Analisis variabel makroekonomi dan indeks syariah terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah

(1)

ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKS

SYARIAH TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH

REKSADANA SYARIAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Ahmad Mursyidin

NIM : 105081002556

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

i l I' U 1 . , ^ ^ J ^ A l ^ OE n;^,'r^a 4Cr{4 r J ^ : -u r . r t . I r . U U O | l -u o l r V . J v t v r P -u t O i r 4 t 4 t r u v i l V l t d

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDEYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

Teip : (02-2i-7ae$18,7496006,Fax(62-2i17436006) 'vVebsiie : www.uiniki.ac.iri emaii : feis@uiniki.ac.iri / uinikt@indo.net.kt

' ^,-i wwwxwe *-?e*:!?H!e:an:1

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa N I M

J u r u s a n

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupa.kan replikasi maupun saduran dari hasil karva atau hasil penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi-maka skripsi dianggap gugui'dan hai'us melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta geiarni/a dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, Ahmad Mursyidin

105081002556 Manajemen

Ahmad Mursyidin 10 Juli 2010


(3)

ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDBKS SYARIAH TERHADAP NILAI AKTIVA BBRSIH

REKSADANA SYARIAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

' Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk meraih Gelar Sarjana Ekonomi.

Oleh : Ahm:rd l\{ursyitlin N I M : 1 0 5 0 8 1 0 0 2 5 5 ( )

Di Barvah Bimbingan

Pembimbing I

---^\

z'

( a - 0

/Dq

!raf. Dr. Ahmad Rodoni. MM

Pembimbing II

-44

o

{ffIwfrt'

\ T \

V

Indo Yama NaHudin. SE.. MAB NIP : 19690203 200i 12 1003 NIP : 19741127 2}01t21nn?

JURUSAN MAIIAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATULLAH

JAKARTA


(4)

t-.lari ini Selasa Tanggal 16 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian komprenhenslf atas nama Ahmad Mursyidin NIM : 105081002556 dengan 3riaut st<ripsi *AIrtALIsIs VARIABEL MAKROEKoNOMI DAN INDEKS -SYANIATT

TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH".Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut seiama ujian berlangsung. maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satttt syarat untuk rircniperoteh sarjanq Ekononri pada Jurusan Manajurlcn I:akultas [konorni dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

iakarta. l6 Juni 2009

Tim llenguii Uiian Komnrehensif

Kelua

PengujiAhli


(5)

Hari ini Kamis Tanggal l7 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh tetah dilakukan Ujian S*ripsi atas nama Ahmad Mursyidin NIM : 105081002556 dengan judul Skripsi SANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKS SYARIAH TERIIADAP NILAI AKTTVA BERSIH REKSADAFIA SYARlAHoo.Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta. l7 Juni 2010

Tim Pensuii Uiian Skripsi

(7/

k-#

<'dl

Indo Yama Nasarudin. SE..MAB Sekretaris

[e\s

Titi Dewi Warninda" SE., pI.Si Penguji Ahli II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Ketua

n

( v

'

Amalia" SE., MM Penguji Proposal Skripsi Penguji Ahli I


(6)

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Ahmad Mursyidin 2. Tempat & Tgl. Lahir : Bogor, 8 Desember 1986

3. Alamat : Jl. Kencana 1 No. 53 RT 003/002 Kel. Kencana Kec. Tanah Sareal Bogor 16167 4. Telepon/Hp : 0251 7532932 / 085697387370

5. Email : mursyidinahmad@yahoo.co.id

II. PENDIDIKAN

1. Tahun 1992-1998 : MI NURUL AMAL BOGOR 2. Tahun 1998-2001 : SLTP NEGERI 16 BOGOR 3. Tahun 2001-2004 : SMU NEGERI 6 BOGOR

4. Tahun 2005-2010 : UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Tahun 1998-2000 : Anggota PMR di SLTPN 16 Bogor 2. Tahun 2002-2003 : Anggota OSIS di SMUN 6 Bogor 3. Tahun 2002-2004 : Anggota ROHIS di SMUN 6 Bogor

IV. PENGALAMAN KERJA

1. Januari -Mei 2005 : Pegawai Restoran Soto Ambengan Pak Sadi Juanda Jakarta Pusat

2. Agustus-September 2008 : Magang di PT Parama Mega Jaya Serpong Tangerang

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. Kosasih (Alm) 2. Tempat & Tgl. Lahir : Bogor, 13 Oktober 1953 3. Alamat :

-4. Telepon : 0251 7532932 5. Ibu : HJ Nurhasanah

6. Tempat & Tgl. Lahir : Bogor, 15 Januari 1958

7. Alamat : Kencana 1 No 53 RT 003/002 Kel kencana, Kec. Tanah Sareal Bogor 16167


(7)

ii ABSTRACT

This research purpose to analyze influence the variables macroeconomics and syariah index toward net asset value syariah mutual funds until January 2005-February 2008 period. Variables this research is exchange rate rupiah toward US Dollar, inflation, SWBI and JII. This research uses path analyze approach, the meaning is for to analysis direct and indirect influence of eksogen variable to endogen variable, after doing the tests, the result is showing that all eksogen variables influence significan toward net asset value syariah mutual funds,where is for the exchange rate have value of direct influence in the amount of 9,79 % and indirect influence in the amount of -11,79% (with total influence in the amount of -1,99%), for the inflation have value of direct influence in the amount of 26,72 % and indirect influence in the amount of 8,00 % (with total influence in the amount of 34,73%), for the SWBI have value of direct influence in the amount of 6,76 % and indirect influence in the amount of -11,30% (with total influence in the amount of -4,54%), while is for the JII have value of direct influence in the amount of 48,58 % and indirect influence in the amount of -7,04 % (.with total influence in the amount of 41,54%). Compare of total influnce its four variables, the have influence more dominant toward net asset value syariah mutual funds is JII.

Keywords : Exchange rate of rupiah to US Dollar, Inflation, SWBI, JII, and Syariah mutual Funds


(8)

iii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalis pengaruh variabel makroekonomi dan indeks syariah terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah selama periode Januari 2005-Februari 2008. Variabel pada penelitian ini adalah nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, inflasi, SWBI dan JII.Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis jalur, maksudnya yaitu untuk menganalisis pengaruh langsung dan tidak lansung dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Setelah dilakukan pengujian, hasil tersebut menunjukan bahwa semua variabel eksogen berpengaruh signifikan terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah, dimana untuk nilai tukar rupiah memilki nilai pengaruh langsungnya sebesar 9,79% serta pengaruh tidak langsungnya sebesar –11,79% (pengaruh total sebesar -1,99%) , untuk inflasi memilki nilai pengaruh langsung sebesar 26,72% dan pengaruh tidak langsungnya sebesar 8,00% (pengaruh total sebesar 34,73%), untuk SWBI memilki nilai pengaruh langsung sebesar 6,76% dan pengaruh tidak langsungnya sebesar – 11,30% (pengaruh total sebesar -4,54%), sedangkan untuk JII memilki nilai pengaruh langsung sebesar 48,58% dan pengaruh tidak langsungnya sebesar – 7,04 % (pengaruh total sebesar 41,54%). Jadi dengan membandingkan pengaruh total dari empat variabel tersebut, yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah adalah JII.

Kata kunci : Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar, Inflasi, SWBI dan NAB Reksadana Syariah


(9)

iv

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun masih jauh dari sempurna. Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan nabi besar kita nabi Muhammad SAW yang telah membawa cahaya kehidupan bagi umat, keluarga dan sahabatnya.

Skripsi ini di susun untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam rangka menyelesaikan studi jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Analisis Variabel Makroekonomi

dan Indeks Syariah Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah”.

Disamping itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan, baik moril maupun materil. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Orang tuaku, Ibunda tercinta yang tak pernah berhenti mengiringi langkahku dengan doanya yang penuh keikhlasan,yang tak pernah letih menguatkanku dengan nasehat-nasehat bijaknya disaat ku lemah dan membuat ku tegar dalam menghadapi semua cobaan yang diberikan Allah SWT serta menjadi teladan bagi penulis untuk memamahi arti kesabaran dan kekhilasan.

2. Ahmad Fahmi, Khodijah, Robiatul Hasanah, Maulidah, Nuriah dan wafi adalah Kakak-kakakku yang selalu memberikan semangat dan dukungannya bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini sampai akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja keras mengembangkan FEB. 4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Pembimbing I dan Pudek Akademik,

yang telah memberikan bimbingan, tuntunan, motivasi, pengarahan yang luar biasa kepada penulis, serta menyempatkan waktunya untuk membaca dan mengkoreksi skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.


(10)

v Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala kebaikannya dengan sebaik-baiknya balasan.

5. IndoYama Nasarudin, SE., MAB, selaku Pembimbing II dan Ketua Jurusan Manajemen yang banyak meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan memberikan banyak ilmu-ilmu baru, serta dukungannya yang tak henti memberi semangat kepada penulis, semoga Allah SWT mencatat segala amal kebaikannya sebagai ibadah.

6. Untuk Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, staff akademik, karyawan dan petugas perpustakaan terimakasih semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya.

7. Sahabat–sahabat seperjuangan di Manajemen 2005, Andrie Setiadi, Yusup, Yeni, Uyet, Marcos, Wahyu Ariadi, Jumita, Nina, Ina, Mia, Dahlan, Ridwan, M. Wirawan, Rully Ahmad, Reza Okta, Fauzi, Enny, Ana, Iin Purwaningsih dan sahabat – sahabat semua yang penulis tidak sebutkan satu per satu, tanpa mengurangi rasa persaudaraan kita penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya dan memohon maaf apabila selama ini penulis banyak kesalahan dan kekurangan. Semoga persahabatan kita tetap dijaga oleh Allah SWT.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua yang membaca, amien.

