61 PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DALAM BIDANG EKONOMI DI KELEMBAGAAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN DALAM BIDANG EKONOMI DI KELEMBAGAAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
Oleh
HERLINTATI
ABSTRAK
Pembangunan ekonomi daerah merupakan perubahan ke arah yang lebih baik
bidang ekonomi yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan
industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan
produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan
pengembangan dunia usaha baru dalam rangka meningkat ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi dan pern perempuan
dalam perumusan kebijakan dan mengetahui partisipasi perempuan dalam perumusan
kebijakan pembangunan ekonomi.
Penelitian ini dilakukan di kelembagaan daerah Kabupaten Lampung Tengah.
Penelitian dilakukan dengan metode survey dengan metode pengumpulan data melalui
teknik wawancara terhadap subyek informasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan dan partisipasi perempuan pada
posisi pimpinan yang menentukan kebijakan/keputusan rencana pembangunan ekonomi di
kelembagaan daerah masih relatif lemah, Kurangnya akses keterlibatan perempuan dalam
perumusan program disebabkan oleh faktor komposisi perempuan pada tingkat jabatan
struktural yang ada di kelembagaan, kurangnya pengetahuan, pengalaman dan kemampuan
perempuan dalam akses perumusan program, penetapan program dan pelaksanaan program
pembanunan ekonomi di kelembagaan daerah Kabupaten Lampung Tengah. Kemampuan
dan pertisipasi perempuan dalam merespon usulan masyarakat dalam pembangunan
ekonomi pada kelembagaan daerah di Kabupaten Lampung Tengah masih relatif terbatas.
Kemampuan perempuan dalam menanggapi usulan bawahan mengenai program dan
anggaran pembiayaan dalam pembangunan ekonomi di kelembagaan relatif masih lemah.
Masih rendahnya komposisi kaum perempuan pada jabatan struktural di kelembagaan
daerah ternyata membatasi akses kemampuan, kewenangan dan kekuasaan perempuan
untuk mempengaruhi keputusan dalam perumusan kebijakan yang diusulkan. Kemampuan
kaum perempuan untuk mempertahankan dan memperjuangkan program yang diusulkan
masih lemah atau belum optimal. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa partisipasi
perempuan dalam perumusan kebijakan ekonomi di kelembagaan daerah Kabupaten
Lampung Tengah masih rendah.
Kata Kunci: Partisipasi Perempuan, Perumusan Kebijakan, Pembangunan Ekonomi.
61
WOMEN’S PARTICIPATION IN THE FORMULATION OF INSTITUTIONAL
POLICY OF ECONOMIC DEVELOPMENT IN CENTRAL LAMPUNG
REGENCY
By
HERLINTATI
ABSTRACT
Regional economic development is a change for the better, the economy that
includes the establishment of new institutions, the development of alternative industries,
improving the capacity of the existing workforce to produce products and services better,
identifying new markets, transfer of knowledge knowledge and development of new
businesses in order to improve the economic and social welfare.
Purpose of this study was to determine the participation and role of women in
policy formulation and knowing participation of women in economic development policy
Institutional study was conducted in Lampung district center. research conducted
by survey method with the method of collecting data through interview techniques on the
subject of information and documentation
The results showed that the capacity and participation of women in leadership
positions who determine the policy / decision-economic development plans in the region is
still relatively weak institutions, lack of access to women's involvement in the formulation
of the program due to the composition of factors on the structural position of women in
institutions, lack of knowledge, experience and capabilities of women in the formulation of
program access, program establishment and implementation of economic development
programs at the institutional center of Lampung regency. The results showed that the
capacity and participation of women in leadership positions who determine the policy /
decision-economic development plans in the region is still relatively weak institutions, lack
of access to women's involvement in the formulation of the program due to the
composition of factors on the structural position of women in institutions, lack of
knowledge, experience and capabilities of women in the formulation of program access,
program establishment and implementation of economic development programs at the
institutional center of Lampung regency. Ability and women's participation in responding
to proposals from the community in economic development in the institutional area in
Lampung regency was still relatively limited. ability in response to the proposed program
and budget of the subordinate financing in economic development is still relatively weak
institutions. The low composition on the structural position of women in local institutions
turned out to limit the access capability, authority and power of women to influence
decisions in the formulation of the proposed policy. Women's ability to defend and fight
for the proposed program is still weak or not yet optimal. Based on these results concluded
that women's participation in the formulation of economic policy in the institutional area of
Lampung regency was still low.
Key words: Women's Participation, Policy Formulation, Economic Development
62
Keterwakilan
A. PENDAHULUAN
kelembagaan
1. Latar Belakang
terhadap
yang didasarkan
yang
pemerintahan daerah diharapkan mampu
pada
juga sebagai pelopor dalam perwujudan
bersangkutan
(endogenous
development)
menggunakan
potensi
sumber
sistem pemerintahan yang baik (good
dengan
pemerintahan dan pembangunan yang
selama ini dianggap bukan sebagai
mengarahkan kita kepada pengambilan
persoalan
inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah
proses
dan
merangsang
menyangkut
ekonomi
dominasi
pelaku
sebagai
subyek
atau
pembangunan
tidaklah
dibuat
semata-mata
oleh
seringkali
para
pembuat
berprespektif
kaum
perempuan
minoritas
pada
suatu
perumusan
yang potensial bilamana keberadaannya
gender.
Keberadaan
yang
lembaga
seringkali
mengimplikasikan
juga merupakan suatu aspek sumber daya
kalah
suaranya
kebijakan.
dalam
Kondisi
ini
tentunya harus menjadi sebuah dorongan
diberdayakan secara optimal. Begitu pula
perkembangan
kurang
pemerintahan
berada pada kaum laki-laki. Perempuan
sejarah
daerah,
gender
dilanggengkan
pembangunan
pembangunan
dari
konteks
kebijakan, dimana keputusan-keputusan
konteks
daerah,
Pada
pembangunan
diskriminasi
peningkatan
kegiatan ekonomi
Dalam
penting.
perumusan kebijakan daerah terutama
pembangunan
untuk mencipatakan kesempatan kerja
baru
dalam
meningkatkan peran perempuan dibidang
fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini
dalam
terutama
governance)
daya
manusia, kelembagaan, dan sumberdaya
tersebut
setiap
perempuan pada setiap perangkat kerja
kebijakan-kebijakan
daerah
di
besar. Oleh karena itu keberadaan kaum
daerah adalah terletak pada penekanan
kekhasan
daerah
di
Kabupaten/Kota dewasa ini relatif cukup
Masalah pokok dalam pembangunan
pembangunan
perempuan
bagi
dunia
setiap
kaum
perempuan
menempatkan diri dan memiliki peran
maupun perkembangan bangsa telah
serta fungsi dalam berbagai bidang
membuktikan bahwa kaum perempuan
kehidupan sebagaimana layaknya laki-
mampu memiliki peran dan fungsi dalam
laki, karena pada situasi dan tingkatan
berbagai bidang kehidupan sebagaimana
tertentu
layaknya laki-laki.
kaum
pengetahuan,
63
perempuan
memiliki
ketarampilan/kecakapan
serta ketegasan yang sama dengan laki-
adat istiadat primordial yang mengikat
laki.
hak-hak
Seiring dengan semakin banyaknya
dan
perempuan),
ruang
peran
gerak
kaum
perempuan
di
perempuan yang melibatkan diri dalam
Kabupaten Lampung Tengah tidak lagi
aktivitas
kelembagaan
semata-mata sebagai pelayan bagi suami
pemerintah, organisasi formal maupun
dan mengurus rumah tangga. Perempuan
organisasi non formal dan pada sektor
di daerah tersebut dengan keberadaannya
swasta
peran
telah ikut serta menunjukkan kapasitas
perempuan ditengah-tangah kehidupan
dirinya dalam berperan di berbagai
sosial dewasa ini tidak hanya sebagai alat
bidang, termasuk dalam kelembagaan
produksi
genarasi
pemerintahan di daerah. Hal ini tanpak
penerus sebagaimana kodrat hakiki yang
pada komposisi jumlah perempuan yang
dimiliki kaum perempuan. Lebih dari
keberadaannya di lembaga pemerintahan
pada itu perempuan
dengan kodrat
hampir sama atau sebanding dengan
alamiahnya
mampu
pula
jumlah
sebagai
asset
berikut:
sosial,
dalam
dalam
kewirausahaan,
dalam
melahirkan
telah
menempaykan
diri
bangsa/daerah dan asset pembangunan,
dengan
kaum
Kelembagaan Daerah (Satker)
Kabupaten Lampung Tengah.
Lampung Tahun 2011 bahwa untuk
perempuan
di
tabel
Kerja (Pegawai) Wanita Pada
laki-laki.
Berdasarkan hasil survey BPS Provinsi
jumlah
sebagaimana
Tabel 1. Data Kompisisi (Jumlah) Tenaga
dimana kemampuan dan perannya dapat
disejajarkan
laki-laki,
Kabupaten
No
Lampung Tengah adalah berkisar 41,7%
1
%
Nama Kantor/Satuan
Kerja
Jumlah
%
Total
Laki
Wanita
Kabupaten
138
98
41,5
236
Badan Kepegawaian
54
43
43,9
98
Setda
Wanita
Lamteng
dari jumlah penduduk laki-laki. Melihat
2
besarnya jumlah penduduk perempuan
Daerah
3
Dinas Pendidikan
118
47
37,6
125
4
Dinas Kesehatan
47
56
54,4
103
pembangunan daerah yang besar apabila
5
Dinas
Pendapatan
101
39
27,9
140
keberadaannya dimanfaatkan secara baik
6
Dinas Pertambangan
58
27
31,8
85
53
23
30,3
76
tersebut tentunya akan menjadi asset
Daerah
& Energi
dalam mendorong laju pembangunan di
7
dari
Pemuda,
Olahraga
daerah tersebut.
Akibat
Dinas
dan
Parawisata.
peningkatan
berbagai
8
Dinas Perternakan
56
37
39,8
93
9
Dinas
dan
56
31
35,6
87
Dinas Pertanian dan
68
38
35,8
106
macam kebutuhan dalam kehidupan serta
Pasar
Perdagangan
10
modernisasi juga akibat pergeseran nilai
Hortikultura
64
11
Dinas
Pedudukan
105
40
27,6
145
kesempatan
51
37
42,1
88
duduk sebagai pimpinan pada tingkat
eselon
atau
kepercayaan
untuk
dan Catatan Sipil
12
BPPP dan Keluarga
Berencana
atau
satuan
kerja
tertentu,
13
DP2KA
77
31
28,7
108
14
Badan
69
34
33,0
103
sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
71
28
28,3
99
Tabel 2.
92
16
14,8
108
Pemberdayaan
Kampung
15
Dinas Koperasi dan
UKM
16
Badan
Kompisisi
(Jumlah)
Tenaga Kerja (Pegawai) Wanita dalam
Tingkatan
penanggulangan
Jabatan
(Eselon)
Di
Bencana
17
Kantor
67
31
31,6
98
64
23
26,4
87
168
69
29,1
237
7.908
4.992
39,0
12.800
Kelembagaan
Kesbanglinmas
18
Badan
Pelayanan
Daerah
(Satuan
Kerja
Daerah) Kabupaten Lampung Tengah.
