PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS PINSET ANATOMIS DENGAN PENGEMASAN LINEN ( Di CSSD Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang)

SKRIPSI

RESHA CASKIA ULFAH
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN
TERHADAP STERILITAS PINSET ANATOMIS
DENGAN PENGEMASAN LINEN
( Di CSSD Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
i

ii

iii

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah dan terimakasih penulis panjatkan kepada Allah
SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang

berjudul

“PENGARUH

LAMA

PENYIMPANAN

TERHADAP

STERILITAS PINSET ANATOMIS DENGAN PENGEMAS LINEN (DI
CSSD

RS

UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH


MALANG)”

untuk

memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program
Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai
pihak yang memberikan bimbingan, bantuan serta doa sehingga penulis dapat
menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Sugiyartono, M.S., Apt., sebagai Pembimbing I dan Arina Swastika
Maulita, S.Farm, Apt. sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan
penuh kesabaran, membimbing dan selalu meluangkan waktu dan memberi
arahan-arahan terbaik kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.

2.


Drs. H. Achmad Inoni, Apt. dan Dra. Uswatun Chasanah, Apt. sebagai
Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun
terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.

3.

Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4.

Nailis Syifa, M.Sc. Apt, selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas
Muhammadiyah Malang.

5.

Program Studi Farmasi beserta seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan mengajarkan
ilmu pengetahuan selama saya mengikuti program sarjana.


6.

Sovia Aprina Basuki, M.Si. Apt., sebagai Kepala Laboratorium Farmasi
yang telah memberikan kemudahan selama proses pengerjaan skripsi saya
serta laboran Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan Laboratorium
Biomedik: Mas Dani, Mbak bunga dan Mbak Fat yang banyak membantu
saya.
iv

7.

Kepala instalasi CSSD di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang
Heru Prabowo Hadi, S.farm., Apt beserta para staf CSSD mas Yanuar yang
ikut membimbing dalam menyelsaikan skripsi saya.

8.

Ahmad Shobrun Jamil, S.Si. MP, sebagai wakil Dosen Wali yang telah
banyak memberi arahan, bimbingan dan masukan mengenai perkuliahan.


9.

Babe, Mama, Ari, kak fuza dan Keluarga. Terimakasih yang sebesarbesarnya atas kasih sayang, perjuangan, keikhlasan, nasehat, kesabaran,
dukungan moral maupun materi dan doa yang telah diberikan. Saya akan
terus berusaha untuk membuat kalian bahagia.

10.

Sahabat-sahabatku tersayang Juju, Apil, Maya, Reny, Risky Sofa, Rifqi, dan
Usman. Terimakasih sudah menjadi keluarga baru, memberi semangat dan
dukungan selama di Malang.

11.

Ferdy Wahyu D, yang sudah meluangkan waktu untuk saya, memberi
motivasi, dan doa. Terimakasih telah sabar menemani saya selama saya
mengerjakan dan menyelesaikan skripsi saya.

12.


Teman-teman skripsi Steril: Fauzi Rahman, Laode Harisman kmeous, mbak
dyah dan desy warda. Terimakasih untuk kerjasama, suka duka perjuangan
kita, semangat, dukungan, masukan, kritikan juga doa.

13.

Teman-teman angkatan 2010 Farmasi UMM terimakasih atas persahabatan
kita selama 4 tahun ini dan Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu, terima kasih atas bantuan, semangat, dan doa yang diberikan dalam
penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan

Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan kita semua. Amin.Terimakasih.
Malang, 23 Juni 2014

Resha Caskia Ulfah

v


RINGKASAN
Pinset anatomis adalah salah satu instrumen bedah yang di gunakan dalam
proses pembedahan. Di rumah sakit pinset anatomis yang steril biasanya di kemas
dengan pengemas linen lalu di simpan dsampai akan di gunakan lagi. Waktu
penyimpanan di rumah sakit khususnya di CSSD (Control Sterile Supply
Department) adalah 21 hari setelah proses sterilisasi. Selama 21 hari atau saat
akan di gunakan sterilitas mutlak menjadi suatu hal yang harus di perhatikan dari
pinset anatomis dengan pengemas linen. Maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sampai berapa lama pinset anatomis dengan pengemas linen dapat
menjaga mutu sterilitas setelah di simpan selama 21 hari.
Telah di lakukan penelitian terhadap pinset anatomis yang di kemas
dengan pengemas linen, di lakukan desinfeksi pada pinset sebelum di simpan dan
di kemas dengan pengemas linen. Salah satu pinset di uji sterilitasnya tanpa
penyimpanan dan yang lainya di simpan selama 21 hari dan setiap minggunya di
amati dan di uji sterilitasnya lalu diinkubasi. Uji sterilitas mengacu pada
Farmakope Indonesia edisi IV yaitu dengan metode langsung.
Uji sterilitas di lakukan secara aseptis terhadap pinset anatomis yang di
kemas dengan linen dan disimpan selama 21 hari. Sampel uji diambil pada hari
ke-7, ke-14 dan ke-21 (replikasi sebanyak 3 kali). Media uji yang di gunakan
adalah Fluid Thioglycollate medium dan Soybean-casein digest medium. Untuk