Jakarta, Juni 2010


(11)

vi DAFTAR ISI

Daftar Riwayat Hidup ... i

Abstract ... ii

Abstrak ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xi

Daftar Lampiran ...xii

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ...13

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...13

1. Tujuan Penelitian ...13

2. Manfaat Penelitian ...14

Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Investasi ...15

1. Pengertian Investasi ...15

2. Jenis Investasi ...16

3. Dasar Hukum Investasi Syariah ...17

B. Reksadana ...20


(12)

vii

2. Pengertian Reksadana Syariah ...20

3. Pelaku Reksadana Syariah ...22

4. Proses Investasi Reksadana Syariah ...23

5. Jenis-jenis Reksadana ...25

6. Mekanisme Kerja Reksadana ...31

7. Alokasi Biaya Reksadana ...32

8. Keunggulan Manfaat Investasi di Reksadana ...34

9. Risiko Investasi di Reksadana ...35

C. Nilai Tukar Mata Uang ...36

1. Teori Kurs ...37

2. Sistem Nilai Tukar ...39

D.Inflasi ...41

1. Penggolongan Inflasi ...42

2. Pengukuran Inflasi ...43

E. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) ...43

F. Jakarta Islamic Indeks (JII) ...44

G. Nilai Aktiva Bersih ...47

H. Hubungan Antara Variabel Eksogen dengan Variabel Endogen ...48

I. Penelitian Terdahulu ...52

J. Kerangka Pemikiran ...59


(13)

viii Bab III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ...62

B. Metode Penentuan Sampel ...62

C. Metode Pengumpulan Data ...63

D. Metode Analisis ...64

E. Operasional Variabel Penelitian ...72

Bab IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...73

1. Pasar Modal Syariah ...73

2. Tentang Reksadana Syariah ...76

B. Penemuan dan Pembahasan ...78

1. Analisa Deskriptif ...78

2. Analisa Regresi Jalur...86

3. Gambar Diagram Jalur ...94

4. Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, Pengaruh Total ...96


(14)

ix Bab V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ... 103

B. Implikasi ………..104

DAFTAR PUSTAKA ... 106


(15)

x DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan

2.1 Karakteristik Reksadana ...30

2.2 Kesimpulan Hasil Penelitian Terdahulu ...56

3.1 Operasional Variabel Penelitian ...72

4.1 Data Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar ...78

4.2 Data Tingkat Inflasi ...80

4.3 Data Tingkat Sertifikat Wadiah Bank Indonesia ...82

4.4 Data Tingkat Jakarta Islamic Indeks ...83

4.5 Data NAB Reksadana Syariah ...85

4.6 Hasil Koefisien Determinasi ...86

4.7 Uji F Regresi ...87

4.8 Uji t Regresi ...88

4.9 Hasil Pengujian Secara Parsial ...90

4.10 Hasil Korelasi ...91

4.11 Analisis Korelasi Variabel Eksogen ...94

4.12 Total Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap NAB Reksadana Syariah ...96

4.13 Total Pengaruh Inflasi Terhadap NAB Reksadana Syariah ...97

4.14 Total Pengaruh SWBI Terhadap NAB Reksadana Syariah ...98

4.15 Total Pengaruh JII Terhadap NAB Reksadana Syariah ...99

4.16 Total Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, SWBI, dan JII Terhadap NAB Reksadana Syariah ... 100


(16)

xi DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan

2.1 Skema Elemen Reksadana Syariah ...22

2.2 Mekanisme Kerja Reksadana ...31

2.3 Kerangka Pemikiran ...60


(17)

xii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Keterangan

1 Output Regresi dan Korelasi Berdasarkan SPSS ... 111 2 Data Mentah Masing-masing Variabel ... 113 3 Data Setelah di LOG kecuali Inflasi dan SWBI masing-

masing dibagi 12 Setiap Bulannya ... 114 4 Daftar Produk Reksadana Syariah Periode Januari sampai


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bias diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri. Pasar modal indonesia dalam beberapa tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya ditandai dengan berkembangnya secara pesat reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) di pasar modal indonesia. Dalam perkembangannya, telah hadir reksadana syariah yang dimaksudkan untuk memberikan alternatif investasi yang lebih luas terutama para pemodal muslim. Dapat dijadikan catatan bahwa kemunculan reksadana syariahdi indonesia yang domotori oleh Danareksa Syariahterbitan dari PT Danareksa Investment Management tanggal 25 Juni 1997 merupakan cikal bakal kemunculan pasar modal syariah (Yoga Saltian, 2006:1).

Lahirnya reksadana merupakan suatu pemecahan baru terhadap wahana investasi dimana seorang pemodal dapat mengimplementasikan prinsip diversifikasi, “don’t put all your eggs into one basket”, tanpa harus mempunyai modal yang relatif besar, pengetahuan yang cukup dan tidak perlu mengorbankan waktu untuk memilih dan mengawasinya terus-menerus untuk memperhatikan kondisi dan perkembangan pasar. Per definisi,. Reksadana (mutual fund) adalah perusahaan investasi yang mengelola investasi saham,


(19)

2 obligasi, dan lain-lainnya, dengan menerbitkan surat berharga tersendiri yang ditujukan kepada para investor, sehingga para investor tersebut tidak perlu lagi melakukan investasi langsung terhadap berbagai surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek tetapi cukup membeli surat berharga yang diterbitkan reksa dana tersebut (www.jurnal-ekonomi.org).

Reksadana sendiri sebagai produk adalah cukup sederhana dan menarik. Sederhana karena produk merupakan dalam bentuk sertifikat yang terdiri dari berbagai instrumen pasar modal dan pasar uang. Pengetahuan yang baik mengenai kondisi perusahaan-perusahaan akan menjadikan sertifikat reksa dana sangat menguntungkan bagi calon investor yang tidak harus memilih hanya saham-saham tertentu. Begitupun, dalam situasi bursa efek yang berkepanjangan mengalami depresi, banyak sekali kalangan yang melihat reksa dana sebagai “resep” untuk membuat bursa menjadi bullish kembali. Fenomena maraknya produk reksadana ini tidak bisa ditutup-tutupi dan yang paling menonjol dari perkembangan industri reksadana adalah semakin banyaknya jumlah produk reksadana. Jadi, bukan tidak mungkin krisis perbankan justru bukan bencana bagi industri reksadana malah sebaliknya merupakan blessing in disguise. Data memperlihatkan sejak 1996 sampai dengan bulan April 2003 produk reksadana tumbuh pesat dan terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Setiap tahun rata-rata muncul lebih dari 18 reksadana baru yang akan semakin memberikan banyak pilihan investasi bagi masyarakat pemodal (www.bi.go.id).


(20)

3 Jenis reksadana itu sendiri cukup banyak, seperti reksadana pendapatan tetap yang 80 persen portofolio investasinya pada efek yang berbentuk surat utang seperti obligasi, reksadana pasar uang yang portofolio investasinya pada jenis instrumen pasar uang seperti SBI, reksadana saham yang portofolio investasinya terdiri dari saham dan reksadana campuran yang instrumen investasinya bisa berbentuk saham dan obligasi atau dikombinasikan dengan instrumen lainnya (www.pkes.org).

Satu bentuk investasi syariah adalah reksadana syariah. Saat ini, reksadana syariah merupakan investasi yang menarik bagi masyarakat yang ingin berinvestasi sesuai dengan syariah. Reksadana syariah merupakan alternatif investasi yang hanya menempatkan dana pada debitor yang tidak melanggar batasan syariah, dalam fundamental maupun operasional perusahaan, sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Dasar hukum reksadana syariah ialah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan menurut fatwa DSN-MUI NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang reksadana Syariah yaitu: “Reksadana syariah ialah Reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip Syari’ah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahib al-mal/ Rabb al Mal) dengan Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi (Burhanuddin Susanto, 2009: 73).


(21)

4 Reksadana syariah yang juga sering disebut dengan istilah Islamic Investment Fund atau Syariah Mutual Fund merupakan lembaga intermediari (intermediary) yang membantu surplus unit melakukan penempatan dana untuk selanjutnya diinvestasikan kembali (reinvestment). Selain untuk memberikan kemudahan bagi calon investor untuk berinvestasi di pasar modal maka pembentukan Islamic Investment Fund atau Syariah Mutual Fund juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kelompok investor yang menginginkan keuntungan dari sumber dan mekanisme investasi yang bersih dan dapat dipertanggungjawabkan secara religius serta tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, misalnya tidak diinvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat Islam. Seperti pabrik makanan/minuman yang mengandung alkohol, daging babi, rokok dan tembakau, jasa keuangan konvensional, serta bisnis hiburan yang berbau maksiat (MUI, 2001).

Perbedaan yang paling nampak dari operasional reksadana syariah dengan reksadana konvensional adalah proses screening dalam mengkonstruksi portofolio. Filterasi menurut prinsip syariah akan mengeluarkan saham yang memiliki aktivitas haram. Proses cleansing atau filterasi terkadang juga menjadi ciri tersendiri, yaitu membersihkan pendapatan yang dianggap diperoleh dari kegiatan haram, dengan membersihkannya sebagai charity

(Yoga Saltian, 2006:2).

Di Indonesia sekarang ini, proses screening terhadap produk saham yang berprinsip syariah sudah tidak terlalu sulit lagi, karena sudah ada indeks


(22)

5 saham berbasis syariah yaitu Jakarta Islamic Indeks (JII), yang dapat mempermudah pemilihan saham dan pengukuran kinerja investasi berbasis syariah. Selain itu instrumen pasar modal syariah lainnya yang sudah mulai marak adalah obligasi syariah, sedangkan pasar uang syariah sudah lebih dahulu berkembang dipelopori dengan pendirian bank berbasis syariahdengan nama Bank Muamalat.

Kegiatan investasi yang bernafaskan Islam khususnya reksadana akan menarik, terutama karena memberi keyakinan bahwa kegiatan investasi juga merupakan sebentuk kegiatan muamalah (keperdataan) dalam Islam. Reksadana syariah ini dapat dijadikan salah satu alternatif masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim untuk ikut serta dalam kegiatan pasar modal dengan cara yang halal, sesuai syariat agama. Mengingat hal tersebut, Indonesia jelas merupakan pasar potensial untuk tumbuhnya investasi yang bersifat islam seperti reksadana syariah.

