11
1.6 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikran bertujuan untuk merumuskan menggambarkan jalannya penrlitian yang akan digambarkan pada gambar berikut:
Gambar 1.2 KERANGKA PEMIKIRAN
Tarif merupakan faktor utama dalam pemilihan moda Tarif haruslah sebanding dengan pelayanan
- Jenis Kelamin
- Usia
- Pendapatan
- Frekuensi menggunakan TMB
- Keamanan
- Kenyamanan
- Keselamatan
- Kecepatan
- Ketepatan
- Persepsi Tarif
Ability to pay pengguna jasa TMB
Willingnes to pay pengguna jasa TMB Karakterstik pengguna TMB
- Frekuensi Perjalanan
- Alokasi total biaya transportasi
- Alokasi biaya untuk TMB
- Rekomendasi tarif
- Penghasilan
Hasil evaluasi tarif TMB Evaluasi tarif TMB
12
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk memberkan gambaran menyeluruh mengenai isi laporan ini, maka pada sub bab ini menjelaskan tentang sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang pendahuluan dalam penelitian yang terdari dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup yang terdiri dari
ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah, metodologi penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ni akan dibahas mengenai Angkutan umum, angkutan umum massal, pelayanan angkutan umum misal tarif angkutan, analisis Willingness to Pay
WTP dan Ability to Pay ATP.
BAB III GAMBARAN UMUM
Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai gambaran umum yang meliputi: Gambaran umum pelayanan TMB yang terdiri dari tujuan pengoperasian,
pelayanan TMB, dan standar pelayanan minimal TMB, serta pelayanan koridor 2
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai Willingness to Pay WTP dan Ability to Pay ATP Pengguna Trans Metro Bandung TMB di koridor 2 Cicaheum-
Cibeureum.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan secara keseluruhan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian pada bab sebelumnya mengenai evaluasi tarif trans metro bandung
menggunakan ATP dan WTP dengan studi kasus trans metro bandung. Selain itu pada bab ini menjelaskan mengenai rekomendasi, kelemahan studi, serta studi
lanjutan.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas mengenai angkutan umum, angkutan umum massal, pelayanan angkutan umum massal tarif angkutan, analisis Willingness to
Pay WTP dan Ability to Pay ATP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini.
2.1 Terminologi Evaluasi
Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebaga kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi,
implementasi dampak. Dalam hal ini, evaluasi dipandang sebagai sesuatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap
akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalah-masalah
kebijakan, program-program yg diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan Dunn, 1999.
Pada umumnya evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk meramalkan,
memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program ke depannya agar jauh lebih baik.
Evaluasi lebih bersifat melihat kedepan daripada melhat kesalahan-kesalahan dimasa lalu, dan ditunjukan pada upaya peningkatan
kesempatan dem keberhasilan program. Dengan demikian misi dari evaluasi itu adalah perbaikan atau penyempurnaan di masa mendatang atas suatu program.
Evaluasi memainkan sejumlah fungsi utama dalam analisis kebijakan. Menurut Dunn fungsi evaluasi, yaitu:
1. Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja
kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini, evaluasi mengungkapkan
seberapa jauh tujuan, tujuan tertentu dan target tertentu telah dicapai, 2.
Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan
mengidentifikasikan dan mengoprasikan tujuan dan target. Nilai juga dikritik