Terpadu
19
Kantor Satpol- PP
20
Kecamatan
(28
Kecamatan) + UPTD
Jumlah
9.421
5.740
37,86
15.161
Sumber: Badan Kepagawaian Daerah
perempuan
1. Mengapa
berbagai
bidang,
Tengah?
2. Sejauhmanakah
laki-laki. Kondisi tersebut terjadi pula di
perempuan
lingkup Pemerintahan Daerah Kabupaten
perempuan
di
partisipasi
dalam
perumusan
kebijakan pembangunan ekonomi
Keberadaan
kelembagaan
belum
ekonomi di Kabupaten Lampung
belum sepenuhnya disetarakan dengan
Tengah.
perempuan
perumusan kebijakan pembangunan
khususnya di kelembagaan daerah masih
Lampung
21
130
395
546
sepenuhnya berpartisipasi dalam
dibanding laki-laki. Oleh sebab itu posisi
di
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
Jumlah
Jumlah
Total
2. Rumusan Masalah
masih
dianggap memiliki keterbatasan gender
perempuan
1
2
3
Jumlah Pemegang Eselon
Laki
Wanita
%
wanita
20
1
4,7
113
17
13,1
316
79
20,0
449
97
17,8
Kabupaten Lampung Tengah.
Sesuai dengan kodrat alamiah
dimilikinya,
Tingkatan Eselon
Jabatan/Kepangkatan
Sumber: Badan Kepagawaian Daerah
Kabupaten Lampung Tengah.
yang
No
di Kabupaten Lampung Tengah ?
daerah
3. Tujuan Penelitian
dengan tingkat kualitas dan kuantitasnya
yang ada belum mampu menempatkan
1. Untuk
wanita pada posisi yang sama dengan
wanita
laki-laki. Sebagian besar yang memangku
kelembagaan daerah Kabupaten
jabatan
Lampung Tengah
pada
unit
dan
instansi
2. Untuk
pemerintahan adalah kaum laki-laki dan
mengetahui
sebagai
65
pimpinan
mengetahui
perempuan
hanya sedikit perempuan yang diberikan
komposisi
dalam
di
partisipasi
perumusan
kebijakan pembangunan ekonomi
terhadap suatu kegiatan atau keadaan
di Kabupaten Lampung Tengah.
tertentu yang melihat seorang individu
didalamnya.
4.
Manfaat Penelitian
Selanjutya
Ada dua manfaat yang dapat diperoleh
Diharapkan
sertanya seseorang baik secara mental
dapat
maupun emosional untuk memberikan
memberikan
kontribusi dalam pengembangan dan
sumbangan-sumbangan
penerapan otonomi daerah
pembuatan
berkaitan
potensi
(2002:149)
mendefinisikan partisipasi adalah turut
dari penelitian ini, yaitu:
1.
Winardi
dengan
sumber
yang
keputusan,
proses
terutama
mengenai persoalan dimana keterlibatan
peningkatan
daya
pada
pribadi
daerah
orang
yang
bersangkutan
khususnya peningkatan peran wanita
melaksanakan tanggung jawabnya untuk
sebagai asset bagi pembangunan
melakukan
daerah.
mengarahkan individu untuk terlibat
2. Diharapkan
dapat
hal
tersebut.
Partisipasi
secara mental dan emosional dalam
memberikan
bagi
situasi kelompok yang mendorongnya
Kabupaten
untuk memberikan sumbangan kepada
Lampung Tengah dalam peningkatan
kelompok dalam usaha mencapai tujuan
gender
serta tanggung jawab terhadap usaha
sumbangan
pemikiran
Pemerintah
Daerah
dan
peran
wanita
yang bersangkutan.
dikelembagaan daerah dalam rangka
perumusan kebijakan pembangunan
Berdasarkan definisi di atas dapat
ekonomi daerah sehingga tercapainya
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
pemerataan pembangunan di segala
partisipasi
bidang.
bentuk keterlibatan perempuan secara
perempuan
adalah
suatu
mental dan emosional dalam suatu
B. TINJAUAN PUSTAKA
kelompok yang mendorongnya untuk
memberikan
1. Partisipasi
Partisipasi
peranserta
keadaan
adalah
keterlibatan
dengan
lahiriah
seseorang
terhadap
baik
dalam
bentuk tenaga, fikiran maupun materiil
keikutsertaan,
atau
sumbangan
guna tercapainya suatu tujuan tertentu
yang akan dicapai.
Verhangen
sesuatu hal. Partisipasi dapat diberikan
dalam
Mardikanto
dalam bentuk sumbangan pemikiran,
(2003:84) menyatakan bahwa partisipasi
tenaga
adalah suatu bentu khusus dari interaksi
atau
dalam
bentuk
materiil
66
dan komunikasi yang berkaitan dengan
dari UU, dan bahkan ada pula yang hanya
pembagian kewenangan, tanggung jawab
dibentuk
berdasarkan
dan manfaat. Dalam pengertian sehari-
Presiden.
Hierarki
hari, partisipasi merupakan keikutsertaan
kedudukannya tentu saja tergantung pada
atau keterlibatan seseorang (individu atau
derajat pengaturannya menurut peraturan
warga masyarakat) dalam suatu kegiatan
perundang-undangan yang berlaku.
Keputusan
atau
ranking
tertentu. Keikutsertaan atau keterlibatan
Dalam setiap pembicaraan mengenai
ini bukanlah bersifat pasif tetapi secara
organisasi negara, ada dua unsur pokok
aktif ditunjukan oleh yang bersangkutan.
yang saling berkaitan, yaitu organ dan
Oleh karena itu partisipasi akan lebih
functie.
tepat diartikan sebagai keikutsertaan
wadahnya, sedangkan functie adalah
seseorang
di dalam suatu kelompok
isinya; organ adalah status bentuknya,
sosial untuk mengambil bagian dalam
sedangkan functie adalah gerakan wadah
kegiatan yang sedang dilaksanakan.
itu
Organ
sesuai
adalah
maksud
bentuk
atau
pembentukannya.
Dalam naskah Undang-Undang Dasar
2. Kelembagaan Daerah
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Lembaga negara bukan konsep yang
secara
tunggal
terminologis
atau
memiliki
seragam.
Di
organ-organ yang dimaksud, ada yang
istilah
disebut secara eksplisit namanya, dan ada
dalam
pula yang disebutkan eksplisit hanya
kepustakaan Inggris, untuk menyebut
lembaga
negara
di
gunakan
fungsinya. Ada pula lembaga atau organ
istilah
yang disebut
Political instruction, sedangkan dalam
bahwa
baik
namanya
maupun fungsi atau kewenangannya akan
terminologi bahasa Belanda terdapat
diatur dengan peraturan yang lebih
istilah staat organen. Sementara itu,
rendah. Dilihat dari segi fungsinya
bahasa Indonesia menggunakan lembaga
Lembaga-Lembaga Negara ada yang
negara atau organ negara.
bersifat
Lembaga negara terkadang disebut
utama/primer
constitutional
dengan istilah lembaga pemerintahan,
organs),
penunjang/sekunder
lembaga pemerintahan non-departemen,
organs).
atau lembaga negara saja. Ada yang
dibentuk berdasarkan atau karena diberi
kekuasaan oleh UUD, ada pula yang
dibentuk dan mendapatkan kekuasaannya
67
(primary
dan
(auxiliary
bersifat
state
3. Perumusan
Pengawas/Konsultan
Kebijakan
luar,
wartawan dan masyarakat.
Pembangunan Daerah
Menurut
dari
pendapat
Ermaya
Implementasi
Kebijakan
Suradinata (1994:2) proses perumusan
merupakan salah satu rangkaian kegiatan
kebijaksanaan memiliki tahapan-tahapan
setelah suatu kebijakan dirumuskan. Hal
sebagai berikut:
ini berkenaan dengan kenyataan bahwa
1) Identifikasi,
masalah
yaitu
tentang
tanpa pelaksanaan suatu kebijakan yang
identifikasi
telah dirumuskan akan sia-sia belaka, hal
kebijaksanaan
ini sejalan dengan pendapat Udoji dalam
melalui permintaan publik terhadap
Wahab (1997:59):
aksi-aksi pemerintah.
“Pelaksanaan
2) Formulasi, yaitu formulasi masalah-
kebijaksanaan
adalah
masalah yang dalam masyarakat,
sesuatu yang penting, bahkan jauh lebih
kemudian diformulasikan kedalam
penting
bentuk proposal dan dalam hal ini
kebijaksanaan.
ditangani
oleh
Kebijaksanaan-kebijaksanaan
perencanaan
kebijaksanaan
organisasi
dari
pada
pembuatan
akan
dan
sekedar berupa impian atau rencana
birokrasi pemerintah, Kepala Negara
bagus yang tersimpan rapi dalam arsip
beserta kongres.
kalau tidak diimplementasikan.
3) Legitimasi, yaitu setelah proposal
4.
diolah dan diformulasikan, kemudian
dilegitimasikan
(disyahkan)
Lincolin Arsyad
oleh
Darwanto
partai-partai, kelompok kepentingan,
dimana
4) Implementasi, yaitu setelah proposal
Pembangunan
pemerintah
daerah
dan
ada dan membentuk suatu pola kemitraan
kemudian
antara pemerintah daerah dengan sektor
dilaksanakan oleh birokrasi yang
swasta untuk menciptakan suatu lapangan
terorganisasi, pengeluaran publik dan
kerja
aktivitas dari agen-agen eksekutif.
baru
perkembangan
5) Evaluasi, yaitu mengevaluasi dari
dan
kegiatan
merangsang
ekonomi
(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah
kebijaksanaan yang dilakukan oleh
Pemerintah
31)
masyarakat mengelola sumberdaya yang
disyahkan oleh pihak-pihak yang
agen-agen
(2000:
dalam Herry
ekonomi daerah adalah suatu proses
Presiden dan kongres.
berkepentingan,
Pembangunan Ekonomi Daerah
tersebut.
sendiri,
68
3.
C. METODE PENELITIAN
usulan untuk kegiatan, pendanaan
1. Tipe Penelitian
Penelitian
deskriptif
ini
adalah
yang
dan usulan program di kelembagaan
penelitian
bertujuan
daerah.
untuk
4.
menggambarkan atau melukiskan suatu
keadaan
atau
berdasarkan
Kemampuan perempuan membuat
obyek
fakta-fakta
perempuan
atau
memperjuangkan usulan-usulan yang
ada.
diajukan di kelembagaan daerah.