Pertumbuhan dan perkembangan reksadana syariah mengalami kenaikan cukup pesat. Hal ini terlihat dari data statistik bahwa sampai dengan tahun 2003 hanya ada tiga reksadana syariah dimana satu diantaranya efektif pada tahun yang sama, sedangkan pada tahun 2004 terdapat sebanyak tujuh reksadana syariah baru dinyatakan efektif, sehingga sampai dengan akhir tahun 2004 secara kumulatif terdapat sepuluh reksadana syariah telah ditawarkan kepada masyarakat atau meningkat sebesar 233,33 persen jika dibandingkan dengan tahun 2003 yang hanya terdapat tiga reksadana syariah dengan total Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar Rp 168,11 M (www.reksadanasyariah.net).


(23)

6 Harus diakui bahwa sampai dengan akhir tahun 2004, total (NAB) reksa dana syariah baru mencapai Rp. 525,97 Milyar (0,51%) dari total NAB industri reksadana di pasar modal Indonesia yaitu sebesar Rp. 1,04 Trilyun. Namun jika dibandingkan dengan NAB reksadana syariah sampai dengan tahun 2003, maka terlihat meningkat sebesar 312,872% yaitu dari Rp 168,11 Milyar pada akhir tahun 2003 menjadi Rp.525,97 M pada akhir tahun 2004 (www.reksadanasyariah.net).

Pada tahun 2008, NAB reksadana syariah diterpa krisis turun hingga 17,72 % dibandingkan 2007. Jika pada tahun 2007 NAB reksadana syariah mencapai Rp 2,20 triliun maka pada tahun 2008 turun menjadi hanya Rp 1,814 triliun (www.kilasberita.com). Meskipun sempat turun nilai NAB di tahun 2008, namun hal itu tidak berlangsung lama karena pada tahun 2009 reksadana yang mencatat persentase pertumbuhan paling fantastis adalah reksadana syariah. Reksadana syariah berhasil tumbuh hingga 283% selama periode Januari-Mei 2009, dimana pada bulan Januari tercatat dana kelolaan sebesar Rp 769,78 M menjadi Rp 2,946 triliun di bulan mei 2009 (www.vibiznews.com).

Perkembangan reksadana syariah tidak terlepas dari berbagai macam faktor yang mendasari. Perubahan yang terjadi pada faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi perkembangan reksadana syariah baik secara positif maupun negatif. Variabel yang dapat digunakan untuk menganalisis perkembangan reksadana syariah adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari reksadana syariah tersebut.


(24)

7 Investasi di reksadana syariah merupakan aktivitas investasi yang juga akan dihadapkan pada berbagai macam risiko yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk mengurangi kemungkinan risiko yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang bersifat fundamental juga bersifat teknikal. Informasi bersifat fundamental yaitu informasi berasal dari dalam perusahaan, informasi bersifat teknikal adalah informasi dari luar perusahaan seperti politik, makroekonomi dan lain-lain.

Iklim investasi yang kondusif cenderung dikaitkan dengan perbaikan indikator makroekonomi. Kinerja pasar modal (saham) misalnya dapat dipengaruhi oleh banyak faktor terutama variabel-variabel makro ekonomi. Dalam kegiatan ekonomi makro terkandung aspek produksi, pendapatan, pengeluaran, anggaran nasional, jumlah uang beredar dan neraca pembayaran. Kondisi ekonomi makro yang stabil merupakan energi pendorong bagi berkembangnya pasar modal. terdapat empat faktor ekonomi makro yang berpengaruh terhadap kinerja pasar modal, dua di antaranya adalah kurs mata uang dan inflasi (I Putu Gede Ari Suta, 2000:13).

Nilai tukar ialah harga suatu mata uang yang diekspresikan terhadap mata uang lainnya. Nilai tukar dapat dipresentasikan sebagai sejumlah mata uang lokal yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing (Manurung dkk., 2008 : 6). Resiko nilai kurs merupakan resiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik dengan nilai tukar mata uang negara lain (asing). Perusahaan yang menggunakan mata uang asing


(25)

8 dalam menjalankan aktivitas operasional dan investasinya akan menghadapi resiko nilai tukar (kurs). Perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Salvatore Dominick,1997:140).

Fluktuasi nilai rupiah terhadap mata uang asing yang stabil akan sangat mempengaruhi iklim investasi dalam negeri, khususnya pasar modal. Terjadinya apresiasi kurs rupiah terhadap dollar misalnya akan memberikan dampak terhadap perkembangan persaingan produk Indonesia di luar negeri, terutama dalam hal persaingan harga. Apabila ini terjadi, secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap neraca perdagangan karena meningkatnya nilai eksport dibandingkan dengan nilai import, sebaliknya akan berpengaruh pula kepada neraca pembayaran Indonesia. Memburuknya neraca pembayaran negara akan berpengaruh terhadap cadangan devisa, berkurangnya cadangan devisa akan mempengaruhi kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia, yang selanjutnya menimbulkan dampak negatif terhadap perdagangan saham di pasar modal. Keadaan ini, bagi investor asing akan cenderung melakukan penarikan modal sehingga terjadi capital inflow (I Putu Gede Ari Suta, 2000:15).

Terjadinya penurunan kurs yang berlaku akan berdampak kepada perusahaan-perusahaan yang menggantungkan faktor-faktor produksi terhadap barang-barang import, besarnya belanja import dari perusahaan seperti ini akan mempertinggi biaya produksi, serta menurunnya laba perusahaan. Sehingga harga saham perusahaan tersebut akan anjlok di pasar modal.


(26)

9 Makroekonomi kedua adalah inflasi, inflasi adalah kecenderungan naiknya harga–harga secara umum yang berlaku dari waktu kewaktu, inflasi menunjukkan meningkatnya arus harga secara umum. Pembangunan akan berjalan lancar bila inflasi dapat ditekan serendah mungkin.

Apabila inflasi naik, akan berdampak pada naiknya harga bahan baku yang pada akhirnya akan menyebabkan menurunnya daya saing terhadap produk barang yang dihasilkan suatu perusahaan. Hal ini akan berdampak buruk pada harga saham perusahaan itu di pasar modal. Selain itu, meningkatnya inflasi akan menaikkan biaya perusahaan yang mengakibatkan menurunnya profitabilitas perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa efek yang pada akhirnya akan memperkecil deviden yang diterima oleh pemegang saham. Menurunnya pendapatan deviden yang diterima oleh investor maka akan semakin menurunkan minat masyarakat investor untuk berinvestasi dipasar modal seperti reksadana.

Besar kecilnya laju inflasi dapat mempengaruhi suku bunga riil. Hal ini cukup berpengaruh bagi instrumen-instrumen pasar modal yang memberikan tingkat pendapatan tetap seperti obligasi. Jika bunga tinggi, investor cenderung mengurangi kegiatan investasinya. Dana investor lebih suka diendapkan di bank dalam bentuk deposito. Sebaliknya bila inflasi turun, investor cenderung melakukan investasi di pasar modal, mengingat besarnya return yang di terimanya di pasar modal (I Putu Gede Ari Suta, 2000:14).


(27)

10 Makroekonomi ketiga dalam penelitian ini adalah SWBI (Sertifikat Wadiah Bank Indonesia) . SWBI merupakan SBI-nya bagi perbankan syariah. SWBI adalah sertifikat yang diterbitkan oleh BI sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah , sedangkan Wadiah adalah perjanjian penitipan dana antara pemilik dana dengan pihak yang dipercaya untuk menjaga dana titipan tersebut. (Bank Indonesia, 2003: 6). Hubungan SWBI dengan NAB seperti halnya hubungan antara suku bunga dengan harga saham adalah negatif atau berlawanan arah. Begitu pula yang terjadi pada SWBI sama dengan suku bunga, apabila SWBI dengan tingkat yang memadai maka pemodal akan memindahkan investasinya dari reksadana ke deposito syariah, demikian pula sebaliknya jika SWBI turun maka pemodal akan memindahkan investasinya dari deposito syariah ke investasi lain seperti reksadana sehingga NAB reksadana akan meningkat.

Di samping faktor makroekonomi, dalam mengembangkan pasar modal syariah, PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) telah meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan syariah Islam, yaitu Jakarta Islamic Index (JII). JII Beroperasi sejak tanggal 3 juli 2000 dan menggunakan tahun 1 januari 1995 sebagai data base (dengan nilai 100). JakartaIslamic Index terdiri atas 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah Islam.

JakartaIslamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor


(28)

11 untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah (Burhanuddin Susanto, 2008: 128). Ini berarti pergerakan dari JII akan dibarengi dengan pergerakan dari nilai reksadana syariah karena dalam reksadana syariah ada yang di investasikan dalam bentuk saham yang tentunya sesuai dengan syariah islam.

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan reksadana telah dilakukan, di antaranya oleh M Romas Sjahputra (2005), dimana inflasi, kurs nilai tukar, dan Jakarta Islamic Index (JII) pengaruhnya positif, sedangkan untuk SBI pengaruhnya negatif. Dari semua variabel yang diteliti, JII merupakan variabel yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana syariah sedangkan pengaruh variabel lainnya tidak signifikan.

Menurut Abdul Muthalib (2005), mengenai ”Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Tingkat Kinerja Reksadana Saham Periode 1998-2004”. Variabel independen yang digunakan yaitu : pendapatan nasional bersih, jumlah uang yang beredar, inflasi ,suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap US dollar. Hasilnya hanya terdapat satu variabel independen yang signifikan terhadap kinerja reksadana saham yaitu tingkat pertumbuhan pendapatan nasional bersih.

Menurut Hadori Yunus & Idrus Mahidin (2005) mengenai“Critical Factors yang Mempengaruhi Niali Aktiva Bersih Reksadana Syariah”. SWBI mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan dengan NAB Danareksa Syariah Berimbang, sedangkan JII berpengaruh positif yang sangat kuat serta signifikan terhadap NAB Danareksa Syariah Berimbang dan inflasi


(29)

12 berhubungan negatif yang rendah dan tidak signifikan terhadap NAB Danareksa Syariah berimbang.