menghindari positif palsu pada penelitian ini dilakukan uji control lingkungan
terlebih dahulu pada LAFC, selanjutnya di lakukan uji fertilitas pada media, uji
sterilitas media, pemeriksaan sampel, uji sterilitas sampel dan uji validasi untuk
menentukan bahwa alat yang di gunakan untuk mengetahui bahwa pinset tersebut
apakah terkontaminasi atau tidak. Media di inkubasi selama 14 hari pada media
Fluid Thioglycollate medium dan Soybean-casein digest medium.
Dari hasil uji sterilitas sampeldi dapatkan hasil yang negatif pada sampel
uji yang di simpan selama 21 hari dengan replikasi sebanyak 3 kali.Dari hasil
yang di dapatkan maka disimpulkan bahwa pinset anatomis yang di kemas dengan
pengemas linen dan disimpan selama 21 hari dapat menjaga mutu sterilitasnya dan
aman untuk di gunakan dalam pembedahan selanjutnya.

vi

ABSTRAK
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS PINSET
ANATOMIS DENGAN PENGEMAS LINEN DAN DISIMPAN DI CSSD
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang didapat ataupun timbul pada
saat pasien dirawat di rumah sakit. Salah satu faktor yang di timbulkan adalah

penggunaan alat bedah yang di gunakan berulang setelah di simpan.Maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa lama pinset anatomis
yang di kemas dengan pengemas linen dan di simpan selama 21 hari dapat
menjaga mutu sterilitasnya.
Metode yang di gunakan adalah inokulasi langsung. Uji sterilitas
dilakukan secara aseptik terhadap pinset anatomis dengan pengemas linen yang
telah di simpan selama 21 hari pada suhu ruangan. Sampel uji di ambil pada hari
ke-7, ke-14, dan ke-21 dengan replikasi 3 kali.Media uji yang di gunakan adalah
Fluid Thioglycollate medium dan Soybean-casein digest medium. Untuk
menghindari positif palsu pada penelitian ini dilakukan uji control lingkungan
terlebih dahulu pada LAFC, selanjutnya di lakukan uji fertilitas pada media, uji
sterilitas media, pemeriksaan sampel, uji sterilitas sampel dan uji validasi untuk
menentukan bahwa alat yang di gunakan untuk mengetahui bahwa pinset tersebut
apakah terkontaminasi atau tidak. Media di inkubasi selama 14 hari pada media
Fluid Thioglycollate medium pada suhu 30-35°C dan Soybean-casein digest
medium pada suhu 20-25°C.
Dari hasil uji sterilitas sampel di dapatkan hasil yang negatif pada sampel
yang di simpan selama 21 hari. Maka dari hasil yang di dapatkan maka di
simpulkan bahwa pinset anatomis yang di kemas dengan pengemas linen dan
disimpan selama 21 hari dapat menjaga mutu sterilitasnya dan aman untuk di

gunakan dalam pembedahan selanjutnya.
Kata kunci: sterilitas, pinset anatomis, pengemas linen, lama penyimpanan

vii

ABSTRACT
THE EFFECT OF STORAGE LENGHT TIME OF ANATOMICAL
TWEEZER STERILITY WITH LINEN PACKAGE AND STORED IN
CSSD OF MUHAMMADIYAH MALANG UNIVERSITY HOSPITAL
Nosocomial infection is an infection that is acquired or incurred at the time
of hospitalized patients. One of the factors that caused the surgery is the use of a
tool that is used repeatedly after in store. The study aims to determine how long
until the anatomical tweezers packed with packing linen and stored for 21 days to
maintain the quality of sterility.
The method used is direct inoculation. Sterility test performed aseptically
to the anatomical tweezers with linen packaging that is stored for 21 days at room
temperature. The test sample was taken on the 7th, 14th, and 21th day with
replication 3 times. Test medium used was Fluid Thioglycollate medium and
Soybean-casein digest medium. To avoid false positives in this study to test the
control environment prior to LAFC, subsequent fertility test done on the media,