Mardalis (2003:26) menyatakan bahwa
metode deskriptif adalah suatu penelitian
3. Metode Pengumpulan Data
yang
Metode
bertujuan
untuk
dalam
mempertahankan
penelitian
yang
Kemampuan
memperoleh
informasi-informasi mengenai keadaan
pengumpulan
data
yang
digunakan sebagai berikut:
yang ada saat ini dan melihat kaitan
a. Wawancara intensif;
antara faktor-faktor yang ada. Penelitian
deskriptif
mencoba
dan
Teknik wawancara digunakan untuk
yang
memperoleh data dengan bertanya
didapat menjadi suatu bentuk penyajian
langsung kepada informan. Teknik ini
yang
dilakukan melalui tanya jawab secara
mengklasifikasikan
memetakan
informasi
sistematis
mengenai
suatu
permasalahan.
langsung
beberapa
ini
aspek
sumber
data
berdasarkan daftar pertanyaan yang
2. Pokus Penelitian
Penelitian
dengan
difokuskan
kepada
penelitian
sebagai
diajukan oleh peneliti.
b. Studi Dokumen;
berikut:
Studi dokumen dilakukan dengan
1.
Kemampuan perempuan menanggapi
meneliti dan melihat keadaan di
usulan dari masyarakat mengenai
lapangan yang berkaitan dengan topik
usulan kegiatan, usulan pendanaan
permasalahan yang diteliti.
dan usulan program di kelembagaan
5. Subyek/Sumber Informasi
daerah.
2.
Subyek dan sumber informasi adalah
Kemampuan perempuan menanggapi
usulan
dari
bawahan
menunjukkan dimana seluruh data dan
mengenai
informasi
usulan kegiatan, usulan pendanaan
yang
dibutuhkan
dalam
penelitian dapat diperoleh. Subyek dan
dan usulan program di kelembagaan
sumber informasi dalam penelitian ini
daerah.
69
adalah seluruh pegawai perempuan yang
sebagai jawaban atas permasalahan yang
menduduki jabatan Eselon II, III dan IV
diteliti.
pada Kelembagaan Daerah Kabupaten
D. GAMBARAN UMUM LOKASI
Lampung Tengah sebanyak 97 orang,
yaitu:
perangkat/satuan
kerja
PENELITIAN
Pemda
Kabupaten Lampung Tengah.
Kabupaten Lampung Tengah saat ini
memiliki wilayah administratif yang
6. Teknik Pengolahan Data
terdiri dari 28 Kecamatan definitif yang
Data dan informasi yang diperoleh
terdiri dari 10 Kelurahan dan 283 Desa.
dalam penelitian akan diolah dengan
Kabupaten
menggunakan teknik pengolahan data
Tengah
yang
terletak di Bagian Tengah Provinsi
sebagai berikut:
a. Seleksi
Lampung
data,
yaitu
teknik
Lampung memiliki luas areal darata lebih
yang
kurang 4.789,82 Km persegi.
dilakukan dengan cara memilih data
Wilayah Kabupaten Lampung Tengah
sesuai dengan permasalahan yang
merupakan wilayah Kabupaten yang
dibahas.
cukup luas dan besar, luas dan besarnya
b. Klasifikasi data, yaitu melihat jenis
wilayah Kabupaten Lampung Tengah
dan hubungannya dengan data yang
merupakan aset daerah yang apabila
diperoleh sesuai dengan permasalahan
mampu dimanfaatkan/ difungsikan secara
yang diteliti.
baik akan mendorong laju/perkembangan
c. Penyusunan data, yaitu melakukan
wilayah Kabupaten Lampung Tengah
penempatan data pada posisi pokok
bahasan
yang
sistematis
untuk
disusun
pada kondisi yang lebih baik dimasa
secara
datang.
memudahkan
Wilayah Kebupaten Lampung
Tengah terdiri dari 28 Kecamatan.
memperoleh pengertian data tersebut.
Penduduk
Kabupaten
Lampung
7. Metode Analisis
Tengah adalah sebanyak 1.109.882 Jiwa,
Analisa data penelitian menggunakan
dengan jumlah penduduk laki-laki =
teknik
kualitatif.
579.852 jiwa dan perempuan 530.030
analisis
jiwa (91,4% dari jumlah penduduk laki-
yang
laki). Pertumbuhan penduduk Kabupaten
dilakukan dengan cara memaparkan,
Lampung Tengah adalah sebesar 1,08%
menggambarkan dan menafsirkan data
pertahun, dengan kepadatan penduduk
hasil penelitian dengan susunan kalimat
238 jiwa per Km2.
analisis
deskriptif
Analisis
kualitatif
adalah
terhadap
data
informasi
dan
70
Daerah
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kemampuan
Perempuan
Menanggapi
Pembangunan
di
keterampilan berfikir atau memutuskan
suatu
Fenomena tentang keterbatasan
menanggapi
usulan
masyarakat
di
perumusan
ekonomi
kelembagaan
daerah
daerah
oleh
di
dalam
kualitas
kelembagaan
menempatkan
perempuan
untuk
Kabupaten
hampir
sebanding
pada
struktur
pemerintahan
perempuan
ekonomi daerah di Kabupaten Lampung
sebagai
Tengah.
2. Kemampuan
memiliki
perempuan
menanggapi usulan
usulan
anggaran
masyarakat Lampung Tengah dibidang
program
pembangunan
pembangunan ekonomi masih rendah.
oleh
manusia
peran
dibidang
seharusnya
perempuan
sumber
keberadaan
di
di
pembiayaan
ekonomi
Kelembagaan
Daerah.
Sebagai salah satu aset daerah dan
bangsa
bawahan
dalam
kegiatan dan
kemampuan dalam menanggapi usulan
aset
dalam
mewujudkan keberhasilan pembangunan
yang
Kondisi ini tentunya menjelaskan bahwa
perempuan
yang
melibatkan
perumus kebijakan relatif masih terbatas.
akses
Daerah
besar bagi Pemerintah Daerah untuk
daerah
daerah
komposisi
daerah memberikan potensi yang sangat
namun dalam kenyataannya komposisi
dalam
dan
dengan laki-laki dalam kuantitas maupun
pengarustamaan
pembangunan
Pemerintah
perempuan
Menteri atau Peraturan Kepala Daerah
gender
peran
daerah.
Lampung Tengah. Dengan jumlah SDM
Kabupaten
Walaupun Pemerintah melalui Peraturan
peran
keberhasilan
penentu kebijakan harus ditingkatkan
Lampung Tengah relatif masih rendah.
meningkatkan
bagi
perempuan pada level atau kelompok
kebijakan
pembangunan
merupakan
ekonomi
Peningkatan
daerah
menunjukkan bahwa akses perempuan
dalam
besar
pembangunan
diajukan
kelembagaan
kebijakan/masalah
potensi
dalam
yang
ditingkatkan.
dalam hal pengetahuan, kecakapan dan
Kelembagaan
perempuan
semakin
Lampung
tidak kalah hebatnya dari kaum laki-laki
oleh
Daerah.
kemampuan
Kabupaten
Kemampuan perempuan saat ini yang
Program
Ekonomi
Masyarakat
Tengah
dalam
Usulan
pada
Kesetaraan gender adalah faktor
daya
intrinsik dari tiap pembangunan, oleh
dan
karena itu peran perempuan dalam
Kelembagaan
71
pembangunan
daerah
tidak
Kabupaten
dapat
Lampung
Tengah
dipungkiri dan dipandang sebelah mata.
merupakan daerah yang sedang dan
Disadari atau tidak peningkatan peranan
selalu membangun bidang dan sendi-
yang ditunjukkan wanita baik dalam
sendi tatanan perekonomian masyarakat
bidang ekonomi maupun sosial menjadi
dan daerah. Oleh sebab itu sumber tenaga
fakta
bahwa
manusia yang berpotensi harus dapat
sebenarnya kaum perempuan atau wanita
dimanfaatkan untuk terus berkembang.
harus diperlakukan secara wajar dan
Demikian juga halnya dengan kaum
sejajar dengan kaum laki-laki dalam
wanita yang jumlahnya di kelembagaan
setiap sendi kehidupan. Padahal selama
daerah hampir sebanding dengan laki-
ini masih terdapat orang-orang tertentu
laki, merupakan sumber manusia yang
yang
memiliki
berpotensi seperti halnya kaum lelaki
banyak sisi kelemahan dalam dalam
yang dapat dijadikan sebagai salah satu
masyarakat maupun dalam keluarga, jika
modal dasar dalam penyelenggaaraan
dibanding dengan kaum lelaki. Kaum
pembangunan ekonomi di Kabupaten
perempuan disetiap tempat saat ini telah
Lampung Tengah.
yang
menganggap
mampu
dalam
harus
diakui
wanita
meningkatkan
menyara
eksistensinya
ekonomi
3. Partisipasi
keluarga,
aktiviti
tugas
dijalankan
perempuan
betapa
besar
dan
posisi
pembangunan
yang
Aspek
yang
penyusunan
dilakukan wanita. Perempuan tidak lagi
yang
menjalankan
di
terpenting
rencana
dalam
pembangunan
ekonomi di kelembagaan Daerah adalah
hanya berperanan sebagai suri rumah
tangga
ekonomi
Kelembagaan Daerah.
menunjukkan
tanggungjawab
usulan
kegiatan/program dan pembiayaan
kemasyarakatan.
Keragaman
dalam
perumusan
mendidik anak-anaknya dan berperanan
dalam
perempuan
menentukan skala prioritas dan sasaran
fungsi
pembangunan. Penentuan skala prioritas
reproduksi, mengurus anak dan suami
dimaksudkan
atau pekerjaan domestik lainnya, tetapi
untuk
menyelaraskan
rencana dengan tingkat kebutuhan paling
sudah aktif berperanan dalam pelbagai
penting
bidang kehidupan, baik sosial, ekonomi
yang
diutamakan
maupun bidang-bidang lainnya.
pembangunan.
mendesak
dalam
Sedangkan
untuk
rencana
penentuan
sasaran adalah menetapkan tujuan-tujuan
72
yang akan dicapai dari pembangunan
investor domestik maupun penanaman
yang
modal
akan
direncanakan,
sekaligus
asing
manfaat atas hasil pembangunan tersebut.
percepatan
Pada
pembangunan
prinsipnya
pembangunan
perencanaan
ekonomi
Kelembagaan
Daerah
oleh
guna
mendukung
pengembangan
ekonomi
dan
daerah
Kabupaten Lampung Tengah.
Kabupaten
2. Pembinaan dan penyaluran bantuan
Lampung Tengah dilaksanakan secara
terhadap pelaku usaha kecil dan
sistematis, terarah, terpadu dan dapat
menengah
diaplikasikan
berbagai
sektor
meningkatkan
pembangunan
ekonomi
daerah.
masyarakat, meningkatkan ekonomi
Penetapan skala prioritas pembangunan
keluarga dan pengentasan kemiskinan
ekonomi
masyarakat.
oleh
Kelembagaan
Daerah
dalam
rangka
usaha
produktif
Kabupaten Lampung Tengah dilakukan
3. Pengadaan sarana dan prasarana fisik
dengan memadukan berbagai aspirasi
yang mendorong peningkatan dan
baik
masyarakat
pengembangan ekonomi masyarakat
maupun pemerintah daerah. Penetapan
yang dapat mendorong pendapatan
prioritas pembangunan ekonomi oleh
daerah Kabupaten Lampung Tengah
Kelembagaan
dari sektor pajak dan retribusi.
yang
berasal
dari
Daerah
Kabupaten
Lampung Tengah memprioritaskan pada
sasaran
pembangunan
pelatihan
kerja
dan
yang
pembinaan keterampilan kerja guna
berkesinambungan, kemaandirian dengan
meningkatkan kemampuan masyarakat
menjaga keseimbangan serta keselarasan
dalam bidang usaha produksi dan jasa
dengan lingkungan dalam rangka untuk
untuk
mendukung pelaksanaan pembangunan
ekonomi daerah dalam berbagai sektor
ekonomi dan pencapai hasil-hasilnya bagi
perekonomian yang selaras dengan
perwujudan kesejahteraan masyarakat.
potensi daerah.