Menurut Reno Virlandana A dan Budi Hermana (2005) mengenai “Hubungan Antara Reksadana Syariah, Nisbah Bank Syariah dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia Pada Periode Januari 2001 - Desember 2004” Hasilnya bahwa pergerakan Nilai Aktiva Bersih unit reksadana syariah berhubungan kuat positif dengan index syariah (JII) dan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). tetapi berhubungan kuat negatif dengan equivalent rate nisbah simpanan bank syariah dan sertifikat wadiah bank indonesia (SWBI).

Menurut Shandy Rahmadani Tayibnapis (2008) mengenai “Analisis Pengaruh Sertifikat Wadiah Bank Indonesia, Jakarta Islamic Index, Inflasi dan Valuta Asing Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah (Studi kasus Reksadana Danareksa Syariah Berimbang)”. Hasilnya dimana SWBI dan JII memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap NAB Danareksa Syariah Berimbang sedangkan inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan serta valuta asing pengaruhnya positif dan tidak signifikan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, untuk itu dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Variabel Makroekonomi dan Indeks Syariah Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah”. Pada penelitian kali ini ada tiga variabel makroekonomi yang akan digunakan ialah nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, inflasi, dan SWBI (Sertifikat Wadiah Bank Indonesia) dan indeks syariah yaitu JII serta NAB Reksadana Syariah. Perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah pertama pada


(30)

13 penelitian ini objek yang dipakai tidak hanya menggunakan satu produk reksadana syariah saja tetapi seluruh produk reksadana syariah selama periode penelitian. kedua, metode yang digunakan yaitu metode analisis jalur (Path Analysis).

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh variabel nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, inflasi, SWBI dan JII baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah?

2. Dari variabel nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, inflasi, SWBI dan JII, variabel apa yang paling dominan dalam mempengaruhi nilai aktiva bersih reksadana syariah?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisa pengaruh variabel nilai tukar rupiah terhadap US

Dollar, inflasi, SWBI dan JII baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah.

2. Untuk menganalisa variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah.


(31)

14

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh variabel makroekonomi dan indeks syariah terhadap NAB reksadana syariah. 2. Bagi investor, sebagai bahan referensi informasi dalam berinvestasi di

reksadana syariah.

3. Bagi Manajer Investasi, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan penempatan dana ke dalam portofolio efek investasi suatu reksadana syariah dan dalam rangka mempertahankan atau meningkatkan hasil reksadana syariah yang dimilkinya.

4. Bagi kalangan akademisi bisa dijadikan sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya.


(32)

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Investasi

1. Pengertian Investasi

Investasi menurut Bruce (2003:1) adalah “ investment is an initial forfeit of something we value exchage for anticipated benefit of getting back more the we put in ”. Menurut Hirt and Stanley (2003:5) “invesment as the commitment of current funds in anticipation of receiving a larger future flow of funds”

Investasi menurut Reilly (2003:5) adalah “...an investment is the current commitment of dollar for period of time in order a future payments that will composite the investor for :

a. The time the funds are commited b. The expected rate inflation, and c. The uncertainty of future payments.

Menurut Jogianto (2000:109) dalam bukunya berjudul “Teori Portofolio dan Analisis Investasi” memberi pengertian bahwa Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu.

Menurut Eduardus Tendellin (2001:3), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang.


(33)

16 Menurut Iswantono (2006:121), investasi adalah tindakan menanamkan uang dalam bentuk uang tunai, asset dan surat-surat berharga lainnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang sebagai pendapatan dari investasi tersebut.

Investasi menurut Jones (2007:3) yaitu “investment is the commitment of funds to one or more assets thet will be held over some future time period sedangkan investasi menurut Bodie dkk (2009:1) yaitu “ an investment is the current commitment of money or other resources in the expectation of reaping future benefits”.

2. Jenis Investasi

Menurut Abdul Halim (2005:4) pada umumnya investasi ada dua yaitu:

a. Investasi pada aset–aset finansial yaitu investasi pada aset–aset finansial baik yang dilakukan dipasar uang misalnya sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang dan lainnya, maupun dipasar modal misal saham, obligasi, opsi dan lainnya.

b. Investasi pada aset–aset riil yaitu investasi pada aset–aset riil yang dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, dan lain– lain.


(34)

17

3. Dasar Hukum Investasi Syariah

Dalam pasar modal syariah, terdapat beberapa landasan hukum yang secara tidak langsung terkait dengan kegiatan investasi, diantaranya firman Allah yang menegaskan bahwa (Burhanuddin Susanto, 2009:41) :

a. “Janganlah kamu menghambur-hamburkan harta secara boros. Karena sesungguhnya pemborosan itu adalah saudara – saudaranya setan” (QS. Al-Isra [17]:26-270.

b. “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. An-Nisa [4]:275)

c. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan perniagaan yang berlaku ridha sama ridha diantara kamu” (QS.An-Nisa [4]:29).

d. “Hai oarang – orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”

(QS.Al-Hasyir[59]:18).

e. “Dan Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan mereka. Karena itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang jujur” (QS.An-Nisa[4]:9).


(35)

18 Islam sebagai aturan hidup yang mengatur seluruh sisi kehidupan umat manusia, menawarkan berbagai cara dan kiat untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan norma dan aturan Allah SWT. Dalam berinvestasi pun Allah SWT. dan Rasul-Nya memberikan petunjuk (dalil) dan rambu-rambu pokok yang seyogyanya diikuti oleh setiap muslim yang beriman. Menurut Satrio dalam Nurul Huda dan Edwin (2007:24) diantara rambu-rambu tersebut adalah sebagai berikut:

a. Terbebas dari unsur riba

Riba secara etimologi berarti tumbuh dan bertambah, dan dalam terminologi syariah para ulama banyak memberikan definisi diantaranya: Riba merupakan kelebihan yang tidak ada padanan pengganti yang tidak dibenarkan syariah yang disyaratkan oleh salah satu dari dua orang yang berakad.Imam Badrudin Al ’Aini dalam kitabnya ’umdatu al-Qari mendefinisikan riba sebagai : ”riba adalah penambahan atas harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riil”.

b. Terhindar dari unsur gharar

Gharar secara etimologi bermakna kekhawatiran atau resiko, dan gharar berarti juga menghadapi suatu kecelakaan, kerugian, dan/ atau kebinasaan. Dan taghrir adalah melibatkan diri dalam sesuatu yang

gharar. Gharar juga dikatakan sebagai sesuatu yang bersifat tidak pasti (uncertainty). Jual beli gharar berarti sebuah jual beli yang mengandung unsur ketidaktahuan atau ketidakpastian (jahalah) antara


(36)

19 dua pihak yang bertransaksi, atau jual beli sesuatu yang objek akad tidak diyakini dapat diserahkan.

c. Terhindar dari unsur judi (maysir)

Maysir secara etimologi bermakna mudah. Maysir merupakan bentuk objek yang diartikan sebagai tempat untuk memudahkan sesuatu. Dikatakan memudahkan sesuatu karena seseorang yang seharusnya menempuh jalan yang susah payah akan tetapi mencari jalan pintas dengan harapan dapat mencapai apa yang dikehendaki, walaupun jalan pintas tersebut bertentangan dengan nilai serta aturan syariah. d. Terhindar dari unsur haram

Investasi yang dilakukan oleh seorang investor muslim diharuskan terhindar dari unsur haram. Sesuatu yang haram merupakan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT. dan Rasul-Nya nabi Muhammad SAW. dalam Al-Qur’an dan Hadist-Nya. Secara garis besar sesuatu yang haram dikategorikan menjadi 2 (dua); haram secara zatnya dan haram karena proses yang ditempuh dalam memperoleh sesuatu.

e. Terhindar dari unsur syubhat

Kata syubhat berarti mirip, serupa, semisal, dan bercampur. Dalam terminologi syariah syubhat diartikan sebagai sesuatu perkara yang tercampur (antara halal dan haram), akan tetapi tidak diketahui secara pasti apakah ia sesuatu yang halal atau haram, dan apakah ia hak ataukah batil.


(37)

20

B. Reksadana

1. Pengertian Reksadana

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 08 Tahun 1995, Pasal 1 ayat 27, reksadana adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi yang telah mendapat izin dari Bapepam.

Pengertian yang diberikan oleh I Putu Gede Ari Suta (2000:256), reksadana diartikan sebagai wadah berinvestasi untuk dapat mengembangkan uang di pasar modal. Pemodal menyertakan dananya dalam satu jenis reksadana (mutual fund), lalu manajer mengelola dana tersebut untuk meraih keuntungan dan memberikan imbal hasil (return) kepada pemodal atas penyertaan dananya.

Menurut Heri Sudarsono (2003:12) Reksadana berasal dari kata “Reksa” yang berarti jaga atau pelihara dan kata “Dana” berarti uang. Sehingga Reksadana pada umumnya diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara. Sementara Strong (2003:78) menyatakan bahwa “Mutual fund is an exasting portfolio of assets into which someone may invest directly”.

2. Pengertian Reksadana Syariah

Reksadana syariah (Islamic Investment Funds) dalam hal ini memiliki pengertian reksadana yang hanya menempatkan investasinya pada surat-surat berharga tertentu yang dikeluarkan oleh perusahaan yang hanya


(38)

21 memproduksi barang atau jasa yang sesuai dengan prinsip syariat islam (I Putu Gede.Ari Suta, 2000 :271).

Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.20/DSN-MUI/IV/2001, reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah islam, baik dalam bentuk akad, antara pemodal sebagai pemilik harta (shahibul maal/rabb al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil shahibul maal, maupun antara manajer investasi sebgai shahibul maal dengan pengguna investasi (Burhanuddin Susanto, 2009 : 74).

Reksadana Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang dapat dijadikan alternatif berinvestasi bagi masyarakat yang menginginkan (+) return dari sumber usaha yang bersih dan dapat dipertanggung jawabkan secara syariah. Tujuan utama reksadana syariah bukan semata-mata mencari keuntungan, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, komitmen terhadap nilai-nilai religiusitas, meskipun tanpa harus mengabaikan kepentingan investor (Burhanuddin Susanto, 2009 : 75).

