Wahyu Purnama,  2014 Perbedaan Partisipasi Siswa Putri D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani D i Sd, Smp D an
Sma Negeri Se-Kecamatan Ujungberung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hubungan,  disamping  dengan  para  anggota  keluarga,  juga  dengan  teman  sebaya
peer group
, sehingga  ruang  gerak hubungan sosialnya  bertambah  luas.”
Pada  usia  ini,  anak  mulai  memiliki  kesanggupan  menyesuaikan  diri  sendiri egosentris  kepada  sikap  bekerja  sama  atau  sosiosentris  mau  memerhatikan
kepentingan  orang  lain.  Anak  mulai  berminat  terhadap  kegiatan-kegiatan  teman sebaya,  dan  bertambah  kuat  keinginannya  untuk  diterima  menjadi  anggota
kelompok  gang,  dan  merasa  tidak  senang  apabila  tidak  diterima  oleh kelompoknya.
b. Karakteristik  Siswa SMP
Masa  remaja  merupakan  segmen  kehidupan  yang  penting  dalam  siklus perkembangan  siswa,  dan  merupakan  masa  transisi  dari  masa  anak  ke  masa
dewasa  yang  diarahkan  kepada  perkembangan  masa  dewasa  yang  sehat    Pikunas dalam  Hartinah  2008:201.
Dilihat  dari  segi  usia,  siswa  SMP  termasuk  fase  atau  masa  remaja.  Fase remaja  merupakan  salah  satu  periode  dalam  rentang  kehidupan  siswa.  Menurut
konopka  dalam  Hartinah  2008:201  fase  ini  meliputi  1  remaja  awal  :  12-15 tahun,  2  remaja  madya  :15-18  tahun,  3  remaja  akhir  :  19-22  tahun.  Jka  dilihat
dari  klasifikasi  usia  tersebut,  maka  siswa  sekolah  pertama  termasuk  ke  dalam kategori  remaja  awal.
Dalam pertumbuhan
dan perkembangannya,
Hartinah 2008:201
memaparkan  mengenai  karakteristik  aspek-aspek  perkembangan  yang  terjadi  pada masa  remaja,  sebagai  berikut  :
1. Aspek Fisik Secara  fisik,  masa  remaja  ditandai  dengan  matangnya  organ-organ  seksual.
Remaja  pria  mengalami  pertumbuhan  pada  organ  testis,  penis,  pembuluh  mani dan  kelenjar  prostat.  Sementara  remaja  wanita  ditandai  dengan  tumbuhnya  rahim,
vagina  dan  ovarium.  Matangnya  organ-organ  seksual  ini  memungkinkan  remaja wanita  mengalami
menarche menstruasihaid pertama
. 2. Aspek Intelektual  Kognitif
Wahyu Purnama,  2014 Perbedaan Partisipasi Siswa Putri D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani D i Sd, Smp D an
Sma Negeri Se-Kecamatan Ujungberung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Masa  remaja  sudah  mencapai  tahap  perkembangan  berfikir  operasional formal.  Tahap  ini  ditandai  dengan  kemampuan  berfikir  abstrak  seperti
memecahkan  persamaan  aljabar,  idelistik  seperti  berfikir  tentang  ciri-ciri  ideal dirinya,  orang  lain  dan  masyarakat,  dan  logis  seperti  menyusun  rencana  untuk
memecahkan  masalah. Pada  masa  ini  terjadi  reorganisasi  lingkaran  syaraf  Lobe  Frontal  yang
berfungsi  sebagai  kegiatan  kognitif  tingkat  tinggi,  yaitu  kemampuan  merumuskan perencanaan  dan pengambilan  keputusan.
3. Aspek Emosi Masa  remaja  merupakan  puncak  emosionalitas.  Pertumbuhan  organ-organ
seksual  mempengaruhi  emosi  atau  perasaan-perasaan  baru  yang  belum  dialami sebelumnya,  seperti  :  rasa  cinta,  rindu  dan  keinginan  untuk  berkenalan  lebih  intim
dengan  lawan  jenis.  Pada  usia  remaja  awal  SMP,  perkembangan  emosinya menunjukan  sifat  yang  sensitif  dan  reaktif  kritis  yang  sangat  kuat  terhadap
berbagai  peristiwa  atau  situasi  sosial,  emosinya  sering  bersifat  negatif  dan tempramental.  Kondisi  ini  terjadi,  terutama  apabila  remaja  itu  hidup  di  lingkungan
terutama  keluarga  yang  tidak  harmonis. 4. Apek Sosial
Pada  masa  ini  perkembangan
social  cognition
,  yaitu  kemampuan memahami  orang  lain.  Kemampuan  ini  mendorong  remaja  untuk  menjalin
hubungan  sosial  dengan  teman  sebaya.  Masa  ini  juga  ditandai  dengan berkembangnya  sikap
conformity
konformitas,  yaitu  kecenderungan  untuk meniru,  mengikuti,  opini,  pendapat,  nilai,  kebiasaan,  kegemaran  atau  keinginan
orang  lain.  Perkembangan  konformitas  ini  dapat  berdampak  positif  atau  negatif bagi  remaja  sendiri,  tergantung  kepada  siapa  atau  kelompok  mana  dia  melakukan
konformitas. 5. Aspek Kepribadian
Masa  remaja  merupakan  saat  berkembangnya
self-identity
kesadaran  akan identitas  atau  jati  dirinya.  Remaja  dihadapkan  kepada  berbagai
pertanyaan  :  “who am i,siapa  saya?”  keberadaan dirinya;  akan menjadi  apa saya?
Wahyu Purnama,  2014 Perbedaan Partisipasi Siswa Putri D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani D i Sd, Smp D an
Sma Negeri Se-Kecamatan Ujungberung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masa  depan;  apa  peran  saya?  kehidupan  sosial;  dan  mengapa  saya  harus beragama?  kehidupan  beragama.  Apabila  remaja  berhasil  memahami  dirinya,
peran-peranya  dalam  kehidupan  sosial,  dan  memahami  makna  hidup  beragama, maka  dia  akan  menemukan  jati  diriya,  dalam  arti  dia  akan  memiliki  kepribadian
yang  sehat.  Sebaliknya  apabila  dia  gagal,  maka  dia  akan  mengalami  kebingungan atau  kekacauan,  sehingga  dia  cenderung  memiliki  kepribadian  yang  tidak  sehat.
c. Karakteristik  Siswa  SMA