Aspek-aspek
daerah
4. Pelaksanaan
mendongkrak
kemampuan
pembangunan
5. Pelaksanaan program pengembangan
ekonomi oleh Satuan Kerja Kabupaten
serta pengelolaan potensi dan sumber
Lampung Tengah antara lain adalah:
daya
1. Peningkatan
Tengah yang dapat meningkatkan roda
kebijakan
pelayanan
perizinan yang prima kepada warga
dan
meningkatkan
Kabupaten
perekonomian daerah.
masyarakat guna membuka peluang
usaha
alam
minat
73
Lampung
4. Kemampuan
perempuan
Pemberdayaan perempuan,
dalam
P3 dan
mempertahankan/memperjuangkan
Kepala Dinas Kesehatan. Sedangkan
usulan dan program pembangunan
untuk
ekonomi di Kelembagaan Daerah.
selebihnya dipimpimpin oleh laki-laki.
Keterlibatan
berbagai
usulan
kegiatan
program
perempuan
dalam
pada
Dominasi kaum laki-laki sebagai
pengajuan
membuka
Badan/Kantor/Dinas/Instansi
pemegang
jabatan
struktural
sedikit
akses
banyak telah memandulkan kemampuan
perempuan untuk berpartisipasi dalam
perempuan untuk berpartisipasi lebih
perumusan
aktif dan dinamis dalam menetapan
kebijakan
ekonomi
di
pembangunan
Kelembagaan
Daerah.
kebijakan di kelembagaan daerah. Pada
Namun demikian dengan jumlah pejabat
ahirnya dengan berbagai potensi yang
struktural di pemerintahan daerah yang
dimiliki
relatif kecil/sedikit, tentunya kemampuan
kelembagaan daerah, sampai saat ini
perempuan dalam memperjuangkan suatu
masih
usulan kegiatan masih lemah. Begitu juga
perempuan dalam posisi sebagai obyek
dalam hal kewenangan dan kekuasaan
dari suatu kebijakan daripada sebagai
untuk mempengaruhi keputusan dalam
subjek
perumusan kebijakan yang diusulkan.
Kelembagaan
Komposisi
pembangunan ekonomi di Kabupaten
perempuan
yang
masih
terbatas dalam hal perannya sebagai
oleh
kaum
tetap
perempuan
menempatkan
dari
di
kaum
sebuah
kebijakan
Daerah
dibidang
Lampung Tengah.
pemimpin pada jabatan strategis di
F. SIMPULAN DAN SARAN
kelembagaan daerah membuat akses dan
kemampuan
mempertahankan
dan
1. Simpulan
memperjuangkan suatu usulan program
menjadi
tidak
sepenuhnya
Berdasarkan
optimal.
sebelumnya,
Tengah Tahun 2012 terlihat bahwa
sebagai berikut:
tingkat keikutsertaan perempuan hanya
1. Kemampuan
16,7
persen
dari
hasil
penelitian dan pembahasan pada bab
Dalam Musrenbang Kabupaten Lampung
sebesar
uraian
peserta
diperoleh
kesimpulan
dan
pertisipasi
perempuan dalam merespon usulan
Musrenbang, dan dari jumlah tersebut
masyarakat
perempuan
sebagai
ekonomi pada kelembagaan daerah di
pimpinan (pejabat) di tingkat Eselon II
Kabupaten Lampung Tengah masih
hanya 2 orang, yaitu Kepala Badan
relatif
yang
menjabat
74
dalam
lemah.
pembangunan
Kurangnya
akses
dalam
keterbatasan
akses
perempuan
perumusan program disebabkan oleh
menanggapi
usulan,
merumuskan
faktor masih rendahnya komposisi
program kebijakan dan menentukan
perempuan
kebijakan
keterlibatan
perempuan
pada
tingkat
jabatan
yang
diputuskan,
struktural yang ada di kelembagaan
menyebabkan
daerah,
terkadang tidak berjalan, dan sumber
kurangnya
pengalaman
pengetahuan,
dan
kemampuan
daya
usulan
perempuan
di
kegiatan
kelembagaan
perempuan dalam akses perumusan
daerah
program,
sebagai alat pendukung dari kegiatan
penetapan
program
dan
seperti
pelaksanaan program pembangunan
perumusan
ekonomi
Satuan Kerja.
di
kelembagaan
daerah
Kabupaten Lampung Tengah.
2. Kemampuan
mengenai
program
pembiayaan
ekonomi
dalam
usulan
di
dan
dalam
ditempatkan
kebijakan
pada
suatu
4. Sampai saat ini kaum perempuan
perempuan
menanggapi
lebih
belum
sepenuhnya
mampu
bawahan
menempatkan diri untuk berpartisipasi
anggaran
secara
pembangunan
kelembagaan
aktif
kebijakan
daerah
dibidang
dalam
perumusan
Kelembagaan
Daerah
pembangunan ekonomi di
Kabupaten Lampung Tengah relatif
Kabupaten Lampung Tengah. Selain
masih lemah. Dominasi kaum laki-laki
kurangnya pengetahuan, kemampuan
pada
dan
tingkatan
jabatan
struktral
pengalaman
perempuan
di
kelembagaan daerah mengakibatkan
kelembagaan
perampuan kurang memiliki ruang dan
pembangunan ekonomi daerah, masih
gerak yang luas untuk mempengaruhi
rendahnya
penetapan kebijakan rumusan program
perempuan pada jabatan struktural di
pembangunan ekonomi oleh
kelembagaan
Satuan
Kerja di Kabupaten Lampung Tengah.
3. Walaupun
keterampilan
daerah
dalam
komposisi
membatasi
tingkat
pendidikan,
kewenangan
dan
kecakapan
perempuan
kaum
daerah
akses
hal
ternyata
kemampuan,
dan
untuk
kekuasaan
mempengaruhi
perempuan selaku pimpinan pada
keputusan dalam perumusan kebijakan
struktur
yang
pemerintahan
perumus/perancang
dan
usulan
diusulkan.
kemampuan kaum perempuan untuk
kegiatan/program tidak lebih rendah
mempertahankan
dari
memperjuangkan
kaum
laki-laki,
akan
Akibatnya
tetapi
75
dan
program
yang
3. Mengingat
diusulkan menjadi kurang optimal.
tingkat
pendidikan,
Dan dominasi kaum laki-laki sebagai
pengetahuan,
pemegang jabatan struktural ternyata
kemampuan kerja kaum perempuan di
ikut
kelembagaan
berperan
dalam
melemahkan
kecakapan
daerah
dan
Kabupaten
ruang dan gerak bagi perempuan
Lampung Tengah tidak jauh berbeda
untuk mampu berpartisipasi lebih aktif
dan bahkan sama dengan kaum laki-
dan
menetapan
laki, maka hendaknya Pemerintah
kebijakan pembangunan ekonomi di
Daerah dapat memberikan akses dan
kelembagaan daerah.
kesempatan
dinamis
dalam
yang
sama
kepada
aparatur perempuan untuk menduduki
2.
Implikasi
jabatan dalam struktur kelembagaan
Berdasarkan hasil kesimpulan di
daerah.
atas, penulis ingin mengimplikasikan
4. Sebagai aset dan potensi dibidang
beberapa hal sebagai berikut:
sumber
1. Sebagai potensi dan aset daerah
dibidang
penyelenggaraan
umum
kaum
dengan
lebih
ekonomi
ditingkatkan, sehingga terdapat adanya
dan
laki-laki
kelembagaan
daerah
di
perempuan
Kabupaten
Cholil Abdullah., 2000, Isu Gender
dalam Pembangunan di Indonesia
( Buku Fakta; Kantor Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan
RI dan united Nation Population
Fund (UNFPA):Jakarta.
kedudukannya di kelembagaan daerah
akses
di
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.,
2007, Statistik Jender dan
Analisis Provinsi Lampung Tahun
2006: Lampung.
lebih memperjuangkan posisi dan
sehingga
daerah
pembangunan
DAFTAR PUSTAKA
2. Kaum perempuan hendaknya dapat
Lampung
percepatan
tercapai sebagaimana diharapkan.
Kabupaten Lampung Tengah.
Kabupaten
perumusan
dalam
perumusan kebijakan pembangunan
pada
dalam
Lampung Tengah dapat lebih cepat
kesamaan hak dan kewenangan antara
perempuan
laki-laki
kebijakan di kelembagaan daerah,
perempuan pada jabatan struktural di
daerah
hendaknya
ruang dan porsi yang sama dengan
dan
pembangunan, sebaiknya komposisi
kelembagaan
manusia
kaum perempuan diberikan tempat,
tugas
pemerintahan
daya
Tengah,
dalam
perumusan kebijakan pembangunan
daerah menjadi lebih luas.
76
Corner, L. (1997). "Rural development
and Poverty Alleviation in
ASEAN, a Gender, diterjemahkan
oleh Sutopo Bahri: Jakarta.
Mansour Fakih., 2003, Analisis Gender
dan Transformasi Sosial, Pustaka
Pelajar: Yogyakarta.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
15
Tahun
2008,
Tentang
Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengarusutamaan Gender Di
Daerah: Jakarta.
Entis dkk., 1999, Metodologi Penelitian,
Unsri:Palembang.
Hardjito Notopuro., 1979, Peranan
Wanita
dalam
Masa
Pembangunan
di
Indonesia,
Ghalia Indonesia:Jakarta.
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun
Tahunn
2011,
Tentang
Pengarustamaan Gender Dalam
Pembangunan Daerah: Lampung.
Instruksi Presiden RI., 1995, Tentang
Peningkatan Peranan Wanita
dalam
Pembangunan
Didaerah:Jakarta.
Sa’id
Ihromi., 1994, Peranan dan Kedudukan
Wanita Indonesia, Gajah Mada
Universitas Press:Yogyakarta.
Al-Afghani., 2001, Pimpinan
Wanita Di Kancah Politik,
Pustaka Pelajar LP2EF: Surabaya.
Singarimbun dan Effendi., 2003, Metode
Penelitian
Survei;
LP3ES:Yogyakarta.
Koentjaraningrat., 1993, Metode-metode
Penelitian
Masyarakat,
Gramedia:Jakarta.
Sutrisno Hadi.,
Research.
Psykologi
Liza Hadiz., 2004, Perempuan Dalam
Wacana Politik Orde Baru,
LP3ES: Jakarta.
77
1986, Metodologi
Penerbit
Fakultas
UGM:Yogyakarta.
