Perhitungan dimensi utama kondensor

BAB IV ANALISA DATA

4.1 Perhitungan dimensi utama kondensor

Dari data yang diperoleh dalam perancangan kapasitas pendingin di ruangan yang terdapat di Gedung Pascasarjana Departemen Teknik Mesin, FT- USU lantai 2 sebesar 5,12 kW dan daya kompresor yang digunakan sebesar 0,746 kW, maka dirancang dimensi utama dari kondensor yang akan digunakan sebagai pendingin refrigeran. Dimensi utama dari kondensor adalah perhitungan panjang pipa tembaga. Untuk mencari panjang pipa tembaga, terlebih dahulu dicari luas dari pipa tembaga dengan menggunakan persamaan 7. Kondensor yang akan dirancang menggunakan refrigeran R22 dengan berpendingin udara. Udara yang digunakan sebagai media pendingin adalah udara lingkungan dengan suhu 30 o C dan direncanakan keluar dari APK adalah 35 o C. Pipa yang digunakan adalah pipa tembaga dengan diameter 6,4 mm dan diasumsikan pipa tembaga sangat tipis. Dari suhu rata-rata sebesar 32,5 o C, maka didapat sifat termofisika R22 lampiran A sebagai berikut : • µ f = 1,8 x 10 -4 kgms • k f = 0,779 WmK • ρ f = 1118,9 kgm 3 • h fg = 160,9 kJkg Sifat-sifat udara pada temperatur 32,5 o C • ρ u = 1,140 kgm 3 • C p,u = 1005,158 Jkg.K Universitas Sumatera Utara • µ u = 1,331E-05 Nsm 2 • k u = 2,670E-02 WmK • Pr u = 0,705 Langkah pertama dalam perancangan kondensor adalah menentukan nilai h o dan nilai h i sesuai dari data termofisika dari R22 dan udara. Pada umumnya, bentuk penampang pipa adalah lingkaran. Ada kalanya penampang pipa bukan lingkaran, tetapi berbentuk lain seperti ellips, persegi 4, dll. Untuk pipa dengan penampang seperti ini, persamaan umum berikut dapat digunakan. n m C Pr Re Nu = 38 Syarat menggunakan persamaan ini adalah sifat fisik fluida dianalisa pada temperatur film. Konstanta C, m, dan n pada persamaan tersebut telah disusun oleh Zukauskas 1972 dan Jakob 1949, untuk masing-masing kasus ditampilkan pada Tabel 4.1 berikut, Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Persamaan bilangan Nu untuk pipa Himsar Ambarita, 2011 Penampang Syarat Re Nu Fluida: Gas dan Cair 0,4 – 4 3 1 330 , Pr Re 989 , Nu = 4 – 40 3 1 335 , Pr Re 911 , Nu = 40 – 4000 3 1 466 , Pr Re 683 , Nu = 4000 – 40000 3 1 618 , Pr Re 193 , Nu = 40000 – 400000 3 1 805 , Pr Re 027 , Nu = Fluida: Gas 5000-100.000 3 1 675 , Pr Re 102 , Nu = D Fluida: Gas 5000 – 100.000 3 1 588 , Pr Re 246 , Nu = D Fluida: Gas 5000 – 100.000 3 1 638 , Pr Re 153 , Nu = D Fluida: Gas 5000 – 19.500 3 1 638 , Pr Re 160 , Nu = 19.500- 100.000 3 1 782 , Pr Re 0385 , Nu = D Fluida: Gas 4000 – 15.000 3 1 731 , Pr Re 228 , Nu = D Fluida: Gas 2500 – 15.000 3 1 612 , Pr Re 248 , Nu = Universitas Sumatera Utara Bilangan Reynold dan bilangan Nu akan didefenisikan dengan diagonal D sebagai pengganti panjang karakteristik. Maka defenisi bilangan Reynolds dan bilangan Nusselt menjadi: µ ρ UD = Re 39 L hD Nu = 40 Dari sifat-sifat refrigeran dan udara yang telah didapat, maka dihitung h o dengan menggunakan persamaan 40, dengan terlebih dahulu menghitung bilangan Reynold dengan menggunakan persamaan 39. Diasumsikan kecepatan desain U sebesar 1,5 ms Re = 835,566 Pada Tabel 4.1, persamaan bilangan Nu pada gambar penampang pertama yang digunakan dalam perhitungan, maka dengan bilangan Reynold pada rentang 40- 4000 didapat bilangan Nussel, Nu = 13,897 Dengan persamaan 40, didapat nilai h o sebagai berikut h o = 57,979 Wm 2 K Setelah nilai h o diperoleh, dihitung nilai koefisien perpindahan panas