2. BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH rev

(1)

BAB II

II-1

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bab ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis yang disarikan dari analisis gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah. Informasi menganai kondisi umum daerah akan memeberikan gambaran mengenai kondisi saat ini sehingga dapat menjadi bahan dan pertimbangan untuk analisis berikutnya khususnya dalam perumusan isu – isu strategis pembangunan daerah kabupaten probolinggo. Namun demikian, tidak seluruh informasi dalam perumusan tentang gambaran umum kondisi daerah ditampilkan dalam penyajian, hanya informasi yang relavan dan penting saja yang perlu dicantumkan untuk mendapatkan fokus yang baik dalam dokumen ini. Suatu informasi dianggap relevan dan penting jika menjelaskan gambaran umum kondisi daerah yang selaras dan mendukung isu strategis, permasalahan pembangunan daerah, visi/misi kepala daerah, dan kebutuhan perumusan strategi.

2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

Analisis pada aspek geografi Kabupaten Probolinggo perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah, dan kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan gambaran kondisi demografi, antara lain mencakup perubahan penduduk, komposisi dan populasi masyarakat secara keseluruhan atau kelompok dalam waktu tertentu pada provinsi/kabupaten/kota. Berikut ini merupakan gambar tentang potensi pengembangan daerah yang mencakup beberapa faktor penunjang untuk dapat menganalisis potensi pengembangan daerah.


(2)

BAB II

II-2

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran Potensi Pengembangan Kawasan

2.1.1 Karakteristik dan Lokasi Wilayah

1) Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Luas wilayah Kabupaten Probolinggo lebih kurang 1.696,17 km², terdiri dari:

a). Pemukiman : 147,74 km² b). Persawahan : 373,13 km²

c). Tegal : 513,80 km²

d). Perkebunan : 32,81 km²

e). Hutan : 426,46 km²

f). Tambak/Kolam : 13,99 km² g). Lain-lain : 188,24 km²

Letak geografis daerah berbatasan dengan : • Utara : Selat Madura

• Timur : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso • Barat : Kabupaten Pasuruan

• Selatan : Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember

Sedangkan di sebelah Utara bagian tengah terdapat Daerah Otonom yaitu Kota Probolinggo.

2) Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang

termasuk wilayah Provinsi Jawa Timur, berada pada posisi 7°40’- 8°10’

Lintang Selatan (LS) dan 112°50’-113°30’ Bujur Timur (BT). Secara


(3)

BAB II

II-3

membujur dari Barat ke Timur, yakni Pegunungan Tengger, Gunung Lamongan dan Gunung Argopuro.

3) Topografi

Secara topografis, Kabupaten Probolinggo mempunyai kemiringan dan ketinggian lahan yang berbeda disejumlah wilayahnya. Tabel 2.1 menunjukkan tentang luas daerah berdasarkan kemiringan tanah.

Tabel 2. 1

Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Tanah

No. Kemiringan Luas Kawasan (Ha) Persen (%) 1 0 - 2 % 48.070,55 28,34 2 2 – 15 % 41.721,36 24,59 3 15 – 40 % 20.968,52 12,36 4 > 40 % 58.856,22 34,69

Jumlah 169.616,65 100

Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo

Dari Tabel 2.1 terlihat bahwa daerah yang memiliki tingkat kemiringan tanah lebih dari 40 % cukup tinggi, yaitu seluas 58.856,22 Ha (34,69%) dari seluruh luas daerah Kabupaten Probolinggo. Diantara luas daerah yang memiliki kemiringan tanah > 40 % tersebut, yang terluas adalah di Kecamatan Sumber yaitu seluas 11.979,66 Ha (20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%).

Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak pada ketinggian 0-2500 m di atas permukaan laut, tanahnya berupa tanah vulkanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi berupa pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah liat yang berwarna kelabu kekuning-kuningan. Pada ketinggian 750- 2500 m di atas permukaan laut, cocok untuk jenis tanaman sayur-sayuran dan pada ketinggian 150-750 m diatas permukaan laut, yang membujur dari Barat ke Timur di bagian Selatan yang berada di kaki gunung Argopuro, sangat cocok untuk tanaman kopi, buah-buahan seperti durian, alpukat dan buah lainnya. Contoh di Kecamatan Tiris dan Kecamatan Krucil.

4) Geologi

Struktur geografis Kabupaten Probolinggo terdiri dari dataran rendah pada bagian utara, lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan dataran tinggi pada bagian selatan, dengan tingkat kesuburan dan pola


(4)

BAB II

II-4

penggunaan tanah yang berbeda. Sedangkan bentuk permukaan daratan di Kabupaten Probolinggo di klasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu :

a) Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0 – 100 m diatas permukaan laut. Daerah ini membentang di sepanjang pantai utara mulai dari Barat ke Timur kemudian membujur ke Selatan. b) Daerah perbukitan dengan ketinggian 100-1.000 m diatas permukaan

laut. Daerah ini terletak di wilayah bagian Tengah sepanjang Pegunungan Tengger serta pada bagian selatan sisi Timur sekitar Gunung Lamongan.

c) Daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan laut. Daerah ini terletak di sebelah Barat Daya yaitu sekitar Pegunungan Tengger dan sebelah Tenggara yaitu di sekitar Gunung Argopuro.

5) Hidrologi

Terdapat 25 sungai yang mengalir dan mengairi wilayah Kabupaten Probolinggo. Sungai terpanjang adalah Rondoningo dengan panjang 95,2 km, sedangkan sungai terpendek adalah Afour Bujel dengan panjang hanya 2 km saja. Hulu sungai-sungai tersebut kebanyakan berada di bagian tengah maupun selatan wilayah Kabupaten Probolinggo (merupakan daerah agak tinggi dan banyak terdapat hutan) yang bermuara di Selat Madura. Sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Probolinggo sebagian besar digunakan irigasi disamping untuk industri, air minum dan mandi cuci. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Probolinggo tersebut sangat dipengaruhi oleh iklim yang berlangsung tiap tahun. Pada saat musim kemarau, sebagian besar sungai yang mengalir mengalami kekeringan kecuali sungai-sungai besar (yaitu sungai-sungai utama) yang masih tergenang terus sepanjang tahun.

Tabel 2. 2

Panjang, Lebar, Debit Air dan Baku Lahan Sungai Di Kabupaten Probolinggo

No. Nama Sungai Panjang (km)

Lebar (m)

Debit Air (Minimum)

Baku Lahan (Ha) 1 K. Rondoningo 95,20 26,00 ± 200 3.357 2 K. Pandan Laras 43,50 26,00 ± 1.300 2.847 3 K. Kertosono 39,70 25,00 ± 100 570 4 K. Kandang Jati 8,00 8,00 ± 100 507 5 K. Besuk 13,20 8,00 ± 100-200 173


(5)

BAB II

II-5

No. Nama Sungai Panjang (km)

Lebar (m)

Debit Air (Minimum)

Baku Lahan (Ha) 6 K. Jabung 20,50 8,00 ± 300 465 7 K. Pancarlagas 85,70 50,00 ± 200 3.303

8 K. Legundi 12,50 6,00 - -

9 K. Paiton 18,00 20,00 ± 100 454 10 K. Kresek 24,50 25,00 ± 100 786 11 K. Taman 24,10 12,00 ± 5-10 240 12 K. Curah Manjangan 5,00 9,00 ± 50 34 13 K. Klumprit 12,50 12,00 ± 50 53 14 K. Lumbang/Bayeman 17,50 13,00 ± 75 125

15 K. Blibis 20,00 15,00 - -

16 K. Blabo 10,00 10,00 ± 50 213 17 K. Besi 15,50 15,00 ± 5 - 10 183 18 K. Patalan 22,50 18,00 ± 50 72 19 K. Kedung Galeng 38,00 35,00 ± 100 564 20 K. Banyubiru 11,00 18,00 ± 300 697 21 K. Gending 20,00 20,00 ± 300 - 22 K. Klaseman 11,00 15,00 ± 100-200 - 23 K. Pekalen 35,10 35,00 ± 3.300 6.983

24 Afour Bujel 2,00 5,00 - -

25 K. Lawean 16,70 25,00 ± 200 369

Sumber : Dinas PU Pengairan Kabupaten Probolinggo

Di Kabupaten Probolinggo juga terdapat danau/ranu yaitu Ranu Segaran, Ranu Agung dan Ranu Petak (Taman Hidup) yang belum didayagunakan sebagaimana mestinya. Selain air hujan dan air permukaan, maka air tanah juga merupakan sumber air yang potensial di Kabupaten Probolinggo. Air tanah antara lain dijumpai dalam bentuk sumur dangkal maupun sumur dalam. Adapun wilayah yang cukup potensial air tanahnya antara lain ialah wilayah bagian utara dan bagian tengah yakni meliputi wilayah Paiton, Kraksaan, Pajarakan, Gending, Dringu, Sumberasih dan Tongas. Selain itu di Kabupaten Probolinggo juga dijumpai sumber-sumber mata air. Mata air tersebut umumnya mengalir terus-menerus sepanjang tahun. Sumber mata air tersebut terutama terdapat di Kecamatan Sumber, Sukapura, Tegalsiwalan, Dringu, Tiris dan Krucil.

Selain itu tercatat pula sumur yang umumnya berupa sumur gali dan beberapa sumur bor. Kedalaman dari sumur-sumur gali berkisar 3 – 30 m. Kedalaman ini berarti air tanah dangkal sampai sedang dan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, sedangkan kedalaman sumur bor yang


(6)

BAB II

II-6

merupakan air tanah dalam berkisar 40-200 m. Sumur bor yang sudah ada mempunyai debit yang cukup besar, sebagian untuk kebutuhan air minum dan sebagian besar lainnya diperuntukkan irigasi, hal ini mengingat pada saat musim kemarau sebagian besar daerah mengalami kekeringan.

Ditinjau dari sisi kedalaman air tanah, 62,56% dari luas wilayah Kabupaten Probolinggo memiliki kedalaman > 90 m; seluas 11,17% kedalaman air tanahnya antara 60 -90 m; dan selebihnya 26,27% mempunyai kedalaman air tanah < 60 m.

6) Klimatologi

Lokasi Kabupaten Probolinggo yang berada di sekitar garis katulistiwa menyebabkan daerah ini mengalami perubahan iklim dua jenis setiap tahun, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau berkisar pada bulan April hingga Oktober, sedangkan musim penghujan dari bulan Oktober hingga April.

Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan Maret. Curah hujan selama tahun 2011 berkisar antara 1.100-1.700 mm untuk dataran rendah, dan berkisar 1.700-5.700 mm untuk dataran tinggi dengan rata-rata intensitas hujan sebesar 24,211 mm/hari. Jumlah curah hujan rata-rata dalam setahun di Kabupaten Probolinggo sebesar 1.713 mm/tahun dengan hari hujan rata-rata 75.41 hari. Suhu udara beragam rata-rata antara 27C hingga 32C pada bagian Utara, sedangkan di wilayah pegunungan Argopuro dan Tengger, yaitu di Kecamatan Tiris, Krucil, Sumber dan Sukapura suhu udaranya berkisar antara 5C hingga 15C.

Di antara dua musim tersebut terdapat musim pancaroba, di mana biasanya ditandai dengan tiupan angin kering yang cukup kencang yang biasa disebut “Angin Gending”.

7) Penggunaan Lahan

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan sebagai fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Klasifikasi kawasan budidaya meliputi kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan, dengan berbagai jenis peruntukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(7)

BAB II

II-7

Tabel 2. 3

Luas Peruntukan Kawasan Budidaya (Ha)

No. Peruntukan Luas Persen (%) Peruntukan

1 Hutan 55.796,68 32,89 Hutan

2 Tegal 52.801,95 31,13 Tegal

3 Sawah 38.509,00 22,70 Sawah

4 Perkampungan/Permukiman 12.904,04 7,60 Perkampungan/Permukiman 5 Perkebunan Swasta/Rakyat 2.009,30 1,18 Perkebunan Swasta/Rakyat 6 Tanah Rusak/Padang Rumput 2.413,96 1,42 Tanah Rusak/Padang Rumput

7 Tambak 1.320,06 0,77 Tambak

8 Kebun Campur 1.186,57 0,69 Kebun Campur

9 Industri 866,56 0,51 Industri

10 Hutan Rakyat 625,32 0,37 Hutan Rakyat 11 Danau/Rawa 138,00 0,08 Danau/Rawa 12 Lain-lain 1.045,36 0,66 Lain-lain

Jumlah 169.616,80 100 Jumlah

Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo

Dari Tabel 2.3 terlihat bahwa peruntukan lahan di Kabupaten Probolinggo didominasi oleh hutan (32,89%), tegalan (31,13%), serta persawahan (22,70%). Sedangkan lahan permukiman yang merupakan kawasan terbangunnya hanya meliputi 7,60% dari seluruh luas lahan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010, rencana peruntukan kawasan budidaya yang ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2. 4

Luas Kawasan Budidaya (Ha)

No. Kawasan Budidaya Luas

Kawasan

Persen (%) 1 Kawasan Hutan Produksi 28.829,10 17,00 2 Kawasan Pertanian & Peternakan 40.081,07 23,63 3 Kawasan Perkebunan 38.649,00 22,79 4 Kawasan Perikanan 3.227,00 1,90 5 Kawasan Pariwisata 1.700,00 1,00 6 Kawasan Permukiman 18.248,00 10,76 7 Kawasan Perindustrian 3.272,00 1,93 8 Kawasan Pertambangan 10,00 0,01

9 Kawasan Khusus 1.550,00 0,91

Luas Kawasan Budidaya 135.566,17 79,93 Luas Kabupaten Probolinggo 169.616,80 100


(8)

BAB II

II-8

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Salah satu kawasan lindung yang perlu terus menerus dimantapkan adalah kawasan suaka alam. Kawasan ini di Kabupaten Probolinggo telah ditetapkan sesuai dengan arahan RTRW Provinsi Jawa Timur. Pada dasarnya pemantapan kawasan ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan melindungi biota, ekosistem, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Perlindungan kawasan suaka alam terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan plasma nutfah dan daerah pengungsian satwa. Kawasan suaka alam selain untuk mempertahankan kelestarian alam itu sendiri, juga berperan dalam pengembangan dunia ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata. Pemanfaatan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata tetap harus berdasarkan pada konsepsi menjaga kawasan suaka alam itu sendiri, termasuk dalam kawasan suaka alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jenis kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo yang akan dikembangkan dalam 5 Tahun ke depan antara lain kawasan suaka alam, hutan lindung, sempadan sungai, dan sempadan pantai. Luas rencana kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo sampai dengan Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2. 5

Rencana Kawasan Lindung Tahun 2013 (Ha)

No Jenis Kawasan Lindung Luas Kawasan Persen (%) 1. Kawasan Suaka Alam 5.859,50 16,25 2. Hutan Lindung 25.998,53 72,08 3. Sempadan Sungai 3.585,00 9,94

4. Sempadan Pantai 625,00 1,73

Jumlah 36.068,03 100

Sumber : Hasil Rencana RTRW-PDPP

Dari tabel 2.6 diatas dapat diamati bahwa di kabupaten Probolinggo rencana kawasan untuk hutan lindung menempati wilayah paling luas dengan luas kaawasan sebesar 72,08 %. Sedangkan yang menjadi rencana luas kawasan lindung yang terluas ke dua adalah kawasan suaka alam dengan luas sebesar 16,25 %. Hal ini disebabkan karena


(9)

BAB II

II-9

masih banyak kawasan di kabupaten probolinggo yang masih asri dan potensial untuk dijadikan kawasan tersebut.

2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah

Adapun potensi pengembangan wilayah Kabupaten Probolinggo adalah sebagai berikut.

a. Potensi kawasan hutan lindung di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Cagar Alam Pegunungan Argopuro.

b. Potensi kawasan perdagangan dan jasa yaitu lebih dari sepuluh buah pasar yang terdiri dari sepuluh jenis pasar (pasar buah, pasar sayur, pasar buah-sayur, pasar hewan, pasar hewan dan umum, pasar induk, pasar ikan/daging, pasar palawija, pasar pelelangan ikan, pasar sayur, dan pasar umum), potensi pasar Semampir yang ada di Kecamatan Kraksaan dan pasar kelas II yaitu 3 unit yaitu Pasar Maron, Pasar Leces, dan Pusat Perbelanjaan Kraksaan, potensi Pasar Bawang merah di Dringu.

c. Potensi kawasan pertambangan dan energi berupa PLTU Paiton sebagai salah satu sumber energi listrik Jawa-Bali dan pertambangan gas bumi terbesar di Jawa Timur yang terdapat di kawasan pegunungan Hyang/ pegunungan Argopuro.

d. Potensi kawasan industri kecil, industri kerajinan dan industri menengah. Potensi industri kecil dan kerajinan antara lain: industri konvensi di Tongas, indutri kerajinan meubel di Tongas dan Dringgu. Potensi industri menengah dan pergungan di sepanjang jalur Pantura terutama di Tongas, Dringu dan Paiton.

e. Potensi kawasan pariwisata berupa kawasan pariwisata alam (antara lain: Gunung Bromo, Pantai Bentar, Arung Jeram Sungai Pekalen dan Pulau Giliketapang) dan pariwisata budaya (antara lain:candi, upacara adat Kasodo, Upacara Larung Sesaji, Tarian kuda kecak, Tari Glipang).

f. Potensi kawasan perikanan antara lain kawasan perikanan darat (perikanan kolam dan keramba di Kecamatan Paiton, Krakasan, Pajarakan, Gending, Dringu, Tongas dan Sumberasih). Potensi kawasan perikanan laut di Kecamatan Paiton, Krakasan, Pajarakan, Gending, Dringu, Tongas, Sumberasih.

g. Potensi kawasan perkebunan sebagian besar terdapat di wilayah bagian selatan yaitu: tanaman semusim (antara lain:Tembakau, Tebu, Jarak, kapas, jahe) dan tanaman tahunan (antara lain: kelapa, kopi, aren, asem, cengkeh, lada, kapuk randu, jambu mente, pinang)


(10)

BAB II

II-10

h. Potensi kawasan pertanian tanaman pangan pada umumnya terdapat di wilayah utara (misalnya: padi jagung, kedelai, kacang tanah) dan tanaman holtikultura pada umumnya terdapat di wilayah selatan (misalnya: kentang, kobis dan cabe, durian dan mangga).

i. Potensi kawasan peternakan sebagian besar terdapat di wilayah selatan antara lain: ternak besar (sapi, kuda, kerbau), ternak kecil (kambing, domba, babi) dan unggas (ayam ras, ayam kampung, itik, entok, kelinci).

j. Potensi kawasan militer TNI AL di Paiton sebagai kawasan khusus untuk pertahanan dan keamanan.

2.1.3 Wilayah Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo merupakan wilayah yang sering dan atau mempunyai potensi bencana alam, seperti letusan gunung berapi, angin gending, banjir dan kebakaran yang disebabkan oleh alam.

 Letusan Gunung Berapi

Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif mempunyai potensi di samping sebagai obyek wisata, juga dapat menimbulkan bencana letusan gunung berapi. Wilayah-wilayah yang masih berada dalam jangkauan letusan gunung berapi seperti Kecamatan Sukapura dan Kecamatan Sumber perlu mewaspadai aktifitas yang terjadi di kawah Gunung Bromo.

Kabupaten Probolinggo memiliki 2 buah gunung berapi yang berpotensi menimbulkan bencana yaitu Gunung Bromo dan Gunung Lamongan. Gunung Bromo merupakan gunung api yang sering meletus lemah, berupa letusan freatik atau magmatik tipe Stromboli. Material yang diletuskan berupa batu (pijar) dan hembusan gas beracun hanya terbatas disekeliling kawah atau dasar kaldera Lautan Pasir. Ancaman hujan abu lebat tidak lebih dari jarak 6 Km dari kawah Gunung Bromo.

 Tanah Longsor

Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo berupa tanah longsor yang terdapat di berbagai kecamatan. Wilayah yang peka terhadap bahaya ini adalah wilayah yang memiliki tingkat erosi tinggi, kawasan pantai dan tanah-tanah gundul di kawasan hutan lindung, serta kawasan yang mempunyai kelerengan tanah lebih dari 40 %. Berdasarkan Studi identifikasi kawasan rawan bencana Kab. Probolinggo tahun 2007, kawasan dengan tipologi gerakan tanah tertinggi adalah Kecamatan


(11)

BAB II

II-11

Gading, Krucil, Lumbang, Pakuniran, Sukapura, Sumber, Kota Anyar dan Tiris.

