MITOS,PENALARAN, DAN Cara Memperoleh Pengetahuan

MITOS,PENALARAN, DAN
CARA MEMPEROLEH
PENGETAHUAN
Oleh:
Iswadi, M. Pd

PENGANTAR

PENGANTAR

PENGANTAR

PENGANTAR

PENGANTAR

PENGANTAR

PENGANTAR
Mungkin saudara pernah mendengar
ucapan berikut :

 Gunung Api meletus hebat disebabkan
oleh karena dewa sakti lagi marah
besar.
 Gempa Bumi terjadi karena dewa atlas
yang memikul bumi memindahkan
bumi dari bahu yang satu ke bahu yang
lainnya.
 Gerhana bulan disangka terjadi karena
bulan dimakan raksasa.
 Bunyi Guntur timbul karena roda kereta
yang dikendarai dewa sedang melintas
di langit.











Cerita terjadinya mado-mado atau marga di
Nias (Sumatra Utara)
Cerita barong di Bali.
Cerita pemindahan Gunung Suci Mahameru di
India oleh para dewa ke Gunung Semeru yang
dianggap suci oleh orang Jawa dan Bali.
Cerita Nyai Roro Kidul (Ratu Laut Selatan)
Cerita Joko Tarub
Cerita Dewi Nawangwulan 

PENGANTAR




Pada awal prasejarah kemampuan manusia
masih terbatas, baik keterbatasan pada
peralatan maupun keterbatasan pemikiran.

Keterbatasan peralatan menyebabkan
pengamatan menjadi kuratig seksama, dan
cara berpikir yang sederhana menyebabkan
hasil pemecahan masalah memberikan
kesimpulan yang kurang tepat.
Dengan demildan pengetahuan yang
terkumpul belum dapat memberikan
jawaban yang baik terhadap rasa ingin tahu
manusia, dan masih jauh dari kebenaran.

TAHAP PERKEMBANGAN
PIKIRAN MANUSIA

Menurut A. Comte Tahap
Perkembangan manusia ada
3 tahap, yaitu :
• Tahap Teologi / Metafsika
• Tahap Filsafat
• Tahap Positif
atau Tahap

Ilmu

TAHAP TEOLOGI / METAFISIKA








Mitos diciptakan hanya untuk menjawab rasa ingin
tahu manusia akan suatu kejadian yang mereka amati.
Mitos merupakan cerita yang dibuat-buat atau
dongeng yang pada umumnya menyangkut tokoh
kuno, seperti dewa atau manusia perkasa, yang ada
kaitannya dengan apa yang terdapat di alam.
pengetahuan yang subyektif (tidak Obyektif)
Manusia menyusun mitos / dogeng untuk mengenal
realita atau kenyataan.

Dalam alam mitos, Pikiran rasional atau penalaran
belum terbentuk. Melainkan hanya didasari atas daya
khayal, intuisi, atau imajinasi

TAHAP TEOLOGI / METAFISIKA












Mitos dibedakan atas 3 macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat,
dan legenda.
Dalam. mitos sebenamya manusia berusaha dengan sungguhsungguh dan dengan imajinasinya menerangkan gejala alam yang

ada, namun belum tepat karena kurangnya pengetahuan, sehingga
orang mengaitkannya dengan seorang tokoh atau dewa.
Mitos yang merupakan cerita rakyat adalah usaha manusia
mengisahkan peristiwa petting yang menyangkut kehidupan
masyarakat, biasanya juga disampaikan dari mulut ke mulut sehingga,
sulit diperiksa kebenarannya.
Dalam mitos sebagai legenda, dikemukakan tentang seorang tokoh
yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah.
Menurut C.A. Van Peursen, MITOS adalah suatu cerita yang
memberikan pedoman atau arah tertentu pada sekelompok orang dan
dapat ditularkan kepada kelompok lain atau diungkapkan melalui
pementasan tari-tarian, wayang, dan sebagainya
Inti Cerita terkait dengan lambang-lambang, kejahatan, kebaikan,
kehidupan, kematian, dosa, dan penyucian, sorga, neraka

TAHAP TEOLOGI / METAFISIKA
Pada masa prasejarah tersebut, mitos
dapat diterima dan dipercaya
kebenaranya karena:
 keterbatasan pengetahuan yang

disebabkan karena keterbatasan
pengindraan, balk langsung maupun
dengan slat:
 keterbatasan penalaran manusia pada
masa itu
 hasrat ingin tahunya texpenuhi.

