LATAR BELAKANG 8. BUKU PEDOMAN PEMETAAN

2 Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Sementara ayat 2 menyatakan bahwa untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan SNP dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertiikasi. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan yang dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas. Salah satu alat untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan tersebut adalah evaluasi diri sekolah EDS. Sedangkan dalam pasal 92 ayat 8 PP 19 Tahun 2005 disebutkan bahwa Menteri menerbitkan pedoman program penjaminan mutu satuan pendidikan pada semua jenis, jenjang dan jalur pendidikan. Sejalan dengan diterbitkannya Permendiknas No. 63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan SPMP, sejak tahun 2010 Kementerian Pendidikan Nasional sekarang disebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengupayakan tercipta budaya mutu pendidikan dengan mendorong terlaksananya proses penjaminan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Sekolah diberikan peningkatan kapasitas untuk dapat melakukan EDS secara mandiri dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan dengan mengacu kepada hasil EDS tersebut. Dari sisi pemerintah, dengan mengacu pada Permendiknas No. 63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan SPMP pasal 20 dimana dinyatakan salah satu jenis kegiatan penjaminan mutu pendidikan adalah evaluasi dan pemetaan mutu satuan atau program pendidikan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota. Pemetaan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 3 melalui berbagai cara, salah satunya dengan berbasis EDS. Pemetaan mutu berbasis EDS ini telah dilakukan sejak tahun 2010 dengan sasaran terbatas. Pada tahun 2013 pemetaan mutu pendidikan dengan mengikuti pola evaluasi diri sekolah EDS ini dilaksanakan dengan sasaran semua satuan pendidikan dari SD, SMP, SMA, dan SMK. Pemetaan ini diharapkan dapat berfungsi ganda sebagai acuan dalam melakukan evaluasi diri di tingkat sekolah serta sekaligus memetakan mutu pendidikan pada tingkat pusat maupun daerah. Pelaksanaan pemetaan ini melibatkan banyak instansi yang terkait seperti Sekretariat BPSDMPK-PMP, Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan LPMP, Dinas Pendidikan KabupatenKota, dan Sekolah. Besarnya jumlah satuan pendidikan yang menjadi sasaran pemetaan mutu tahun 2013 dan banyaknya pihak yang berpartisipasi dalam kegiatan ini mendorong Badan PSDMPK-PMP untuk mengoptimalkan berbagai sumber daya yang ada. Salah satu bentuk optikmalisasi adalah dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi serta mengintegrasikan proses pemetaan ini dengan proses pemutahiran NUPTK yang saat ini menjadi sala satu media yang sangat penting dalam menjamin memberikan identitas yang baku bagi para pendidik dan sekaligus sebagai acuan dalam melakukan pembinaan dan pengembangan guru. Berdasarkan hal tersebut maka perlu di integrasikan antara data yang ada dalam NUPTK dengan pelaksanaan EDS. Dengan demikian sangat diperlukan suatu panduan pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan dalam rangka mengintegrasikan veriikasi dan validasipemutahiran NUPTK dengan EDS. 4 Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan

B. DASAR HUKUM

Dasar hukum Pemetaan Mutu Pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 3. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru 4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan. 5. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan SNP. 6. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Tentang Standar Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan. 7. Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualiikasi Akademik dan Kompetensi Guru 8. Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. 9. Permenegpan dan RB No. 16 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional guru dan Angka Kreditnya 10.Permenegpan dan RB No. 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas sekolah 11.Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya 12.Permendiknas No. 44 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Permendiknas No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010- 2014. 13.Permendiknas Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 5 dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional, dan diperbaharui Permendikbud No.1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 13.Permendikbud No. 37 dan 38 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan 14.Permendikbud No. 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Permendiknas No. 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelyanan Minimal Pendidikan Dasar.

C. TUJUAN

Tujuan penyusunan panduan pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan untuk memberikan acuan dan arah kegiatan para pelaksana sehingga pemetaan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan cepat, akurat, akuntabel dan berkesinambungan berbasis pada NPSN dan NUPTK.

D. SASARAN

Panduan pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan ditujukan ke : 1. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan BPSDMPK-PMP sebagai Pedoman dalam Pembinaan 2. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan LPMP sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan di satuan pendidikan sekolah 3. Dinas Pendidikan KabupatenKota sebagai acuan dalam membina dan mengembangkan satuan pendidikan sekolah 4. Sekolah sebagai acuan teknis dalam melakukan evaluasi