 Banjir

Kawasan-kawasan yang berada di sepanjang daerah aliran sungai perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir. Demikian pula perluasan kawasan permukiman di perkotaan akan mengurangi luas wilayah resapan air, sehingga tanpa sistem drainase yang baik akan dapat menimbulkan banjir. Wilayah yang potensial terhadap bahaya banjir adalah Perkotaan Gending, Dringu, Kraksaan, Tongas, Sumberasih, Krejengan dan Kotaanyar.

 Daerah Rawan Abrasi Laut

Kabupaten Probolinggo memiliki panjang kawasan pesisir sekitar 71,893 Km dan seperti kabupaten lain di Indonesia juga memiliki masalah dengan ekosistem pantainya terutama dengan masalah abrasi pantai.

Ada banyak faktor yang mengakibatkan sebuah pantai mengalami abrasi, dari sekian faktor yang mempengaruhi ada satu faktor yang sangat domininan yaitu ketahanan pantai itu sendiri dalam menghadapi gelombang air laut. Ketahanan pantai akan tercipta dengan sendirinya jika ekosistem di kawasan tersebut masih terjaga, salah satu ekosistem pantai yang berperan pengobatan pada korban bencana dan melakukan kerjasama dengan lintas penting dalam menciptakan ketahan pantai adalah keberadaaan dari hutan mangrove atau rawa di wilayah pantai tersebut.

Dari beberapa hal di atas maka, deliniasi kawasan rawan abrasi pantai dicari dengan menganalisa kawasan pantai yang tidak mempunyai vegetasi rawa atau mangrove di pesisirnya. Dari hasil analisa spasial pada peta tata guna lahan didapat distribusi kawasan rawan abrasi pantai meliputi Kecamatan-kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Kraksaan, Gending, Pajarakan dan Paiton.

 Bencana Angin Ribut.

Bencana angin puting beliung di Kecamatan Lumbang, angin puyuh di Kecamatan Krucil. Kegiatan penanggulangan yang dilakukan dengan melakukan survey lokasi bencana, memberikan sektor untuk mengatasi bencana susulan.


(12)

BAB II

II-12

2.1.4 Demografi

Kabupaten Probolinggo, secara yuridis formal dibentuk dengan Undang– Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah–daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur. Adapun pembagian wilayah Kabupaten Probolinggo terdiri dari 24 Kecamatan, 325 Desa dan 5 Kelurahan, 1.375 Dusun, 1.643 RW)dan 5.869 Rukun Tangga.

Pada periode empat tahun terakhir, jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo meningkat terus hingga mencapai 1.108.136 jiwa pada tahun 2012. Dengan luas wilayah sekitar 1.696,16 km2, maka kepadatan penduduk ini lebih tinggi dibandingkan tiga tahun sebelumnya yang masing-masing mencapai 616 jiwa per km2 (2009), 636 jiwa per km2 (2008), dan 631 jiwa per km2 (2007). Sedangkan perkembangan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin mulai tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. 6

Perkembangan Jumlah Penduduk

di KabupatenProbolinggo Tahun 2008 - 2012

No U R A I A N Ket 2008 2009 2010 2011 2012 *)

1. Laki – laki Jiwa 500.460 540.475 534.986 537.996 540.789 2. Perempuan Jiwa 543.211 503.762 561.258 564.416 567.347 Jumlah Jiwa 1.043.671 1.044.237 1.096.244 1.102.412 1.108.136 Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo ( Ket. *) Angka Sementara

Dari tabel tabel 2.6 tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah penduduk total dari tahun-ketahun cenderung mengalami peningkatan. Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa penduduk dengan jenis kelamin laki-laki cenderung mengalami peningkatan, sedangkan penduduk dengan jenis kelamin perempuan hampir sama, akan tetapi pada tahun 2008-2009 mengalami penurunan jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan sebesar 39.449.

Kecamatan Sumberasih merupakan kecamatan terpadat di Kabupaten Probolinggo dengan kepadatan 1.966 jiwa per km2. Kecamatan terpadat kedua adalah kecamatan Kraksaan dengan kepadatan 1.735 jiwa per km2. Sedangkan Kecamatan Kraksaan adalah ibukota Kabupaten Probolinggo, mempunyai pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 tercatat 0.87 persen. Tingkat pertumbuhan penduduk tercepat adalah di Kecamatan Kraksaan yakni sebesar 1,4 persen per tahun.

Dari jumlah penduduk yang ada, sebagian besar terdiri dari suku Madura dan Jawa yang mayoritas beragama Islam dan didukung oleh adanya


(13)

BAB II

II-13

keberadaan sejumlah Pondok Pesantren yang tersebar di beberapa Kecamatan. Sedangkan di Kecamatan Sukapura dan Sumber terdapat kelompok penduduk yang mempunyai sifat sosial dan budaya khas, yaitu suku Tengger dengan sebagian besar penduduknya beragama Hindu.

Berdasarkan karakteristik daerah ±70 % mata pencaharian penduduk bekerja di bidang pertanian, sedangkan untuk daerah pantai seperti di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Pajarakan, Kraksaan dan Paiton sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Dari perkembangan penyerapan tenaga kerja di bidang pertanian tersebut semakin lama peranannya cenderung menurun dan tergeser oleh sektor non pertanian seperti industri, perdagangan dan jasa yang cenderung meningkat.

2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga. 2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dilakukan terhadap indikator pertumbuhan PDRB, laju inflasi provinsi, PDRB per kapita, indeks gini, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia, Indeks Ketimpangan Williamson (indeks ketimpangan regional), persentase penduduk diatas garis kemiskinan, angka kriminalitas yang tertangani.

1) Pertumbuhan PDRB

Berdasarkan indikator PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu 5 (lima) tahun menunjukkan fluktuasi. Pada tahun 2007 mencapai angka sebesar 5,97 %, tahun 2008 turun menjadi 5.78 %, tahun 2009 turun menjadi 5.72 %, dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 6,19 %, sedangkan pada tahun 2011 meningkat lagi menjadi 6,23 % dan pada tahun 2012 mencapai 6,47 % (angka sementara). Menurunnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 dan 2009 disebabkan antara lain karena adanya dampak krisis moneter di tahun tersebut.

Tabel 2. 7

Pertumbuhan PDRB dan Pendapatan Per Kapita Tahun 2009-2012

No Uraian Ket 2009 2010 2011 2012**

1. PDRB ADHB Juta Rupiah 13.196.219,85 14.896.373,69 16.761.960,78 18.849.107,52 2. PDRB ADHK'2000 Juta Rupiah 6.358.557,90 6.752.163,38 7.172.491,08 7.636.625,43


(14)

BAB II

II-14

No Uraian Ket 2009 2010 2011 2012**

3. PDRB Perkapita

ADHB Rupiah 11.022.140,09 12.350.009,86 13.818.944,20 15.453.119,42 4. PDRB Perkapita

ADHK 2000 Rupiah 5.310.984,27 5.597.958,67 5.913.165,85 6.260.757,13

Sumber: B P S Kabupaten Probolinggo Tahun 2012

Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi tersebut, secara langsung akan berdampak terhadap nilai pendapatan masyarakat. Dari tabel 2.7 dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 11.022.140,09. Pada tahun 2010 PDRB per kapita naik menjadi Rp. 12.350.009,85 yang berarti terdapat peningkatan sebesar 12,05 % dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp. 13.818.944,20 atau 12,29% dan pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp. 15.453.119,42 atau sebesar 11,83%.

Selama kurun waktu lima tahun terakhir perekonomian Kabupaten Probolinggo selalu menunjukkan pergerakan yang positif dari tahun ke tahun, baik dilihat melalui PDRB atas dasar harga berlaku maupun PDRB atas dasar harga konstan. Pada tahun 2008 kegiatan ekonomi atas dasar harga berlaku di Kabupaten Probolinggo mampu menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 11.834 milyar, meningkat menjadi Rp. 13.196 milyar (2009); dan sebesar Rp. 14.896 milyar pada tahun 2010, kemudian pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 16.761 milyar dan pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp. 18.849 milyar.

Tabel 2. 8

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009 s.d 2012 atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Probolinggo

No Sektor

2009 2010 2011 2012**

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 2.295.577,54 36.10 2.3693375,28 35.09 2.422.055,11 33.77 2.482.613,21 32,88

2 Pertambangan & penggalian 80.914,81 1.27 85.575,50 1.27 87.316,16 1.22 90.110,27 1,26

3 Industri pengolahan 1.160.120,73 18.25 1.214.102,09 17.98 1.291.886,93 18.01 1.379.523,30 19,23

4 Listrik,gas &

air bersih

47.937,72 0.75 50.851,47 0.75 54.010,44 0.75 57.374,03 0,80

5 Konstruksi 105.527,62 1.66 110.188,83 1.63 117.887,42 1.64 127.342,00 2,00

6

Perdagangan, hotel & restoran


(15)

BAB II

II-15

No Sektor

2009 2010 2011 2012**

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

7 Pengangkutan

& komunikasi

405.876,77 6.38 452.085,72 6.70 509.848,04 7.11 567.810,53 8,38

8

Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan

301.812,18 4.75 323.446,30 4.79 351.782,36 4.90 383.105,62 5,34

9 Jasa-jasa 508.530,58 8 544.728,32 8.07 575.076,08 8.02 607.719,47 8,47

PDRB 6.358.557,90 100 6.752.163,38 100 7.172.491,08 100 7.636.625,43 100

Sumber: B P S Kabupaten Probolinggo Tahun 2012

Berdasarkan data tabel 2.8 diatas, sektor pertanian dan perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB tahun 2009-2012 atas harga konstan (Hk). Pada tahun 2009, kontribusi sektor pertanian dalam PDRB berada pada angka 36,10%. Tahun 2010 kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan menjadi dan 35,09 %. Pada tahun 2011, sektor pertanian kembali mengalami penurunan hingga menjadi 33,77% dan pada tahun 2012 menjadi 32,88% (angka sementara). Sementara sektor listrik, gas, dan air bersih masih menyumbang kontribusi terkecil dari semua sektor, di mana hingga pada tahun 2012 masih berada pada angka 0,80% (angka sementara).

