BAGAIMANA CARA MEMPEROLEH ILMU PENGETAHUAN

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Ilmu merupakan suatu pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia. Itulah bedanya dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang berupa informasi yang didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang menjadi suatu ilmu.

Di kalangan masyarakat saat ini, bahkan siswa, mahasiswa pun yang tiap harinya ke sekolah, ke kampus, hilir mudik masuk gedung pendidikan untuk menuntut ilmu, untuk menambah pengetahuan, yang mestinya mereka tahu akan perbedaan dua kata tersebut, yang mestinya mereka tahu dengan jelas apa itu ilmu dan pengetahuan, terkadang mereka masih bingung dengan perbedaan ilmu dan pengetahuan.

Tapi, suatu pendapat mengatakan, sebenarnya manusia tahu, siswa, mahasiswa, masyarakat tahu, tapi tidak semua manusia dapat mendefinisikan suatu perkara, tidak semua manusia bisa mengeluarkan isi dalam pikirannya. Karena terkadang manusia, sebagian manusia hanya bisa mengeluarkan lewat menulis, bukan karena ia bisu, tapi kemampuannya untuk berbicara tidak sama dengan manusia yang pada umumnya suka berbicara.

1. 2 Rumusan Masalah

Mengetahui bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan dengan melihat apa yang harus dilakukan, bagiamana cara memperolehnya, dan untuk apa disusun.


(2)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apa yang harus dilakukan

Beberapa binatang sudah mempunyai otak, sehingga mempunyai daya pikir namun terbatasp ada insting (naluri) dan upaya mempertahankan diri serta turunannya. Insting tersebut terutama ditujukan untuk kelangsungan hidupnya seperti memperoleh makanan, perlindungan diri dan perkembangbiakan. Aktivitas hewan tersebut ternyata tidak berubah dari masa ke masa dan dinyatakan sebagai idle curiousity.

Sedangkan manusia di samping mempunyai naluri dan nurani, manusia juga memiliki nalari. Dengan nalari itu, manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran logis dan analisis. Berlandaskan kemampuan tersebut maka pengetahuan yang diperoleh saat ini merupakan dasar dari munculnya rasa ingintahu manusia tersebut selalu berkembang (curiousity). Dengan nurani, manusia selalu ingin berbuat baik untuk dirinya dan lingkungannya.

Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu dimulai dengan pertanyaan apa atau “what” tentang sesuatu, dan dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana atau “how” dan mengapa atau “why”. Sebagai contoh adalah perkembangan rasa ingin tahu anak-anak terhadap suatu benda, maka pertanyaan yang diajukan oleh anak pada usia sekitar dua tahun adalah “apa” nama benda tersebut, misalkan benda tersebut adalah pensil. Pertanyaan selanjutnya yang akan muncul pada usia menjelang TK adalah “bagaimana” menggunakannya. Setelah usianya lebih dewasa lagi, maka pertanyaan yang akan muncul di benaknya adalah “mengapa” pensil dapat digunakan untuk menulis? Dengan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan, maka anak tersebut akan mendapatkan pengetahuan baru dan sekaligus rasa ingin tahunya terjawabkan.

Adanya kemampuan berpikir pada manusialah yang menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta.


(3)

Dengan akal yang dimiliki manusia, semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Informasi yang dapat disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya, ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi tentang pengetahuan ini akan terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya. Berdasarkan uraian di atas, maka secara sederhana urutan perkembangan ilmu dimulai dari rasa ingin tahu terhadap sesuatu maka dilakukan suatu pengamatan. Berdasarkan pengamatanberulangkali diperoleh pengalaman. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang terus-menerus diperoleh pengetahuan, semisal sifat dari benda yang diamati. Kumpulan pengetahuan tentang sesuatu yang didapatkan secara sistematis dinyatakan ilmu pengetahuan.