PEMBANGUNAN DALAM BIDANG EKONOMI DI KELEMBAGAAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
Oleh
HERLINTATI
ABSTRAK
Pembangunan ekonomi daerah merupakan perubahan ke arah yang lebih baik
bidang ekonomi yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan
industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan
produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan
pengembangan dunia usaha baru dalam rangka meningkat ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi dan pern perempuan
dalam perumusan kebijakan dan mengetahui partisipasi perempuan dalam perumusan
kebijakan pembangunan ekonomi.
Penelitian ini dilakukan di kelembagaan daerah Kabupaten Lampung Tengah.
Penelitian dilakukan dengan metode survey dengan metode pengumpulan data melalui
teknik wawancara terhadap subyek informasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan dan partisipasi perempuan pada
posisi pimpinan yang menentukan kebijakan/keputusan rencana pembangunan ekonomi di
kelembagaan daerah masih relatif lemah, Kurangnya akses keterlibatan perempuan dalam
perumusan program disebabkan oleh faktor komposisi perempuan pada tingkat jabatan
struktural yang ada di kelembagaan, kurangnya pengetahuan, pengalaman dan kemampuan
perempuan dalam akses perumusan program, penetapan program dan pelaksanaan program
pembanunan ekonomi di kelembagaan daerah Kabupaten Lampung Tengah. Kemampuan
dan pertisipasi perempuan dalam merespon usulan masyarakat dalam pembangunan
ekonomi pada kelembagaan daerah di Kabupaten Lampung Tengah masih relatif terbatas.
Kemampuan perempuan dalam menanggapi usulan bawahan mengenai program dan
anggaran pembiayaan dalam pembangunan ekonomi di kelembagaan relatif masih lemah.
Masih rendahnya komposisi kaum perempuan pada jabatan struktural di kelembagaan
daerah ternyata membatasi akses kemampuan, kewenangan dan kekuasaan perempuan
untuk mempengaruhi keputusan dalam perumusan kebijakan yang diusulkan. Kemampuan
kaum perempuan untuk mempertahankan dan memperjuangkan program yang diusulkan
masih lemah atau belum optimal. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa partisipasi
perempuan dalam perumusan kebijakan ekonomi di kelembagaan daerah Kabupaten
Lampung Tengah masih rendah.
Kata Kunci: Partisipasi Perempuan, Perumusan Kebijakan, Pembangunan Ekonomi.
61
WOMEN’S PARTICIPATION IN THE FORMULATION OF INSTITUTIONAL
POLICY OF ECONOMIC DEVELOPMENT IN CENTRAL LAMPUNG
REGENCY
By
HERLINTATI
ABSTRACT
Regional economic development is a change for the better, the economy that
includes the establishment of new institutions, the development of alternative industries,
improving the capacity of the existing workforce to produce products and services better,
identifying new markets, transfer of knowledge knowledge and development of new
businesses in order to improve the economic and social welfare.
Purpose of this study was to determine the participation and role of women in
policy formulation and knowing participation of women in economic development policy
Institutional study was conducted in Lampung district center. research conducted
by survey method with the method of collecting data through interview techniques on the
subject of information and documentation
The results showed that the capacity and participation of women in leadership
positions who determine the policy / decision-economic development plans in the region is
still relatively weak institutions, lack of access to women's involvement in the formulation
of the program due to the composition of factors on the structural position of women in
institutions, lack of knowledge, experience and capabilities of women in the formulation of
program access, program establishment and implementation of economic development
programs at the institutional center of Lampung regency. The results showed that the
capacity and participation of women in leadership positions who determine the policy /
decision-economic development plans in the region is still relatively weak institutions, lack
of access to women's involvement in the formulation of the program due to the
composition of factors on the structural position of women in institutions, lack of
knowledge, experience and capabilities of women in the formulation of program access,
program establishment and implementation of economic development programs at the
institutional center of Lampung regency. Ability and women's participation in responding
to proposals from the community in economic development in the institutional area in
Lampung regency was still relatively limited. ability in response to the proposed program
and budget of the subordinate financing in economic development is still relatively weak
institutions. The low composition on the structural position of women in local institutions
turned out to limit the access capability, authority and power of women to influence
decisions in the formulation of the proposed policy. Women's ability to defend and fight
for the proposed program is still weak or not yet optimal. Based on these results concluded
that women's participation in the formulation of economic policy in the institutional area of
Lampung regency was still low.
Key words: Women's Participation, Policy Formulation, Economic Development
62
Keterwakilan
A. PENDAHULUAN
kelembagaan
1. Latar Belakang
terhadap
yang didasarkan
yang
pemerintahan daerah diharapkan mampu
pada
juga sebagai pelopor dalam perwujudan
bersangkutan
(endogenous
development)
menggunakan
potensi
sumber
sistem pemerintahan yang baik (good
dengan
pemerintahan dan pembangunan yang
selama ini dianggap bukan sebagai
mengarahkan kita kepada pengambilan
persoalan
inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah
proses
dan
merangsang
menyangkut
ekonomi
dominasi
pelaku
sebagai
subyek
atau
pembangunan
tidaklah
dibuat
semata-mata
oleh
seringkali
para
pembuat
berprespektif
kaum
perempuan
minoritas
pada
suatu
perumusan
yang potensial bilamana keberadaannya
gender.
Keberadaan
yang
lembaga
seringkali
mengimplikasikan
juga merupakan suatu aspek sumber daya
kalah
suaranya
kebijakan.
dalam
Kondisi
ini
tentunya harus menjadi sebuah dorongan
diberdayakan secara optimal. Begitu pula
perkembangan
kurang
pemerintahan
berada pada kaum laki-laki. Perempuan
sejarah
daerah,
gender
dilanggengkan
pembangunan
pembangunan
dari
konteks
kebijakan, dimana keputusan-keputusan
konteks
daerah,
Pada
pembangunan
diskriminasi
peningkatan
kegiatan ekonomi
Dalam
penting.
perumusan kebijakan daerah terutama
pembangunan
untuk mencipatakan kesempatan kerja
baru
dalam
meningkatkan peran perempuan dibidang
fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini
dalam
terutama
governance)
daya
manusia, kelembagaan, dan sumberdaya
tersebut
setiap
perempuan pada setiap perangkat kerja
kebijakan-kebijakan
daerah
di
besar. Oleh karena itu keberadaan kaum
daerah adalah terletak pada penekanan
kekhasan
daerah
di
Kabupaten/Kota dewasa ini relatif cukup
Masalah pokok dalam pembangunan
pembangunan
perempuan
bagi
dunia
setiap
kaum
perempuan
menempatkan diri dan memiliki peran
maupun perkembangan bangsa telah
serta fungsi dalam berbagai bidang
membuktikan bahwa kaum perempuan
kehidupan sebagaimana layaknya laki-
mampu memiliki peran dan fungsi dalam
laki, karena pada situasi dan tingkatan
berbagai bidang kehidupan sebagaimana
tertentu
layaknya laki-laki.
kaum
pengetahuan,
63
perempuan
memiliki
ketarampilan/kecakapan
serta ketegasan yang sama dengan laki-
adat istiadat primordial yang mengikat
laki.
hak-hak
Seiring dengan semakin banyaknya
dan
perempuan),
ruang
peran
gerak
kaum
perempuan
di
perempuan yang melibatkan diri dalam
Kabupaten Lampung Tengah tidak lagi
aktivitas
kelembagaan
semata-mata sebagai pelayan bagi suami
pemerintah, organisasi formal maupun
dan mengurus rumah tangga. Perempuan
organisasi non formal dan pada sektor
di daerah tersebut dengan keberadaannya
swasta
peran
telah ikut serta menunjukkan kapasitas
perempuan ditengah-tangah kehidupan
dirinya dalam berperan di berbagai
sosial dewasa ini tidak hanya sebagai alat
bidang, termasuk dalam kelembagaan
produksi
genarasi
pemerintahan di daerah. Hal ini tanpak
penerus sebagaimana kodrat hakiki yang
pada komposisi jumlah perempuan yang
dimiliki kaum perempuan. Lebih dari
keberadaannya di lembaga pemerintahan
pada itu perempuan
dengan kodrat
hampir sama atau sebanding dengan
alamiahnya
mampu
pula
jumlah
sebagai
asset
berikut:
sosial,
dalam
dalam
kewirausahaan,
dalam
melahirkan
telah
menempaykan
diri
bangsa/daerah dan asset pembangunan,
dengan
kaum
Kelembagaan Daerah (Satker)
Kabupaten Lampung Tengah.
Lampung Tahun 2011 bahwa untuk
perempuan
di
tabel
Kerja (Pegawai) Wanita Pada
laki-laki.
Berdasarkan hasil survey BPS Provinsi
jumlah
sebagaimana
Tabel 1. Data Kompisisi (Jumlah) Tenaga
dimana kemampuan dan perannya dapat
disejajarkan
laki-laki,
Kabupaten
No
Lampung Tengah adalah berkisar 41,7%
1
%
Nama Kantor/Satuan
Kerja
Jumlah
%
Total
Laki
Wanita
Kabupaten
138
98
41,5
236
Badan Kepegawaian
54
43
43,9
98
Setda
Wanita
Lamteng
dari jumlah penduduk laki-laki. Melihat
2
besarnya jumlah penduduk perempuan
Daerah
3
Dinas Pendidikan
118
47
37,6
125
4
Dinas Kesehatan
47
56
54,4
103
pembangunan daerah yang besar apabila
5
Dinas
Pendapatan
101
39
27,9
140
keberadaannya dimanfaatkan secara baik
6
Dinas Pertambangan
58
27
31,8
85
53
23
30,3
76
tersebut tentunya akan menjadi asset
Daerah
& Energi
dalam mendorong laju pembangunan di
7
dari
Pemuda,
Olahraga
daerah tersebut.
Akibat
Dinas
dan
Parawisata.
peningkatan
berbagai
8
Dinas Perternakan
56
37
39,8
93
9
Dinas
dan
56
31
35,6
87
Dinas Pertanian dan
68
38
35,8
106
macam kebutuhan dalam kehidupan serta
Pasar
Perdagangan
10
modernisasi juga akibat pergeseran nilai
Hortikultura
64
11
Dinas
Pedudukan
105
40
27,6
145
kesempatan
51
37
42,1
88
duduk sebagai pimpinan pada tingkat
eselon
atau
kepercayaan
untuk
dan Catatan Sipil
12
BPPP dan Keluarga
Berencana
atau
satuan
kerja
tertentu,
13
DP2KA
77
31
28,7
108
14
Badan
69
34
33,0
103
sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
71
28
28,3
99
Tabel 2.
92
16
14,8
108
Pemberdayaan
Kampung
15
Dinas Koperasi dan
UKM
16
Badan
Kompisisi
(Jumlah)
Tenaga Kerja (Pegawai) Wanita dalam
Tingkatan
penanggulangan
Jabatan
(Eselon)
Di
Bencana
17
Kantor
67
31
31,6
98
64
23
26,4
87
168
69
29,1
237
7.908
4.992
39,0
12.800
Kelembagaan
Kesbanglinmas
18
Badan
Pelayanan
Daerah
(Satuan
Kerja
Daerah) Kabupaten Lampung Tengah.