Tabel 2. 9

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009 s.d 2012 atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Probolinggo

No Sektor

2009 2010 2011 2012**

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 4.124.889,15 31.26 4.531.452,12 30.42 5.015.957,47 29.92 5.576.625,88 29,59

2 Pertambangan & penggalian

120.243,04 0.91 131.586,29 0.88 141.199,54 0.84 151.736,07 0,81

3 Industri pengolahan

2.472.585,04 18.74 2.805.377,05 18.83 3.179.860,63 18.97 3.615.821,29 19,18

4 Listrik,gas & air bersih

92.101,63 0.70 100.185,89 0.67 107.588,30 0.64 115.627,29 0,61

5 Konstruksi 323.564,62 2.45 363.572,13 2.44 418.161,76 2.49 464.345,88 3,92

6 Perdagangan, hotel & restoran

3.716.407,37 28.16 4.308.485,95 28.92 4.904.040,70 29.26 5.550.970,63 29,45

7 Pengangkutan & komunikasi

758.978,97 5.75 869.999,52 5.84 993.340,16 5.93 1.124.629,62 5,97

8

Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan

549.286,97 4.16 618.367,95 4.15 703.855,47 4.20 803.908,45 4,26

9 Jasa-jasa 1.038.163,782 787 1.167.346,81 7.84 1.297.956,75 7.74 1.445.442,41 7,67

PDRB 13.196.219,85 100 14.896.373,69 100 16.761.960,78 100 18.849.107,52 100 Sumber: B P S Kabupaten Probolinggo Tahun 2012


(16)

BAB II

II-16

Berdasarkan data tabel 2.9 di atas, sektor pertanian dan perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB tahun 2009-2012 atas dasar harga berlaku (Hb). Pada tahun 2009, kontribusi sektor pertanian dalam PDRB berada pada angka 31,26%. Tahun 2010 kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan menjadi 30,42%. Pada tahun 2011, sektor pertanian kembali mengalami penurunan hingga menjadi 29,92% dan pada tahun 2012 menjadi 29,59% (angka sementara). Sementara sektor listrik, gas, dan air bersih masih menyumbang kontribusi terkecil dari semua sektor, di mana hingga pada tahun 2012 masih berada pada angka 0,61% (angka sementara).

2) Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Probolinggo

Secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo dalam lima tahun terakhir berada pada rentang stagnasi, artinya kondisi perekonomian di Kabupaten Probolinggo tetap dapat memberikan pertumbuhan yang positif akan tetapi kenaikannya tidak terlalu mencolok, tidak bisa selalu di atas tingkat inflasi dan masih di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi regional Jawa Timur. Mulai tahun 2008 sampai dengan 2012 tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami naik turun, yakni 5,78% pada tahun 2008, turun menjadi sebesar 5,72% tahun 2009 sedangkan pada tahun 2010 terjadi kenaikan yang cukup signifikan menjadi 6,19%. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo sebesar 6,23% sedangkan di tahun 2012 mengalami peningkatan pertumbuhan menjadi sebesar 6,47% menurut data sementara dari BPS Provinsi Jawa Timur.

Kondisi ini tentunya cukup menggembirakan dan menandakan bahwa perkembangan perekonomian di wilayah Kabupaten Probolinggo sudah mulai kembali pada jalur yang sesuai dengan harapan. Namun demikian masih diperlukan upaya-upaya yang lebih baik di dalam upaya percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Probolinggo agar dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru guna mengatasi tingginya laju pertumbuhan angkatan kerja serta mengatasi pengangguran yang ada. Selanjutnya kecenderungan laju pertumbuhan ekonomi sejak 2008-2012 adalah sebagaimana pada grafik di bawah ini:


(17)

BAB II

II-17

5.78 5.72 6.19

6.23 6.47 5.94

5.01

6.67

7.22 7.27

0 2 4 6 8

2008 2009 2010 2011 2012**

Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kab.Probolinggo

- Prov. Jawa Timur

Kab. Probolinggo Jawa Timur

Gambar 2. 2 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kab.Probolinggo Tahun 2008 – 2012

Dari grafik diatas dapat dilihat perkembangan pertumbuhan ekonomi kabupaten probolinggo dari tahun ke tahun di bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Kecenderungan pertumbuhan ekonomi kabupaten Probolinggo mengalami peningkatan. Tetapi antara tahun

2008-2009 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo mengalami

penurunan 5,78 (2008) dan 5,01 (2009). Sedangkan pada tahun

2010-2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolingo mengalami

peningkatan yang signifikan, 6,19 (2010); 6,23 (2011); dan 6,47 (2012). Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo secara umum masih di bawah Jawa Timur. Kecuali pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo lebih tinggi 0,71.

3) Laju Inflasi

Kabupaten Probolinggo cukup berhasil dalam menekan laju inflasi pada tahun 2010. Berdasarkan angka inflasi di Kabupaten Probolinggo tercatat sebesar 6,30% dan berada di bawah tingkat inflasi Provinsi Jawa Timur yang tercatat sebesar 6,96%. Nilai inflasi rata-rata Kabupaten Probolinggo tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(18)

BAB II

II-18

Tabel 2. 10

Nilai Inflasi Rata-rata Tahun 2008-2012 Kabupaten Probolinggo

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012** Inflasi 9,02 5,48 6,30 5,93 5,62

Sumber: BPS Kab. Probolinggo Tahun 2012 (diolah)

Ket : ** Angka Sementara

9.02

5.48 6.3 5.93 5.62

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2008 2009 2010 2011 2012**

Grafik Laju Inflasi Kab. Probolinggo

Laju Inflasi kab. Probolinggo

Gambar 2. 3 Nilai Inflasi Rata-rata Tahun 2008-2012 Kabupaten Probolinggo

Dari tabel 2.10 dapat dilihat bahwa nilai inflasi rata-rata Kabupaten Probolinggo pada tahun 2008-2009 mengalami penurunan sebesar 3,72%. Pada tahun 2009-2010 nilai rata-rata inflasi Kabupaten Probolinggo mengalami peningkatan sebesar 0,82%.

Faktor penyebab inflasi pada tahun 2010 baik nasional, regional Jawa Timur maupun Kabupaten Probolinggo diantaranya dipengaruhi oleh terjadinya kondisi iklim ekstrim dan tidak menentu atau anomali cuaca, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada awal tahun 2010, dan kenaikan harga bahan makanan yang disebabkan banyaknya kegagalan panen menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas, hal tersebut menyebabkan terjadinya kenaikan inflasi pada tahun 2010. Angka inflasi Kabupaten Probolinggo juga mengalami penurunan di Tahun 2011 menjadi sebesar 5,93% dan menurut angka sementara dari BPS Provinsi Jawa Timur inflasi Kabupaten Probolinggo tahun 2012 adalah sebesar 5,62 %.


(19)

BAB II

II-19

9.02

5.48 6.3 5.93 5.62

12

3

6.96

4.09 4.5 0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

2008 2009 2010 2011 2012**

Grafik Laju Inflasi Kab. Probolinggo - Prov.

Jawa Timur

Laju Inflasi kab. Probolinggo Laju Inflasi Jawa Timur

Gambar 2. 4 Grafik Laju Inflasi Kab.Probolinggo-Prov Jawa Timur Tahun 2008 - 2012

Grafik diatas menggambarkan laju inflasi Kabupaten Probolinggo di bandingkan dengan laju inflasi provensi Jawa Timur. Dari grafik tersebut dapat diamati bahwa pada tahun 2009 laju inflasi Kabupaten Probolinggo jauh lebih besar dari Provinsi Jawa Timur. Sedangkan pada tahun 2010-2011 laju inflasi Kabupaten Probolinggo memiliki nilai yang hampir sama dengan nilai inflasi di Provinsi Jawa Timur. Hal ini menunjukkan dengan bertambahnya tahun Kabupaten Probolinggo banyak pembenahan terutama dari struktur ekonomi sehingga dapat menekan nilai inflasi yang ada. Pada tahun 2012 laju inflasi Kabupaten Probolinggo kembali berada di atas Provinsi Jawa Timur berdasar angka sementara dari BPS.

Berdasarkan beberapa data yang telah di sajikan pada fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi diatas, permasalahan yang ada antara lain :

 Kondisi perekonomian di Kabupaten Probolinggo stagnan atau tetap yang artinya dapat memberikan pertumbuhan positif akan tetapi kenaikannya tidak terlalu mencolok

 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Probolinggo masih banyak berasal dari sektor dasar yaitu pertanian, sedangkan sektor yang lain masih memiliki kontribusi yang kecil.

Dari beberapa masalah yang tersebut diatas maka pemerintah Kabupaten Probolinggo perlu melakukan beberapa hal sebagai berikut ini :

 Meningkatkan pembangunan bidang perekonomian terutama sektor UKM yang dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Probolinggo.


(20)

BAB II

II-20

 Meningkatkan kontribusi sektor yang lainnya terutama yang potensial dengan melakukan mengimplementasikan beberapa kajian yang pernah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo terutama bidang ekonomi.

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

Kondisi sumber daya manusia dan sosial kemasyarakatan di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan sebaran Rumah Tangga Miskin (RTM). Indeks Pembangunan Manusia terdiri dari 3 komponen yaitu Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks Daya Beli Masyarakat. Adapun kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Mengenai IPM di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. 11

Besarnya Nilai IPM dan Komponennya

No Indeks 2008 2009 2010 2011 2012**

1. IPM 61.44 62.13 62.99 63.84 64,06

2. Indeks Harapan Hidup 59,27 59,74 60,22 60.70 60,87 3. Indeks Pendidikan 62.91 63.19 64.98 66.52 66,84 4. Indeks Daya Beli 62.15 63.45 63.78 64.29 64,48

Sumber : BPS Provinsi Jatim 2012 Ket : ** Angka Sementara

Dari tabel 2.11 dapat dilihat bahwa nilai IPM Kabupaten Probolinggo pada tahun 2008-2012 mengalami peningkatan, tetapi setiap tahunnya mengalami besar peningkatan yang berbeda-beda. Tahun 2008-2009 meningkat sebesar 0,69 lebih besar dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2009-2010 juga mengalami peningkatan sebesar 0,86 , pada tahun 2009-2010-2011 mengalami peningkatan sebesar 0,85 dan tahun 2011-2012 mengalami peningkatan sebesar 0,22.


(21)

BAB II

II-21

61.44 62.13

62.99 63.84 64.06

70.38 71.06

71.62 72.18 72.54

60 62 64 66 68 70 72 74

2008 2009 2010 2011 2012**

IPM Kab. Probolinggo - Prov. Jawa Timur

IPM Kab. Probolinggo IPM Jawa Timur

Gambar 2. 5 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012

Dari grafik diatas dapat dilihat nilai IPM dari Kabupaten Probolinggo dari tahun 2008-2012 mengalami peningkatan. Tetapi jika dibandingkan dengan IPM Jawa Timur, nilai IPM Kabupaten Probolinggo masih jauh dibawah angka IPM Jawa Timur. Hal ini mengindikasikan bahwa harus lebih banyak pembenahan dan peningkatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo.

Fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni.

a. Angka melek huruf

Angka melek huruf Kabupaten Probolinggo tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. 12 Angka Melek Huruf Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008 - 2012

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Angka melek huruf (%) 78.24 77.97 82.06 81.73 82,94

Sumber: Dinas Pendidikan/BPS

Dari tabel 2.12 tersebut bahwa Proporsi penduduk Kabupaten Probolinggo yang melek huruf sempat mengalami penurunan mulai tahun 2008 dan 2009. Pada tahun 2010 angka melek huruf Kabupaten


(22)

BAB II

II-22

Probolinggo mengalami peningkatan signifikan menjadi 82,06%. Tetapi pada tahun 2011 kembali mengalami penurunan menjadi 81,73%. Dan pada tahun 2012 kembali naik menjadi 82,94%. Namun secara regional posisi Kabupaten Probolinggo selisih tipis di bawah Kabupaten Situbondo, dan masih sedikit di atas Kabupaten Bondowoso. Angka melek huruf Provinsi Jawa Timur adalah 87,80 persen pada tahun 2009 dan 88,34 persen pada tahun 2010.

b. Angka Angka rata-rata lama sekolah

Sebagai salah satu komponen Indeks Pembangunan Manusia, kondisi tingkat buta huruf di Kabupaten Probolinggo masih perlu perhatian khusus sebagai prioritas pembangunan dalam lima tahun mendatang.

Tabel 2. 13

Angka Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) Kabupaten Probolinggo

Tahun 2009 - 2012

Tahun 2009 2010 2011 2012

Angka rata-rata lama sekolah (SD s/d SMA) 12,97 12,78 12,17 12,09

Sumber: Dinas Pendidikan/BPS

Dari tabel 2.13 dapat diketahui bahwa perkembangan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Probolinggo dari tahun ke tahun mengalami Penurunan. Pada tahun 2009, angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Probolinggo yaitu 12,97 tahun, tahun 2010 yaitu 12,78 tahun, tahun 2011 yakni 12,17 tahun, dan tahun 2012 meningkat menjadi 12,09 tahun. Walaupun begitu, data ini menunjukkan bahwa dari segi rata-rata lama sekolah Indeks Kualitas pembangunan Manusia di Kabupaten Probolinggo masih di bawah rata-rata lama sekolah di Provinsi Jawa Timur dan jauh tertinggal dibandingkan dengan Kabupaten dan Kota lainnya di Jatim. Oleh karena itu untuk meningkatkan IPM maka peningkatan rata-rata lama sekolah anak-anak usia sekolah di Kabupaten Probolinggo layak diprioritaskan.


(23)

BAB II

II-23

Tabel 2. 14

Perkembangan Pendidikan Dasar, Menengah Pertama dan Atas

No. U R A I A N Satuan 2011 2012

1. Murid

- T K Orang 17.687 20.542

- TKLB Orang 13 14

- RA Orang 10.337 10.903

Jumlah Murid Setingkat TK

Orang 28.037 31.459

- SD Orang 103.190 103.203

- SDLB Orang 81 84

- Kejar Paket A Orang 568 571

- MI Orang 34.852 35.494

- Ula Orang 3.455 3.455

Jumlah Murid Setingkat SD

Orang 142.146 142.807

- SMP Orang 26.072 26.825

- SMPLB Orang 28 20

- SMPT Orang 289 272

- SD - SMTP Satu Atap Orang 1.172 1.185 - Kejar Paket B Orang 1.197 1.195 - MTs Orang 18.542 19.149 - Wustho Orang 3.725 3.725 Jumlah Murid

Setingkat SMP

Orang 51.025 52.371

- SMTA Orang 9.697 10.126

- SMTALB Orang 12 11

- SMP - SMTA Satu Atap

Orang 1.538 1.540

- SMK Orang 10.719 11.542

- SMK Kecil Orang 0 0

- Kejar Paket C Orang 669 673

- MA Orang 8.891 8.720

Jumlah Murid Setingkat SMA

Orang 31.526 32.612


(24)

BAB II

II-24

No. U R A I A N Satuan 2011 2012

- T K Unit 402 461

- TKLB Unit 1 1

- RA Unit 340 295

Jumlah Sekolah Setingkat TK

Unit 743 757

- SD Unit 643 643

- SDLB Unit 3 3

- Kejar Paket A Unit 10 10

- MI Unit 376 391

- Ula Unit 38 39

Jumlah Sekolah Setingkat SD

Unit 1.070 1.086

- SMP Unit 155 174

- SMPLB Unit 1 1

- SMPT Unit 16 13

- SD - SMTP Satu Atap Unit 23 23 - Kejar Paket B Unit 26 26

- MTs Unit 135 147

- Wustho Unit 49 50

Jumlah Sekolah Setingkat SMP

Unit 405 434

- SMTA Unit 39 45

- SMTALB Unit 1 1

- SMP - SMTA Satu Atap

Unit 6 6

- SMK Unit 29 37

- SMK Kecil Unit 0 0

- Kejar Paket C Unit 10 10

- MA Unit 58 58

Jumlah Sekolah Setingkat SMA

Unit 143 157

3. Guru

- T K Orang 1.156 1.170

- TKLB Orang 2 3

- RA Orang 843 1.194


(25)

BAB II

II-25

No. U R A I A N Satuan 2011 2012

Setingkat TK

- SD Orang 9.295 9.490

- SDLB Orang 18 22

- Kejar Paket A Orang 20 21

- MI Orang 4.620 5.224

- Ula Orang 0 119

Jumlah Guru Setingkat SD

Orang 13.953 14.876

- SMP Orang 2.508 2.511

- SMPLB Orang 4 6

- SMPT Orang 221 114

- SD - SMTP Satu Atap Orang 253 259 - Kejar Paket B Orang 182 184

- MTs Orang 2.397 2.431

- Wustho Orang 0 148

Jumlah Guru Setingkat SMP

Orang 3.037 5.653

- SMTA Orang 968 972

- SMTALB Orang 3 3

- SMP - SMTA Satu Atap

Orang 82 86

- SMK Orang 850 861

- SMK Kecil Orang 0 0

- Kejar Paket C Orang 70 74

- MA Orang 1.318 1.325

Jumlah Guru Setingkat SMA

Orang 3.291 3.321

4 Kelas

- T K Unit 873 916

- TKLB Unit 2 3

- RA Unit 649 654

Jumlah Kelas Setingkat TK

Unit 1.524 1.573

- SD Unit 5.461 5.465

- SDLB Unit 10 10


(26)

BAB II

II-26

No. U R A I A N Satuan 2011 2012

- MI Unit 2.501 2.501

- Ula Unit 37 38

Jumlah Kelas Setingkat SD

Unit 8.019 8.024

- SMP Unit 906 945

- SMPLB Unit 2 3

- SMPT Unit 3 3

- SD - SMTP Satu Atap Unit 3 3 - Kejar Paket B Unit 26 26

- MTs Unit 621 725

- Wustho Unit 49 50

Jumlah Kelas Setingkat SMP

Unit 1.610 1.755

- SMTA Unit 331 335

- SMTALB Unit 2 2

- SMP - SMTA Satu Atap

Unit 18 18

- SMK Unit 107 139

- SMK Kecil Unit 0 0

- Kejar Paket C Unit 10 10

- MA Unit 472 477

Jumlah Kelas Setingkat SMA

Unit 940 981

5 Angka Partisipasi

- SD / MI sederajad

* APK Prosen 119,74 120,28 * APM Prosen 99,06 99,67

- SMP / MTs sederajad

* APK Prosen 93,23 93,66 * APM Prosen 72,17 72,54 - SMA / MA sederajad * APK Prosen 60,21 60,90 * APM Prosen 39,12 39,57


(27)

BAB II

II-27

Berdasarkan beberapa data yang ada dalam fokus kesejahteraan sosial yang telah di paparkan diatas maka permasalahan di Kabupaten Probolinggo meliputi :

- Angka Partisipasi Kasar SMP masih rendah.

- Masih banyaknya anak yang tidak pernah sekolah, siswa yang tidak lulus SD, tidak melanjutkan ke SMP dan tidak lulus SMP.

- Belum semua lembaga memiliki perpustakaan sekolah.

- Belum ada sekolah yang berstandart internasional.

- Sangat terbatasnya anggaran yang tersedia melalui APBD, sehingga tidak menjangkau kesemua lembaga sekolah.

- Sarana belajar yang sudah rusak/tidak berfungsi dan belum ada penggantinya.

- Minimnya tenaga kependidikan/guru yang mampu membuat alat peraga sendiri.

- Terbatasnya dana, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pada semua lembaga sekolah.

- Kurangnya sarana transportasi untuk pemantauan dan pembinaan bagi pelaksana teknis ke lapangan.

- Belum keseluruhan guru yang berada di daerah terpencil/sulit memperoleh bantuan transport.

- Terbatasnya sarana dan prasarana lembaga TK.

- Banyaknya ruang kelas dan mebeler khususnya untuk lembaga SD yang rusak berat.

- Terbatasnya pengadaan buku-buku paket penunjang khususnya untuk lembaga SD, belum memenuhi rasio kebutuhan jumlah murid 1 : 1.

2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Analisis kinerja atas seni budaya dan olahraga dilakukan terhadap indikator-indikator: jumlah grup kesenian, jumlah klub olahraga dan jumlah gedung olahraga.

Peningkatan kuantitas pemuda merupakan hal positif bila dikelola dengan baik agar aktif, kreatif, dan produktif. Namun dapat menjadi hal negatif bila tidak dikembangkan dan dilatih dengan tepat. Maka dari itu Pemerintah Kabupaten Probolinggo melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo serta Kantor Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Probolinggo melaksanakan program pengembangan kreatifitas, kewirausahaan dan kemandirian serta peningkatan


(28)

BAB II

II-28

peran serta Pemuda dalam pembangunan, dan diarahkan untuk pengembangan kebijakan manajemen, pemasyarakatan, pembinaan, pemassalan dan peningkatan prestasi olah raga. Peningkatan prestasi olah raga diawali dengan mendirikan pusat pendidikan olah raga dan membangun infrastruktur olah raga. Adapun rinciannya sebagai berikut :

Tabel 2. 15

Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008-2012

No Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah grup kesenian 60 62 73 83 90

2 Jumlah gedung kesenian 10 12 14 14 14

3 Jumlah klub olahraga (SSB) 1 5 8 8 12

4 Jumlah gedung olahraga 0 0 1 1 1

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kantor Pemuda dan Olah Raga

Berdasarkan data tabel di atas, perkembangan jumlah group kesenian mengalami peningkatan tiap tahunnya dengan jumlah gedung kesenian yang relatif tetap jumlahnya dari Tahun 2010-2012. Sedangkan jumlah klub olahraga mengalami peingkatan di Tahun 2012 menjadi 12 klub SSB dengan jumlah gedung 1 buah.