the media sterility test, examination of the sample, and the sample sterility test
validation test to determine that the tool used to determine that the tweezers are
contaminated or not. The incubation media for 14 days on media Fluid
Thioglycollate medium at a temperature of 30-35°C and Soybean-casein digest
medium at a temperature of 20-25°C.
From the results of sterility tests on the samples get negative results on
samples stored for 21 days. So from the results that they got it concluded that the
anatomical tweezers packed with packing linen and stored for 21 days to maintain
the quality of sterility and safe for use in the subsequent surgery.
Keywords: sterility, anatomical tweezers, packing linen, storage lenght time

viii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................

ii

LEMBAR PENGUJIAN ..................................................................................

iii

KATA PENGANTAR .....................................................................................

iv

RINGKASAN............ ......................................................................................

vi

ABSTRAK................... ....................................................................................

vii

ABSTARCT .....................................................................................................

viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

ix

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xiv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1

1.1 Latar Belakang .........................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................

3

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................

3

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................

4

2.1 Tinjauan Mengenai Pinset Anatomis........................................

4

2.1.1 Macam-Macam Pinset .....................................................

4

2.2 Tinjauan Tentang Infeksi Nosokomial .....................................

5

2.2.1 Pengertian Infeksi Nosokomial .......................................

5

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Infeksi Nosokomial

5

2.3 Tinjauan Mengenai Sterilisasi ..................................................

6

2.3.1 Macam-Macam Sterilisasi………………………………

6

2.4 Tinjauan Tentang CSSD ...........................................................

8

2.4.1 Fungsional Pusat Sterilisasi……………………………

8

2.5 Tinjauan Linen..........................................................................

11

2.6 Tinjauan Indikator Sterilisasi ...................................................

12

2.7 Waktu dan Lama Penyimpanan ................................................

12

ix

2.8 Pengujian Sterilitas ...................................................................

12

2.8.1 Metode Uji Sterilitas .......................................................

13

2.8.2 Penafsiran Hasil Uji Sterilitas .........................................

14

2.8.3 Kontrol Uji ......................................................................

15

2.8.4 Tinjauan Media Uji .........................................................

16

2.8.5 Tinjauan Kuman dan Jamur Penguji ...............................

20

Tinjauan Mikroorganisme…………………………………….

20

2.9.1 Pengenalan Mikroorganisme…………………………...

21

2.9.2 Jenis-Jenis Mikroorganisme sebagai Kontaminan……..

21

2.9.3 Faktor-Faktor Pertumbuhan Mikroorganisme…………

21

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ..........................................................

26

2.9

3.1

Uraian Kerangka Konseptual ..................................................

26

3.2

Skema Kerangka Konseptual ..................................................

28

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN.........................................................

29

4.1

Desain Penelitian ......................................................................

29

4.2

Lokasi Penelitian .....................................................................

29

4.3

Waktu Penelitian ......................................................................

29

4.4

Alat dan Bahan .........................................................................

29

4.5

Prosedur Penelitian ...................................................................

29

4.5.1 Perlakuan pada sampel ....................................................

30

4.5.2 Sterilisasi Alat .................................................................

30

4.5.3 Penyiapan Laminar Air Flow Cabinet…………………. ..

31

4.5.4 Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet.............

32

4.5.5 Metode dan Teknik Mengemas……………………….. .

32

4.6 Uji Sterilitas ..................................................................................

32

4.6.1 Penyiapan Media .............................................................

32

4.6.2 Media Thiglikolat ............................................................

32

4.6.3 Media Kasamino ..............................................................

32

4.6.4 Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ..............................

33

4.6.5 Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ............................

33

4.6.6Uji sterilitas sampel ..........................................................

34

4.6.7Pengamatan dan Penafsiran Sampel Uji ...........................

34

x

4.6.8Skema Kerangka Operasional ..........................................

35

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................

36

5.1

Hasil Uji Kontrol Suhu dan Kelembaban Ruang CSSD ..........

36

5.2

Hasil Pemeriksaan Kemasan pada Sampel ...............................

36

5.3

Hasil Uji Kontrol Ruangan LAFC Sebelum Pengujian
Sterilitas ...................................................................................

