2. Studi Dokumentasi
Menurut Nawawi 1991:33 dokumen yang berupa tulisan atau film bagi peneliti dapat digunakan untuk proses melalui pencatatan, pengetikan, atau
alat tulis, tetapi kualitatif tetap menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun kedalam teks yang diperluas. Teknik dokumentasi pada penelitian
ini dengan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis. Dengan demikian teknik ini peneliti mempelajari berbagai sember data
seperti deokumen tentang Lampung Selatan Dalam Angka LSDA 2012, Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Selatan
Nomor 05 tahun 2013 tentang Perubahan susunan personalia alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung
Selatan, Peraturan Bupati Lampung Selatan Nomor 12 Tahun 2013 tentang Rincian tugas jabatan badan perencanaan pembangunan daerah Kabupaten
Lampung Selatan dan foto-foto peneliti dengan beberapa informan yang terdiri dari Bappeda, Dinas PU, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda dan Tokoh
Masyarakat. Dokumentasi yang berupa foto-foto peneliti dengan informan dijadikan sebagai bukti bahwa peneliti sudah melakukan penelitian.
F. Teknik Pengolahan Data
Setelah data diperoleh oleh peneliti dan terkumpul dari lapangan, tahap selanjutnya adalah mengolah data tersebut. Adapun kegiatan dalam pengolahan
data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Editing Teknik mengolah data dengan meneliti kembali data yang telah diperoleh
melalui wawancara mendalam, maupun dokumentasi untuk menghindari kekeliruan dan kesalahan. Tahap editing yang dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian ini menyajikan hasil wawancara dan dokumentasi dari Bappeda Kabupaten Lampung Selatan, yakni berupa kalimat-kalimat yang kurang
baku disajikan dengan menggunakan kalimat baku dan bahasa yang mudah dipahami, sehingga dapat dimengerti oleh pembaca.
2. Interpretasi
Interpretasi merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan.
Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang
diperoleh dilapangan.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, maka teknis analisis datanya disajikan dalam bentuk paparan atau
gambaran dari temuan-temuan dilapangan baik berupa data dan informasi hasil wawancara, dokumentasi dan lain sebagainya. Menurut Mattew B. Miles dan
A. Michael Huberman 1992:37, Teknik analisis data sebagai berikut: 1.
Reduksi Data Merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
mengabstrakkan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Setelah peneliti memperoleh data, harus lebih dahulu
dikaji kelayakannya dengan memilih data mana yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian ini.
2. Penyajian Data
Penyajian data dibatasi sebagai usaha menampilkan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Dengan penyajian tersebut akan dapat dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan, menganalisis ataukah
mengambil tindakan berdasarkan pemahaman yang didapat dari penyajian- penyajian tersebut.
3. Kesimpulan Verifikasi
Kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung, makna-makna yang muncul dari data yang ada diuji kebenaran, kekokohan, dan kecocokannya
yang merupakan validitasnya, sehingga akan diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran dan kegunaanya.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan
1. Sejarah Singkat Kabupaten Lampung Selatan
Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar
tersebut, pada bab VI pasal 18 disebutkan bahwa pembagian daerah di Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan
pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-undang serta memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam Sistem Pemerintahan Negara dan
Hak-hak Asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa.
Sebagai realisasi dari pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945, lahirlah Undang-Undang Nomor 1 tahun 1945. Undang-undang ini mengatur tentang
Kedudukan Komite Nasional Daerah, yang pada hekekatnya adalah Undang-undang pemerintah di daerah yang pertama. Isinya antara lain
mengembalikan kekuasaan Pemerintahan di daerah kepada aparatur berwenang yaitu Pamong Praja dan Polisi. Selain itu, untuk menegakkan
pemerintahan di daerah yang rasional dengan mengikut sertakan wakil-