Kondisi ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi di tahun 2008 dan 2009. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. 16

Jumlah Sarana dan Prasarana Olahraga Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008 - 2012

No Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

1 Stadion Buah 1 1 1 1 1

2 Lapangan Sepak Bola Buah 48 48 48 48 48

3 Hall Serba Guna Buah 3 3 3 3 3

4 Hall Cabang Olahraga Buah 3 3 3 3 3

5 Gedung Olahraga Buah 0 0 1 1 1

6 Gelanggang / Balai Remaja Buah 0 0 0 0 0

7 Kolam Renang Buah 3 3 4 4 4

8 Padepokan Buah 2 2 2 2 2

9 Telaga / Waduk Buah 1 1 1 1 1


(29)

BAB II

II-29

No Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

- Nasional Buah 1 1 1 1 1

- Internasional Buah 2 2 2 2 2

11 Sarana Olahraga

- Standar Internasional Buah 0 0 0 0 0 - Standar Nasional Buah 0 0 0 0 0

12 Jumlah Sarana OR yang

dibutuhkan Buah 65 87 391 391 391

13 Jumlah Sarana OR yang diadakan Buah 20 28 391 391 391

Sumber : Kantor Pemuda dan Olah Raga

Dari tabel 2.16 menunjukkan bahwa ditinjau dari jumlah sarana dan prasarana olahraga, dari tahun 2010 hingga 2012, terlihat bahwa perbandingan jumlah sarana olahraga yang dibutuhkan dan diadakan adalah sama, yakni 391:391.

Dari data yang telah disajikan diatas dapat dianalisis permasalahan fokus seni budaya dan olahraga yang ada di Kabupaten Probolinggo antara lain :

A. Seni Budaya

Permasalahan yang dihadapi antara lain :

- Terbatasnya atraksi seni budaya daerah, yang bisa diakses dan dinikmati sebagai atraksi budaya oleh wisatawan.

- Terbatasnya sarana dan prasarana pengembangan dan pelestarian seni budaya daerah.

- Terbatasnya kendaraan dinas operasional yang bisa digunakan sebagai sarana mobilitas dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari.

Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain :

- Pemerintah Daerah dan dunia usaha memfasilitasi pergelaran seni budaya baik untuk sarana hiburan, pendidikan maupun daya tarik pariwisata.

- Pengadaan sarana dan prasarana penunjang pengembangan dan pelestarian seni budaya daerah.

- Penambahan sarana kendaraan dinas/operasional untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan.

B. Olahraga

Permasalahan yang dihadapi antara lain :

- Terbatasnya pengetahuan manajemen organisasi bagi pengurus organisasi. Masih rendahnya semangat kepeloporan pemuda di bidang


(30)

BAB II

II-30

pendidikan, teknologi pedesaan, seni dan budaya, kewirausahaan serta kebaharian.

- Keterbatasan pemberian pelayanan kepada organisasi kepemudaan, khususnya kuantitas (jumlah) pengurus organisasi kepemudaan yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Pada Tahun 2012 program pembinaan.

- Organisasi Kepemudaan hanya mampu memberikan out put sebanyak 48 pengurus organisasi kepemudaan. Jumlah ini sangatlah kecil jika

dibandingkan dengan jumlah pengurus organisasi kepemudaan se – Kabupaten probolinggo, baik tingkat Kabupaten, Kecamatan

maupun Desa.

- Terbatasnya data dan informasi tentang organisasi kepemudaan dan pemuda pada umumnya.

- Program Kewirausahaan Pemuda pada Tahun 2012, dengan kegiatan

pendidikan dan Pelatihan rias manten dan jumlah peserta hanya 20 orang, yang terdiri dari remaja putri se kabupaten Probolinggo.

Sedangkan angka pengangguran yang ada relatif tinggi. Keterbatasan dana menjadi permasalahan dalam upaya pembinaan, fasilitasi dan penumbuhkembangan kewirausahaan pemuda.

- Masih rendahnya semangat kepeloporan pemuda di bidang

kewirausahaan, kependidikan, kelautan dan kebaharian, kebudayaan, kesenian dan pariwisata serta bidang teknologi tepat guna.

- Terbatasnya sumber daya manusia bidang keolahragaan dalam rangka menunjang pemassalan Cabang Olahraga dan pembibitan atlet berbakat serta intensifikasi program pembinaan olahraga prestasi.

- Terbatasnya dukungan dana, dan kurang fokusnya upaya peningkatan prestasi olahraga di Kabupaten Probolinggo.

- Belum adanya kewenangan pada Kantor Pemuda dan Olahraga dalam

pengelolaan sarana dan prasarana keolahragaan.

- Kurangnya sarana dan prasarana keolahragaan yang memadai dalam rangka peningkatan pembinaan olahraga prestasi.misalnya keberadaan Stadion Gelora Merdeka Kraksaan yang masih belum memiliki fasilitas Cabang Olahraga Atletik.


(31)

BAB II

II-31

2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM

Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib a. Angka Partisipasi Sekolah

Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan dapat dilihat berdasarkan perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK). Indikator APM ini mencerminkan perbandingan jumlah siswa yang bersekolah di jenjang tertentu dengan usia tertentu dibanding dengan jumlah penduduk usia sekolah tertentu. Berikut perkembangan Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Probolinggo.

Tabel 2. 17

Perkembangan APM dan APK Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008-2012

Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

Angka Partisipasi

- SD / MI sederajad

* APK (%) 119,26 119,96 119,50 119,74 120,28 * APM (%) 98,87 99,13 98,86 99,06 99,67 - SMP / MTs sederajad

* APK (%) 92,86 93,11 93,05 93,23 93,66 * APM (%) 71,87 70,38 72,03 72,17 72,54 - SMA / MA sederajad

* APK (%) 59,53 59,87 60,21 60,56 60,9 * APM (%) 38,68 33,37 38,90 39,12 39,57

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo

Keterangan : APK = Angka Partisipasi Kasar; APM = Angka Partisipasi Murni

Berdasarkan tabel 2.17 di atas, indikator APM dari tahun 2008 hingga 2010 meningkat untuk jenjang SD/MI sederajat dari 98,87% pada tahun 2008, 99,13% pada tahun 2009, turun menjadi 98,86% pada tahun 2010 meningkat menjadi 99,06% pada tahun 2011 dan 99,67% pada tahun 2012. Tren perkembangan APM untuk tingkat SMP/MTs dari 71,87% pada tahun 2008, turun menjadi 70,38% pada tahun 2009, naik menjadi 72,03% pada


(32)

BAB II

II-32

tahun 2010, 72,17% pada tahun 2011 dan 72,54% pada tahun 2012. APM untuk tingkat SMA/MA sederajat memiliki tren yakni 38,68% pada tahun 2008, turun menjadi 33,37% pada tahun 2009, naik menjadi 38,90% pada tahun 2010, 39,12% pada tahun 2011 dan 39,57% pada tahun 2012. Sedangkan perkembangan APK fluktuatif. Pada tahun 2009 mengalami penurunan dan tahun berikutnya mengalami peningkatan. Angka ini dibandingkan dengan IPK Provinsi Jawa Timur yaitu IPK SD lebih tinggi dari 108,86; IPK SMP sederajat lebih rendah dari 84,42 dan IPK SMA sederajat lebih rendah dari 66,47. Kondisi ini menunjukkan masih rendahnya partisipasi masyarakat Kabupaten Probolinggo dalam pendidikan dibandingkan Kabupaten dan Kota lainnya di Jawa Timur seperti Trenggalek, Banyuwangi, Situbondo, dan lainnya.

b. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah

Kondisi perkembangan jumlah murid dan jumlah sekolah rata-rata semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan upaya pemenuhan perataan distribusi pendidikan wajib belajar 9 tahun. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. 18

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008-2012

No. U R A I A N Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

1. Murid

- T K Orang 15.027 15.479 16.572 17.687 20.542

- TKLB Orang 21 12 13 13 14

- RA Orang 13.706 14.117 13.154 13.337 10.903 Jumlah Murid

Setingkat TK Orang 28.754 29.608 29.739 31.037 31.459 - SD Orang 91.953 94.715 97.211 103.190 103.203

- SDLB Orang 67 123 78 81 84

- Kejar Paket A Orang 277 303 374 568 571 - MI Orang 44.608 45.948 45.598 45.852 35.494 - Ula Orang 3.337 3.437 3.452 3.455 3.455

Jumlah Murid

Setingkat SD Orang 140.243 144.526 146.713 153.146 142.807 - SMP Orang 19.958 20.557 23.625 26.072 26.825


(33)

BAB II

II-33

No. U R A I A N Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

- SMPLB Orang 32 28 27 28 20

- SMPT Orang 240 246 246 289 272

- SD - SMTP Satu Atap Orang 422 1.149 1.197 1.172 1.185 - Kejar Paket B Orang 1.494 1.588 1.197 1.197 1.195 - MTs Orang 13.039 13.364 16.673 19.542 19.149 - Wustho Orang 3.692 3.724 3.747 3.725 3.725

Jumlah Murid

Setingkat SMP Orang 38.876 40.656 46.676 52.025 52.371 - SMTA Orang 7.802 9.061 10.060 10.697 10.126

- SMTALB Orang 17 11 11 12 11

- SMP - SMTA Satu

Atap Orang 176 657 1.404 1.538 1.540

- SMK Orang 1.926 2.213 7.595 10.719 11.542

- SMK Kecil Orang 173 179 0 0 0

- Kejar Paket C Orang 64 434 514 669 673 - MA Orang 7.713 7.984 8.1.62 8.891 8.720

Jumlah Murid

Setingkat SMA Orang 17.870 20.539 27.746 32.526 32.612

2. Sekolah

- T K Unit 389 391 402 461

- TKLB Unit 1 1 1 1 1

- RA Unit 298 303 324 340 295

Jumlah Sekolah

Setingkat TK Unit 693 716 743 757

- SD Unit 632 632 631 643 643

- SDLB Unit 4 3 3 3 3

- Kejar Paket A Unit 15 15 10 10 10

- MI Unit 389 391 429 476 391

- Ula Unit 39 38 38 38 39

Jumlah Sekolah

Setingkat SD Unit 1.079 1.079 1.111 1.170 1.086

- SMP Unit 134 134 142 155 174

- SMPLB Unit 1 1 1 1 1

- SMPT Unit 21 26 16 16 13

- SD - SMTP Satu Atap Unit 10 17 17 23 23


(34)

