PENDEKATAN TERHADAP PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI
A. PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI I.
Hakikat Akuntansi : 1.1.1 Akuntansi sebagai ideologi
Ideologi merupakan pandangan umum yang terlepas dari wawasannya yang persial dan mungkin penting, mencegah kita untuk memahami masyarakat
di mana kita tinggal dan kemungkinan untuk mengubahnya.
1.1.2 Akuntansi sebagai bahasa
Akuntansi adalah satu alat mengkomunikasikan informasi suatu bisnis. Hal itu mungkin dapat dibuktikan sebagai berikut :
1. Symbol Karakter Leksikal dari suatu bahasa adalah unit-unit atau kata- kata “yang memiliki arti” dan dapat diidentifikasikan dalam bahasa
manapun. 2. Aturan tata bahasa dari suatu bahasa mengacu pada pengaturan sintaksis
pada bahasa apapun.
1.1.3 Akuntansi sebagai catatan historis
Akuntansi telah dipandang sebagai suatu sarana penyediaan sejarah atau historis
history suatu organisasi dan transaksi-transaksinya dengan lingkungannya. Binberg membedakannya menjadi empat periode :
1. Periode Pemeliharaan Murni 2. Periode Pemeliharaan Tradisional
3. Periode Utilisasi Aktiva 4. Periode Terbuka
1.1.4 Akuntansi sebagai realitas ekonomi masa kini
Tujuan utama dari gambaran akuntansi ini adalah penentuan laba yang sebenarnya, suatu konsep yang mencerminkan perubahan kesejahteraan
perusahaan pada suatu periode waktu.
1.1.5 Akuntansi sebagai system informasi
Akuntansi sebagai proses yang menghubungkan sumber informasi biasanya akuntan, saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima pengguna
eksternal.
1.1.6 Akuntansi sebagai komoditas
Akuntansi dipandang sebagai suatu komoditas yang merupakan hasil dari suatu aktivitas ekonomi. Akuntansi ada karena terdapat permintaan akan
informasi khusus dan akuntan mau dan mampu untuk menghasilkannya.
1.1.7 Akuntansi sebagai mitos
Akuntansi menciptakan mitos yang merupakan cara mudah memahami dunia ekonomi dan menjelaskan fenomena kompleks. Melalui akuntansi, suatu
fenomena ekonomi kompleks diterjemahkan bagi para pengguna dengan cara yang lebih mudah dan dapat dimengerti, sehingga menciptakan lebih banyak
mitos dari pada kenyataan.
1.1.8 Akuntansi sebagai alasan logis
2
Akuntansi digunakan untuk melekatkan makna terhadap peristiwa dan karenanya menyediakan suatu justifikasi bagi kejadian mereka di masa
mendatang, dengan adanya ketidaktepatan dan ketidakpastian yang melingkupi kebanyakan angka akuntansi, akuntansi mungkin digunakan sebagai suatu cara
untuk melegimitasi pemunculannya.
1.1.9 Akuntansi sebagai perumpamaan
Akuntansi berkontribusi sebagai suatu gambaran organisasi melalui peristiwa yang telah diseleksi dan transaksi yang terjadi di organisasi.
1.1.10 Akuntansi sebagai percobaan
Perusahaan-perusahaan dapat melakukan percobaan melalui pemakaian data, teknik, laporan atau pengungkapan akuntansi yang berbeda agar sesuai
dengan lingkungan tertentu yang mereka miliki dan untuk beradaptasi terhadap kondisi yang berubah, dan bukannya terhambat atau terpaku kepada
pendekatan konvensional yang sama.
1.1.11 Akuntansi sebagai distorsi
Akuntansi digunakan untuk mengendalikan atau memengaruhi tindakan- tindakan baik dari pengguna internal maupun eksternal, akuntansi menjadi
sasaran ideal bagi pihak-pihak yang mencoba untuk memanipulasi arti dari pesan yang akan dilihat oleh pengguna.
Metode yang digunakan untuk mendistorsi sistem informasi dapat diklasifikasikan menjadi enam kategori besar berikut ini :
1. Perataan atau penghalusan : mencakup proses pengubahan arus data alami atau terencana tanpa mengubah aktivitas actual dari organisasi.
2. Pembiasan : mencakup proses pemilihan tanda-tanda yang memiliki kemungkinan paling besar untuk diterima dan dipilih oleh pengirim.
3. Pemfokusan : mencakup proses baik penguatan ataupun pelemahan aspek-aspek tertentu dari sekumpulan informasi.
4. Permainan : mencakup proses menyelesaikan aktivitas-aktivitas oleh pengirim sehingga menyebabkan terkirimnya pesan.
5. Penyaringan : mencakup proses pemilihan aspek-aspek tertentu yang menguntungkan dari serangkaian informasi yang sama berharganya dari
komunikasi melalui pengumpulan, penyajian, agregasi, penahanan, atau penundaan.
6. Tindakan illegal : mencakup proses pemalsuan data dan akibatnya melanggar hukum privat atau public
1.2 Penyusunan Dan Verifikasi Teori
Akuntansi adalah kumpulan teknik-teknik yang dapat digunakan di area- area khusus, akuntansi dipraktekkan dalam suatu kerangka teoritis implisit yang
terdiri atas prinsip dan praktik yang diterima oleh profesi karena kegunaan dan logikanya.
1.3 Hakikat Teori Akuntansi
Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan basis bagi peramalan dan penjelasan perilaku dan peristiwa akuntansi. Kita asumsikan,
sebagai salah satu pasal dari kepercayaan, bahwa teori akuntansi adalah suatu hal yang mungkin.
1.4 Metodologi Dalam Perumusan Teori Akuntansi
Metodologi yang digunakan dalam formulasi suatu teori akuntansi secara tradisional adalah usaha untuk menjustifikasikan apa yang telah terjadi dengan
memodifikasikan praktek-praktek akuntansi. Teori tersebut dinamakan akuntansi
3
deskriptif. Sedangkan akuntansi normative adalah teori akuntansi berusaha untuk menjustifikasikan apa yang seharusnya terjadi, bukan apa yang terjadi.
1.5 Pendekatan Untuk Perumusan Teori Akuntansi
1.5.1 Pendekatan Non Teoritis
Pendekatan pragmatis dan pendekatan kekuasaan.pendekatan pragmatis terdiri atas penyusunan suatu teori yang ditandai oleh kesamaan dengan praktik
di dunis nyata yang berguna dalam artian memberikan solusi yang sifatnya praktis. Sedangkan pendekatan kekuasaan untuk merumuskan suatu teori
akuntansi yang terutama dipergunakan oleh organisasi professional terdiri atas penerbitan pernyataan sebagai regulasi dari praktik-praktik akuntansi.
Pernyataan neraca biasanya dinyatakan sebagai : AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
Persamaan laba akuntansi biasanya dinyatakan sebagai : LABA AKUNTANSI = PENDAPATAN –BEBAN
1.5.2 Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif dalam penyusunan teori manapun diawali dengan dalil dasar dan diteruskan dengan pengambilan kesimpulan logis mengenai
subjek yang dipertimbangkan. Langkah yang dipergunakan untuk memperoleh pendekatan dediktif akan meliputi :
1. menentukan tujuan dari laporan keuangan 2. memilih “postulat” dari akuntansi
3. menghasilkan “prinsip” dari akuntansi 4. mengembangkan “teknik” dari akuntansi
1.5.3 Pendekatan Induktif