38

5.4

Hasil Uji Kontrol Ruangan LAFC Saat Pengujian Sterilitas....

40

5.5

Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif)..............................

40

5.6

Hasil Uji Sterilitas ....................................................................

41

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................

43

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................

47

7.1

Kesimpulan ..............................................................................

47

7.2

Saran ........................................................................................

47

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

48

LAMPIRAN...................... ...............................................................................

51

xi

DAFTAR TABEL
Tabel
I.1

Halaman
Jumlah Sampel yang Harus Diambil per Batch ........................................... 19

IV.1 Penyajian Hasil ........................................................................................... 36
V.1 Hasil Uji Kontrol Suhu dan Kelembaban di Ruangan CSSD RS ................ 38
V.2 Hasil Pemeriksaan Kemasan pada Sampel .................................................. 38
V.3 Uji Kontrol Ruangan LAFC Sebelum Pengujian Sterilitas ......................... 39
V.4 Uji Kontrol Ruangan LAFC Saat Pengujian Sterilitas ................................ 40
V.5 Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) .......................................................... 41
V.6 Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ......................................................... 41
V.7 Hasil uji Sterilisasi ....................................................................................... 42
V.8 Hasil Uji Validitas Metode ekstraksi Mikroorganisme ............................... 43

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

3.2 Bagan Alir Konseptual ................................................................................... 29
4.6 Skema Kerangka Operasional ......................................................................... 37

xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1. Durasi Penelitian ....................................................................................... 51
2. Daftar Riwayat Hidup ............................................................................... 52
3. Surat Pernyataan ........................................................................................ 53
4. Surat Pernyataan RS UMM ....................................................................... 54
5. Sertifikat Kuman dan Bakteri Uji.............................................................. 55
6. Foto Proses Pencucian dan Pengeringan ................................................... 56
7. Foto Proses Mengemas dengan Linen ....................................................... 57
8. Kontrol Lingkungan Replikasi 1 ............................................................... 58
9. Kontrol Lingkungan Replikasi 2 ............................................................... 60
10. Kontrol Lingkungan Replikasi 3 ............................................................... 62
11. Foto Media Saat Uji Sterilitas Replikasi 1 ................................................ 64
12. Foto Media Saat Uji Sterilitas Replikasi 2 ................................................ 66
13. Foto Media Saat Uji Sterilitas Replikasi 3 ................................................ 68
14. Foto Hasil Uji Sterilitas Sampel Replikasi 1 ............................................ 70
15. Foto Hasil Uji Sterilitas Sampel Replikasi 2............................................ 72
16. Foto Hasil Uji Sterilitas Sampel Replikasi 3............................................ 74
17. Foto Hasil Validitas Metode Ekstraksi Mikroorganisme ......................... 76
18. Foto Ruang Penyimpanan ......................................................................... 77
19. Foto Alat-alat dan Bahan Praktikum…………………………………… . 78

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang didapat ataupun timbul pada
saat pasien dirawat di rumah sakit. Terjadinya infeksi nosokomial dapat
menyebabkan kematian atau peningkatan hari rawat inap. Ini artinya pasien harus
membayar lebih mahal dan dalam kondisi yang tidak produktif, disamping pihak
rumah sakit yang juga akan mengeluarkan biaya yang relatif lebih besar. Menurut
Al Varado (2000), angka infeksi nosokomial terus meningkat hingga bisa
mencapai sekitar 9% yang bervariasi 3% sampai 21% atau lebih dari 1,4 juta
pasien yang rawat inap di rumah sakit seluruh dunia.Agar dapat meminimalkan
risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
perlu diterapkan kegiatan pencegahan dan juga pengendalian infeksi yakni
kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan
pelatihan, serta pengawasan dan juga evaluasi dalam pusat sterilisasi.
Semua instrumen bedah yang akan di gunakan harus steril. Selama lebih
dari 75 tahun, rumah sakit telah menggunakan kemasan instrumen bedah untuk
mempertahankan sterilitas. Instrumen yang telah dikemas mempunyai periode
waktu sterilitas tersendiri, agar dapat diketahui apabila instrumen tersebut akan di
pakai dan juga dapat mengetahui umur simpan (Rutala, 2008). Umur simpan
(shelf life) adalah periode waktu dimana peralatan medis yang sterildianggap
aman untuk digunakan. Umur simpan terkait dengan kondisi penyimpanan dan
tidak terkait oleh waktu. Hal ini lebih dipengaruhi oleh metode penanganan dan
penyimpanan (Munner, 2010).
Menurut Mayworm(1984) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kontaminasi adalah bioburden (pencemaran lingkungan), udara, ruangan, suhu,
kelembaban, dan sifat dari bahan pembungkus. Pembungkus dengan sterilisasi
yang tepat akan tetap steril kecuali pembungkus tersebut rusak. Sedangkan
integritas steril kemasan bedah dipertahankan minimal satu tahun dan
kecenderungan tidak ditemukan peningkatan kontaminasi dari waktu ke waktu.
Sterilitas mungkin lebih sulit untuk mempertahankan kondisi yang sebenarnya,