2.2 Bagaimana cara memperolehnya

Cara/ usaha yang digunakan dalam mencari ilmu pengetahuan disebut juga metode mencari ilmu pengetahuan. Metode yang dipakai dalam mencari ilmu pengetahuan hendaknya juga merupakan metode yang efektif agar ilmu pengetahuan yang diperoleh benar-benar ilmu pengetahuan yang tidak lagi diragukan kebenarannya. Sebab diusahakan dengan cara yang benar. Adapun kebenaran yang dimaksud ialah kebenaran yang tegas dan pasti. Sebab kebenaran adalah pernyataan tanpa ragu.

Landasan epistemologis suatu ilmu mejelaskan proses dan prosedur yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan berupa ilmu serta hal-hal yang harus diperhatikan agar diperoleh pengetahuan yang benar, menjelaskan kebenaran serta kriterianya, dan cara yang membantu mendapatkan pengetahuan.

Dalam menjelaskan masalah kebenaran pengetahuan, pengetahuan yang benar menurut kajian dalam epitemologis ialah pengetahuan yang telah memenuhi unsur-unsur epistemologis yang dinyatakan secara sistematis dan logis.


(4)

Menurut Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani dalam buku Filsafat Umum, mengatakan bahwa ”pengetahuan diperoleh dengan tiga cara, yaitu dari gagasan dalam pikiran atau ide, penagalaman, dan intuisi.

Adapun menurut Yuyun S. Suryasumantri (2001: 50) pada dasarnya ada dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah mendasarkan diri kepada rasio dan kedua mendasarkan diri kepada pengalaman. Kaum rasionalais mengembangkan apa yang kita kenal dengan rasionalisme. Sedangkan mereka yang mendasarkan diri kepada pengalaman mengembangkan paham yang disebut dengan empirisme.Pendapat ini sejalan dengan epistemologi dalam pemikiran Barat (yang]) bermuara dari dua pangkal padangannya, yaitu rasionalisme dan empirisme yang merupakan pilar utama metode keilmuan (scientific method), dan pada gilirannya kajian epstemologis tersebut dapat membuka perspektif baru dalam ilmu pengetahuan yang multi-dimensional.

Metode memperoleh ilmu dalam konsep Islam tidak hanya terbatas pada yang empiris saja atau rasio saja, tetapi juga menggunakan intuisi atau wahyu.

Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencari ilmu pengetahuan, menurut filsuf barat adalah dengan metode Trial and Error metode mencoba-coba). Rasionalisme, Empirisme, Fenomenalisme, Intusionisme, Wahyu, Metode Ilmiah

Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dari dua pendekatan, yaitu pendekatan non-ilmiah dan ilmiah.

Pendekatan Non Ilmiah 1. Akal sehat

Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973, h. 3) akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang


(5)

khusus. Akal sehat ini dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula menyesatkan.

2. Intuisi

Intuisi adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan berjalan dengan sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat tanpa melalui proses yang panjang tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak terdapat hal yang sistemik.

3. Prasangka

Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.

4. Penemuan coba-coba

Pengetahuan yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak pasti. Diawali dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan trial and error. Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan dan setiap cara pemecahan masalahnya tidak selalu sama. Sebagai contoh seorang anak yang mencoba meraba-raba dinding kemudian tidak sengaja menekan saklar lampu dan lampu itu menyala kemudian anak tersebut terperangah akan hal yang ditemukannya. Dan anak tersebut pun mengulangi hal yang tadi ia lakukan hingga ia mendapatkan jawaban yang pasti akan hal tersebut. 5. Pikiran Kritis

Pikiran kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah mengenyam pendidikan formal yang tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh orang lain, walaupun tidak semuanya benar karena pendapat tersebut tidak semuanya melalui percobaan yang pasti, terkadang pendapatnya hanya didapatkan melalui pikiran yang logis.

Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah adalah pengetahuan yang didapatkan melalui percobaan yang terstruktur dan dikontrol oleh data-data empiris.


