Algoritmanya adalah sebagai berikut:
1.  Mula-mula  diperiksa  jumlah  pixel  objek  yang  bernilai  1,  N,  di  dalam jendela  3  X  3 pixel.
2.  Jika  N  kurang  atau  sama  dengan  2,  tidak  ada  aksi  yang  dilakukan  karena  di dalam jendela terdapat ujung lengan objek.
3.  Jika  N  lebih  besar  dari  7,  tidak  ada  aksi  yang  dilakukan  karena  dapat menyebabkan pengikisan erosion objek.
Gambar 2. 5 a Penghapusan pixel pinggir menyebabkan ketidakterhubungan,
b penghapusan pixel pinggir memperpendek lengan objek, c notasi pixel yang digunakan untuk memeriksa keterhubungan.
4.  Jika  N  lebih  besar  dari  2,  periksa  apakah  penghilangan  pixel  tengah menyebabkan objek  tidak  terhubung.  Ini  dilakukan  dengan  membentuk barisan  p1p2p3…p8p1.  Jika
jumlah peralihan 0 ® 1 di dalam barisan tersebut sama dengan 1, berarti hanya terdapat satu komponen terhubung di dalam jendela 3 X 3. Pada kasus ini, dibolehkan menghapus
pixel  tengah  yang bernilai  1  karena  penghapusan  tersebut  tidak  mempengaruhi keterhubungan.
2.3     Ekstraksi Fitur
Ekstraksi  fitur  adalah  proses  pengukuran  terhadap  data  yang  telah  dinormalisasi  untuk membentuk sebuah nilai fitur. Nilai fitur digunakan oleh pengklasifikasi untuk mengenali
unit masukan dengan unit target keluaran dan memudahkan pengklasifikasian karena nilai
Universitas Sumatera Utara
ini  mudah  untuk  dibedakan  Pradeep  et.  al,  2011.  Secara  luas,  fitur  adalah  semua  hasil pengukuran yang bisa diperoleh. Fitur juga bisa menggambarkan karakteristik objek yang
dipantau Putra, 2009. Contoh dari fitur level rendah adalah intensitas sinyal. Fitur bisa berupa  simbol,  numerik  atau  keduanya.  Contoh  dari  fitur  simbol  adalah  warna.  Contoh
dari  fitur  numerik  adalah  berat.  Fitur  bisa  diperoleh  dengan  mengaplikasikan  algoritma pencari fitur pada data masukan.
Fitur dapat dinyatakan dengan variabel kontinu, diskret atau diskret-biner. Fitur biner dapat  digunakan  untuk  menyatakan  ada  tidaknya  suatu  fitur  tertentu.  Fitur  yang  baik
memiliki  syarat  berikut,  yaitu  mudah  dalam  komputasi,  memiliki  tingkat  keberhasilan yang  tinggi  dan  besarnya  data  dapat  diperkecil  tanpa  menghilangkan  informasi  penting
Putra, 2009.
2.4     Diagonal Based Featured Extraction
Diagonal  Based  Feature  Extraction  adalah  proses  untuk  mengenali  karakter  tulisan dengan metode offline di dalam pengerjaannya Pradeep, et.al, 2011. Setiap citra karakter
berukuran  90  x  60  piksel  kemudian  dibagi  menjadi  54  zona  yang  sama,  dan  masing  – masing zona berukuran 10 x 10 piksel. Fitur yang akan di ekstraksi dari setiap zona piksel
dengan bergerak secara diagonal dari tiap zona yang masing – masing berukuran 10 x 10 piksel.  Setiap  zona  memiliki  19  garis  diagonal  dan  foreground  pixel  yang  ada  disetiap
baris diagonal dan dijumlahkan untuk mendapatkan sub-fitur tunggal. Kemudian,  nilai  dari  19  sub-fitur  ini  dibagi  rata  untuk  mendapatkan  satu  nilai  fitur
dan ditempatkan di zona yang sesuai. Prosedur ini dilakukan berulang secara berurutan di semua zona. Apabila ada suatu zona yang garis diagonal nya bernilai kosong, maka nilai
fitur  yang  sesuai  dengan  zona  tersebut  adalah  0.  Untuk  lebih  jelas  dapat  dilihat  seperti pada gambar 2.6.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 Diagonal Based Featured Extraction Pradeep et al.2011
Algoritma diagonal based feature extraction Pradeep et al. 2011 : 1.  Hitung  histogram  diagonal  setiap  zona.  Histogram  diagonal  adalah  banyaknya
piksel  hitam  setiap  diagonal  pada  satu  zona.  Setiap  zona  memiliki  19  nilai histogram  diagonal  yang  disebut  Histds,  dimana  1  ≤  d  ≤  19.  Secara  jelas  dapat
dilihat pada gambar 2.7.
Gambar 2.7  Histogram Diagonal Zona Pradeep et al. 2011
2.  Hitung  nilai  fitur  setiap  zona,  yaitu  rata-rata  histogram  setiap  zona,  disebut  Zn dimana 1 ≤ n ≤ 54.
Universitas Sumatera Utara
Zn = 19
3.  Hitung rata-rata zona setiap baris, disebut Bi, dimana 1 ≤ i ≤ 9. Bi =
6 Baris 1 = Z1+Z2+Z3+Z4+Z5+Z6 6
Baris 2 = Z7+Z8+Z9+Z10+Z11+Z12 6 Baris 3 = Z13+Z14+Z15+Z16+Z17+Z18 6
Baris 4 = Z19+Z20+Z21+Z22+Z23+Z24 6 Baris 5 = Z25+Z26+Z27+Z28+Z29+Z30 6
Baris 6 = Z31+Z32+Z33+Z34+Z35+Z36 6 Baris 7 = Z37+Z38+Z39+Z40+Z41+Z42 6
Baris 8 = Z43+Z44+Z45+Z46+Z47+Z48 6 Baris 9 = Z49+Z50+Z51+Z52+Z53+Z56 6
4.  Hitung rata-rata zona setiap kolom, disebut Kj, dimana 1 ≤ j ≤ 6 Kj =
9 Kolom 1 = Z1+Z7+Z13+Z19+Z25+Z31+Z37+Z43+Z49 9
Kolom 2 = Z2+Z8+Z14+Z20+Z26+Z32+Z38+Z44+Z50 9 Kolom 3 = Z3+Z9+Z15+Z21+Z27+Z33+Z39+Z45+Z51 9
Kolom 4 = Z4+Z10+Z16+Z22+Z28+Z34+Z40+Z46+Z52 9 Kolom 5 = Z5+Z11+Z17+Z23+Z29+Z35+Z41+Z47+Z53 9
Kolom 6 = Z6+Z12+Z18+Z24+Z30+Z36+Z42+Z48+Z54 9
2.5     Jaringan Syaraf Tiruan