1

2

dimana kondisi lingkungan dan penyimpanan dapat merusak pembungkus bahan.
Bahan kemasan yang belum digunakan disimpan pada suhu kamar (18°C-22°C)
dan pada kelembaban relatif berkisar antara 35-68% (Fowkes, 2009).
Dalam prosesnya instrumen yang sudah dibersihkan dan dikeringkan,
harus dibungkus untuk proses sterilisasi berikutnya. Pembungkus adalah proses
membungkus/mengemas alat medis disertai label untuk proses sterilisasi (Clark,
1991). Pembungkus harus mampu melindungi alat medis dari faktor penyebab
kontaminasi agar tetap steril saat dipakai lagi. Salah satu pembungkus yang
digunakan dalam unit CSSD (Central Sterile Supply Department) adalah
linen.Linen di pakai sebagai pembungkus karena tahan terhadap panas dan tahan
terhadap abrasi.
Berbagai bahan kemasan sterilisasi seperti linen, pouches, dan kertas
tersedia dalam berbagai ukuran untuk mensterilkan instrumen bedah, peralatan
medis, dan perlengkapan lainnya agar dapat digunakan kembali. Alat medis
diklasifikasikan sebagai perangkat penting, seperti instrumen bedah yang masuk
sistem pembuluh darah atau jaringan tubuh, menimbulkan risiko tinggi penularan
infeksi dan harus steril pada saat digunakan. Sterilisasi kemasan mengurangi
risiko infeksi dengan melindungi isi kemasan dari kontaminasi sampai alat
digunakan (Anonim, 2006).
Menurut Standard (1973), menyebutkan bahwa instrumen yang dibungkus
oleh linen dan di simpan dalam lemari tertutup memiliki kontaminasi yang lebih
rendah dibanding di rak terbuka, karena mempunyai faktor penyebab yang
berbeda. Sedangkan pembungkus lainnya seperti pouches dan kertas memiliki
kontaminasi lebih besar di rak terbuka daripada di rak tertutup di rumah sakit
Universitas Muhammadiyah Malang.
Dari uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian di rumah sakit
Universitas Muhammadiyah Malang mengenai pengaruh lama penyimpanan
terhadap sterilitas pinset anatomis yang merupakan salah satu instrumen bedah
yang rentan terhadap kontaminasi mikroba selama penyimpanan 3 minggu di
ruang CSSD (Control Sterile Supply Department) Rumah Sakit Universitas
Muhammadiyah Malang.

3

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh lama penyimpanan terhadap sterilitas pinset
anatomis dengan pengemasan linen dan disimpan di dalam ruang CSSD (Control
Sterile Supply Department ) Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang?

1.3Tujuan Penelitian
Menentukan sterilitas pinset anatomis yang telah dikemas dan disterilkan
dengan pengemasan linen selama 3 minggu di dalam ruang CSSD (Control Sterile
Supply Department) Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang.

1.4 Hipotesis
Tidak ada pengaruh lama waktu penyimpanan pinset anatomis yang telah
disterilkan dan dikemas dengan pengemasan linen dalam ruang CSSD (Control
Sterile Supply Department) Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Memperoleh penjelasan bahwa instrumen pinset anatomis mempunyai
peran yang sangat penting dalam pembedahan baik bedah minor maupun
bedah mayor. Proses sterilisasi digunakan untuk mencegah terjadinya
infeksi pada proses penyembuhan luka.
2. Mengetahui lama penyimpanan instrumen pinset anatomis dalam ruang
CSSD (Control Sterile Supply Department )
3. Sebagai bahan referensi ilmiah bagi mahasiswa dalam melakukan
penelitian selanjutnya.
4. Sebagai masukan tentang lama penyimpanan instrumen bedah di rumah
sakit.
5. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di Indonesia.