TAHAP TEOLOGI / METAFISIKA






Pada tahap ini manusia menemukan
identitas diri.
Manusia yang ada dialam hidup menyatu
dengan alam dan terpengaruh dengan
alam == kemasukan kekuatan alam
Pada tahap mitos, manusia terikat,

manusia menerima keadaan sebagai
takdir

TAHAP FILSAFAT






Rasio sudah terbentuk, tapi belum
ditemukan metoda berfkir yang obyektif
Menggunakan rasio secara dangkal, tapi
obyek yang dimasuki belum obyektif
(contoh bumi datar)
Pola pikir belum metodologis yang
defnitif

TAHAP ILMU ATAU TAHAP POSITIF






Adanya ketidakpuasan pikiran
Rasio dikembangkan kearah yang lebih
obyektif
Manusia menghadapi obyek dengan
rasio

TAHAP PERKEMBANGAN
PIKIRAN MANUSIA

PENALARAN







Dari pengamatan yang sistematis dan kritis
serta makin bertambanhnya pengalaman yang
diperoleh, lambat laun menusia mencari jawab
secara rasional atau berdasarkan fakta-fakta
Pemecahan masalah mengandalkan penalaran
yang rasional atau berdasarkan fakta dalam
usaha memperoleh kebenaran
Model Penalaran ada 2, yaitu :
Penalaran Deduktif
 Penalaran Induktif


PENALARAN DEDUKTIF (RASIONALISME)








Penalaran Deduktif, pola pikir yang
bertolak dari pernyataan yang bersifat
umum untuk menarik kesimpulan yang
bersifat khusus.
Penarikan kesimpulan menggunakan pola
pikir yang disebut silogisme
Kaum rasionalis mengembangkan paham
rasionalisme == menggunakan penalaran
deduktif

SILOGISME






Silogisme terdiri atas dua pernyataan
dan sebuah kesimpulan
Kedua pernyataan disebut premis mayor
dan premis minor
Kesimpulan diperoleh dari penalaran
deduktif terhadap kedua premis

CONTOH


Misal :
Semua mahluk bernapas (premis mayor)
 Si Ali adalah seorang mahluk (Premis minor)
 Jadi si Ali juga bernapas ( kesimpulan)




Kesimpulan benar bila :
Kedua premis benar
 Cara penarikan kesimpulan juga benar
 Bila salah satu darinya salah maka kesimpulan
salah


Apakah penalaran deduktif pasti diterima
kebenarannya






Pada jaman alkimia aristoteles mengemukakan teori
perkembangan, yang menyatakan bahwa setiap
benda akan mengalami perkembangan kearah dewasa
Logam yang telah dewasa adalah emas atau perak.
contoh lain kelapa, dari bungsil – kuwud – nyuh
Contoh silogisme :
 Semua

logam akan mengalami perkembangan menjadi
emas (premis mayor)
 Air raksa adalah logam (Premis minor)
 Jadi, air raksa dapat berubah menjadi emas (kesimpulan)
 Apakah

silogisme ini benar ? Dapatkah air raksa berubah
menjadi emas ?



Tidak semua penalaran deduktif menghasilkan
kesimpulan yang benar.

Pendekatan induktif (empirisme)






Pengetahuan diperoleh dari pengamatan
lapangan (emipiris)
Kaum empiris mengembangkan paham
empirisme == menggunakan penalaran
induktif
Penalaran induktif, bertolak dari pola
pikir yang bersifat khusus untuk menarik
kesimpulan yang bersifat umum



Misalkan :
 Dari

pengamatan diperoleh bahwa : Besi
dipanaskan memuai, Tembaga dipanaskan
memuai, aluminium dipanaskan memuai.
Maka maka disimpulkan bahwa semua
logam bila dipanaskan akan memuai.
 Dari pengamatan diperoleh bahwa : kucing
butuh makanan, anjing butuh makanan,
kuda butuh makanan, maka disimpulkan
semua binatang butuh makanan.

