III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh  dari  Bank  Indonesia  dan  Badan  Pengawas  Pasar  Modal  Bapepam.
Data  yang  digunakan  merupakan  data  runtun  waktu  time  series  bulanan  dari Januari 2003 sampai dengan Desember 2006.
3.2. Metode Analisis
Metode  analisis  yang  digunakan  untuk  mengetahui  hubungan  dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah model koreksi kesalahan atau Error
Correction  Model ECM.  Adapun  syarat  untuk  menggunakan  model  koreksi
kesalahan yaitu jika minimal ada salah satu variabel yang tidak stasioner. Analisis model  jangka  panjang  dan  jangka  pendek  dilakukan  dengan  menggunakan
software E-Views 4.1 .
3.3. Analisis Runtun Waktu
Dalam  penelitian  ini  akan  dilakukan  uji  akar  unit  untuk  mengetahui apakah  data  yang  digunakan  stasioner  atau  tidak.  Ada  tidaknya  akar  unit  dapat
diketahui dengan menggunakan Augmented Dickey Fuller ADF Test. Kemudian, dilakukan  uji  derajat  integrasi  serta  uji  kointegrasi  untuk  mengetahui  adanya
hubungan  jangka  panjang  dengan  menggunakan  Engel-Granger  Cointegration Test
. Langkah selanjutnya adalah melakukan koreksi kesalahan error correction
dengan  menggunakan  ECM.  Langkah-langkah  dalam  pembuatan  ECM  adalah sebagai berikut :
3.3.1. Uji Akar Unit Unit Root
Uji stasioneritas dimaksudkan untuk  mengetahui sifat dan kecenderungan data yang dianalisis, apakah data tersebut mempunyai pola yang stabil stasioner
atau  tidak.  Apabila  ditemukan  data  yang  tidak  memiliki  sifat-sifat  di  atas,  maka berbagai indikator yang menyertai hasil analisis empirik atau hasil analisis model
regresi  tidak  menunjukkan sifat-sifat yang valid. Hipotesis yang digunakan yaitu sebagai berikut :
H : Data tidak stasioner mengandung akar unit
H
1
: Data stasioner tidak mengandung akar unit
Perbedaan antara data time series yang stasioner dan yang tidak stasioner adalah  dampak  guncangan  yang  terjadi  pada  data  time  series  yang  stasioner
bersifat  sementara.  Sejalan  dengan  waktu  dampak  dari  guncangan  tersebut  akan berkurang  dan  data  time  series  akan  kembali  ke  long  run  mean  levelnya  dan
berfluktuasi di sekitar mean tersebut. Perilaku dari data time series yang stasioner adalah sebagai berikut Thomas, 1997 :
1. Mean
dari data menunjukkan perilaku yang konstan. 2.
Data stasioner menunjukkan varians yang konstan. 3.
Correlogram yang menyempit seiring dengan penambahan waktu.
Data yang tidak stasioner cenderung mengalami perubahan yang mendasar seiring dengan berjalannya waktu atau time dependent. Adapun perilaku data yang
tidak stasioner yaitu sebagai berikut Thomas, 1997 : 1.
Data series yang tidak stasioner tidak memiliki long run mean. 2.
Memiliki  ketergantungan  terhadap  waktu  dan  varian  dari  data  yang  tidak stasioner akan semakin besar tanpa batas seiring dengan perubahan waktu.
3. Correlogram
dari data tersebut cenderung melebar.
3.3.2. Uji Derajat Integrasi
Uji  derajat  integrasi  merupakan  kelanjutan  dari  uji  akar-akar  unit.  Uji derajat  integrasi  merupakan  konsekuensi  dari  tidak  terpenuhinya  asumsi
stasioneritas  pada  derajat  nol  atau  I0.  Pada  beberapa  uji  derajat  integrasi  dari masing-masing variabel adalah sangat penting untuk mengetahui apakah variabel-
variabel  yang  digunakan  tidak  stasioner  dan  berapa  kali  variabel  harus  di- difference
untuk menghasilkan variabel yang stasioner. Pada uji ini variabel yang diamati di-difference pada derajat tertentu sehingga semua variabel stasioner pada
derajat  yang  sama.  Suatu  variabel  dikatakan  stasioner  pada  first  difference  jika setelah  di-difference  satu  kali  nilai  Augmented  Dickey-Fuller  ADF  Test  lebih
kecil dari nilai kritis MacKinnon.
