BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengolahan data digital yang dilakukan meliputi pengolahan data jumlah banyaknya kejadian breakdown yang terjadi pada larutan 15 ppm Polystyrene, 7,5
ppm Polystyrene + 1,5 cm air murni+1,5 cm air keran, 2 cm air keran + 1cm air murni, dan
2 cm air murni + 1cm air keran. Untuk mengetahui banyaknya kejadian atau jumlah breakdown pada koloid dalam berbagi larutan dilakukan
dengan pengolahan data digital GUI Matlab.
4.1 Pengolahan Data Video Kerlipan Breakdown Menggunakan Video Soft Free Studio
Untuk menganalisis video kerlipan Breakdown diperlukan pemrosesan yang cukup sulit. Video kerlipan breakdown diuraikan menjadi frame-frame atau foto-
foto berurutan. Jumlah foto bergantung dengan jumlah masukan total yang dibuat pada soft free studio.
Gambar 4.1 Ekstraksi foto-foto dari video dilakukan dengan perangkat lunak Menggunakan Video Soft Free Studio
Universitas Sumatera Utara
Video rekaman kerlipan emisi diambil dalam waktu 100 detik, maka diperoleh sekitar 1000 foto berurutan. Ekstraksi foto-foto dari video dilakukan
dengan perangkat lunak Freeware yang dapat di unduh secara gratis. Foto-foto tersebut akan memiliki nama file yang sama namun diakhiri dengan penomoran
yang berurutan mulai dari nomor yang pertama hingga nomor terakhir.
Gambar 4.2 Hasil ekstraksi foto-foto dari video dilakukan dengan perangkat lunak Freeware.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Data Analog GambarVideo Menjadi Cacah Data Digital Menggunakan Bahasa Pemograman
Untuk menganalisis video kerlipan emisi diperlukan pemrosesan yang cukup sulit. Video kerlipan emisi diuraikan menjadi frame-frame atau foto-foto berurutan.
Jumlah foto bergantung pada lama waktu pengambilan dikalikan dengan jumlah frame per detik saat perekaman. Misalnya, video rekaman kerlipan emisi diambil
dalam waktu 100 sekon dengan kecepatan rekaman 10 frame per detik, maka diperoleh sekitar 1000 foto berurutan. Ekstraksi foto-foto dari video dilakukan
dengan perangkat lunak Freeware yang dapat di unduh secara gratis. Foto-foto tersebut akan memiliki nama file yang sama namun diakhiri dengan penomoran
yang berurutan mulai dari 0001 hingga nomor terakhir yaitu 1000. Foto-foto berurutan tersebut kemudian diolah satu persatu untuk
mendapatkan kurva antara intensitas kuantum dot untuk sebuah titik tertentu
dengan waktu perekaman kerlipan emisi. Dari kurva tersebut, analisis lebih lanjut dilakukan untuk membuat kurva probabilitas waktu on dan waktu off. Mengingat
jumlah foto yang harus dianalisis berkisar ribuan hinggga ratusan ribu foto, maka diperlukan bahasa pemrograman digital untuk mempermudah mendapatkan data
yang akurat dan cepat. Analisis dengan bahasa pemrograman MATLAB dilakukan sejak pembacaan intensitas titik disetiap foto hingga mendapatkan
kurva probabilitas waktu on dan waktu off. Pemrogaman
untuk menganalisis
kerlipan dilakukukan
dengan menggunakan bahsa pemrograman MATLAB. Bahasa pemograman ini dipilih
karena bahasa pemograman ini cukup baik untuk mengolah data berupa gambar atau foto dengan pengolahan data digital yang cepat. Selain itu bahasa ini
memiliki fasilitas pembuatan system antar muka interface GUI yang akan memudahkan penggunaan analisi bila dilakukan oleh pemakai lainnya.
Pemograman dilakukan dengan memasukkan nama file foto tanpa nomor, jumlah foto, kecepatan perekaman video dan posisi pixel. Input nama file foto
kemudian ditambahkan dengan penomoran dan ekstensi file yang benar sehingga program dapat membaca file foto secara keseluruhan dan berurutan dengan baik
dan benar. Masukan jumlah foto dibutuhkan untuk mengakhiri proses pembacaan foto dan input file foto. Kecepatan perekaman digunakan untuk mengubah urutan
Universitas Sumatera Utara
foto menjadi waktu sehingga waktu on dan waktu ooff dapat terekam dengan baik dan benar, sedangkan posisi fixel diperlukan untuk mendeteksi satu ledakan yang
benar agar tidak tertukar dengan ledakan yang lainnya. Untuk memastikan bahwa posisi awal ledakan tidak berubah, maka pada saat perekaman video perlu
dipastikan bahwa tidak ada getaran atau vibrasi pada meja optic yang bisa mengakibatkan pembacaan posisi yang salah pada proses analisis.
Dari hasil proses pembacaan intensitas ledakan untuk posisi ledakan dapatkan kurva antara waktu dengan intensitas ledakan untuk posisi ledakan yang
telah ditentukan. Data ini sementara disimpan dalam data file teks agar mudah dibaca bila diperlukan. Dari kurva intensitas ledakan breakdown diperlukan
validasi manual oleh user untuk menetukan apakah kurva intensitas tersebut adalah data valid, baik, dan bukan noise semata. Bila user telah memastikan
bahwa kurva tersebut dpat dipercaya, maka user diharuskan memasukkan nilai ambang intensitas atau threshold.
Penentuan nilai threshold ini masih harus dilakukuan oleh user karena nilai threshold sangat bergantung pada kondisi eksperimen dan nilai noise sekitar posisi
breakdown. Walaupun eksperimen perekaman video kelipatan quantum dot dilakukan dalam ruang gelab, namun terkadang noise dapat tercipta jika jumlah
quantum dalam area perekaman cukup banyak sehingga emisi kuantum dot bias saling mengganggu. Berdasarkan nilai threshold, maka probabilitas waktu on dan
waktu off dapat dihitung dengan mudah. Foto-foto berurutan tersebut kemudian diolah satu persatu untuk
mendapatkan kurva antara jumlah breakdown untuk sebuah titik tertentu dengan waktu perekaman kerlipan breakdown. Mengingat jumlah foto yang harus
dianalisis berkisar ribuan foto, maka diperlukan bahasa pemograman digital untuk mempermudah mendapatkan data yang akurat dan cepat. Analisis dengan bahasa
pemrograman MATLAB dilakukan sejak pembacaan jumlah breakdown disetiap foto hingga mendapatkan kurva jumlah BD Probability terhadap variasi energy
laser.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Pengolahan Data Breakdown Menggunakan GUI Matlab