(6)

Percobaan ini dibangun diatas teori-teori terdahulu sehingga ditemukan pembenaran-pembenaran atau perbaikan-perbaikan atas teori sebelumnya. Dan dapat diuji kembali oleh siapa saja yang ingin memastikan kebenarannya.

Ilmu pengetahuan dianggap ilmiah apabila memenuhi 4 syarat yaitu: 1. Objektif, yaitu pengetahuan itu sesuai dengan objek

2. Metodik, yaitu pengetahuan itu diperoleh dengan cara-cara tertentu dan terkontrol

3. Sistematis, yaitu pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri satu sama lain saling berkaitan ,saling menjelaskan,sehingga keseluruhan menjadi kesatuan yg utuh.

4. Berlaku Umum/ Universal, yaitu pengetahuan tidak hanya diamati hanya oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja, tapi semua orang dengan eksperimentasi yang sama akan menghasilkan sesuatu yg sama atau konsisten.

Menurut Notoatmodjo (2005) dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:

1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh pengetahuan kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara ini antara lain:

a. Cara coba-coba (Trial and Error)

Melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error ”. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.


(7)

Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pada otoritas ataukekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperolehdalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

d. Melalui jalan pikiran

Kemampuan manusia menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia menggunakan jalan pikirannya.

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology). Menurut Deobold van Dalen, mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan pengamatan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamati. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yaitu:

a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala yang muncul pada saat dilakukan pengamatan.

b. Segala sesuatu yang negative, yakni gejala tertentu yang tidakmuncul pada saat dilakukan pengamatan.

c. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

2.3 Untuk Apa Disusun

Menurut Drs R.B.S. Fudyartanta, dosen psikologi Universitas Gajah Mada menyebutkan empat tujuan ilmu pengetahuan, yaitu:

1. Deskriptif

Deskriptif merupakan level terendah dalam tujuan ilmu pengetahuan. Deskriptif ialah menggambarkan, melukiskan dan


(8)

memaparkan suatu obyek atau masalah sehingga mudah dipelajari. Misalnya, dijelaskan di dalam hutan terdapat banyak makhluk hidup seperti singa, gajah, monyet serta berbagai macam tumbuhan yang cantik warna serta penampilannya, ditambah banyak sekali tumbuhan hijau yang tumbuh disekitar hutan. Disana digambarkan keadaan hutan yang diisi oleh berbagai macam makhluk hidup, namun belum dijelaskan secara mendetail bagaimana interaksi antara makhluk hidup tersebut.

2. Eksplanatori

Eksplanatori merupakan salah satu tujuan ilmu pengetahuan yang kaitannya adalah menjelaskan hubungan sebab-akibat dari suatu peristiwa atau kejadian. Eksplanatori bertitik pada pertanyaan dasar “mengapa”. Misalnya adalah muncul sebuah pertanyaan mengapa lebah memakan nektar pada bunga? Jawabannya adalah karena nektar yang dihasilkan bunga tersebut dapat menghasilkan madu yang berguna untuk kesehatan manusia. Bunga yang nektarnya di makan oleh lebah juga akan tumbuh subur dan akan cepat proses fertilisasinya atau pembuahannya. Jadi, timbullah hubungan sebab-akibat itu.

3. Prediktif

Prediktif ialah ilmu pengetahuan mampu memprediksi atau meramalakan kemungkinan besar apa yang akan terjadi sehingga dapat dicari pencegahannya. Contohnya, curah hujan di Bogor sangat tinggi dan sungai-sungai meluap, BMKG meramalkan banjir akan sampai Jakarta pada waktu-waktu tertentu, maka dari itu warga Jakarta dihimbau waspada dan segera evakuasi diri ke tenda-tenda pengungsian. BMKG adalah badan yang meneliti tentang kejadian-kejadian alam, mereka mampu memprediksikan apa yang akan terjadi, dan tindakan apa yang seharusnya dilakukan.

