Hipotesis Latar Belakang Masalah

26 Pustaka Rob Krier, 1988, Architectural Composition,, Rizzoli, New York Catatan 1. Umum · Istilah kamar dan ruang sma, pakai salah satu dan dalam satu TA konsisten · Semua gambar, tabel, lampiran berikan nomor uurut, dengan format sesuai dengan panduan TA · Kop Gambar, koreksi lihat digambar Simpul Balok Kolom · Keterangan dimensi pada gambar antara keterangan dimensi atas dan bwah atau dimensi kiri dan kanan saling melengkapi, jangan di buat sama. 2. Bab III · Konsep hub ruang. Ruang jemur, masukkan dalam kotak layanan, dengan arah panah tetap seperti semula. · Zona piblik : jalan, zona semi publik: pekarangan depan dan teras. 3. Bab IV · Semua kata konsep dihapus · Air kotor. Statemnrumuskerangan lengkapi dengan sumber acuan Bab I Metode peren dan peranc, belum dikoreksi.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran diatas dapat dirumuskan hipotesis yaitu segmen sloof, kolom, balok, dinding, dan kuda-kuda pra pabrikasi dapat diaplikasikan dalam perencanaan dan perancangan rumah sederhana tumbuh tipe 27, 36, 45, 54, dan 70.

BAB I PENDAHULUAN

27

A. Latar Belakang Masalah

Rumah tinggal merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Setiap keluarga pasti membutuhkan rumah untuk kelangsungan hidup dan kehidupannya. Sebagai wadah kegiatan keluarga, rumah berperan besar sebagai tempat untuk pendidikan dalam keluarga sekaligus juga sebagai tempat untuk membentuk akhlak yang baik bagi anak-anak, karena keluarga adalah tempat belajar yang pertama dan utama sehingga nantinya akan tercapai kebahagiaan dan kesejahteraan manusia sebagai individu, anggota keluarga maupun anggota masyarakat. Rumah atau papan dalam urutan kebutuhan manusia menempati tingkat utama primer bersama dengan makan pangan dan pakaian sandang. Agak berbeda dengan kebutuhan sandang dan pangan, kebutuhan papan tidak dengan mudah dapat dipenuhi. Penyediaan rumah memerlukan investasi yang sangat besar dan hampir tidak tertanggungkan bagi sebagian besar masyarakat, terutama bagi mereka yang berpendapatan menengah ke bawah. Tingginya investasi pemilikan rumah mendorong upaya-upaya berbagai pihak untuk dapat mencapainya, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta untuk berupaya melakukan rekayasa teknologi untuk menurunkan harga agar kebutuhan akan tempat tinggal dapat dipenuhi sesuai dengan kondisi dan kemampuan masyarakat. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang tata guna lahan untuk pemukiman dan komposisi tipe bangunan agar tercapai keseimbangan pemenuhan kebutuhan rumah untuk masyarakat kurang mampu dan yang mampu. Lembaga keuangan perbankan, baik pemerintah maupun swasta didorong untuk menyediakan kredit pemilikan rumah rumah KPR agar pembelian rumah dapat dilakukan dengan mengangsur untuk jangka waktu tertentu. Pengembang developer sebagai pihak swasta menyesuaikan keterbatasan kemampuan masyarakat dengan membatasi luas lahan, memperkecil, dan menyederhanakan rumah. Pada intinya kualitas rumah diturunkan sampai standar minimal layak huni agar harga rumah dapat dicapai masyarakat. Harapannya kelak rumah inti ini dapat dikembangkan sesuai kemampuan dan kebutuhan. 1 28 Pengembangan rumah ini kemudian memberikan macam-macmam variasi bentuk sesuai dengan keinginan dan kemampuan penghuni rumah. Pada kondisi keterbatasan dana yang dimiliki, sesorang pembeli akan membeli rumah pada kondisi minimal yang masih dapat diterima. Kelak bila kemampuannya meningkat, dia akan mengubah dan mengembangkan rumahnya sesuai dengan kebutuhan, dan perkembangan kemampuan ekonominya. Komponen untuk dinding yang sering digunakan selama ini adalah seperti batu bata, dan batako sedang pelaksanaan pekerjaan komponen struktur seperti sloof, kolom dan balok dikerjakan secara konvensional. Komponen pra pabrikasi yang ada dipasaran lebih sering digunakan untuk bangunan-bangunan besar seperti pabrik, dan gedung-gedung perkantoran. Hal yang relatif baru yaitu berupa lock brick, yaitu bata yang dipasang tanpa spesi dan dapat menyatu karena masing-masing sisi terhubung saling mengunci, belum banyak dijumpai dipasaran. Ada juga panel dinding beton berongga prategang pracetak yang dibuat oleh PT. Beton Elemindo Perkasa, yang memiliki ukuran lebar modular 1200 mm, lebar spesial 600 mm, tebal 100 mm, dan panjang yang disesuaikan dengan pesanan maksimum 8 meter. Memiliki permukaan luar dan dalam yang halus kualitas beton ekspos, mutu beton K-450, tulangan PC-WIRE diameter 5 mm, dan memiliki volume rongga 28,4. WWW.PT.BetonElemindoPerkasa Tgl. 10 Oktober 2006. Komponen bangunan rumah tinggal seperti sloof, kolom, dan balok rumah- rumah tradisional hampir diseluruh Indonesia lazim menggunakan balok kayu, sedang rumah-rumah diperkotaan menggunakan sloof, kolom dan balok beton praktis yang dicor setempat. Komponen-komponen ini belum ada tersedia dipasaran dalam bentuk pra pabrikasi yang sudah siap dirangkai menjadi sebuah struktur kerangka dan dinding sebuah rumah tinggal. Untuk mendapatkan suatu solusi dari permasalahan kekurangan penyediaan perumahan, keterjangkauan harga rumah, dapat dibangun secara massal dalam waktu singkat, serta dapat dibangun bertahap dari tipe 27, 36, 45, 54, dan 70. luas lantai 70 m2 maka perlu dilakukan suatu perencanaan dan perancangan 29 komponen-komponen bangunan rumah tinggal. Dalam tugas akhir ini akan dirancang dan dikaji bentuk dan dimensi komponen sloof, kolom, balok dan dinding yang dapat diproduksi sebagai komponen pra-pabrikasi, sehingga rumah dapat dibangun bertahap. Selain itu akan dikaji pula kemungkinan penggunaan bahan untuk komponen-komponen tersebut.

B. Identifikasi Masalah