mengkaji arsip yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
seperti:
a.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan kabupaten Alor dalam pelayanan
kesehatan dasar masyarakat di daerah tertinggal, perbatasan dan
kepulauan (DTPK).

8

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Dan R&D. Penerbit Alfabeta Bandung. 2011. Hlm 147.

16

b.

Program Kerja Puskesmas Maritaing dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan dasar terhadap masyarakat

c.
6.

Dokumen-dokumen lain yang relevan dengan masalah fokus penelitian
Analisis Data
Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam bukunya Iqbal Hasan data adalah

proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan
hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan pada tema dan hipotesis. Analisis data yang dilakukan
terbatas pada teknik pengelolaan datanya, seperti pada pengecekan data dan
tabulasi. Dalam hal ini sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau angkaangka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsiran.9 Penafsiran atas
data temuan lapangan inilah yang paling penting untuk menghasilkan atas
beberapa proposisi terhadap pembahasan secara komprehensif dan memperinci
dan atau mempertegas dari data-data untuk menjelaskan temuan yang di dapat
dilapangan.
Analisis data dilakukan untuk mendapatkan proposisi, kategori dan
memberikan asumsi terhadap data-data. Analisa data merupakan metode untuk
mengambil atau menarik benang penghubung antara data yang di dapat dengan
meracik sedemikian rupa upaya menghasilkan suatu konsep, proposisi, variabel,
hipotesa dan grand teori yang akhirnya dapat memberi suatu kesimpulankesimpulan. Analisis data merupakan tehnik penulis untuk memberikan
penafsiran-penafsiran atas data untuk memperinci pada bagian-bagian subsistem

9

Iqbal Hasan. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. PT Bumi Aksara Jakarta, 2004. Hlm. 29-30.

17

dalam suatu pembahasan agar sistematika pembahasan dalam penulisan itu lebih
tersistematis.
Menurut Iqbal Hasan analisis data memiliki empat (4) tujuan sebagai
berikut :
a.

Memecahkan masalah-masalah penelitian

b.

Memperlihatkan hubungan antara fenomena yang terdapat dalam
penelitian

c.

Memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian

d.

Bahan untuk membuat kesimpulan serta implikasi dan saran-saran yang
berguna untuk kebijakan penelitian selanjutnya
Dari empat tujuan analisis data di atas merupakan upaya untuk memberi

titik penjelasan dalam penelitian ini. Peneliti harus secara cermat, teliti dalam
menarik hipotesis dan kesimpulan secara hati-hati karena, bagian terpenting dari
penelitian ini adalah mengartikan atas beberapa persepsi dari subjek penelitian
mengenai pelaksanaan pelayanan kesehatan Puskesmas Maritaing terhadap
masyarakat di wilayah perbatasan. tentu melihat persepsi dari subjek penelitian
harus bisa dilihat bahwa hal itu disesuaikan pada kondisi yang ada di daerah.

18

Dokumen yang terkait

Determinan Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Langkat Tahun 2015

4 55 139

Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah Terhadap Pelayanan Publik Bidang Perijinan Di Kabupaten Deli Serdang

1 89 133

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH PERKOTAAN PASCA GEMPA BUMI DI KABUPATEN ALOR (Studi Di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur)

0 15 2

UPAYA PEMERINTAH DALAM MENINGKATAKAN PELAYANAN TERHADAP MASYARAKAT (Studi Tentang Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumbawa)

0 3 3

PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MARGOYOSO KABUPATEN PATI (STUDI TENTANG PELAKSANAAN UU NO. 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK)

0 8 122

KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN, Kebijakan Pelayanan Kesehatan, Studi Pelayanan Pasien Pada Puskesmas Rawat Jalan Di Kabupaten Sukoharjo.

0 2 15

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PUBLIK TERHADAP PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT PADA PUSKESMAS DI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN.

0 0 14

Pelaksanaan Pelayanan Publik Di Pusat Pelayanan Masyarakat Perwakilan Pelayanan Kabupaten Agam.

0 0 8

PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA.

1 3 127

BAB II PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PERIZINAN SEBAGAI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN DELI SERDANG A. Pelayanan Publik - Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah Terhadap Pelayanan Publik Bidang Perijinan Di Kabupaten Deli Serdang

0 0 54