Terpadu
19
Kantor Satpol- PP
20
Kecamatan
(28
Kecamatan) + UPTD
Jumlah
9.421
5.740
37,86
15.161
Sumber: Badan Kepagawaian Daerah
perempuan
1. Mengapa
berbagai
bidang,
Tengah?
2. Sejauhmanakah
laki-laki. Kondisi tersebut terjadi pula di
perempuan
lingkup Pemerintahan Daerah Kabupaten
perempuan
di
partisipasi
dalam
perumusan
kebijakan pembangunan ekonomi
Keberadaan
kelembagaan
belum
ekonomi di Kabupaten Lampung
belum sepenuhnya disetarakan dengan
Tengah.
perempuan
perumusan kebijakan pembangunan
khususnya di kelembagaan daerah masih
Lampung
21
130
395
546
sepenuhnya berpartisipasi dalam
dibanding laki-laki. Oleh sebab itu posisi
di
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
Jumlah
Jumlah
Total
2. Rumusan Masalah
masih
dianggap memiliki keterbatasan gender
perempuan
1
2
3
Jumlah Pemegang Eselon
Laki
Wanita
%
wanita
20
1
4,7
113
17
13,1
316
79
20,0
449
97
17,8
Kabupaten Lampung Tengah.
Sesuai dengan kodrat alamiah
dimilikinya,
Tingkatan Eselon
Jabatan/Kepangkatan
Sumber: Badan Kepagawaian Daerah
Kabupaten Lampung Tengah.
yang
No
di Kabupaten Lampung Tengah ?
daerah
3. Tujuan Penelitian
dengan tingkat kualitas dan kuantitasnya
yang ada belum mampu menempatkan
1. Untuk
wanita pada posisi yang sama dengan
wanita
laki-laki. Sebagian besar yang memangku
kelembagaan daerah Kabupaten
jabatan
Lampung Tengah
pada
unit
dan
instansi
2. Untuk
pemerintahan adalah kaum laki-laki dan
mengetahui
sebagai
65
pimpinan
mengetahui
perempuan
hanya sedikit perempuan yang diberikan
komposisi
dalam
di
partisipasi
perumusan
kebijakan pembangunan ekonomi
terhadap suatu kegiatan atau keadaan
di Kabupaten Lampung Tengah.
tertentu yang melihat seorang individu
didalamnya.
4.
Manfaat Penelitian
Selanjutya
Ada dua manfaat yang dapat diperoleh
Diharapkan
sertanya seseorang baik secara mental
dapat
maupun emosional untuk memberikan
memberikan
kontribusi dalam pengembangan dan
sumbangan-sumbangan
penerapan otonomi daerah
pembuatan
berkaitan
potensi
(2002:149)
mendefinisikan partisipasi adalah turut
dari penelitian ini, yaitu:
1.
Winardi
dengan
sumber
yang
keputusan,
proses
terutama
mengenai persoalan dimana keterlibatan
peningkatan
daya
pada
pribadi
daerah
orang
yang
bersangkutan
khususnya peningkatan peran wanita
melaksanakan tanggung jawabnya untuk
sebagai asset bagi pembangunan
melakukan
daerah.
mengarahkan individu untuk terlibat
2. Diharapkan
dapat
hal
tersebut.
Partisipasi
secara mental dan emosional dalam
memberikan
bagi
situasi kelompok yang mendorongnya
Kabupaten
untuk memberikan sumbangan kepada
Lampung Tengah dalam peningkatan
kelompok dalam usaha mencapai tujuan
gender
serta tanggung jawab terhadap usaha
sumbangan
pemikiran
Pemerintah
Daerah
dan
peran
wanita
yang bersangkutan.
dikelembagaan daerah dalam rangka
perumusan kebijakan pembangunan
Berdasarkan definisi di atas dapat
ekonomi daerah sehingga tercapainya
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
pemerataan pembangunan di segala
partisipasi
bidang.
bentuk keterlibatan perempuan secara
perempuan
adalah
suatu
mental dan emosional dalam suatu
B. TINJAUAN PUSTAKA
kelompok yang mendorongnya untuk
memberikan
1. Partisipasi
Partisipasi
peranserta
keadaan
adalah
keterlibatan
dengan
lahiriah
seseorang
terhadap
baik
dalam
bentuk tenaga, fikiran maupun materiil
keikutsertaan,
atau
sumbangan
guna tercapainya suatu tujuan tertentu
yang akan dicapai.
Verhangen
sesuatu hal. Partisipasi dapat diberikan
dalam
Mardikanto
dalam bentuk sumbangan pemikiran,
(2003:84) menyatakan bahwa partisipasi
tenaga
adalah suatu bentu khusus dari interaksi
atau
dalam
bentuk
materiil
66
dan komunikasi yang berkaitan dengan
dari UU, dan bahkan ada pula yang hanya
pembagian kewenangan, tanggung jawab
dibentuk
berdasarkan
dan manfaat. Dalam pengertian sehari-
Presiden.
Hierarki
hari, partisipasi merupakan keikutsertaan
kedudukannya tentu saja tergantung pada
atau keterlibatan seseorang (individu atau
derajat pengaturannya menurut peraturan
warga masyarakat) dalam suatu kegiatan
perundang-undangan yang berlaku.
Keputusan
atau
ranking
tertentu. Keikutsertaan atau keterlibatan
Dalam setiap pembicaraan mengenai
ini bukanlah bersifat pasif tetapi secara
organisasi negara, ada dua unsur pokok
aktif ditunjukan oleh yang bersangkutan.
yang saling berkaitan, yaitu organ dan
Oleh karena itu partisipasi akan lebih
functie.
tepat diartikan sebagai keikutsertaan
wadahnya, sedangkan functie adalah
seseorang
di dalam suatu kelompok
isinya; organ adalah status bentuknya,
sosial untuk mengambil bagian dalam
sedangkan functie adalah gerakan wadah
kegiatan yang sedang dilaksanakan.
itu
Organ
sesuai
adalah
maksud
bentuk
atau
pembentukannya.
Dalam naskah Undang-Undang Dasar
2. Kelembagaan Daerah
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Lembaga negara bukan konsep yang
secara
tunggal
terminologis
atau
memiliki
seragam.
Di
organ-organ yang dimaksud, ada yang
istilah
disebut secara eksplisit namanya, dan ada
dalam
pula yang disebutkan eksplisit hanya
kepustakaan Inggris, untuk menyebut
lembaga
negara
di
gunakan
fungsinya. Ada pula lembaga atau organ
istilah
yang disebut
Political instruction, sedangkan dalam
bahwa
baik
namanya
maupun fungsi atau kewenangannya akan
terminologi bahasa Belanda terdapat
diatur dengan peraturan yang lebih
istilah staat organen. Sementara itu,
rendah. Dilihat dari segi fungsinya
bahasa Indonesia menggunakan lembaga
Lembaga-Lembaga Negara ada yang
negara atau organ negara.
bersifat
Lembaga negara terkadang disebut
utama/primer
constitutional
dengan istilah lembaga pemerintahan,
organs),
penunjang/sekunder
lembaga pemerintahan non-departemen,
organs).
atau lembaga negara saja. Ada yang
dibentuk berdasarkan atau karena diberi
kekuasaan oleh UUD, ada pula yang
dibentuk dan mendapatkan kekuasaannya
67
(primary
dan
(auxiliary
bersifat
state
3. Perumusan
Pengawas/Konsultan
Kebijakan
luar,
wartawan dan masyarakat.
Pembangunan Daerah
Menurut
dari
pendapat
Ermaya
Implementasi
Kebijakan
Suradinata (1994:2) proses perumusan
merupakan salah satu rangkaian kegiatan
kebijaksanaan memiliki tahapan-tahapan
setelah suatu kebijakan dirumuskan. Hal
sebagai berikut:
ini berkenaan dengan kenyataan bahwa
1) Identifikasi,
masalah
yaitu
tentang
tanpa pelaksanaan suatu kebijakan yang
identifikasi
telah dirumuskan akan sia-sia belaka, hal
kebijaksanaan
ini sejalan dengan pendapat Udoji dalam
melalui permintaan publik terhadap
Wahab (1997:59):
aksi-aksi pemerintah.
“Pelaksanaan
2) Formulasi, yaitu formulasi masalah-
kebijaksanaan
adalah
masalah yang dalam masyarakat,
sesuatu yang penting, bahkan jauh lebih
kemudian diformulasikan kedalam
penting
bentuk proposal dan dalam hal ini
kebijaksanaan.
ditangani
oleh
Kebijaksanaan-kebijaksanaan
perencanaan
kebijaksanaan
organisasi
dari
pada
pembuatan
akan
dan
sekedar berupa impian atau rencana
birokrasi pemerintah, Kepala Negara
bagus yang tersimpan rapi dalam arsip
beserta kongres.
kalau tidak diimplementasikan.
3) Legitimasi, yaitu setelah proposal
4.
diolah dan diformulasikan, kemudian
dilegitimasikan
(disyahkan)
Lincolin Arsyad
oleh
Darwanto
partai-partai, kelompok kepentingan,
dimana
4) Implementasi, yaitu setelah proposal
Pembangunan
pemerintah
daerah
dan
ada dan membentuk suatu pola kemitraan
kemudian
antara pemerintah daerah dengan sektor
dilaksanakan oleh birokrasi yang
swasta untuk menciptakan suatu lapangan
terorganisasi, pengeluaran publik dan
kerja
aktivitas dari agen-agen eksekutif.
baru
perkembangan
5) Evaluasi, yaitu mengevaluasi dari
dan
kegiatan
merangsang
ekonomi
(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah
kebijaksanaan yang dilakukan oleh
Pemerintah
31)
masyarakat mengelola sumberdaya yang
disyahkan oleh pihak-pihak yang
agen-agen
(2000:
dalam Herry
ekonomi daerah adalah suatu proses
Presiden dan kongres.
berkepentingan,
Pembangunan Ekonomi Daerah
tersebut.
sendiri,
68
3.
C. METODE PENELITIAN
usulan untuk kegiatan, pendanaan
1. Tipe Penelitian
Penelitian
deskriptif
ini
adalah
yang
dan usulan program di kelembagaan
penelitian
bertujuan
daerah.
untuk
4.
menggambarkan atau melukiskan suatu
keadaan
atau
berdasarkan
Kemampuan perempuan membuat
obyek
fakta-fakta
perempuan
atau
memperjuangkan usulan-usulan yang
ada.
diajukan di kelembagaan daerah.