Perbedaan reksadana syariah dan reksadana konvensional adalah adanya dua proses dalam rangka melakukan penempatan investasinya (majalah prospektif, 2001:45) yaitu :

a. Screening, pemilihan saham –saham yang sesuai dengan syariat islam (telah mendapat izin dari Dewan Syariah Nasional)

b. Cleansing, dalam berinvestasi manajer investasi selalu berpedoman pada fatwa yang dikeluarkan oleh DSN. Perusahaan yang efeknya


(39)

22 dibeli adalah perusahaan yang sejenis dan ruang lingkup kegiatannya sesuai dengan syariat islam. Bila sebagian kecil, yang jumlahnya tidak melebihi 5 % dari pendapatan perusahaan berasal dari kegiatan yang tidak sesuai dengan syariat islam. DSN masih mungkin mengizinkan berinvestasi. Selanjutnya bagian dari hasil investasi reksadana dalam bentuk shadaqah atau hadiah. Pemotongan hasil dalam bentuk

shadaqah dapat mengurangi NAB. Inilah yang dikenal dengan sebutan

cleansing.

Gambar 2.1

Skema Elemen Reksadana Syariah

Sumber : Burhanuddin Susanto, 2009:78

3. Pelaku Reksadana Syariah

Untuk mewujudkan Investasi melalui perusahaan reksadana syariah terdapat beberapa pelaku yang saling berhubungan (Burhanuddin Susanto,2009:75):

Reksadana Syariah Dewan Syariah

Investor Perusahaan

Mudharabah Bagi Hasil


(40)

23 a. Adanya semacam Dewan Syariah yang bertugas memberikan pengarahan tertentu kepada Manajer Investasi agar senantiasa sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Kedudukan dewan syariah berfungsi sebagai Shariah Compliance Officer (SCO) yaitu petugas disuatu perusahaan atau lembaga yang telah mendapat sertifikasi dari DSN-MUI dalam pemahaman mengenai prinsip-prinsip syariah dipasar modal.

b. Investor adalah pihak yang menggunakan perusahaan reksadana sebagai instrumen melakukan investasi. Kriteria investor diperusahaan reksadana tidak jauh berbeda dengan investor dipasar modal pada umumnya. Perbedaannya hanya terdapat pada volume dana yang diinvestasikan.

c. Perusahaaan reksadana syariah yang anggota utamanya terdiri dari Manajer Investasi dan Bank Kustodian.

d. Perusahaan lain yang dijadikan lembaga syariah reksadana sebagai instumen investasi.

4. Proses Investasi Reksadana Syariah

Proses investasi reksadana syariah didasarkan pada fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional yaitu pedoman pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah yang dikeluarkan pada tahun 2001. Menurut fatwa ulama pasal 2 (2001) proses investasi reksadana syariah (www. msi-uii.net) adalah :


(41)

24 a. Mekanisme operasional dalam reksadana syariah terdiri atas : (1) Antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan dengan sistem

waktualah (pendelegasian atau pemberian mandat); (2) Antara manajer investasi dengan pengguna investasi dilakukan dengan sistem

mudharabah.

b. Karakteristik sistem mudharabah : (1) pembagian keuntungan antara pemodal (shahib al-mal) yang diwakili oleh manajer investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak melalui manajer investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal; (2) Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan; (3) Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung risiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya.

Jenis dan instrumen investasi menurut fatwa ulama pasal 7 tahun 2001 (www.msi-uii.net) adalah :

a. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan syariah islam.

b. Instrumen keuangan meliputi : (1) Instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian dividen didasarkan pada tingkat laba usaha; (2) Penempatan dalam deposito pada Bank Umum Syariah; (3) Surat hutang jangka panjang yang sesuai dengan prinsip syariah.


(42)

25

5. Jenis-Jenis Reksadana

Bentuk reksadana konvensional dan syariah adalah sama berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1), berdasarkan bentuk hukum, reksadana di Indonesia ada dua, yaitu :

a. Reksadana Berbentuk Perseroan

Reksadana berbentuk perseroan adalah emiten yang kegiatan usahanya menghimpun dana dengan menjual saham dan selanjutnnya dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai aspek yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang (pasal 18 ayat 1 huruf a). Reksadana perseroan dapat berbentuk Reksadana terbuka dan reksadana tertutup (pasal 18 ayat 2).

Reksadana berbentuk perseroan adalah suatu perseroan terbatas (PT) yang dari sisi badan hukum tidak berbeda dengan perusahaan lainnya, perbedaan hanya terletak pada jenis usaha yang dijalankan. Dalam bentuk ini perusahaan penerbit reksadana menghimpun dana melalui penjualan saham kepada para investor, sehingga mereke memilki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut. Hasil dari penjualan saham kemudian di investasikan kedalam berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal atau pasar uang (Burhanuddin Susanto,2009:79).

Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan portofolio investasi pada surat berharga yang tersedia di pasar investasi. Dari pengelolaan


(43)

26 tersebut PT Reksadana akan memperoleh keuntungan dalam bentuk peningkatan nilai aset perusahaan, yang kemudian akan dibagi hasilkan kepada para investor yang memilki hak kepemilkan atas perusahaan tersebut (Huda dan Nasution, 2007:96).

b. Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).

Reksadana Kontrak Investasi Kolektif adalah kontrak antara manajer investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemodal atau pemegang unit penyertaan dimana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif (pasal 18 ayat 1 huruf b).

Reksadana KIK tidak menerbitkan saham, kecuali melalui unit penyertaan hingga jumlah yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Investor yang berpartisipasi akan mendapat bukti penyertaan berupa surat konfirmasi dari bank kustodian (Burhanuddin Susanto, 2009:83).

Karakteristik dari reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK) adalah (Burhanuddin Susanto, 2009:84):

1) Menjual unit penyertaan secara terus menerus sepanjang ada investor yang membeli

2) Unit penyertaan tidak dicatatkan di bursa

3) Investor dapat menjual kembali unit penyertaan yang dimilikinya kepada manajer investasi yang mengelola


(44)

27 4) Hasil penjualan atau pembayaran pembelian kembali unit penyertaan

akan dibebankan kepada kekayaan reksadana

5) Harga jual/beli unit penyertaan didasarkan atas nilai aktiva bersih perunit yang dihitung oleh bank kustodian secara harian.

Berdasarkan sifat operasionalnya, reksadana dibagi menjadi dua yaitu (Sawidji Widoatmodjo, 2007 : 198) :

a. Reksadana Tertutup (Closed-end Fund)

Reksadana yang tidak dapat dijual kembali kepada perusahaan manajemen investasi yang menerbitkannya. Unit penyertaan reksadana tertutup hanya dapat dijual kembali kepada investor lain melalui mekanisme perdagangan di Bursa Efek. Harga jualnya bisa diatas atau dibawah Nilai Aktiva Bersihnya.

b. Reksadana Terbuka (Open-end Fund)

Reksadana yang dapat dijual kembali kepada Perusahaan Manajemen Investasi yang menerbitkannya tanpa melalui mekanisme perdagangan di bursa efek. Harga jualnya biasanya sama dengan Nilai Aktiva Bersihnya. Sebagian besar reksadana yang ada saat ini adalah merupakan reksadana terbuka.

Berdasarkan alokasi portofolio investasi dan target investasi investor, produk-produk reksadana yang dipasarkan oleh sejumlah manajer investasi dibedakan menjadi beberapa jenis di antaranya (Parluhutan Situmorang dkk., 2010:15-17) :


(45)

28 a. Reksadana Pasar Uang

Reksadana pasar uang merupakan investasi pada pasar efek yang bersifat utang. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal atau menjadi pelengkap tabungan atau deposito investor.

Reksadana ini mempunyai risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan jenis reksadana lainnya. Karena instrumen investasi yang dipilih adalah instrumen utang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun, seperti SBI, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), sertifikat deposito, dan surat pengakuran hutang.

b. Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana pendapatan tetap melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Reksadana ini memilki risiko yang relatif lebih besar dari reksadana pasar uang dengan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi pula. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil untuk jangka menengah atau kurang dari lima tahun.

c. Reksadana Campuran.

Reksadana campuran adalah jenis reksadana yang menempatkan dana investasi milik investor pada efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang, yakni surat utang atau obligasi dan pada efek saham. Komposisi dana kelolaan pada reksadana campuran biasanya 40%-60% untuk investasi pada obligasi dan saham.


(46)

29 Mengingat komposisinya yang sangat variatif, sebelum menentukan pilihan pada reksadana reksadana campuran tertentu, investor harus benar-benar mengetahui bagaimana komposisi investasi yang terdapat pada reksadana campuran yang akan dipilih dengan mempelajari prospektus reksadana tersebut (Muhammad Sholahuddin dan Lukman Hakim, 2008:300).

Reksadana ini memiliki risiko moderat dengan tingkat pengembalian investasi lebih tinggi dari pada reksadana pendapatan tetap. Jenis ini cocok untuk investor yang sudah mengerti risiko investasi, tetapi belum ingin menginvestasikan seluruh dananya pada efek saham. Jenis reksadana ini bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan investasi jangka menengah ke jangka panjang, yakni antara 3-10 tahun.

d. Reksadana Saham.

Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menempatkan mayoritas dana investasi milik investor pada efek saham. Komposisi dana kelolaan pada reksadana ini biasanya di atas 75% atau sekurang-kurangnya 80% diinvestasikan pada efek bersifat ekuitas, yakni saham.

Berinvestasi pada reksadana jenis ini memilki risiko tinggi karena sifat harga saham yang fluktuatif. Akan tetapi, tingkat pengembaliannya sangat tinggi. Untuk itu reksadana ini cocok untuk investor yang sudah mengerti risiko investasi dan ingin memaksimalkan dana investasi untuk mendapatkan hasil yang tinggi dalam jangka panjang. Bisa


(47)

30 dimanfaatkan untuk mencapai tujuan investasi jangka panjang, di atas 10 tahun.