4. Rasa memahami atau kesadaran

Setelah mendapat informasi atau ilmu pengetahuan, manusia diharapkan memiliki rasa memahami atau memiliki kesadaran akan sesuatu yang akan terjadi. Misalnya, BMKG telah memberitahukan mengenai


(9)

ramalan cuaca hari ini bahwa Jakarta akan diguyur hujan. Jika kita memiliki kesadaran akan hal tersebut, kita akan membawa payung untuk mengantisipasi hujan yang akan datang. Contoh lainnya, para pengamat kebudayaan memprediksikan bahwa budaya dari suatu daerah akan punah jika kita tidak menjaganya. Hal itu akan membuat diri kita paham serta sadar, maka kita akan menjaga budaya kita agar tidak punah atau diakui negara lain.


(10)

PENUTUP

Kesimpulan

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan.Tetapi dalam kemudahan ini juga mendatangkan dampak negatifnya.

REFERENSI

Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia

Bertens, K. 1989. Susunan Ilmu Pengetahuan Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu. Jakarta: Gramedia

Fudyartanta, 1974, Etika. Yogyakarta: Warawidyani. Cetakan Keempat

Jujun S. suriasumantri.2001, Filsafat Ilmu,Sebuah pengantar populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Kerlinger. 1973. Metode penelitian. Jakarta: Erlangga


(1)

khusus. Akal sehat ini dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula menyesatkan.

2. Intuisi

Intuisi adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan berjalan dengan sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat tanpa melalui proses yang panjang tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak terdapat hal yang sistemik.

3. Prasangka

Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.

4. Penemuan coba-coba

Pengetahuan yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak pasti. Diawali dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan trial and error. Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan dan setiap cara pemecahan masalahnya tidak selalu sama. Sebagai contoh seorang anak yang mencoba meraba-raba dinding kemudian tidak sengaja menekan saklar lampu dan lampu itu menyala kemudian anak tersebut terperangah akan hal yang ditemukannya. Dan anak tersebut pun mengulangi hal yang tadi ia lakukan hingga ia mendapatkan jawaban yang pasti akan hal tersebut. 5. Pikiran Kritis

Pikiran kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah mengenyam pendidikan formal yang tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh orang lain, walaupun tidak semuanya benar karena pendapat tersebut tidak semuanya melalui percobaan yang pasti, terkadang pendapatnya hanya didapatkan melalui pikiran yang logis.

Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah adalah pengetahuan yang didapatkan melalui percobaan yang terstruktur dan dikontrol oleh data-data empiris.


(2)

Percobaan ini dibangun diatas teori-teori terdahulu sehingga ditemukan pembenaran-pembenaran atau perbaikan-perbaikan atas teori sebelumnya. Dan dapat diuji kembali oleh siapa saja yang ingin memastikan kebenarannya.

Ilmu pengetahuan dianggap ilmiah apabila memenuhi 4 syarat yaitu: 1. Objektif, yaitu pengetahuan itu sesuai dengan objek

2. Metodik, yaitu pengetahuan itu diperoleh dengan cara-cara tertentu dan terkontrol

3. Sistematis, yaitu pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri satu sama lain saling berkaitan ,saling menjelaskan,sehingga keseluruhan menjadi kesatuan yg utuh.

4. Berlaku Umum/ Universal, yaitu pengetahuan tidak hanya diamati hanya oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja, tapi semua orang dengan eksperimentasi yang sama akan menghasilkan sesuatu yg sama atau konsisten.

Menurut Notoatmodjo (2005) dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:

1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh pengetahuan kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara ini antara lain:

a. Cara coba-coba (Trial and Error)

Melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error ”. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.


(3)

Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pada otoritas ataukekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperolehdalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

d. Melalui jalan pikiran

Kemampuan manusia menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia menggunakan jalan pikirannya.