3.3.3. Uji Kointegrasi
Setelah diperoleh hasil pengujian  akar-akar unit, sebuah penelitian dengan analisis  runtun  waktu  time  series  akan  dilanjutkan  pada  analisis  kointegrasi.
Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang long term relationship antara variabel-variabel  yang  tidak  stasioner.  Kointegrasi  berarti  walaupun  secara
individual tidak stasioner namun kombinasi linier antara variabel-variabel tersebut dapat  menjadi stasioner Thomas, 1997. Dengan kata lain, suatu sistem variabel
dikatakan  terkointegrasi  jika  beberapa  variabel  tersebut  minimal  satu  variabel terintegrasi pada level satu I1 dan berlaku kombinasi linier dari sistem variabel
tersebut  yang  terintegrasi  pada  level  nol  I0,  yaitu  disequilibrium  error  atau residual  u  bersifat  stasioner.  Engle  dan  Granger  juga  menyatakan  bahwa  suatu
uji  kointegrasi  dapat  dianggap  sebagai  uji  awal  untuk  menghindari  regresi  yang palsu.
Ada  banyak  cara  yang  dapat  dilakukan  untuk  melakukan  uji  kointegrasi, yaitu antara lain Engle-Granger Cointegration Test, Johansen Cointegration Test,
dan  Cointegrating  Regression  Durbin-Watson  Test.  Uji  kointegrasi  yang  akan digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  uji  kointegrasi  Engle-Granger.  Hal  ini
dikarenakan  persamaan  yang  digunakan  merupakan  persamaan  tunggal.  Metode kointegrasi  Engle-Granger  sebenarnya  menggunakan  metode  Augmented  Dickey
Fuller ADF  yang  terdiri  dari  dua  tahap.  Tahap  pertama,  meregresi  persamaan
OLS  kemudian  mendapatkan  residual  dari  persamaan  tersebut.  Tahap  kedua, dengan  menggunakan  metode ADF Test diuji akar unit terhadap residual dengan
hipotesis  yang  sama  dengan  hipotesis  uji  akar  unit  ADF  variabel-variabel sebelumnya.
Jika  hipotesis  nol  ditolak  atau  signifikan,  maka  variabel  residual  adalah stasioner  atau  dalam  hal  ini  kombinasi  linier  antar  variabel  adalah  stasioner.
Artinya meskipun variabel-variabel yang digunakan tidak stasioner, namun dalam jangka panjang variabel-variabel tersebut cenderung menuju pada keseimbangan.
Oleh  karena  itu,  kombinasi  linier  dari  variabel-variabel  tersebut  disebut  regresi kointegrasi.  Parameter-parameter  yang  dihasilkan  dari  kombinasi  tersebut  dapat
disebut sebagai koefisien-koefisien jangka panjang atau co-integrated parameters. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
ln NABS
t
= +
1
ln RGDP
t
+
2
ln M 2
t
+
3
ln RXCR
t
+
4
SWBI
t
+
5
INFL
t
+
6
ln JII
t
+
7
ln JRDS
t
+
t
3.1 Keterangan:
NABS
t
= Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah Rp Juta. RGDP
t
= Gross Domestic Product Rp Miliar. M
2
t
= Jumlah Uang Beredar Rp Miliar. RXCR
t
= Exchange Rate Rupiah per Dollar AS. SWBI
t
= Bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia . INFL
t
= Inflasi . JII
t
= Jakarta Islamic Index. JRDS
t
= Jumlah Reksadana Syariah. ,...,
7
= Koefisien yang diestimasi.
t
= Error.
3.4. Error Correction Model ECM