Tabel 2.1

Karakteristik Reksadana

Reksadana Tujuan Investasi Return Risiko Jangka Waktu Investasi Pasar Uang Keutuhan 100% modal,

likuid, return lebih kompetitif dibanding deposito

Rendah Rendah < 1 Tahun

Pendapatan

Tetap Hasil investasi berkala yang lebih kompetitif dibandingkan deposito

Sedang Sedang > 1 Tahun

Campuran Pertumbuhan investasi dan

pendapatan di atas deposito Tinggi Agak Tinggi Agak > 1 Tahun Saham Hasil investasi optimal

dengan risiko terdiversifikasi

Tinggi Tinggi > 1 Tahun

Sumber : Parluhutan Situmorang dkk, 2010:18

Selain empat jenis reksadana tersebut, masih ada reksadana jenis khusus atau reksadana struktur khusus yang merupakan reksadana yang memilki tujuan dan kebijakan investasi dengan struktur tertentu dan karakteristik khusus yang berbeda dengan reksadana yang saat ini telah diatur dalam peraturan Bapepam-LK. Namun tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lainnya dibidang pasar modal (Parluhutan Situmorang dkk., 2010:13).

Sejumlah produk reksadana khusus itu diantaranya adalah reksadana dengan perlindungan atau reksadana terproteksi, reksadana dengan penjaminan, reksadana indeks, reksadana penyertaan terbatas, dan juga reksadana yang diperdagangkan di bursa saham (ETF). Khusus untuk ETF,


(48)

31 mekanisme pembeliannya dilakukan dengan mekanisme perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, berbeda dengan reksadana lainnya yang bisa dibeli langsung kepada manajer investasi (Parluhutan Situmorang dkk., 2010:14).

6. Mekanisme Kerja Reksadana

Gambar 2.2

Mekanisme Kerja Reksadana Sumber : Parluhutan Situmorang dkk, 2010:56

Dari gambar di atas, bisa dijelaskan urutan proses atau mekanisme kerja sebuah reksadana, penjelasannya adalah sebagai berikut (Parluhutan Situmorang dkk, 2010:57) :

1. Permohonan pembelian atau penjualan kembali unit penyertaan

2. Penyetoran dana pembelian unit penyertaan atau pembayaran hasil penjualan kembali

3. Perintah transaksi investasi 4. Eksekusi transaksi

LAPORAN BULANAN

BAPEPAM

PENGAWASAN PEMODAL INVESTASI MANAJER

BANK KUSTODIAN

PERANTARA

DEPOSITO OBLIGASI SAHAM 8

1 2 10

7

6

5 3

9


(49)

32 5. Konfirmasi transaksi

6. Perintah penyelesaian transaksi

7. Penyelesaian transaksi dan penyimpanan harta

8. Informasi NAB per unit secara harian melalui media massa 9. Laporan valuasi harian dan bulanan

10.Laporan bulanan kepada BAPEPAM

7. Alokasi Biaya Reksadana

Reksadana memiliki tiga komponen biaya (Pratomo dan Nugraha, 2005:87) :

a. Biaya yang Menjadi Beban Manajer investasi.

Biaya ini merupakan biaya persiapan pembentukan reksadana seperti biaya pembuatan kontrak investasi kolektif dan dokumen-dokumen saat reksadana di daftarkan ke Bapepam. Biaya terbesar pada umumnya meliputi imbal jasa notaris, konsultan hukum serta akuntan publik. Biaya lainnya meliputi penerbitan prospektus dan formulir yang diperlukan sebelum penawaran umum serta biaya promosi lainnya. b. Biaya yang Menjadi Beban Reksadana.

Biaya yang dikenakan kepada reksadana adalah :

1) Imbal jasa Manajer Investasi yang besarnya antara 1% - 2,5% per tahun dari NAB Reksadana.

2) Biaya transaksi efek seperti komisi pialang, biaya transfer, biaya registrasi efek, bea materai dan lainnya.


(50)

33 3) Imbal jasa akuntan publik, notaris serta konsultan hukum.

4) Imbal jasa bank kustodian yang besarnya antara 0,15% - 0,25% per tahun dari NAB Reksadana.

5) Biaya pengiriman laporan bulanan, pembuatan serta pengiriman prospektus.

6) Biaya pajak. Biaya-biaya ini sudah termasuk dalam perhitungan NAB/unit harian yang dilakukan oleh bank kustodian sehingga perubahan NAB perunit penyertaan yang diumumkan setiap hari sudah merupakan hasil dari investasi bersih yang diperoleh investor (sebelum biaya pembelian dan penjualan kembali)

c. Biaya yang Menjadi Beban Investor.

1) Biaya Pembelian. Biaya yang dikenakan setiap kali investor melakukan pembelian unit penyertaan yang besarnya berkisar antara 1% - 3% dari harga unit penyertaan. Namun manajer investasi dapat memberikan diskon tertentu bagi investor dengan jumlah investasi tertentu.

2) Biaya Penjualan Kembali. Biaya ini dikenakan setiap kali investor melakukan penjualan kembali unit penyertaan yang dimilki dan besarnya berkisar antara 0 – 2% dari nilai transaksi. Umumnya smakin lama periode investasi maka semakin kecil biaya penjualan kembali yang dikenakan.

3) Biaya Pengalihan. Biaya ini dikenakan kepada investor ketika terjadi relokasi aset dengan cara berpindah dari suatu jenis


(51)

34 reksadana ke reksadana lain. Biaya ini meliputi biaya penjualan kembali pada saat keluar dari reksadana, kemudian dikenakan biaya pembelian kembali pada saat masuk reksadana lainnya.Hal ini tidak perlu terjadi jika relokasi dana tersebut dilakukan manajer investasi yang sama. Adapun besarnya biaya pengalihan berkisar antara 0,5% - 1% dari nilai transaksi.

8. Keunggulan dan Manfaat Investasi di Reksadana

Dibandingkan instrumen investasi lain, investasi di reksadana memilki keunggulan, dan manfaat sebagai berikut (Parluhutan Situmorang dkk., 2010:9) :

a. Para pemodal tak perlu memonitor aktivitas perdagangan saham, investasi mereka diurus oleh manajer investasi. Dengan begitu reksadana sangat cocok bagi pemodal yang baru akan melakukan investasi di portofolio efek untuk pertama kalinya.

b. Mendapat deviden dan bunga. c. Distribusi laba kapital.

d. Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko sehingga risiko berinvestasi di reksadana pun relatif lebih kecil dibanding investasi langsung seperti pada saham, obligasi, valas, atau lainnya.

e. Biaya rendah karena reksadana merupakan kumpulan dari banyak pemodal dan dikelola secara profesional.


(52)

35 g. Likuiditas terjamin karena pemodal dapat mencairkan kembali saham atau penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. h. Pengelolaan portofolio yang profesional oleh manajer investasi yang

andal.

9. Risiko Investasi di Reksadana

Risiko investasi pada reksadana diantaranya adalah sebagai berikut (Parluhutan Situmorang dkk., 2010:11) :

a. Berkurangnya nilai unit penyertaan, dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek yang menjadi bagian portofolio reksadana. Ini mengakibatkan turunnya nilai unit penyertaan. .

b. Risiko Likuiditas. penjualan kembali (redemption) sebagian besar unit penyertaan oleh pemilik kepada manajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi dalam menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut.

c. Risiko politik dan ekonomi. Perubahan kebijakan di bidang politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan tidak terkecuali perusahaan yang telah listing di bursa efek. Hal tersebut jelas akan mempengaruhi harga efek yang termasuk dalam portofolio reksadana. d. Aset perusahaan tidak di lindungi. Aset perusahaan reksadana sebagian

besar adalah sekuritas yang terdiri atas hak dan klaim hukum terhadap perusahaan yang menerbitkan. Hak yang bersifat intangible, tidak


(53)

36 memilki wujud fisik sekalipun pemilikan bisa dibuktikan oleh surat-surat berharga yang disimpan pada kustodian. Perlindungan terhadap aset reksadana dari risiko pencurian, kehilangan, serta penyalahgunaan adalah hal yang sangat penting.

e. Nilai aset perusahaan tidak bisa ditetapkan secara tepat sehingga NAB dari suatu saham reksadana tidak bisa dihitung dengan akurat.

f. Risiko Wanprestasi. Resiko yang timbul apabila rekan usaha manajer investasi gagal memenuhi kewajibannya. Rekan usaha dapat termasuk tetapi tidak hanya terbatas pada emiten, pialang, bank kustodian dan agen penjual. Melainkan semua pihak yang terikat dengan kewajiban terhadap perusahaan reksadana (Burhanuddin Susanto, 2009: 92).

C. Nilai Tukar Mata Uang

Menurut Faisal dalam Manurung dkk.(2008 : 6), nilai tukar ialah harga suatu mata uang yang diekspresikan terhadap mata uang lainnya. Nilai tukar dapat dipresentasikan sebagai sejumlah mata uang lokal yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing. Menurut Keown dkk (2005:777) Exchange Rate is the price of foreign currency stated in terms of the domestic or home currency.

Nilai tukar mata uang atau yang sering disebut dengan kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik, atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestik terhadap mata uang asing. Sebagai contoh nilai tukar (NT) Rupiah terhadap Dolar Amerika (USD) adalah harga satu dollar


(54)

37 Amerika (USD) dalam Rupiah (Rp), atau dapat juga sebaliknya diartikan harga satu Rupiah terhadap satu USD. Kurs ini dipertahankan sama disemua pasar melalui arbitrase. Arbitrase valuta asing adalah pembelian mata uang asing bila harganya rendah dan menjualnya bila harganya tinggi (Mugi Raharjo, 2009:29).

Resiko nilai kurs merupakan resiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik dengan nilai tukar mata uang negara lain (asing). Perusahaan yang menggunakan mata uang asing dalam menjalankan aktivitas operasional dan investasinya akan menghadapi resiko nilai tukar (kurs). Perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Salvatore Dominick, 1997:140).