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology). Menurut Deobold van Dalen, mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan pengamatan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamati. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yaitu:

a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala yang muncul pada saat dilakukan pengamatan.

b. Segala sesuatu yang negative, yakni gejala tertentu yang tidakmuncul pada saat dilakukan pengamatan.

c. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

2.3 Untuk Apa Disusun

Menurut Drs R.B.S. Fudyartanta, dosen psikologi Universitas Gajah Mada menyebutkan empat tujuan ilmu pengetahuan, yaitu:

1. Deskriptif

Deskriptif merupakan level terendah dalam tujuan ilmu pengetahuan. Deskriptif ialah menggambarkan, melukiskan dan


(4)

memaparkan suatu obyek atau masalah sehingga mudah dipelajari. Misalnya, dijelaskan di dalam hutan terdapat banyak makhluk hidup seperti singa, gajah, monyet serta berbagai macam tumbuhan yang cantik warna serta penampilannya, ditambah banyak sekali tumbuhan hijau yang tumbuh disekitar hutan. Disana digambarkan keadaan hutan yang diisi oleh berbagai macam makhluk hidup, namun belum dijelaskan secara mendetail bagaimana interaksi antara makhluk hidup tersebut.

2. Eksplanatori

Eksplanatori merupakan salah satu tujuan ilmu pengetahuan yang kaitannya adalah menjelaskan hubungan sebab-akibat dari suatu peristiwa atau kejadian. Eksplanatori bertitik pada pertanyaan dasar “mengapa”. Misalnya adalah muncul sebuah pertanyaan mengapa lebah memakan nektar pada bunga? Jawabannya adalah karena nektar yang dihasilkan bunga tersebut dapat menghasilkan madu yang berguna untuk kesehatan manusia. Bunga yang nektarnya di makan oleh lebah juga akan tumbuh subur dan akan cepat proses fertilisasinya atau pembuahannya. Jadi, timbullah hubungan sebab-akibat itu.

3. Prediktif

Prediktif ialah ilmu pengetahuan mampu memprediksi atau meramalakan kemungkinan besar apa yang akan terjadi sehingga dapat dicari pencegahannya. Contohnya, curah hujan di Bogor sangat tinggi dan sungai-sungai meluap, BMKG meramalkan banjir akan sampai Jakarta pada waktu-waktu tertentu, maka dari itu warga Jakarta dihimbau waspada dan segera evakuasi diri ke tenda-tenda pengungsian. BMKG adalah badan yang meneliti tentang kejadian-kejadian alam, mereka mampu memprediksikan apa yang akan terjadi, dan tindakan apa yang seharusnya dilakukan.

4. Rasa memahami atau kesadaran

Setelah mendapat informasi atau ilmu pengetahuan, manusia diharapkan memiliki rasa memahami atau memiliki kesadaran akan sesuatu yang akan terjadi. Misalnya, BMKG telah memberitahukan mengenai


(5)

ramalan cuaca hari ini bahwa Jakarta akan diguyur hujan. Jika kita memiliki kesadaran akan hal tersebut, kita akan membawa payung untuk mengantisipasi hujan yang akan datang. Contoh lainnya, para pengamat kebudayaan memprediksikan bahwa budaya dari suatu daerah akan punah jika kita tidak menjaganya. Hal itu akan membuat diri kita paham serta sadar, maka kita akan menjaga budaya kita agar tidak punah atau diakui negara lain.


(6)

PENUTUP

Kesimpulan

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan.Tetapi dalam kemudahan ini juga mendatangkan dampak negatifnya.

REFERENSI

Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia

Bertens, K. 1989. Susunan Ilmu Pengetahuan Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu. Jakarta: Gramedia

Fudyartanta, 1974, Etika. Yogyakarta: Warawidyani. Cetakan Keempat

Jujun S. suriasumantri.2001, Filsafat Ilmu,Sebuah pengantar populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Kerlinger. 1973. Metode penelitian. Jakarta: Erlangga