Apakah semua hasil penalaran
Induktif pasti dapat diterima
kebenarannya


Misal :
Pengamatan lapangan menemukan bahwa anak-anak yang
berprestasi bagus di banyak sekolah adalah anak-anak yang
berhidung mancung.
 Apakah dapat disimpulkan bahwa setiap anak yang berhidung
mancung akan memiliki prestasi bagus ?






Apakah pengalaman yang dimaksud paham ini
merupakan stimulus pancaindra ataukah hanya persepsi ?
Adanya keterbatasan kemampuan panca indra.
Misalkan : Sendok yang dimasukkan kedalam gelas berisi air
terlihat patah. Apakah sesungguhnya sendok itu patah ?
 Celupkan kedua tangan pertama ke air dingin, tangan kedua
keair panas, lalu angkat dan celupkan keair biasa ? Apakah air
biasa tadi panas, dingin, atau sejuk ?





Panca indra punya kelemahan
Penalaran induktif yang mengacu pada
pengalaman yang dialami panca indra
tidak sepenuhnya benar






Penalaran Deduktif masih diragukan
Penalaran Induktif masih diragukan
Selanjutnya Muncul Pendekatan ilmiah

ILMU ALAMIAH DASAR
A. Manusia Selalu Ingin Tahu

Issac Asimov (1920), mengatakan bahwa
binatang sebagai Idle Curiosity
(keingintahuan yang terbatas). Manusia
justru daya pikirnya lebih berperan
daripada daya fsiknya.
Hubungan Kehidupan Manusia dengan Alam :
1.
2.

Natural Man.
Cultural Man.

Perbedaan Manusia dengan binatang :
a.
b.

c.

d.

e.

f.

Manusia dapat berpikir (homo sapien)
Manusia dapat membuat alat (homo
faber)
Manusia dapat berbicara (homo
longuens)
Manusia hidup bermasyarakat (homo
socius)
Manusia dapat berdagang (homo
economicus)
Manusia sadar ada kekuatan diluar
dirinya (homo religius).

B. Rasa Ingin Tahu dan Mitos
Mitos merupakan cerita yang dibuat-buat atau dongeng
yang pada umumnya menyangkut tokoh kuno seperti
dewa,
manusia perkasa, yang gunanya untuk menjawab
keterbatasan pengetahuan manusia tentang alam.
Pengetahuan tentang Mitos disebut Mitologi.
Mitologi banyak muncul dalam zaman pra sejarah.
Ada tiga macam Mitos :
1.
Mitos sebenarnya
2.
Cerita rakyat.
3.
Legenda.
Contoh : mitos tentang Pelangi, Mitos sunan kudus,
dan Mitos Dayang Sumbi.

Faktor Mitos dipercayai kebenarannya
saat itu:
1.
2.
3.

Keterbatasan pengetahuan manusia
Keterbatasan penalaran manusia
Keingintahuan manusia sementara
terpenuhi.

C. Manusia berperasaan dan Rasional :
Perasaan adalah fungsi jiwa untuk
mempertimbangkan dan mengukur
sesuatu menurut rasa senang dan tidak
senang.

Perasaan rendah sifatnya biologis yang
dimiliki oleh
binatang. Misal rasa lapar, rasa seksual.
Perasaan luhur, sifatnya rohani yang hanya
dimiliki
oleh manusia. Misal cinta kasih, tanggung
jawab.
Rasional adalah, menerima sesuatu atas
dasar
kebenaran pikiran atau rasio.