BAB II

II-34

No. U R A I A N Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

- MTs Unit 120 128 132 135 147

- Wustho Unit 49 49 49 49 50

Jumlah Sekolah

Setingkat SMP Unit 381 419 383 405 434

- SMTA Unit 29 29 39 39 45

- SMTALB Unit 1 1 1 1 1

- SMP - SMTA Satu

Atap Unit 4 5 5 6 6

- SMK Unit 14 22 29 29 37

- SMK Kecil Unit 4 7 0 0 0

- Kejar Paket C Unit 6 12 9 10 10

- MA Unit 53 57 57 60 58

Jumlah Sekolah

Setingkat SMA Unit 111 133 140 145 157

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo

Berdasarkan tabel 2.18 dapat dilihat data jumlah murid setingkat TK, jumlah murid setingkat SD, jumlah murid setingkat SMP dan jumlah murid setingkat SMA di Kabupaten Probolinggo mulai tahun 2008-2012. Jumlah murid dari tingkat SD-SMA di Kabupaten Probolinggo dari tahun 2008-2012 cenderung melangalami peningkatan. Hal ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya pendidikan di kabupaten Probolinggo semakin menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Selain itu dengan semakin banyaknya jumlah murid di Kabupaten Probolinggo tentunya akan meningkatkan pula jumlah ketersediaan jumlah sekolah mulai TK-SMA.

Dari tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan ketersediaan jumlah sekolah yang ada di Kabupaten probolinggo. Hal ini mengindikasikan adanya perkembanagan pembangunan sarana dan prasarana bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo.

c. Rasio guru/murid

Rasio jumlah murid dan guru pada jenjang pendidikan SD/MI dan SMP/MTs dapat dilihat pada tabel berikut :


(35)

BAB II

II-35

Tabel 2. 19

Tabel Rasio Guru dan Murid

No Kecamatan`

SD/MI SMP/MTs

Jumlah Guru

Jumlah

Murid Rasio

Jumlah Guru

Jumlah

Murid Rasio

1 Paiton 495 4.959 1:10 205 2.963 1:14

2 Kraksaan 443 6.233 1:14 180 2.117 1:11

3 Pajarakan 246 2.209 1:97 55 729 1:13

4 Gending 256 2.999 1:11 130 1.409 1:10

5 Dringu 317 4.411 1:13 66 1.069 1:16

6 Leces 369 5.077 1:13 128 1.316 1:10

7 Bantaran 252 3.064 1:12 47 437 1:9

8 Tegalsiwalan 211 2.045 1:9 152 1.702 1:11 9 Sumberasih 384 5.740 1:15 152 1.702 1:11 10 Banyuanyar 272 2.698 1:10 168 1.165 1:6

11 Kuripan 232 2.975 1:12 46 429 1:9

12 Lumbang 87 1.060 1:12 70 891 1:12

13 Wonomerto 84 1.337 1:15 89 1.095 1:12

14 Sumber 174 2.373 1:13 78 818 1:10

15 Sukapura 209 2.753 1:13 141 1.477 1:10

16 Gading 344 3.384 1:9 126 1.206 1:9

17 Maron 316 4.079 1:12 199 2.187 1:10

18 Besuk 326 3.037 1:9 101 1.178 1:11

19 Pakuniran 377 3.735 1:9 159 1.659 1:10

20 Kotaanyar 240 2.323 1:9 59 619 1:10

21 Krejengan 244 2.641 1:10 99 1.545 1:15

22 Tongas 232 3.275 1:14 106 1.120 1:10

23 Tiris 325 4.100 1:12 224 1.889 1:8

24 Krucil 180 1.720 1:9 66 987 1:14

Jumlah 6.615 78.227 1:12 2.780 30.823 1:12

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo

Berdasarkan tabel diatas, besarnya rasio jumlah guru terhadap jumlah murid tahun 2012 untuk SD/MI sebesar 1 : 12 sedangkan untuk SMP/MTs adalah sebesar 1 : 12.

Fokus layanan urusan wajib merupakan salah satu aspek dari pelayanan umum yang perlu diperhatikan secara serius oleh pemerintah


(36)

BAB II

II-36

daerah karena fokus ini merupakan cermin keberhasilan pembangunan yang telah dan akan dilaksanakan nantinya. Dari beberapa data yang telah disajikan di atas, dapat dianalisis bahwa permasalahan yang dihadapi pada fokus layanan urusan wajib di Kabupaten Probolinggo antara lain :

 Masih rendahnya partisipasi masyarakat Kabupaten Probolinggo dalam pendidikan dibandingkan Kabupaten dan Kota lainnya.

 Belum maksimalnya fungsi sarana dan prasarana pendidikan yang telah berkembang cukup baik di Kabupaten Probolinggo

 Dibutuhkannnya banyak tenaga pengajar yang berkualitas untuk menunjang semakin meningkatnya jumlah murid dari tahun ke tahun.  Kurangnya sarana laboratorium IPA untuk SLTP/SMU/SMK.

 Belum optimalnya peran serta masyarakat, dunia usaha, dewan pendidikan dan Komite sekolah.

 Masih terdapatnya sejumlah guru yang belum memiliki kelayakan mengajar secara akademis dan yang belum bersetifikat profesi.

 Terbatasnya sarana dan prasarana perpustakaan (ruang baca, mebelair dan koleksi buku, komputer, mobil perpustakaan keliling).  Masih belum meratanya penepatan guru di daerah sulit.

 Kompentensi guru dan pengawas sekolah masih perlu ditingkatkan.  Kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam proses belajar

mengajar masih perlu ditingkatkan.

 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam hal ini ICT sekolah belum maksimal.

Dari beberapa masalah yang telah dipaparkan diatas dapat dianalisis beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain :

 Peningkatan sarana dan prasarana TK secara bertahap.

 Rehabilitasi sarana dan prasarana yang rusak secara bertahap, utamanya diprioritaskan pada sekolah yang rusak berat.

 Pengadaan buku mata pelajaran serta sarana dan prasarana laboratorium secara bertahap.

 Pengadaan sarana transportasi kendaraan dinas roda dua untuk cabang dinas dan pengawas sekolah.

 Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha dalam pendidikan.


(37)

BAB II

II-37

 Peningkatan peran dewan pendidikan dan komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.

 Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan melalui program beasiswa penyetaraan PGSD dan S1 serta meningkatkan kompetensi guru dan pengawas sekolah.

 Mengikutkan program sertifikasi guru.

 Peningkatan kualitas dan kuantitas layanan Mobil Perpustakaan Keliling.

 Pemerataan penempatan guru di daerah sulit.

 Meningkatkan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah serta kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam proses belajar mengajar.

d. Angka kelangsungan hidup bayi

Angka kelangsungan hidup bayi adalah probabilitas bayi hidup sampai dengan usia 1 tahun, dalam kurun waktu setahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka kelangsungan hidup bayi di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2008 sebesar 993,1 per 1.000 kelahiran hidup, pada tahun 2009 sebesar 993,53 tahun 2010 sebesar 987,31 tahun 2011 sebesar 988,29 dan pada tahun 2012 sebesar 987,57.

e. Angka harapan hidup

Angka harapan hidup adalah merupakan peluang lama hidup umur seseorang pada waktu dilahirkan. Angka harapan hidup di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2008 sebesar 60,56 tahun, tahun 2009 sebesar 60,85 tahun, tahun 2010 sebesar 61,13 tahun, tahun 2011 sebesar 61,42 sedangkan tahun 2012 sebesar 61,52 (angka sementara).

f. Persentase balita gizi buruk

Persentase balita gizi buruk di Kabupaten Probolinggo tahun 2008 sebesar 1,65%, tahun 2009 sebesar 2,23 % tahun 2010 sebesar 3,3 % tahun 2011 sebesar 2,3 % dan tahun 2012 sebesar 2,8 %.

Gambaran lebih lanjut mengenai capaian indikator kinerja Urusan Kesehatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(38)

BAB II

II-38

Tabel 2.20

Capaian Indikator Kinerja Urusan Kesehatan Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008 - 2012

No Urusan Kesehatan 2008 2009 2010 2011 2012

1 Rasio posyandu per 1.000 balita 13,55 13,55 14,43 14,43 14,43

2 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 100.000

penduduk

12,36 12,14 12,01 12,10 11,81

3 Rasio Rumah Sakit per 100.000 penduduk 0,48 0,46 0,45 0,55 0,55

4 Rasio dokter per 100.000 penduduk - 4,78 5,09 6,37 6,31

5 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 73,86% 86,66% 60,59% 80,61% 97,53%

6 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 91,82% 91,52% 95,45% 92,73% 98.79%

7 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

8 Cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit TBC BTA

12,21% 81,62% 73,38% 85,29% 80,12%

9 Cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit DBD

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

10 Cakupan kunjungan bayi 101,15% 89,66% 93,81% 97,19% 96,77%

11 Cakupan puskesmas 137,5% 137,5% 137,5% 137,5% 137,5%

12 Cakupan puskesmas pembantu 26,36% 26,36% 26,36% 26,36% 26,36%

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo

g. Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun

Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun di Kabupaten Probolinggo tahun 2008 sebesar 1,4 %, tahun 2009 sebesar 0 % tahun 2010 sebesar 2,07 % tahun 2011 sebesar 48,76 dan tahun 2012 sebesar 3,96 %.

h. Keselamatan dan perlindungan

Keselamatan dan perlindungan di Kabupaten Probolinggo tahun 2010 sebesar 24,79 %, tahun 2011 sebesar 32,24 % dan tahun 2012 sebesar 33,66 %

i. Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 tidak ada perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah


(1)

BAB II

II-53

NO Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Kasus 264 266 413 424 335

Sumber: Kepolisian, data diolah, 2012

Dari tabel di atas, jumlah angka kriminalitas pada tahun 2008 sebesar 264 kasus, dengan jumlah kriminalitas tertinggi adalah perjudian. Pada tahun 2009 mengalami kenaikan hingga mencapai angka 266 dengan kasus perjudian masih mendominasi angka kriminalitas. Pada tahun 2010 dan 2011, kasus kriminalitas merebak hingga terjadi 413 kasus di tahun 2010 dan 424 di tahun 2011 serta 335 kasus pada tahun 2012. Tingginya angka kriminalitas ini sebagian besar terjadi karena perjudian, aniaya biasa, penipuan, narkoba, pencurian biasa, pemerasan, dan sebagainya.

b. Jumlah Demonstrasi

Data jumlah demo di Kabupaten Probolinggo dari tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.38

Jumlah Demo di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012 No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1 Politik 9 3 3 0 2

2 Ekonomi 0 0 0 0 1

3 Kasus Pemogokan

Kerja 4 0 2 1 0

4 Jumlah Unjuk Rasa 10 11 15 5 3

Sumber: Satpol PP, Kabupaten Probolinggo

Dari tabel diatas, teridentifikasi jumlah demo pada tahun 2008 di bidang politik sebanyak 9 kali, kasus pemogokan kerja 4 kali, dan unjuk rasa sebanyak 10 kali. Pada tahun 2009, kasus demo menurun menjadi 14 kali, pada tahun 2010 meningkat menjadi 20 kali, dan pada tahun 2011 turun menjadi 6 kali. Pada tahun 2012 demonstrasi turun menjadi 3 kali.

