5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi
Kemasyarakatan yang mengatur tentang pembentukan, hak dan kewajiban, kewenangan Pemerintah untuk melakukan pembinaan, dan
pembekuan, serta pembubaran organisasi kemasyarakatan. 6.
Peraturan pemerintah Nomor 18 Tahun 1986 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 8
tahun 1985
tentang Organisasi
Kemasyarakatan yang mengatur persyaratan pembentukan, fungsi, hak dan kewajiban, keanggotaan dan pengurus, pembinaan dan tata cara
pembentukan serta pembubaran organisasi kemasyarakatan. 7.
Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah
Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat yang mengatur
antara lain tugas kecamatan dalam hal pemeliharaan kerukunan umat beragama dan pendirian rumah ibadah.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Masalah
Untuk memperoleh data yang releven guna memperoleh jawaban atas permasalahan yang akan diteliti, maka pendekatan masalah yang dipergunakan
adalah pendekatan normatif dan pendekatan empiris. Pendekatan normatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan hukum berupa
undang-undang, peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Sedangkan pendekatan empiris adalah dengan cara mengumpulkan dan
mempelajari informasi secara langsung di lapangan.
3.2 Sumber Data
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari studi lapangan yaitu berupa
hasil wawancara dengan responden yang berkompeten terhadap masalah dalam penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari melalui studi
kepustakaan dan studi dokumentasi terhadap hukum dan undang-undang yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Data sekunder dalam penelitian normatif terdiri dari: 1.
Bahan hukum primer yang ada antara lain meliputi: a.
Undang-Undang Dasar 1945 b.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
c. Peraturan Bersama Menteri Agama Dan Menteri Dalam Negeri
Nomor 8 dan 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama,
dan Pendirian Rumah Ibadat d.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan
e. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 5 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dan Kelurahan Kota Bandar Lampung
2. Bahan Hukum Sekunder
Bahan-bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti
literatur-literatur, makalah-makalah
dan lain-lain
yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
21
3. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum yang memberikan petunjuk ataupun penjelasan terhadap bahan primer dan bahan sekunder meliputi Kamus Hukum dan Kamus
Besar Bahasa Indonesia dan Wikipedia.
21
Soekanto, Soerjono, “Pengantar Penelitian Hukum”, UI Pres: Jakarta, 1986.
3.3 Prosedur Pengumpulan Data
Untuk membantu dalam proses penelitian, maka penulis menggunakan macam prosedur pengumpulan data, yaitu:
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah data sekunder yang diperoleh dengan cara membaca, mengutip literatur-literatur, mengkaji peraturan perundang-
undangan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan yaitu mencari data dengan cara melakukan wawancara terbuka terhadap narasumber maupun pihak lain. Wawancara dilakukan
kepada Camat Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung, bidang kasi ketentraman dan ketertiban umum di Kecamatan Tanjung Senang Bandar
Lampung, ketua Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB Kota Bandar Lampung, ketua RT di lingkungan Way Kandis serta pejabat
struktural yang dipandang perlu terkait permasalahan dalam penelitian ini.
3.4 Prosedur Pengolahan Data
Apabila data yang diperoleh dari studi pustaka dan studi lapangan telah cukup, maka selanjutnya adalah melakukan pengolahan data yakni dengancara sebagai
berikut : 1.
Pemeriksaan data, yaitu berupa penentuan data sesuai dengan pokok bahasan apabila ada kemungkinan kurang atau keliru.