Mardalis (2003:26) menyatakan bahwa
metode deskriptif adalah suatu penelitian
3. Metode Pengumpulan Data
yang
Metode
bertujuan
untuk
dalam
mempertahankan
penelitian
yang
Kemampuan
memperoleh
informasi-informasi mengenai keadaan
pengumpulan
data
yang
digunakan sebagai berikut:
yang ada saat ini dan melihat kaitan
a. Wawancara intensif;
antara faktor-faktor yang ada. Penelitian
deskriptif
mencoba
dan
Teknik wawancara digunakan untuk
yang
memperoleh data dengan bertanya
didapat menjadi suatu bentuk penyajian
langsung kepada informan. Teknik ini
yang
dilakukan melalui tanya jawab secara
mengklasifikasikan
memetakan
informasi
sistematis
mengenai
suatu
permasalahan.
langsung
beberapa
ini
aspek
sumber
data
berdasarkan daftar pertanyaan yang
2. Pokus Penelitian
Penelitian
dengan
difokuskan
kepada
penelitian
sebagai
diajukan oleh peneliti.
b. Studi Dokumen;
berikut:
Studi dokumen dilakukan dengan
1.
Kemampuan perempuan menanggapi
meneliti dan melihat keadaan di
usulan dari masyarakat mengenai
lapangan yang berkaitan dengan topik
usulan kegiatan, usulan pendanaan
permasalahan yang diteliti.
dan usulan program di kelembagaan
5. Subyek/Sumber Informasi
daerah.
2.
Subyek dan sumber informasi adalah
Kemampuan perempuan menanggapi
usulan
dari
bawahan
menunjukkan dimana seluruh data dan
mengenai
informasi
usulan kegiatan, usulan pendanaan
yang
dibutuhkan
dalam
penelitian dapat diperoleh. Subyek dan
dan usulan program di kelembagaan
sumber informasi dalam penelitian ini
daerah.
69
adalah seluruh pegawai perempuan yang
sebagai jawaban atas permasalahan yang
menduduki jabatan Eselon II, III dan IV
diteliti.
pada Kelembagaan Daerah Kabupaten
D. GAMBARAN UMUM LOKASI
Lampung Tengah sebanyak 97 orang,
yaitu:
perangkat/satuan
kerja
PENELITIAN
Pemda
Kabupaten Lampung Tengah.
Kabupaten Lampung Tengah saat ini
memiliki wilayah administratif yang
6. Teknik Pengolahan Data
terdiri dari 28 Kecamatan definitif yang
Data dan informasi yang diperoleh
terdiri dari 10 Kelurahan dan 283 Desa.
dalam penelitian akan diolah dengan
Kabupaten
menggunakan teknik pengolahan data
Tengah
yang
terletak di Bagian Tengah Provinsi
sebagai berikut:
a. Seleksi
Lampung
data,
yaitu
teknik
Lampung memiliki luas areal darata lebih
yang
kurang 4.789,82 Km persegi.
dilakukan dengan cara memilih data
Wilayah Kabupaten Lampung Tengah
sesuai dengan permasalahan yang
merupakan wilayah Kabupaten yang
dibahas.
cukup luas dan besar, luas dan besarnya
b. Klasifikasi data, yaitu melihat jenis
wilayah Kabupaten Lampung Tengah
dan hubungannya dengan data yang
merupakan aset daerah yang apabila
diperoleh sesuai dengan permasalahan
mampu dimanfaatkan/ difungsikan secara
yang diteliti.
baik akan mendorong laju/perkembangan
c. Penyusunan data, yaitu melakukan
wilayah Kabupaten Lampung Tengah
penempatan data pada posisi pokok
bahasan
yang
sistematis
untuk
disusun
pada kondisi yang lebih baik dimasa
secara
datang.
memudahkan
Wilayah Kebupaten Lampung
Tengah terdiri dari 28 Kecamatan.
memperoleh pengertian data tersebut.
Penduduk
Kabupaten
Lampung
7. Metode Analisis
Tengah adalah sebanyak 1.109.882 Jiwa,
Analisa data penelitian menggunakan
dengan jumlah penduduk laki-laki =
teknik
kualitatif.
579.852 jiwa dan perempuan 530.030
analisis
jiwa (91,4% dari jumlah penduduk laki-
yang
laki). Pertumbuhan penduduk Kabupaten
dilakukan dengan cara memaparkan,
Lampung Tengah adalah sebesar 1,08%
menggambarkan dan menafsirkan data
pertahun, dengan kepadatan penduduk
hasil penelitian dengan susunan kalimat
238 jiwa per Km2.
analisis
deskriptif
Analisis
kualitatif
adalah
terhadap
data
informasi
dan
70
Daerah
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kemampuan
Perempuan
Menanggapi
Pembangunan
di
keterampilan berfikir atau memutuskan
suatu
Fenomena tentang keterbatasan
menanggapi
usulan
masyarakat
di
perumusan
ekonomi
kelembagaan
daerah
daerah
oleh
di
dalam
kualitas
kelembagaan
menempatkan
perempuan
untuk
Kabupaten
hampir
sebanding
pada
struktur
pemerintahan
perempuan
ekonomi daerah di Kabupaten Lampung
sebagai
Tengah.
2. Kemampuan
memiliki
perempuan
menanggapi usulan
usulan
anggaran
masyarakat Lampung Tengah dibidang
program
pembangunan
pembangunan ekonomi masih rendah.
oleh
manusia
peran
dibidang
seharusnya
perempuan
sumber
keberadaan
di
di
pembiayaan
ekonomi
Kelembagaan
Daerah.
Sebagai salah satu aset daerah dan
bangsa
bawahan
dalam
kegiatan dan
kemampuan dalam menanggapi usulan
aset
dalam
mewujudkan keberhasilan pembangunan
yang
Kondisi ini tentunya menjelaskan bahwa
perempuan
yang
melibatkan
perumus kebijakan relatif masih terbatas.
akses
Daerah
besar bagi Pemerintah Daerah untuk
daerah
daerah
komposisi
daerah memberikan potensi yang sangat
namun dalam kenyataannya komposisi
dalam
dan
dengan laki-laki dalam kuantitas maupun
pengarustamaan
pembangunan
Pemerintah
perempuan
Menteri atau Peraturan Kepala Daerah
gender
peran
daerah.
Lampung Tengah. Dengan jumlah SDM
Kabupaten
Walaupun Pemerintah melalui Peraturan
peran
keberhasilan
penentu kebijakan harus ditingkatkan
Lampung Tengah relatif masih rendah.
meningkatkan
bagi
perempuan pada level atau kelompok
kebijakan
pembangunan
merupakan
ekonomi
Peningkatan
daerah
menunjukkan bahwa akses perempuan
dalam
besar
pembangunan
diajukan
kelembagaan
kebijakan/masalah
potensi
dalam
yang
ditingkatkan.
dalam hal pengetahuan, kecakapan dan
Kelembagaan
perempuan
semakin
Lampung
tidak kalah hebatnya dari kaum laki-laki
oleh
Daerah.
kemampuan
Kabupaten
Kemampuan perempuan saat ini yang
Program
Ekonomi
Masyarakat
Tengah
dalam
Usulan
pada
Kesetaraan gender adalah faktor
daya
intrinsik dari tiap pembangunan, oleh
dan
karena itu peran perempuan dalam
Kelembagaan
71
pembangunan
daerah
tidak
Kabupaten
dapat
Lampung
Tengah
dipungkiri dan dipandang sebelah mata.
merupakan daerah yang sedang dan
Disadari atau tidak peningkatan peranan
selalu membangun bidang dan sendi-
yang ditunjukkan wanita baik dalam
sendi tatanan perekonomian masyarakat
bidang ekonomi maupun sosial menjadi
dan daerah. Oleh sebab itu sumber tenaga
fakta
bahwa
manusia yang berpotensi harus dapat
sebenarnya kaum perempuan atau wanita
dimanfaatkan untuk terus berkembang.
harus diperlakukan secara wajar dan
Demikian juga halnya dengan kaum
sejajar dengan kaum laki-laki dalam
wanita yang jumlahnya di kelembagaan
setiap sendi kehidupan. Padahal selama
daerah hampir sebanding dengan laki-
ini masih terdapat orang-orang tertentu
laki, merupakan sumber manusia yang
yang
memiliki
berpotensi seperti halnya kaum lelaki
banyak sisi kelemahan dalam dalam
yang dapat dijadikan sebagai salah satu
masyarakat maupun dalam keluarga, jika
modal dasar dalam penyelenggaaraan
dibanding dengan kaum lelaki. Kaum
pembangunan ekonomi di Kabupaten
perempuan disetiap tempat saat ini telah
Lampung Tengah.
yang
menganggap
mampu
dalam
harus
diakui
wanita
meningkatkan
menyara
eksistensinya
ekonomi
3. Partisipasi
keluarga,
aktiviti
tugas
dijalankan
perempuan
betapa
besar
dan
posisi
pembangunan
yang
Aspek
yang
penyusunan
dilakukan wanita. Perempuan tidak lagi
yang
menjalankan
di
terpenting
rencana
dalam
pembangunan
ekonomi di kelembagaan Daerah adalah
hanya berperanan sebagai suri rumah
tangga
ekonomi
Kelembagaan Daerah.
menunjukkan
tanggungjawab
usulan
kegiatan/program dan pembiayaan
kemasyarakatan.
Keragaman
dalam
perumusan
mendidik anak-anaknya dan berperanan
dalam
perempuan
menentukan skala prioritas dan sasaran
fungsi
pembangunan. Penentuan skala prioritas
reproduksi, mengurus anak dan suami
dimaksudkan
atau pekerjaan domestik lainnya, tetapi
untuk
menyelaraskan
rencana dengan tingkat kebutuhan paling
sudah aktif berperanan dalam pelbagai
penting
bidang kehidupan, baik sosial, ekonomi
yang
diutamakan
maupun bidang-bidang lainnya.
pembangunan.
mendesak
dalam
Sedangkan
untuk
rencana
penentuan
sasaran adalah menetapkan tujuan-tujuan
72
yang akan dicapai dari pembangunan
investor domestik maupun penanaman
yang
modal
akan
direncanakan,
sekaligus
asing
manfaat atas hasil pembangunan tersebut.
percepatan
Pada
pembangunan
prinsipnya
pembangunan
perencanaan
ekonomi
Kelembagaan
Daerah
oleh
guna
mendukung
pengembangan
ekonomi
dan
daerah
Kabupaten Lampung Tengah.
Kabupaten
2. Pembinaan dan penyaluran bantuan
Lampung Tengah dilaksanakan secara
terhadap pelaku usaha kecil dan
sistematis, terarah, terpadu dan dapat
menengah
diaplikasikan
berbagai
sektor
meningkatkan
pembangunan
ekonomi
daerah.
masyarakat, meningkatkan ekonomi
Penetapan skala prioritas pembangunan
keluarga dan pengentasan kemiskinan
ekonomi
masyarakat.
oleh
Kelembagaan
Daerah
dalam
rangka
usaha
produktif
Kabupaten Lampung Tengah dilakukan
3. Pengadaan sarana dan prasarana fisik
dengan memadukan berbagai aspirasi
yang mendorong peningkatan dan
baik
masyarakat
pengembangan ekonomi masyarakat
maupun pemerintah daerah. Penetapan
yang dapat mendorong pendapatan
prioritas pembangunan ekonomi oleh
daerah Kabupaten Lampung Tengah
Kelembagaan
dari sektor pajak dan retribusi.
yang
berasal
dari
Daerah
Kabupaten
Lampung Tengah memprioritaskan pada
sasaran
pembangunan
pelatihan
kerja
dan
yang
pembinaan keterampilan kerja guna
berkesinambungan, kemaandirian dengan
meningkatkan kemampuan masyarakat
menjaga keseimbangan serta keselarasan
dalam bidang usaha produksi dan jasa
dengan lingkungan dalam rangka untuk
untuk
mendukung pelaksanaan pembangunan
ekonomi daerah dalam berbagai sektor
ekonomi dan pencapai hasil-hasilnya bagi
perekonomian yang selaras dengan
perwujudan kesejahteraan masyarakat.
potensi daerah.