Cara-cara lama dalam memperoleh
pengetahuan
dilakukan manusia dengan masih
mengandalkan
perasaan daripada pikiran. Yaitu :
1.
Prasangka
2.
Intuisi
3.
Coba-coba (trial and error).
Pikiran manusia berkembang, ke arah
rasional
dan didukung oleh pengalaman (empiris).
Dalam menerima kebenaran manusia

Lima pentahapan progresivitas manusia :
1.
Antroposentris
2.
Geosentris
3.
Heliosentris
4.
Galaktosentris
5.
Asentris.

IKHTISAR PERKEMBANGAN WAWASAN MANUSIA
Tingkatan

Pengertian

Contoh

Antroposentris

Manusia yg menjadi pusat
segala-galanya

Kelahiran, kematian org
penting mempengaruhi kondisi
alam (raja).

Geosentris

Bumi yg menjadi pusat
Segala-galanya

Matahari, bulan, bintang
Berputar mengelilingi bumi
(Ptolomeus)

Heliosentris

Matahari yg menjadi pusat
Sistem tata surya

Matahari memiliki sejumla
Planet dan planet memiliki
Satelit (Rotasi)

Galaktosentris

Galaksi menjadi pusat dari
Sejumlah tata surya

Bima sakti menjadi pusat
Galaksi dalam tata surya

Asentris

Tidak ada yg menjadi pusat,
semua beredar dlm Kontelasi
alamiah.

Merupakan kekuasaan Tuhan.

DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian
dimulai dengan rasa ragu-ragu
Pengetahuan mampu dikembangkan manusia karena :
1. Bahasa yang bersifat komunikatif
2. Pikiran yang mampu menalar.
A. PENALARAN
Kegiatan berpikir yg mempunyai karakteristik tertentu dalam
menemukan kebenaran.
Ciri-ciri Penalaran :
a. Pola berpikir logika
b. Analitik.
Perasaan merupakan suatu penarikan kesimpulan yang tidak
berdasarkan penalaran.

Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada
dasarnya bersumber pada rasio atau fakta.
Rasionalisme adalah paham yang mengembangkan bahwa
rasio adalah sumber kebenaran.
Empirisme, adalah paham yang menyatakan bahwa fakta
yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan
sumber kebenaran.
B. LOGIKA
Dua jenis cara penarikan kesimpulan, yakni logika deduktif
dan logika induktif.
Logika deduktif , cara berpikir dimana ditarik kesimpulan yg
bersifat khusus dari pernyataan bersifat umum.
Logika Induktif terkait empirisme (butuh dukungan fakta).

C. SUMBER PENGETAHUAN :
Paham Rasionalisme menggunakan metode deduktif.
Paham Empirisme menggunakan metode induktif

D. METODE ILMIAH
Prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.
Ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.

Pengetahuan disebut ilmu atau ilmiah jika:
1.
2.
3.
4.

Objektif (sesuai dgn objek atau didukung fakta empiris)
Metodik (cara-cara tertentu yg teratur dan terkontrol)
Sistematik (saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan)
Berlaku umum (dapat diuji coba orang lain dan hasilnya
sama).

Dengan metode ilmiah, pendekatan rasional digabungkan
dengan pendekatan empiris.

Teori-teori ilmiah yang menyusun pengetahuan harus
Memenuhi dua syarat utama yaitu:
a. Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya.
b. Harus cocok dengan fakta-fakta empiris.

Kriteria Metode Ilmiah :
c. Berdasarkan fakta
d. Bebas dari prasangka
e. Menggunakan prinsip-prinsip analitis
f. Menggunakan hipotetis
g. Menggunakan ukuran objektif
h. Menggunakan teknik kwantitatif.

PERUMUSAN
MASALAH

PENG ILMIAH

Deduksi

KERANGKA PIKIR

RUMUSAN HIPOTESIS

Induksi

DITERIMA

UJI HIPOTESIS

METODE ILMIAH

DITOLAK

Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang
disusun secara konsisten dan kebenarannya
telah
teruji secara empiris.
Sarana berpikir Ilmiah :
Adalah merupakan alat bagi metode ilmiah
dalam
melakukan fungsinya secara baik berupa :
Bahasa, logika, matematika dan
statistika.