1. Teori Kurs

a. Teori Keseimbangan Suku Bunga (Theory of Intereset Rate Parity) Teori IRP menyatakan bahwa perbedaan tingkat bunga (sekuritas) pada International Money Market akan cenderung sama dengan forward rate premium atau discount. (Hamdy Hady, 2005:60)

Dengan kata lain, berdasarkan teori IRP akan dapat diperkirakan berapa perubahan forward rate (FR) dibandingkan dengan spot rate

(SR) jika terdapat perbedaan tingkat bunga, misalnya antara tingkat bunga di dalam negeri dengan di negara lain. Dengan demikian seorang investor akan dapat menentukan dalam mata uang atau valuta asing apa dananya akan diinvestasikan.


(55)

38 Kondisi di mana tingkat rate of return yang ditawarkan dalam berbagai valuta asing adalah sama bila dihitung dengan satu satuan yang sama yang disebut kondisi paritas tingkat bunga (interest parity). b. Teori Keseimbangan Daya Beli (Theory of Purchasing Power Parity)

Pertama kali dikemukakan oleh David Ricardo pada tahun 1817 dan kemudian dikembangkan oleh Gustav Cassel pada tahun 1916. Prinsip Paritas Daya Beli, dipopulerkan oleh seorang ekonom Swedia (Levi, 2001:85), dinyatakan bahwa kurs antara dua mata uang dari dua negara, sama dengan nisbah atau rasio tingkat harga kedua negara yang bersangkutan.

Teori ini mendasari logika bahwa mata uang dalam standar kertas tidak mempunyai nilai intrinsik atau dapat dikatakan tidak didukung dan dikaitkan nilainya dengan suatu komoditi tertentu yang dijadikan standar sehingga nilai tersebut di dalam negeri ditentukan oleh kemampuan daya belinya.

c. International Fischer Effect Theory (IFE)

Menurut Hamdy Hady (2005:62) jika semua kondisi lainnya tetap (ceteris paribus), kenaikan perkiraan titik inflasi suatu saat pada akhirnya akan menimbulkan kenaikan titik bunga dari simpanan mata uang negara yang bersangkutan. Begitu pula sebaliknya, penurunan perkiraan inflasi (tingkat inflasi di masa yang akan datang) pada gilirannya akan mengakibatkan penurunan tingkat bunga .


(56)

39

2. Sistem Nilai Tukar

Pada dasarnya terdapat tiga sistem nilai tukar, yaitu: Pertama, fixed exchange rate atau sistem nilai tukar tetap. Kedua, floating exchange rate

atau sistem nilai tukar mengambang Ketiga, managed floating axchange rate atau sistem nilai tukar mengambang terkendali (Mugi Rahardjo, 2009:109-111).

a. Sistem Nilai Tukar Tetap

Pada sistem nilai tukar ini, nilai tukar atau kurs suatu mata uang terhadap mata uang lain ditetapkan pada nilai tertentu, misal; nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang dolar Amerika adalah Rp.8000 per dolar. Pada sistem nilai tukar ini bank sentral akan siap menjual atau membeli kebutuhan devisa untuk mempertahankan nilai tukar yang ditetapkan pemerintah, sebab, sebetulnya nilai tukar mata uang dengan mata uang lain bergantung atas permintaan dan penawaran mata uang itu sendiri. Apabila nilai tukar tersebut tidak lagi dapat dipertahankan, maka bank sentral dapat melakukan devaluasi ataupun revaluasi atas nilai tukar yang ditetapkan.

Devaluasi adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah pada suatu negara untuk secara sepihak menurunkan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang lainnya; misal nilai tukar rupiah yang semula ditetapkan sebesar Rp.8000 per dolar AS diturunkan menjadi Rp.9000 per dolar AS. Sebaliknya, revaluasi adalah kebijakan menaikkan nilai tukar negara tersebut terhadap mata uang lain.


(57)

40 b. Sistem Nilai Tukar Mengambang

Pada sistem nilai tukar ini, nilai tukar dibiarkan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar. Dengan demikian nilai tukar akan menguat apabila terjadi kelebihan permintaan diatas penawaran, dan sebaliknya nilai tukar akan melemah apabila terjadi kelebihan penawaran diatas permintaan yang terjadi di pasar valuta asing.

Nilai tukar dikatakan melemah apabila diperlukan nilai uang yang lebih banyak untuk membeli valuta asing dalam jumlah yang sama, misal nilai tukar rupiah melemah dari semula per dolar dapat dibeli dengan Rp.8000 menjadi Rp.9000 per dolar. Bank sentral dapat melakukan intervensi di pasar valuta asing, yaitu dengan menjual devisa dalam hal terjadi kekurangan pasokan atau membeli devisa apabila terjadi kelebihan penawaran untuk menghindari gejolak nilai tukar yang berlebihan di pasar, akan tetapi intervensi dimaksud tidak diarahkan untuk mencapai target tingkat nilai tukar tertentu atau dalam kisaran tertentu.

c. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali

Sistem nilai tukar mengambang terkendali merupakan sistem yang berada diantara kedua sistem nilai tukar diatas. Dalam sistem nilai tukar ini, bank sentral menetapkan batasan suatu kisaran tertentu dari pergerakan nilai tukar yang disebut intervention band (batas pita intervensi). Nilai tukar akan ditentukan sesuai mekanisme pasar


(58)

41 sepanjang berada di dalam batas kisaran pita intervensi tersebut. Apabila nilai tukar menembus batas atas atau batas bawah dari kisaran tersebut, bank sentral akan secara otomatis melakukan intervensi di pasar valuta asing sehingga nilai tukar bergerak kembali ke dalam pita intervensi.

Apabila nilai tukar menembus batas atas atau batas bawah dari pita intervensi, secara otomatis bank sentral akan menjual atau membeli devisa yang diperlukan oleh pasar sehingga nilai tukar bergerak kembali ke dalam batas kisaran pita intervensi. Penetapan lebarnya kisaran intervensi tergantung pada besarnya cadangan devisa yang dimiliki bank sentral serta kemungkinan kebutuhan yang terjadi di pasar. Umumnya hal ini akan disesuaikan dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan cadangan devisa dan volume transaksi di pasar valuta asing.

D. Inflasi

Inflasi adalah kecendrungan dari harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga-harga lain (Boediono,2001:161).

Inflasi merupakan perubahan harga secara agregat, pembangunan akan berjalan lancar bila inflasi dapat ditekan serendah mungkin. Perhitungan inflasi dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Perhitungan inflasi negara dihitung


(59)

42 berdasarkan inflasi di 45 kota yang terdiri dari 30 provinsi dan meliputi 293-397 jenis harga barang dan jasa (Manurung dkk.,2008 : 4).

Dalam inflasi dikenal istilah pajak inflasi yaitu apabila pemerintah meningkatkan pendapatan dengan cara mencetak uang. Pajak inflasi tentu saja tidak sama dengan pajak yang lain karena tidak seorang pun yang menerima surat tagihan dari pemerintah atas pajak ini. Pajak inflasi sifatnya lebih halus. Apabila pemerintah mencetak uang, tingkat harga naik dan uang menjadi kurang berharga .Jadi pajak inflasi adalah seperti pajak yang dibebankan kepada setiap orang yang menyimpan uang (N. Gregory Mankiw, 2006:205).

1.Penggolongan Inflasi

Penggolongan atas dasar sebab musabab awal dari inflasi. Atas dasar penggolongan ini kita dapat bedakan inflasi menjadi dua macam, yaitu: (Boy Leon dan Ericson, 2007:46).

a. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu tinggi. Inflasi semacam ini disebut juga dengan inflasi akan permintaan atau demands of inflation.

b. Inflasi yang terjadi karena biaya ongkos produksi atau biasa disebut dengan cost inflation.

Berdasarkan asal dari inflasi tersebut, inflasi dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation), misalnya karena defisit anggaran belanja yang ditutupi dengan pencetakan uang


(60)

43 baru, panen raya yang gagal dan contoh lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu di sini.

b. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation), adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga (inflasi) di luar negeri atau di negara-negara langganan yang menjadi mitra dagang utama Indonesia.

2.Pengukuran Inflasi

Laju inflasi dapat diukur dengan menghitung perubahan Indeks Harga Konsumen yang merupakan indeks harga dari barang yang selalu digunakan oleh para konsumen dengan memakai indeks harga tahun sebelumnya sebagai tahun dasar, yakni:

LI t= IHKt - IHKt - 1

IHKt - 1

Keterangan :

LIt : Laju inflasi pada tahun atau periode t

IHKt : Indeks Harga Konsumen pada tahun atau periode t

IHKt-1 : Indeks Harga Konsumen pada tahun atau periode t-1

E. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)

SWBI adalah sertifikat yang diterbitkan oleh BI sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah , sedangkan Wadiah adalah perjanjian penitipan dana antara pemilik dana dengan pihak yang dipercaya untuk menjaga dana titipan tersebut. (Bank Indonesia, 2003: 6). Bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah imbalan dalam rupiah yang


(61)

44 ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk penitipan dana dalam bentuk SWBI menurut jangka waktu 1 minggu, 2 minggu dan 1 bulan.

SWBI berbeda dengan SBI yang dijadikan investasi oleh perbankan konvensional. Jika SBI memakai suku bunga satu dan tiga bulanan, SWBI memakai system bagi hasil dengan pemberian bonus dari sejumlah dana yang ditanamkan perbankan syariah (MUI, 2003).

Karakteristik SWBI sebagaimana diterangkan dalam pasal 6 Peraturan BI Tahun 2004 tersebut adalah, Pertama, SWBI diterbitkan dan ditatausahakan tanpa warkat (scripless) dan kedua, SWBI tidak dapat diperjualbelikan (non negotiable). Benefit yang diberikan dari SWBI bukan bunga didasarkan atas system diskonto, akan tetapi apa yang dinamakan dengan bonus. Sebagaimana diterangkan dalam Peraturan BI Tahun 2004 tersebut, dalam pasal 9 disebutkan, Bank Indonesia dapat memberikan bonus atas Penitipan Dana Wadiah sebagai dimaksud Pasal 2 ayat 1. Fungsi SWBI dikatakan sebagai SBI bagi perbankan syariah, secara tidak langsung menyebabkan apabila naik turunnya tingkat suku bunga SBI berdampak juga terhadap perkembangan perbankan syariah (www.hendrowibowo.blogspot.com).