Aspek-aspek
daerah
4. Pelaksanaan
mendongkrak
kemampuan
pembangunan
5. Pelaksanaan program pengembangan
ekonomi oleh Satuan Kerja Kabupaten
serta pengelolaan potensi dan sumber
Lampung Tengah antara lain adalah:
daya
1. Peningkatan
Tengah yang dapat meningkatkan roda
kebijakan
pelayanan
perizinan yang prima kepada warga
dan
meningkatkan
Kabupaten
perekonomian daerah.
masyarakat guna membuka peluang
usaha
alam
minat
73
Lampung
4. Kemampuan
perempuan
Pemberdayaan perempuan,
dalam
P3 dan
mempertahankan/memperjuangkan
Kepala Dinas Kesehatan. Sedangkan
usulan dan program pembangunan
untuk
ekonomi di Kelembagaan Daerah.
selebihnya dipimpimpin oleh laki-laki.
Keterlibatan
berbagai
usulan
kegiatan
program
perempuan
dalam
pada
Dominasi kaum laki-laki sebagai
pengajuan
membuka
Badan/Kantor/Dinas/Instansi
pemegang
jabatan
struktural
sedikit
akses
banyak telah memandulkan kemampuan
perempuan untuk berpartisipasi dalam
perempuan untuk berpartisipasi lebih
perumusan
aktif dan dinamis dalam menetapan
kebijakan
ekonomi
di
pembangunan
Kelembagaan
Daerah.
kebijakan di kelembagaan daerah. Pada
Namun demikian dengan jumlah pejabat
ahirnya dengan berbagai potensi yang
struktural di pemerintahan daerah yang
dimiliki
relatif kecil/sedikit, tentunya kemampuan
kelembagaan daerah, sampai saat ini
perempuan dalam memperjuangkan suatu
masih
usulan kegiatan masih lemah. Begitu juga
perempuan dalam posisi sebagai obyek
dalam hal kewenangan dan kekuasaan
dari suatu kebijakan daripada sebagai
untuk mempengaruhi keputusan dalam
subjek
perumusan kebijakan yang diusulkan.
Kelembagaan
Komposisi
pembangunan ekonomi di Kabupaten
perempuan
yang
masih
terbatas dalam hal perannya sebagai
oleh
kaum
tetap
perempuan
menempatkan
dari
di
kaum
sebuah
kebijakan
Daerah
dibidang
Lampung Tengah.
pemimpin pada jabatan strategis di
F. SIMPULAN DAN SARAN
kelembagaan daerah membuat akses dan
kemampuan
mempertahankan
dan
1. Simpulan
memperjuangkan suatu usulan program
menjadi
tidak
sepenuhnya
Berdasarkan
optimal.
sebelumnya,
Tengah Tahun 2012 terlihat bahwa
sebagai berikut:
tingkat keikutsertaan perempuan hanya
1. Kemampuan
16,7
persen
dari
hasil
penelitian dan pembahasan pada bab
Dalam Musrenbang Kabupaten Lampung
sebesar
uraian
peserta
diperoleh
kesimpulan
dan
pertisipasi
perempuan dalam merespon usulan
Musrenbang, dan dari jumlah tersebut
masyarakat
perempuan
sebagai
ekonomi pada kelembagaan daerah di
pimpinan (pejabat) di tingkat Eselon II
Kabupaten Lampung Tengah masih
hanya 2 orang, yaitu Kepala Badan
relatif
yang
menjabat
74
dalam
lemah.
pembangunan
Kurangnya
akses
dalam
keterbatasan
akses
perempuan
perumusan program disebabkan oleh
menanggapi
usulan,
merumuskan
faktor masih rendahnya komposisi
program kebijakan dan menentukan
perempuan
kebijakan
keterlibatan
perempuan
pada
tingkat
jabatan
yang
diputuskan,
struktural yang ada di kelembagaan
menyebabkan
daerah,
terkadang tidak berjalan, dan sumber
kurangnya
pengalaman
pengetahuan,
dan
kemampuan
daya
usulan
perempuan
di
kegiatan
kelembagaan
perempuan dalam akses perumusan
daerah
program,
sebagai alat pendukung dari kegiatan
penetapan
program
dan
seperti
pelaksanaan program pembangunan
perumusan
ekonomi
Satuan Kerja.
di
kelembagaan
daerah
Kabupaten Lampung Tengah.
2. Kemampuan
mengenai
program
pembiayaan
ekonomi
dalam
usulan
di
dan
dalam
ditempatkan
kebijakan
pada
suatu
4. Sampai saat ini kaum perempuan
perempuan
menanggapi
lebih
belum
sepenuhnya
mampu
bawahan
menempatkan diri untuk berpartisipasi
anggaran
secara
pembangunan
kelembagaan
aktif
kebijakan
daerah
dibidang
dalam
perumusan
Kelembagaan
Daerah
pembangunan ekonomi di
Kabupaten Lampung Tengah relatif
Kabupaten Lampung Tengah. Selain
masih lemah. Dominasi kaum laki-laki
kurangnya pengetahuan, kemampuan
pada
dan
tingkatan
jabatan
struktral
pengalaman
perempuan
di
kelembagaan daerah mengakibatkan
kelembagaan
perampuan kurang memiliki ruang dan
pembangunan ekonomi daerah, masih
gerak yang luas untuk mempengaruhi
rendahnya
penetapan kebijakan rumusan program
perempuan pada jabatan struktural di
pembangunan ekonomi oleh
kelembagaan
Satuan
Kerja di Kabupaten Lampung Tengah.
3. Walaupun
keterampilan
daerah
dalam
komposisi
membatasi
tingkat
pendidikan,
kewenangan
dan
kecakapan
perempuan
kaum
daerah
akses
hal
ternyata
kemampuan,
dan
untuk
kekuasaan
mempengaruhi
perempuan selaku pimpinan pada
keputusan dalam perumusan kebijakan
struktur
yang
pemerintahan
perumus/perancang
dan
usulan
diusulkan.
kemampuan kaum perempuan untuk
kegiatan/program tidak lebih rendah
mempertahankan
dari
memperjuangkan
kaum
laki-laki,
akan
Akibatnya
tetapi
75
dan
program
yang
3. Mengingat
diusulkan menjadi kurang optimal.
tingkat
pendidikan,
Dan dominasi kaum laki-laki sebagai
pengetahuan,
pemegang jabatan struktural ternyata
kemampuan kerja kaum perempuan di
ikut
kelembagaan
berperan
dalam
melemahkan
kecakapan
daerah
dan
Kabupaten
ruang dan gerak bagi perempuan
Lampung Tengah tidak jauh berbeda
untuk mampu berpartisipasi lebih aktif
dan bahkan sama dengan kaum laki-
dan
menetapan
laki, maka hendaknya Pemerintah
kebijakan pembangunan ekonomi di
Daerah dapat memberikan akses dan
kelembagaan daerah.
kesempatan
dinamis
dalam
yang
sama
kepada
aparatur perempuan untuk menduduki
2.
Implikasi
jabatan dalam struktur kelembagaan
Berdasarkan hasil kesimpulan di
daerah.
atas, penulis ingin mengimplikasikan
4. Sebagai aset dan potensi dibidang
beberapa hal sebagai berikut:
sumber
1. Sebagai potensi dan aset daerah
dibidang
penyelenggaraan
umum
kaum
dengan
lebih
ekonomi
ditingkatkan, sehingga terdapat adanya
dan
laki-laki
kelembagaan
daerah
di
perempuan
Kabupaten
Cholil Abdullah., 2000, Isu Gender
dalam Pembangunan di Indonesia
( Buku Fakta; Kantor Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan
RI dan united Nation Population
Fund (UNFPA):Jakarta.
kedudukannya di kelembagaan daerah
akses
di
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.,
2007, Statistik Jender dan
Analisis Provinsi Lampung Tahun
2006: Lampung.
lebih memperjuangkan posisi dan
sehingga
daerah
pembangunan
DAFTAR PUSTAKA
2. Kaum perempuan hendaknya dapat
Lampung
percepatan
tercapai sebagaimana diharapkan.
Kabupaten Lampung Tengah.
Kabupaten
perumusan
dalam
perumusan kebijakan pembangunan
pada
dalam
Lampung Tengah dapat lebih cepat
kesamaan hak dan kewenangan antara
perempuan
laki-laki
kebijakan di kelembagaan daerah,
perempuan pada jabatan struktural di
daerah
hendaknya
ruang dan porsi yang sama dengan
dan
pembangunan, sebaiknya komposisi
kelembagaan
manusia
kaum perempuan diberikan tempat,
tugas
pemerintahan
daya
Tengah,
dalam
perumusan kebijakan pembangunan
daerah menjadi lebih luas.
76
Corner, L. (1997). "Rural development
and Poverty Alleviation in
ASEAN, a Gender, diterjemahkan
oleh Sutopo Bahri: Jakarta.
Mansour Fakih., 2003, Analisis Gender
dan Transformasi Sosial, Pustaka
Pelajar: Yogyakarta.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
15
Tahun
2008,
Tentang
Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengarusutamaan Gender Di
Daerah: Jakarta.
Entis dkk., 1999, Metodologi Penelitian,
Unsri:Palembang.
Hardjito Notopuro., 1979, Peranan
Wanita
dalam
Masa
Pembangunan
di
Indonesia,
Ghalia Indonesia:Jakarta.
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun
Tahunn
2011,
Tentang
Pengarustamaan Gender Dalam
Pembangunan Daerah: Lampung.
Instruksi Presiden RI., 1995, Tentang
Peningkatan Peranan Wanita
dalam
Pembangunan
Didaerah:Jakarta.
Sa’id
Ihromi., 1994, Peranan dan Kedudukan
Wanita Indonesia, Gajah Mada
Universitas Press:Yogyakarta.
Al-Afghani., 2001, Pimpinan
Wanita Di Kancah Politik,
Pustaka Pelajar LP2EF: Surabaya.
Singarimbun dan Effendi., 2003, Metode
Penelitian
Survei;
LP3ES:Yogyakarta.
Koentjaraningrat., 1993, Metode-metode
Penelitian
Masyarakat,
Gramedia:Jakarta.
Sutrisno Hadi.,
Research.
Psykologi
Liza Hadiz., 2004, Perempuan Dalam
Wacana Politik Orde Baru,
LP3ES: Jakarta.
77
1986, Metodologi
Penerbit
Fakultas
UGM:Yogyakarta.