Di samping ke dua hal di atas, iklim investasi daerah juga dipengaruhi banyaknya pungutan (pajak dan retribusi) bagi investor, kemudahan perijinan, ketersediaan infrastruktur, serta aspek kepastian hukum. Dalam hal kemudahan perijinan Pemerintah Kabupaten Probolinggo telah menerapkan kebijakan perijinan satu pintu yang ditangani Kantor Penanaman Modal dan Perijinan.

Berdasarkan beberapa data dan penjelasan diatas, dapat diketahui beberapa masalah yang ada antara lain :


(2)

BAB II

II-54

 Masih adanya demonstrasi yang terjadi setiap tahun di Kabupaten Probolinggo.

Solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo untuk mengatasi masalah diatas antara lain :

 Meningkatkan sistem keamanan dengan menggalakkan sistem keamanan lingkungan (Siskampling) sehingga keamanan warga lebih terjamin dan menyeluruh.

 Meningkatkan kemudahan perijinan, ketersediaan infrastruktur, serta aspek kepastian hukum sehingga dapat menekan adanya demostrasi yang terjadi

2.4.4 Fokus Sumber Daya manusia

Analisis kinerja atas sumber daya manusia dilakukan terhadap indikator rasio ketergantungan dan rasio lulusan S1/S2/S3.

a. Kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3)

Data kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3) di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. 39

Kualitas Tenaga Kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3) Kabupaten Probolinggo

No Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Belum tamat SD - - -

2 Tamat SD 58 1.408 1.466

3 Tamat SLTP 118 230 348

4 Tamat SLTA

5 a. Umum 278 531 809

b. Kejuruan 138 223 361

6 Tamat Akademi 12 13 25

7 Tamat Sarjana 9 7 16

Jumlah 613 2.412 3.025

Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ditinjau dari aspek kualitas tenaga kerja, dari total 3.025 orang tenaga kerja, sebanyak 1.466 tenaga kerja hanya berpendidikan tamatan SD. Sedangkan untuk tamatan SLTA Umum, jumlah tenaga kerja mencapai 809 orang, dan hanya 16 orang yang


(3)

BAB II

II-55

teridentifikasi tamatan sarjana. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan para tenaga kerja masih sangat rendah karena sebagian besar hanya tamatan SD.

b. Tingkat ketergantungan (rasio ketergantungan)

Data rasio ketergantungan Kabupaten Probolinggo tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. 40

Rasio Ketergantungan Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah penduduk

usia < 15 tahun 269.998 279.960 274.453 295.887 274.948 2 Jumlah penduduk usia > 64 tahun 69.300 73.619 69.546 69.563 130.523

3

Jumlah penduduk usia tidak

produktif

339.298 353.579 343.999 365.450 405.471

4 Jumlah penduduk

usia 15-64 tahun 704.373 690.658 752.935 736.962 824.848 5 Rasio Ketergantungan 48,17 51,19 45,69 49,59 49,16

Sumber: Susenas

Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisis bahwa pada tahun 2008, rasio ketergantungan sebesar 48,17%. Pada tahun 2009 rasio ketergantungan meningkat menjadi 51,19%, pada tahun 2010 turun menjadi 45,69%, pada tahun 2011 meningkat menjadi 49,59% dan pada tahun 2012 turun menjadi 49,16%.

Dari beberapa data dan penjelasan diatas maka pada fokus sumber daya manusia yang dihadapi pemerintah Kabupaten Probolinggo antara lain :

 Kualitas pendidikan para tenaga kerja masih sangat rendah karena sebagian besar hanya tamatan SD.

 Rasio ketergantungan masih pada kisaran angka hampir 50%

Hasil analisis gambaran umum kondisi daerah terkait dengan capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah provinsi dapat dirangkum dalam bentuk tabel, sebagai berikut :


(4)

BAB II

II-56

Tabel 2. 41

Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah

Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Capaian Kinerja

2008 2009 2010 2011 2012

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Pertumbuhan PDRB

ADHB 11.834.260,94 13.196.219,85 14.896.373,69 16.761.960,78 18,849,107.52

ADHK'2000 6.014.551,55 6.358.557,90 6.752.163,38 7.172.491,08 7,636,625.43

Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,78 5,72 6,19 6,23 6,47*

Laju inflasi (%) 9,20 5,48 6,30 5,93 5,62*

PDRB per kapita

ADHB 9.966.152,90 11.022.140,09 12.350.009,86 13.818.944,20 15,453,119.42

ADHK '2000 5.065.119,04 5.310.984,27 5.597.958,67 5.913.165,85 6,260,757.13

Kesejahteraan Sosial

IPM (%) 61,44 62,13 62,99 63,84 64.06*

Angka melek huruf 78.24 77.97 82.06 81.73 82,94

Angka rata-rata lama sekolah

(SD-SMA) -

12,97 12,78 12,17 12,09

Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Jumlah grup kesenian 60 62 73 83 90

Jumlah gedung kesenian 10 12 14 14 14

Jumlah klub olahraga (SSB) 1 5 8 8 12

Jumlah gedung olahraga 0 0 1 1 1

PELAYANAN UMUM Pelayanan Urusan Wajib

Angka partisipasi sekolah (%)

APM SD / MI sederajad 98,87 99,13 98,86 99,06 99,67

APM SMP / MTs sederajad 71,87 70,38 72,03 72,17 72,54

APM SMA / MA sederajad 38,68 33,37 38,90 39,12 39,57

Rasio ketersediaan sekolah/penduduk

usia sekolah

Jumlah murid setingkat TK 28.754 29.608 29.739 31.037 31.459

Jumlah sekolah setingkat TK 693 716 743 757

Jumlah murid setingkat SD 140.243 144.526 146.713 153.146 142.807

Jumlah sekolah setingkat SD 1.079 1.079 1.111 1.17 1.086

Jumlah murid setingkat SMP 38.876 40.656 46.676 52.025 52.371

Jumlah sekolah setingkat SMP 381 419 383 405 434

Jumlah murid setingkat SMA 17.87 20.539 27.746 32.526 32.612

Jumlah sekolah setingkat SMA 111 133 140 145 157

DAYA SAING DAERAH Kemampuan Ekonomi

Pengeluaran konsumsi rumah tangga

per kapita (%) 55,61 54,22 58,58 57,56 55,59

Pengeluaran konsumsi non pangan

perkapita (%) 44,39 45,78 41,42 42,44 44,41

Fokus Fasilitas Berinvestasi

Angka Kriminalitas 264 266 413 424 335

Demontrasi

Politik 9 3 3 0 2

Ekonomi 0 0 0 0 1

Kasus Pemogokan Kerja 4 0 2 1 0


(5)

BAB II

II-57

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Capaian Kinerja

2008 2009 2010 2011 2012

Fokus Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk usia < 15 tahun 269.998 279.96 274.453 295.887 274,948

Jumlah penduduk usia > 64 tahun 69.3 73.619 69.546 69.563 130,523

Jumlah penduduk usia tidak produktif 339.298 353.579 343.999 365.45 405,471

Jumlah penduduk usia 15-64 tahun 704.373 690.658 752.935 736.962 824,848

Rasio Ketergantungan 48,17 51,19 45,69 49,59 49.16

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa aspek kesejahteraan masyarakat ada beberapa indikator yang digunakan antara lain:

Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Secara umum berdasarkan tabel diatas beberapa indikator kesejaheraan dan pemerataan ekonomi seperti Pertumbuhan PDRB dan PDRB per kapita mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2007-2012. Pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan dari Tahun 2011 sebesar 6,23% menjadi 6,47% pada Tahun 2012

Kesejahteraan Sosial

Berdasarkan data yang ada pada tabel tersebut diatas, indikator kesejahteraan sosial yaitu IPM mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ketahun. Sedangkan untuk fokus olahraga dan kesenian juga sama mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan.

Sedangkan untuk aspek pelayanan umum, indikator yang digunakan adalah pelayanan urusan wajib. Dimana Indikator ini diukur dari angka partisipasi sekolah dan rasio ketersediaan sekolah yang ada di Kabupaten Probolinggo. Angka partisipasi sekolah pada tahun 2007-2008 mengalami peningkatan sebesar 0,26 %. Selanjutnya menurun pada tahun 2009-2010 sebesar 0,27 % dan tahun selanjutnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sedangkan untuk rasio ketersediaan sekolah sebagian besar mengalami peningkatan yang signifikan.

Sedangkan berdasarkan tabel diatas, aspek daya saing diukur dinilai dari beberapa indikator antara lain :

Kemampuan Ekonomi

Untuk indikator kemampuan ekonomi di ukur dari pengeluaran rumah tangga dan pengeluaran kosumsi non rumah tangga. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2008-2012 lebih besar dari pada kosumsi non rumah tangga.


(6)

BAB II

II-58

Fokus Fasilitas Berinvestasi

Pada fokus ini, berdasarkan tabel diatas yang perlu untuk diamati adalah angka kriminalitas dan angka demonstrasi. Dimana secara umum meningkat secara signifikan. Hal ini dapat mengganggu jumlah investor yang akan masuk ke Kabupaten Probolinggo.

Fokus Sumber Daya Manusia

Berdasarkan data tabel diatas yang perlu di perhatikan adalah masih meningkatnya jumlah penduduk usia tidak produktif.