konveksi di dalam pipa tembaga, dengan terlebih dahulu dihitung nilai laju perpindahan panas Universitas Sumatera Utara kondensor. Dalam menghitung laju perpindahan panas kondensor, dapat dicari dengan menggunakan bantuan COP, , Maka, Qc = Qe + Wk = 5,12 kW + 0,746 kW = 5,866 kW Kemudian, dihitung laju aliran massa udara dengan menggunakan persamaan 6, 5,866 kW = ṁ u x 1,005046 kJkg.K 35 – 30 o C ṁ u = 1,1673 kgs Setelah didapat laju aliran massa udara, maka dapat dihitung bilangan Reynold dari persamaan 41 berikut, 41 Re = 174,541x 10 5 Setelah didapat bilangan Reynold untuk aliran dalam pipa, maka dapat dihitung koefisien perpindahan panas konveksi dalam pipa dengan persamaan 9, h i = 0,0023 174,541 x 10 5 0,8 0,705 0,4 h i = 51862,473 Wm 2 K Hitung koefisien perpindahan panas menyeluruh U o, dengan menggunakan persamaan 8. Seluruh informasi telah diketahui di atas, namun ada beberapa yang perlu ditentukan lagi seperti faktor kerak. Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya kerak pada permukaan suatu bidang APK, beberapa yang umum disebutkan adalah kecepatan fluidanya mengalir dan jenis fluida yang mengalir. Semakin cepat fluida mengalir akan mengurangi kemungkinan terjadinya kerak. Semakin bersih fluida yang mengalir Universitas Sumatera Utara dari kotoran maka semakin kecil kemungkinan terjadinya kerak. Seandainya fluida yang digunakan pada suatu APK adalah air yang tersedia di suatu daerah, maka kandungan air tersebut akan mempengaruhi terjadinya kerak pada APK tersebut nantinya. Pada Tabel 1 ditampilkan beberapa besaran faktor kerak yang diteliti di USA. Tabel 4.2 Faktor dan koefisien konveksi lapisan kerak Himsar Ambarita, 2011 No Fluida kerja Koef. kon [Wm 2 o C] Faktor kerak, R f [m 2 o CW] 1 Air sungai 3000-12000 0,003-0,0001 2 Air laut 1000-3000 0,001-0,0003 3 Air pendingin Cooling tower 3000-6000 0,0003-0,00017 4 Air Kota bersih 3000-5000 0,0003-0,0002 5 Air Kota sedang 1000-2000 0,001-0,0005 6 Uap kondensasi 1500-5000 0,00067-0,0002 7 Uap bebas minyak 4000-10000 0,0025-0,00001 8 Uap mengandung minyak 2000-5000 0,0025-0,0002 9 Larutan garam dingin 3000-5000 0,0003-0,0002 10 Udara dan gas buang industri 5000-10000 0,0002-0,00001 11 Asap flue gas 2000-5000 0,0005-0,0002 12 Uap organik 5000 0,0002 13 Cairan organik 5000 0,0002 14 Hidrokarbon ringan 5000 0,0002 15 Hidrokarbon berat 2000 0,0005 16 Fluida organik mendidih 2500 0,0004 17 Fluida organik mengembun 5000 0,0002 18 Heavy transfer fluids 5000 0,0002 19 Larutan garam 3000-5000 0,0003-0,0002 Dengan asumsi pipa tembaga yang sangat tipis r o ≈ r 1 , sehingga persamaan menjadi Universitas Sumatera Utara U = 56,924 Wm 2 K Perhitungan kondensor ini menggunakan pendekatan LMTD Log Mean Temperature Difference dengan persamaan 42 berikut, 42 LMTD = 9,2764 Hitung luas penampang pipa tembaga dihitung dari persamaan 7, Q = U o x A o x LMTD 5,866 kW = 56,924 Wm 2 K x A o x 9,2764 A o = 11,116 m 2 Dengan persamaan luas penampang pipa, serta penambahan 4500 fin pada pipa setiap jarak 2 mm, maka didapat panjang pipa kondensor sebagai berikut, A o = ╥DL + 4500 L A ’ 43 Dimana A ’ adalah luas penampang sirip yang dapat dihitung dengan persamaan, A ’ = 4D 2 – 0,25 ╥ D 2 A ’ = 1,33 x 10 -4 m 2 Maka, A o = ╥DL + 4500 L A ’ 11,116 m 2 = 3,14 0,0064 m L + 4500 1,33x10 -4 L L = 18,235 m Pipa tersebut dibagi atas 20 laluan, sehingga panjang tiap laluan pipa adalah sebesar 1,09 m. Universitas Sumatera Utara

4.2 Data hasil pengujian