Belajar Gerak dalam Pendidikan Jasmani

dalam aktifitasnya. Anak-anak yang kurang dalam kesempatan melakukan aktifitas fisik akan mengalami hambatan untuk berkembang.

2.4.3 Perkembangan Motorik Anak Sekolah Dasar

Perkembangan motorik anak SD merupakan perkembangan yang sangat baik untuk pertumbuhannya, bagi anak, bergerak merupakan inti hidupnya, gerak menembus semua fase dari perkembangannya, baik psikomotor, kognitif maupun afektif yakni ketiga kawasan tingkah laku manusia. Dari program gerak bagi anak-anak adalah perkembangan kompetisi psikomotorik, perkembangan psikomotorik merupakan pokok dari program pendidikan jasmani dan harus dipandang sebagai sarana untuk memacu kedua kompetisi lainnya yaitu kognitif dan afektif. Perkembangan psikomotorik memacu pada belajar gerak dengan sadar dan efisien dalam gerak. 1 Perkembangan Kognitif 2 Perkembangan Afektif 3 Perkembangan Kemampuan Fisik 4 Perkembangan Psikomotorik

2.4.4 Belajar Gerak dalam Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani dapat menyalurkan hasrat dan keinginan peserta didik untuk bergerak. Bergerak tidak hanya merupakan kebutuhan alami peserta didik usia SD, melainkan dari sisi lain juga dapat membentuk, membina dan mengembangkan individu peserta didik. Sementara itu dari sisi lain aktivitas geraknya dapat meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik Yanuar Kiram, 1992 : 4. Menurut Reuben B. Frost dalam Sugiyanto dan Sudjarwo, 1991 : 201, mengemukakan secara rinci mengenai fungsi pendidikan jasmani, yaitu sebagai berikut: 1 Mengembangakan ketrampilan gerak, dan pengetahuan bagaimana seseorang bergerak, serta pengetahuan tentang cara-cara gerakan dapat diorganisasi. 2 Untuk belajar menguasai pola-pola gerak dasar ketrampilan secara efektif melalui latihan, pertandingan, tari dan renang. 3 Memperkaya pengertian tentang konsep ruang, waktu dan gaya dalam hubungannya dengan gerakan tubuh. 4 Mengekspresikan pola-pola perilaku personal dan hubungan interpersonal yang baik didalam pertandingan dan tari. 5 Meningkatkan kondisi jantung, pru-paru, otot dan system organ tubuh lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dalam keadaan darurat. 6 Memperoleh manfaat serta bisa menghargai kondisi fisik dan bentuk tubuh yang baik, serta kondisi perasaan yang selaras. 7 Mengembangakan minat atau keinginan berpartisipasi dalam olahraga sepanjang hidup. Terdapat hubungan antara keterbelajaran gerak dengan pendidikan jasmani, apabila keterbelajaran gerak anak bagus, maka anak tersebut dalam melakukan tugas-tugas gerak dalam pendidikan jasmani dengan baik. Demikian sebaliknya dalam pendidikan jasmani anak harus dilatih gerakan-gerakan yang bervariasi dan beranekaragam sehingga anak memiliki ketrampilan gerak yang bagus.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan ditetapkan berdasarkan pada tujuan penelitian yang diharapkan. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian, sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan analisis kuantitatif, sesuai dengan tujuan agar dapat memperoleh data dengan lengkap sesuai yang diinginkan.

3.1 Metode Penentuan Subjek Penelitian

3.1.1 Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto 2002:108 populasi adalah sebagai keseluruhan subyek penelitian, semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis populasi yaitu populasi keterbelajaran gerak SD Negeri 02 Maoslor dan populasi responden sebagai faktor pendukung. Populasi keterbelajaran gerak yang terdiri dari siswa kelas 4, 5 dan 6 SD Negeri 02 Maoslor siswa putra dan siswa putri yang berjumlah 120 siswa. Sedangkan populasi responden terdiri dari Kepala Sekolah SD Negeri di Kecamatan Maos yang berjumlah 25 orang, Guru Penjasorkes SD Negeri di Kecamatan Maos yang berjumlah 25 orang, dan Tokoh Masyarakat di Kecamatan Maos yang terdiri dari : 2 orang pengurus Komite Sekolah Dasar, 3 orang tua wali murid, 5 orang tokoh masyarakat bukan orang tua wali yang peduli terhadap 32