F. Jakarta Islamic Index (JII)

Dalam rangka mengembangkan pasar modal syariah, PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) terhitung tanggal 3 Juli 2000 telah meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan syariah Islam, yaitu Jakarta Islamic Index (JII).


(1)

110

www.bi.go.id

www.henrowibowo.blogspot.com

www.jurnal-ekonomi.org

www.kilasberita.com

www.msi-uii.net

www.ortax.org

www.pkes.org

www.reksadanasyariah.net

www.rac.uii.ac.id


(2)

111

Lampiran 1 : Output Regresi dan korelasi berdasarkan SPSS

Model Summary

.836a .698 .662 .12792 Model

1 R R Square

Adjusted

R Square the EstimateStd. Error of Predictors: (Constant), JII, inflasi, nilaitukar, SWBI a.

ANOVAb

1.249 4 .312 19.077 .000a

.540 33 .016

1.789 37

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), JII, inflasi, nilaitukar, SWBI a.

Dependent Variable: NAB b.

Coefficients

a

-7.900

6.686

-1.182

.246

4.521

1.637

.313

2.761

.009

-30.329

6.228

-.517

-4.870

.000

-51.562

24.663

-.260

-2.091

.044

1.010

.200

.697

5.045

.000

(Constant)

nilaitukar

inflasi

SWBI

JII

Model

1

B

Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t

Sig.

Dependent Variable: NAB

a.


(3)

112

(Lanjutan Lampiran 1)

Correlations

1 .249 -.435** -.518**

.132 .006 .001

38 38 38 38

.249 1 -.263 -.432**

.132 .111 .007

38 38 38 38

-.435** -.263 1 .624**

.006 .111 .000

38 38 38 38

-.518** -.432** .624** 1

.001 .007 .000

38 38 38 38

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

nilaitukar inflasi SWBI JII

nilaitukar inflasi SWBI JII

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.


(4)

113

Bln-Thn Rupiah / US Dollar Inflasi SWBI JII NAB

Januari 2005 9.204,15 0,0732 0,0411 174,187 671.703.651.623,35 Februari 2005 9.244,94 0,0715 0,0375 171,834 827.962.991.078,96 Maret 2005 9.370,52 0,0881 0,0358 169,334 1.193.699.014.102,44 Apr-05 9.539,36 0,0812 0,0449 161,002 1.583.093.029.148,18 Mei 2005 9.479,80 0,0740 0,0375 178,201 1.481.725.763.904,89 Juni 2005 9.616,45 0,0742 0,0462 187,884 1.463.981.063.577,73 Juli 2005 9.799,29 0,0784 0,0456 198,242 1.517.151.996.961,96 Agustus 2005 9.986,64 0,0833 0,0392 178,261 1.506.366.597.214,49 Sep-05 10.232,57 0,0906 0,0411 183,731 577.880.685.632,21 Oktober 2005 10.093,38 0,1789 0,0477 181,422 622.564.957.854,06 Nov-05 10.040,71 0,1838 0,0517 188,836 572.289.535.358,12 Desember 2005 9.857,32 0,1711 0,0542 199,749 563.927.128.494,45 Januari 2006 9.493,00 0,1703 0,0432 215,357 596.310.398.333,07 Februari 2006 9.253,15 0,1792 0,0462 218,261 547.873.792.577,34 Maret 2006 9.171,57 0,1574 0,0475 233,821 574.350.806.199,94 Apr-06 8.936,94 0,1540 0,0480 260,193 608.660.335.677,57 Mei 2006 8.984,86 0,1560 0,0792 237,238 637.544.489.024,14 Juni 2006 9.362,73 0,1553 0,0492 233,272 652.772.254.615,47 Juli 2006 9.125,48 0,1515 0,0506 239,301 668.189.947.085,72 Agustus 2006 9.094,25 0,1490 0,0579 251,352 681.064.665.102,63 Sep-06 9.143,33 0,1455 0,0445 263,497 713.939.551.392,43 Oktober 2006 9.187,18 0,0629 0,0533 268,992 736.110.046.497,83 Nov-06 9.134,59 0,0527 0,0854 295,479 797.317.940.465,64 Desember 2006 9.086,80 0,0660 0,0862 311,281 868.008.691.848,39 Januari 2007 9.066,50 0,0626 0,0807 296,958 883.792.010.499,67 Februari 2007 9.067,80 0,0630 0,0453 294,062 924.071.173.682,19 Maret 2007 9.163,95 0,0652 0,0648 315,245 1.001.817.951.388,83 Apr-07 9.097,55 0,0629 0,0627 344,963 1.071.334.910.985,03 Mei 2007 8.844,33 0,0601 0,0626 354,580 1.200.217.515.705,54 Juni 2007 8.983,65 0,0577 0,0533 356,853 1.285.810.829.178,42 Juli 2007 9.067,14 0,0606 0,0571 388,630 1.485.454.300.029,13 Agustus 2007 9.366,68 0,0651 0,0515 368,153 1.525.622.920.460,19 Sep-07 9.309,90 0,0695 0,0661 399,747 1.611.855.053.848,99 Oktober 2007 9.107,06 0,0688 0,0647 463,055 1.803.281.404.115,90 Nov-07 9.264,27 0,0671 0,0687 483,964 2.353.286.116.400,98 Desember 2007 9.333,60 0,0659 0,068 493,014 2.512.391.763.717,65 Januari 2008 9.409,68 0,0736 0,0595 476,969 2.918.133.122.024,35 Februari 2008 9.178,95 0,0740 0,0606 508,945 3.095.632.865.982,10


(5)

114

Lampiran 3 :Data Setelah di Log kecuali Inflasi dan SWBI masing-masing di

bagi 12 setiap bulannya

Bln-thn

Nilai Tukar

Rupiah / US

Dollar

Inflasi

SWBI

JII

NAB

Januari 2005

3,96 0,0061 0,0034 2,24 11,83

Februari 2005

3,97 0,0060 0,0031 2,24 11,92

Maret 2005

3,97 0,0073 0,0030 2,23 12,08

Apr-05

3,98 0,0068 0,0037 2,21 12,20

Mei 2005

3,98 0,0062 0,0031 2,25 12,17

Juni 2005

3,98 0,0062 0,0039 2,27 12,17

Juli 2005

3,99 0,0065 0,0038 2,30 12,18

Agustus 2005

4,00 0,0069 0,0033 2,25 12,18

September 2005

4,01 0,0076 0,0034 2,26 11,76

Oktober 2005

4,00 0,0149 0,0040 2,26 11,79

November 2005

4,00 0,0153 0,0043 2,28 11,76

Desember 2005

3,99 0,0143 0,0045 2,30 11,75

Januari 2006

3,98 0,0142 0,0036 2,33 11,78

Februari 2006

3,97 0,0149 0,0039 2,34 11,74

Maret 2006

3,96 0,0131 0,0040 2,37 11,76

Apr-06

3,95 0,0128 0,0040 2,42 11,78

Mei 2006

3,95 0,0130 0,0066 2,38 11,80

Juni 2006

3,97 0,0129 0,0041 2,37 11,81

Juli 2006

3,96 0,0126 0,0042 2,38 11,82

Agustus 2006

3,96 0,0124 0,0048 2,40 11,83

Sep-06

3,96 0,0121 0,0037 2,42 11,85

Oktober 2006

3,96 0,0052 0,0044 2,43 11,87

Nov-06

3,96 0,0044 0,0071 2,47 11,90

Desember 2006

3,96 0,0055 0,0072 2,49 11,94

Januari 2007

3,96 0,0052 0,0067 2,47 11,95

Februari 2007

3,96 0,0053 0,0038 2,47 11,97

Maret 2007

3,96 0,0054 0,0054 2,50 12,00

Apr-07

3,96 0,0052 0,0052 2,54 12,03

Mei 2007

3,95 0,0050 0,0052 2,55 12,08

Juni 2007

3,95 0,0048 0,0044 2,55 12,11

Juli 2007

3,96 0,0051 0,0048 2,59 12,17

Agustus 2007

3,97 0,0054 0,0043 2,57 12,18

Sep-07

3,97 0,0058 0,0055 2,60 12,21

Oktober 2007

3,96 0,0057 0,0054 2,67 12,26

Nov-07

3,97 0,0056 0,0057 2,68 12,37

Desember 2007

3,97 0,0055 0,0057 2,69 12,40

Januari 2008

3,97 0,0061 0,0050 2,68 12,47


(6)

115

No

Nama Produk Reksadana Syariah

1 CIMB Islamic Equity Growth Syariah

2 RD TRIM SYARIAH SAHAM

3 SI DANA SAHAM SYARIAH

4 PNM Ekuitas Syariah

5 Batasa Syariah

6 Danareksa Syariah Berimbang

7 Kausar Balanced Growth Syariah

8 RD TRIM SYARIAH BERIMBANG

9 MEGA DANA SYARIAH

10 Capital Syariah Fleksi

11 AAA Amanah Syariah Fund

12 BNI DANAPLUS SYARIAH

13 IPB SYARIAH

14 Mandiri Investa Syariah Berimbang

15 EURO PEREGRINE SYARIAH BALANCED PLUS

16 PNM Syariah

17 SYARIAH BATASA KOMBINASI

18 PNM PUAS

19 PNM AMANAH SYARIAH

20 BIG DANA MUAMALAH

21 MEGA DANA OBLIGASI SYARIAH

22 Batasa Investa Haji

23 BNI DANA SYARIAH

24 HAJI SYARIAH

25 INDEKS DANAREKSA INDEKS SYARIAH

26 MANDIRI INVESTA ATRAKTIF-SYARIAH

27 SYARIAH FORTIS PESONA AMANAH