Pengertian Green Marketing Kajian Teoritis 1. Pengertian Marketing

McCarthy 1996 dalam Kotler dan Keller 2007 mengklasifikasikan alat-alat ini menjadi empat kelompok besar, yang disebut 4P tentang pemasaran, yaitu: Produk Product, Harga Price, Promosi Promotion, Tempat Place. Berikut adalah penjelasan mengenai klasifikasi Bauran Pemasaran: 1. Produk Product Kotler 2009, mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. 2. Harga Price Harga adalah aspek penting dalam kegiatan bauran pemasaran. Penetuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan Kotler, 2009. 3. Tempat Place Tempat atau distribusi mencakup penggudangan, saluran-saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat, dan wilayah penjualan. Distribusi menjadi sangat penting ketika sebuah perusahaan berusaha menerapkan strategi pengembangan pasar atau integrasi ke depan, David 2009. 4. PromosiPromotion Menurut Tjiptono 1997, promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yaitu berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, danatau mengingat pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

3. Pengertian Green Marketing

Istilah Green Marketing atau bisa saja disebut dengan Ecological Marketing telah dikenal pada akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an. The American Marketing Associate AMA pada tahun 1975 mengadakan seminar pertama tentang “Ecological Marketing”, seminar ini menghasilkan buku pertama tentang pemasaran hijau Green Marketing berjudul “Ecological Marketing” Henion and Kinnear, 1978. American Marketing Associate AMA mendefinisikan “Green Marketing is the market of products that are presumed to be environmentally safe.” Artinya, bahwa pemasaran hijau sebagai suatu proses pemasaran produk-produk yang diasumsikan aman terhadap lingkungan. http: en.wikipedia.orgwikiGreen_marketing Menurut Polonsky 1994, “Green or Environmental Marketing consists of all activities designed to generate and facillitate any exchanges intended to satisfy human need or wants, such that the satisfaction of these needs and wants accurs, with minimal detrimental impact on the natural environment.” Green Marketing atau Environmental Marketing didefinisikan sebagai konsistensi dari semua aktifitas yang mendesain pelayanan dan fasilitas bagi kepuasan kebutuhan dan keinginan manusia, dengan tidak menimbulkan dampak pada lingkungan alam. Tujuan Green Marketing Menurut John Grant, 2007 tujuan Green Marketing dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu: 1. Green – setting new standards – communicate: having commercial objectives only where the product, brand or company is greener than alternatives, but the marketing is strainghtforward about estabilishing this difference. Bertujuan ke arah untuk berkomunikasi bahwa merek atau perusahaan adalah peduli lingkungan hidup. Tahapan ini merupakan tahapan awal bagi perusahaan yang menerapkan konsep Green Marketing 2. Greener – sharing responsibility – collaborate: having green objectives as well as commercial objectives the marketing itself achieves green objectives, for instance changing the way people use the product. Selain untuk komersialisasi sebagai tujuan utama perusahaan, tetapi juga untuk mencapai tujuan yang berpengaruh ke dalam lingkungan hidup. Perusahaan mencoba merubah gaya konsumen mengkonsumsi atau memakai produk. Misalnya penghematan kertas, menggunakan kertas bekas maupun kertas daur ulang. Menghemat air, listrik, penggunaan AC, dll. 3. Greenest – supporting innovation – cultural reshaping: having cultural objectives as well making new ways of life and new business models normal and acceptable. Perusahaan berusaha mengubah budaya konsumen ke arah yang lebih peduli lingkungan hidup. Budaya konsumen yang diharapkan adalah kepedulian terhadap lingkungan dalam semua aktivitas tanpa terpengaruh oleh produk perusahaan yang ditawarkan. Pengertian Green Product Nugrahadi 2002 mengemukakan, produk hijau green product adalah produk yang berwawasan lingkungan. Suatu produk yang dirancang dan diproses dengan suatu cara untuk mengurangi efek-efek yang dapat mencemari lingkungan, baik dalam produksi, pendisribusian dan pengkonsumsiannya. Hal ini dapat dikaitkan dengan pemakaian bahan baku daur ulang. Ottman 2006 mendefinisikan green product are typically durable, nontoxic, made from recycled materials or minimally packaged produk hujau biasanya tahan lama, tidak beracun, terbuat dari bahan daur ulang. Adanya permintaan terhadap produk-produk yang ramah lingkungan, direspon oleh perusahaan untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan Green Product dengan menerapkan konsep ramah lingkungan Green Strategy. Menurut Anderson dan Deskins 1995, output dari Green Strategy adalah munculnya Green Product. Cara-cara alternatif untuk membuat Green Product di antaranya adalah: 1. Menciptakan produk dengan karakter dan komposisi yang memiliki dampak kepada lingkungan yang lebih kecil. 2. Meningkatkan penggunaan bahan mentah yang lebih efisien atau yang renewable terbarukan. Kertas misalnya tidak lagi hanya bisa dibuat dari bubur kertas yang berasal dari batang kayu. Bambu dan beberapa tanaman alternatif lain yang memiliki serat yang lebih panjang dan halus dapat menekankan penggundulan hutan. 3. Mengefisienkan penggunaan kemasan dan penggunaan bahan kemasan yang bio-degradable atau minimal bisa digunakan berulang-ulang re-use. 4. Mengefisienkan pemakaian energi dalam proses produksi. 5. Meningkatkan ketahanlamaan durability. Pengertian Merek American Marketing Association AMA mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, simbol, atau desain rancangan, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing. Kotler dan Keller 2009 mendefinikan Ekuitas merek sebagai nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Menurut Kotler 2001 ekuitas merek brand equity dapat dikelompokkan ke dalam lima dimensi yaitu: 1 kesetiaan merek brand loyality, 2 kesadaran merek brand awareness, 3 mutu yang dirasakan perceived brand, 4 citra merek brand assosiation, dan 5 aset kepemilikan lainnya property brand assets. Pengertian Citra Merek Menurut Keller 1998:93, “Brand image can be defined as a perception about brand as reflected by the brand association held in consumer memory”. Hal ini berarti citra merek adalah persepsi tentang merek yang digambarkan oleh asosiasi merek yang ada dalam ingatan konsumen. Menurut Aaker 1991:109, “Brand association is anything linked in memory to a brand”. Pengertian ini menunjukan bahwa asosiasi merek adalah sesuatu yang berhubungan dengan merek dalam ingatan konsumen. Baik Keller dan Aaker mengemukakan bahwa adanya hubungan yang erat diantara asosiasi merek dengan citra merek dimana asosiasi yang terjalin pada suatu merek dapat membentuk citra merek. Asosiasi merek dapat membantu proses mengingat kembali informasi yang berkaitan dengan produk, khususnya selama proses pembuatan keputusan untuk melakukan pembelian. Jadi, antara citra merek dan asosiasi merek mempunyai keterkaitan yang erat yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainya. Faktor-faktor yang membentuk citra merek Menurut Keller 1993:3 faktor-faktor yang membentuk citra merek adalah:

1. Kekuatan asosiasi merek strength of brand association